Anda di halaman 1dari 58

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kata “Media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak
dari“medium”, secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Association for
Education and Communication Technology (AECT), mengartikan kata media
sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses informasi.
National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala
benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan
beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sedangkan
Heinich, dkk (1982) mengartikan istilah media sebagai “the term refer to
anything that carries information between a source and a receiver”(Nurseto,
2011)

Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu


pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran
sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual.
Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda
cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-
sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk mencerap informasi,
menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara
luas.Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi
dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka
pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan
memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula.
2

Karena memang belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru
bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah
satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang. AECT
(Associationfor Educational Communication and Technology) salah satu dari
enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,
yaituAlat: yang dimaksud di sini adalah sarana untuk menyajikan Bahan
(merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan
pembelajaran,seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film,
OHT (over head transparency), program slide,alat peraga dan sebagainya
(biasa disebut software). Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film
tape recorder, dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, penulis telah merumuskan masalah yang
mendasar yaitu:
1. Apa saja macam-macam peralatan media?
2. Bagaimana hakikat serta penggunaan peralatan media?

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan penyusunan makalah ini berdasarkan rumusan masalah diatas adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengkaji berbagai macam peralatan media
2. Untuk mengkaji dan mengidentifikasi hakikat serta penggunaan peralatan
media
3

BAB II
PEMBAHASAN

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakam untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,
Rahardjo, Haryono, & Rahardjito, 2006). Media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan belajar(Mamonto). Secara umum kegunaan media
pembelajaran yaitu untuk memudahkan siswa agar termotivasi dalam belajar, serta
menjadikan penjelasan dari guru lebih mudah, karena lebih konkrit atau jelas sebab
siswa dapat melihat secara langsung dari yang sebelumnya belum diketahui oleh
siswa dengan melalui media gambar atau foto tersebut menjadi tahu dan lebih
memahami(Mamonto).

2.1 Macam-Macam Peralatan Media


Pembahasan peralatan media berikut ini meliputi jenis, kegunaan, model, nama
bagian dan kegunaannya, pengoperasian, perawatan dan pemanfaatan (perletakan)
peralatan media. Menurut (Sadiman, Rahardjo, Haryono, & Rahardjito, 2006)
berikut ini bagian- bagian dalam peralatan-peralatan media itu. Peralatan proyeksi
(optik) terdiri dari:
1. overhead projector (OHP)
2. microform reader;
3. proyektor film-rangkai (film strip projector),
4. proyektor film-bingkai (slide projector),
5. proyektor film-gelang (film loop projector),
6. proyektor film (Motion picture projector);
4

Peralatan elektronik, terdiri dari:


1. radio perekam kaset audio (radio cassette recorder)
2. penala radio (tuner)
3. perekam pita audio (open reel tape recorder);
4. perekam kaset audio (cassette recorder);
5. amplifier
6. loudspeaker
7. perekam kaset audio sinkron (cassete synchrocorder)
8. perekam pita video (video tape recorderhe
a. VTR 2 inci;
b. VTR 1 inci;
c. VTR 1/2 inci;
9. perekam kaset video (video cassete recorder),
a. VCR 3/4 inci (U-matic);
b. VCR 1/2 inci (sistem Beta dan VHS);
10. piringan video (video disc)
11. sambang video (video cartridge)
12. video monitor;
13. proyektor video.

2.2 Hakikat dan Penggunaan Peralatan Media


A. Overhead Projector (OHP)
Dalam kelompok peralatan proyeksi, OHP adalah peralatan yang paling
sederhana. Karena peralatan ini hanya menggunakan system optik (lensa-lensa)
dan elektrik (kipas pendingin dan lampu proyektor) Overhead projector berfungsi
untuk memproveksikan (menyajikan) transparansi.Ada beberapa model OHP.
Akan tetapi, pada dasarnya semua mempunyai prinsip kerja yang sama.
Perbedaannya adalah pada berbagai tambahan variasi dan kelengkapan.
5

Sementara itu, yangumum digunakan adalah OHP dengan konstruksi seperti


lampu, kipas pendingin ditempatkan dalam kotak bagian bawah. Hal ini berakibat
overhead projector tersebut mempunyai bentuk yang besar.Mempumyai
keuntungan tahan untuk pemakaian yang lama. Hal inikarena adanya kipas
pendingin, sehingga udara panas di dalam kotak yang ditimbulkan oleh panas
lampu bisa dihembuskan ke luar. Ada jenis lain yang dirancang untuk mudah
dibawa-bawa karena bentuknya lebih ramping. Pada OHP jenis ini, lampu
proyektor dipasang menyatu dengan lensa (pada head assembly) di bagian atas
OHP tidak dilengkapi dengan kipas pendingin. Bagian kotak bawah (base) tidak
diperlukan lagi sehingga lebih tipis. Dengan demikian, apabila dilipat, hanya
setebal tas jinjing. Karena tidak diledengkapi dengan fan, sistem pendinginannya
kurang sempurna (Sadiman, Rahardjo, Haryono, & Rahardjito, 2006).

B. Microform Reader
Microform reader ini adalah peralatan untuk membaca bahan- bahan yang
disimpan (dicetak) pada film dalam bentuk (ukuran) mikro. Ada dua bentuk film
yang digunakan, yaitu yang berbentuk gulungan (roll) disebut 'micro film' (ukuran
yang umum dipergunakan ialah film 16 mm dan 35 mm) (Sadiman, Rahardjo,
Haryono, & Rahardjito, 2006). Ada pula yang berbentuk lembaran disebut
'microfiche'.Berdasarkan bentuk bahan yang akan dibaca tersebut, ada dua jenis
peralatan untuk membaca, yaitu:
1. Microfilm reader
2. Microfiche reader.
Peralatan ini bekerja berdasarkan prinsip kerja proyektor. Jadi, bahan yang akan
dibaca, baik yang berbentuk microfim maupun
6

C. Proyektor Film Rangkai Film Strip Projector


Proyektor ini digunakan untuk memproyeksikan film rangkai (film strip). Ada
beberapa model yang dibuat untuk berbagai penggunaan, baik untuk penggunaan
individual ataupun penggunaan kelompok. Beberapa model dilengkapi dengan
fasilitas perekam kaset Audio , sehingga dimungkinkan untuk memutar program
film rangkai Bersuara. Berdasarkan sistem (cara) memproyeksikan gambar, maka
Proyektor film-rangkai ini dapat dibedakan dalam tiga jenis. Jenis- janis
proyektor meliputi
1. proyeksi belakang layar;
2. proyeksi depan layar;
3. proyeksi belakang dan depan layar.

1. Proyektor dengan Sistem Proyeksi Belakang Layar


Proyektor jenis ini dibuat untuk pemakaian individu. Hal itu karena
bentuknya kecil dan konsumsi listriknya pun sedikit. Proyektor ini dilengkapi
dengan layar (pada umumnya terbuat dari bahan plexiglass), yang terpasang
menjadi satu dengan proyektor (built-in). Untuk memajukan film-rangkai
yang telah dipasang, dapat diakukan dengan memutar kenob atau dengan
menekan tombol geser. Jadi, gerakan mekanis tersebut tidak menggunakan
system elektronik. Pengoperasiannyapun sangat sederhana. Setelah film
rangkai dipasang, hidupkan lampu proyektor dengan menekan saklar lampu
(ON). Kemudian majukan film-rangkai tersebut satu bingkai demi satu
bingkai, dengan memutar kenob ataupun menekan tombol penggeserSelain
model di atas, ada model lain yang dilengkapi dengan perekam kaset audio,
sehingga bentuknya lebih besar. Begitu pula layarnya sedikit lebih lebar.
Pergerakan mekanik untuk memajukan film-rangkai mengunakan sistem
elektronik, sehingga untuk memajukan film-rangkai, cukup dengan menekan
tombol forward. Pada beberapa model, proyektor ini bisa digunakan untuk
penyajian film rangkai secara otomatis.
7

Majunya film-rangkai, sepenuhnya dikontrol oleh sinyal perintah (cuse pulse)


yang telah direkam pada pita kaset suara (Sadiman, Rahardjo, Haryono, &
Rahardjito, 2006).

2. Proyektor Film Rangkai dengan Sistem Proyeksi Depan Layar.


Ada beberapa model proyektor film rangkai yang menggunakan sistem ini.
Ada yang manual, yaitu pergerakan mekanik untuk memajukan film-rangkai,
sepenuhnya dilakukan dengan tangan, dan ada beberapa model dari proyektor
sistem depan layar ini yang pergerakan mekaniknya secara elektronik
Proyektor-proyektor yang menggunakan pergerakan mekanik secara
elektronik, ada yang dilengkapi dengan perekam kaset audio sekaligus
(menjadi satu dengan proyektornya) dan ada yang tidak. yang jelas untuk
proyektor jenis ini, umumnya dilengkapi dengan pengontrol terpisah (remote
control), tombol maju (forward), dan tombo mundur (reverse).Selain fasilitas
tersebut semua proyektor dengan proyeksi depan layar, baik manual maupun
elektronik, dilengkapi dengan kenob pengatur fokus (bisa juga rumah
lensanya sendiri yang diatur-atur) dan kenob pengatur bingkai (framing)
Proyektor film-rangkai yang dilengkapi dengan perekam kaset audio selain
bisa digunakan untuk menyajikan program film-rangkai bersuara secara biasa
yaitu majunya film rangkai dilakukan dengan menekan tombol forward. Pada
umumnya hal ini juga bisa digunakan untuk menyajikan program film-
rangkai secara otomatis. Majunya film rangkai disebabkan adanya perintah
sinyal (cue pulse) yang telah direkam pada pita kaset suara (Sadiman,
Rahardjo, Haryono, & Rahardjito, 2006).

3. Proyektor Film Rangkai dengan Sistem Proyeksi Belakang dan Depan


Layar.
Kelebihan proyektor film-rangkai jenis ini dibanding dengan proyektor-
proyektor film-rangkai yang telah dibicarakan di depan adalah dapat
digunakan sebagai proyektor dengan sistem proyeksi belakang layar maupun
8

depan layar. Proyektor jenis ini dilengkapi dengan layar yang terpasang
menjadi satu dengan proyektor, sebagai layar proyeksi pada pemakaian
dengan sistem proyeksi belakang layar. Apabila proyektor ini akan digunakan
menjadi sistem proyeksi depan layar, cukup dengan menekan tombol
pembuka penutup jendela proyeksi yang terletak di samping kiri proyektor
(apabila dilihat dari arah depan). Selain dilengkapi dengan layar terpadu,
umumnya proyektor Jenis ini dilengkapi dengan perekam kaset audio yang
terpasang Menjadi satu dengan proyektor, dan mempunyai kemampuan
Menggerakkan proyektor (memajukan flm rangka) dengan siyal perintah
(cue pulse). Pada beberapa model proyektor film-rangkai jenis ini
menggunakan sambang (catridge) sebagai tempat memasang film rangkai
yang akan diproyeksikan, sehingga emmudahkan pemasangannya (Sadiman,
Rahardjo, Haryono, & Rahardjito, 2006).

