Anda di halaman 1dari 2

PRAKTIKUM IV

ARGENTOMETRI

I. Tujuan Percobaan
Menentukan kadar NaCl dalam injeksi infus secara argentometri Mohr
II. Dasar Teori
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan
senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO 3) pada
suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga metode pengendapan karena
pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relative tidak larut atau
endapan (Gandjar dan Rohman, 2010).
Reaksi yang mendasari adalah:
AgNO3 + HCL  AgCl5 + NO3
Sebagai indikator digunakan kalium kromat yang menghasilkan warna merah dengan
adanya kelebihan ion Ag+. Titrasi yang lebih banyak dapat digunakan adalah titrasi
balik, kelebihan AgNO3 ditambahkan ke dalam sampel yang mengandung ion klorida
atau bromida. Kelebihan AgNO3 kemudian dititrasi dengan ammonium tiosianat dan
fero sulfat sebagai indikator kelebihan SCN- (Watson, 2009).
AgNO3 + NH4SCN  AgSCN + NH4NO3
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yaitu:
1. Metode Mohr
Dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana
netral dengan larutan baku perak nitrat dengan menambhakan larutan kalium
kromat sebagai indikator. Metode ini disebut juga dengan titrasi langsung. Pada
permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah tercapai titik
ekivalen maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dan
membentuk endapan perak kromat berwarna merah.
2. Metode Volhard
Digunakan untuk menetapkan kadar klorida, bromida, dan iodida dalam suasana
asam dengan menambahkan larutan perak nitrat dan kelebihan perak nitrat
dititrasi kembali dengan larutan baku kalium atau tiosianat, dengan menggunakan
indikator besi (III) ammonium sulfat yang memebntuk warna merah. Metode ini
disebut juga dengan titrasi tidak langsung.
3. Metode K. Fajans
4. Metode Liebig
Pada metode ini, titik akhir titrasi tidak ditentukan dengan indikator, akan tetapi
ditentukan dengan kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan pada
larutan alkali akan terbentuk endapan tetapi pada penggojokan akan larut kembali
karena terbentuk kompleks sianida yang stabil dan larut.
III. Alat dan Bahan
A. Alat
Erlenmeyer
Beker glass
Buret
Pipet volume
Labau ukur
Batang pengaduk
Cororng kaca
B. Bahan
Baku primer NaCl 0,05 N 50 mL
Baku sekunder AgNO3 0,05 500 mL
Indikator K2CrO4
Sampel (infus NaCl)
Aquades
IV. Prosedur Kerja
Pembuatan reagen
a. Pembuatan baku primer NaCl 0,05 N 50 mL
- Timbang NaCl sesuai perhitungan secara seksama
- Larutkan ke dalam beker glass
- Masuukkan ke dalam labu ukur 50 mL
- Tambahkan akuades hingga tanda batas
- Kocok hingga homogen
volume NaCl(ml ) BM
Gram NaCl = x N NaCl x
1000 ml EV

b. Pembuatan baku sekunder AgNO3 0,05 N 500 mL


- Timbang AgNO3 secara perhitungan
- Masukkan ke dalam beker glass
- Tambahkan akuades sampai tanda batas
- Aduk hingga homogen
volume AgNO3 (ml) BM
Gram AgNO3 = x N AgNO 3 x
1000 ml EV

c. Standarisasi NaCl dengan AgNO3


- Pipet 5 mL larutan NaCl 0,05 N, masukkan erlenmeyer
- Tambahkan 2-3 tetes indikator K2CrO4
- Titrasi dengan AgNO3 ada endapan merah coklat muda
- Lakukan titrai secara triplo
d. Penetapan Kadar Sampel
- Pipet 5 mL sampel, masukkan erlenmeyer
- Tambahkan 2-3 tetes indikator K2CrO4
- Titrasi dengan AgNo3 ada endapan merah coklat muda
- Lakukan titrasi secara triplo
V. Data Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai