Anda di halaman 1dari 11

SEMINAR KASUS

DEPARTEMEN GAWAT DARURAT

ASUHAN KEPERAWATAN CONGESTIVE HEART FAILURE


(CHF) PADA NY.S DI RUANG ICU RUMAH SAKIT ISLAM
GONDANGLEGI

Oleh:

KELOMPOK 12

Diyan Ratna (1730022)


M. Yusuf (1730037)
Suhari Wijiyono (1730056)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TA 2017/2018

LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR


ASUHAN KEPERAWATAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) PADA NY.S
DI RUANG ICU RUMAH SAKIT ISLAM GONDANGLEGI

Oleh:
Mahasiswa Profesi Ners STIKes Kepanjen

Anggota:

Diyan Ratna (1730022)


M. Yusuf (1730037)
Suhari Wijiyono (1730056)

Malang,…………………………….

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Koordinator Anak

(……………..…….………) (……….…………………)

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Gagal jantung atau Congestive Heart Failure adalah suatu keadaan ketika
jantung tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan
tubuh, meskipun tekanan darah pada vena itu normal. Gagal jantung menjadi
penyakit yang terus meningkat terutama pada lansia. Pada Congestive Heart
Failure atau Gagal Jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk
mempertahankan curah jantung yang adekuat guna memenuhi kebutuhan
metabolik dan kebutuhan oksigen pada jaringan meskipun aliran balik vena
yang adekuat (Dewi, 2012).
Masalah kesehatan dengan gangguan sistem kardiovaskuler lebih
tepatnya Congestive Heart Failure (CHF) masih menduduki peringkat yang
tinggi, menurut data Whorld Health Organization (WHO) pada tahun 2007
dilaporkan bahwa Congestive Heart Failure (CHF) mempengaruhi lebih dari
20 juta pasien di dunia dan meningkat seiring pertambahan usia dan pada
umumnya mengenai pasien dengan usia sekitar lebih dari 65 tahun dengan
presentase sekitar 6-10% lebih banyak mengenai laki-laki dari pada wanita.
Pada tahun 2030 WHO memprediksi bahwa peningkatan penderita Congestive
Heart Failure (CHF) mencapai 23 juta jiwa di dunia. Congestive Heart Failure
(CHF) merupakan salah satu masalah khas utama pada beberapa negara
industri maju dan Negara berkembang seperti Indonesia (Austaryani, 2012).
Menurut Kompas Lusia (2010) sekitar 4.3 juta penduduk Indonesia
mengalami Congestive Heart Failure (CHF) dan 500.000 kasus baru
Congestive Heart Failure (CHF) telah di diagnosis tiap tahunnya. Harapan
hidup penderita Congestive Heart Failure (CHF) lebih buruk dibandingan
dengan kanker apapun kecuali kanker paru-paru dan kanker ovarium karena
sampai 75% penderita Congestive Heart Failure (CHF) meninggal dalam
kurun waktu 5 tahun sejak diagnosis. Dalam profil kesehatan Indonesia pada
tahun (2005) Congestive Heart Failure (CHF) merupakan urutan ke 5
penyebab kematian terbanya di Rumah Sakit seluruh Indonesia. Perubahan
gaya hidup, kadar kolesterol yang tinggi, perokok aktif dan kurangnya
kesadaran berolahraga menjadi faktor pemicu munculnya Congestive Heart
Failure (CHF) (Kompas, 2010).
Congestive Heart Failure (CHF) diperkirakan akan menjadi penyebab
utama kematian secara menyeluruh dalam waktu lima belas tahun mendatang,
meliputi Amerika, Eropa, dan sebagian besar Asia. Hal tersebut menjadi dasar
angka prevalensi penyakit kardiovaskuler secara cepat di negara-negara
berkembang dan Negara Eropa Timur. Selain itu, gagal jantung merupakan
penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang di Rumah Sakit
(Redmission) meskipun pengetahuan rawat jalan telah diberikan secara optimal
(Ardiansyah, 2012). Pada penelitian di Amerika resiko berkembangnya
penyakit Congestive Heart Failure (CHF) yaitu mencapai 20% untuk usia ≥ 40
tahun dengan kejadian > 650.000 kasus baru yang diagnosis Congestive Heart
Failure (CHF) selama beberapa dekade terahir. Kejadian Congestive Heart
Failure (CHF) meningkat dengan bertambahnya usia. Tingkat kematian untuk
Congestive Heart Failure (CHF) sekitar 50% dalam waktu lima tahun (Arini,
2015).
Prevalensi Congestive Heart Failure (CHF) di Indonesia menurut
Riskesdas (2013) sebesar 0.3 data prevalensi penyakit ditentukan berdasarkan
hasil wawancara pada reponden umur ≥ 15 tahun merupakan gabungan dari
kasus penyakit yang pernah di diagnosis dokter atau kasus yang mempunyai
gejala penyakit Congestive Heart Failure (CHF) (Riskesdas, 2013).
Di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr Margono Soekarjo Purwoerto
yang di rawat karena Congestive Heart Failure (CHF) di tahun 2010 terdapat
506 orang yang terdiri dari 221 laki-laki dan 469 perempuan. Pada tahun 2012
terdapat 842 orang yang terdiri dari 373 laik-laki dan 469 perempuan. Pada
tahun 2012 terdapat 1111 orang yang terdiri dari 526 laki-laki dan 585
perempuan. Pada tahun 2013 terdapat 1142 orang yang terdiri dari 550 laki-laki
592 perempuan. Pada tahun 2014 terdiri dari 1380 orang terdiri dari 667 laki-
laki dan 713 perempuan. Dan pada tahun 2015 sampai dengan bulan Oktober
terdiri dari 863 orang yang terdiri dari 375 perempuan dan 488 laki-laki. Dari
tahun ketahun angka kejadian Congestive Heart Failure (CHF) trus
mengalami peningatan (Pranoto, 2015)
Atas dasar beberapa permasalahan ini banyaknya kasus Congestive
Heart Failure (CHF) maka kami ingin membahas mengenai definisi
Congestive Heart Failure (CHF), sampai komplikasi yang muncul akibat
Congestive Heart Failure (CHF) dan asuhan keperawatan ( Congestive Heart
Failure (CHF) pada lansia.