D. Proyektor Film Bingkai (Slide Projector)


Peralatan ini termasuk dalam kelompok peralatan proyeksi (optik), karena fungsi
utamanya ialah memproyeksikan film bingkai. Pada umumnya program-program
film bingkai bersuara. Suara film bingkai tersebut terpisah, yaitu direkam dalam
pita magnetik, baik dalam bentuk pita open reel 1/4 inch maupun kaset. Akan
tetapi, dalam perkembangannya, bentuk yang umum digunakan ialah Pita kaset.
Maka, untuk menyajikan program film-bingkai bersuara (sound slide) selain
diperlukan proyektor film bingkai, juga diperlukan perekam kaset audio, untuk
memainkan ulang (play back) kaset tersebut. Proyektor ini akan memproyeksikan
film-bingkai yang ada dalam posisi proyeksi (berada tepat di depan jendela
proyeksi/gate proyektor). Film-bingkai yang telah disusun sesuai dengan urutan
satu per satu didorong (diletakkan) pada posisi proyeksi. Setelah selesai
pemproyeksian, film-bingkai tersebut dikembalikan ke tempatnya, untuk
digantikan dengan film-bingkai berikutnya, begitulah seterusnya. Penggantian
film bingkai yang satu ke film‘ bingkai berikutnya dilakukan dengan tangan dan
yang menggunakan sistem mekanik (Sadiman, Rahardjo, Haryono, & Rahardjito,
9

2006).Berdasarkan cara menggerakkan sistem mekanik tersebut, proyektor film-


bingkai dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
1. sistem manual (dengan tangan);
2. sistem elektronik;

1. Proyektor Film Bingkai dengan Sistem Manual


Proyektor film-bingkai jenis ini bentuknya sangat sederhana dan kecil, tempat
untuk menyusun film-bingkai terbatas, hanya bisa menampung beberapa film-
bingkai. Bahkan, ada beberapa model yang tidak mempunyai tempat
menyusun film-bingkai. Jadi, film- bingkainya dipasang satu per satu.
Gerakan pemindahan film-bingkai dilakukan dengan mendorong tuas
penggeser. Setelah film-bingkai tepat pada posisi proyeksi, maka tuas ditarik
lagi sehingga siap untuk mendorong film-bingkai berikutnya (Sadiman,
Rahardjo, Haryono, & Rahardjito, 2006).

2. Proyektor Film Bingkai dengan Sistem Elektronik


Proyektor film-bingkai jenis ini ada beberapa model. Yaitu:
A. Proyektor film-bingkai dengan sistem proyeksi belakang layar;
B. Proyektor film-bingkai dengan sistem proyeksi depan layar; ada dua
bentuk yang umum dipergunakan, yaitu:
1 )yang menggunakan tempat film-bingkai berbentuk kotak persegi
panjang(Rectangular tray);
2) yang menggunakan tempat film-bingkai berbentuk bulat (Rotary tray).

A. Proyektor Film-Bingkai dengan Sistem Proyeksi Belakang Layar


Dengan menggunakan cermin pantul di dalam kotak proyektor, proyeksi
gambar dipantulkan ke layar yang ada pada sisi depan kotak proyektor.
Proyektor jenis ini praktis untuk penggunaan individu atau beberapa
orang.
10

Kelebihan lain ialah perekam kaset audio untuk memainkan ulang kaset
suara sudah menjadi satu dalam kotak ini, sehingga tidak perlu
menggunakan perekam kaset audio terpisah. Dengan ukuran layar 12"
diagonal (dari sudut ke sudut), maka penggunaan dalam kelompok besar
tidak memadai. Pada beberapa model yang diproduksi akhir-akhir ini,
proyektor ienis ini iuga dibuat untuk dapat digunakan sebagai proycktor
dengan layar terpisah. Dengan demikian, dapat dihasilkan proyeksi
gambar yang besar pada layar.

B. Proyektor film-bingkai dengan sistem proyeksi depan layar


1) Proyektor film-bingkai menggunakan tempat film bingkai berbentuk
kotak persegi panjang
Prayektor film-bingkai jenis ini selain menggunakan tempat film-
bingkai berbentuk kotak, juga bisa mempergunakan tempat fiIm-
bingkai yang berbentuk bulat, yang dibuat khusus untuk proyektor ini.
Akan tetapi, tidak bisa dipergunakan pada ptoyektor yang khusus
menggunakan tempat film- bingkai bulat. gerakan mekanik antuk
penggantian film-bingkai dilakukan dengan menekan combol foward
untuk gerak maju dan reverse untuk gerak mundur. Pada umumnya
proyektor film jenis ini tidak bisa untuk menyajikan program film-
bingkai suara yang otomatis. Gerak maju tempat fim-bingkai
sepenuhnya dikendalikan oleh sinyal-sinyal yang telah direkam pada
kaset suara.
Catatan
Tidak seperti proyektor film-bingkai yang Iain, untuk proyektor jenis
ini ada beberapa model yang tidak dilengkapi dengan tombol forward
untuk gerak maju, dan tombol reverse untuk gerak mundur pada badan
peralatan. Tombol-tombol tersebut terletak pada pengontrol terpisah
(remote control). Maka, apabila menggunakan proyektor film-bingkai
model ini, jangan Iupa menggunakan pengontrol jarak jauh.
11

2) Proyektor film-bingkai menggunakan tempat film bingkai bulat


Beberapa model dari proyektor film-bingkai jenis ini, pada umumnya
mempunyai kemampuan sebagai berikut.
a) Dapat digunakan untuk menyajikan program film-bingkai secara
otomatis. Dengan menggunakan perekam kaset audio khusus yaitu
“ Synchrocorder” untuk memainkan ulang (play back) kaset suara,
maka gerakan perpindahan film-bingkai yang satu ke film bingkai
yang berikutnya, diatur oleh sinyal yang telah direkam pada kaset
suara tersebut.
b) Dapat digunakan untuk menyajikan program film-bingkai dengan
sistem dissolve. Dengan menggunakan dua buah proyrktor film
bingkai jenis ini , perekam kaset audio synchrocorder dan sebuah
peralatan tambahan yang disebt dissolve control, maka program
yang disajikan akan tampil lebih baik lagi.Karna pergantian
gambar yng satu ke yang laindilakukan secara dissolve. Beberapa
sebelum gambar tersebut menghilang , secara perlhan-lahan
gambar berikutnya muncul.
c) Dapat digunakan untuk penyajian program film bingkai dengan
sistem multi image dan multi screen.

Perawatan
a. Secara rutin dan periodik, bersihkanlah lensa proyeksi yaitu
dengan melepaskannya dari badan proyektor. Untuk
membersihkan lensa proyeksi tersebut, menggunakan cairan
khusus pembersih lensa.
b. Berilah minyak pelumas secukupnya pada bagian mekanik
proyektor secara berkala.
c. Apabila proyektor baru selesai digunakan, jangan langsung
dimasukkan ke dalam tempatnya. Tunggu sampai menjadi dingin,
baru kemudian dikemasi
12

d. Dalam setiap kali pemakaian (terutama pada waktu penyajian


dalam kelompok) jangan lupa menyediakan lampu proyektor
cadangan dan sekering pengganti.

E. Proyektor Film Gelang (Film Loof Projector)


Proyektor digunakan untuk memutar film gelang.Film yang digunakan adalah film
8mm, yang di kemas dalam sambang (cartridge). Proyektor film gelang ini
mengunakan sistem proyeksi depan layar. Kecepatan proyeksi ini bervariasi,
masing masing model ada yang sama, ada pula yang lain kecepatan putarnya, ada
yang 21 bingkai per detik, ada yang 18 b/dt dan 24/dt (Sadiman, Rahardjo,
Haryono, & Rahardjito, 2006).Di samping jenis proyektor film gelang yang tidak
bersuara, ada juga jenis proyektor film gelang bersuara.Pada film gelang bersuara
sistem suara yang digunakan adalah sistem magnetik atau sistem optik.

F. Proyektor Film (Motion Picture projector)


Proyektor film ini menggunakan tiga sistem dalam kerjanya yaitu :
1. Sistem optik (lensa)
2. Sistem mekanik (gerak intermitten) sehingga di capai putaran film 24 f/s;
3. Sistem elektrik/ elektronik (motor dan penguat suara)
Dengan memadukan ketiga sistem tersebut secara serasi dan saling menunjang;
maka gambar mati yang tercetak diatas pada pita celluloid (film) yang diputar di
proyektor, akan terproyeksi pada layar menjadi gambar yang mempunyai kesan
(image) bergerak/hidup lengkap dengan suaranya (Sadiman, Rahardjo, Haryono,
& Rahardjito, 2006).
13

Ditinjau dari film yang akan diputar ada tiga jenis proyektor, yaitu proyektor
untuk:
1. Film 35/70 mm;
2. Film 16 mm;
3. Film8 mm;

Kalau di tinjau dari sistem threading (pemasangan filmnya) ada tiga macam
proyektor, berupa :

1. Sistem automaticthreading
2. Manual threading
3. Slot loading.

1. Sistem Threading (Pemasangan Film)


Untuk pemasangan film (threading), yaitu dari suplai reel ke take up real, film
tersebut harus melewati spoker- spoker, gate, dan lain lain. Proses pemasangannya
tidak boleh sembarang, harus memperhatikan petunjuk petunjuk yang dikeluarkan
oleh masing masing pabrik.
14

Berdasarkan caranya memamasang film film (threading) dikenal ada tiga cara,
sebagai berikut.

a. Automatic Threading
Sistem ini banyak digunakan pada proyek proyek yang kecil (proyek film
8mm). Sementara itu, untuk proyek film 16 mm ada beberapa merek yang
menggunakan sistem ini. Sistem ini memudahkan dalam pemasangan, cepat
dan mengihindarkan kesalahan.
b. Manual Threading
Sistem ini digunakan pada proyek yang lebih besar, yaitu 16 mm dan 35mm.
Pemasangan film (threading). Pemasangan film (threading) dilakukan dengan
tangan mengikuti jalur sesuai petunjuk. Yang harus di perhatikan pada
pemasangan film secara manual adalah lubang lubang perporasi film harus
tepat masuk gigi sproket. Panjang loop harus tepat seperti yang disarankan
oleh pabrik pembuat proyektor tersebut.

c. Slot Loading (Channel Loading)


Pemasangan film ini lebih sederhana, dengan membuat celah di sepanjang
(sesuai) jalur pemasangan film. Dengan demikian, pemasangan film ini lebih
mudah dan cepat karena tinggal memasukkan dan menarik film yang akan
dipasang sesuai celah tersebut.

