Anda di halaman 1dari 93

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
sumber daya manusia untuk mewujudkan bangsa dan negara yang maju dan
mandiri.
Keberhasilan pembangunan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
adalah mutu pendidikan, lebih-lebih institusi pendidikan kesehatan yang
cukup besar pengaruhnya terhadap kemajuan pembangunan bangsa dan
negara.
Sesuai dengan program pemerintah yakni mewujudkan Indonesia sehat
2010 telah ditetapkan misi dan strategi yang meliputi Pembangunan Nasional
berwawasan Kesehatan yang dilandasi pandangan baru dan paradigma sehat,
profesionalisme, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat dan
desentralisasi.
Keempat strategi tersebut sangat relevan dengan perkembangan yang
terjadi dewasa ini. Kaitannya dengan Institusi Pendidikan Kesehatan
mempunyai peranan yang strategis dalam menyiapkan/mendidik tenaga
kesehatan yang bermutu.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) 60 tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi, maka tujuan pendidikan dimaksud adalah menyiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, tekhnologi dan atau kesenian.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram dalam melaksanakan
pendidikan, proses belajar mengajar yang berlangsung tidak hanya terbatas
pada ruang kelas saja, namun proses pembelajaran diluar kelas baik di lahan
praktek maupun di masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan
sebagai pengklasifikasian dari apa yang telah diperoleh di dalam kelas atau di
bangku kuliah lahan praktek baik di rumah sakit, puskesmas dan atau daerah
binaan sebagai sarana belajar mengajar utama untuk mewujudkan
Profesionalisme bagi Mahasiswa dan juga sebagai wahana untuk
meningkatkan ketrampilan secara utuh dari seorang mahasiswa yang telah
mendapatkan pelajaran teori di kelas atau praktek di laboratorium.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
YARSI Mataram Program Pendidikan Profesi Ners melakukan Praktik Kerja
Lapangan di Dusun Aik Are Desa Ubung Kecamatan Jonggat Kabupaten
Lombok Tengah. Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan dari tanggal 9
April-19 Mei 2108. Adapun kegiatan atau langkah-langkah Praktik Kerja
Lapangan ini adalah Pengumpulan Data, Tabulasi data, Presentasi
Lingkungan, Presentasi Lurah, Pelaksanaan pembinaan terhadap masyarakat
dan keluarga, lansia serta melakukan evaluasi.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Komunitas sesuai dengan
masalah kesehatan yang ada secara profesional dengan melibatkan peran
serta masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat
berdasarkan analisa epidemiologi, biostatistik, demografi serta ilmu
sosial budaya dan perilaku.
b. Mahasiswa mampu membuat perencanaan dalam penerapan Asuhan
Keperawatan Keluarga, Kelompok dan masyarakat.
c. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan dalam
penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga, Kelompok dan Masyarakat.
d. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap semua kegiatan dalam
penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga, Kelompok dan Masyarakat.
e. Mahasiswa mampu menerapkan pendidikan kesehatan bagi keluarga,
kelompok dan masyarakat di bidang kesehatan.
f. Mahasiswa mampu membina peran serta masyarakat dan mengadakan
kerjasama lintas program dan lintas sektoral
1.3 Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
a. Mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku kuliah kepada
pengalaman nyata dimasyarakat/komunitas
b. Menimba pengalaman belajar langsung dimasyarakat/komunitas dalam
mengenal masalah dan menentukan langkah penyelesaiannya.
2. Untuk Masyarakat
a. Masyarakat mengerti dan menyadari masalah kesehatan dan
keperawatan yang ada dimasyarakat dan mencari jalan pemecahannya.
b. Masyarakat mendapatkan gambaran tentang status kesehatannya.
3. Untuk Pendidikan
Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan Pendidikan Program
Studi Ners.
1.4 Metodologi
1. Wawancara
Metode ini dilakukan pada saat pengkajian untuk pengumpulan data
yang dilakukan pada setiap KK untuk mendapatkan data primer.
2. Observasi
Metode ini untuk memvalidasi data-data yang diperoleh pada setiap
KK, baik anggota keluarga maupun lingkungan sekitar.
3. Metode Kunjungan Kantor Desa
Metode ini dilakukan untuk mengadakan diskusi dengan staff lurah
dalam usaha pengumpulan data dan pemecahan dalam menghadapi
masalah.
4. Kepustakaan/literatur
Metode ini digunakan sebagai panduan dalam menyusun,
melaksanakan dan evaluasi semua program yang ada sesuai dengan
masalah yang dihadapi KK.
1.5 Rencana Kegiatan
Praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan dari tanggal 9 April
sampai dengan 19 Mei 2018 di Dusun Aik Are Desa Ubung Kecamatan
Jonggat Kabupaten Lombok Tengah sebagai berikut :
a. Perkenalan dengan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat di masing-
masing lingkungan pada tanggal 9 April 2018.
b. Orientasi wilayah PKL Mahasiswa dan Pembagian pendataan pada
tanggal 10 April 2018.
c. Meneruskan pendataan dan pengkajian Askep Komunitas dari tanggal
11 April sampai tanggal 13 April 2018.
d. Pengolahan Data dan Analisa Data (Tabulasi Data) pada 14 April
sampai dengan 15 April 2018.
e. Pelaksanaan persentasi masyarakat Desa Ubung pada tanggal 16 April
2018
f. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas bersama masyarakat
berdasarkan masalah yang ditemukan atau yang telah disepakati
melalui pendekatan edukatif, epidemiologi, proses keperawatan dan
manajemen/kepemimpinan pada tanggal 17-22 April 2018
g. Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas tanggal 22 April 2018
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

Tujuan pembangunan kesehatan nasional adalah untuk mencapai hidup


sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Dengan demikian pembangunan di bidang kesehatan mempunyai
arti yang erat kaitannya dengan pengembangan dan peningkatan sumber daya
manusia Indonesia sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional.
Berbagai upaya dilaksanakan untuk mencapai derajat kesehatan dasar dengan
melibatkan peran serta masyarakat secara aktif, kerja sama lintas program dan
lintas sektoral.
Untuk mengoptimalkan hal tersebut diatas, diperlukan pengetahuan
penunjang yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, yang erat kaitannya
dengan epidemiologi, sosial, statistik kesehatan dan untuk mengubah perilaku
masyarakat diperlukan pengetahuan pendidikan kesehatan. Seorang perawat
kesehatan masyarakat, Puskesmas, Posyandu dan lain-lain. Hal tersebut sangat
penting, karena setiap masalah kesehatan masyarakat yang terjadi tidak terlepas
dari faktor-faktor lingkungan, perilaku, fasilitas kesehatan dan faktor-faktor
keturunan.
2.1 Pengertian
1. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan di bidang kesehatan yang
didasari ilmu dan kiat keperawatan, ditujukan kepada individu, keluarga,
paguyuban dan masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat, sejak lahir
sampai meninggal. Pelayanan berupa bantuan yang diberikan karena
kelemahan fisik, keterbatasan pengetahuan dan kurangnya kemauan
menuju kepada kemampuan hidup mandiri memenuhi kebutuhan fisik
sehari-hari. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan dan pemeliharaan kesehatan
sesuai wewenang, tanggung jawab serta kode etik profesi keperawatan
(Nasrul Effendy, 1989).
2. Kesehatan
Kesehatan tidak pernah konstan, Parson (1972) mengatakan kesehatan
adalah kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif,
sedangkan Dubois (1978) mengatakan bahwa kesehatan adalah proses
yang kreatif, dimana individu secara aktif dan terus menerus mengadaptasi
lingkungan. Dan menurut beberapa ahli keperawatan diantaranya Paplan
H. mengatakan bahwa kesehatan adalah proses yang berlangsung
mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif, Oream E.D
mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan integritas individu. Dan
Hendric Blum (1974) mengatakan bahwa ada empat faktor utama yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat yaitu : lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan keturunan.
3. Masyarakat
Koentjaraningrat (1990) mengatakan bahwa masyarakat adalah
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas
bersama. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat,
perawat melihat masyarakat sebagai kumpulan individu dalam suatu
hubungan yang saling ketergantungan untuk memperoleh kebutuhan
hidupnya secara terorganisir.
4. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
Menurut rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat (1990),
Perkesmas adalah suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif
dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh,
melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatan (Nasrul
Effendy, 1998).
2.2 Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki masyarakat.
2.3 Sasaran Perawatan Kesehatan Masyarakat
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan dan atau keperawatan, karena
ketidakmampuan merawat dirinya sendiri, oleh karena sesuatu sebab,
maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara
fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu
rumah tangga, karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi,
satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah
satu arau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan dan
atau keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang
lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Adalah kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisir yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan diantaranya adalah :
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
pertumbuhan dan perkembangan misalnya : bayi, balita, ibu hamil,
anak usia sekolah, usia lanjut dan lain-lain.
b. Kelompok dengan masalah kesehatan khusus misalnya : penderita
TBC, AIDS, DM, lepra, penyakit jantung koroner dan lain-lain.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit misalnya :
WTS, penyalahgunaan narkoba dan lain-lain.
d. Kelompok yang terdapat di lembaga sosial misalnya : panti wredha,
panti asuhan, panti rehabilitasi dan lain-lain.
4. Masyarakat atau Komunitas
Adalah kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sendiri dan
mengganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-
batas yang telah ditetapkan dengan jelas, misalnya : masyarakat RT, RW,
Kelurahan, dan lain-lain. Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula
dari masalah kesehatan individu, keluarga ataupun perilaku kelompok
yang ada di masyarakat.
2.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup perkesmas meliputi upaya-upaya peningkatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), pengobatan & pemeliharaan kesehatan
(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok, masyarakat dengan jalan memberikan :
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat.
b. Peningkatan gizi.
c. Pemeliharaan Kesehatan perorangan.
d. Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan.
e. Olahraga secara teratur.
f. Rekreasi.
g. Pendidikan sex.
2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk pencegahan, peningkatan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :
a. Imunisasi masal terhadap balita, anak serta ibu hamil.
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,
maupun kunjungan rumah.
c. Pemberian vitamin A yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di
rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan ibu menyusui.
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-
anggota keluarga, kelompok, yang menderita penyakit, masalah kesehatan
melalui kegiatan :
a. Perawatan orang sakit di rumah (Home Care).
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin
dan nifas.
d. Perawatan buah dada.
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
4. Upaya rehabilitatif
Merupakn upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di
rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menederita
penyakit yang sama, misalnya : kusta, TBC, cacat fisik, dan yang lainnya
melalui kegiatan :
a. Latihan fisik bagi yang menderita gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang dan kelainan bawaan.
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya
: TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke, fisioterapi manual
yang mungkin dilakukan perawat.
5. Upaya Resosialitatif
Adalah upaya untuk mengembangkan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, karena menderita suatu
penyakit tertentu misalnya : Kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok
masyarakat seperti kelompok tuna susila, tuna wisma, dan sebagainya.
Disamping itu adalah bagaimana meyakinkan masyarakat untuk dapat
menerima kembali kelompok-kelompok yang mempunyai masalah
kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah yang mereka
derita tidak berbahaya terhadap kesehatan secara keseluruhan. Tentunya
perlu memberikan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang
jelas dan dapat dimengerti.
6. Prinsip Dasar
Prinsip dasar dalam pelaksanaan praktek keperawatan kesehatan
masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
b. Ada 4 tingkat sasaran yang saling berhubungan yaitu individu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat (komunitas).
c. Perawat kesehatan “bekerja dengan” dan bukan “bekerja untuk”
individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat.
d. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah
menggunakan pendekatan pemecahan masalah proses keperawatan.
7. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam pemecahan masalah kesehatan
masyarakat adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving
approach) dengan metodologi proses keperawatan sebagai pendekatan
ilmiah dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Pengkajian terdiri dari pengumpulan data, pengolahan dan analisa data.
b. Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan atau penetapan
diagnosis keperawatan.
c. Perencanaan asuhan keperawatan (nursing care plan) terdiri dari :
prioritas masalah, penetapan tujuan umum dan khusus, penetapan
rencana kegiatan atau intervensi dan penetapan kriteria keberhasilan.
d. Pelaksanaan atau implementasi yaitu melaksanakan rencana yang telah
disusun dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
e. Penilaian atau evaluasi yaitu menilai keberhasilan tujuan atau hasil dan
keberhasilan proses sejak pengkajian sampai dengan pelaksanaan, atau
dengan kata lain dengan mempertimbangkan komponen sebagai
berikut: daya guna (cost efektifitas), hasil guna (cost efisiensi),
kelayakan atau kesesuaian (adequacy) dan kemajuan ( progress).
2.7 Proses Keperawatan Komunitas
Perawatan kesehatan komunitas yang mempunyai tujuan akhir untuk
memandirikan masyarakat, dilakukan dengan tindakan yang berkelanjutan
yaitu dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, dalam hal ini
proses keperawatan komunitas yang terdiri dari 5 (lima) tahap yaitu :
pengkajian diagnosis keperawatan komunitas, perencanaan keperawatan
(nursing care plan) pelaksanaan tindakan keperawatan dan penilaian.
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan adalah pengkajian komunitas beserta faktor
lingkungannya. Pengkajian komunitas menurut Betty Neuman’s terdiri dari
:
a. Core/Inti
Terdiri dari data demografi, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,
agama, riwayat timbulnya kelompok, nilai-nilai dan lain-lain.
b. Subsistem yang mempengaruhi komunitas
Perumahan, pendidikan komunitas, keamanan/ketertiban,
politik/kebijaksanaan, pelayanan kesehatan yang tersedia, sistem
komunitas, ekonomi, rekreasi dan lain-lain.
2. Diagnosis keperawatan komunitas.
Diagnosis keperawatan komunitas diletakkan berdasarkan reaksi
komunitas terhadap stresor terdiri dari : masalah (problem), penyebab
(etiologi) dan data (sympton).
Contoh :
a. Resiko timbulnya penyakit akibat lingkungan yang kotor.
b. Rendahnya ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di pelayanan
kesehatan.
c. Resiko terjadinya penularan penyakit diare berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan dan ketidak mampuan masyarakat memelihara
lingkungan yang menunjang kesehatan ditandai dengan:
1. Dua orang penderita diare, belum dibawa ke Puskesmas.
2. Masyarakat mempunyai kebiasaan minum air bersih.
3. Hidangan/makanan di tempat pesta adat tidak ditutup.
4. Masyarakat mempunyai kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum
makan.
3. Perencanaan keperawatan (nursing care plan) meliputi kegiatan :
a. Menetapkan skala prioritas atau seleksi (penapisan) diagnosis
keperawatan komunitas.
Menetapkan skala prioritas atau penapisan diagnosis keperawatan,
untuk menentukan tindakan yang terlebih dahulu ditanggulangi karena
dianggap dapat mengancam kesehatan atau mengancam kehidupan
masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan :
1) Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.
2) Kebijaksanaan nasional dan daerah setempat.
3) Kemampuan dan sumber daya masyarakat.
4) Ketertiban, partisipasi dan peran serta masyarakat.
Kriteria skala prioritas :
1) Perhatian masyarakat yang meliputi pengetahuan, sikap.
Keterlibatan emosional masyarakat terhadap masalah kesehatan
yang dihadapi dan urgensinya untuk ditanggulangi.
2) Prevalensi yang menunjukkan jumlah kasus.
3) Seberapa jauh masalah tersebut dapat memberikan atau
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat.
4) Kemungkinan masalah untuk dapat ditanggulangi (dapat disesuaikan
dengan kebutuhan/permasalahan atau situasi setempat).
b. Masalah disusun berdasarkan skala prioritas.
c. Menetapkan sasaran dan tujuan (tujuan umum dan tujuan khusus).
d. Menetapkan strategi intervensi atau rencana tindakan.
e. Menetapkan kriteria evaluasi atau kriteria keberhasilan.
4. Pelaksanaan tindakan keperawatan (implementasi)
Dalam pelaksanaan praktek keperaatan komunitas, fokus yang diikuti
adalah tiga tingkat pencegahan yaitu :
a. Pencegahan primer; penyuluhan, imunisasi, asuhan prenatal, dll
b. Pencegahan sekunder : menetapkan diagnosis dini dan intervensi yang
tepat untuk menghambat proses patologi sehingga memperpendek
waktu sakit dan tingkat keparahan.
misalnya :
1) mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang
2) memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala.
c. Pencegahan tertier
Rehabilitasi sebagai pencegahan tertier yaitu untuk menghambat proses
penyakit dan untuk menghambat proses penyakit dan mengembalikan
individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya.
5. Penilaian atau evaluasi
Penilaian dilakukan untuk menilai respon komunitas terhadap program
kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah : Input, proses dan output
fokus evaluasi :
a. Relevansi (kesesuaian)
b. Perkembangan atau kemajuan (progress)
c. Efisiensi (hasil guna)
d. Efektifitas (daya guna)
e. Dampak
Kegunaan penilaian :
1) Untuk menetukan perkembangan perawatan kesehatan masyarakat
yang diberikan
2) Untuk menilai hasil guna dan produktifitas asuhan keperawatan
yang diberikan
3) Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
4) Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus
baru dalam proses keperawatan
BAB 3

