Anda di halaman 1dari 37

LI.1.

Memahami dan Menjelaskan Organ Reproduksi Wanita


LO.1.1. Makroskopik
1.1.1. Organ Genitalia Eksterna
3 Fungsi utamanya :
a. Jalan masuk sperma kedalam tubuh
b. Melindungi organ genitalia interna dari mikroorganisme
c. Seksual
A. Mons Veneris
Mons Veneris merupakan bagian yang menonjol dan terdiri
dari jaringan lemak yang menutupi bagian depan simpisis
pubis, dan setelah masa pubertas kulit mons veneris akan di
tumbuhi oleh rambut kemaluan (pubes).

B. Labia Mayora
Labia mayora berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari
mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang. Yaitu dua
lipatan kulit yang tebal membentuk sisi vulva dan terdiri dari
kulit, lemak, pembuluh darah, jaringan otot polos dan syaraf.
Labia mayora sinistra dan dextra bersatu di sebelah belakang
dan merupakan batas depan dari perinium, yang disebut
commisura posterior (frenulum), dan panjangnya kira-kira 7, 5
cm.
Labia Mayora terdiri dari dua permukaan :
1. Bagian luar, menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut.
2. Bagian dalam menyerupai selaput lendir dan mengandung
banyak kelenjar sebacea.

C. Labia Minora
Labia minora merupakan lipatan sebelah medial dari labia
mayora dan merupakan lipatan kecil dari kulit diantara bagian
superior labia mayora. Sedangkan labianya mengandung
jaringan erektil. Dijumpai frenulum klitoris, preputium, dan
frenulum pudenti.

D. Klitoris
Berada di ujung anterior labia minor. Terdiri dari 2 buah
corpus cavernosum yang merupakan jaringan erektil di dalam
selaput tipis jaringan ikat dan sebagian diantaranya menyatu
sepanjang tepi medial untuk membentuk korpus klitoris.
Analog dengan penis laki-laki.

E. Hymen
Lipatan selaput membran tipis yang melingkari orifisium
vagina. Terdapat berbagai jenis lubang hymen:

Berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar dari


introitus vaginae. Biasanya hymen berlubang sebesar ujung
jari hingga getah dari genitalia interna dan darah haid dapat
mengalir ke luar. Bila hymen tertutup sama sekali disebut
hymen occlusivum. Setelah partus, hanya tinggal sisa – sisa
kecil pada pinggir introitus dan disebut: carunculae
myrtiformis.

F. Vagina
Merupakan saluran musculo-membranosa yang terbentang
dari vestibulum sampai uterus, menghubungkan uterus
dengan vulva. Merupakan tabung berotot yang dilapisi
membran dari jenis epitelium bergaris khusus dan dialiri
banyak pembuluh darah serta serabut saraf secara melimpah.
Berjalan ke arah postero-superior dan membentuk sudut
tajam dengan serviks uteri sehingga dinding posterior vagina
akan lebih panjang (1,5-3cm) dibandingkan dengan dinding
anterior (6-7,5cm). Vagina berfungsi sebagai saluran keluar
dari uterus yang dapay mengalirkan darah menstruasi sebagai
jalan lahir pada waktu partus.
Penonjolan servik kedalam vagina akan membentuk Cavum
Douglassi dan membagi puncak vagina menjadi fornix
anterior - posterior dan lateralis.
a. Ke dalam puncak vagina menonjol ujung dari cerviks.
b. Bagian dari cerviks yang menonjol ke dalam vagina di
sebut portio
c. Oleh portio ini, puncak vagina dibagi dalam 4 bagian
ialah : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix
lateral kanan dan kiri.
Perbatasan vagina
a. Anterior : Trigonum Vesicalis
b. Posterior : Rektum, 1/4 bagian distal vagina terpisah
dari saluran anus dengan corpus perinealis 2/4 bagian
tengah vagina berhimpitan dengan ampula recti ¼
bagian proksimal vagina dibelakang fornix posterior
tertutup dengan peritoneum membentuk Cavum
Douglassi.

1
Lendir yang membasahi vagina berasal dari servik yang menjadi asam akibat
fermentasi glikogen epitel oleh bakteri vagina.
Sel – sel dari lapisan atas epithel vagina mengandung glycogen. Glycogen ini
menghasilkan asam susu oleh karena adanya bacil – bacil Doderlein hingga
vagina mempunyai reaksi asam dengan pH = 4,5 dan ini memberi proteksi
terhadap invasi kuman – kuman.
a. Pada dinding vagina terdapat lipatan – lipatan yang berjalan circulair
dan disebut : rugae, terutama pada bagian bawah vagina
b. Setelah melahirkan, sebagian dari pada rugae akan menghilang

1.1.2. Organ Genitalia Interna


A. Uterus
Fungsi utama Rahim :
Siklus haid setiap bulannya, tempat janin tumbuh dan
berkembang, berkontraksi terutama sewaktu bersalin dan
sesudah bersalin.
Merupakan alat yang berongga dan berbentuk sebagai bola
lampu yang gepeng dan terdiri dari 3 bagian : corpus uteri (badan
Rahim) berbentuk segitiga, serviks uteri (leher Rahim) yang
berbentuk silindris dan Cavum uteri (rongga Rahim). Bagian
corpus uteri antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri
(dasar Rahim)/proksimal Rahim.
Bentuk dan ukuran uterus sangat berbeda-beda tergantung dari
usia, dan pernah melahirkan atau belum. Cavum uteri (rongga
rahim) berbentuk segitiga, melebar di daerah fundus dan
menyempit kearah serviks. Sebelah atas rongga rahim
berhubungan dengan saluran indung telur (tuba follopi) dan
sebelah bawah dengan saluran leher rahim (kanalis cervikalis).
Hubungan antara cavum uteri dengan kanalis cervikalis disebut
ostium uteri internum, sedangkan muara kanalis cervikalis
kedalam vagina disebut ostium uteri eksternum.
Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan : Perimetrium (lapisan
serosa: paling luar) yang meliputi dinding uterus bagian luar,
Myometrium (lapisan otot : tengah) merupakan lapisan yang
paling tebal, Endometrium (selaput lender/lapisan mukosa :

2
dalam) merupakan lapisan bagian dalam dari korpus uteri yang
membatasi kavum uteri.
Uterus diikat pada pelvis oleh tiga set ligamen jaringan ikat,
yaitu :

1. Ligament rotundum
Ligament rotundum melekat ke kornu uterus pada bagian
anterior insersi tuba fallopii. Struktur yang menyerupai tali ini
melewati pelvis, lalu memasuki cincin inguinal pada dua sisi
dan mengikat osteum dari tulang pelvis dengan kuat. Ligamin
ini memberikan stabilitas bagian atas uterus.
2. Ligament cardinal
Ligament ini menghubungkan uterus ke dinding abdomen
anterior setinggi serviks.
3. Ligament uterosakral
Ligament uterosakral melekat pada uterus di bagian posterior
setinggi serviks dan behubungan dengan tulang sacrum.
Fungsi dari ligament cardinal dan uterosakral adalah sebagai
penopang yang kuat pada dasar pelvis wanita. Kerusakan-
kerusakan pada ligament ini, termasuk akibat tegangan saat
melahirkan, dapat menyebabkan prolaps uterus dan dasar
pelvis ke dalam vagina bahkan melewati vagina dan mencapai
vulva.
4. Ligamentum latum
Berupa lipatan peritoneum sebelah lateral Ka. Ki. Dari pada
uterus, meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul,
sehingga seolah – olah menggantung pada tubae. Ruangan
antara kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang
longgar, disebut : parametrium, dimana berjalan arteria, vena
uterina, pembuluh lympha dan ureter.
5. Ligamentum infundibulo pelvicum
2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium ke dinding
panggul. Ligamentum ini menggantungkan uterus pada
dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat
ligamentum ovarii proprium.
6. Ligamentum vesico uterinum
Dari uterus ke kandung kencing

3
Perdarahan Rahim :
1. Arteri Uterina
Cabang utama arteria Iliaca Interna (arteria Hypogastrica)
yang masuk uterus melalui ligamentum latum. Pada tempat
setinggi servik pars supravaginalis, arteria Uterina terbagi
menjadi dua, sebagian kecil menjadi arteria
servicovaginalis kearah bawah, dan sebagian besar
berjalan kearah atas melalui dinding lateral uterus. Kira-
kira 2 cm lateral servik, arteria uterina menyilang ureter
dan hal ini perlu memperoleh perhatian saat melakukan
histerektomi atau ligasi arteri uterina.
2. Arteri Ovarica
Cabang langsung dari Aorta yang memasuki ligamentum
latum melalui ligamentum infundibulopelvicum. Didaerah
hillus ovarii, arteria ovarica terbagi menjadi sejumlah
cabang kecil yang masuk ovarium. Cabang utama arteria
ovarica selanjutnya berjalan sepanjang mesosalphynx.