2. Proyek Film 35 MM/ 70MM


Proyek jenis ini memiliki tujuan untuk memutar film film jenis hiburan di gedung
gedung bioskop. Untuk proyek jenis ini, perlu penanganan khusus. Jadi, untuk
pengoprasian diperlukan tenaga (operator) yang telah dilatih untuk menangani
proyektor tersebut.
15

3. Proyektor Film 16 MM
Proyek jenis ini paling banyak digunakan, terutama untuk tujuan pendidikan.
Karena film film jenis ini banyak diproduksi dalam ukuran 16mm. Dengan
menggunakan lampu proyektor jenis halogen, (24V, 250W) daya listrik yang
diperlukan tidak begitu besar (± 500w). Begitu pula dalam pengoprasiannya tidak
begitu sulit, sehingga dengan mempelajarinya beberapa saat, setiap orang akan
mampu mengoprasikannya. Mengingat bahwa proyektor inilah yang paling sering
digunakan untuk keperluan pendidikan atau instruksional (pembelajaran).
16

4. Proyek Film 8 MM
Proyek ini berfungsi untuk memutar film 8 mm, baik yang bersuara maupun baik.
Proyek ini menggunakan sistem automatic treading sehingga memudahkan
penangannanya. Begitu sederhananya pengoprasian proyek ini, sehingga setiap
orang pasti akan mampu mengoprasiannya.

5. Proyek Film “ Double Band”


Selain jenis proyektor yang bisa digunakan untuk memutar film film yang umum
dipakai, ada jenis proyektor yang dirancang untuk pemakaian khusus, yaitu
proyektor double band. Disebut demikian karena proyektor ini digunakan untuk
memutar film, yang suaranya masih terpisah dari gambar (masih dalam bentuk
pita magnetik, jadi belum melewati proses laboratorium/ release prin).Apabila
kita memandang dari arah depan proyektor, pada bagian kiri adalah untuk
memutar film bergambar, sedangkan sebelah kanan adalah untuk memutar pita
magnetik. karena proyektor ini menggunakan sistem interlock (pemutar serentak
dan terpadu) maka antara gambar dan suara akan sinkron. Proyek jenis ini
kebanyaka digunakan di studio dan instansi yang menangani (memproduksi) film.
17

6. Pengoprasian Proyek Film (16 MM dan 8MM)


Pengoprasian proyek film ini dapat dilakukan melalui langkah langkah berikut
ini:
a. Periksalah apakah tegangan listrik peralatan sudah sesuai dengan tegangan
sumber listrik.
b. Sambungakan proyek dengan sumber listrik
c. Pada proyek yang menggunakan loudspeaker terpisah sambungkan
loudspeakerproyek
d. Sesuaikan tombol pengatur suara M/D (magnetik/optik) dengan jenis film
yang akan diputar
e. Pasangkan film sesuai prosedur, baik dengan sistem manual, slot loading
maupun autometic
f. Hidupkan sistem suara dengan memutar tombol volume searah jarum jam
g. Putar saklar utama ke arah forward, kemudian lamp
h. Aturlah posisi (tinggi/rendah) bingkai gambar pada layar, dengan mengatur
kenob pengatur ketinggian proyektor
i. Aturlah ketajaman gambar dengan memutar mutar tombol pengatur focus
j. Apabila masih ada garis bingkai gambar yang terlihat pada layar, aturlah
tombol pengatur bingkai
k. Aturlah kekerasan suara dan tinggi rendahnya nada dengan mengatur kenob
volume dan kenob tone.
18

l. Setelah semuanya memuaskan, matikan proyektor dengan memutar saklar


utama ke posisi OFF.
m. Putar mundur film tersebut dengan memutar saklar utama ke arah kiri, posisi
liverse, sampai film ke posisi start (dapat juga dengan menghidupkan lampu
proyektor, sehingga ketahuan ujung depan dengan film tersebut). Kemudian
matikan proyektor
n. Sekarang film siap disajikan

7. Mengatasi Gangguan Ringan


Problem Mengatasi

- Proyektor berputar tetapi - Periksalah apakah saklar utama sudah pada


lampu tidak menyala posisi lamp

- Apabila sudah pada posisi tersebut, tetapi


lampu masih tidak menyala, ada
kemungkinan lampu tersebut mati
(terbakar). Gantilah lampu tersebut dengan
yang baru
- Periksalah posisi tombol pengatur posisi
- Gambar terlihat (lampu
suara. Posisi tombol ini harus benar, yaitu
hidup) tetapi tidak ada
posisi magnetik atau optik (M/O)
suara
- Apabila sudah benar, tetapi belum ada suatu
- Nanti dikasih gambar
periksalah exciter lamp dengan melihat
- Periksalah apakah kabel speaker telah
disambungkan
- Periksalah apakah pemasangan film sudah
benar (pada sistem manual) yaitu melewati
“Sound drum”
- Periksalah apabila putus, gantilah
19

- Periksalah sekring amplifier, apabila putus


gantilah
- Periksalah pemasangan film (threading);
- - Suara terdengar tidak
ada kemungkinan pemasangan pada sound
normal
drum kurang kencang
- Loop bawah terlalu pendek atau terlalu
- Suara tidak sinkron
kencang sehingga posisi film pada sound
dengan gambar
drum tidak tepat (jarak dari gate ke sound
drum harus ±26 x frame untuk optic dan 22
frame untuk mag). Perbaikilah loop bawah
tersebut.

8. Perawatan
a. Bersikanlah “pressure gate” film terhadap jendela proyeksi dan “gate”
(jendela proyeksi)
b. Berikanlah minyak pelumas pada sistem mekaniknya (terutama pada
intermitten mekanik) secara teratur
c. Bersikanlah lensa proyeksi secara teratur dengan menggunakan cairan khusus
pembersih lensa

9. Perawatan Kelengkapan
Lensa proektor bisa diganti sesuai dengan keperluan. Misalna untuk film film
layar lebar, atau untuk menyesuaikan dengan ukuran ruangan yang akan
digunakan.
a. Jenis jenis Lensa Pengganti
1. Lensa Sinemascope : digunakan apabila yang akan di putar adalah
film layar lebar.
20

2. Lensa Zoom : dengan menggunakan lensa ini, maka


penyajian bisa terbebas dari keterbatasan ukuran layar maupun ruangan
yang tersedia.

3. Lensa Wide : digunakan pada ruangan yang pendek dan


ingin mendapatkan kesan gambar yang besar
21

4. Lensa Tele : digunakan untuk ruangan memanjang

b. Membersihkan Lensa
Membersihkan lensa hendaknya dilakukan secara rutin karena hal tersebut
juga akan menghindari lensa dari jamur. Untuk membersihkan lensa, pakailah
cairan pembersih khusus lensa yang dikemas menjadi satudengan
kelengkapan pembersih lensa lainnya. Kemasan tersebut di sebut lens
cleaning sel. Ini bisa didapatkan dengan mudah pada toko toko kamera atau
servis foto.

Langkah langkah membersihkan lensa


1. Lepaskan lensa dari proyektor
2. Bukalah tutup lensa
3. Membersihkan debu debu
4. Ambil cairan pembersih, teteskan pada permukaan lensa atau teteskan
pada tisu
5. Gosk permukaan lensa dengan kertas tisu lensa tersebut. Jangan terlalu
kuat menggosoknya. Gerakan penggosokan dengan kertas tisudengan
melingkar searah atau berlawanan dengan jarum jam, satu arah saja
jangan bolak balik
6. Ambil lagi kertas tisu lensa yang masih kering, gosokkan ke permukaan
lensa secara perlahan lahan hingga permukaan lensa menjadi kering
7. Tutup kembali lensa tersebut.
22

G. Peralatan Audio
Peralatan yang digunakan untuk menyajikan program audio ataupun untuk
menerima siaran radio, ada beberapa jenis. Masing masing jenis di buat untuk
tujuan tertentu, baik untuk pemakaian ruangan yang sempit (individu/kelompok
kecil) maupun untuk ruangan yang luas (kelompok besar). Apabila di
kelompokkan, peralatan penyaji program audio ataupun penerima siaran radio
terdiri dari dua kelompok (Sadiman, Rahardjo, Haryono, & Rahardjito, 2006).
1. Radio Perekam Kaset Audio ( Radio Cassette Recorder Portable)
Radio perekam kaset audio ini menguntungkan dalam pemakaian karena
dapat menerima suara yang dipancarkan dari stasiun pemancar audio. Dapat
juga digunakan untuk memutar program audio dalam bentuk kaset. Dengan
begitu, radio perekam kaset audio ini bisa digunakan untuk memutar kaset
suara program film bingkai pada saat penyajian film bingkai bersuara.
Keuntungan lainnya adalah radio perekam kaset audio ini bisa untuk
merekam siaran radio yang sedang didengarkan, sehingga dapat diputar ulang
pada kesempatan yang lain apabila diperlukan.
Radio perekam kaset audio ini pada umumnya mempunyai beberapa wilayah
frekuensi, antara lain :
FM : 87,5 – 108 MHz
𝑆𝑊2 : 7,0 – 22 MHz
𝑆𝑊1 : 2,3 – 7,0 MHz
𝑀𝑊 : 530 – 1650 MHz

Yang paling banyak digunakan di Indonesia ialah wilayah frekuensi MW dan


𝑆𝑊1 Radio perekam kaset audio ini bisa menggunakan tenaga baterai 9 V
(DC)ataupun sumber listrik PLN 110/220 V.Karena tenaga output (suara
yang dihasilkan ) kecil, yaitu sekitar 4,5 W maksimum, radio kaset ini hanya
ideal dipergunakan suatu keperluan individu atau kelompok kecil.
Penempatannya juga tidak terlalu jauh dari si pendengar
23

a. Pengoprasian
1. Penggunaan sebagai radio pertama
a. Hubungkan peralatan dengan sumber listrik
b. Set saklar radio pada posisi radio
c. Tempatkan saklar pemilih wilayah frekuensi sesuai yang
dikehendaki (FM, MW, dll)
d. Putarlah kenob penala pada posisi pemancar yang dikendaki
e. Untuk siaran pada gelombang FM dan SW, tariklah antena
f. Aturlah tombol volum dan tone sehingga didapatkan suara yang
dikehendaki
g. Untuk mematikan, pindahkanlah saklar radio pada posisi tape
2. Sebagai perekam kaset audio (main ulang)
a. Tekan tombol eject dan masukkan kaset yang akan dimainkan
ke dalam tempat kaset, kemudian dorong tempat kaset yang
terbuka tadi hingga pada posisi yang benar
b. Tekan tombol play
c. Apabila telah selesai, tekan tombol Stop
d. Untuk mengeluarkan kaset, tekanlah tombol eject dan
kembalikan rumah kaset ke posisi yang benar.
3. Merekam siaran radio
a. Saklar radio dipasangkan pada posisi radio
24

b. Tempatkanlah saklar pemilih wilayah frekuensi sesuai yang


dikehendaki
c. Putarlah kenob penala untuk pemancar yang dikendaki
d. Masukkan kaset kosong yang akan digunakan untuk merekam
e. Tekanlah rec dan play secara serentak
f. Apabila telah selesai tekanlah tombol stop

