Anda di halaman 1dari 5

BAB II

ISI

A. Pengertian pengawet urin


Idealnya, specimen yang digunakan untuk analisis urin adalah menggunakan
urin segar. Bila tidak memungkinkan harus diberi perlakuan khusus atau penambahan
zat tertentu agar kualitas urin tetap terjaga. Bahan tersebut merupakan pengawet
urin, yaitu suatu bahan yang digunakan untuk mencegah penguraian komponen yang
terdapat dalam urine (kecuali yang terdapat dalam urine (kecuali elektrolit), cairan
tubuh lain oleh bakteri dan jamur.
Ada waktu untuk urin untuk disimpan pada jangka waktu lama sesuai
rekomendasi. Ini sangat berguna bila spesimen akan dikirim ke laboratorium komersil
untuk dianalisis. Ada beberapa pengawet yang dapat ditambahkan pada spesimen
namun perlu dipertimbangkan pengaruhnya terhadap prosedur pemeriksaan. Untuk
alasan ini, untuk keperluan analisis urin rutin tidak direkomendasikan.1

B. Tujuan pengawetan urin


Dalam kenyataannya, tidak setiap urin segar dapat dilakukan pemeriksaan
seketika, namun adakalanya urin harus didiamkan terlebih dahulu beberapa lama
sebelum melakukan pemeriksaan, untuk menghambat perubahan sususnannya urin
harus diberi pengawet. Pengawetan urin memiliki tujuan penting untuk menjaga
integritas urin, yaitu mencegah rusaknya elemen di dalam urin dan mencegah
rusaknya bahan yang terlarut di dalam urin serta mencegah pertumbuhan mikroba
pada urin tersebut . Pencegahan tersebut dilakukan dengan menyimpan langsung
spesimen urin yang baru dikumpulkan kedalam refrigrator , dan jika dibutuhkan
tambahkan bahan – bahan kimia untuk pengawetannya.
Jika urin disimpan, mungkin terjadi perubahan susunan oleh kuman – kuman.
Kuman – kuman biasanya ada karena urine untuk pemeriksaan biasa tidak dikumpulkan
dan ditampung secara steril. Kuman – kuman mencerai ureum dengan membentuk
amoniak dan karbondiokxida. Amoniak menyebabkan pH urine menjadi lindi dan
terjadilah pengendapan calcium dan magnesium fosfat. Reaksi lindi juga merusak
silinder. Sebagian dari amoniak hilang ke udara sehingga urine itu tidak dapat dipakai
lagi untuk penetapan ureum. Selain itu juga glukosa akan dicerai oleh kuman – kuman
sehingga hilang dari urine.

1
/Downloads/pdfdokumen.com_pengawet-urin.pdf
Spesimen urin yang dibiarkan pada suhu ruangan akan segera mulai terurai,
terutama karena adanya bakteri pada sampel. Urea-splitting bacteria, bakteri ini
menghasilkan amoniak, sehingga meningkatkan pH urin. Peningkatan pH akan
berakibat penguraian atau pemecahan kumpulan sel-sel (cast) yang mungkin ada di
urin, kerena kumpulan sel ini mudah larut dalam larutan basa. Bila glukosa ada, maka
bakteri dapat menggunakan molekul ini sebagai sumber energi yang kemudian
berakibat negatif palsu pada kasus glikosuria. Bahkan bila kontaminasi bakteri tidak
ada, komponen urin seperti sel-sel darah merah dan silinder atau kumpulan sel darah
merah akan rusak bahkan tidak ada. Sebaliknya bila pH rendah dan berat jenis urin
tinggi (>1,015) berkurangnya akan tambah banyak terutma bila tanpa pengawet
Urine yang disimpan juga berubah susunannya tanpa adanya kuman : asam urat
dan garam – garam urat mengendap. Teristimewa pada suhu rendah. Selain itu, urine
simpanan berubah susunannya oleh proses-proses oxidasi, hidrolisis dan oleh pengaruh
cahaya (fotodegradasi). Sebelum melakukan pemeriksaan, semua bahan yang
mengendap harus dicampur lebih dulu dengan cairan-atas lagi dengan mengocok urine
itu.2

C. Macam-macam sampel urin untuk pemeriksaan


1. Urin sewaktu
Urin ini dihunakan untuk bermacam-macam pemeriksaan, yaitu yang dikeluarkan
pada satu waktu yang tridak ditentukan dengan khusus.urin ini biasanya cukup baik
untuk pemeriksaan rutin menyertai pemeriksan badan tanpa pendapat khusus.