4
Persarafan Rahim : Simpatis dan Parasimpatisnya berasal
dari plexus hypogastricus infeirior.

B. Tuba Fallopi
Fungsi : Salura telur, menangkap dan membawa ovum, tempat
terjadinya pembuahan.
Tuba Fallopi terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan
kearah lateral, mulai dari kornu uteri kanan kiri yang panjangnya
kurang lebih 12-13 cm dan diameternya 3-8 mm. bagian dalam
dilapisi silia menyalurkan telur dan hasil konsepsi.
Dapat dibagi menjadi 4 bagian :
1. Pars interstitialis (intramularis), bagian tuba yang berjalan dalam
dinding uterus mulai pada ostium internum tubae.
2. Pars Ampullaris, bagian tuba antara pars isthmixca dan
infundibulum dan merupakan bagian tuba yang paling lebar dan
berbentuk huruf S.
3. Pars Isthmica, bagian tuba sebelahkeluar dari dinding uerus dan
merupakan bagian tuba yang lurus dan sempit.
4. Pars Infundibulum, bagian yang berbentuk corong dan
lubangnya menghadap ke rongga perut, Bagian ini mempunyai
fimbria yang berguna sebagai alat penangkap ovum.
C. Ovarium
Sepasang organ berbentuk seperti buah almond yang berada
disamping uterus didekat dinding lateral pelvis dan berada pada
lapisan posterior ligamentum latum, postero-caudal tuba falopii.
Panjang kira-kira 2.5 – 5.0 cm dengan lebar kira-kira 1.5 – 3.0
cm. Masing-masing memiliki permukaan medial dan lateral.
Dilapisi oleh satu lapis sel kuboid rendah atau gepeng yaitu
epitel germinal, yang bersambungan dengan mesotelium
peritoneum viscerale. Dibawah epitel germinal adalah jaringan
ikat padat yang disebut tunia albuginea.
Ovarium memiliki korteks ditepi, dan medula ditengah,
tempat ditemukannya banyak pembuluh darah, saraf, dan
pembuluh limfe. Daerah korteks mengandung banyak folikel
telur yang masing-masing terdiri dari sebuah oosit yang
diselaputi oleh sel-sel folikel. Sel-sel folikel adalah oosit beserta
sel granulose yang mengelilinginya. Selain folikel, korteks
mengandung fibrosit dengan serat kolagen dan retikular. Medula
adalah jaringan ikat padat tidak teratur yang bersambungan
dengan ligamentum mesovarium yang menggantungkan
ovarium. Pembuluh darah besar di medula membentuk
pembuluh darah yang lebih kecil yang menyebar diseluruh
korteks ovarium.

5
Masing-masing ovarium memiliki tepi anterior (mesovarium)
dan tepi posterior yang bebas.
a. Permukaan medial yang menghadap ke arah cavum douglasi
dan permukaan lateral
b. Ujung atas yang berdekatan dengan tuba dan ujung bawah
yang lebih dekat dengan uterus (extremitas tubaria dan
extremitas uterina)
c. Pinggir yang menghadap ke muka (margo mesovaricus)
melekat pada lembar belakang lig. Latum dengan
perantaraan mesovarium dan pinggir yang menghadap ke
belakang (margo liber).
Ovarium terletak pada dinding lateral panggul dalam sebuah
lekuk yang disebut fossa ovarica Waldeyeri.
Fungsi ovarium : Memproduksi sel telur, hormon esterogen dan
hormon progesterone, ikut serta dalam mengatur siklus haid
Ligamentum penyangga ovarium

 ligamentum suspensorium ovarii ( ligamentum infundibulo-pelvicum ) dan


 ligamentum Ovarii Proprium.

1.2.Mikroskopik
1.2.1. Ovarium
Dilapisi oleh satu lapis sel kuboid rendah atau gepeng yaitu epitel germinal,
yang bersambungan dengan mesotelium peritoneum viscerale. Dibawah epitel
germinal adalah jaringan ikat padat yang disebut tunia albuginea.
Ovarium memiliki korteks ditepi, dan medula ditengah, tempat ditemukannya
banyak pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe. Daerah korteks
mengandung banyak folikel telur yang masing-masing terdiri dari sebuah oosit
yang diselaputi oleh sel-sel folikel. Sel-sel folikel adalah oosit beserta sel
granulose yang mengelilinginya. Selain folikel, korteks mengandung fibrosit
dengan serat olagen dal retikular. Medula adalah jaringan ikat padat tidak
teratur yang bersambungan dengan lugamentum mesovarium yang
menggantungkan ovarium. Pembuluh darah besar di medula membentuk
pembuluh darah yang lebih kecil yang menyebar diseluruh korteks ovarium.

6
Macam-macam folikel yaitu :
1. Folikel primordial : terdiri atas oosit primer yang berinti agak ke tepiyang
dialapisi sel folikel berbentuk pipih.
2. Folikel primer : terdiri oosit primer yang dilapisi sel folikel (sel granulose)
berbentuk kubus dan terjadi pembentukan zona pelusida yaitu suatu lapisan
glikoprotein yang terdapat diantara oosit dan sel-sel granulose.
3. Folikel sekunder : terdiri oosit primer yang dilapisi sel granulose berbentuk
kubus berlapis banyak atau disebut staratum granulose.
4. Folikel tersier : terdiri dari oosit primer, volume stratum
granulosanya bertambah besar. Terdapat beberap celah antrum diantara sel-sel
granulose. Dan jaringan ikat stroma di luar stratum granulose membentuk theca
intern (mengandung banyak pembuluh darah) dan theca extern (banyak
mengandungserat kolagen).
5. Folikel Graff : disebut juga folikel matang. Pada folikel ini, oosit sudah siap
diovulasikan dari ovarium. Oosit sekunder dilapisi oleh beberapa lapissel
granulose berada dalam suatu jorokan ke dalam stratum disebut cumulus
ooforu. Sel-sel granulose yang mengelilingi oosit disebut korona radiate.
Antrum berisi liquor follicul yang mengandung hormone esterogen.

7
1.2.2. Tuba Fallopi
Berdasar struktur histologi terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan
serosa.
a. Lapisan mukosa : tersusun atas epitel selapis silindri dan terdapat 2 jenis sel
:
1. Epitheliocytus ciliatus / epitel bersilia : berfungsi menciptakan arus
ke arah uterus yang menuntun oosit kedalam infundibulumtuba
uterina.
2. Epitheluocytus tubarius angutus / epitel tidak bersilia : berfungsi
sebagai sel sekretori dengan menghasilkan bahan nutritif yang
penting bagi ovum.
b. Lapisan otot : berupa otot polos sirkular dalam, berfungsi untuk kontrasi
peristaltik yang menuntun ovum dan membuat fimbrae berdekatan dengan
ovum untuk menangkap ovum.
c. Lapisan serosa

1.2.3. Corpus Luteum


Korpus luteum dibentuk oleh sel-sel granulosa dan sel teka setelah ovulasi
telah terjadi. Dinding folikel runtuh ke dalam struktur dilipat, yang merupakan
karakteristik untuk korpus luteum. Vaskularisasi meningkat dan jaringan
jaringan ikat yang terbentuk. Teka interna dan sel granulosa tiga dalam ukuran
dan mulai mengumpulkan lutein (Yang hormon merangsang proses ini
Dimana hormon ini diproduksi??) Dalam beberapa jam setelah ovulasi.
Mereka sekarang disebut sel granulosa lutein dan lutein teka sel dan
menghasilkan progesteron dan estrogen.
Sekresi hormon dalam korpus luteum berhenti dalam waktu 14 hari setelah
ovulasi jika oosit tidak dibuahi. Dalam kasus ini, korpus luteum berdegenerasi
menjadi albicans corpus - jaringan parut keputihan dalam ovarium. Sekresi
hormon berlanjut selama 2-3 bulan setelah ovulasi jika terjadi pembuahan.

8
1.2.4. Uterus
Saluran berdinding tebal, berfungsi untuk menyalurkan sperma ke
tempat fertilisasi, sebagai tempat terjadinya implantasi dan perkembangan
embrio.
Dindingnya terdiri atas 3 lapis :
1. Endometrium (Mukosa) : bagian dalam dilapisi epitel selapis silindris bersilia
dan terdapat pula kelenjar uterus yang bermukosa dari permukaan.
2. Miometrium (dinding otot): terdapat 3 lapisan otot yang batas-batasnya
kurang jelas. Tiga lapisan otot tersebut adalah
a. Lapisan Sub vascular : serat-serat otot tersusun memanjang
b. Lapisan Vaskular : lapisan otot tengah tebal, serat tersusun melingkar
dan serong dengan banyak pembuluh darah.
c. Lapisan Supravaskular : lapisan otot luar memanjang tipis.
3. Peritoneum : adalah serosa khas khas terdiri selapis sel mesotel yang ditunjang
oleh jaringan ikat tipis.

9
1.2.5. Vagina
Merupakan bagian terakhir dari saluran reproduksi betina. Berbentuk pipa
panjang,untuk menerima penis terdiri dari 3 lapis yaitu :
1. Lapisan Mukosa : mempunyai lipatan mendatar dan tersusun atas epitel
berlapis pipih tanpa lapisan tanduk. Dan terdapat lamina propria yang
tersusun atas jaringan ikat padat dengan banyak serat elastin, leukosit,
limfosit dan nodulus limfatikus (jarang terlihat).
2. Lapisan otot : terdiri dari berkas-berkas otot polos yang tersusun
berjalinan.
3. Lapisan Adventisia/ Serosa: berupa lapisan tipis yang tersusun dari
jaringan ikat yang berbaur dengan adventisia organ sekitarnya.

LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita dan


Pengaturan Hormon
LO.2.1. Fungsi
Hormon yang berperan yaitu :
1. GnRH (Gonadotropine Stimulating Hormone)
GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hypothalamus. GnRH akan
merangsang pelepasan FSH (folikel stimulating hormone) di hypophisis. Bila
kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpan-balik (feed
back mechanism) ke hypothalamus sehingga kadar GnRH akan menjadi
rendah, begitupun sebaliknya. Berikut ini merupakan fungsi dari GnRH :

10
a. Menstimulasi produksi folikel stimulating hormone (FSH) dan
leutinizing hormone (LH)
b. Mengatur pelepasan FSH dan LH oleh kelenjar hypophisis
2. FSH (Folicle Stimulating Hormone)
Diproduksi oleh sel gonadotropin pada kelenjar hypophiisis, pada lobus
anterior (adenohypophisis). Sel target dari FSH adalah testis (tubulus
semineferus) pada laki-laki dan ovarium pada perempuan. Fungsi dari FSH
adalah :
Laki-laki
a. Menstimulasi produksi sperma dengan cara mempengaruhi
reseptor testosterone pada tubulus semineferus
Perempuan
a. Menstimulasi perumbuhan dan pematangan folikel
b. Menstimulasi produksi estrogen pada corpus luteum
3. LH (Leutinizing Hormone)
Diproduksi oleh sel gonadotropin pada lobus anterior kelenjar hypophysis.
Sel target dari LH adalah tubulus semineferus testis pada laki-laki dan
ovarium pada perempuan. Fungsi LH adalah :
Laki-laki
a. Menstimulasi produksi sperma dalam proses spermatogenesis
dengan cara menstimulasi sel intersisial leydig pada testis untuk
mensekresikan testosterone
Perempuan
a. Membentuk korpus luteum dari folikel yang telah pecah
b. Menstimulasi produksi progesteron oleh korpus luteum
4. Esterogen
Estrogen yang terdapat secara alami adalah 17ß-estradiol, estron, dan
estriol. Zat-zat ini adalah steroid C18 yang tidak memiliki gugus metil angular.
Hormon ini disekresikan terutama oleh sel granulosa folikel ovarium, korpus
luteum, dan plasenta. Biosintesisnya tergantung pada enzim aromatase (CYP19)
yang mengubah testoteron menjadi estradiol dan androstenedion menjadi estron
(dapat juga terjadi di hati, lemak, otot, dan otak).

Fungsi hormone estrogen :


a. Pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan
b. Membentuk ketebalan endometrium
c. Menjaga kualitas dan kuantitas serviks dan vagina untuk penetrasi sperma
d. Vagina : perubahan selaput vagina  meningkatkan getah dan
glikogenasam laktat meningkat oleh bakteri duiderlein  Ph menurun 
menurunkan terjadinya infeksi.
e. Merangsang pertumbuhan tulang dan mempertahankan kesehatan tulang.
f. Melindungi jantung dan pembuluh darah dengan meningkatkan HDL dan
menurunkan LDL.

11
g. Fungsi utama yaitu merangsang proliferasi sel dan pertumbuhan jaringan
organ kelamin dan jaringan organ lain yang berhubungan dengan organ
reproduksi. Pada masa kanak-kanak estrogen disekresi sedikit, pada
pubertas sekresi meningkat sampai 20 kali lipat dibawah pengaruh hipofisis
anterior.

Efek Estrogen:
1. Pertumbuhan uterus, vagina, tuba Falopii, labium mayora dan lanbium minora
menyerupai dewasa.
2. Pembentukan epitel vagina dari tipe kuboid menjadi epitel bertingkat yang
lebih tahan terhadap infeksi dan trauma.
3. Kelenjar berproliferasi untuk memberikan nutrisi kepada ovum dan uterus.
4. Pembuluh darah dan sel epitel bersilia yang mengelilingi tuba Falopii bertambah
banyak, bergerak kearah uterus untuk mendorong ovum.
5. Pada payudara, pertumbuhan jaringan stroma, perkembangan sistem duktus dan
penambahan deposit lemak meningkat.
6. Aktivitas osteoblas meningkat pada tulang rangka, sehingga laju pertumbuhan
waktu pubertas meningkat beberapa tahun, pada wanita lebih cepat berhenti.
7. Merangsang proliferasi sel granulosa dan pematangan folikel.
8. Pematangan telur.
9. Meningkatkan transport sperma dengan merangsang kontraksi uterus kearah atas
dan kontraksi tuba Falopii.
10. Merangsang pertumbuhan endometrium dan miometrium.
11. Merangsang sintesis reseptor progesteron di endometrium dan reseptor oksitosin
di miometrium pada kehamilan.
12. Mengontrol sekresi GnRH dan gonadotropin.
13. Menghambat aksi prolaktin terhadap sekresi ASI selama kehamilan.
14. Protein total tubuh meningkat, terjadi keseimbangan nitrogen tubuh.
15. Deposisi lemak pada subkutan, payudara dan bokong.
16. Kulit jadi lembut dan halus akibat peningkatan androgen adrenal, jumlah
keringat meningkat sehingga timbul akne.
17. Retensi air dan natrium di tubulus ginjal, tetapi jumlahnya kecil.
5. Progesteron
Merupakan suatu steroid C21 yang disekresi oleh korpus luteum, plasenta,
dan folikel (dalam jumlah kecil). Pada wanita, kadarnya sekitar 0,9ng/mL
(3nmol/L) selama fase folikular daur haid dan kadarnya akan meningkat pada fase
folikular lanjut. Selama fase luteal, korpus luteum menghasilkan banyak
progesterone dan progesterone plasma meningkat pesat hingga mencapai kadar
puncak sekitar 18ng/mL (60nmol/L).

Fungsi :
1. Merangsang sekretorik pada endometrium selama setengah akhir siklus seksual
wanita dan menyiapkan lingkungan yang baik untuk memberi makan
embrio/fetus yang tumbuh.
2. Merangsang pembentukan mukus serviks yang kental.
3. Menghambat sekresi GnRH dan gonadotropin.
4. Merangsang perkembangan alveolus dan lobuler kelenjar mammae.
5. Pada tuba Falopii meningkatkan sekresi untuk nutrisi dari ovum yang dibuahi.

12
6. Menghambat aksi prolaktin terhadap pengeluaran ASI selama kehamilan.
7. Menghambat kontraksi uterus selama kehamilan
8. Katabolisme protein yang dialirkan ke janin.

LO. 2.2. Pengaturan Hormon Reproduksi

Jika ovum tidak dibuahi, kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus bulanan, korpus
luteum di ovarium tiba-tiba berinvolusi, dan hormon-hormon ovarium (esterogen
dan progesteron) menurun dengan tajam sampai kadar sekresi yang rendah.

Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya esterogen dan progesteron, terutama


progesteron, pada akhir siklus ovarium bulanan. Efek pertama adalah penurunan
rangsangan terhadap sel-sel endometrium oleh kedua hormon ini, yang diikuti
dengan cepat oleh involusi endometrium sendiri menjadi kira-kira 65 persen dari
ketebalan semula. Kemudian, selama 24 jam sebelum terjadinya menstruasi,
pembuluh darah yang berkelok-kelok, yang mengarah ke lapisan mukosa
endometrium, akan menjadi vasospastik, mungkin disebabkan oleh efek involusi,
seperti pelepasan bahan vasokonstriktor – mungkin salah satu tipe vasokonstriktor
prostaglandin yang terdapat dalam jumlah sangat banyak pada saat ini.

Vasospasme, penurunan zat nutrisi endometrium, dan hilangnya rangsangan


hormonal menyebabkan dimulainya proses nekrosis pada endometrium, khususnya
dari pembuluh darah. Sebagai akibatnya, darah akan merembes ke lapisan vaskular
endometrium, dan daerah perdarahan akan bertambah besar dengan cepat dalam
waktu 24 sampai 36 jam. Perlahan-lahan, lapisan nekrotik bagian luar dari
endometrium terlepas dari uterus pada daerah perdarahan tersebut, sampai kira-kira
48 jam setelah terjadinya menstruasi, semua lapisan superfisial endometrium sudah
berdeskuamasi. Massa jaringan deskuamasi dan darah di dalam kavum uteri,
ditambah efek kontraksi dari prostaglandin atau zat-zat lain di dalam lapisan yang
terdeskuamasi, seluruhnya bersama-sama akan merangsang kontraksi uterus yang
menyebabkan dikeluarkannya isi uterus.