1. Nama Kegiatan
Seminar Kasus Tentang Congestive Heart Failure (CHF) pada lansia
2. Tema Kegiatan
“Asuhan Keperawatan Congestive Heart Failure (CHF) pada lansia di
Ruang ICU Rumah Sakit Islam Gondanglegi”

3. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan


1. Untuk mengatahui apa itu Congestive Heart Failure (CHF), penyebab
Congestive Heart Failure (CHF), tanda gejala Congestive Heart
Failure (CHF), pemeriksaan Congestive Heart Failure (CHF) hingga
komplikasi yang timbul akibat Congestive Heart Failure (CHF).
2. Untuk mengetahuan asuhan keperawatan kepada lansia yang
mengalami Congestive Heart Failure (CHF)

4. Petugas
1. Pemateri : M.Yusuf
2. Moderator : Diyan Ratna
3. Notulen : Suhari Wijiyono
4. Dokumentasi : Dyan Ratna

5. Bentuk Kegiatan
Adapun bentuk kegiatan yang akan dijalankan yaitu seminar dan tanya
jawab
6. Waktu dan Tempat
Hari, tanggal : Rabu, 16 Mei 2018
Waktu : Pukul 08.00 WIB
Tempat :
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, S. D. (2014). Asuhan Keperawatan pada Pasien Efusi pleura dengan


Pemberian terapi Oksigen di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Hidayat, A. A. A. (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Ardiansyah. (2012). Medikal Bedah. Jogjakarta: DIVA press.
Arini, (2015). Studi Penggunaan Obat Pada Pasien Gagal Jantung yang Rawat
Inap di RSUD. DR. Soetomo. Surabaya.http://repository.wima.ac.id
Austaryani, N. P. (2012). Asuhan Keperawatan pada Pasien Congestive Heart
Failure (CHF) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Baradero, M. et al (2008). Seri Asuhan Keperawatan klien Gangguan
Kardiovaskular. Jakarta: EGC.
Dewi, I. N. (2012). Asuhan Keperawatan pada Pasien Congestive Heart Faiure
(CHF) Di RSUD dr. Prijonegoro Sragen.
Notoatmodjo, S. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan: 202. Yogyakarta: Med
Action.
Nursalam (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik
Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika.
Pranoto, A. F. (2015). Asuhan Keperawatan pada Pasien Congestive Heart
Failure (CHF) di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
Banyumas.
Riset Kesehatan Dasar, (2013), dalam online http://www.litbang.depkes.go.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI
Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) merupakan
kondisi dimana fungsi jantung sebagai pompa untuk mengantarkan darah yang
kaya oksigen ke tubuh tidak cukup untuk memenuhi keperluan-keperluan
tubuh (Andra Saferi, 2013).
Gagal jantung kongestive merupakan ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
jaringan terhadap oksigen dan nutrien (Andra Saferi, 2013).
Menurut Prince (1994)dalam Andra Saferi (2013), gagal jantung keadaan
patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi
kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.
Kesimpulan yang diambil dari pengertian tersebut adalah bahwa gagal
jantung congestive adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung tidak
mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan metabolisme jaringan,
oksigen, dan nutrien.

2. ETIOLOGI
Penyebab gagal jantung menurut Wijaya & Putri (2013):
a. meningkatnya preload: regurgitasi aorta, cacat septum ventrikel.
b. Meningkatnya afterload: stenosis aorta, hipertensi sistemik.
c. menurunnya kontraktilitas ventrikel: IMA, kardiomiopati.
d. gangguan pengisian ventrikel: stenosis katup antrioventrikuler, pericarditif
konstriktif, tamponade jantung.
e. gangguan sirkulasi: aritmia melalui perubahan rangsangan listrik yang
melalui respon mekanis.
f. infeksi sistemik/infeksi paru: respon tubuh terhadap infeksi akan memaksa
jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan metabolisme yang meningkat.
g. emboli paru, yang secara mendadak akan meningkatkan resistensi terhadap
ejeksi ventrikel kanan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CONGESTIVE HEART
FAILURE (CHF) DI RUANG ICU RSI GONDANGLEGI

I. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama: Ny. S
Umur: 85Tahun
Jenis kelamin: Perempuan
Agama: Islam
BB: 30 kg
No. Rekam Medik: 196228
Tanggal Pengkajian: 30 April 2018
Diagnosa Medik: CHF (Congestive Heart Failure)

2. Riwayat penyakit
Keluhan Utama
Klien mengatakan napasnya sesak.

Riwayat penyakit sekarang:


Keluarga mengatakan pagi sehabis sarapan pasien tiba-tiba mengeluh sesak nafas dan
kemudian tidak sadarkan diri. Oleh keluarga dibawa ke IGD RSI Gondanglegi dan
kemudian dirawat di ICU. Saat di ICU pasien mengalami kejang ± 30 detik.

Riwayat penyakit dahulu:


- Keluarga mengatakan pasien mempunyai riwayat penyakit vertigo dan kejang.
- Keluarga klien mengatakan klien pernah dirawat di RS Wava Husada karena penyakit
yang sama.
Riwayat penyakit keluarga:
Keluarga klien mengatakan tidak mempunyai riwayat peryakit hipertensi
tidak mempunyai riwayat peryakit DM, Asma, dan peryakit menular
seperti HIV, TBC, Hepatitis dll.

3. Pengkajian Kritis B6
a. B1 (Breathing)
1. RR : 27 x/m
2. NRBM 4 L/m
3. Retraksi intercoste (+)
4. Napas dangkal
b. B2 (Blood)
1. TD : 192/63 mmHg
2. Map : 106 mmHg
3. N : 90 x/m
4. S: 36 ºC
5. akral dingin
6. tidak terdapat sianosis
c. B3 (Brain)
1. Kesadaran Sopor, GCS : 3 ( E1 M1 V2 )
2. KU lemah
3. Gelisah
d. B4 (Bowel)
1. Peristaltik usus 11 x/m
e. B5 (Bladder)
1. Warna urin kuning jernih dan masih sedikit
2. Terpasang DC dengan produksi urin 50 cc
f. B6 (Bone)
1. Bedrest total
2. Tidak terdapat edema pada tungkai kaki kanan.
3. Tidak ada fraktur

4. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum: Lemah
Kesadaran: Sopor
GCS: 3 ( E1 M1 V2 )
TD: 192/63mmHg
MAP: 106 mmHg
N: 90 x/menit
RR: 27 x/menit
S: 36 ºC
a. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : mesoschopal, rambut beruban, tampak sedikit kotor
2) Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid.
3) Mata : simetris, konjungtiva ananemis, sclera aniterik
4) Telinga : simetris, tidak terdapat serumen
5) Mulut : tidak ada stomatitis, gigi tampak sedikit kotor, gigi tampak mulai ompong
6) Dada
- Paru-paru
Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi, terdapat retraksi dinding dada
Palpasi : Focal vremitus tidak teraba, expansi dinding dada simetris
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bunyi paru vesikuler
Wheezing (-), Ronchi (-)
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis normal terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di interkosta 4-5
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 dan S2 reguler (lup dup)
- Abdomen
Inspeksi : Supel, tidak ada lesi dan tidak ada bekas operasi
Auskultasi : Bising usus 11 x/menit
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan limpha
Perkusi : Timpani
7) Genetalia dan Rektum : Bersih dan tidak tampak kelainan

8) Ekstermitas :
Inspeksi:
- tangan kanan terpasang infus.
- luka (-).
-tidak terdapat odem.

Anda mungkin juga menyukai