TABULASI DATA

PELAKSANAAN PERAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) MAHASISWA

STIKES YARSI MATARAM PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

3.1 Pengkajian

A. Gambaran Umum Wilayah

1. Sejarah Desa
Desa ubung merupakan salah satu desa dari 13 desa yang ada
diwilayah kcamatan jonggat kabupaten lombok tengah, yang
merupakan desa pemekaran dari desa bonjeruk.
Berawal dari keinginan masyarakat yang mengharapkan
peningkatan kualitas pelayanan publik mengingat pusat pmerintahan
desa induk (Bonjeruk) jarakny cukup jauh sekitar 3 km dari dusun
Mertak lauk dan Aik Are melakukan rembuk merencanakan pemekaran
wilayah atau berpisah dari desa Bonjeruk ketika kepala desa dijabat
oleh bpk. LALU TAUFIKURRAHMAN. Dapat disetujui dan diajukan
pemekaran menjadi Desa Ubung kepala pemerintah daerah.
Dan sebagai tindak lanjut respon dari pemerintah daerah, pada
tahun 1998 pada masa alm. Bapak DRS.L. SRIGEDE sebagai Bupati
Lombok Tengah.
Mengawali perjalanannya administrasi pemerintahan desa
mengingat desa ubung belum memililiki kantor yang tetap untuk
sementara kepala desa pertama L. MARZUKI memiliki izin untuk
menempati tanahnya sebagai tempat kantor desa.
Dengan tekat dan kerjasama serta keinginan yang kuat dari masyarakat
satu setengah tahun kemudian telah dapat dibangun sebuah kantor desa
yang mungkin sebagai pusat pelayanan administrasi dsa dengan ukuran
luas 9 m x 12 m dirasa cukup. Melihat secara administrative dan telah
tersedianya fasilitas penunjang administrasi pemrintahan desa ubung
2. Demografi
a. Batas wilayah
Desa ubung berada diwilayah kecamatan jonggat, kabupaten
lombok tengah provinsi nusa tenggara barat dan berbatan dengan :
1. Sebelah utara : desa pringgarata kecamatan
pringgarata,kabupaten lombok tengah.
2. Sebelah timur : desa bonjeruk kcamatan jonggat kabupaten
lombok tengah
3. Sebelah selatan:desa jelantik kecamatan jonggat kabupaten
lombok tengah
4. Sebelah barat:desa labulia kecamatan jonggat kabupaten
lombok tengah
b. Geo-hidrologi
Desa ubung dilintasi oleh beberapa aliran sungai :
1. Sebelah utara: sungai kumbung (kokoh kumbung).
2. Sebelah timur : tidak ada
3. Sebelah selatan : sungai dalem (kokoh dalam tohpati)
4. Sebelah baret:
c. Klimatologi
1. Ketinggian :....... meter dari permukaan laut
2. Curah hujan: 1334 mm/tahun
5. Rata-rata suhu rumah: -
6. Kemiringan: -
d. Keependudukan
Jumlah penduduk : 2,947 KK= 9.357 Jiwa
Terdiri dari :
1. Laki laki : 4.675 jiwa
2. Pereempuan : 4.682 jiwa
e. Kepadatan penduduk
Sampai akhir 2015 penduduk desa 27 jiwa/km
Laju pertambahan pendudduk
Laju pertambahan penduduk desa ubung pada tahun 2015 adalah
0,32 % atau 0,32/mil
Nilai Kepercayaan masyarakat
1. Tempat ibadah
Masjid : 12 buah , kondisi saat ini
- Baik / mantap :-
- Rusak ringan :10 buah
- Rusak berat :-
- Pura : 2 buah
Musholla : 30 buah
- Rusak ringan :-
- Rusak berat :-

B. Data Demografi/Kependudukan
1. Distribusi penduduk menurut golongan umur
No Umur Jumlah %
1 Usia 0-4 38 14,8
2 Usia 5-11 28 10,9
3 Usia 12-25 40 15,6
4 Usia 26-59 120 45,7
5 Usia >59 31 12,1
Total 257 100
Sumber : Data Primer 2018
12,1%
14,8% Usia
10,9%

0-4 tahun

5-11 tahun
15,6%
45,7% 12-25 tahun

26-59 tahun

> 59 tahun

(Sumber : Kartu Keluarga dan Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi


Mataram)
Gambar 3.2 Diagram usia penduduk di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat

Dari tabel di atas, di dapatkan bahwa sebagian besar warga


Dusun Aik Are berusia 26-59 tahun dengan jumlah 120 orang (45,7%)
dan paling sedikit berada pada usia 5-11 tahun dengan jumlah 28
(10,9%). Hal ini menunjukkan bahwa penduduk dusun aik are yang
banyak adalah usia produktif sehingga memudahkan untuk mencari
sumber daya yang potensial.
2. Distribusi penduduk menurut jenis kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah %
1 Laki-Laki 129 50,2
2 Perempuan 128 49,8
Jumlah 257 100
Sumber : Data Primer 2018
Jenis Kelamin

49,8% laki - laki


50,2
perempuan

(Sumber : Kartu Keluarga dan Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi


Mataram)
Gambar 3.3 Diagram jenis kelamin penduduk di Dusun Aik Are,
Desa Ubung, Kecamatan Jonggat
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 128 orang (49,8%) dan yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 129 orang (50,2%).
3. Distribusi penduduk beradasarkan Agama
No Agama Jumlah %
1 Islam 257 100
Jumlah 257 100
Sumber : Data Primer 2018

Agama

Islam

(Sumber : Kartu Keluarga dan Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi


Mataram)
Gambar 3.4 Diagram agama penduduk di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat
Dari tabel diatas didapatkan semua warga Dusun Aik Are
beragama Islam dengan jumlah 257 orang (100%) dan untuk agama lain
tidak ada.
4. Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah %
1 Belum Sekolah 40 15,6
2 Tidak Tamat SD 38 14,8
3 Belum Tamat SD 24 9,3
4 SD 58 22,6
5 SMP 58 22,6
6 SMA 25 9,7
7 PT 14 5,4
Jumlah 257 100
Sumber : Data Primer 2018

Pendidikan Terakhir
Belum Sekolah Tidak tamat SD Belum Tamat SD
SD SMP SMA
PT
5,4% 15,6%
9,7%

14,8%
22,6%
9,7%
22,6%

(Sumber : Kartu Keluarga dan Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi


Mataram)
Gambar 3.5 Diagram jenis pendidikan penduduk di Dusun Aik Are,
Desa Ubung, Kecamatan Jonggat
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan data bahwa sebagian besar
penduduk Dusun Aik Are tamat SD dan SMP dengan jumlah masing
masing 58 orang (22,6%) dan yang paling sedikit yaitu PT dengan jumlah
yaitu 14 orang (5,4%).
5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah %
1 Petani 55 21,4
2 Wiraswasta 12 4,7
3 IRT 25 9,7
4 Buruh 42 16,3
5 Pedagang 29 11,3
6 Tidak Bekerja 94 36,6
Jumlah 257 100
Sumber : Data Primer 2018

pekerjaan
Petani Wiraswasta IRT Buruh Pedagang Tidak Bekerja

21,4%
36,6%
4,7%
9,7%

11,3% 16,3%

(Sumber : Kartu Keluarga dan Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi


Mataram
Gambar 3.6 Diagram jenis pekerjaan penduduk di Dusun Aik Are,
Desa Ubung, Kecamatan Jonggat
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan sebagian besar adalah
sebagai petani dengan jumlah 55 orang (21,4%), dan yang paling sedikit
sebagai wiraswasta dengan jumlah 12 orang (4,7%).
C. Data Lingkungan Fisik
1. Perumahan
1. Distribusi Kepala Keluarga (KK) Menurut Tipe Perumahan
No Tipe Rumah Jumlah %
1 Permanen 80 96,4
2 Semi Permanen 3 3,6
3 Tidak Permanen 0 0
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

Tipe Perumahan

0% 3,6%

Non Permanen
Semi Permanen
96,4% Permanen

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.7 Diagram tipe rumah penduduk di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel diatas didapatkan sebagian besar dari rumah


penduduk permanen dengan jumlah 80 rumah (96,4%), dan paling
sedikit rumah warga Dusun Aik Are adalah semi permanen dengan
jumlah 3 (3,6%).
2. Distribusi KK Menurut Status Kepemilikan Rumah
No Kepemilikan Jumlah %
1 Milik Sendiri 82 98,8
2 Numpang 1 1,2
3 Sewa 0 0
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018
Kepemilikan Rumah
Milik sendiri Menumpang
1,2%

98,8%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.8 Diagram kepemilikan rumah penduduk di Dusun Aik
Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel diatas didapatkan sebagian besar dari


penduduk memiliki rumah sendiri dengan jumlah 82 orang (98,8%),
dan paling sedikit warga yang numpang dengan jumlah 1 orang
(1,2%).
3. Distribusi KK Menurut Jenis Lantai
No Lantai Jumlah %
1 Tanah 2 2,4
2 Papan 0 0
3 Tehel/Kramik 1 1,2
4 Semen/Pleteran 80 96,4
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018
1,2% Jenis Lantai
2,4%

Ubin / Keramik
Semen
Tanah

96,4%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.9 Diagram jenis lantai rumah di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa paling


banyak rumah penduduk berlantaikan semen dengan jumlah 80 rumah
(96,4%), dan yang paling sedikit berlantaikan papan dengan jumlah 0
rumah (0%).
4. Distribusi KK Menurut Ventilasi Rumah
No Lantai Rumah Jumlah %
1 Ada, dipergunakan 36 43,4
2 ada, tidak dipergunakan 35 42,1
3 Tidak ada 12 14,5
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

Status Ventilasi Rumah


14,5%
Ada, dipergunakan
43,4%
Ada, tidak
42,1% dipergunakan
Tidak ada
(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)
Gambar 3.10 Diagram status ventilasi rumah Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan paling banyak
rumah warga Dusun Aik Are menggunakan ventilasi dan difungsikan
dengan jumlah 36 rumah (43,4%), dan ada tapi tidak di pergunakan
dengan jumlah 35 rumah (42,1%) dan sebagian kecil warga yang
pentilasi rumahnya tidak ada dengan jumlah 12 rumah (14,5%).
5. Sistem Pencahayaan Rumah Pada Siang Hari
No Pencahayaan Jumlah %
1 Terang 54 65,1
2 Remang-remang 20 24,1
3 Gelap 9 10,8
Jumlah 83 100.0
Sumber : Data Primer 2018

Sistem Pencahayaan pada Siang Hari


Terang Remag-remang Gelap
10,8%

24,1%
65,1%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.11 Diagram sistem pencahayaan rumah di Dusun Aik
Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa paling
banyak sistem pencahayaan rumah dengan pencahayaan terang
dengan jumlah 54 rumah (65,1%), dan yang paling sedikit dengan
pencahayaan gelap sebanyak 9 rumah (10,8%).
6. Jarak Rumah Dengan Tetangga
No Jarak Rumah Jumlah %
1 Bersatu 4 4,9
2 Dekat 72 86,7
3 Terpisah 7 8,4
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

Jarak Rumah dengan Tetangga


8,4% 4,9%

Bersatu
Dekat
86,7% Terpisah

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.12 Diagram jarak rumah dengan tetangga di Dusun Aik
Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jarak rumah


dengan tetangga paling banyak dekat dengan jumlah 72 rumah
(86,7%), dan yang paling sedikit adalah bersatu dengan jumlah 4
rumah (4,9%).
7. Kebersihan Rumah
No Kebersihan Rumah Jumlah %
1 Bersih 62 74,7
2 Kotor 21 25,3
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

Kebersihan Rumah

25,3%

Bersih
74,7% Kotor

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.13 Diagram kebersihan rumah di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kebersihan


rumah paling banyak bersih dengan jumlah 62 rumah (74,7%), dan
yang paling sedikit adalah kotor dengan jumlah 21 rumah (25,3%).
8. Halaman Disekitar Rumah
No Halaman Jumlah %
1 Ada, di manfaatkan 76 91,6
2 Ada, tidak di manfaatkan 0 0,0
3 Tidak Ada 7 8,4
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018
Halaman di Sekitar Rumah

0% 8,4%
Ada, dimanfaatkan

Ada, tidak
91,6% dimanfaatkan
Tidak ada

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.14 Diagram pemanfaatan halaman rumah di Dusun Aik
Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa


halaman rumah masyarakat Dusun Aik Are paling banyak ada dan
dimanfaatkan dengan jumlah 76 rumah (91,6%), dan yang paling
sedikit adalah ada, tidak dimanfaatkan dengan jumlah 0 rumah (0%).
9. Pemanfaatan Pekarangan Rumah
No Pemanfaatan Pekarangan Jumlah %
1 Kebun 33 39,8
2 Kandang 43 51,8
3 Tidak ada 7 8,4
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

Pemanfaatan Pekarangan Rumah


8,4%

39,8% Kebun
51,8% kandang
Tidak ada
(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)
Gambar 3.15 Diagram pemanfaatan pekarangan rumah Dusun Aik
Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa


pekarangan rumah masyarakat Dusun Aik Are paling banyak
dijadikan sebagai kandang dengan jumlah 43 rumah (51,8%) dan
paling sedikit tidak ada halaman dengan jumlah 7 pekarangan rumah
(8,4%).
D. Sumber Air Bersih
1. Sumber Air Untuk Masak dan Minum
No Sumber Air Jumlah %
1 Sumur 72 86,7
2 Lainnya 7 8,4
3 PAM 4 4,8
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

Sumber Air Yang Di Gunakan

8,4% 4,8%

PAM
Sumur
86,7%
Lainnya

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram


Gambar 3.16 Diagram sumber air bersih di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat
Berdasarkan tabel diatas didapatkan paling banyak masyarakat
yang menggunakan air sumur dengan jumlah 72 KK (86,7%) dan yang
paling sedikit masyarakat menggunakan air PAM dengan jumlah 4 KK
(4,8%).
2. Sistem Pengolahan Air Minum
No Pengolahan Jumlah %
1 Di Masak 68 81,9
2 Tidak Di Masak 15 18,1
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

Sumber Pengolahan Air Minum


18,1%

Dimasak
81,9% Tidak dimasak

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.17 Diagram pengolahan air minum di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sistem


pengolahan air minum dengan cara dimasak sebanyak 68 KK (81,9%) dan
pengolan air minum dengan cara tidak dimasak sebanyak 15 KK (18,1%).
3. Sumber Air Untuk Mandi dan Mencuci
No Sumber Air Jumlah %
1 Sumur 72 86,7
2 Lainnya 7 8,4
3 PAM 4 4,8
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018
Sumber Air Yang Di Gunakan

8,4% 4,8%

PAM
Sumur
86,7%
Lainnya

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram


Gambar 3.18 Diagram sumber air bersih di Dusun Aik Are, Desa Ubung,
Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sumber air


untuk mandi dan mencuci paling banyak menggunakan air sumur dengan
jumlah 72 KK (86,7%), dan yang paling sedikit menggunakan air PAM
sebanyak 4 KK (4,8%).
4. Kondisi Air
No Jarak Jumlah %
1 Jernih 77 92,8
2 Keruh 6 7,2
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

Kondisi Air
7,2%

Jernih
92,8% Keruh
(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram
Gambar 3.19 Diagram kondisi air di Dusun Aik Are, Desa Ubung,
Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi air


paling banyak jernih dengan jumlah 77 KK (92,8%), dan yang paling
sedikit keruh sebanyak 6 KK (7,2%).
5. Jarak Sumber air dengan septic tank
No Jarak Jumlah %
1 Kurang dari 10 meter 69 83,1
2 Lebih dari 10 meter 14 16,9
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

Jarak Sumber Air dengan Septik Tank

16,9%

< 10 meter
83,1% > 10 meter

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.20 Diagram jarak sumber air dengan septic tank di
Dusun Aik Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jarak sumber


air dengan septik tank yang kurang dari 10 meter sebanyak 69 KK
(83,1%) dan yang lebih dari 10 meter sebanyak 14 KK (16,9%).
6. Tempat Penampungan Air Sementara
No Penampungan Jumlah %
1 Ember 44 53,0
2 Gentong 17 20,5
3 Bak 22 26,5
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

tempat Penampungan Air


Ember Gentong Bak

26,5%

53%

20,5%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram


Gambar 3.21 Diagram tempat penampungan air di Dusun Aik Are,
Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tempat


penampungan air sementara yang paling banyak digunakan oleh warga
yaitu menggunakan ember sebanyak 44 KK (53% ) menggunakan bak 22
KK (26,5%) sedangkan yang menggunakan gentong 17 KK (20,5%).
7. Kondisi Penampungan Air
No Kondisi Tempat Jumlah %
1 Tertutup 6 7,2
2 Terbuka 77 92,8
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018
Kondisi tempat Penampungan Air
7,2%

Terbuka
Tertutup

92,8%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram


Gambar 3.22 Diagram kondisi tempat penampungan air di Dusun
Aik Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi tempat


penampungan air warga yang paling banyak adalah kondisi terbuka
sebanyak 77 KK (92,8%) dan yang paling sedikit dengan kondisi
penampungan air yang tertutup sebanyak 6 KK (7,2%).
8. Kondisi Air Ditempat Penampungan
No Kondisi Air Jumlah %
1 Berwarna 6 7,2
2 Berbau 0 0
3 Berasa 2 2,4
4 tidak berasa/berbau/berwarna 75 90,4
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

Berwarna
Berbau
Berasa
Tidak berasa/berwarna/berbau
(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram
Gambar 3.23 Diagram kondisi air di Dusun Aik Are, Desa Ubung,
Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa warga


memiliki kondisi air di tempat penampungan air warga tidak berasa/tidak
berbau dengan jumlah 75 KK (90,4%) dan yang paling sedikit memiliki
kondisi air berasa dengan jumlah 2 KK (2,4%).
E. Sistem Pembuangan Sampah
1. Pembuangan Sampah
No Sistem Pembuangan Jumlah %
1 Di bakar 69 83,1
2 Di timbun 10 12,0
3 Sembarangan 4 4,8
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

4,8%
12,0% Kebiasaan Membuang Sampah

dibakar
Di timbun
Sembarangan

83,1%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.24 Diagram kebiasaan membuang sampah di Dusun Aik
Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sistem


pembuangan sampah yang paling banyak digunakan warga adalah
dengan cara dibakar sebanyak 69 KK (83,1%) dan yang paling sedikit
dengan cara dibuang sembarangan sebanyak 4 KK (4,8%).
2. Tempat Penampungan Sampah Sementara
No Penampungan Sementara Jumlah %
1 Ada 3 3,6
2 tidak ada/sembarangan 80 96,4
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

Penampungan Sampah Sementara


3,6%

Ada
Tidak ada

96,4%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.25 Diagram penampungan sampah sementara di Dusun
Aik Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa paling


banyak warga tidak mempunyai tempat penampungan sampah sementara
sebanyak 80 KK (96,4%) dan yang memiliki tempat penampungan
sampah sementara sebanyak 3 KK (3,6%).
3. Kondisi Tempat Penampungan Sampah Sementara
No Kondisi Penampungan Jumlah %
1 Terbuka 82 98,8
2 Tertutup 1 1,2
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018
Kondisi penampungan sampah sementara
98,8%

Terbuka
Tertutup

1,2%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.26 Diagram kondisi penampungan sampah sementara di
Dusun Aik Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh


warga kondisi tempat penampungan sampah dengan terbuka sekitar 82
KK (98,8%) dan yang tertutup 1 KK (1,2%) .
4. Jarak Penampungan Sampah dengan Rumah
No Jarak Dengan Rumah Jumlah %
1 kurang 5 meter 69 83,1
2 lebih 5 meter 14 16,9
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

Jarak penampungan sampah dengan


16,9% rumah

kurang 5 meter
lebih 5 meter

83,1%
(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)
Gambar 3.27 Diagram jarak penampungan sampah dengan rumah
di Dusun Aik Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan pada tabel di atas dapat disimpulakn bahwa jarak


tempat penampungan sampah dengan rumah warga yang kurang dari 5
meter sebanyak 69 KK (83,1%) dan lebih dari 5 meter sebanyak 14 KK
(16,9%)
F. Sistem Pembuangan Kotoran Rumah Tangga
1. Kepemilikian Jamban
No Kepemilikan Jamban Jumlah %
1 Milik Sendiri 62 74,7
2 Jamban Bersama 8 9,6
3 Lainnya 13 15,7
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

15,7% Kepemilikan Jamban

9,6%
Milik sendiri
Jamban bersama
Lainnya

74,7%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.28 Diagram kepemilikan jamban di Dusun Aik Are,
Desa Ubung, Kecamatan Jonggat
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar warga memiliki jamban sendiri sebanyak 62 KK (74,7%),
menggunakan jamban bersama sebanyak 8 KK (9,6%) dan yang BAB di
sembarang tempat 13 KK (15,7%).
2. Kebiasaan Keluarga Buang Air Besar
No Kebiasaan Keluarga BAB Jumlah %
1 WC 70 84,3
2 Sungai 7 8,4
3 Sembarang Tempat 6 7,3
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

7,3% Kebiasaan keluarga BAB


8,4%

WC
Sungai
Sembarang Tempat

84,3%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.29 Diagram kebiasaan keluarga BAB di Dusun Aik Are,
Desa Ubung, Kecamatan Jonggat
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar warga yang BAB menggunakan WC sebanyak 70 KK (84,3%),
menggunakan sungai sebanyak 7 KK (8,4%) dan yang BAB di
sembarang tempat 6 KK (7,3%).
3. Jenis Jamban Yang Digunakan
No Jenis Jamban Jumlah %
1 Leher Angsa 70 84,3
2 Lainnya 13 15,7
3 Cemplungan 0 0
4 Plengsengan 0 0
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

Jenis Jamban
15,7%

Leher angsa
Lainnya

84,3%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.30 Diagram jenis jamban di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
warga memiliki jenis jamban dari leher angsa sebanyak 70 KK (84,3%),
dan yang paling sedikit dalam bentuk cemplung dan plengsengan masing
masing sebanyak 0 warga (0%).
4. Sistem Pembuangan Air Limbah
No Tempat Pembuangan Jumlah %
1 Resapan 30 36,1
2 Got 53 63,9
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018
Sistem Pembuangan Air Limbah

36,1%
Resapan
Got
63,9%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.31 Diagram Sistem Pembuangan Air Limbah di Dusun
Aik Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan Sebagian besar


warga membuang air limbah di selokan/got sebanyak 53 KK (63,9%) dan
paling sedikit warga membuang air limbah di resapan yaitu sebanyak 30
KK (36,1%).
G. Hewan Peliharaan
1. Kepemilikan Hewan Ternak Dirumah
No Hewan Peliharaan Jumlah %
1 Tidak Ada 35 42,2
2 Ada 48 57,8
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

Hewan Peliharaan

42,2%
Tidak Ada
57,8% Ada
(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)
Gambar 3.32 Diagram Kepemilikan Hewan Ternak di Dusun Aik
Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian


besar masyarakat memiliki hewan ternak yaitu sebanyak 48 KK (57,8%)
dan warga yang tidak memiliki hewan ternak sebanyak 35 KK (42,2%).
2. Letak Kandang
No Letak Kandang Jumlah %
1 Di luar rumah 48 100
2 Di dalam rumah 0 0
Jumlah 48 100
Sumber : Data Primer 2018

Letak Kandang
100%

Di luar rumah
Di dalam rumah

0%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.33 Diagram Letak Kandang di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua


masyarakat memposisikan kandangnya di luar rumah yaitu sebanyak 48
KK (100%) dan masyarakat yang memposisikan kandang ternaknya di
dalam rumah yaitu sebanyak 0 KK (0%).
3. Kondisi Kandang
No Kondisi Kandang Jumlah %
1 Terawat 44 90,9
2 Tidak terawat 4 9,1
Jumlah 48 100
Sumber : Data Primer 2018

Kondisi Kandang
9,1%

Terawat
Tidak Terawat

90,9%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.34 Diagram kondisi Kandang di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan kondisi


kandang masyarakat Dusun Aik Are terawat yaitu sebanyak 44 kandang
(90,9%), sedangkan untuk yang tidak terawat sebanyak 4 kandang
(9,1%).
H. Kondisi Kesehatan Umum
1. Pelayanan Kesehatan
a. Sarana Kesehatan Yang Paling Dekat
No Sarana Kesehatan Terdekat Jumlah %
1 Rumah Sakit 0 0
2 Puskesmas 1 100
3 Polindes 0 0
4 Dokter Praktek 0 0
Jumlah 1 100
Sumber : Data Primer 2018
Sarana Kesehatan Terdekat
0% 100%

Rumah Sakit
0%
Puskesmas
Polindes
Dokter Praktek
0%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.35 Diagram Sarana Kesehatan Terdekat di Dusun Aik
Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel diatas dapat disilmpulkan bahwa sebagian


besar sarana yang paling dekat dengan masyarakat yaitu puskesmas
sebanyak 1 (100%).
b. Tempat Berobat Keluarga
No Kebiasaan Berobat Jumlah %
1 Puskesmas 83 100
2 Rumah sakit 0 0
3 Dokter Peraktik 0 0
4 Perawat/Bidan 0 0
5 Balai Pengobatan 0 0
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 201

Kebiasaan Berobat Keluarga


Puskesmas

100%
(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)
Gambar 3.36 Diagram Kebiasaan Berobat Keluarga di Dusun Aik
Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel diatas dapat disilmpulkan bahwa sebagian


besar masyarakat mempunyai kebiasaan berobat ke puskesmas yaitu
sebanyak 83 KK (100%), dan tidak ada masyarakat yang berobat ke
dokter praktik, RS, perawat maupun Balai Kesehatan.
c. Kebiasaan Sebelum Berobat
No Kebiasaan Sebelum Berobat Jumlah %
1 Beli obat bebas 80 96,4
2 Jamu 3 3,6
3 Tidak ada 0 0
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

Kebiasaan Sebelum Berobat


3,6%

Beli Obat Bebas


Jamu

96,4%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.37 Diagram Kebiasaan Sebelum Berobat di Dusun Aik
Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian


besar masyarakat yang mempunyai kebiasaan beli obat bebas sebelum
pergi berobat ke tempat kesehatan terdekat yaitu sebanyak 80 KK
(96,4%) dan masyarakat yg mengkonsumsi jamu sebelum berobat
yaitu sebanyak 3 KK (3,6%).
d. Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga
No Pendanaan Kesehatan Jumlah %
1 BPJS 77 92,8
2 Umum 6 7,2
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018

Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga


7,2%

BPJS
Umum

92,8%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.38 Diagram Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga di
Dusun Aik Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa


sebagian besar masyarakat menggunakan BPJS yaitu sebanyak 77 KK
(92,8%) dan yang menggunakan umum sebanyak 6 KK (7,2%).
e. Penyakit Yang Sering Di Derita Keluarga 6 Bulan Terakhir
No Penyakit Yang Diderita Jumlah %
1 Batuk 20 24,1
2 Arthritis Rheumatoid 3 3,6
3 Pusing 10 12
4 Hipertensi 15 18,1
5 Diare 4 4,8
6 Malaria 0 0
7 Pilek 25 30,1
8 ISPA 6 7,3
9 Penyakit kulit 0 0
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018
ISPA Penyakit Yang Di derita Keluarga
7% Batuk
24%

Pilek Arthritis
30% Rheumatoid
4%
Pusing
Diare Hipertensi
12%
5% 18%
(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)
Gambar 3.39 Diagram Penyakit Yang di derita Keluarga di Dusun
Aik Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa


sebagian besar penyakit yang sering diderita oleh masyarakat Dusun
Aik Are adalah Pilek yaitu 25 KK (30,1%) dan yang paling sedikit
yaitu menderita malaria dan penyakit kulit sebanyak 0 KK (0%).
2. Ibu Hamil dan Menyusui
a. Jumlah Pasangan Usia Subur
No PUS Jumlah %
1 21-30 thn 10 22,7
2 31-40 thn 20 45,4
3 41-50 thn 14 31,9
Jumlah 44 100
Sumber : Data Primer 2018

Jumlah Pasangan Usia Subur


21-30 Tahun
41-50 Tahun 23%
32%

31-40 Tahun
45%
(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)
Gambar 3.40 Diagram Jumlah Pasangan Usia Subur di Dusun Aik
Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat
Dari tabel di atas dapat disimpulakan bahwa jumlah pasangan
usia subur berdasarkan umur paling banyak berusia 31-40 tahun yaitu
sebanyak 20 KK (45,4%) dan paling sedikit berusia 21-30 tahun yaitu
sebanyak 10 KK (22,7%).
b. PUS Yang Menjadi Akseptor KB
No Akseptor KB Jumlah %
1 Ya, menggunakan KB 38 86,4
2 Tidak menggunakan KB 6 13,6
Jumlah 44 100
Sumber : Data Primer 2018

Akseptor KB
Tidak KB
14%

Ya KB
86%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.41 Diagram Akseptor KB di Dusun Aik Are, Desa Ubung,
Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa paling


banyak PUS yang menggunakan akseptor KB yaitu 38 KK (86,4%)
sedangkan yang tidak menggunakan KB sebanyak 6 KK (13,6%).
c. Jenis Kontrasepsi Yang Digunakan
No Jenis Kontrasepsi Jumlah %
1 Suntik 23 52,3
2 IUD 1 2,3
3 Implant 10 22,7
4 Pil 4 9,1
5 Tidak KB 6 13,6
Jumlah 44 100
Sumber : Data Primer 2018

Tidak KB Jenis Kontrasepsi


14%
Pil
9%
Suntik
Implant 52%
23%
IUD
2%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.42 Diagram Jenis Kontrasepsi di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jenis


kontrasepsi yang paling banyak digunakan warga yaitu suntik
sebanyak 23 orang (52,3%) dan paling sedikit menggunakan IUD
yaitu sebanyak 1 orang (2,3%).
d. Jumlah Ibu Hamil
No Jumlah Bumil Jumlah %
1 Ya (Hamil) 1 1,2
2 Tidak (hamil) 82 98,9
Jumlah 83 100
Sumber : Data Primer 2018
Ya Hamil Jumlah Ibu Hamil
1%