2. Radio Dan Perekamkaset Audio Dengan Tambahan Penguat Suara


Amplifier Dan Oudspeaker
Untuk keperluan pemakaian di sebuah ruangan yang besar, maka diperlukan
sebuah sistem tata suara yang mempunyai daya besar. Satu unit peralatan
suara ini terdiri dari :
a. Peralatan reproduksi suara, yaitu :Tuner, Open reel, Perekam kaset audio
b. Peralatan penguat suara, yaituAmplifier
c. Peralatan pengeras suara, yaitu :Loudspeaker

a. Peralatan Reproduksi Suara


1. Tuner
Tuner adalah rangkaian penala (pencari frekuensi pemancar radio)
seperti pada radio portabel biasa. Akan tetapi, karena diinginkan hasil
mutu suara yang bagus, rangkaian penala tadi dipisahkan dari
rangkaian penguat. Sudah tentu rangkaian yang ada dalam tuner tidak
sesederhana seperti rangkaian penala pada radi, portebel. Daya output
tuner ini masih lemah. Oleh karena itu diperlukan penguat suara.
Loudspeaker tuner ini ada yang mempunyai wilayah frekuensi FM
dan MW saja, tetapi ada juga yang mempunyai wilayah frekuensi FM,
MW, 𝑆𝑊1 , 𝑆𝑊2 .

Keunggulan tuner ialah kualitas suara yang dihasilkan lebih bagus


dibandingkan dengan radio perekam kaset audio portebel. Untuk itu
25

pemakaian FM, MW, 𝑆𝑊1 , 𝑆𝑊2 , diperlukan antena luar yang


mempunyai impedance 75 atau 300 ohm.

2. Perekam Pita Audio (Open Reel Tape Recorder)


Apabila program audio yang akan diputar tersedia dalam bentuk open
reel, maka diperlukan sebuah open reel tape recorder. Kelebihan
program yang menggunakan pita open reel ialah kualitas suaranya
lebih bagus dibandingkan menggunakan pita kaset. Hal itu disebabkan
kecepatan open reel tape recorder lebih tinggi (3 ¾ 7 ½, 15 inci per
second) dibandingkan yang menggunakan kecepatan perekam kaset
audio = 17/8 ips (inci per second). Semakin tinggi kecepatannya
semakin tinggi tanggapan frekuensinya. Open Reel Tape Recorder ini,
ada yang menggunakan sistem full track (mono) dan yang
menggunakan sistem stereo. Umumnya program program audio
diperbanyak dalam bentu mono.
26

3. Perekam Kaset Audio (cassette Recorder)


Perekam Kaset Audio ini dikenal dengan sebutan kaset dek. Berfungsi
sebagai pemain ulang (play back) program dalam bentuk kaset
ataupun sebagai perekam. Adapun panjang kaset (waktu putar) tidak
sama, tergantung dari tipe kaset, yaitu :
C30 dengan masa putar masing masing sisi/ muka 15 menit
C60 dengan masa putar masing masing sisi/ muka 30 menit
C90 dengan masa putar masing masing sisi/ muka 45 menit

Kaset dek bisa dikategorikan dalam tiga kelas,yaitu:


a. Kelas ekonomi (sederhana)
b. Kelas menengah
c. Kelas tinggi

a. Kelas ekonomi (sederhana)


Persyaratan minimal sebuah kaset dek kelas ekonomi ialah sebagai
berikut:
1. Memiliki dua head yaitu head main ulang sekaligus sebagai
head rekam tersebut dari hard permalloy dan head hapus
2. Satu motor penggerak (DC Servo motor)
3. Sistem transpor pita = single capstan
27

4. WOW dan flutter maksimal 30Hz-16 KHz (pita merah)


5. VU meter untuk kanal kanan dan kiri

b. Kelas menengah
Persyaratan minimal sebuah kaset dek kelas menengah ialah
sebagai berikut:
1. Mempunyai dua head, yaitu head main ulang/ rekam terbuat
dari hard permalloy atau densudt dan head hapus
2. Satu motor penggerak: FG Servo DC motor atau DC servo-
motor.
3. Double capstanatau paling sedikit Single Capstan
4. WOW dan flutter maksimal 0,045 %
5. SN ratio minimal 59 db.
6. Mempunyai sistem peraga level
7. Penekan desis : dolby B dan C, paling tidak dolby B
8. Terminal fasilitas satu head phone dan dua mikropon
9. Ada kelengkapan rec mute dan memory

c. Kelas tinggi
Berikut ini persyaratan dasar kaset dek kelas tinggi.
1) Memiliki tiga head, yaitu untuk hapus, rekam, dan main ulang.
2) Motor penggerak minimal 2 :
1 buah PLL DC sevo motor untuk main ulang (play back)
1 buah DC servo motor untuk fast forward dan rewind
3) Sistem transpor pita : dual capstan closed-loop
4) WOW dan fluter maksimal 0,04%
5) Tanggapan frekuensi (pita metal) minimal 20 Hz-20 KHz
6) Perbandingan sinyal terhadap noise(SN ratio) minimal 61 db
7) Ada pemilih pita: normal/FeCr/Cr02/metal.
28

8) Sistem peraga level: peak meter dan ada penata level masuk
dan keluar
9) Pengoprasian pita (fungsi-fungsi) secara elektronik
10) Penekan desis B dan C
11) Terminal fasilitas : satu head phone dan dua mikropon
12) Ada kelengkapan rec mute dan memory
13) Ada timer untuk rec mute dan memory
Tentu saja makin tinggi kualitas kaset dek, semakin mahal pula
harganya. Hendaknya pemilihannya disesuaikan dengan tujuan
pengguna.
Nama nama pengguna dan bagiannya
Keterangan
1) Tombol power untuk memfungsikan kaset dek (ON/OFF)
2) Rumah kaset tempat yang akan diputar atau dimainkan
3) Counter pita dan tombol untuk mengembalikan tombol keposisi nol
4) VU meter menunjukan input level pada saat rekaman dan hasil
rekaman pada saat main ulang
5) Soket handphone apabila ingin mendengarkan rekaman ataupun sedan
main ulang.
6) Tombol-tombol fungsi
Tombol eject : untuk membuka rumah kaset
Tombol rewind : untuk memutar mundur kaset secara cepat
Tombol stop : untuk menghentikan putaran kaset
Tombol play: untuk main ulang
Tombol record: untuk pekerjaan rekaman
Tombol pause: untuk menghentikan sesaat pada waktu rekaman atau
main ulang
7) Saklar dobly NR untuk menekan satu noise atau desis
8) Saklar pemilih jenis pita disesuaikan dengan jenis pita yang digunakan
(normal/FeCr/Cr02)
29

9) Kenob pengatur level rekaman dipergunakan untuk mengatur level


input saat pada saat perekaman
10) Lampu indikator perekaman akan menyala pada saat perekaman
dilaksanakan
11) Saklar pemilih input
Pada saat perekaman, disesuaikan dengan sumber suara mix≠-ropon
atau line in
12) Soket mikropon
Apabila akan merekam dengan menggunakan mikropon, pasangkan ke
soket ini.
b. Amplifier
Telah dijelaskan bahwa sinyal-sinyal elektrik yang dikeluarkan oleh alat-
alat reproduce (kaset dek open reel tape recorderdan tuner) masih sangat
lemah, sehingga belum mampu menggerakkan membran loudspeaker.
Untuk itu diperlukan sebuah alat penguat yaitu amplifier. Jadi, tugas
pokok amplifier ialah menguatkan sekian kali lipat sinyal-sinyal yang
masuk. Selanjutnya, diumpankan ke loudspeaker, hingga mampu
mengetarkan membran loudspeaker. Dengan demikian menimbulkan
suara yang bisa didengar oleh telinga manusia. Amplifier dibuat dalam
beberapa kemampuan, yaitu diukur dari power outputnya, ada yang : 40
watt, 60 watt, 100 watt, 120 watt RMS, Dan seterusnya (biasanya diukur
untuk loudspeaker dengan impedansi 8 ohm). Semakin besar ruangan
yang digunakan, berarti semakin besar power output yang diperlukan.
c. Loudspeaker
Tugas loudspeaker ialah mengubah sinyal-sinyal elektrik yang
diumpankan oleh amplifier menjadi medan magnet yang kemudian
menggerakan konus dan menggetarkan membran. Getaran membran,
udara di sekilingnya digetarkan dan merambat hingga ke telinga, yang
kita dengar sebagai suara.
30

1) Perekam kaset audio sinkron (cassette syncrocorder)


Perekam kaset audio singkron (synchrocorder) ini dilengkapi dengan head
kontrol sinyal, sehingga bisa menerima dan meneruskan perintah perintah
yang diberikan oleh pita (kaset). Perintah-perintah ini melewati sinyal-sinyal
yang telah direkam sebelumnya dengan menggunakan synchrocorder ini pula,
ke proyektor film bingkai. Tentunya kaset program yang tidak mempunyai
sinyal-sinyal perintah tadi tidak dapat memfungsikan peralatan penyaji film
bingkai otomatis, apabila dimainkan dikaset audio sinkron (cassette
synchrocorder).
Nama bagian dan kegunaan
1) Kenob pengatur volume
2) Kenob pengatur tone
3) Saklar format pada waktu merekam sinyal perintah (cuepulse),pasang
saklar ini pada frekuensi sinyal yang dikehendaki; (50 Hz atau 1KHz).
4) Saklar Rec Level pada posisi auto level rekaman akan diatur secara
otomatis. Pada posisi manual level rekaman bisa diatur dengan kenob
volume.
5) Saklar sync pada saat main ulang pasang pada posisi play. Pada saat
merekam sinyal perintah pasang pada posisi Rec.
6) Tombol rekam
7) Tombol rewin
8) Tombol fast forward
9) Tombol play
10) Tombol stop atau eject
11) Tombol pause
12) Soket mikropon
13) Soket aux in
14) Soket aux out
15) Saklar monito
31