Selama menstruasi normal, kira-kira 40 mililiter darah dan tambahan 35 ml cairan


serosa dikeluarkan. Cairan menstruasi ini normalnya tidak membentuk bekuan,
karena fibrinosin dilepaskan bersama dengan bahan nekrotik endometrium. Bila
terjadi perdarahan yang berlebihan dari permukaan uterus, jumlah fibrinolisin
mungkin tidak cukup untuk mencegah pembekuan. Adanya bekuan darah selama
menstruasi sering merupakan bukti klinis adanya kelainan patologi dari uterus.

13
Dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah dimulainya menstruasi, pengeluaran darah
akan berhenti, karena pada saat ini endometrium sudah mengalami epitelisasi
kembali. (Guyton, 2006)

Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi:


A. Siklus ovarium (indung telur)
a. Fase folikel
0.awal
1. akhir
b. Fase luteal
B. Siklus endometrium
a. Fase menstruasi
b. Fase proliferasi
c. Fase sekresi
Kedua siklus tersebut berjalan bersamaan.

14
Gambar Siklus Hormonal

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis


merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).
Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan
dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de
graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga
hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH
maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan
hipotalamus ke hipofisis.
Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap
hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan
menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen.
Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh
LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi
terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah
pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon
gonadotropik).
Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus
luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan
progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi,
perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau
menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus
luteum tersebut dipertahankan.

Pada siklus endometrium, terbagi jadi 3 fase, yaitu:


A. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu
endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan
hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
B. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah
menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan
dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan

15
janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai
14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
C. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi.
Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan
endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi
(perlekatan janin ke rahim)

Siklus ovarium:
A. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel
telur yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus
dan siap untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur).
Waktu rata-rata fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan
variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan
B. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan
jangka waktu rata-rata 14 hari

Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam
siklus menstruasi normal:
A. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH)
berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase
luteal siklus sebelumnya
B. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah
akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase
folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan
endometrium
C. Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada
pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat
dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level
hormon LH meningkat drastis (respon bifasik)
D. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima)
hormon LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari
hormon LH, keluarlah hormon progesteron
E. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang
menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi
adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke
luteal
F. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi
sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi
dari korpus luteum
G. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda
bahwa sudah terjadi ovulasi

16
H. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup
korpus luteum dan kemudian menurun untuk mempersiapkan siklus
berikutnya.

LI. 3. Memahami dan Menjelaskan Kelainan Siklus Haid

LO.3.1. Definisi
Ada sejumlah gangguan menstruasi yang berbeda. Masalah dapat berkisar dari
berat, haid yang menyakitkan dan ada yang tidak haid sama sekali. Ada banyak
variasi dalam pola menstruasi, namun pada wanita umum harus prihatin ketika haid
datang kurang dari 21 hari atau lebih dari 3 bulan terpisah, atau jika haid bertahan
lebih dari 10 hari. Peristiwa tersebut dapat mengindikasikan masalah ovulasi atau
kondisi medis lainnya.
Siklus haid yang tidak teratur, yakni siklusnya tidak memiliki pola tertentu.
Mungkin pada awalnya siklus haid lebih dari 35 hari, namun kemudian akan
timbul perdarahan haid diluar siklus haid normal. Misalnya,siklusnya
semula 35-40 hari tetapi bulan berikutnya bisa tidak haid selama 3 bulan.
Di sisi lain, ada pula yang dalam sebulan bisa mengalami haid lebih dari
sekali. Contoh, bulan ini haid terjadi tanggal 10, kemudian datang lagi pada
tanggal 25 di bulan yang sama. Haid yang berlangsung kurang dari 21
dikategorikan siklus pendek.

Baik siklus pendek maupun panjang, sama-sama menunjukkan ketidakberesan pada


sistim metabolisme dan hormonal. Dampaknya pun sama,yaitu jadi lebih sulit
hamil. Pada siklus pendek, ibu mengalami ”unovulasi” karena sel telur tidak terlalu
matang sehingga sulit untuk dibuahi. Pada siklus panjang, hal ini menandakan sel
telur jarang sekali diproduksi atau ibu mengalami ketidaksuburan yang cukup
panjang. Jika sel telur jarang diproduksi berarti pembuahan akan sangat jarang
terjadi.
LO.3.2. Klasifikasi
A. Kelainan pada banyak dan lamanya perdarahan
1. Hipermenorea (Menorraghia)
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih
dari 8 hari),kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
2. Hypomenorhea (Kriptomenorrhea)
Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari
biasanya. Lama perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti dalam 7
hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir
kurang. Misal pada endometritis, mioma.
B. Kelainan pada siklus haid
1. Polimenorea (Epimenoragia)
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari,
sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.

17
2. Oligomenorrhea
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari
35 hari
3. Amenorea
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
C. Perdarahan di luar haid
1. Metroragia
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan
haid.
D. Gangguan lain yang berhubungan dengan haid
1. Pra Menstruasi Syndrome
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai
menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40
tahun. PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi
antara hari ke-2 sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah
menstruasi dimulai.
Disebabkan oleh :
a. Sekresi estrogen yang abnormal
b. Kelebihan atau defisiensi progesteron
c. Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen, atau prolaktin
d. Kelebihan hormon anti diuresis
e. Kelebihan atau defisiensi prostaglandin
2. Dismenore
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan
memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai
sekarang belum jelas.
Dibagi atas 2 yaitu :
a. Dismenore primer
Nyeri haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat
kandungan.Karakteristik dismenorea primer menurut Ali Badziad (2003):
1. Sering ditemukan pada usia muda.
2. Nyeri sering timbul segera setelah mulai timbul haid teratur.
3. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus yang spastik dan sering
disertaimual, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala.
4. Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari
pertama ataukedua haid.
5. Jarang ditemukan kelainan genitalia pada pemeriksaan
ginekologis.
6. Cepat memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa.
b. Dismenorea sekunder

18
Terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah menarche (haid
pertama),yang merupakan indikasi adanya obstruksi outflow kongenital.
Dismenorea dimulai setelah berusia 25 tahun.3. Terdapat ketidaknormalan
(abnormality) pelvis dengan pemeriksaan fisik: pertimbangkan
kemungkinan endometriosis, pelvic inflammatory disease, pelvic adhesion
(perlengketanpelvis), dan adenomyosis
3. Mastodinia (Mastalgia)
Rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung
beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus
menstruasi. Hal ini terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya
bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang
Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses
ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.

LO. 3.3. Etiologi


A. Hipermenorea
Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya
mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan
dengan kontraktilitas yang terganggu, polip endometrium, gangguan
pelepasan endometrium pada waktu haid (endometrium shedding).

B. Hipomenorea
Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus
(misalnya sesudah miomektomi), pada gangguan endokrin, dll.
Adanya hipomenorea tidak mengganggu fertilitas.

C. Polimenorea
Dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan
ovulasi atau menjadi pendek masa luteal. Sebab lain kongesti ovarium
karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya.

D. Oligomenorea
Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu,
fertilitas cukup baik.
Siklus haid biasanya dengan ovulatoar dengan masa proliferrasi lebih
panjang dari biasa.

E. Amenorea
1. Amenorea primer, apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas
tidak pernah dapat haid, umumnya mempunyai sebab-sebab yang
lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan
kongenital, dan kelainan genetik.

19
2. Amenorea sekunder, apabila pernah mendapat haid, kemudian tidak
pernah dapat lagi, lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul
kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan
metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi, dll.
Istilah kriptomenorea menunjuk kepada keadaan dimana tidak tampak
adanya haid karena darah tidak keluar berhubung ada yang menghalangi
misal pada ginatresia himenalis dll.

Perdarahan di luar haid


Yang dimaksud adalah perdarah yang terjadi dalam masa antara 2 haid.
Perdarahan tampak terpisah dan dapat dibedakan dari haid atau 2 jenis
perdarahan yang menjadi satu, yang pertama metroragia dan yang kedua
menometroragia. Dapat disebabkan karena kelainan organic pada
alatgenital atau oleh kelainan fungsional.

Sebab-sebab organik
a. Perdarahan dari uterus, tuba, dan ovarium disebakan oleh kelainan
pada :
b. Serviks uteri, seperti polipus servisis uteri, dll
c. Korpus uteri, seperti polip endometrium dll.
d. Tuba fallopi, seperti kehamilan ektopik terganggu dll.
e. Ovarium, seperti radang ovarium, tumor ovarium dll.

Sebab-sebab fungsional
a. Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab
organic dinamakan perdarahan disfungsional. Dapat terjadi pada
setiap umur antara menarche dan menopause, tetapi lebih
seringdijumpai pada masa permulaan dan masa akhir fungsi
ovarium.
Gangguan yang berhubungan dengan Haid
A. Pra Menstruasi Syndrome
Etiologi premenstrual syndrome tidak jelas, akan tetapi mungkin satu faktor
yang memegang peranan ialah ketidakseimbangan antara estrogen dan
progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat
badan dan kadang-kadang edema.

B. Vicarious Menstruation
Istilah ini dipakai untuk kasus-kasus tertentu yang jarang dijumpai,dimana
terjadi perdarahan ekstragenital dengan interval periodik yang sesuai
dengan siklus haid.
Vicarious menstruation dapat juga terjadi pada berbagai alat, seperti
:lambung, usus, paru-paru, mammae, dan kulit.