Tidak Hamil
99%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.43 Diagram Jumlah Ibu Hamil di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah ibu


hamil yaitu sebanyak 1 KK (1,2%).
e. Usia Kehamilan
No Usia Kehamilan Jumlah %
1 Trimester I 0 0
2 Trimester II 0 0
3 Trimester III 1 100
Jumlah 1 100
Sumber : Data Primer 2018

Usia Kehamilan

Trimester 3
100%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.44 Diagram Usia Kehamilan di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulakn bahwa usia
kehamilan berdasarkan usia kehamilan yaitu 1 orang memiliki umur
kehamilan trimester III (100%).
f. Frekuensi Kehamilan
No Kehamilan Ke- Jumlah %
1 I 0 0
2 II 1 100
3 III 0 0
4 Lebih dari III 0 0
Jumlah 1 100
Sumber : Data Primer 2018

Frekuensi Kehamilan

Kehamilan
ke 2
100%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.45 Diagram Frekuensi Kehamilan di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel di atas dapat simpulkan bahwa frekwensi


kehamilan ke 2 yaitu 1 orang (100%).
g. Usia Ibu Hamil
No Usia Bumil Jumlah %
1 20-35 Tahun 1 100
2 Lebih dari 35 Tahun 0 0
Jumlah 1 100
Sumber : Data Primer 2018
Usia Ibu Hamil

20-35 Tahun
100%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.46 Diagram Usia Ibu Hamil di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulakn bahwa jumlah ibu


hamil berdasarkan umur 20-35 yaitu 1 orang (100%).
h. Tempat periksa Kehamilan
No Tempat Periksa Kehamilan Jumlah %
1 Puskesmas 1 100
2 Bidan 0 0
3 Lainnya/dr.specialis kandungan 0 0
Jumlah 1 100
Sumber : Data Primer 2018

Tempat Periksa Kehamilan

Puskesmas
100%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.47 Diagram Tempat Periksa Kehamilan di Dusun Aik Are,
Desa Ubung, Kecamatan Jonggat
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke puskesmas sebanyak
1 orang (100%).
i. Frekuensi Periksa Kehamilan
No Pemeriksaan Kehamilan Jumlah %
1 2 kali 0 0
2 4 kali 1 100
Jumlah 1 100
Sumber : Data Primer 2018

Tempat Periksa Kehamilan

4 kali
100%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.48 Diagram Frekuensi Periksa Kehamilan di Dusun Aik
Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa 1 orang


(100%) memeriksakan kandungannya sebanyak 4 kali.
j. Imunisasi TT
No Imunisasi TT Jumlah %
1 Lengkap 1 1
2 Tidak lengkap 0 0
Jumlah 1 100
Sumber : Data Primer 2018
Imunisasi TT

Lengkap
100%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.49 Diagram Imunisasi TT di Dusun Aik Are, Desa Ubung,
Kecamatan Jonggat
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa 1 orang
(100%) yang mendapatkan imunisasi TT (tetanus toksoid) dengan
lengkap.
k. Penyakit Yang diderita Ibu Hamil
No Penyakit Yang Diderita Jumlah %
1 Hipotensi 0 0
2 Anemia 0 0
3 Bengkak 0 0
4 Mual/muntah 1 100
5 Varises 0 0
6 Tidak ada keluhan 0 0
Jumlah 1 100
Sumber : Data Primer 2018

Penyakit Yang Di Derita

Mual
Muntah
100%
(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)
Gambar 3.50 Diagram Penyakit Yang Di Derita Ibu Hamil di Dusun
Aik Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian


besar penyakit yang diderita oleh ibu hamil yaitu 1 orang (100%)
mengalami mual/muntah.
l. Jumlah Ibu Menyusui
No Jumlah Buteki Jumlah %
1 Ya, meneteki 23 100
2 Tidak meneteki 0 0
Jumlah 23 100
Sumber : Data Primer 2018

Jumlah Ibu Menyusui

Ya
Menyusui
100%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.51 Diagram Jumlah Ibu Menyusui di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulakan bahwa jumlah


ibu menyusui yaitu 23 orang (100%) sedangkan yang tidak meneteki
tidak ada.
3. Balita
a. Jumlah Balita
No Balita Jumlah %
1 Ya, tergolong balita 38 14,8
2 Tidak tergolong balita 219 85,2
Jumlah 257 100
Sumber : Data Primer 2018

Jumlah Balita
Ya Balita
15%

Bukan
Balita
85%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.52 Diagram Jumlah Balita di Dusun Aik Are, Desa Ubung,
Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat


yang tergolong balita yaitu sebanyak 38 orang (14,8%) dan yang tidak
tergolong balita sebanyak 219 orang (85,2%).
b. Kebiasaan Keposyandu
No Kebiasaan Posyandu Jumlah %
1 ke posyandu 38 100
2 Tidak ke posyandu 0 0
Jumlah 38 100
Sumber : Data Primer 2018
Tidak
Posyandu Kebiasaan Posyandu
0%

Posyandu
100%
(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)
Gambar 3.53 Diagram Kebiasaan Posyandu di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulakan bahwa semua


warga mempunyai kebiasaan ke posyandu 38 orang (100%) dan tidak
ada warga yang memiliki kebiasaan tidak ke posyandu.
c. Imunisasi Balita
No Imunisasi Jumlah %
1 Lengkap 30 78,9
2 Belum lengkap 8 21,1
3 tidak lengkap 0 0
Jumlah 38 100
Sumber : Data Primer 2018
Belum
Lengkap Imunisasi
21% Tidak
Lengkap
0%
Lengkap
79%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.54 Diagram Imunisasi di Dusun Aik Are, Desa Ubung,
Kecamatan Jonggat
Berdasarkan tabel di atas dapat di simpulkan bahwa balita
sudah imunisasi lengkap yaitu sebanyak 30 orang (78,9%).
d. Kepemilikan Kartu Menuju Sehat
No KMS Jumlah %
1 Tidak memiliki 3 7,9
2 Ya memiliki 35 92,1
Jumlah 38 100.0
Sumber : Data Primer 2018
Tidak
Kepemilikan KMS Memiliki
8%

Ya Memiliki
92%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.55 Diagram Kepemilikan KMS di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah


kepemilikan kartu menuju sehat sebanyak 35 orang (92,1%),
sedangkan balita yang tidak memiliki KMS sebanyak 3 orang atau
(7,9%).
e. Hasil Penimbangan Balita
No Hasil Penimbangan KMS Jumlah %
1 Hijau 25 65,8
2 Di atas hijau kuning 13 34,2
3 Di bawah titik-titik 0 0
4 Di bawah merah 0 0
Jumlah 38 100
Sumber : Data Primer 2018
Di atas hijau Hasil Penimbangan KMS
kuning
34%
Hijau
66%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.56 Diagram Hasil Penimbangan KMS di Dusun Aik Are,
Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan sebagaian besar


hasil penimbangan bayi paling banyak yaitu hijau sebanyak 25 orang
(65,8%) dan yang paling sedikit di atas hijau kuning sebanyak 13
orang (34,2%) sedangkan di bawah titik-titik dan di bawah merah
tidak ada.
4. Remaja
a. Jumlah Remaja
No Jumlah Remaja Jumlah %
1 Ya Remaja 40 15,6
2 Bukan Remaja 217 84,4
Jumlah 257 100
Sumber : Data Primer 2018
Ya Remaja
Jumlah Remaja 16%

Bukan
Remaja
84%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.57 Diagram Jumlah Remaja di Dusun Aik Are, Desa Ubung,
Kecamatan Jonggat
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat
yang tergolong remaja yaitu sebanyak 40 orang (15,6%) dan yang
tidak tergolong remaja sebanyak 217 orang (84,4%).
b. Kegiatan Remaja Diluar Sekolah
No Kegiatan di Luar Sekolah Jumlah %
1 Keagamaan 38 95
2 Karang taruna 0 0
3 Olahraga 0 0
4 lain-lain 2 5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer 2018
Lain-lain
Kegiatan Remaja 5%

Keagamaan
95%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.58 Diagram Kegiatan Remaja di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan hasil tabulasi data didapatkan hasil kegiatan


remaja diluar sekolah paling banyak yaitu keagamaan dengan jumlah
38 orang (95%), sedangkan paling rendah yaitu lain-lain yang
berjumlah 2 orang (5%).
c. Penggunaan Waktu Luang
No Kegiatan Jumlah %
1 Musik/TV 30 75
2 Olahraga 3 7,5
3 Rekreasi 1 2,5
4 Keagamaan 6 15
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer 2018
Penggunaan Waktu Luang
Musik/TV Olahraga Rekreasi Keagamaan
3% 15%
7%
75%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.59 Diagram Penggunaan Waktu Luang Remaja di Dusun Aik
Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian


besar remaja saat tidak ada kegiatan menonton TV yaitu sebanyak 30
orang (75%) dan yang paling sedikit yaitu rekreasi yaitu sebanyak 1
orang (2,5%).
d. Kebiasaan Remaja
No Masalah Remaja Jumlah %
1 Merokok 16 40
2 Alcohol 0 0
3 Tidak ada 24 60
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer 2018

Masalah Remaja
Merokok Alcohol Tidak Ada

40%
60%
0%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.60 Diagram Masalah Remaja di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar remaja tidak mempunyai kebiasaan buruk yaitu sebanyak 24
orang (60%) dan yang mempunyai kebiasaan merokok yaitu sebanyak
16 orang (40%) sedangkan yang mempunyai kebiasaan minum
alcohol tidak ada.
5. Lansia
a. Jumlah Lansia
No Keluhan Jumlah %
1 Tidak Ada 226 87,9
2 Ya 31 12,1
Jumlah 257 100
Sumber : Data Primer 2018

Jumlah Lansia
Ya Lansia Bukan Lansia
12%

88%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.61 Diagram Jumlah Lansia di Dusun Aik Are, Desa Ubung,
Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat


yang tergolong lansia yaitu sebanyak 31 orang (12,1%) dan yang tidak
tergolong lansia sebanyak 226 orang (87,9%).
b. Keluhan Lansia
No Keluhan Jumlah %
1 Tidak Ada 14 45,2
2 Pusing 10 32,3
3 Rematik 5 16,1
4 Sesak 1 3,2
5 Penglihatan Kabur 1 3,2
Jumlah 31 100
Sumber : Data Primer 2018

Keluhan Lansia
Tidak ada Pusing Rematik Sesak Penglihatan Kabur
16% 3% 3%
45%

33%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.62 Diagram Keluhan Lansia di Dusun Aik Are, Desa
Ubung, Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel hasil tabulasi diatas dapat disimpulkan


bahwa keluhan lansia paling banyak yaitu tidak ada keluhan
berjumlah 14 lansia (45,2%), dan yang mengeluh pusing sebanyak 10
(32,3%).
c. Upaya Berobat
No Upaya Berobat Jumlah %
1 Tidak Berobat 5 29,4
2 Berobat 12 70,6
Jumlah 17 100
Sumber : Data Primer 2018
Upaya Berobat
Tidak Berobat Berobat
29%

71%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.63 Diagram Upaya Berobat di Dusun Aik Are, Desa Ubung,
Kecamatan Jonggat

Berdasarkan tabel hasil tabulasi diatas dapat disimpulkan


penanganan penyait lansia paling banyak dibawa ke sarana kesehatan
yang berjumlah 12 (70,6%), dan yang paling sedikit diobati sendiri
yaitu sebanyak 5 (29,4%).
d. Penggunaan Waktu Senggang
No Waktu Senggang Jumlah %
1 Berkebun 24 77,4
2 Rekreasi 5 16,1
3 Senam lain-lain 2 6,5
Jumlah 31 100
Sumber : Data Primer 2018

Penggunaan Waktu Senggang


Berkebun Rekreasi Senam dll
16% 7%

77%

(Sumber : Pengkajian Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram)


Gambar 3.64 Diagram Penggunaan Waktu Senggang Lansia di Dusun
Aik Are, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan waktu senggang lansia lebih banyak digunakan untuk
berkebun yaitu berjumlah 24 orang (77,4%), sedangkan sebagian
kecilnya menggunakan waktu luangnya untuk senam dan lain lain
yaitu sebanyak 2 orang (6,5%).

