Anda di halaman 1dari 3

Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan

wilayah atau kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang
menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya
melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau. DAS
merupakan kawasan luas yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu daerah hulu, tengah dan
hilir. Menurut Asdak (1995), daerah hulu DAS dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut:
merupakan daerah konservasi, mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi, merupakan
daerah dengan kemiringan besar (lebih besar dari 15%), bukan merupakan daerah banjir
dan pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase.
Fungsi suatu DAS merupakan fungsi gabungan yang dilakukan oleh seluruh
faktor yang ada pada DAS tersebut yaitu vegetasi, bentuk wilayah, tanah dan manusia.
Apabila salah satu faktor tersebut mengalami perubahan, maka akan mempengaruhi
ekosistem DAS. Pembabatan hutan serta penggunaan sumber daya tanah dan air yang
melampaui batas dan tanpa memperhatikan kaidah konservasi tanah telah menyebabkan
terjadinya erosi lahan yang sangat tinggi. Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah
atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang diangkut oleh air atau angin ke tempat
lain. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan tanah atas yang subur dan baik untuk
pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan
menahan air, sehingga kerusakan yang ditimbulkan oleh erosi terjadi di dua tempat, yaitu:
(1) pada tanah tempat erosi terjadi
(2) pada tempat tujuan akhir tanah yang terangkut tersebut diendapkan
Bahaya erosi adalah suatu perkiraaan maksimum kehilangan tanah pada suatu unit
lahan apabila pengelolaan tanah dan tanaman tidak mengalami perubahan. Bahaya erosi
merupakan suatu ukuran yang digunakan sebagai dasar pembuatan Rencana Teknik
Lapang Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah. Jika besarnya erosi yang terjadi dan
batas erosi maksimum yang masih dapat dibiarkan pada suatu daerah telah diteliti, maka
penggunaan dan perlakuan yang diberikan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
laju erosi yang terdapat pada daerah tersebut tidak melampaui batas yang ditentukan
sehingga produktivitas dapat ditingkatkan tanpa mengurangi kesetimbangan sumber daya
alam (Notohadiprawiro, 2000). Pada lingkungan DAS, laju erosi dikendalikan oleh
kecepatan aliran air dan sifat sedimen tanah. Faktor eksternal yang menimbulkan erosi
adalah curah hujan dan aliran air pada lereng DAS. Curah hujan yang tinggi dan lereng
DAS yang miring merupakan faktor utama yang membangkitkan erosi.
Menurut Arsyad (2000) evaluasi bahaya erosi atau disebut juga tingkat bahaya
erosi ditentukan berdasarkan perbandingan antara besarnya erosi tanah aktual dengan
erosi tanah yang dapat ditoleransikan. Untuk mengetahui kejadian erosi pada tingkat
membahayakan atau suatu ancaman degradasi lahan atau tidak, dapat diketahui dari
tingkat bahaya erosi lahan tersebut. Tingkat bahaya erosi (TBE) dalam hamparan seluas
DAS atau sub DAS akan sangat efektif jika memanfaatkan teknologi Geographical
Information System (GIS). Faktor-faktor yang digunakan dalam perhitungan TBE (the
variabel in theerosion danger level calculation) terangkum pada tabel dibawah ini :

Tabel A. Faktor TBE

No. Faktor perhitungan TBE Simbol Jenis peta


1. Indeks Erosivitas R Peta Curah Hujan
2. Indeks Erodibilitas Tanah K Peta Tanah
3. Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng LS Peta Kelas Lereng
4. Indeks Penutupan Vegetasi dan CP Peta Tutupan Lahan
Pengolahan Lahan

Dari tabel diatas maka ada 4 faktor yang mempengaruhi dalam perhitungan tingkat
bahaya erosi (TBE), Antara lain :
1) Indeks Erodibilitas.
Indeks erodibilitas tanah menunjukkan tingkat kerentanan tanah terhadap erosi,
yaitu resistensi partikel terhadap pengikisan dan perpindahan tanah oleh energi
kinetik air hujan. Tekstur tanah yang sangat halus akan lebih mudah hanyut
dibandingkan dengan tekstur tanah yang kasar. Kandungan bahan organik yang
tinggi akan menyebabkan nilai erodibilitas tinggi
2) Indeks Erosivitas.
Indeks erosivitas hujan dapat diperoleh dari besarnya energi kinetik hujanyang
ditimbulkan oleh intensitas hujan maksimum

3) Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng


Faktor kemiringan dan panjang lereng (LS) terdiri dari dua komponen,yakni faktor
kemiringan dan faktor panjang lereng. Faktor panjang lereng adalah jarak horizontal
dari permukaan atas yang mengalir ke bawah dimana gradien lereng menurun hingga
ke titik awal atau ketika limpasan permukaan (run off) menjadi terfokus pada saluran
tertentu..
4) Indeks Penutupan Vegetasi dan Pengolahan Lahan
Indeks penutupan vegetasi pengolahan lahan (CP). Faktor penutupan lahan
menggambarkan dampak kegiatan pertanian dan pengelolaannya padat ingkat erosi
tanah. Kedua faktor, yakni faktor P dan faktor C memiliki tindakan konservasi yang
hampir sama. Saat ini dapat dikatakan bahwa tindakan konservasi pada aspek
pertanian kurang dilakukan, disamping itu tindakan pengolahan tanah yang
berlebihan di DAS hulu serta meningkatnya pemukiman, merupakan faktor
penyebab berurangnya tindakan konservasi.
United States Department of Agriculture (USDA) telah menetapkan klasifikasi
bahaya erosi berdasarkan laju erosi yang dihasilkan dalam ton/ha/tahun seperti
diperlihatkan pada Tabel B. Klasifikasi bahaya erosi ini dapat memberikan gambaran,
apakah tingkat erosi yang terjadi pada suatu lahan ataupun DAS sudah termasuk dalam
tingkatan yang membahayakan atau tidak, sehingga dapat dijadikan pedoman didalam
pengelolaan DAS.

Tabel B. Kelas Bahaya Erosi

No. Kelas Bahaya Erosi Laju Erosi, Ea Keterangan


(ton/ha/tahun)
1. I < 15 Sangat Ringan
2. II 15 - 60 Ringan
3. III 60 - 180 Sedang
4. IV 180 - 480 Berat
5. V > 480 Sangat Berat

Anda mungkin juga menyukai