20
Penangan dapat dilakukan apabila pada alat yang berdarah ada kelainan
yang dapat diangkat atau diobati.
C. Mittleschmerz
Mittleschmerz atau nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan
siklus haid, pada saat ovulasi.
Hal ini terjadi karena pecahnyafolikelGraff.
Lamanya bisa beberapa jam bahkan sampai 2-3 hari. Terkadang
Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang berasal dari proses ovulasi
dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang pecah.
Diagnosa dibut berdasarkan saat terjadinya peristiwa dan bahwa nyerinya
tidak mengejang, tidak menjalar, dan tidak disertai mual atau muntah.
Penangananya umumnya terdiri atas penerangan pada wanita yang
bersangkutan.
D. Mastalgia
Gejala mastalgia ialah rasa nyeri dan pembesaran mamma sebelum
haid.Sebabnya edema dan hiperemi karena peningkatan relatif dari kadar
estrogen.
Terapi biasanya terdiri atas pemberian deuretikum, sedang pada mastalgia
keras kadang-kadang perlu diberikan metiltestosteron 5 mg perhari secara
sublingual. Bromokriptine dalam dosis kecil dapat mengurangi penderitaan.
E. Dismenorea
Dismenorea dibagi atas :
a. Dismenorea Primer
Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab disminorea
primer, tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti. Faktor penyebab
dismenorea primer :
1. Faktor kejiwaan
2. Faktor Konstitusi
3. Faktor obstruksi kanalis servikalis
4. Faktor Endokrin-Faktor alergi
b. Dismenorea Sekunder
Penyebabnya adalah kelainan atau penyakit seperti :
1. Infeksi rahim
2. Kista/polip
3. Tumor sekitar kandungan
4. Kelainan kedudukan rahim yang menetap
Ada juga yang disebut endometriosis, yaitu kelainan letak lapisan dinding
rahim, sehingga apabila menjelang menstruasi, padasaat dinding rahim
menebal, akan dirasakan sakit yang luar biasa. Endometriosis bisa
mengganggu kesuburan.
LO. 3.4. Patofisiologi
A. Hipermenorea

21
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi
Gonadotropin releasing hormon (GnRH), yang menstimulasi
pituitary agar melepaskan Folicle-stimulating hormone
(FSH).Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium
tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan leteinzing
hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan
folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi
endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar
FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan
berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan
mensekresi progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi
endometrium untuk berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari
setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal dari
dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan
kadar esterogen dan progesteron akibat involusi korpus
luteum.Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama
setelah menstruasi awal yang disebabkan oleh HPO axis yang
belum matang. Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa
kondisi patologis.Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel
terjadi dengan adanya stimulasi dariFSH, tetapi dengan
berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak
ada korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron
yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan cepat,
ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan
mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi
berlangsung dengan pendarahan yang normal, namun ketidak
stabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak
mengakibatkan pendarahan hebat.
B. Hypomenorhea
Dapat diakibatkan oleh Asherman’s syndrome, kekurangan
lemak tubuh untuk membuat hormon steroid, dan faktor
psikogenik.
C. Amenorea
Amenore primer dapat diakibatkan oleh tidak adanya uterus dan
kelainan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan keadaan dimana
terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum.
Akibatnya, ketidak adekuatan hormon ini menyebabkan
kegagalan stimulus terhadap ovarium untuk melepaskan
estrogen dan progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan
progesteron akan menyebabkan tidak menebalnya endometrium
karena tidak ada yang merasang. Terjadilah amenore. Hal

22
iniadalah tipe keterlambatan pubertas karena disfungsi
hipotalamus atau hipofosis anterior,seperti adenoma pitiutari.
Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu
penyebab amenore primer. Hypergonadotropic amenorrhoea
adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan LH yangcukup
untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak mampu
menghasilkan estrogen dan progesteron. Hal ini menandakan
bahwa ovarium atau gonad tidak berespon terhadap rangsangan
FSH dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis gonad atau
prematur menopause adalah penyebab yang mungkin. Pada tes
kromosom seorang individu yang masih muda dapat
menunjukkan adanya hypergonadotropic amenorrhoea.
Disgenesis gonad menyebabkan seorang wanita tidak pernah
mengalami menstrausi dan tidak memiliki tanda seks
sekunder.Hal ini dikarenakan gonad ( oavarium ) tidak
berkembang dan hanya berbentuk kumpulan jaringan
pengikat.Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar
fungsi hipotalamus-hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa
aksis hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat bekerja
secarafungsional. Amenore yang terjadi mungkin saja
disebabkan oleh adanya obstruksi terhadapaliran darah yang
akan keluar uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas
regulasiovarium sperti kelebihan androgen yang menyebabkan
polycystic ovary syndrome.
D. Pra Menstruasi Syndrome
Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar
progesteron di dalam darah,yang akan menyebabkan gejala
depresi. Kadar esterogen akan mengganggu proses kimia tubuh
ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitamin
anti depresi.Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab
gejala premenstruasi adalah prolaktin.Prolaktin dihasilkan
sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah
esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus.
Jumlah prolaktin yang terlalubanyak dapat mengganggu
keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi
kedua hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-
menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau
normal.Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya
gamma linolenic acid (GLA).Fungsi prostaglandin adalah untuk
mengatur sistem reproduksi (mengatur efek hormon esterogen,
progesterone), sistem saraf, dan sebagai anti peradangan.
E. Dismenorae

23
Korpus luteum akan mengalami regresi apabila tidak terjadi
kehamilan.Hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar
progesterondan mengakibatkan labilisasi membran
lisosom,sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim
fosfolipase A2. Fosfolipase A2 akan menghidrolisis senyawa
fosfolipid yang ada di membran selendometriumdan
menghasilkanasam arakhidonat. Asam arakhidonat bersama
dengan kerusakan endometrium akan merangsang kaskade asam
arakhidonat dan menghasilkan prostaglandin PGE2 dan PGF2
alfa.Wanita dengan dismenore primer didapatkan adanya
peningkatan kadar PGF2 alfa di dalam darahnya, yang
merangsang kontraksi dan vasokonstriksi miometrium.
Akibatnya terjadi peningkatan kontraksi dan disritmi
uterus,sehingga terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan
mengakibatkan iskemia dan menimbulkan abdominal cramp.
Prostaglandin sendiri dan leukotrine juga menyebabkan
sensitisasi, selanjutnya meningkatkann ambang rasa sakit pada
ujung-ujung saraf aferen nervus pelvicus terhadap rangsang fisik
dan kimia.
LO. 3.5. Manifestasi Klinik
A. Hipermenorae
Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan.
Penderita juga sering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan
mual berulang selama haid.
B. Hipomenorae
Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc),
kadang-kadang hanya berupa spotting.
C. Polimenorea
Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).
D. Oligomenorea
a. Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali
b. Perdarahan haid biasanya berkurang

E. Amenorea
Adanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan
haid namun keadaan inisering dianggap oleh wanita sebagai haid
walaupun berupa bercak.Terapi : kuretase dan hormonal.
F. Pra Menstruasi Syndrome
Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa
lelah. Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang
rasanya asam. Emosi menjadi labil. Biasanya perempuan mudah
uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.

24
G. Dismenorea
Beberapa gejala yang kerap menyertai saat menstruasi antara lain :
perasaan malasbergerak, badan lemas, mudah capek, ingin makan
terus, emosi jadi lebih labil, sensitif,mudah marah. Bukan itu saja,
pengaruh pelepasan dinding rahim selama menstruasi jugakerap
memunculkan rasa pegal dan sakit pada pinggang serta membuat
kepala terasa nyeri,kram perut bagian bawah yang menjalar ke
punggung atau kaki dan biasanya disertai gejalagastrointestinal dan
gejala neurologis seperti kelemahan umum.Dismenorea Sekunder;
terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenore.
Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus
uteri, endometriosis,retroflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis
kanalis servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium.
LO.3.6. Diagnosis dan Diagnosis Banding
A. Anamnesis
Pertanyaan-pertanyaan mengenai:
1. Pola siklus menstruasi - panjang waktu antara periode, jumlah hari
yang periode terakhir, jumlah hari perdarahan berat atau ringan
2. Kehadiran atau sejarah dari setiap kondisi medis yang mungkin
menyebabkan masalah haid
3. Setiap riwayat keluarga masalah haid
4. Sejarah nyeri panggul
5. Regular penggunaan obat (termasuk vitamin dan over-the-counter
obat-obatan)
6. Diet sejarah, kafein termasuk dan asupan alcohol
7. Masa lalu atau sekarang menggunakan kontrasepsi
8. Setiap stres peristiwa terakhir
9. Riwayat seksual
10. Harian menstruasi. Sebuah buku harian menstruasi adalah cara yang
membantu untuk 
 melacak perubahan dalam siklus menstruasi.
Pasien dapat merekam saat periode mereka mulai, berapa lama
berlangsung, dan jumlah perdarahan dan nyeri yang terjadi selama
menstruasi.

