BAB V PENUTUP
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat ALLAH SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, ”PANDUAN
IDENTIFIKASI PASIEN” Rumah Sakit Mayang Medical Centre ini dapat diselesaikan.
Panduan ini merupakan acuan dalam melakukan penandaan lokasi pasien pra operasi
di Rumah Sakit Mayang Medical Centre, merupakan penyempurnaan dari panduan penandaan
lokasi operasi dan ceklist keselamatan pasien pra operasi yang sebelumnya pernah diterbitkan
dengan adanya buku panduan ini di harapkan penandaan lokasi pasien pra operasi dapat
dikelola dengan baik.
Semoga buku ini dapat dimanfaatkan semaksimalnya bagi unit terkait. Di harapkan
dengan panduan ini dapat meningkatkan mutu dan pelayanan di Rumah Sakit Mayang Medical
Centre Jambi.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan pasien Rumah Sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Ketidakselamatan pasien selama dirawat di Rumah Sakit seringkali terjadi karena adanya
kesalahan dalam mengidentifikasi pasien. Kesalahan dapat terjadi pada pasien dengan
keadaan terbius / sedasi, mengalami disorientasi atau tidak sadar sepenuhnya, mungkin
bertukar tempat tidur/kamar/ lokasi di dalam Rumah Sakit, mungkin mengalami disabilitas
sensori atau akibat situasi lain yang timbul.
Guna mencegah terjadinya kesalahan identifikasi tersebut, maka perlu dibuatkan suatu
standar yang dapat digunakan oleh seluruh staff Rumah Sakit yang berhubungan secara
langsung dengan pasien sehingga pasien mendapatkan pelayanan atau pengobatan yang
terpercaya dan aman.
B. TUJUAN
Tujuan Umum :
1. Sebagai Panduan dalam pemberian identifikasi pasien di rawat inap dan rawat jalan.
Tujuan Khusus
1. Memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama mendapatkan
perawatan / pelayanan di rumah sakit.
2. Mengurangi kejadian / kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi.
Kesalahan ini dapat berupa: salah pasien, kesalahan prosedur, kesalahan medikasi,
kesalahan transfusi, dan kesalahan pemeriksaan diagnostik.
BAB II
RUANG LINGKUP
A. PENGERTIAN
Identifikasi adalah sebuah kegiatan penempatan atau penentuan identitas seseorang atau
benda pada suatu saat tertentu yang bertujuan untuk memeriksa dan menganalisa secara
lebih mendalam akan sebuah hal, atau benda.
Identifikasi pasien adalah proses/ kegiatan penentuan identitas pasien pada suatu waktu
tertentu guna memastikan kebenaran identitas tersebut sebelum dilakukan tindakan medik.
B. SASARAN
Sasaran identifikasi pasien meliputi semua pasien yang akan diberi pelayanan di rumah
sakit, baik pasien rawat jalan ( UGD, radiologi dan laboratorium ) maupun pasien rawat
inap.
C. TEMPAT
Identifikasi pasien dilakukan disemua tempat pelayanan pasien di rumah sakit dari pasien
masuk rumah sakit sampai keluar dari rumah sakit dalam keadaan hidup maupun
meninggal.
D. PELAKSANA
Identifikasi pasien harus dilakukan oleh semua tenaga kesehatan ( dokter, perawat, bidan,
analis kesehatan, radiographer, petugas rehabilitasi medic, ahli gizi), staf administrasi dan
staf pendukung pelayanan kesehatan lainnya.
3. Perawat UGD
Memastikan gelang identitas pasien terpasang dengan baik sebelum masuk ke rawat
inap
Bertanggung jawab memakaikan gelang identitas pasien sementara pada bayi baru
lahir dengan gelang nama ibu sebelum bayi mendapatkan gelang identitas dengan
nomor rekam medis sendiri.
5. Kepala Ruang
6. Kepala Bidang
Memantau dan memastikan panduan identifikasi pasien dikelola dengan baik oleh
kepala unit.
F. Identifikasi Pasien
Secara umum, seluruh ruangan/bagian klinis ( keperawatan, penunjang medik, gizi, unit
khusus) maupun non klinis ( admission , kasir ) melakukan identifikasi dengan
menggunakan beberapa cara, yaitu :
Tanggal lahir
Atau apabila terdapat kesamaan / ketidakjelasan identitas nama lengkap dan tanggal
lahir, dapat dipergunakan identitas tambahan berupa : alamat, dan keluarga terdekat
pasien.
Identifikasi verbal digunakan pada pasien rawat jalan yang kompeten ( atau didampingi
oleh keluarga/ petugas yang mengantar), secara khusus digunakan oleh bagian
Rehabilitasi Medik, Farmasi, MCU, Laboratorium, IGD non observasi.
Identifikasi secara visual digunakan pada pasien rawat inap / rawat jalan yang
membutuhkan tindakan medik atau observasi.
Digunakan pada pasien rawat inap / rawat jalan misalnya pada proses pembagian obat,
akan melakukan tindakan / prosedur tertentu.
Gangguan jiwa
Hambatan bahasa
Anak < 5 th
Tuna rungu
Tuna wicara
Meninggal dunia
Tanggal lahir
6. Identitas tambahan pada struk pendaftaran pasien dapat berupa poliklinik yang dituju
& nama dokter konsulen.
8. Identitas tambahan pada pemeriksaan radiologi berupa nama dokter yang meminta
pemeriksaan.
9. Identitas tambahan untuk rekam medik berupa jenis kelamin, pekerjaan, nomer yang
bisa dihubungi, dan lain – lain.
1. Gelang identitas Pasien dibedakan menurut jenis kelamin dengan menggunakan warna
yang berbeda. Warna merah muda untuk pasien dengan jenis kelamin perempuan dan
warna biru muda sebagai penanda jenis kelami laki-laki.
2. Gelang identitas pasangkan pada tangan yang dominan kecuali untuk neonatus,
prosedur pemasangan mengikuti aturan pemasangan gelang identitas pada neonatus.
3. Apabila pasien memiliki alergi (makanan, obat atau zat tertentu), ditambahkan stiker
warna merah dituliskan kata-kata “Alergi……..” sesuai dengan jenis alergi yang
dimiliki.
4. Identifikasi risiko jatuh menggunakan stiker warna kuning diberikan bagi lanjut usia
atau pasien dengan risiko jatuh (setelah dilakukan penilaian dengan standar yang ada),
sedangkan pasien anak dibawah 5 tahun secara otomatis dinyatakan sebagai pasien
risiko jatuh tetapi tidak menggunakan stiker risiko jatuh.
5. Pada pasien dengan keadaan fase terminal dimana keluarga sudah menyatakan tidak
bersedia dilakukan resusitasi jika terjadi henti nafas dan henti jantung, dituliskan DNR
pojok kanan atas Lembar Masuk dan Keluar
H. Proses Identifikasi
Proses identifikasi dilakukan pada saat :
1. Registrasi rawat inap
2. Registrasi rawat jalan
3. Pasien akan mendapatkan tindakan medis
4. Perpindahan pasien antar unit
5. Merujuk pasien ke rumah sakit lain
6. Sebelum pemeriksaan penunjang diagnostik (laboratorium dan radiologi)
7. Sebelum penyerahan hasil penunjang diagnostik (laboratorium dan radiologi)
8. Sebelum transfusi darah / produk darah
9. Penyerahan organ tubuh
10. Identifikasi bayi baru lahir
11. Pembagian makanan
12. Penyerahan obat
13. Pelayanan administrasi
14. Terjadi bencana / KLB
15. Konfirmasi kematian dan penyerahan jenazah