16) Soket untuk hubungan earphon


17) Soket project
18) Mikropon terpasang
19) Tombol slide change
20) Pita counter
21) VU meter
22) Rumah kaset
a. Sistem hubungan
Apabila hendak digunakan, peralatan-peralatan tadi harus dihubungkan satu
sama lain sesuai dengan fungsinya menjadi satu unit peralatan sistem suara.
Peralatan tersebut bisa dihubungkan satu per satu, dalam hal ini disesuaikan
dengan bentuk program yang akan disajikan. Misalnya untuk memainkan
program audio dalam bentuk kaset dek, amplifier, dan loudspeaker, begitu
seterusya. Dapat juga dengan memasang ketiga peralatan sumber suara
tersebut sekaligus, apabila memang diperlukan.
b. Pengoperasian
Hubungkan satu peralatan satu sama lain secara benar
1. Pasangkan program yang akan disajikan pada tempatnya :
a) Jika berbentuk kaset maka dipasang pada kaset dek
b) Jika berbentuk open reel dipasang pada open reel tape recorder
2. Hubungan semua peralatan kesumber listrik, setelah diperiksa bahwa
tegangan peralatan sudah sesuai dengan tegangan sumber listrik
3. Hidupkan masing-masing peralatan, dengan menekan tombol power (ON)
4. Pasangkan saklar fungsi amplifier sesuai peralatan yang digunakan
5. Mainkan peralatan sumber suara (kaset dek, tuner atau open rell tape
recorder)
6. Aturan tombol-tombol dan kenob-kenob : bass, treble, tone, loudness,
filter, dan pengaturan volume pada amplifier
7. Apabila telah selesai digunakan matikan semua peralatan, lepaskan
hubungkan ke sumber listrik dan hubungkan satu sama lain.
32

c. Perawatan
1) Membersihkan head
Untuk mendapatkan mutu suara yang baik dan jelas, beberapa bagian dari
perekam kaset audio atau open reel tape recorder, yaitu head hapus, head
rekam, head main ulang, capstan dan pinch roller harus selalu dalam
keaadaan bersih.
Untuk membersihkan bagian-bagian tersebut diperlukan cairan pembersih
head dan stik yang berujung kapas dan busa.
Prosedur pembersihan
a) Hubungkan peralatan dengan sumber listrik
b) Bukalah rumah kaset pada cassete rocorder dengan menekan tombol
eject.
c) Celupkan kapas pembersih pada cairan pembersih
d) Untuk open reel tape recorder dapat langsung dibersihkan capstannya
e) Pada cassette recorder, untuk membersihkan capstan-nya tekanlah
tombol play dan pause, barulah capstan-nya dibersihkan
f) Bersihkan pinch roller dengan menggunakan busa khusus, yang
dipasang pada ujung stik.
g) Tekanlah tombol stop pada cassette recorder
h) Tunggulah beberapa saat supaya bagian-bagian yang terkena cairan
pembersih menjadi kering, baru peralatan bisa dipergunakan
2) Demagnetizing
Cassette recorder ataupun open reel tape recorder telah lama digunakan terus
menerus. Maka, pada bagian-bagian yang terkena pita (bergesekkan dengan
permukaan pita yang berlapis oksida), terutama pada head akan dipengaruhi
oleh magnet yang terdapat pada permukaan pita.
Prosedur demagnetizing
1. Peralatan dalam keaadaan mati (OFF)
2. Pada cassette recorder, tekan tombol eject sehingga rumah kaset terbuka
dan lepas penutup (cover) rumah kaset
33

3. Hubungkan demagnetizer dengan sumber listri


4. Tekan tombol ON/OFF pada demagnetizer pada posisi ON.
5. Dekatkan ujung demagnetizer pada permukaan head
6. Gerakkan ujung demagnetizer maju mundur sebanyak tiga sampai lima
kali
7. Jauhkan demagnetizer dari bagian tersebut dalam keadaan ON
8. Setelah jauh (± 0,50 m) matikan demagnetizer (OFF).
9. Cabutlah kabel demagnetizer dari sumber listrik.

H. Video
Video sistem dalam penggunaannya sebagai peralatan pemain ulang (play back)
dari suatu program (rekaman), terdiri dari minimal satu buah video tape recorder
(video cassette recorder) dan sutu buah monitor atau lebih. VTR mempunyai
banyak jenis baik mengenai sistem scan(penjejekan), ukuran pita yang
dipergunakan maupun kemasan dari pita itu sendiri. Berbagai jenis VTR yang ada
untuk keperluan broadcast, untuk keperluan pengajaran/pendidikan , keperluan
industri dan keperluan rumah tangga (hiburan). Tentunya hal tersebut
menyangkut kualitas harga dan harga.Beberapa pengertian sebelum dibahas jenis
VTR secara fisik, akan dibahas terlebih dahulu beberapa hal yang ada kaitannya
dengan sistem kerja yang menyebabkan munculnya berbagai model VTR.
1. SCAN
Adalah proses penjejekan susunan magnet yang tidak beraturan pada pita
magnetic oleh video head. Sebagaimana diketahui, frequency range
informasi gambar adalah 1-4,5 MHz(color). Hal tersebut akan tercapai
apabila putaran pita atau head sedemikian tingginya. Hal tersebut tidak
dimungkin apabila hanya pitanya saja yang bergerak dengan kecepatan
tinggi, sementara headnya hanya diam.
34

Dengan putaran yang berlawanan tersebut maka lahirlah dua sistem yaitu :
a) Helical scan.
Padasistem ini, penjejakan (scan)yang terjadi pada pita adalah miring
(diagonal). Hal tersebut terjadi karena posisi pita adalah miring sewaktu
mengelilingi drum, sehingga membentuk sudut kemiringan tertentu.
b) Quadrplex scan.
Pada sistem quadraplex scan, digunakam empat buah head video yang
terletak pada sebuah silinder yang terpasang tegak lurus terhadap pta,
dengan demikian, didapatkan penjejekan (scan) vertikal (90’) pada pita.
Kecepatan pita pada sistem ini adalah 15 ips. Dengan sistem ini,
didapatkan kecepatan setara dengan 1500 ips.

2. Color Transmision
Ada tiga sitem warna televisi yang dianut sebagaian besar negara-negara di
dunia yang telah dikembangkan, yaitu :
a) NTSC (National Television System Committe)
b) PAL (phase alternating line)
c) SECAM (suquental a memorie)

Masing-masing mempunyai perbedaan dan karakteristik sendiri, tetapi


yang mudah ditandai adalah sistem garisnya (number of lines per
picture).Dengan adanya perbedaan tadi, suatu program yang telah direkam
dengan menggunakan sistem NTSC tidak bisa dimain ulang (play back)
pada peralatan yang menggunakan sistem PAL dan begitu seterusnya.
35

Perbedaan-perbedaan pokok itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

FCF Standard CCIR Standar (Commite Consultaff


(federsl international des Radio
communication Communication)
conmision)

Lines per picture 525 625 625

Field per second (Hz)


60 50 50

Colour System
NTSC PAL SECAM
Video bandwith (MHz)
4,2 6
5,5
Colour subcamier (MHz)
3,579545 4,40625
Polarity of Vision
4,433618
Modulation
Negative
Positive
negative

Disamping itu,masih ada sistem French VHF yang mempunyai 819 garis per bingkai
(lines per picture), sistem ini hanya dianut dua negara yaitu peranicis dan monaco.
Sementara itu,indonesia menganut sistem PAL.Jenis-jenis VTR antara lain:

a) 2 inch VTR
VTR ini menggunakan pita magnetik selebar dua inti dalam bentuk pita
gulungan terbuka (open reel). Sistem scan yang di pergunakan adalah sistem
quadraplex (quad) dan ada juga yang menggunakan sistem helical scan. VTR
jenis ini adalah yang terbaik dibanding format-format lain yang lebih kecil.
Keuntungan besar VTR ini adalah mampu membuat copy (dari copy ke copy)
sampai lima belas generasi (turunan) tanpa banyak kehilangan kualitas.
36

b) 1 inci VTR
Video tape recorder ini menggunakan pita selebar 1 inch yang berbentuk open
reel dan menggunakan sistem helical scan. VTR ini mempunyai kemampuan
antara lain: slow motion, still frame, manual ogging, real time video
verification, time base correction. Selain itu, juga mempunyai kemampuan
sebagai berikut :
1. Mempunyai bidirex tape search control yang memungkinkan pita
digerakkan maju (forward)atau mundur (reserve) seperti film di meja
editing, dengan gambar terlihat bersih (tidak distorsi) pada monitor.
2. Mampu maju (forward) dengan kecepatan tinggi (60 kali kecepatan
normal). Hal ini akan memudahkan/mempercepat proses editing.

c) ¾ Inch Video Cassette Recorder


VCR jenis ini lebih dikenal dengan nama U-matic video cassette recorder.
Pita yang digunakan adalah pita ¾ inch yang dikemas dalam bentuk cassette,
dengan waktu putar 20 menit, 30 menit, dan 60 menit. Sistem scan yang
digunakan adalah sistem helical scan. Keuntungan menggunakan pita dalam
bentuk cassette ini antara lain adalah mudah pengoperasiannya dan threading
pita secara automatic.VCR ini ada yang dibuat khusus untuk play back, tetapi
juga ada yang dibuat untuk play back/record. Dalam perkembangan yang
terakhir, telah dibuat VCR U-matic tipe Hi band yang dengan tambahan time
base corrector, mempunyai kualitas broadcast, sehingga bisa dikategorikan
sebagai broadcast standar. VCR U-matic paling banyak digunakan untuk
keperluan program pendidikan, baik untuk memproduksi program itu sendiri
maupun untuk memainkan ulang (play back).
37

d) ½ Inch Video Tape Recorder


VTR ini menggunakan pita open reel atau reel to reel, dan menggunakan
helical scan system. Untuk mendapatkan sudut kemiringan pita terhadap drum
yang terpasang horizontal, maka posisi suplai reel lebih tinggi daripada posisi
(tempat) take up reel. Prinsip ini juga digunakan pada VTR yang telah
dibicarakan terlebih dahulu dengan menggunakan pita open reel dan sistem
helical scanning. Pada saat sekarang, VTR jenis ini sudah jarang digunakan
(di indonesia), karena banyaknya keterbatasan kemampuan dan kurang praktis
dalam pemakaian. Video tape recorder ini dibuat dengan memenuhi standar
EIAJ (Electronic industries Association of Japan), sehingga dapat saling
dipertukarkan dalam pemakian. Artinya, bahwa program yang direkam
dengan menggunakan VTR ½ inci dari suatu merek, dapat diputar pada VTR
½ inch merek lain. VTR ini dapat untuk merekam maupun untuk memainkan
ulang program yang telah direkam. Selain itu, juga mampu untuk mengedit
program yang telah direkam, baik untuk hitam putih maupun berwarna.