3.2 ANALISA DATA


No Data Etiologi Problem
1. Masalah kesehatan lingkungan : Kesadaran Sanitasi
Data Subyektif : masyarakat lingkungan
1. Sebagian besar warga yang kurang tidak
mengatakan sampah dikelola memenuhi
dengan cara di bakar karena standar
tidak tau harus membuang kesehatan
sampah kemana karena tidak
ada tempat penampungan
sampah dari pemerintah dan
limbah lebih mudah dibuang
ke got, serta beberapa KK di
Dusun Aik Are yang tidak
memiliki jamban biasa BAB
dan BAK di sembarang
tempat (kebun dan
selokan/got).
Data Obyektif :
1. Pengelolaan sampah
 Jumlah KK yang
membuang sampah
dengan di timbun
sebanyak 10 KK (12%)
 Jumlah KK yang
membuang sampah
sembarangan sebanyak 4
KK (4,8%)
 Jumlah KK yang
membuang sampah
dengan cara di bakar 69
KK (83,1%)
 Jarak pembuangan
sampah <5m (83,1%).
2. Pengelolaan limbah
 Jumlah KK yang
mempunyai SPAL
resapan sebanyak 30 KK
(36,1%)
 Jumlah KK yang
memiliki SPAL got
sebanyak 53 KK (63,9%)
3. Yang tidak memiliki ventilasi
(14,5%).
4. Rumah yang pencahayaan
matahari yang tidak masuk
(10,8%).
5. Lingkungan rumah yang
kurang bersih (25,3%).
6. Pengelolaan air minum yang
tidak di masak (18,1%).
7. Kondisi air yang keruh
(7,2%).
8. Yang tidak mempunyai
jamban (15,7%).
9. Kepemilikan jamban milik
bersama (9,6%)
10. Kepemilikan hewan ternak
(51,8%).

2 Masalah kesehatan lansia : Kurangnya Tingginya


Data Subyektif : pengetahuan angka
1. Ibu Kepala Dusun Aik Are dan kesadaran kesakitan
mengatakan sebagian besar masyarakat pada lansia
lansia di Dusun Aik Are tentang di Dusun Aik
mengalami keluhan berbagai pentingnya Are
penyakit karena jarang pemiliharaan
memeriksakan kesehatannya kesehatan lansia
ke puskesmas dan jarang
berobat.
Data Obyektif :
1. Distribusi lansia (25,3%).
2. Lansia yang mengalami
keluhan penyakit (Pusing,
Hipertensi, Rematik,
penglihatan kabur) (54,8%).
3. Lansia tidak datang berobat
ke pelayanan kesehatan
(29,4%).
4. Di Dusun Aik Are belum ada
posyandu lansia

3 Masalah kesehatan balita : Kesehatan Resiko


Data Subyektif : lingkungan terjadinya
1. Ibu Kader mengatakan 6 yang kurang peningkatan
bulan terakhir beberapa balita angka
mengalami ISPA karena kesakitan
sebagian besar orang tua diare dan
balita merokok, keadaan ISPA pada
lingkungan rumah yang Balita
berdebu dan nutrisi yang
diberikan pada balita yang
tidak sesuai.
Data Obyektif :
1. Distribusi balita (14,8%)
2. Balita yang pernah mengalami
diare dan ISPA (42,1%)
3. Yang tidak memiliki ventilasi
(14,5%).
4. Rumah yang pencahayaan
matahari yang tidak masuk
(10,8%).
5. Lingkungan rumah yang
kurang bersih (25,3%).
6. Pengelolaan air minum yang
tidak di masak (18,1%).
7. Pengelolaan sampah dengan
cara di bakar (83,1%).

4 Masalah kesehatan remaja : Kurangnya Tingginya


Data Subyektif : pengetahuan angka
1. Ibu Kepala Dusun Aik Are remaja tentang pernikahan
mengatakan banyak pasangan kesehatan usia dini
yang usia menikahnya di reproduksi pada remaja
bawah 20 tahun dengan cara di dusun aik
merarik are
Data Obyektif :
1. Jumlah remaja di dusun aik
are (15,6%)
2. Jumlah usia pasangan
menikah muda (70%)

5 Masalah kesehatan ibu hamil : Tingginya Potensial


Data Subyektif : kesadaran ibu dapat di
1. Ibu-ibu hamil mengatakan hamil terhadap tingkatkanny
tidak ada pantangan makanan kesehatannya a kesehatan
bagi ibu hamil di Dusun Aik ibu hamil di
Are, dan ibu hamil selalu Dusun Aik
rutin melakukan pemeriksaan Are
kehamilan di Puskesmas
Data Obyektif :
1. Jumlah ibu hamil yaitu
sebanyak 1 KK (1,2%)
dengan usia kehamilan yaitu
trimester III (100%),
frekwensi kehamilan ke 2
(100%), umur 20-35 yaitu 1
orang (100%).
2. ibu hamil memeriksakan
kehamilannya ke puskesmas
sebanyak 1 orang (100%)
dan memeriksakan
kandungannya sebanyak 4
kali serta mendapatkan
imunisasi TT dengan
lengkap.
3. Penyakit yang diderita oleh
ibu hamil yaitu 1 orang
(100%) mengalami
mual/muntah.

Berdasarkan analisa data di atas di dapatkan masalah kesehatan sebagai berikut :


1. Masalah sanitasi lingkungan tidak memenuhi standar kesehatan
2. Tingginya angka kesakitan pada lansia di Dusun Aik Are
3. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada Balita
4. Tingginya angka pernikahan usia dini pada remaja di dusun aik are
5. Potensial dapat di tingkatkannya kesehatan ibu hamil di Dusun Aik Are
Prioritas Masalah
SELEKSI ( PENAPISAN )
DIAGNOSA KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DI DUSUN AIK ARE

KRITERIA PENAPISAN

PERAN PERAWAT
SESUIA DENGAN

KESEHATAN (HE)
TERSEDIA SUMBER

KEMUNGKINAN
POTENSI UNTUK
MASALAH KESEHATAN /

RESIKO PARAH
RESIKO TINGGI

PENDIDIKAN
KOMUNITAS

KOMUNITAS

PROGRAM
DENGAN
RELEVAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN

DIATASI
INTERES
JUMLAH
KOMUNITAS SKOR

FASILITAS

SUMBER
TEMPAT

WAKTU

DANA

DAYA
Sanitasi lingkungan tidak memenuhi
standar kesehatan berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang pengolahan
sampah, air limbah, kesadaran 4 4 4 5 5 3 4 4 3 3 3 4 46
masyarakat yang kurang, sosial ekonomi
yang rendah
Tingginya angka kesakitan pada lansia
di Dusun Aik Are berhubungan dengan
5 4 5 4 4 4 4 4 3 3 2 2 44
kurangnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya
pemiliharaan kesehatan lansia
Resiko terjadinya peningkatan angka
kesakitan diare dan ISPA pada Balita 4 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 41
berhubungan dengan kesehatan
lingkungan yang kurang
Tingginya angka pernikahan usia dini
pada remaja di dusun aik are
4 5 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 43
berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi
Potensial dapat di tingkatkannya
kesehatan ibu hamil di Dusun Aik Are
4 1 1 3 3 3 3 4 4 3 4 4 37
berhubungan dengan tingginya
kesadaran ibu hamil terhadap
kesehatannya

KETERANGAN : 1= sangat rendah 2 = rendah 3 = sedang 4 = tinggi 5 = sangat tinggi


3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Sanitasi lingkungan tidak memenuhi standar kesehatan berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang pengolahan sampah, air limbah,
kesadaran masyarakat yang kurang, sosial ekonomi yang rendah di tandai
dengan sebagian besar warga mengatakan sampah dikelola dengan cara di
bakar karena tidak tau harus membuang sampah kemana karena tidak ada
tempat penampungan sampah dari pemerintah dan limbah lebih mudah
dibuang ke got, serta beberapa KK di Dusun Aik Are yang tidak memiliki
jamban biasa BAB dan BAK di sembarang tempat (kebun dan
selokan/got), jumlah KK yang membuang sampah dengan di timbun
sebanyak 10 KK (12%), umlah KK yang membuang sampah sembarangan
sebanyak 4 KK (4,8%), jumlah KK yang membuang sampah dengan cara
di bakar 69 KK (83,1%), jarak pembuangan sampah <5m (83,1%), jumlah
KK yang mempunyai SPAL resapan sebanyak 30 KK (36,1%), jumlah
KK yang memiliki SPAL got sebanyak 53 KK (63,9%), yang tidak
memiliki ventilasi (14,5%), rumah yang pencahayaan matahari yang tidak
masuk (10,8%), lingkungan rumah yang kurang bersih (25,3%),
pengelolaan air minum yang tidak di masak (18,1%), kondisi air yang
keruh (7,2%), yang tidak mempunyai jamban (15,7%), kepemilikan
jamban milik bersama (9,6%) dan kepemilikan hewan ternak (51,8%).
2. Tingginya angka kesakitan pada lansia di Dusun Aik Are berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pemiliharaan kesehatan lansia ditandai dengan Ibu Kepala
Dusun Aik Are mengatakan sebagian besar lansia di Dusun Aik Are
mengalami keluhan berbagai penyakit karena jarang memeriksakan
kesehatannya ke puskesmas dan jarang berobat, distribusi lansia (25,3%),
lansia yang mengalami keluhan penyakit (Pusing, Hipertensi, Rematik,
penglihatan kabur) (54,8%), lansia tidak datang berobat ke pelayanan
kesehatan (29,4%) dan di Dusun Aik Are belum ada posyandu lansia.
3. Tingginya angka pernikahan usia dini pada remaja di dusun aik are
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi ditandai dengan Ibu Kepala Dusun Aik Are mengatakan
banyak pasangan yang usia menikahnya di bawah 20 tahun dengan cara
merarik, jumlah remaja di dusun aik are (15,6%), jumlah usia pasangan
menikah muda (70%).
4. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada anak
dan Balita berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang kurang
ditandai dengan Ibu Kader mengatakan 6 bulan terakhir beberapa balita
mengalami ISPA karena sebagian besar orang tua balita merokok, keadaan
lingkungan rumah yang berdebu dan nutrisi yang diberikan pada balita
yang tidak sesuai, distribusi balita (14,8%), balita yang pernah mengalami
diare dan ISPA (42,1%), yang tidak memiliki ventilasi (14,5%), rumah
yang pencahayaan matahari yang tidak masuk (10,8%), lingkungan rumah
yang kurang bersih (25,3%), pengelolaan air minum yang tidak di masak
(18,1%) dan pengelolaan sampah dengan cara di bakar (83,1%).
5. Potensial dapat di tingkatkannya kesehatan ibu hamil di Dusun Aik Are
berhubungan dengan tingginya kesadaran ibu hamil terhadap kesehatannya
ditandai dengan Ibu-ibu hamil mengatakan tidak ada pantangan makanan
bagi ibu hamil di Dusun Aik Are, dan ibu hamil selalu rutin melakukan
pemeriksaan kehamilan di Puskesmas, jumlah ibu hamil yaitu sebanyak 1
KK (1,2%) dengan usia kehamilan yaitu trimester III (100%), frekwensi
kehamilan ke 2 (100%), umur 20-35 yaitu 1 orang (100%), ibu hamil
memeriksakan kehamilannya ke puskesmas sebanyak 1 orang (100%) dan
memeriksakan kandungannya sebanyak 4 kali serta mendapatkan
imunisasi TT dengan lengkap, dan penyakit yang diderita oleh ibu hamil
yaitu 1 orang (100%) mengalami mual/muntah.
3.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tujuan dan Rencana
No Dx.Kep Sasaran PJ Waktu Tempat Metode Media
Kriteria Hasil Kegiatan
1 Masalah Setelah dilakukan  Individu 1. Berikan Bapak Jumat, Rumah KIE/penyuluhan Leaflet,
tindakan  Keluarga penyuluha
sanitasi Kepala 20 Bapak Slide,
keperawatan  Kelompok n tentang
lingkungan selama 2-3 kali  Masyarakat dampak Dusun April Kepala LCD
pertemuan secara pembuang
tidak Aik 2018 Dusun
berkelanjutan an sampah
memenuhi diharapkan yang tidak Are Bapak
masyarakat di sehat dan
standar Pak Sanah
dusun punjambong pengolaha
kesehatan mampu : n sampah Sanah
1. Mengidentifikasi yang benar
jenis sampah
2. Diskusikan
2. Memisahkan dengan
sampah kering warga
dan basah tentang
dampak
3. Membuang yang
sampah sesuai ditimbulka
dengan jenis dan n bila
tempat yang sampah
sehat berserakan
4. Memelihara 3. Diskusikan
lingkungan yang cara
sehat pengleloaa
n sampah
yang sehat

4. Melakukan
Penyuluha
n dan
menggerak
kan
pelaksanaa
n kerja
bakti
massal
bersama
dengan
seluruh
warga
Dusun Aik
Are

5. Berikan
reinforcem
ent
terhadap
kemampua
n warga
mengelola
sampah
yang benar

2 Tingginya Setelah di lakukan  Individu 1. Berikan Ibu Senin, 7 Rumah KIE/penyuluhan Leaflet,
tindakan  Keluarga penyuluha
angka Kepala Mei Bapak Slide,
keperawatan  Kelompok n tentang
kesakitan pada sebanyak 2 kali  Masyarakat terjadinya Dusun 2018 Kepala LCD
kegiatan di proses
lansia di Aik Dusun
harapkan menua dan
Dusun Aik masyarakat mampu hipertensi, Are Bapak
memberikan Rematik.
Are Sanah
perawatan dan
sebagai fasilitator 2. Himbau
akses pada lansia. lansia
untuk rutin
mengikuti
kegiatan
posyandu
lansia
3. Lakukan Pemeriksaan Alat
pemeriksaa TTV, Gula TTV,
n darah,
kesehatan alat
kolesterol, asam
dasar dan
urat, pemberian GDS,
pengobata
n gratis obat Obat-
obatan

3 Tingginya Masyarakat mampu  Individu 1. Berikan Ketua Sabtu, Rumah KIE/penyuluhan Leaflet,
mengenali masalah  Keluarga
angka penyuluha Remaja 28 Remaja Slide,
yang dapat  Kelompok
pernikahan ditimbulkan  Masyarakat n (Ridho) April atas LCD
terhadap
usia dini pada kesehatan 2018 nama
pernikahan dini.
remaja di reproduksi Heru
dusun aik are kepada
remaja.
2. Anjurkan
untuk
mengatur
jarak
pernikaha
n sesuai
konsep.
4 Resiko Setelah di lakukan  Individu 1. Berikan Ibu Rabu, Rumah KIE/penyuluhan Leaflet,
tindakan  Keluarga penyuluha
terjadinya Kepala 18 Bapak Slide,
keperawatan  Kelompok n
peningkatan sebanyak 2 kali  Masyarakat mengenai Dusun April Kepala LCD
kegiatan di ISPA dan
angka Aik 2018 Dusun
harapkan nutrisi
kesakitan diare masyarakat mampu yang baik Are Bapak
memberikan untuk
dan ISPA pada Sanah
perawatan dan tumbuh
Anak dan sebagai fasilitator
akses pada balita 2. Berikan
Balita
penyuluha
n cara
menyimpa
n makanan
agar tidak
tercemari
oleh
pathogen
3. Berikan
Kepala Kamis, SDN KIE/Penyuluhan Leaflet,
penyuluha
n sekolah 26 Aik Are Slide,
pentingnya
SDN April LCD,
sarapan
pagi bagi Aik 2018 musik
dan cuci
Are
tangan 6
langkah

5 Potensial dapat Ibu hamil dapat  Individu 1. Berikan Ibu Sabtu, Rumah KIE/penyuluhan Leaflet,
 Keluarga
di mempertahankan penyuluha Kader 21 Bapak LCD,
 Kelompok
tingkatkannya serta meningkatkan  Masyarakat n gizi ibu April Kepala Slide
kesehatan ibu kesehatannya hamil dan 2018 Dusun
hamil di selama kehamilan persiapan Bapak
Dusun Aik sampai proses persalinan Sanah
Are persalinan 2. Anjurkan
untuk
rutin
mengikuti
posyandu
dan
memeriksa
kan
kesehatan
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Evaluasi
Diagnosa Kep. Tgl Implementasi
Formatif
1 Masalah sanitasi Rabu, 1. Memberikan 1. Masyarakat
11 penyuluhan mengetahui
lingkungan tidak
April tentang dampak
memenuhi 2018 dampak pembuangan
pembuangan sampah yang
standar kesehatan
sampah yang tidak sehat
tidak sehat dan dan
pengolahan pengolahan
sampah yang sampah yang
benar benar
Kamis 2. Mendiskusikan 2. Masyarakat
, 12 dengan warga mengerti
April tentang dampak yang
2018 dampak yang ditimbulkan
ditimbulkan bila sampah
bila sampah berserakan
berserakan
Jumat, 3. Mendiskusikan 3. Masyarakat
12 cara mengetahui
April pengeleloaan cara
2018 sampah yang pengeleloaan
sehat sampah yang
sehat
Jumat, 4. Menggerakkan 4. Masyarakat
20 pelaksanaan remaja
April kerja bakti bersama
2018 bersama mahasiswa
dengan seluruh antusias
warga Dusun dalam
Aik Are membersihka
n masjid di
Dusun Aik
Are setiap
hari Jumat
pagi
Jumat, 5. Memberikan 5. Masyarakat
20 reinforcement merasa
April terhadap terbantu
2018 kemampuan dengan apa
warga yang
mengelola diberikan
sampah yang oleh
benar mahasiswa.

2 Tingginya angka 7 Mei 1. Melakukan 1. Masyarakat


2018 penyuluhan antusias
kesakitan pada
kesehatan dalam
lansia di Dusun lansia tentang memberikan
pennyakit penyuluhan
Aik Are
Hipertensi kesehatan
mengenai
penyakit
Hipertensi
5 Mei 2. Melakukan 2. Masyarakat
2018 pemeriksaan antusias
kesehatan datang untuk
dasar dan melakukan
pengobatan pemeriksaan
gratis gratis dan
merasa
terbantu
karena
disertai
dengan
pemberian
pengobatan
gratis

3 Tingginya angka Sabtu, 1. Memberikan 1. Remaja


28 penyuluhan antusias
pernikahan usia
April kesehatan mengikuti
dini pada remaja 2018 reproduksi kegiatan
kepada remaja. penyuluhan
di dusun aik are
tersebut dan
Sabtu, 2. Menganjurkan memahami
28 untuk tentang
April mengatur usia kesehatan
2018 pernikahan reproduksi
sesuai konsep. 2. Remaja
setuju
dengan
adanya
pengaturan
usia
pernikahan
sesuai
konsep
4 Resiko terjadinya Rabu, 1. Memberikan 1. Ibu yang
penyuluhan memiliki
peningkatan 18
mengenai ISPA anak balita
angka kesakitan April dan nutrisi mengemaha
yang baik mi
diare dan ISPA 2018
untuk tumbuh mengenai
anak pada Balita ISPA dan
nutrisi yang
Rabu,
baik untuk
18 tumbuh
2. Memberikan 2. Masyarakat
April
penyuluhan antusias
2018 cara mengikuti
menyimpan kegiatan
makanan agar penyuluhan
tidak tercemari tersebut dan
oleh pathogen aktif

Kamis 3. Memberikan 3. Kepala


penyuluhan sekolah
, 26
pentingnya SDN Aik
April sarapan pagi Are sangat
bagi dan cuci mengapresia
2018
tangan 6 si kegiatan
langkah yang
mahasiswa
lakukan dan
menyambut
baik
kedatangan
mahasiswa
serta para
siswa sangat
aktif dan
antusias
mengikuti
proses
kegiatan.
5 Potensial dapat di Sabtu, 1. Memberikan 1. Ibu-ibu
tingkatkannya penyuluhan hamil
21
kesehatan ibu gizi ibu hamil mengerti
hamil di Dusun April dan persiapan tentang gizi
Aik Are persalinan ibu hamil
2018
dan
persiapan
persalinan
2. Menganjurkan 2. Para ibu
Sabtu, untuk rutin hamil
mengikuti mengatakan
21
posyandu dan rutin
April memeriksakan mengikuti
kesehatan posyandu
2018
dan
memeriksak
an kesehatan

3.6 EVALUASI
Evaluasi ini dilakukan pada saat dilaksanakannya suatu kegiatan sampai
selesai.
a) Adanya prioritas masalah yang telah diselesaikan dan diteruskan oleh
pihak lingkungan maupun desa.
b) Partisipasi aktif dan interes masyarakat terhadap kesehatan 80%.
c) Untuk tindakan secara fisik dan struktural pada masing-masing diagnosa
keperawatan akan diteruskan oleh kelompok berikutnya, pihak dusun dan
lingkungan.
d) Pelaksanaan kegiatan dapat berjalan 90% dari perencanaan, khususnya
tindakan mandiri.
BAB 4
PEMBAHASAN

Praktik keperawatan komunitas di Dusun Aik Are yang dilaksanakan


mahasiswa Program Studi Profesi Ners Stikes Yarsi Mataram Kelompok 7 adalah
salah satu program profesi untuk mengaplikasikan konsep keperawatan komunitas
dengan menggunakan proses keperawatan komunitas sebagai dasar ilmiah.
Upaya pendidikan untuk mencetak seorang perawat yang profesional,
mandiri dan mempunyai kompetensi sesuai dengan yang diinginkan dapat
dilakukan dengan menerapkan konsep tersebut, dan secara resmi mahasiswa
melakukan praktik klinik keperawatan komunitas di Dusun Aik Are Desa Ubung
Kecamatan Jonggat mulai 09 April 2018 sampai 19 Mei 2018 dengan melakukan
berbagai kegiatan.
Berikut ini pembahasan yang akan diuraikan berkisar tentang praktik
keperawatan komunitas, keluarga dan gerontik.

3.2 Praktik Klinik Keperawatan Komunitas


Praktik klinik keperawatan komunitas diawali dengan persiapan dari
kampus sampai dengan pelaksanaan di lapangan. Pada tahap persiapan
dilakukan pembekalan dari pembimbing profesi keperawatan komunitas
tentang mekanisme perijinan praktik dan peraturan praktik, dan untuk
selanjutnya dilakukan proses persiapan yang lebih intensif oleh mahasiswa
sendiri. Kendala yang kami hadapi adalah ternyata pembekalan yang
diterima masih belum optimal dapat dimanfaatkan pada tataran lapangan,
sehingga terdapat perubahan-perubahan dan pemunculan srategi-strategi baru
dari mahasiswa untuk dapat memanifestasikan konsep keperawatan
kesehatan masyarakat secara lebih nyata.
3.2.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data kesehatan
komunitas yang diinginkan. Pada pengkajian ini dilakukan
pengumpulan data kesehatan komunitas dengan menggunakan
kuesioner dengan materi pertanyaan berdasarkan konsep Betty
Newman dan telah dikonsultasikan ke pembimbing komunitas
akademik serta disesuaikan dengan lembar pengkajian PHN
Puskesmas Ubung
Setelah format pengkajian siap, maka penanggung jawab
masing-masing RT mempunyai hak otonom dalam mekanisme
pengumpulan datanya, yaitu dengan melakukan kerjasama dengan
ketua RT, kader kesehatan, dan Ibu Kepala Dusun dan Remaja.
Dari pengumpulan data didapatkan bahwa 100% warga
merupakan warga asli Desa Ubung, mayoritas dari warga bekerja pagi
- sore hari dengan tingkat pengetahuan tentang kesehatan rendah. Hal
tersebut merupakan kendala terutama untuk mengumpulkan warga saat
dilakukan kegiatan, namun berkat bantuan dari Kepala Dusun dan RT,
dan model pendekatan secara persuasif dengan mengikuti kebiasaan
warga, maka permasalahan tersebut dapat diatasi.
Respon yang diberikan warga sangat positif, dibuktikan dengan
perhatian dari warga terhadap keberadaan mahasiswa beserta program-
programnya, sehingga keseluruhan proses pengumpulan data dapat
dilaksanakan dengan baik.
Strategi yang digunakan saat pengumpulan data adalah
kerjasama dengan aparat RT dan melakukan program turun ke bawah
(jemput bola) sehingga keberadaan mahasiswa membaur degan warga.
Dari pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan yang
dirasakan masyarakat, meliputi:
1) Masalah sanitasi lingkungan tidak memenuhi standar kesehatan
2) Tingginya angka kesakitan pada lansia di Dusun Aik Are
3) Tingginya angka pernikahan usia dini pada remaja di dusun aik are
4) Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA
pada Balita
5) Potensial dapat di tingkatkannya kesehatan ibu hamil di Dusun Aik
Are
Dari kelima masalah yang ditemukan mahasiswa, maka
dikembalikan kepada masyarakat untuk dianalisa lebih lanjut.
Perumusan masalah antara mahasiswa dan warga hampir tidak
mengalami kesulitas yang berarti, karena masyarakat telah menyadari
pentingnya kesehatan dalam hidup mereka. Namun terdapat sedikit
masalah dalam hal ketepatan waktu yang sedianya dilaksanakan tepat
pukul 15.00 WITA tetapi terlambat sampai pukul 16.00 WITA,
sehigga praktis hanya terdapat 1,5 jam waktu yang dapat digunakan
untuk membahas data sampai memerlukan rencana penyelesaiannya.
Akhirnya dilakukan perubahan strategi acara hingga terumuskannya
rencana tindakan.
3.2.2 Penentuan Prioritas Masalah
Melalui analisa masalah, maka setelah dirumuskan
permasalahan kesehatan warga dilakukan penentuan prioritas masalah
atas dasar urgensitas dari masalah.
Berdasarkan MMD 1 yang dilaksanakan pada Senin, 16 April
2018 dan maka ditentukan prioritas masalah kesehatan sebagai berikut:
1) Masalah sanitasi lingkungan tidak memenuhi standar kesehatan
2) Tingginya angka kesakitan pada lansia di Dusun Aik Are
3) Tingginya angka pernikahan usia dini pada remaja di dusun aik are
4) Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA
pada Balita
5) Potensial dapat di tingkatkannya kesehatan ibu hamil di Dusun Aik
Are
Penentuan prioritas masalah ini tidak menemukan kesulitan
berarti, hal ini dikarenakan warga mulai memahami pentingnya
kesehatan dan berkat partisipasi aktif dari Ibu Kepala Dusun sebagai
motor penggerak. Kegiatan dapat dikatakan berhasil 80%.
3.2.3 Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan
kesehatan dapat disepakati saat MMD 1.
Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa
dengan masyarakat antara lain:
1) Sanitasi lingkungan tidak memenuhi standar kesehatan
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pengolahan
sampah, air limbah, kesadaran masyarakat yang kurang, sosial
ekonomi yang rendah
 Penyuluhan pengolahan sampah dan dampak pembuangan
sampah sembarangan
 Gotong royong/Kerja Bakti
 Jalan sehat
2) Tingginya angka kesakitan pada lansia di Dusun Aik Are
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya pemiliharaan kesehatan lansia
 Penyuluhan PTM (Hipertensi)
 Senam Lansia
 Aktivitas ringan
 Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis
3) Tingginya angka pernikahan usia dini pada remaja di dusun aik are
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi
 Penyuluhan bahaya narkoba dan kesehatan reproduksi/ sex
education
 Pendayagunaan/pengaktifan remaja dan remaji
4) Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA
pada Balita berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang
kurang
 Penyebaran informasi pelaksanaan Posyandu
 Penyuluhan mengenai ISPA pada balita
 Penyuluhan dan senam cuci tangan 6 langkah dan pentingnya
sarapan pagi pada siswa SD Aik Are
 Penyuluhan dan senam cuci tangan 6 langkah di PAUD Aik
Are
5) Potensial dapat di tingkatkannya kesehatan ibu hamil di Dusun Aik
Are berhubungan dengan tingginya kesadaran ibu hamil terhadap
kesehatannya
 Penyuluhan mengenai gizi ibu hamil dan persiapan persalinan
Untuk pengaturan waktu, tidak menemukan kesulitan yang
berarti. Hanya saja, terdapat beberapa kegiatan yang masih dibutuhkan
mencari waktu yang tetap sesuai dengan kesempatan/waktu luang
warga.
3.2.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana tindakan mulai dilaksanakan pada 11 April
2018 dengan metode melibatkan masyarakat secara aktif dimotori oleh
Kepala Dusun, Kader kesehatan untuk melaksanakan rencana yang
telah disusun bersama. Keterlibatan ini sangat membantu dengan
melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan masing-masing RT.
Sebagian besar kegiatan dilaksanakan secara bersama antara
mahasiswa, RT, Remaja, dan kader kesehatan. Hanya pada kegiatan
penyuluhan, penilaian lomba kebersihan dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan dari mahasiswa yang ditunjuk.
Secara umum kegiatan yang direncanakan dapat dikatakan
berhasil (90%), penilaian tersebut didapatkan saat evaluasi respon
positif dan antusiasme masyarakat terhadap berbagai kegiatan yang
direncanakan.
Kendala yang dihadapi mahasiswa adalah masih terdapat
sebagian warga belum dapat mengikuti kegiatan, hal ini dikarenakan
human error semata. Seluruh rencana telah dilaksanakan sesuai dengan
POA dan masyarakat cukup antusias serta aktif dalam semua kegiatan
tersebut, namun dalam pelaksanaan kegiatannya belum berjalan sesuai
dengan yang direncanakan, hal ini dikarenakan kesibukan masyarakat
sehari-hari sehingga pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan jadwal
yang telah di tentukan.
3.2.5 Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan secara dua tahap, yaitu oleh
mahasiswa tanggal 21 April 2018 dan 12 Mei 2018 dilakukan evaluasi
bersama dengan pembimbing profesi dari Pendidikan (Ibu Hj. Ilham,
S.Kep.,Ners.,M.Kep, Kepala Dusun Aik Are, Kader kesehatan dan
Pihak Puskesmas). Selain itu evaluasi juga dilakukan bersama warga
saat terminasi hari Sabtu, 12 Mei 2018 pukul 09.00 WITA – selesai di
Balai Desa Ubung.
Dari sudut pandang mahasiswa kegiatan praktik klinik
keperawatan komunitas dan keluarga serta gerontik dikatakan berhasil
dengan bukti antusiasme dan respon positif warga, dengan semangat
dan program mereka serta perubahan pengetahuan warga tentang
kesehatan.
3.3 Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Pendekatan yang diguanakan mahasiswa dalam melaksanakan praktik
klinik keperawatan keluarga adalah problem solving approach (pendekatan
menggunakan model pemecahan masalah) sehingga antusiasme keluarga
sangat tinggi untuk menerima mahasiswa sebagai pembina kesehatan dalam
keluarganya.
Rata-rata dalam waktu singkat mahasiswa mampu menyelesaikan
tugas perawatan keluarga sesuai dengan tujuan, yaitu sampai mampu
melakukan evaluasi.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa
Program Studi Profesi Ners Stikes Yarsi Mataram Kelompok 7, merupakan
suatu program profesi untuk mengaplikasikan konsep-konsep perawatan
kesehatan masyarakat dengan menggunakan proses keperawatan masyarakat
sebagai suatu pendekatan ilmiah.
Terdapat 3 kegiatan yang dilakukan dalam praktik klinik keperawatan
komunitas, yaitu praktik klinik keperawatan komunitas itu sendiri, praktik
klinik keperawatan keluarga dan praktik klinik di keperawatan gerontik.
Pelaksanaan ketiga praaktik linik tersebut tidak meninggalkan konsep
proses keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi
kegiatan yang terstruktur.
Secara garis besar keberhasilan praktik klinik keperawtaan komunitas
yang dilakukan oleh mahasiswa mempunyai tingkat keberhasilan 90%, hal ini
dibuktikan dengan meningkatnya pengetahuan warga tentang kebutuhan
kesehatannya, antusiasme warga untuk meningkatkan status kesehatannya dan
memandang penting kesehatan untuk kelangsungan hidupnya, hal ini di motori
oleh Puskesmas Ubung dan aparat desa sebagai penanggung jawab tertinggi.
5.2 Saran
Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan
komunitas dan perkembangan keprawatan sendiri maka disarankan:
1. Untuk optimalisasi persiapan mahasiswa, maka diharapkan adanya
pembinaan dan bimbingan yang intensif pra terjun ke lapangan dengan
konsep bimbingan yang telah terstruktur rapi dan baku, baik dari segi
mekanisme bimbingan maupun konsep-konsep keperawatan komunitas
sendiri.
2. Untuk memperlebar jangkauan kerjasama dengan berbagai instansi
sehingga mempermudah mahasiswa dalam pelaksanaan praktik klinik
keperawatan komunitas, maka diharapkan adanya kerjasama antara Stikes
Yarsi Mataram dengan pihak-pihak terkait dengan model kontrak
kerja/waktu tentang keberadaan praktik klinik keperawatan komunitas di
wilayah kerja puskesmas yang telah ditentukan.
3. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah
bekal tentang konsep keperawatan komunitas, sehingga terdapat
optimalisasi kinerja dala melaksanakan praktik klinik keperawatan
komunitas.
4. Mahasiswa diharapkan mempunyai konsep yang lebih tentang
pengorganisasian masyarakat dengan berbagai alternatif pendekatan,
sehingga akan lebih mempermudah pelaksanaan praktik klinik di
masyarakat.
5. Sebagai penunjang program kegiatan Puskesmas, diharapkan adanya
kerjasama dan bimbingan secara intensif dari Puskesmas untuk mahasiswa
maupun Kelompok Kerja Kesehatan yang ada di masyarakat.
6. Diharapkan program PHN dari Puskesmas dapat dilaksanakan secara
optimal sehingga pembinaan kesehatan dari berbagai segi dapat mencapai
tujuan.
7. Puskesmas dan Dinas kesehatan hendaknya selalu memantau kesehatan
masyarakat lebih jauh dan teliti melalui kader-kader yang ada di kelurahan
dan lingkungan dan menjalankan program-program Puskesmas secara
rutin diwilayah kerjanya
DAFTAR PUSTAKA

Nasrul Effendy. 1998. Dasar – dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi


2. Jakarata. EGC
Pusdiknakes, Dep Kes RI (1992). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta.
Dep Kes RI (1993). Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I dan II. Jakarta.
Pusdiknakes, Depkes RI (1991). Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Kanwil Kesehatan Propinsi NTB (1993). Dikes Dati I Prop NTB. Lembar Balik
Perawatan.

Anda mungkin juga menyukai