Anda di halaman 1dari 12

46

4. Catatan perkembangan
Nama : Anak P
Umur : 2 bulan
Jenis kelamin : Lamunti
Tabel 5. Catatan Perkembangan
Tanggal No. SOAP Paraf
1 2 3 4
12 Juni 1 S:
2018 - Ibu klien mengatakan batuk anaknya
mulai berkurang
- Ibu klien mengatakan anaknya tidak
sesak
O:
- Klien tampak batuk
- Tidak terdapat suara tambahan
- Nadi 138 kali permenit
- Respirasi 36 kali permenit
- Suhu 37,3 o C
- SPO2: 96%
A:
Masalah sebagian teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1 – 7

2 S:
- Ibu klien mengatakan demam anaknya
mulai berkurang.
O:
- Badan klien teraba hangat
- Akral hangat
- Nadi 138 kali permenit
- Respirasi 36 kali permenit
- Suhu 37,3 o C
- SPO2:96%
A:
Masalah sebagian teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1 – 7
47

1 2 3 4
3 S :
- Ibu klien mengatakan anaknya masih
pakai infus
O:
- Klien terpasang infus di ekstremitas
kiri
- Bengkak (-)
- Nadi 138 kali permenit
- Respirasi 36 kali permenit
- Suhu 37,3 o C
- Klien dan keluarga mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
A:
Masalah tidak terjadi
P:
Lanjutkan intervensi 1-7

4 S:
- Ibu klien mengatakan anaknya sudah
mau menyusu
O:
- Klien tampak terbaring ditempat tidur
- Klien tampak lemah
- Klien sudah mulai mau minum ASI
- Berat 3,7 kg
A:
Masalah tidak terjadi
P:
Lanjutkan intervensi 1-5
48

B. Pembahasan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan dengan kasus
pnemonia dari tanggal 11-12 Juni 2018 pada Anak P di Ruang Dahlia
BLUD RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas dengan
pendekatan proses keperawatan, maka pada bab ini akan dibahas
tentang hasil-hasil data yang ditemui dari pengkajian keperawatan,
masalah keperawatan yang muncul, perencanaan yang dibuat untuk
memecahkan masalah dan pelaksanaan dari tindakan keperawatan yang
telah dilakukan, kemudian dari asuhan keperawatan tersebut
dibandingkan dengan konsep keperawatan sesuai dengan bab II.
Dalam hal ini yang diamati mengenai kesenjangan antara teori dan
kenyataan yang ditulis di lapangan, kemudian faktor yang menghambat
dalam memberikan asuhan keperawatan pnemonia. Dalam
pendokumentasian dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan,
maka dalam pembahasan ini akan dibahas serta dijabarkan berdasarkan
tiap tahap keperawatan mulai dari tahap pengkajian keperawatan,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
sebagai berikut :
1. Pengkajian
Menurut Doengos (2002) gejala pnemonia adalah batuk
berdahak, peningkatan suhu, Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C
– 40 C), terdapat suara nafas tambahan, malas dan terjadi penurunan
nafsu makan. Pada saat pengkajian tanggal 11 Juni 2018 kepada
Anak V. di ruang Dahlia BLUD RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo
Kuala Kapuas didapat data sebagai berikut : ibu klien mengatakan
anaknya batuk dan sesak, ibu klien mengatakan anaknya menyusu.
Ibu klien mengatakan badan anaknya panas. Ibu klien mengatakan
kwatir dengan keadaan anaknya. Hasil pemerikasaan tanda, nadi 130
kali/ menit, respirasi 46 kali/menit, suhu 38,40 C, Spo2 94%.
Dari hasil pengkajian tersebut didapatkan adanya persamaan
yaitu keluhan batuk berdahak, sesak nafas, demam, dan penurunan
49

nafsu makan. Tidak semua pengkajian sama dengan teori hal ini
dipengaruhi karena keadaan setiap anak berbeda-beda dan masing-
masing anak memiliki respon yang berbeda terhadap suatu penyakit.
2. Diagnosa keperawatan
Secara umum diagnosa keperawatan pada klien dengan kejang
demam yang dijumpai menurut Doengos (2002) adalah
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
obstruksi mekanik dari jalan nafas oleh sekret, proses inflamasi,
peningkatan produksi secret
b. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
c. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan penyakit yang
diderita
d. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
e. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
peningkatan kehilangan cairan
f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak dan batuk
g. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia dan intake inadekuat
h. Kurang pengetahuan orang tua tentang proses penyakit
berhubungan dengan kurang informasi
Diagnosa keperawatan yang penulis peroleh dari data pengkajian
keperawatan pada anak P adalah :
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan produksi
sekret yang berlebihan
b. Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan proses
penyakit
c. Resiko Infeksi berhubungan dengan proses penyakit dan tindakan
invasife
d. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia
50

e. Orang tua cemas (Ansietas) berhubungan dengan kurang


informasi yang didapat tentang penyakit
Dibagian diagnosa keperawatan ini terdapat semua sesuai dengan
konsep teori yang dipakai. Adapun sedikit perbedaan antara teori dan
di lapangan hal ini karena adanya respon yang berbeda antar tiap
individu walaupun dengan penyakit yang sama serta tidak ada data
yang menunjang untuk diangkat diagnosa keperawatan yang lainnya.
3. Perencanaan
Dalam pembuatan perencanaan keperawatan pada kasus
Anak P. penulis berpedoman pada perencanaan menurut Doengos
(2002) :
a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan proses inflamasi
pada saluran pernafasan, aadanya sekret
Intervensi:
1) Observasi tanda vital, adanya sianosis, serta pola, kedalaman
dalam pernafasan
2) Berikan posisi yang nyaman pada pasien
3) Ciptakan dan pertahankan jalan nafas yang bebas.
4) Anjurkan untuk tidak memberikan minum selama periode
tachypnea.
5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen, nebulizer dan obat
bronkodilator
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
obstruksi mekanik dari jalan nafas oleh sekret, proses inflamasi,
peningkatan produksi sekret.
Intervensi:
1) Kaji bersihan jalan napas klien
2) Auskultasi bunyi napas
3) Berikan posisi yang nyaman
4) Lakukan suction sesuai indikasi
5) Anjurkan keluarga untuk memberikan air minum yang hangat
51

6) Kolaborasi dalam pemberian ekspectorant, antibiotik


c. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
Intervensi :
1) Kaji nyeri yang dirasakan klien , perhatikan respon verbal dan
nonverbal
2) Anjurkan keluarga memberikan minum air hangat
3) Berikan lingkungan yang nyaman
4) Kolaborasi dalam pemberian antibiotic dan ekspectoran
d. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan penyakit yang
diderita
Intervensi:
1) Kenali kekhawatiran dan kebutuhan orang tua untuk informasi
dukungan
2) Gali perasaan keluarga dan masalah sekitar hospitalisasi
3) Berikan dukungan sesuai kebutuhan
4) Anjurkan kepada keluarga agar terlibat secara langsung dan
aktif dalam perawatan
5) Jelaskan terapi yang diberikan dan respon pasien terhadap
terapi yang diberikan.
e. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
Intervensi :
1) Kaji peningkatan suhu tubuh yang dialami oleh klien
2) Observasi tanda-tanda vital
3) Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan kompres
dengan air pada daerah dahi dan ketiak
4) Anjurkan keluarga untuk mempertahankan pemberian cairan
melalui rute oral sesuai indikasi.
5) Anjurkan keluarga untuk menghindari pakaian yang tebal dan
menyerap keringat
6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiuretik
52

f. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan


peningkatan kehilangan cairan
Intervensi
1) Kaji tanda-tanda dehidrasi
2) Observasi TTV
3) Anjurkan orang tua untuk tetap memberikan cairan peroral
4) Jelaskan kepada orang tua pentingnya cairan yang adekuat
bagi tubuh
5) Kolaborasi pemberian cairan parenteral
g. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak dan batuk
Intervensi :
1) Kaji gangguan pola tidur yang dialami klien
2) Ciptakan lingkungan yang tenang
3) Berikan bantal dan seprei yang bersih
4) Kolaborasi dalam pemberian obat sedative dan antibiotic
h. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia, intake inadekuat
Intervensi :
1) Kaji status nutrisi klien
2) Timbang berat badan setiap hari
3) Berikan diet dalam porsi kecil tapi sering
4) Anjurkan keluarga untuk menyajikan makanan dalam keadaan
hangat
5) Jelaskan kepada keluarga pentingnya nutrisi yang adekuat
6) Kolaborasi dengan bagian gizi
i. Kurang pengetahuan orang tua tentang proses penyakit
berhubungan dengan kurang informasi
Intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses
penyakit anaknya
53

2) Jelaskan pada keluarga klien tentang Pengertian, penyebab,


tanda dan gejala, pengobatan, pencegahan dan komplikasi
dengan memberikan penkes.
3) Bantu orang tua klien untuk mengembangkan rencana asuhan
keperawatan dirumah sakit seperti : diet, istirahat dan aktivitas
yang sesuai
4) Beri kesempatan pada orang tua klien untuk bertanya tentang
hal yang belum dimengertinya
Dalam perencanaan pada Anak P. dibuat berdasarkan perumusan
masalah dan juga disusun berdasarkan prioritas masalah yang mana
perencaan tersebut telah dibuat sebagai berikut
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan produksi
sekret yang berlebihan
Intervensi :
1) Pantau tanda vital
2) Pantau pola nafas dan kedalaman nafas
3) Pantau adanya suara nafas tambahan
4) Beri posisi anak 45 0
5) Beri oksigen sesaui keperluan
6) Lakukan fisioterapi dada
7) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapi

b. Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan proses


penyakit
Intervensi
1) Pantau tanda vital
2) Awasi adanya penigkatan suhu setiap 3 jam
3) Monitor adanya tanda hipertermi
4) Anjurkan banyak minum air putih sebanyak 1000 cc/hari
5) Anjurkan keluarga memberi kompres hangat
6) Anjurkan menggunakan pakaian yang tipis
7) Berkolaborasi dengan tim medis

c. Resiko Infeksi berhubungan dengan proses penyakit dan tindakan


invasife
Intervensi
54

1) Pantau tanda vital


2) Kaji penyebab terjadinya infeksi
3) Pantau tanda infeksi
4) Monitor tetesan infus
5) Pertahan area pemasangan infus agar tetap kering dan bersih
6) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
7) Kompres air hangat pada area pemasangan infus

d. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan anoreksia
Intervensi
1) Kaji penyebab klien tidak mau makan
2) Anjurkan makan sedikit tapi sering
3) Timbang berat badan
4) Jelaskan pentingnya nutrisi dalam proses penyembuhan
5) Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit

e. Orang tua cemas (Ansietas) berhubungan dengan kurang


informasi yan didapat tentang penyakit.
Intervensi
1) Pantau tanda vital
2) Kaji penyebab klien jadi cemas
3) Anjurkan orang tua klien relaksasi
4) Berikan lingkungan yang tenang
5) Jelaskan tentang proses penyakit
Sebagian rencana yang dibuat pada Anak P. memiliki kesamaan
dengan teori pada Bab II, akan tetapi ada juga rencana yang berbeda
hal ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan klien.

4. Pelaksanaan
Perencanaan meliputi pengembangan desain untuk mencegah,
mengurangi atau mengoreksi masalah yang diidentifikasi pada
diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan
55

diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi


perencanaan keperawatan (Doengos, 2002)
Pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan selama 1 (satu)
hari dari tanggal 10 Juni 2018 sesuai dengan perencanaan yang
dibuat sebelumnya dengan mengupayakan rasa aman, nyaman dan
mempertimbangkan keselamatan klien.
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
produksi sekret yang berlebihan. Didalam teori terdapat 5
perencanaan akan tetapi penulis membuat 7 perencaan dan
dilakukan sesuai perencanaan tersebut.
b. Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan proses
penyakit. Didalam teori terdapat 6 perencanaan akan tetapi penulis
membuat 7 perencaan dan dilakukan sesuai perencanaan tersebut.
c. Resiko Infeksi berhubungan dengan proses penyakit dan tindakan
invasife. Diagnosa keperawatan ini tidak sesuai dengan teori jadi
untuk pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang
dibuat dengan memperhatikan kebutuhan klien.
d. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia. Didalam teori terdapat 6
perencanaan akan tetapi penulis membuat 5 perencaan dan
dilakukan sesuai perencanaan tersebut.
e. Orang tua cemas (Ansietas) berhubungan dengan kurang informasi
yang didapat tentang penyakit. Diagnosa keperawatan ini tidak
sesuai dengan teori jadi untuk pelaksanaan dilakukan sesuai
dengan perencanaan yang dibuat dengan memperhatikan
kebutuhan klien.
Selama pelaksanaan keperawatan tidak semua dilakukan sesuai
dengan teori karena adanya perbedaan keluhan dan kondisi anak
serta sarana yang ada. penulis tidak mendapatkan hambatan,
sedangkan faktor pendukung terlaksananya tindakan keperawatan
adalah sikap klien dan keluarga yang kooperatif
56

5. Evaluasi
Menurut Doengos (2002) evaluasi adalah menentukan
kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diharapkan dan
respon pasien terhadap keefektifan intervensi keperawatan.
Evaluasi klien dilakukan selama 1 (satu) hari perawatan dari tanggal
11 Juni 2018. Adapun hasil dari evaluasi tersebut yaitu :
a. Diagnosa 1
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas sebagian teratasi ditandai
dengan ibu klien mengatakan batuk anaknya berkurang, nadi 130
kali permenit respirasi 36 kali permenit, suhu 36,6 0 C.
b. Diagnosa 1
Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) teratasi ditandai dengan ibu
klien mengatakan badan tidak panas lagi, nadi 140 kali permenit
respirasi 38 kali permenit, suhu 36,60 C.
c. Diagnosa 2
Infeksi teratasi sebagian ditandai dengan tidak terdapat tanda
infeksi.
d. Diagnosa 5
Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak
terjadi ditandai dengan klien mau minum ASI.
e. Diagnosa 6
Orang tua cemas (ansietas) hilang ditandai dengan klien tenang
dan keluarga tidak bertanya lagi tentang kondisi klien.
Dari 5 (lima) masalah diatas 1 (satu) masalah aktual teratasi
sebagian dan 1 (satu) sudah teratasi dan 3 (tiga) masalah resiko
tidak terjadi. Dengan tercapainya evaluasi yang sesuai dengan
tujuan dan kriteria hasil yang mendukung oleh faktor kerjasama klien
maupun tim kesehatan lainnya, sedangkan faktor penghambat
adalah keterbatasan waktu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
57

Anda mungkin juga menyukai