B. Pemeriksaan panggul

Pemeriksaan panggul adalah bagian standar diagnosis. Tes Pap dapat


dilakukan selama ujian ini.

C. Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan fisik umum
1. Kesan umum : tampak sakit, kompos mentis, anemia, ikterus.

25
2. Kesadaran – komunikasi personal - tekanan darah – nadi –
frekuensi nafas – suhu 
 badan.
3. Pemeriksaan jantung dan paru
Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu ( kelenjar thyroid, kelenjar getah
bening leher dsb nya)

1. Banyak ahli ginekologi yang secara rutin memeriksa keadaan


kelenjar tiroid 
 (pembesaran, pembengkakan, benjolan kecil)
2. Penyakit tiroid lebih sering mengenai wanita dan meningkat
dengan semakin 
 bertambahnya usia.
3. Beberapa gangguan haid berkaitan dengan disfungsi tiroid.

Pemeriksaan khusus ginekologi


Inspeksi abdomen
1. Pembesaran perut kearah depan yang berbatas jelas umumnya
disebabkan 
 oleh kehamilan atau tumor.
2. Pembesaran perut kearah samping umumnya terjadi pada asites.
3. Striae, jaringan parut, peristaltik.

Palpasi abdomen
1. Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan atau rectum
terlebih dahulu.
2. Pasien diminta untuk berada pada posisi dorsal dan dalam keadaan
santai.
3. Palpasi dilakukan dengan menggunakan seluruh telapak tangan berikut
jari- jari 
 dalam keadaan rapat yang dimulai dari bagian
hipochondrium secara perlahan-lahan dan kemudian diteruskan
kesemua bagian abdomen dengantekanan yang meningkat secara
bertahap.
4. Melalui pemeriksaan ini ditentukan apakah : Terdapat “defance
muscular” akibat peritonitis atau rangsangan peritoneum yang lain.
5. Apakah ada rasa nyeri tekan atau nyeri lepas
6. Dengan tekanan yang agak kuat serta menggunakan sisi ulnar telapak
tangan kanan 
 dilakukan pemeriksaan untuk mencari kelainan lain
dalam cavum abdomen.
7. Bila dijumpai adanya masa tumor dalam cavum abdomen, tentukan
lebih lanjut 
 mengenai:

Perkusi abdomen
Bila dijumpai adanya pembesaran perut, dengan perkusi dapat ditentukan
apakah pembesaran perut tersebut disebabkan oleh cairan bebas, udara
(meteorismus) atau tumor

26
Auskultasi abdomen
1. Penting untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan (dengan
mencari denyut 
 jantung janin).
2. Diagnosa ileus (paralitik atau hiperdinamik).
3. Menentukan pulihnya bising usus pasca pembedahan

Genitalia eksterna

Inspeksi genitalia eksterna

Pada posisi lithotomi, genitalia eksterna dapat dilihat dengan jelas

Keadaan vulva bagian luar:

a. Kotor atau bersih, keadaan rambut pubis


b. Terdapat ulkus, pembengkakan.
Cairan yang keluar dari vulva: pus, darah, leucorrhoea

Pemeriksaan penunjang
1. Darah dan Tes Hormonal
Tes darah dapat membantu menyingkirkan kondisi lain yang
menyebabkan gangguan menstruasi. Tes darah juga dapat memeriksa
follicle- stimulating hormon, estrogen, dan tingkat prolaktin. Pasien
yang memiliki menorrhagia mungkin mendapatkan tes untuk
gangguan perdarahan. Jika pasien kehilangan banyak darah, mereka
juga harus mendapatkan diuji untuk anemia.
 Pasien yang memiliki
amenore mungkin perlu untuk menerima tes hormon khusus. Uji
tantangan progestasional menggunakan progesteron oral atau
disuntikkan untuk menguji lapisan rahim fungsional (endometrium):
a. Perdarahan yang terjadi sampai 3 minggu setelah dosis progesteron
menunjukkan 
 bahwa wanita memiliki tingkat estrogen yang
normal tetapi tidak berovulasi, terutama jika tiroid dan prolaktin
tingkat normal. Dalam kasus tersebut, dokter akan memeriksa stres,
berat badan baru-baru ini, dan setiap obat-obatan. Hasil tersebut juga
bisa menyarankan ovarium polikistik atau stres.
b. Kegagalan untuk berdarah bisa menunjukkan rahim yang abnormal
yang mencegah keluar atau estrogen tidak cukup. Dalam kasus
tersebut, langkah berikutnya mungkin untuk mengelola estrogen
diikuti oleh progestin. Jika perdarahan terjadi setelah itu, penyebab
amenore berkaitan dengan kadar estrogen rendah. Dokter kemudian
akan memeriksa kegagalan ovarium, anoreksia, atau penyebab lain
dari estrogen rendah. Jika pendarahan tidak terjadi, dokter akan
memeriksa penghalang yang mencegah aliran menstruasi.
2. USG

27
Teknik pencitraan yang sering digunakan untuk mendeteksi kondisi
tertentu yang dapat menyebabkan gangguan menstruasi. Imaging dapat
membantu mendiagnosa fibroid, endometriosis, atau kelainan struktur
pada organ reproduksi.

USG dan Sonohysterography.


USG adalah teknik pencitraan standar untuk mengevaluasi rahim dan
indung telur, fibroid mendeteksi, kista ovarium dan tumor, dan penghalang
menemukan dalam saluran kemih. Ini menggunakan gelombang suara
untuk menghasilkan gambar dari organ-organ. USG tidak membawa risiko
dan menyebabkan ketidaknyamanan sangat sedikit.
Sonohysterography transvaginal USG menggunakan bersama dengan
garam disuntikkan ke dalam rahim untuk meningkatkan visualisasi rahim.

Prosedur Diagnostik Lainnya


1. Histeroskopi.
Histeroskopi adalah prosedur yang dapat mendeteksi keberadaan
fibroid, polip, atau penyebab lain dari perdarahan. Ini mungkin akan
ketinggalan kasus kanker rahim, bagaimanapun, dan bukan merupakan
pengganti lebih banyak prosedur invasif, seperti dilatasi dan kuretase
(D & C) atau biopsi endometrium, jika kanker dicurigai.
 Hal ini
dilakukan dalam suasana kantor dan tidak memerlukan sayatan.
Prosedur menggunakan tabung fleksibel atau kaku panjang yang
disebut hysteroscope, yang dimasukkan ke dalam vagina dan melalui
leher rahim untuk mencapai rahim. Sebuah sumber cahaya serat optik
dan kamera kecil di tabung memungkinkan dokter untuk melihat
rongga. Rahim diisi dengan garam atau karbon dioksida untuk
mengembang rongga dan memberikan tampilan yang lebih baik. Hal
ini dapat menyebabkan kram. Histeroskopi adalah non-invasif, namun
banyak wanita menemukan prosedur yang menyakitkan. Penggunaan
semprotan anestesi seperti lidokain dapat membantu dalam mencegah
sakit dari prosedur ini. Komplikasi lain termasuk penyerapan cairan
yang berlebihan, infeksi, dan perforasi uterus. Histeroskopi juga
dilakukan sebagai bagian dari prosedur bedah.

2. Laparoskopi
Diagnostik laparoskopi merupakan prosedur bedah invasif rendah, saat
ini satu-satunya metode definitif untuk mendiagnosa endometriosis,
penyebab umum dari dismenore. Hal ini juga dapat digunakan untuk
mengobati endometriosis. Laparoskopi biasanya memerlukan anestesi
umum, walaupun pasien bisa pulang hari yang sama. Prosedur ini
melibatkan menggembungkan perut dengan gas melalui sayatan perut

28
kecil. Sebuah tabung serat optik dilengkapi dengan lensa kamera kecil
(laparoskop) kemudian dimasukkan. Dokter menggunakan laparoskop
untuk melihat rahim, ovarium, tuba, dan peritoneum (selaput panggul).

3. Biopsi endometrium.
Bila perdarahan berat atau abnormal terjadi, sebuah (rahim) biopsi
endometrium dapat dilakukan di kantor. Prosedur ini dapat membantu
mengidentifikasi sel-sel abnormal, yang menunjukkan bahwa kanker
dapat hadir. Hal ini juga dapat membantu dokter menentukan
pengobatan hormonal terbaik untuk digunakan. Prosedur ini mungkin
sering dilakukan tanpa anestesi, atau lokal anestesi disuntikkan.
a. Pasien terletak di punggungnya dengan kaki di sanggurdi. Sebuah
alat (speculum) 
 dimasukkan ke dalam vagina untuk terus terbuka
dan memungkinkan leher rahim 
 untuk dilihat.
b. Serviks dibersihkan dengan cairan antiseptik dan kemudian
digenggam dengan 
 instrumen (tenaculum) yang memegang
rahim stabil. Sebuah perangkat yang disebut dilator serviks
mungkin diperlukan untuk meregangkan kanalis servikalis jika ada
sesak (stenosis). Sebuah tabung, plastik kecil berongga kemudian
lembut dilewatkan ke dalam rongga rahim.
c. Hisap lembut menghapus sampel lapisan. Sampel jaringan dan
instrumen dihapus. Spesialis yang disebut ahli patologi memeriksa
sampel di bawah mikroskop.