2. Urin pagi
Yang dimaksud dengan urin pagi adalah urin yang pertama-tama dikeluarkan pada
pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini lenih pekat dari urin yang dikeluarkan siang
hari, jadi baik untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein dan baik juga untuk
pemeriksaan hormone kehamilan (HCG).

3. Urin postprandial
Sampel urin ini berguna untuk pemeriksaan terhadap glukosuria, ia merupakan urin
yang pertama kali dilepaskan 1-3 jam sehabis makan. Urin pagi tidak baik untuk
pemeriksaan penyaring terhadap adanya glukosuria.

4. Urin 24 jam
Urin 24 jam digunakan untuk penetapan kuantitatif sesuatu zat dalam urin dan
sebagai angka analisa. Cara pengumpulannya sebagai berikut ; misalnya jam 7 pagi
penderita mengeluarkan urinnya, urin ini dibuang. Semua urin yang dikeluarkan
kemudian, termasuk juga urin jam 7 pagi esok harinya, harus ditampung dalam
botol urin yang tersedia dan dicampur.

2
gandasoebrata
Adakalanya urin 24 jam itu ditampung terpisah-pisah dalam beberapa botol
dengan maksud tertentu. Hal itu dapat dilakukan pada diabetes mellitus untuk
melihat banyaknya glukosa yang dikeluarkan dari santapan satu ke santapa
berikutnya. Sampel pertama ialah urin dari pagi sampai makan siang, sampel kedua
dari makan siang sampai makan malam dan yang ketiga dari makan malam sampai
makan pagi esok harinya.
Dalam menjalankan pemeriksaan terhadap faal suatu organ mungkin
diperlukan urin yang dikumpulkan secara khusus pula. Hal itu akan diterangkan
pada cara melakukan percobaan yang bersangkutan.

5. Urin 3 gelas dan urin 2 gelas pada laki-laki


Penampungan secara ini dilakukan pada pemeriksaan urologik dan
dimaksudkan untuk mendapat gambaran tentang letaknya radang atau lesi
lain yang mengakibatkan adanya nanah atau darah dalam urin seorang lai-laki.
Cara penampungan tiga gelas dimulai dengan instruksi kepada
penderita bahwa ia beberapa jam sebelum pemeriksaan dilakukan tidak ble
berkemih. Sediakanlah tiga gelas,sebaiknya gelas sediment, yaitu gelas yang
dasarnya menyempit guna memudahkan mengendapnya sediment dan agar
sediment itu mudah terlihat dengan mata berkala.
Penderita harus berkemih langsung kedalam gelas-gelas itu tanpa
menghentikan alirannya :
a. Ke dalam gelas pertama ditampung 20-30 ml urin yang mula-mula keluar.
Urin ini terutama berisi sel-sel dari pars anterior dan pars prostatica
urethere meskipun ada yang dihanyutkan urin, meskipun ada juga
sejumlah kecil sel-sel dari tempat yang lebih proksimal.
b. Ke dalam gelas kedua dimasukkan urin berikutnya, kecuali beberapa ml
yang terakhir dikeluarkan, urin dalam gelas kedua mengandung terutama
nsur-unsur dari kantong kencing.
c. Beberapa ml terakhir ditampung dalam gelas ketiga, urin ini diharapkan
akan mengandung undur-undur khusus dari pars prostatica urethere serta
getah prostat yang terperas keluar pada akhirnya berkemih.3

D. Jenis-jenis pengawet urin


1. Secara fisik
Secara fisik urin disimpan pada suhu 4°C dalam refrigrator dan urin tersebut dimasukkan
terlebih dahulu kedalam botol tertutup untuk memperkecil perubahan susunan urin oleh
kuman – kuman . Idealnya spesimen tersebut harus dikirim ke laboratorium dan dianalisis
dalam waktu 1 jam setelah pengumpulan . atau dengan suhu dibawah 20 °C sampel urin
akan bertahan selama tiga bulan.4

