Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran


manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak
didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan,
tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu,
memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari
proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi
falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.

Dalam kehidupan, manusia akan selalu menemui suatu masalah dan untuk
memecahkan masalah tersebut atau untuk menemukan solusi dari masalah tersebut
manusia harus berfilsafat. Sehingga, dapat dikatakan bahwasanya filsafat adalah
pedoman dalam kehidupan manusia supaya kehidupan manusia menjadi lebih baik.

Dengan demikian filsafat sangat penting bagi kehidupan manusia,


terutama dalam hal memecahkan suatu masalah kehidupan. Karena dengan filsafat
masalah yang dihadapi oleh manusia akan segera cepat terselesaikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari filsafat ?
2. Apa pengertian dari kehidupan manusia ?
3. Bagaimana pengaruh filsafat terhadap kehidupan manusia ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui mengenai filsafat
2. Mengetahui mengenai kehidupan manusia
3. Mengetahui keterkaitan antara filsafat dengan kehidupan manusia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat


Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan
dari bahasa Arab yang juga diambil dari bahasa Yunani philosophia. Dalam bahasa
ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia =
persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya
adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”.

Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam


semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan
seni adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi,
maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and
wisdom). Sedangkan H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup
diketahui, tetapi harus dipraktekkan dalam hidup sehari-sehari. Orang
mengharapkan bahwa filsafat akan memberikan kepadanya dasar-dasar
pengetahuan, yang dibutuhkan untuk hidup secara baik. Filsafat harus mengajar
manusia, bagaimana ia harus hidup secara baik. Filsafat harus mengajar manusia,
bagaimana ia harus hidup agar dapat menjadi manusia yang baik dan bahagia. Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari hakikat
kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku),
maupun metafisik (hakikat keaslian).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah studi tentang seluruh


fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam
konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-
eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara
persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat
untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah
proses dialektika.

Filsafat diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang


budayanya. Dewasa ini filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar menurut
wilayah dan menurut latar belakang agama. Menurut wilayah, filsafat bisa dibagi
menjadi: filsafat barat, filsafat timur, dan filsafat Timur Tengah. Sementara,
menurut latar belakang agama, filsafat dibagi menjadi: filsafat Islam, filsafat
Budha, filsafat Hindu, dan filsafat Kristen.

a) Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-
universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang
dari tradisi filsafat orang Yunani kuno.Tokoh utama filsafat Barat antara lain
Plato, Thomas Aquinas, Réne Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur
Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul
Sartre.Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat
yang menyangkut tema tertentu seperti Metafisika, Epistemologi, Aksiologi,
Etika, dan estetika.

b) Filsafat Timur adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia,


khususnya di India, Republik Rakyat Tiongkok dan daerah-daerah lain yang
pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri khas Filsafat Timur ialah dekatnya
hubungan filsafat dengan agama. Meskipun hal ini kurang lebih juga bisa
dikatakan untuk Filsafat Barat, terutama di Abad Pertengahan, tetapi di Dunia
Barat filsafat ’an sich’ masih lebih menonjol daripada agama. Nama-nama
beberapa filsuf Timur, antara lain Sidharta Budha Gautama/Budha,
Bodhidharma, Lao Tse, Kong Hu Cu, Zhuang Zi, dan Mao Zedong.

c) Filsafat Timur Tengah dilihat dari sejarahnya merupakan para filsuf yang bisa
dikatakan juga merupakan ahli waris tradisi Filsafat Barat. Sebab para filsuf
Timur Tengah yang pertama-tama adalah orang-orang Arab atau orang-orang
Islam dan juga beberapa orang Yahudi, yang menaklukkan daerah-daerah di
sekitar Laut Tengah dan menjumpai kebudayaan Yunani dengan tradisi falsafah
mereka. Lalu mereka menterjemahkan dan memberikan komentar terhadap
karya-karya Yunani. Bahkan ketika Eropa setalah runtuhnya Kekaisaran
Romawi masuk ke Abad Pertengahan dan melupakan karya-karya klasik
Yunani, para filsuf Timur Tengah ini mempelajari karya-karya yang sama dan
bahkan terjemahan mereka dipelajari lagi oleh orang-orang Eropa. Nama-nama
beberapa filsuf Timur Tengah adalah Ibnu Sina, Ibnu Tufail, Kahlil Gibran, dan
Averroes.
d) Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim.
Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain.
Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya
filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian
menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid.
Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru
Tuhan sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti sudah usang dan tidak
dibahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan perhatiannya kepada
manusia dan alam, karena sebagaimana kita ketahui, pembahasan Tuhan hanya
menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya.

e) Filsafat Kristen mulanya disusun oleh para bapa gereja untuk menghadapi
tantangan zaman di abad pertengahan. Saat itu dunia barat yang Kristen tengah
berada dalam zaman kegelapan (dark age). Masyarakat mulai mempertanyakan
kembali kepercayaan agamanya. Filsafat Kristen banyak berkutat pada masalah
ontologis dan filsafat ketuhanan. Hampir semua filsuf Kristen adalah teologian
atau ahli masalah agama. Sebagai contohnya adalah Santo Thomas Aquinas dan
Santo Bonaventura.