e) ½ Inch Video Catridge


VTR ini menggunakan pita ½ inch yang dikemas ke dalam bentuk catridge.
Berbeda dengan bentuk cassette yang mempunyai dua gulungan pita
didalamnya, catridge ini hanya mempunyai satu gulungan, VTR ini dibuat
dalam standar EIAJ, sehingga bisa dipertukarkan pemakaiannya dengan VTR
½ inch model open reel. Hal itu tentunya setelah pita open reel tersebut
dimasukkan/dipasang pada rumah catridge, catridge tersebut mempunyai
masa putar 30 menit.

f) ½ Inch Video Cassette Recorder


Video cassette recorder ini pada masa-masa sekarang ini merajai pasaran.
Video yang semula dirancang untuk pemakaian rumah (home use) telah
menyusup ke segala bidang kegiatan.
38

Program-program yang telah di produksi , baik menggunakan video ataupun


film, telah ditrasfer (direproduksi) disebarkan dan dipasarkan melalui video
bentuk video cassette ½ inch ini. Karena begitu murahnya harga video
cassette recorder ini dibanding jenis-jenis video yang lebih besar
formatnya,serta lebih mudah dn sederhana, baik dalam pengoperasian maupun
perawatannya.VCR ini terutama populer untuk memutar program-program
yang sifatnya hiburan. Hali itu karena mudahnya mendapatkan kaset yang
berisi rekaman acara hiburan (film cerita,musik dan lain-lain) di tempat-
tempat persewaan kaset video yang menyebar di setiap pelosok kota di
indonesia. Hal tersebut bukan berarti bahwa perkakas ini hanya berguna untuk
memutar program hiburan saja, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk tujuan
pendidikan dan lain-lain.Ada dua jenis (format) video cassette recorder yang
beredar di pasaran, yaitu format BETA dan format VHS. Kedua-duanya tidak
dapat dipertukarkan pemakaiannya. Program yang di rekam dalam format
BETA tidak dapat dimainkan dalam peralatan VHS, dan begitu pula
sebaliknya.

g. 1/4 inch VTR


VTR ini digunakan pita 1/4 inci dalam bentuk reel to reel (open reel) dan
menggunakan sistem helical scan. Karena berbagai hal, VTR jenis ini jarang
dijumpai (kurang populer penggunaanya) terutama diindonesia.

3. Video Disc
Selain penyimpanan informasi gambar dan suara pada pita magnetik, ada
satu sistem lagi, yaitu penyimpanan infoemasi gambar dan suara pada
piringan (disc). Ada dua sistem yang dikembangkan dalam video disc ini,
yaitu sistem optical dan sistem capacitance.Sistem optikal ialah
menggunakan sinar laser untuk menjejaki infoemasi encode electric yang
direkam dipermukaan piringan.
39

Waktu putar dari video ini adalah satu jam masing masing muka (sisi).
Sebagaimana VTR, video ini juga memiliki kemampuan, antara lain :
a. Reverse dan fast forward
b. Gerak cepat atau lambat, baik maju ataupun mundur
c. Single frame, baik gerak maju ataupun mundur
d. Pencari gambar secara cepat
e. Stereo sound

4. Monitor
Kelengkapan pada sistem video ini untuk pemakaian ulang (play back)
suatu program dalah monitor. Prinsip dasar kerja monitor ialah mengubah
sinyal video/menjadi gambar pada gabung gambarndan suara pada
loundspeaker.Ada tiga macam monitor video, yaitu :
a. Monitor
b. Monitor/ receiver
c. Tv receiver

5. Video Projector
Selain menggunakan video atau monitor TV receiver untuk memonitor
gambar ataupun suara, kita dapat menggunakan video projector sebagai
monitor. Pada dasarnya video projector dibagi dalam dua unit dasar, yaitu
tabung projector (dua atau tiga tabung) dan system refleksi dalam hal ini
termasuk layar refleksi. Berdasarkan dua unit dasar tadi, maka ada dua jenis
video projector yaitu:
a. Singel piece projector ; unit proyektor terpisah dari unit refleksi
dijadikan satu.
b. Two piece system ; unit proyektor terpisah dari unit refleksi.
Ukuran layar video projector ini berkisar antara empat sampai tujuh kaki (±
1,3m – 2,3m) diagonal. Kelemahan video projector ini ialahgambar yang
terlihat pada layar tidak setajam seperti yang terlihat di layar TV monitor.
40

Hal ini disebabkan karena pembesaran gambar, semakin besar pembesaran


gambar maka berakibat makin besarnya separasi jarak antara garis
scanning.Dengan demikian, gambar terlihat tdak focus, lebih-lebih apabila
menontonnya terlalu dekat dengan layar. Hal seperti itu juga terjadi pada
TV monitor. Menggunakan layar lebih kecil akan terlihat lebih tajam
disbanding yang menggunakan layar lebih lebar. Hal itu dikarenakan
kepadatan garis setiap frameakan semakin berkurang jika layar yang
digunakan semakin besar. Karena sifatnya yang hanya memantulkan
gambar, penggunaan video projector ini terbatas pada ruangan yang gelap
saja. Semakin gelap ruangan akan semakin jelas gambar yang terlihat.

Nama bagian dan kegunaan video cassettle recorder system beta


Bagian dan masing-masing kegunaan system beta tidaklah berbeda dengan
system VHS, begitu pula dalam pengoperasiannya.Perbedaannya hanyalah
dalam system dan format. Oleh karena itu, berikut ini yang akan di bahas
hanyalahsalah satu system saja, yaitu system/ format beta.
Keterangan:
1. Rumah Kaset
2. TV Tuner
Tuner TV yang terpasang untuk menerima siaran TV dalam standar
VHF (very high frequency = 30 – 300 MHz) dan UHF (ultra high
frequency = 30 – 300 MHz). dilengkapi dengan AFT(automatic fine
tuning) untuk mendapatkan warna gambar terbaik.
3. Timer dan Saklar ON/Standy/Timer
Dapat deprogram untukmerekam siaran TV pada 1 s.d 15 hari
mendatang, pada hari keberapa, jam berapa, dan berapa lama (menit).
Selain itu, juga berfungsi sebagai penunjuk waktu biasa pada waktu
memprogram posisi saklar pada timer, dan jika akan memainkan atau
merekam saklar pada posisi On.
41

4. Tombol Fungsi
Eject : untuk membuka rumah kaset.
Rewind : memutar mundur kaset secara cepat.
Stop : untuk menghentikan semua fungsi.
Play : untuk memainkan ulang (play back) video kaset.
Fast Forward : untuk memutar cepat kearah maju.
Record : apabila hendak merekam.
Pause : untuk meghentikan sesaat fungsi play dan record.
5. Kenob Tracking
Untuk membetulkan tracking pita, apabila saat main ulang gambar,
terlihat bersalju atau cacat (distortion).
6. Saklar pemilih program
Pada posisi TV, sinyal RF dari antena akan diterima langsung oleh TV
receiver. Sementara itu, pada posisi tape maka yang akan diterima oleh
TV receiver adalah sinyal dari video, baik dari kaset waktu main ulang
ataupun dari built-in TV tuner.
7. Pemilih input
Digunakan untuk memilih input pada waktu merekam (TV atau line).
8. Counter pita dan tombol reset
9. Tombol memory
Tekan tombol reset sehingga penunukan counter pada 0000 sebelum
main ulang (play back), kemudian tekan tombol mamory pada posisi
ON. Setelah selesai, memainkan kaset (play back), tekanlah tombol
stop, kemudian tekan tombol rewind. Maka secara otomatis pita akan
berhenti pada posisi counter 0000.
10. Soket remote control
Video cassette recorder ini dapat dikendalikan (function) dari jarak jauh
dengan remote control yang disambungkan lewat soket ini.
11. Aerial Input
Untuk dihubungkan dengan antena TV.
42

12. Aerial Output


Dihubungkan ke antena TV receiver untuk memonitor dengan kabel 75
ohm.
13. Video input
Digunakan apabila akan merekam program video recorder lain, video
input ini dihubungkan dengan video output dari video recorder yang
akan direkam.
14. Audio input
Seperti halnya no13, tetapi untuk menghubungkan audionya.
15. Video output
Apabila menggunakan TV monitor sebagai monitor, cukup
menghubungkan video out ini dengan video in pada TV monitor.
16. Audio Output
Seperti no 15, tetapi untuk menghubungkan audionya.
17. Soket Mikrofon
Tempat menghubugkan mikrofon apabila melakukan pengisian suara.
18. Penyesuaian tegangan
Video cassette recorder ini dapat digunakan pada tegangan110,120,
220, atau 240.
19. RF unit
Berisi RF modulator dengan RF sinyal out UHE.
20. Saklar sinyal tes
Untuk umpan penalaan Tv receiver yang digunakan sebagai monitor.
21. Tombol Power
Untuk mengfungsikan video cassette recorder (ON/OFF).

Nama bagian dan kegunaan video cassette recorder u-matic


Keterangan:
1. Lampu insert Mode
Akan menyala bila video cassette recorder digunakan untuk insert.
43

2. Mater dan pengaturan tracking


Untuk memperbaiki tracking
3. Saklar memory
Set counter pada 0000 dengan menekan tombol reset, pasang saklar
memory pada posisi ON, maka system memory akan bekerja.
4. Counter pita dan tombol reset
5. Lampu pilot
Lampu akan menyala apabila VCR difungsikan (ON).
6. Tombol power
Untuk memfungsikan VCR (ON/OFF)
7. Soket headfhone
Apabila ingin memonitor audio dengan headphone.
8. Saklar level headphone
Untuk mengatur kekerasan suara pada headphone.
9. Saklar pemilih chanel audio yang memonitori (ch 1, ch 2 MIX).
10. Saklar pemilih sync (dari video atau dari luar), tergantung dari
inputnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut:
Input video External Video Pemilih sync Video/EXT
Video EXT
Ya Ya Video External
Ya Tidak Video Video
Tidak Ya Internal External
Tidak Tidak Internal Internal
11. Lampu dan tombol rekam (assemble)
Untuk merekam tekan tombol ini bersama tombol play. Untuk
menggunakan assemble, tekan tombol ini dengan tombol edit secara
serentak. Untuk kedua penggunaan tadi, lampu akan menyala.
12. Tombol cut in (insert) dan lampu
Untuk mengedit dengan mode insert, tekan ini dengan tombol edit
secara serentak dan lampu indicator akan menyala.
44