4. Dilatasi dan kuretase (D & C).


D dan C (dilatasi dan kuretase) adalah suatu prosedur dimana saluran
vagina lembut diadakan terbuka dengan spekulum, dan leher rahim
membesar (melebar) dengan batang logam. Sebuah kuret kemudian
dilewatkan melalui kanalis servikalis ke dalam rongga rahim di mana
jaringan endometrium dikerok dan dikumpulkan untuk pemeriksaan.
Dilatasi dan kuretase (D & P) adalah prosedur yang lebih invasive:
1. A D & C biasanya dilakukan dalam suasana rawat jalan sehingga
pasien dapat pulang pada hari yang sama, tetapi kadang-kadang
memerlukan anestesi umum. Ini mungkin perlu dilakukan di ruang
operasi untuk menyingkirkan kondisi serius atau mengobati
beberapa yang kecil yang dapat menyebabkan perdarahan.
2. Serviks (leher rahim) adalah berdilatasi (membuka).
3. Dokter bedah goresan lapisan dalam rahim dan leher rahim.

Prosedur ini digunakan untuk mengambil sampel pada jaringan


tersebut dan untuk meringankan perdarahan berat dalam beberapa
kasus. A & C juga dapat efektif dalam Scraping off polip endometrium

29
kecil, tetapi tidak sangat berguna bagi kebanyakan fibroid, yang
cenderung lebih besar dan lebih melekat erat.
LO.3.7. Tata Laksana

Setelah menegakkan diagnosa dan setelah menyingkirkan berbagai


kemungkinan adalah melakukan prinsip-prinsip pengobatan sebagai
berikut:

1. Menghentikan perdarahan.

2. Mengatur menstruasi agar kembali normal

3. Transfusi jika kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 8 gr%.

A. Menghentikan Pendarahan

1. Golongan estrogen.

Pada umumnya dipakai estrogen alamiah, misalnya: estradiol valerat


(nama generik) yang relatif menguntungkan karena tidak membebani
kinerja liver dan tidak menimbulkan gangguan pembekuan darah. Jenis lain,
misalnya: etinil estradiol, tapi obat ini dapat menimbulkan gangguan fungsi
liver.

Dosis dan cara pemberian:

a. Estrogen konyugasi (estradiol valerat): 2,5 mg diminum selama


7-10 hari.
b. Benzoas estradiol: 20 mg disuntikkan intramuskuler. (melalui
bokong)
c. Jika perdarahannya banyak, dianjurkan nginap di RS
(opname), dan diberikan Estrogen konyugasi (estradiol
valerat): 25 mg secara intravenus (suntikan lewat selang infus)
perlahan-lahan (10-15 menit), dapat diulang tiap 3-4 jam.
Tidak boleh lebih 4 kali sehari. Estrogen intravena dosis tinggi
( estrogen konjugasi 25 mg setiap 4 jam sampai perdarahan
berhenti ) akan mengontrol secara akut melalui perbaikan
proliferatif endometrium dan melalui efek langsung terhadap
koagulasi, termasuk peningkatan fibrinogen dan agregasi
trombosit. Terapi estrogen bermanfaat menghentikan
perdarahan khususnya pada kasus endometerium atrofik atau
inadekuat. Estrogen juga diindikasikan pada kasus DUB
sekunder akibat depot progestogen ( Depo Provera ). Keberatan
terapi ini ialah bahwa setelah suntikan dihentikan, perdarahan
timbul lagi.

30
2. Obat Kombinasi

Terapi siklik merupakan terapi yang paling banyak digunakan dan


paling efektif. Pengobatan medis ditujukan pada pasien dengan perdarahan
yang banyak atau perdarahan yang terjadi setelah beberapa bulan amenore.
Cara terbaik adalah memberikan kontrasepsi oral ; obat ini dapat dihentikan
setelah 3 – 6 bulan dan dilakukan observasi untuk melihat apakah telah
timbul pola menstruasi yang normal. Banyak pasien yang mengalami
anovulasi kronik dan pengobatan berkelanjutan diperlukan. Paparan
estrogen kronik dapat menimbulkan endometrium yang berdarah banyak
selama penarikan progestin . Speroff menganjurkan pengobatan dengan
menggunakan kombinasi kontrasepsi oral dengan regimen menurun secara
bertahap.

Dua hingga empat pil diberikan setiap hari setiap enam hingga
duabelas jam , selama 5 sampai 7 hari untuk mengontrol perdarahan akut.
Formula ini biasanya mengontrol perdarahan akut dalam 24 hingga 48 jam
; penghentian obat akan menimbulkan perdarahan berat. Pada hari ke 5
perdarahan ini, mulai diberikan kontrasepsi oral siklik dosis rendah dan
diulangi selama 3 siklus agar terjadi regresi teratur endometrium yang
berproliferasi berlebihan. Cara lain, dosis pil kombinasi dapat diturunkan
bertahap ( 4 kali sehari, kemudian 3 kali sehari, kemudian 2 kali sehari )
selama 3 hingga 6 hari, dan kemudian dilanjutkan sekali setiap hari.
Kombinasi kontrasepsi oral menginduksi atrofi endometrium, karena
paparan estrogen progestin kronik akan menekan gonadotropin pituitari dan
menghambat steroidogenesis endogen. Kombinasi ini berguna untuk
tatalaksana DUB jangka panjang pada pasien tanpa kontraindikasi dengan
manfaat tambahan yaitu mencegah kehamilan. Khususnya untuk pasien
perimenarche, perdarahan berat yang lama dapat mengelupaskan
endometrium basal, sehingga tidak responsif terhadap progestin. Kuretase
untuk mengontrol perdarahan dikontraindikasikan karena tingginya resiko
terjadinya sinekia intrauterin ( sindroma Asherman ) jika endometrium basal
dikuret. OC aman pada wanita hingga usia 40 dan diatasnya yang tidak obes,
tidak merokok, dan tidak hipertensi.

3. Golongan progesterone

Pertimbangan di sini ialah bahwa sebagian besar perdarahan


fungsional bersifat anovulatoar, sehingga pemberian obat progesterone
mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium. Obat untuk jenis
ini, antara lain:

a. Medroksi progesteron asetat (MPA): 10-20 mg per hari,


diminum selama 7 10 hari.

31
b. Norethisteron: 3×1 tablet, diminum selama 7-10 hari.
c. Kaproas hidroksi-progesteron 125 mg secara intramuskular

4. OAINS

Menorragia dapat dikurangi dengan obat anti inflamasi non steroid.


Fraser dan Shearman membuktikan bahwa OAINS paling efektif jika
diberikan selama 7 hingga 10 hari sebelum onset menstruasi yang
diharapkan pada pasien DUB ovulatori, tetapi umumnya dimulai pada onset
menstruasi dan dilanjutkan selama espisode perdarahan dan berhasil baik.
Obat ini mengurangi kehilangan darah selama menstruasi ( mensturual
blood loss / MBL ) dan manfaatnya paling besar pada DUB ovulatori
dimana jumlah pelepasan prostanoid paling tinggi.2

B. Mengatur Menstruasi agar Kembali Normal

Setelah perdarahan berhenti, langkah selanjutnya adalah pengobatan


untuk mengatur siklus menstruasi, misalnya dengan pemberian: Golongan
progesteron: 2×1 tablet diminum selama 10 hari. Minum obat dimulai pada
hari ke 14-15 menstruasi.

C. Transfusi jika kadar hemoglobin kurang dari 5 gr%


Terapi yang ini diharuskan pasiennya untuk menginap di Rumah Sakit atau
klinik. Sekantong darah (250 cc) diperkirakan dapat menaikkan kadar
hemoglobin (Hb) 0,75 gr%. Ini berarti, jika kadar Hb ingin dinaikkan
menjadi 10 gr% maka kira-kira perlu sekitar 4 kantong darah

Terapi yang ini diharuskan pasiennya untuk menginap di Rumah


Sakit atau klinik. Sekantong darah (250 cc) diperkirakan dapat menaikkan
kadar hemoglobin (Hb) 0,75 gr%. Ini berarti, jika kadar Hb ingin dinaikkan
menjadi 10 gr% maka kira-kira perlu sekitar 4 kantong darah.

LO. 3.8. Komplikasi

a. Oligominorea
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya
fertilitas dan stress emosional pada penderita sehingga
dapat meperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut.
Prognosa akan buruk bila oligomenorrhea mengarah pada
infertilitas atau tanda dari keganasan.
b. Amenorea
Komplikasi yang paling ditakutkan dari amenorrhea adalah
infertilitas. Komplikasi lainnya adalah tidak percaya dirinya

32
penderita sehingga dapat menggangu kompartemen IV dan terjadilah
lingkaran setan terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya
munculnya gejala-gejala lain akibat insufisiensi hormon seperti
osteoporosis.

LO. 3.9. Pencegahan


a. Berolahraga secara rutin
b. Mengelola stres anda dengan baik
c. Menjaga berat badan yang sehat
d. Menjaga diet yang seimbang
LO. 3.10. Prognosis
Prognosis pada semua ketidakteraturan adalah baik bila diterapi dari
awal.