2.2 Pengertian Kehidupan Manusia


Kehidupan adalah ciri yang membedakan objek yang memiliki isyarat
dan proses penopang diri (organisme hidup) dengan objek yang tidak memilikinya,
baik karena fungsi-fungsi tersebut telah mati atau karena mereka tidak memiliki
fungsi tersebut dan diklasifikasikan sebagai benda mati.

Manusia secara bahasa berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens”


(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi
(mampu menguasai makhluk lain). Manusia merupakan zoon politicon yang berarti
bahwa manusia itu sebagai makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan
berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi makhluk yang suka
bermasyarakat. Dan oleh karena sifatnya suka bergaul satu sama lain, maka
manusia disebut makhluk social. Hakikat manusia yaitu makhluk yang memiliki
tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya, individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas
tingkah laku intelektual dan social, yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan
yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan
nasibnya, makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang
tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya, individu yang dalam hidupnya selalu
melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu
orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati, suatu keberadaan yang
berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak
terbatas, makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat, individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan
turutama lingkungan sosial bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan
martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

Sehingga, kehidupan manusia adalah segala proses dan aktivitas yang


dilakukan manusia selama ia masih hidup. Proses merujuk pada pertumbuhan
manusia dari ia lahir hingga ia meninggal, sedangkan aktivitas merujuk pada
kegiatan yang dilakukan manusia selama ia hidup sejak lahir sampai meninggal.

2.3 Hubungan Filsafat Terhadap Kehidupan Manusia

Bagi manusia, berfilsafat berarti mengatur hidup yang senetral-netralnya


dengan perasaan tanggung jawab, yaitu tanggung jawab terhadap dasar hidup yang
sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran. Radhakrishnan dalam
bukunya, History of Philosophy, menyebutkan Tugas filsafat bukanlah sekadar
mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju.
Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan
arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan
kepada kita untuk menompang dunia baru, mencetak manusia-manusia yang
menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan ‘nation’, ras, dan keyakinan
keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan.

Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam
ruang lingkupnya maupun dalam semangatnya. Studi filsafat harus membantu
orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang
secara intelektual. Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang,
asal kepercayaan tersebut tidak bergantung pada konsepsi prailmiah yang usang,
yang sempit dan yang dogmatis. Urusan (concerns) utama agama ialah harmoni,
pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan, dan Tuhan.

Dengan berfilsafat manusia dapat mengatasi kemelut hidupnya. Hal


tersebut dapat terjadi karena dengan memahami apa filsafat, maka kita dapat
menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak mengarah kepada
jalur yang tidak pernah diharapkan sebelumnya.

Beragam masalah di Indonesia tidak akan bisa selesai dengan


pendekatan-pendekatan teknis, seperti pendekatan ekonomi teknis, pendekatan
politik teknis, pendekatan teknologi teknis, ataupun pendekatan budaya teknis.
Beragam masalah tersebut bisa selesai dengan sendirinya, jika setiap orang
Indonesia mau berfilsafat, yakni apapun profesi mereka, mereka akan
menggunakan filsafat sebagai pedoman hidup sehari-hari.

Filsafat timbul karena kodrat manusia. Manusia mengerti bahwa


hidupnya tergantung dari pengetahuannya. Pengetahuan itu digunakan untuk
menyempurnakan kehidupannya. Karena konsekuensi dari pandangan filsafat
sangat penting dan menentukan sikap orang terhadap dirinya sendiri, terhadap
orang lain, dunia, dan tuhannya. Tingkah laku manusia berlainan sekali dengan
tingkah laku hewan, manusia adalah merdeka,ia dapat mengerti, menciptakan
kebudayaan, ilmu pengetahuan. Filsafat berhubungan erat dengan sikap orang dan
pandangan hidup manusia, karena filsafat mempersoalkan dan menanyakan sebab
– sebab yang terakhir dari semua yang ada. Apabila filsafat dijadikan suatu ajaran
hidup maka ini berarti bahwa orang mengharapkan dari filsafat itu dasar – dasar
ilmiah yang dibutuhkannya untuk hidup. Filsafat diharapkan memberikan petunjuk
– petunjuk tentang bagaimana kita harus hidup untuk menjadi manusia sempurna,
baik, susila dan bahagia.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan, manusia akan selalu menemui sebuah masalah baik
dalam aspek agama, ekonomi, social, politik, budaya maupun dalam hal bernegara.
Dinegara Indonesiapun terdapat banyak berbagai masalah dan hal tersebut akan
dapat terselesaikan sendiri apabila masyarakatnya dengan berbagai profesi apapun
mampu menggunakan filsafat sebagai dasar dari penyelesaian semua masalah yang
ada. Hal ini berarti bahwa filsafat dalam kehidupan manusia berperan penting
dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi oleh manusia.

3.2 Saran
Dalam kehidupan, manusia harus lebih mengenal filsafat dan apabila
menemui suatu masalah, manusia harus berfilsafat untuk menemukan jalan
terangnya. Manusia harus menggunakan filsafat dalam kehidupannya agar
hidupnya lebih terarah dan tujuan hidupnya dapat tercapai dengann baik.

Anda mungkin juga menyukai