13. Lampu stand by


Lampu ini akan menyala apabila VCR belum siap di fungsikan(belum
siap di play, rewind dsb).
14. Tombol stop, untuk menghentikan fungsi VCR (play, rewind dan
sebagainya).
15. Tombol fast forward untuk memutar maju kaset secara cepat.
16. Tombol play untuk memainkan ulang (play back) kaset.
17. Tombol rewind untuk memutar mundur kaset secara cepat.
18. Mengontrol skew, digunakan apabila ada cacat dibagian atas gambar
saat main ulang.
19. Meter dan kenob pengatur level audio untuk mengaturdan mengontrol
level audio pada saat merekam.
20. Meter dan kenob pengatur level video untuk mengaturdan mengontrol
level video pada saat merekam.
21. Saklar long pause, dipergunakan apabila hendak mengfungsikan pause
dalam waktu agak lama. Dalam posisi ini, pita terangkat sedikit dari
drum sehingga pita akan lama, tetapi pada layar monitor tak terlihat
gambar.
22. Saklar pemilih mode insert, pasang pada posisi yang dikehendaki pada
saat mengedit (audio ch 1, audio ch 2 atau video).
23. Saklar pemilih level video, automatic atau manual.
24. Pemilih mode video,untuk pemakaian biasa, pasang pada posisi auto.
25. Pemilih input, disesuaikan dengan input yang dipergunakan; line, dub
atau TV.
26. Saklar audio limiter, apabila pada saat merekam diinginkan membatasi
puncak level audio, pasangkanlah saklar ini pada posisi ON.
27. Lampu dan Tompol pause, apabila tombol ini ditekan, pada layar
monitor akan terlihat gambar diam. Untuk menjalankan pita
kembali,tekan tombol pause sekali lagi.
45

Pada posisi pause, lampu pause akan menyala dan pada posisi long
pause maka lampu pause akan menyala berkedip-kedip.
28. Lampu auto Off, apabila VCR belum siap dioperasikan(tombol power
sudah ditekan), misalnya dari ruang yang ber ac dibawa ke ruangan
yang panas (terjadi kondensasi), maka lampu ini akan menyala.
Tunggulah sampai lampu ini mati, (tetapi power tetap ON sampai
lampu ini mati) baru VCR bisa dipergunakan.
29. Lampu dan tombol eject, tekan tombol ini apabila akan membuka
rumah kaset, dan lampu eject akan menyala.
30. Tombol edit, digunakan pada waktu editing.
31. Tombol cut Out, apabila pekerjaan (proses) assembly atau insert telah
selesai, tekan tombol ini.
32. Soket Line In, untuk penyambutan dengan peralatan lain, seperti
peralatan audio, video cassetle recorder atau TV receiver.
33. Soket mikropon, apabila ingin mengisi suara dengan mikropon.
34. Saklar framing, pada penggunaan biasa pasangkan pada posisi ON.
35. Saklar TBC (time base corrector), pada penggunaan biasa, set pada
posisi OFF, apabila mempergunakan TBC (misalnya pada proses
editing) set pada posisi ON.
36. Konektor SC In, untuk disambungkan dengan TBC, apabila
mempergunakan TBC.
37. Konektor Sync In, untuk dihubungkan dengan TBC atau Sync
generator apabila digunakan.
38. Konektor Dub In, digunakan untuk menghubungkan VCR lain dengan
menggunakan kabel multi 7 pin dalam proses perekaman atau editing.
39. Konektor Video In, digunkanuntuk menghubungkan VCR lain denga
menggunakan kabel video ( coaxial), pada saat merekam atau
mengedit.
40. Konektor monitor, tempat untuk hubungan dengan TV monitor,
dengan menggunakan kabel multi 8 pin.
46

41. Soket audio monitor, tempat untuk hubungan audio dengan TV


monitor, apabila hubungan video menggunakan kabel terpisah pada
mode penyambungan ini, audio chl dan ch2 akan terdengar semua.
42. Soket line out audio, apabila VCR ini digunakan sebagai pemutar
program video yang akan direkam ke VCR lain, maka hubungan
audionya melalui soket ini (chl dan ch2).
43. Saklar automatic phase control (APC), pada penggunaan main ulang,
pasang pada posisi ON. Sementara itu, pada penggunaan editing dan
duplikasi yang lewat video in dan video out pasangkan pada posisi
OFF.
44. Saklar remote, digunakan pada pekerjaan mengedit.
45. Kenektor remote control, tempat untuk hubungan dengan alat
pengontrol editing pada pekerjaan mengedit. Hubungan menggunakan
kabel 20 pin.
46. Konektor Ac in, tempat menghubungkan VCR ini dengan listrik.
47. Saklar penyesuai tegangan, untuk menyesuaikan tegangan peralatan
dengan tegangan sumber listrik.
48. Terminal ground (tanah), untuk mengurangi hum audio hubungkan
dengan bumi.
49. Konektor video out,untuk menghubungkan peralatan dengan TV
monitor atau VCR lain dengan menggunakan kabel audio (lewat soket
41) dan kabel video terpisah.
50. Control chroma level, pada pemakaian biasa pasangkan pada posisi
tengah.
51. Control pengunci warna, pada pemakaian biasa, pasangkan pada posisi
tengah.
52. Konektor dub out, untuk menghubungkan VCR ini dengan VCR lain
dengan menggunakan kabeldub 7 pin. Pada proses editing atau
aplikasi, VCR ini digunakan sebagai pemain ulang dan VCR lain
sebagai perekam.
47

53. Konektor RF (off tape), untuk hubungan dengan TBC apabila


digunakan.

Nama bagian dankegunaan pada TV monitor


Keterangan:
1. Penerima alat pengontrol, TV monitor dapat menggunakan alat
pengontrol jarak jauh yang menggunakan gelombang sinar inframerah
sebagai penghubug, disinilah informasi-informasi diterima.
2. Tombol power, untuk memfungsikan peralatan dengan lampu
indicator.
3. Tombol volume suara
4. Tombol pemilih suara, apabila TV monitor ini digunakan sebagai TV
receiver untuk menerima siaran dari stasiun TV, sesuaikan tombol ini
dengan saluran siaran TVRI.
5. Lampu penunjuk system, TV monitor ini secara otomatis mengubah
system sesuai system yang digunakan input (PAL, NTSC, SECAM).
6. Indicator program, lampu ini menunjukkan saluran berapa yang
dipergunakan pada penerimaan siaran TV.
7. Soket headphone
8. Tombol AFT(auto fine tuning), penalaran secara otomatis.
9. Pengaturan penyetelan program, digunakan untuk menalar frekuensi
masing-masing chanel.
10. Tombol gambar, untuk mengatur kontras gambar.
11. Tombol gambar, untuk mengatur warna gambar.
12. Pemilih input, disesuaikan dengan input mana yang mau dimonitor
(TV, VTR, LINE).
13. Saklar auto, untuk mengunci warna.
14. Pengatur HUE,apabilayang diputar program yang menggunakan
system NTSC, pengatur ini berfungsi untuk mengatur skintone (warna
kulit) agar didapat warna kulit yang alamiah.
48

15. Pengatur ketajaman gambar.


16. Pengatur kecerahan gambar.
17. Pengatur nada rendah dan tinggi.
18. Pengatur tambahan volume suara (apabila pengaturan dengan tombol
tiga sudah maksimal, tetapi masih kurang keras).
19. Saklar speaker, untuk memfungsikan speaker tambahan.
20. Saklar B dan W, untuk memonitor gambar hitam putih.
21. Soket penghubung antena.
22. Soket audiodan soket monitor out.
23. Soket audio, dan soket video TV out.
24. Soket audio, dan soket video Line in.
25. Saklarterminal 75 ohm, untuk menyesuaikan dengan impedansi kabel
koneksin yang digunakan.
26. Soket audio dan soket video line out.
27. Penghubung VTR, menggunakan kabel multi 8 pin.
28. Terminal speaker tambahan.

Pengoperasian
a. VTR U-matic dengan TV monitor
1. Hubungkan konektor monitor VCR ke penghubungVTR pada TV
monitor dengan menggunakan kabel multi 8 pin.
2. Hubungkan masing-masing peralatan dengan sumber listrik.
selanjutnya fugsikan masing-masing peralatan (ON).
3. Pasang pemilih input monitor pada posisi VTR.
4. Masukkan kaset yang mau dimainkan pada rumah kaset VCR U-
matic.
5. Tunggulah sampai lampu stand bb mati,selanjutnya tekan tombol
play untuk memainkan kaset video tersebut.
49

6. Aturlah kualitas gambar danlevel suara dengan mengatur tombol-


tombol 3,10,11,15,16,17, dan 18 pada TV monitor.
7. Apabila telahselesai memainkan ulang program, hentikan dan
putar mundurlah kaset, kemudian keluarkan dari rumah kaset dan
tutup kembali rumah kaset.
8. Matikan semua peralatan.
b. VCR ½ inch (VHS atau beta format) dengan TV monitor
Apabila menggunakan hubungan video/audio dengan kabel terpisah,
prosedurnya sama dengan pengoperasian VCR U-matic dengan TV
monitor.
1. Hubungkan acrial out pada VCR dengan soket penghubung antena
pada TV monitor.
2. Hubungkan masing-masing peralatan dengan sumber listrik.
3. Fungsikan masing-masing peralatan dengan menekan tombol
power.
4. Pada VCR, pasangkan saklar ON/STAND BY/TIMER pada posisi
ON.
5. Pasangkan saklar pemilih program pada VCR, pada posisi tape.
6. Pasangkan pemilih input TV monitor pada posisi TV.
7. Tekan salah satu tombl pemilih program pada TV monitor.
8. Set saklar sinyal tes pada VCR di posisi ON.
9. Aturlah pengatur penyetelan program no 1 pada TV monitor,
sehingga didapatkan gambar hitam putih yang membelah dua layar
sama besarnya secara vertical. Pada saat itu pula akan terdengar
suara mendengking dari loudspeaker.
10. Apabila telah didapatkan gambar yang tajam pada layar, matikan
sinyal tes dengan menggeser saklarnya pada posisi OFF.
11. Masukkan kaset yang akan dimainkan ke rumah kaset.
12. Mainkan VCR dengan menekan tombol play.
50

13. Aturlah kualitas gambar dan level suara dengan mengatur tombol-
tombol yang diperlukan.
14. Apabila telah selesai memainkan ulang program, hentikan dan
putar mundurlah (rewind) kaset, kemudia keluarkan dari rumah
kaset dan tutup kembali rumah kaset.
15. Matikan semua peralatan.
Mengatasi gangguan ringan pada saat main ulang
a. VRC sudah dimainkan tetapi tidak ada gambar dan suara.
b. Gambar terlihat tidak jernih atau berkabut.
1. Periksalah apakah posisi pemilih input sudah sesuai dengan inputnya
(TV, VTR, LINE).
2. Periksalah kabel-kabel penghubung,apakah sudah benar tempatnya
dan koneksinya.
3. Periksalah saklar-saklar pada VCR. Kemungkinan headnya sudah
kotor , bersihkanlah sesuai prosedur. Untuk kasus no 1, bersihkan head
dengan system cepat, sedangkan untuk kasus no 2 bersihkan dengan
system menyeluruh.