LI.4. Isthihadah dan Haid dalam Islam


LO.4.1. Definisi
4.1.1. Haid
Darah yang keluar dari rahim seorang wanita pada waktu-
waktu tertentu yang bukan karena disebabkan oleh suatu
penyakit atau karena adanya proses persalinan, dimana
keluarnya darah itu merupakan sunnatullah yang telah
ditetapkan oleh Allah kepada seorang wanita. Sifat darah ini
berwarna merah kehitaman yang kental, keluar dalam jangka
waktu tertentu, bersifat panas, dan memiliki bau yang khas atau
tidak sedap.
4.1.2. Istihadhah
Darah yang keluar di luar kebiasaan, yaitu tidak pada masa haid
dan bukan pula karena melahirkan, dan umumnya darah ini
keluar ketika sakit, sehingga sering disebut sebagai darah
penyakit. Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarah Muslim
mengatakan bahwa istihadhah adalah darah yang mengalir dari
kemaluan wanita yang bukan pada waktunya dan keluarnya
dari urat. Sifat darah istihadhah ini umumnya berwarna merah
segar seperti darah pada umumnya, encer, dan tidak berbau.
Darah ini tidak diketahui batasannya, dan ia hanya akan
berhenti setelah keadaan normal atau darahnya mengering.
Wanita yang mengalami istihadhah ini dihukumi

LO.4.2. Cara Ibadah

4.2.1. Haid
Wanita yang haid tidak dibolehkan untuk shalat, puasa, thawaf, menyentuh
mushaf, dan berhubungan intim dengan suami pada kemaluannya. Namun ia
diperbolehkan membaca AlQur’an dengan tanpa menyentuh mushaf langsung
(boleh dengan pembatas atau dengan menggunakan media elektronik seperti

33
komputer, ponsel, ipad, dll), berdzikir, dan boleh melayani atau bermesraan
dengan suaminya kecuali pada kemaluannya. Allah Ta’ala berfirman:

‫ع ت َ ِز ل ُوا الن ِ سَ ا َء‬ ْ ‫يض ۖ ق ُ ْل هُ َو أ َذ ًى ف َا‬ ِ ‫ك عَ ِن الْ َم ِح‬ َ َ ‫س أ َل ُو ن‬


ْ َ ‫َو ي‬
‫ط ُه ْر َن ۖ ف َإ ِذ َا ت َطَ َّه ْر َن‬ ْ َ ‫يض ۖ َو ََل ت َقْ َر ب ُو هُ َّن َح ت َّ ٰى ي‬ ِ ‫ف ِ ي الْ َم ِح‬
‫ب ال ت َّ َّو ا ب ِ ي َن‬ َّ ُ‫ث أ َ َم َر كُ م‬
َّ ‫َّللا ُ ۚ إ ِ َّن‬
ُّ ‫َّللا َ ي ُ ِح‬ ُ ْ‫ف َأ ْت ُو هُ َّن ِم ْن َح ي‬
‫ب الْ ُم ت َطَ ِه ِر ي َن‬ ُّ ‫َو ي ُ ِح‬
Yang Artinya
“Mereka bertanya kepadamu tentang (darah) haid. Katakanlah, “Dia itu
adalah suatu kotoran (najis)”. Oleh sebab itu hendaklah kalian
menjauhkan diri dari wanita di tempat 31 haidnya (kemaluan). Dan
janganlah kalian mendekati mereka, sebelum mereka suci (dari haid).
Apabila mereka telah bersuci (mandi bersih), maka campurilah mereka
itu di tempat yang diperintahkan Allah kepada kalian.” (QS. Al-
Baqarah: 222)
Ibadah yang boleh dilakukan wanita saat haid
1. Berdzikir
Berdzikir boleh dilakukan wanita haid. Hal ini lebih baik daripada
sekadar membiarkan lisan dan hati kita lalai dari mengingat Allah.
Atau membiarkan lisan dan hati kita untuk halhal maksiat seperti
bergunjing dan membicarakan serta memikirkan hal yang sia-sia.
Dzikir selain bisa mengingatkan kita pada Allah, menenteramkan
hati juga mendatangkan pahala.
2. Ihram
“Menjadi kewajiban bagi manusia terhadap Allah, mengerjakan haji
di Baitullah, yakni bagi orang-orang yang mampu
mengunjunginya.” (Ali Imran: 97) Namun terkadang wanita
terhalang haid, sehingga ada beberapa hal yang tak boleh dikerjakan
seperti melakukan thawaf dan dua rakaat shalat thawaf. Selain itu
semua manasik haji boleh dikerjakan oleh wanita haid dan nifas. Jadi
wanita yang dalam keadaan haid dan nifas boleh melakukan ihram.
Seperti disebutkan dalam sebuah hadits Aisyah x yang
meriwayatkan kasus Asma’ binti Umais. Asma’ melahirkan di
Syajarah. Lalu Rasulullah n menyuruhnya mandi dan sesudah itu
langsung ihram.
3. Melayani suami
Selama menjalani fitrahnya mengalami haid, bukan berarti wanita
absen dari membahagiakan suami. Seorang istri tetap harus siap
melayani suaminya, khususnya kebutuhan biologisnya. Meski
diharamkan melakukan persetubuhan (senggama), suami
dibolehkan bersenang-senang dengan istri pada bagian pusar ke atas
atau selain kemaluan. Haram menolak ajakan suami, kecuali ada hal-
hal yang mengakibatkan risiko jika berhubungan badan. Dalam
sebuah hadits Rasulullah bersabda, “Jika suami mengajak istrinya

34
ke ranjangnya (untuk berjima’) kalau istri tidak mau melayaninya
sehingga ia marah kepadanya, maka malaikat melaknatnya hingga
subuh.” (Riwayat Bukhari Muslim). Bukankah taat pada suami
selama tidak bermaksiat pada Allah serta mengakui hak suami
atasnya memiliki pahala yang besar laksana pahala jihad? Tak hanya
itu, wanita shalihah selalu menyenangkan bagi suaminya. Seperti
sabda Nabi n, “Tidakkah mau aku khabarkan kepada kalian tentang
sesuatu yang paling baik dijadikan bekal seseorang? Wanita yang
baik (shalihah), jika dilihat suami ia menyenangkan, jika diperintah
suami ia mentaatinya, dan jika (suami) meninggalkannya ia menjaga
dirinya dan harta suaminya.” (Riwayat Abu Dawud dan An-Nasa’i)
4. Menghadiri majelis ilmu Selain hal-hal yang disebutkan di atas,
kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah menghadiri majelis
ilmu/ta’lim selama majelis tersebut tidak berlangsung di masjid. Hal
ini disebabkan larangan bagi wanita haid untuk masuk ke masjid.
Selama majelis tersebut bebas dari tabarruj dan ikhtilat serta
bermanfaat, alangkah baiknya mengisi waktu dengan hal-hal
bermanfaat. Kegiatan ini juga menghindarkan kita dari anganangan
kosong atau sekadar melamun tanpa guna atau membiarkan waktu
terlewat tanpa guna. Berkumpul bersama orang-orang shalih,
membaca buku-buku yang bermanfaat, mendengarkan murajaah
bacaan al-Quran juga mengandung nilai-nilai ibadah. Tak hanya itu,
melakukan tugas harian sebagai istri dan ibu yang baik selama
dilakukan dengan tulus juga bermakna ibadah. Insyaallah bisa
menjadi pengisi pundi-pundi amal kita, meski kita tengah terhalang
fitrah haid.
Batasan Haid :
a. Menurut Ulama Syafi’iyyah batas minimal masa haid adalah
sehari semalam, dan batas maksimalnya adalah 15 hari. Jika
lebih dari 15 hari maka darah itu darah Istihadhah dan wajib
bagi wanita tersebut untuk mandi dan shalat.
b. Imam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ Fatawa
mengatakan bahwa tidak ada batasan yang pasti mengenai
minimal dan maksimal masa haid itu. Dan pendapat inilah yang
paling kuat dan paling masuk akal, dan disepakati oleh
sebagian besar ulama, termasuk juga Syaikh Ibnu Utsaimin
rahimahullah juga mengambil pendapat ini.

4.2.2. Istihadhah
Wanita yang mengalami istihadhah ini dihukumi sama seperti
wanita suci, sehingga ia tetap harus shalat, puasa, dan boleh
berhubungan intim dengan suami. Imam Bukhari dan Imam
Muslim telah meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha :
Fatimah binti Abi Hubaisy telah datang kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata: “Ya Rasulullah,
sesungguhnya aku adalah seorang wania yang mengalami
istihadhah, sehingga aku tidak bisa suci. Haruskah aku

35
meninggalkan shalat?” Maka jawab Rasulullah SAW: “Tidak,
sesungguhnya itu (berasal dari) sebuah otot, dan bukan haid.
Jadi, apabila haid itu datang, maka tinggalkanlah shalat. Lalu
apabila ukuran waktunya telah habis, maka cucilah darah dari
tubuhmu lalu shalatlah.”

36

Anda mungkin juga menyukai