2. Secara kimia

3
gandasoebrata
4
/Downloads/bbc313_slide_anti_koagulansia_-_pengawet_dan_sampling.pdf
1. Toluene
Pengawet ini banyak dipakai; hampir mendekati sifat pengawet “ all round”
perombakan urine oleh kuman dihambat, lebih-lebih dalam keadaan dingin; baik sekali
dipakai untuk mengawet glukosa, aseton dan asam aseto-asetat. Pakailah sebanyak 2-5
ml toluene untuk mengawet urine 24 jam; jumlah itu dimasukkan ke dalam botol
penampung. Dan setiap kali ditambahkan urine, botol harus dikocok baik-baik. Dosis
dari toluene ini adalam 3 ml/liter urin.

2. Thymol
Sebutir thymol sebagai pengawet mempunyai daya seperti toluene juga, tetapi lebih
apesifik untuk mempertahankan kadar gula dan dinding sedimen. Kalau jumlah thymol
terlalu banyak ada kemungkinan terjadi hasil positif palsu pada reaksi terhadap
proteinuria dengan cara pemanasan dengan asam asetat. Pengawet ini Tidak
mengganggu pemeriksaan protein, elektrolit, glukosa, kreatinin, keton dan bilirubin.
Dosis :
- 1-2 tablet/liter urine.
- larutan 10 % Thymol dalam -larutan 10 % Thymol dalam propanol , Dosis:
5ml/urine 24 jam.

3. Formaldehida 40%
Khusus dipakai untuk mengawetkan sedimen; mengawetkan sedimen penting sekali
bila hendak mengadakan penilaian kuantitatif atas unsure-unsur dalam sediment.
Pakailah sebanyak 1-2 ml larutan formaldehida 40% untuk mengawetkan urine 24 jam.
Campur baik – baik tiap kali ditambah urine. Kelemahan: jika jumlahnya terlalu besar,
mungkin mengadakan reduksi pada test Benedict dan mengganggu test Obermayer
untuk menyatakan adanya indikan. Tidak dianjurkan untuk pemeriksaan gula
(menggangu reaksi reduksi )

4. Asam sulfat pekat


Asam ini dipakai untuk mengawet urine guna penetapa kuantitatif kalsium, nitrogen
dan kebanyakan zat inorganik lain. Jumlah yang harus diberikan ialah sebanyak itu
hingga pH urine tetap lebih rendah dari 4,5 (control dengan kertas nitrazin). Reaksi
asam mencegah terlepasnya N dalam bentuk amoniak dan mencegah juga terjadinya
endapan kalsium fosfat. Dosis ditentukan dengan cara mengusahakan pH urine tetap
4,5 (menggunakan kertas nitrazin).

5. Natrium karbonat
Khusus dipakai untuk mengawetkan urobilinogen jika hendah menentukan ekresinya
per 24 jam. Masukkanlah kira-kira 5 gram natrium-karbonat dalam botol penampung
bersama dengan beberapa ml toluene. Pengawet harus menggunakan botol berwarna.5

6. Natrium florida
Pengawet ini digunakan untuk mencegah glukosasel/glikolisis dan menghambat
pertumbuhan bakteri. Digunakan pada pemeriksaan glukosa.

5
gandasoebrata
7. Asam boraks
Pengawet ini dapat mempengaruhi pH urin,digunakan untuk mengawetkan
elemen urin seperti esteriol dan estrogen selama 7 hari, untuk mengawetkan
kreatinin, asam urat dan glukosa, untuk mempertahankan pH dan mengawetkan
protein.
8. HCl pekat (10 N)
Pengawet ini digunakan untuk mengawetkan kalsium yang digunakan untuk
pemeriksaan Steroid, Cathecolamin , Adrenalin dan noradrenalin. Dosis
pengawet ini adalah 10 ml.6

6
/Downloads/bbc313_slide_anti_koagulansia_-_pengawet_dan_sampling.pdf

Anda mungkin juga menyukai