Prosedur membersihkan Head VCR


Ada dua cara membersihkan head video,yaitu dengan menggunakan head
cleaning cassette ( kaset khusus pembersih head) dan menggunakan
tangan (manual). Peralatan pembersih head yaitu akohol, cleaning swasbs,
spray cleaser, kapas pembersih, keset pembersih heas.
a. Membersihkan head VCR
1. Membersihkan secara cepat, yaitu mengunakan kaset pembersih
head sebagai berikut:
a. Masukan kasetpembersih ke rumah kaset.
b. Reset counter pita pada posisi 0000.
c. Mainkan kaset dengan tekanan tmbol FDW/play.
51

d. Jika counter pita tela menunjukkan angka 0010, tekan tombol


stop. Waktu putar untuk kira-kira tiga puluh detik.
e. Keluarkan kaset pembersih, untuk diperhatikan jangan
memutar kaset pembersih setelah tiga puluh detik.
Pergunakansaja sampai habis,baru kemudian diputar ulang
untuk dipakai lagi, jangan membuat kaset penghapus lebih dari
tiga puluh detik.
2. Membersihkan secara menyeluruh (manual)
a. Yakinkan bahwa VCR dalam keadaan tidak berfungsi (OFF).
b. Bukalah penutup atas VCR dengan jalan membuka skrupnya.
c. Semprot cleaning swab dengan spray cleaner atau alkkohol.
d. Gosok cleaning swab tersebut pada permukaan drum dan head
video yang terlihat lewat celah pada drum. Dalam
menggosokkan cleaning swab secara maju mundur, harus
berhati-hati sekali karena bagianini sangat peka.
e. Gerakan menggosokcleaning swab harus horizontal, searah
perjalanan pita,jangan sekali-kali menggosok denganarah
vertical karena hal ini dapat membahayakan head. Gosok terus
sampai drum menjadi bersih dan berkilat.
f. Bersihkan juga head audio, head penghapus, dan head control
track.
g. Pasangkankembali penutup VCR dan tunggulah sampai kering,
baru VCR digunakan kembali.

Tata pemanfaatan peralatan media


Dalam mengadakan penataan atau perletakan peralatan media untuk suatu
penyajian, menurut (Sadiman, Rahardjo, Haryono, & Rahardjito, 2006)ada
lima hal pokok yang harus diperhatikan untuk demi tercapainya suatu
penyajian yang berhasil, yaitu:
a. Bentuk susunan tempat duduk dan ukuran layar.
52

b. Tipe permukaan layar.


c. Penempatan layar.
d. Tipe lensa.
e. Penempatan proyektor.
a) Bentuk susunan tempat duduk dan ukuran layar
Apabila ruangan yang dipergunakan berbentuk persegipanjang,
diusahakan susunan tempat duduk adalah memanjang, menghadapi
dinding yang lebih sempit.
Tabel penempatan tempat duduk
Jenis peralatan Jarak terdekat Jarak terjauh
Tempat duduk tempat duduk
terhadap layar terhadap layar
Proyektor 2xlebar layar 6xlebar layar
TV/Video 4xlebar layar 12xlebar layar
Dengan melihat tabel di atas, maka dapat ditentukan jarak tempat
duduk terdekat dan terjauh terhadap layar. Itu juga berarti dengan
melihat ukuran ruangan dan kapasitas tempat duduk, dapat ditentukan
lebar layar yang diperlukan.
b) Tipe permukaan layar
Ada tiga tipe atau jenis pemukaan layar dan masing-masing
mempunyai karakteristik yang berbeda. Yang dimaksud dengan
permukaan layar ialah bagian yang terkena cahaya proyeksi dari
proyektor. Mereka dibedakan karena perbedaan kemampuan dalam
memantulkan cahaya yang datang.
Berikut ini ketiga jenis permukaan layar, yaitu:
a. Matte
Permukaan layar jenis ini tidak mengkilat. Daya pantulnya rendah,
tetapi merata ke segala sudut. Sudut efektifnya adalah 45˚ dari
sumbu axis.
53

b. Permukaan layar jenis ini mengkilatkarena dengan butiran-butiran-


butiran kaca yang sangat bagus. Karena adanya lapisan ini, daya
pantulnya terhadap cahaya yang datang lebih tinggi. Arah
pantulannya tidak merata, tetapi lebih kuat dibagian tengah. Sudut
efektif dari layar dengan permukaan ini adalah 25ᵒ dari sumbu
axis.
c. Lenticular
Lapisan permukaan ayar jenis ini dibuat dari bahan plastic yang
dibentuk menjadi bentuk tertentu dan dicetakkan ke permukaan
layar. Jenis ini merupakan perpaduan antara matte dan
beaded,yaitu sudut efektifnya berkisar 25˚-45˚ dari sumbu axis.
c) Penempatan layar
Ada dua alternative untuk menempatkan layar, yaitu ditengan ruangan
dan disudut ruangan. Dilihat dari sudut efektif pemantulan cahaya oleh
permukaan layar,maka penempatan layar pada sudut ruangan lebih
menguntungkan. Akan tetapi,hal itu hanya berlaku untuk ruangan yang
berbentuk bujur sangkar atau mendekati bujur sangkar. Jadi, faktor-
faktor yang harus diperhatikan pada waktu menentukan penempatan
layar ialah ukuran ruangan,susunan tempat duduk, dan peralatan-
peralatan lainnya yang ada.

Hal lain yang harus diperhatikan ialah ketinggian layar dari lantai
yaitu ± 1,8m. hal ini untuk menjaga supaya orang yang duduk dibagian
belakang tidak terhalang pandangannya oleh orang didepannya.
d) Tipe lensa
Jika seberkas cahaya melewati sebuahlensa, bekas cahaya tersebut
akan bengkok arahnya.maka,paa suatujarak tertentu dari lensa,
cahayatersebut akan terkumpul dan terbentuk menjadi titik api. Jarak
dari lensa tersebut dinamakan focal length.
54

Focal length ini berkaitan dengan kemampuan lensa untuk


memproyeksikan cahaya dan menerima cahaya. Semakin panjang
focal length, semakin sempit sudut proyeksi. Begitu sebaliknya.
Ukuran focal length tersebut umumnya dalam mm, tetapi ada juga
dalam inci. Berdasarkan ukuran focal length akan bisa diketahui jenis
lensa tersebut, misalnya:
1. Lensa dengan focal length 100mm termasuk lensa tele.
2. Lensa dengan focal length 20 mm termasuk wide.
Pada jarak yang sama, proyeksigambar dari lensa wide akan lebar
dibandingdegan lensa tele. Berdasarkan itu, apabila pada suatu
penyajian terbentur pada terbatasnya ukuran ruangan danukuran layar,
dapat diatasi dengan mengganti lensa proyektor yang lebih
sesuai.Tentunya hal tersebut tidak bisa dilakukanterhadap jenis
proyektor tertentu yang lensanya tidak dapat ditukar/diganti.
e) Penempatan proyektor
Penempatan proyektor yang baik dimaksudkan untuk didapatkan
gambar proyeksi yang optimum. Artinya, tidak lebih besar atau terlalu
kecil dari ukuran layar yang tersedia. Berikut ini adalah sebuah bagan
yang menggambarkan jarak yang disarankan untuk menempatkan
proyektor. Jarak tersebut sifatnya tidak mutlak, dengan catatan bahwa
lensa yang terpasang pada proyektor adalah lensa standar peralatan
tersebu, layar memiliki lebar 1,8 m.

Cara lain menentukan jarak proyektor terhadap layar


Dengan rumus dibawah ini, jarak proyektor dengan layar, lebar layar
yang diperlukan, dan focal lengthlensa dapat dihitung.
lebar bingkai proyeksi focal length
= jarak proyektor
lebar layar
55

Baik jarak proyektor, lebar layar maupun focal length, dapat dicari
dalam ukuran inci atau mm. untuk mendapatkan satuan ukuran mm,
maka angka yang dimasukkan harus dalam satuan mm pula.
Tabel focal length lensa standard masing-masing peralatan
Jenis peralatan MM Inci
Proyektor film 8mm 25 1
Proyektor film 16mm 50 2
Proyektor film-rangkai 100 4
Proyektor fim-bingkai (35mm) 100 4
Proyektor overhead (OHP) 400 12

Tabel lebar bingkai proyeksi masing-masing peralatan


Jenis peralatan MM Inci
Proyektor film 8mm 5,3 0,21
Proyektor film 16mm 9,7 0,38
Proyektor film-rangkai 24 0,9
Proyektor fim-bingkai (35mm) 36 1,3
Proyektor overhead (OHP) 250 10
56

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bagian- bagian dalam peralatan-peralatan media itu. Peralatan proyeksi
(optik) terdiri dari:
1. overhead projector (OHP)
2. microform reader;
3. proyektor film-rangkai (film strip projector),
4. proyektor film-bingkai (slide projector),
5. proyektor film-gelang (film loop projector),
6. proyektor film (Motion picture projector);

Peralatan elektronik, terdiri dari:


1. radio perekam kaset audio (radio cassette recorder)
2. penala radio (tuner)
3. perekam pita audio (open reel tape recorder);
4. perekam kaset audio (cassette recorder);
5. amplifier
6. loudspeaker
7. perekam kaset audio sinkron (cassete synchrocorder)
8. perekam pita video (video tape recorderhe
a. VTR 2 inci;
b. VTR 1 inci;
c. VTR 1/2 inci;
9. perekam kaset video (video cassete recorder),
a. VCR 3/4 inci (U-matic);
b. VCR 1/2 inci (sistem Beta dan VHS);
57

10. piringan video (video disc)


11. sambang video (video cartridge)
12. video monitor;
13. proyektor video.

3.2 Saran
Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk menambah
wawasan dan acuan dalam pembelajaran serta diharapkansebagai calon
seorang guru dapat menggunakan media pembelajaran sehingga siswa lebih
antusias dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan dan motivasi belajar
menjadi lebih meningkat. Namun, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai
pembangun untuk penulis demi kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
58

DAFTAR PUSTAKA

Mamonto, S. E. (t.thn.). SIGI TENTANG PENGGUNAAN MEDIA


PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI
IPS DI SMA NEGERI 18 SURABAYA. Pendidikan dan Ekonomi, 3.

Nurseto, T. ( 2011). MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN YANG MENARIK.


Jurnal Ekonomi & Pendidikan.

Sadiman, Rahardjo, Haryono, & Rahardjito. (2006). Media Pendidikan: Pengertian,


Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai