TGS Uas Das 16 Jun
TGS Uas Das 16 Jun
wilayah atau kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang
menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya
melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau. DAS
merupakan kawasan luas yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu daerah hulu, tengah dan
hilir. Menurut Asdak (1995), daerah hulu DAS dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut:
merupakan daerah konservasi, mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi, merupakan
daerah dengan kemiringan besar (lebih besar dari 15%), bukan merupakan daerah banjir
dan pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase.
Fungsi suatu DAS merupakan fungsi gabungan yang dilakukan oleh seluruh
faktor yang ada pada DAS tersebut yaitu vegetasi, bentuk wilayah, tanah dan manusia.
Apabila salah satu faktor tersebut mengalami perubahan, maka akan mempengaruhi
ekosistem DAS. Pembabatan hutan serta penggunaan sumber daya tanah dan air yang
melampaui batas dan tanpa memperhatikan kaidah konservasi tanah telah menyebabkan
terjadinya erosi lahan yang sangat tinggi. Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah
atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang diangkut oleh air atau angin ke tempat
lain. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah atas yang subur dan baik untuk
pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan
menahan air, sehingga kerusakan yang ditimbulkan oleh erosi terjadi di dua tempat, yaitu:
(1) pada tanah tempat erosi terjadi
(2) pada tempat tujuan akhir tanah yang terangkut tersebut diendapkan
Bahaya erosi adalah suatu perkiraaan maksimum kehilangan tanah pada suatu unit
lahan apabila pengelolaan tanah dan tanaman tidak mengalami perubahan. Bahaya erosi
merupakan suatu ukuran yang digunakan sebagai dasar pembuatan Rencana Teknik
Lapang Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah. Jika besarnya erosi yang terjadi dan
batas erosi maksimum yang masih dapat dibiarkan pada suatu daerah telah diteliti, maka
penggunaan dan perlakuan yang diberikan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
laju erosi yang terdapat pada daerah tersebut tidak melampaui batas yang ditentukan
sehingga produktivitas dapat ditingkatkan tanpa mengurangi kesetimbangan sumber daya
alam (Notohadiprawiro, 2000). Pada lingkungan DAS, laju erosi dikendalikan oleh
kecepatan aliran air dan sifat sedimen tanah. Faktor eksternal yang menimbulkan erosi
adalah curah hujan dan aliran air pada lereng DAS. Curah hujan yang tinggi dan lereng
DAS yang miring merupakan faktor utama yang membangkitkan erosi.
Menurut Arsyad (2000) evaluasi bahaya erosi atau disebut juga tingkat bahaya
erosi ditentukan berdasarkan perbandingan antara besarnya erosi tanah aktual dengan
erosi tanah yang dapat ditoleransikan. Untuk mengetahui kejadian erosi pada tingkat
membahayakan atau suatu ancaman degradasi lahan atau tidak, dapat diketahui dari
tingkat bahaya erosi lahan tersebut. Tingkat bahaya erosi (TBE) dalam hamparan seluas
DAS atau sub DAS akan sangat efektif jika memanfaatkan teknologi Geographical
Information System (GIS). Faktor-faktor yang digunakan dalam perhitungan TBE (the
variabel in theerosion danger level calculation) terangkum pada tabel dibawah ini :
Dari tabel diatas maka ada 4 faktor yang mempengaruhi dalam perhitungan tingkat
bahaya erosi (TBE), Antara lain :
1) Indeks Erodibilitas.
Indeks erodibilitas tanah menunjukkan tingkat kerentanan tanah terhadap erosi,
yaitu resistensi partikel terhadap pengikisan dan perpindahan tanah oleh energi
kinetik air hujan. Tekstur tanah yang sangat halus akan lebih mudah hanyut
dibandingkan dengan tekstur tanah yang kasar. Kandungan bahan organik yang
tinggi akan menyebabkan nilai erodibilitas tinggi
2) Indeks Erosivitas.
Indeks erosivitas hujan dapat diperoleh dari besarnya energi kinetik hujanyang
ditimbulkan oleh intensitas hujan maksimum