Anda di halaman 1dari 17

1

3.2.4 Pemasaran (M5-Marketing, termasuk mutu)


3.2.5.1 Bed Occupancy Rate ( BOR)
Merupakan presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tentang tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar
nasional adalah 75-85%
Rumus Perhitungan BOR :
BOR = Jumlah Pasien X 100
Jumlah Tempat Tidur

Perhitungan Bed Occupancy Rate (BOR) Ruang Dahlia


Senin, 14 Mei 2018
Ruang Jumlah Total Bed Bed Terpakai Bed Tidak Terpakai
Nusa
Indah
Kelas 1 2 2 0
Kelas 2 6 6 0
Kelas 3 12 12 0
Total 20 20 0

Rumus Perhitungan BOR ruang Nusa Indah:


BOR = Jumlah Pasien X 100 %
Jumlah TT
= 20 pasien X 100 %
20 TT
= 100 %

3.2.5.2 Mutu Pelayanan Keperawatan


3.2.5.2.1 Meningkatkan mutu pelayanan
Menurut Suyanto (2008) terdapat 5 dimensi mutu pelayanan diantaranya
sebagai berikut :
1) Dimensi pertama dari kualitas pelayanan adalah berwujud tangible
yaitu meliputi fasilitas fisik (gedung), teknologi , serta penampilan
pegawai. Dari hasil observasi yang dilakukan di Ruang Nusa Indah
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya fasilitas pelayanan pasien
terpenuhi, penampilan pegawai rapi.
2) Dimensi kedua yaitu kehandalan, seperti kinerja yang harus sesuai
dengan harapan pasien yang berarti ketepatan waktu pelayanan yang
2

sama untuk semua pasien tanpa kesalahan, dan sikap yang simpati.
Dari hasil observasi yang ditemukan ketenagaan medis di Ruang
Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya melakukan
suatu tindakan keperawatan sesuai dengan standar operasional
prosedur yang telah di tetapkan.
3) Dimensi ketiga, ketanggapan yaitu suatu kebijakan yang membantu
dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pasien
dengan memberikan informasi yang jelas. Dari hasil observasi di
Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya,
perawat mampu memberikan pelayanan yang cepat dan tepat sesuai
dengan kebutuhan pasien.
4) Dimensi keempat, jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,
kesopan santunan, dan kemampuan para tenaga medis untuk
menumbuhkan rasa percaya pada pasien terhadap pelayanan
kesehatan yang diberikan. Dari hasil observasi di Ruang Nusa Indah
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, perawat mampu
berkomunikasi dengan baik dan sopan santun terhadap pasien.
5) Dimensi lima empati, yaitu memberikan perhatian yang tulus yang
bersifat individual yang diberikan kepada pasien dengan berupaya
memahami kebutuhan pasien. Dari hasil observasi di Ruang Nusa
Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, perawat sudah
berusaha memenuhi kebutuhan pasien.
3.2.5.2.2 Upaya pengurangan infeksi nosokomial
Upaya petugas kesehatan di ruang Nusa Indah dalam pengurusan
infeksi nosokomial adalah dengan cara menggunakan Alat perlindungan
diri dalam melakukan suatu tindakan keperawatan sesuai dengan standar
operasional prosedur yang telah di tetapkan.
3

3.2.5.2.3 Indikator Mutu


Tabel tingkat Kepusan pasien terhadap pelayanan kesehatan di Ruang Nusa
Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Jumlah
No Puas Kurang Puas
Responden
1 10 8 2
Persentasi 80% 20%
Berdasarkan Tabel diatas, dari 10 klien yang dirawat terdapat 8 responden
atau 80% mengatakan puas terhadap pelayanan yang diberikan dan terdapat 2
responden atau 20% mengatakan kurang puas terhadap pelayanan yang
diberikan di ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
Keamanan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan agar
keamanan pasien mendapat jaminan. Indikator keamanan di ruang Nusa
Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya meliputi adanya fasilitas
pemadam kebakaran, pembuangan limbah, pencegahan penularan kuman
dengan disediakannya wastafel di setiap kamar untuk mencuci tangan,
kelengkapan oksigen, kelengkapan alat gawat darurat, nama obat dan dosis
yang jelas prosedur, prosedur menghadapi musibah, prosedur pencegahan
nosokomial dengan cara menggunakan alat perlindungan diri dalam
melakukan suatu tindakan keperawatan, prosedur tata tertib ruangan terutama
jam masuk dan penunggu pasien masih tidak sesuai dengan yang diharapkan
karena kebanyakan pasien ditunggu lebih dari 1 orang sehingga
mengakibatkan kurangnya kenyamanan bagi pasien yang lain.
3.1 Analisis SWOT (Strength-Weakness-Oppurtunity-Threat)
Pada analisis SWOT ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Data dibedakan menjadi dua, yaitu Item Internal Factors (IFAS) yang
meliputi aspek kelemahan (weakness) dan kekuatan (strenght) dan
External Factors (EFAS) yang meliputi aspek peluang (oppurtunity) dan
ancaman (Threat).
2. Bobot. Beri bobot masing-masing faktor mulai 1,0 (paling penting)
sampai dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor tersebut
terhadap strategi institusi.
4

3. Peringkat (Rating). Hitung peringkat masing-masing faktor dengan


memberikan skala mulai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup) dan 1
(kurang).
4. Pembuatan diagram layang (Kit kuadran). Nilai IFAS adalah kekuatan
dikurangi kelemahan (S-W) dan EFAS adalah peluang dikurangi ancaman
(O-T).
a. Pada kuadaran WO, strategi perencanaan bersifat progresif/turn
around dengan tujuan meningkatkan kelemahan internal untuk
mendapatkan kesempatan (peluang).
b. Pada kuadaran SO, strategi perencanaan bersifat agresif dengan
tujuan mengembangkan kekuatan internal yang ada untuk
mendapatkan peluang yang lebih dalam menghadapi persaingan.
c. Pada kuadaran ST, strategi perencanaan bersifat diverifikasi dengan
tujuan merubah kekuatan internal yang ada untuk mengantisipasi
faktor ancaman dari luar.
d. Pada kuadran WT, strategi perencanaan bersifat bertahan dengan
tujuan mempertahankan eksistensi supaya institusi/perusahaan tetap
ada dan dapat menjalankan fungsinya secara minimal.
Tabel 3.12 Analisis SWOT di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
No. Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
1. M1 (Ketenagaan)
Faktor Internal (IFAS)
Kekuatan
a. Perawat menyatakankan 0,2 2 0,4 S-W =
sudah puas dengan 2,8-2,9=
struktur organisasi yang -0,1
ada.
b. Perawat dapat 0,2 3 0,6
menyelesaikan
permasalahan yang ada di
ruangan
c. Adanya pembagian jam 0,1 3 0,3
kerja/shift dan penanggung
jawab jaga.
d. Kepala ruangan 0,2 3 0,6
mempunyai peran sentral
dalam pelaksanaan
5

tindakan keperawatan dan


rekomendasi perawat.
e. Jenis ketenagaan 0,3 3 0,9
diruangan:
S1 Ners : 1 org.
D3 Kep : 11 org.
Total 1
Kelemahan
a. Dalam pelaksanaan 0,3 3 0,9
tindakan keperawatan
terkadang terdapat sedikit
masalah dalam pembagian
tugas, apalagi saat pasien
penuh di ruangan dan
banyak tindakan yang
mesti dilaksanakan.
Total 1

Faktor Eksternal (EFAS)


Peluang
a. Rumah sakit memberi 0,4 3 1,2
kebijakan untuk memberi
beasiswa dan pelatihan
bagi perawat ruangan.
b. Ruang Nusa Indah RSUD 0,3 3 0,9
dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya merupakan
ruangan kasus bedah.
c. Adanya kebijakan 0,3 3 0,9
pemerintah tentang
profesionalisme perawat.
Total 1 3

Ancaman O-T=
a. Ada tuntutan tinggi dari 0,3 2 0,6 3-2,2=
masyarakat untuk 0,8
pelayanan yang lebih
profesional.
b. Makin tingginya kesadaran 0,3 2 0,6
masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
c. Adanya kebijakan rumah 0,2 2 0,4
sakit dan pemerintah
tentang pasien kurang
mampu.
6

d. Adanya pertanggung 0,2 3 0,6


jawaban legalitas bagi
pasien.
Total 1 2,2
2. M2 (Sarana dan Prasarana)
Faktor internal (IFAS)
Kekuatan
a. Mempunyai sarana dan 0,5 3 1,5 S-W=
prasarana untuk pasien dan 2,5-2=
tenaga kesehatan 0,5
b. Terdapat administrasi 0,3 2 0,6
penunjang
c. Tersedianya nurse station 0,2 2 0,4
Total 1 2,5

Kelemahan
Tidak ditemukan masalah 0,5 2 1
karena untuk sarana
prasarana sudah terpenuhi 0,5 2 1
dan cukup memenuhi
standar rumah sakit. 1 2

Total

Faktor Eksternal (EFAS)


Peluang 0,5 3 1,5 O-T=
a. Adanya kesempatan 2,5-2=
menambah anggaran untuk 0,5
pembelian set balutan dan 0,5 2 1
peralatan lainnya
b. Adanya kesempatan untuk
penggantian alat-alat yang 1 2,5
tidak layak pakai
Total

Ancaman
a. Adanya tuntutan yang 0,5 2 1
tinggi dari masyarakat
untuk melengkapi sarana
dan prasarana
b. Adanya kesenjangan antara 0,5 2 1
jumlah pasien dengan
peralatan yang diperlukan.
Total 1 2
7

3. M3 (Method-MAKP)
Penerapan Model Asuhan
Keperawatan Profesional
Faktor internal (IFAS)
Kekuatan
a. Perawat menggunakan 0,1 2 0,2 S-W=
model asuhan keperawatan 2,7–3,2
primer = - 0,5
b. Perawat menggunakan 0,2 3 0,6
komunikasi yang efektif
c. Perawat menghargai 0,2 3 0,6
kepemimpinan ketua tim
d. Perawat menganggap bahwa 0,1 2 0,2
peran kepala ruangan
penting dalam model tim
e. Perawat menganggap bahwa 0,1 2 0,2
anggota tim bertanggung
jawab terhadap pemberian
asuhan keperawatan pada
pasien
f. Perawat saling bekerjasama 0,3 3 0,9
dengan anggota tim dan
antar tim
Total 1 2,7

Kelemahan
a. Ketua tim kadang-kadang 0,2 4 0,8
membuat perencanaan,
terkadang pula tidak, seperti
:Membuat rencana
keperawatan untuk pasien
pada hari tersebut
b. Ketua tim kadang-kadang 0,2 3 0,6
membuat penugasan,
supervisi dan evaluasi,
terkadang pula tidak,
seperti:
1. Pembagian pasien
didalam tim 0,3 2 0,6
2. Mengevaluasi hasil
implementasi asuhan
keperawatan
3. Membuat rencana tindak
lanjut untuk tindakan
keperawatan selanjutnya
c. Ketua tim kurang
mengenal/mengetahui
kondisi pasien dan dapat
8

menilai tingkat kebutuhan


pasien, seperti :
Menentukan klasifikasi
pasien yang membutuhkan 0,3 4 1,2
total care, partial care dan
mandiri.
Total 1 3,2

Faktor Eksternal (EFAS)


Peluang
a. Rumah sakit memberi 0,4 3 1,2
kebijakan untuk memberi
beasiswa dan pelatihan
bagi perawat ruangan
khususnya tentang
manajemen askep.
b. Adanya kebijakan 0,3 4 1,2
pemerintah tentang
profesionalisme perawat.
c. Adanya referensi yang 0,3 4 1,2
menulis tentang model-
model asuhan keperawatan
professional O–T=
Total 1 3,6 3,6–3,9
= -0,3
Ancaman
a. Terdapat Rumah Sakit 0,5 4 2
Swasta lain
b. Ada tuntutan tinggi dari 0,4 4 1,6
masyarakat untuk
pelayanan yang lebih
profesional.
c. Kebebasan pers 0,1 3 0,3
mengakibatkan mudahnya
penyebaran informasi di
dalam ruangan ke
masyarakat
Total 1 3,9
9

Dokumentasi Keperawatan
Faktor internal (IFAS)
Kekuatan
a. Tersedianya sarana dan 0,3 3 0,9 S-W =
prasarana (administrasi 3-2,7=
penunjang). 0,3
b. Format pengkjian sudah 0,4 3 1,2
ada dan dapat
memudahkan perawat
dalam pengkajian dan
pengisisannya.
c. Sebanyak 73% 0,3 3 0,9
pendokumentasi yang
dilakukan perawat baik.
Total 1 3

Kelemahan
a. Terdapat tindakan 0,4 3 1,2
keperawatan yang tidak
dokumentasikan, seperti :
1. Menganjurkan pasien
untuk miring kanan
miring kiri.
2. Menganjurkan pasien
makan sedikit tapi
sering 0,3 2 0,6
3. Mengajarkan tehnik
relaksasi
b. Dokumentasi tidak segera
dilakukan setelah
melakuakn tindakan tetapi
kadang-kadang dilengkapi
saat pasien mau pulang
atau keadaan
memungkinkan.
c. Catatan perkembangan 0,3 3 0,9
pasien kurang lengkap.
Total 1 2,7

Faktor Eksternal (EFAS)


Peluang
a. Adanya mahasiswa praktik 0,4 3 1,2
manajeman keperawatan.
b. Peluang perawat untuk 0,3 3 0,9
meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM).
c. Adanya kerja sama yang 0,3 3 0,9
baik antara mahasiswa dan
10

perawat ruangan. O-T = 3-


Total 1 3 2,5 = 0,5

Ancaman
a. Adanya kesadaran pasien 0,5 2 1
dan keluarga akan
tanggung jawab dang
tanggung gugat.
b. Akreditasi rumah sakit 0,5 3 1,5
tentang sistem
dokumentasi.
Tota 1 2,5
Ronde Keperawatan
Faktor internal (IFAS)
Kekuatan
a. Ruangan mendukung 0,1 3 0,3 S-W=
adanya kegiatan ronde 2,5–3,5
keperawatan =-1
b. Adanya kasus yang 0,2 2 0,4
memerlukan perhatian
khusus oleh perawat
ruangan dan kepala ruangan
misalnya flebitis, dekubitus,
resiko jatuh.
c. Penetapan kasus untuk 0,3 2 0,6
ronde keperawatan minimal
satu hari sebelum waktu
pelaksanaan ronde
d. Perawat selalu memberikan 0,1 3 0,3
informed concent kepada
klien atau keluarga
e. Dalam pelaksanaan ronde 0,3 3 0,9
dilakukan tindakan
keperawatan pada masalah
prioritas yang telah
ditetapkan
Total 1 2,5

Kelemahan
a. Jarang dilakukan ronde 0,3 4 1,2
keperawatan di ruangan
b. Perawat primer jarang 0,1 3 0,3
menjelaskan masalah
keperawatan utama yang
dialami pasien
c. Perawat primer jarang 0,1 2 0,2
menjelaskan intervensi
keperawatan yang harus
11

dilakukan
d. Perawat primer atau 0,2 3 0,6
perawat asosiasi jarang
menjelaskan alasan ilmiah
tentang tindakan yang
diambil
e. Ronde keperawatan tidak 0,3 4 1,2
dilakukan sesuai langkah-
langkah yang telah
ditentukan 1 3,5
Total

Faktor Eksternal (EFAS)


Peluang
a. Kerjasama yang baik 0,5 3 1,5 O–T= 3–
antara perawat dan 3
mahasiswa 0,5 3 1,5 = 0
b. Adanya mahasiswa
program profesi Ners yang
praktik manajemen
keperawatan
Total 1 3

Ancaman
a. Tingginya tuntutan pasien 1 3 3
dan keluarga akan
pelayanan yang
profesional
Total 1 3

Sentralisasi Obat
Faktor internal (IFAS)
Kekuatan S-W=
a. Semua perawat 0,3 3 0,9 3,3-2,7=
mengemukakan jawaban 0,6
mengerti tentang sterilisasi
obat
b. Diruangan ada sentralisasi 0,5 4 2,0
obat. Ini dilihat dari adanya
ruangan khusus
penyimpanan obat 0,2 2 0,4
c. Sebagian besar perawat
pernah berwenang
mengurusi sentralisasi obat
12

Total 1 3,3

Kelemahan
a. Pelaksanaan sentralisasi
obat belum optimal 0,3 3 0,9
b. Selama ini format yang ada
masih obat oral, injeksi dan 0,1 2 0,2
yang lain tercampur dari
salah satu keduanya
c. Selama ini belum ada
format persetujuan 0,2 2 0,4
sentralisasi obat untuk
pasien
d. Alat-alat kesehatan hanya
sebagian ada dengan jumlah 0,2 3 0,6
terbatas
e. Teknik sentarlisasi obat
belum jelas 0,2 3 0,6
Total
1 2,7
Faktor Eksternal (EFAS)
Peluang
a. Kerjasama yang baik antara
perawat dan mahasiswa 0,4 3 1,2 O-T=
b. Adanya mahasiswa STIKes 3,6-3,0=
Eka Harap yang praktik 0,6 4 2,4 0,6
Total

Ancaman 1 3,6
a. Adanya tuntutan akan
pelayanan yang professional
b. Kurangnya kepercayaan 0,5 4 2,0
pasien terhadap sentralisasi
obat 0,5 2 1,0
Total

1 3
Supervisi
Faktor internal (IFAS)
Kekuatan
a. RSUD Dr. Doris Sylvanus 0,4 4 1,6 S-W=
Palangka Raya merupakan 3,2-3,4=
rumah sakit doris sylvanus -0,2
pendidikan tipe B yang
menjadi rumah sakit rujukan
bagi wilayah setempat.
b. Ruang internal merupakan 0,3 3 0,9
ruang yang memerlukan
13

perhatian ekstra dari petugas


kesehatan.
c. Adanya kemauan perawat 0,1 1 0,1
untuk berubah.
d. Kepala ruangan internal 0,2 3 0,6
adalah kepala ruangan
mendukung kegiatan
supervisi demi
meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan
Total 1 3,2

Kelemahan
a. Belum ada uraian yang jelas 0,3 3 0,9
tentang supervisi.
b. Belum mempunyai format 0,4 4 1,6
yang baku dalam
pelaksanaan supervisi.
c. Kurangnya program 0,3 3 0,9
pelatihan dan sosialisasi
tentang supervisi.
Total 1 3,4

Faktor ekternal (EFAS)


Peluang
a. Adanya mahasiswa yang 0,4 3 1,2 O-T=
praktik manajemen 2,8-2 =
keperawatan. 0,8
b. Adanya jadwal supervisi 0,2 2 0,4
keperawatan oleh pengawas
perawat setiap bulan.
c. Terbuka kesempatan untuk 0,4 3 1,2
melanjutkan
pendidikan/magang.
Total `1 2,8

Ancaman
Tuntutan pasien sebagai 1 2 2
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional
dan bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya perawatan.
Total 1 2
Overan ( timbang terima)
Overan
Internal faktor (IFAS)
Kekuatan
a. Timbang terima dilakukan 0,2 3 0,6 S-W=
14

setiap hari (tiap pergantian 3,6–2,3


shift) = 1,3
b. Perawat selalu menyiapkan 0,2 3 0,6
status pasien saat timbang
terima
c. Ketua tim/perawat selalu 0,3 4 1,2
dalam keadaan siap saat
timbang terima
d. Ada buku khusus untuk 0,3 4 1,2
pelaporan timbang terima
(overan)
Total 1 3,6

Kelemahan
a. Timbang terima (overan)
sering dilakukan tidak 0,3 3 0,9
tepat waktu saat
pergantian shift
b. Dokumentasi masih
terbatas sehingga rencana 0,2 2 0,4
tindakan belum spesifik
c. Timbang terima (overan)
dilakukan tanpa melihat 0,3 2 0,6
langsung kondisi pasien
d. Timbang terima hanya
dilakukan di nurse station 0,2 2 0,4
Total
1 2,3

Faktor ekternal (EFAS)


Peluang 0,5 3 1,5
a. Adanya mahasiswa
program profesi Ners yang O–T=
praktik manajemen 3,2–3,5
keperawatan 0,3 3 0,9 = -0,3
b. Adanya kerjasama antara
perawat ruangan dengan
mahasiswa praktikan 0,2 4 0,8
c. Sarana dan prasarana
penunjang cukup memadai 1 3,2
Total

Ancaman 0,5 4 2
a. Adanya tuntutan pasien
dan keluarga terhadap
pelayanan keperawatan
yang profesional 0,5 3 1,5
15

b. Terkadang terjadi
kesalahan delegasi
terhadap tindakan yang
akan dilakukan pada
pasien 1 3,5
Total
Rencana Pulang (Discharge
Planning)
Faktor internal (IFAS)
Kekuatan
a. Adanya kemauan untuk 0,3 3 0,9 S-W =
memberikan pendidikan 2,7-3 = -
kesehatan kepada pasien 0,3
dan keluarga pasien.
b. Perawat menggunakan 0,3 2 0,6
bahasa yang mudah dan
dapat dimengerti pasien
dan kelaurga pasien.
c. Adanya pemahaman 0,4 3 1,2
tentang perencanaan
pulang oleh perawat.
Total 1 2,7

Kelemahan
a. Belum memiliki format 0,4 3 1,2
khusus tentang discharge
planning.
b. Discharge planning belum 0,3 3 0,9
dilakukan secara optimal
karena hanya meliputi
pemberian informasi
tentang waktu kontrol dan
obat yang harus diminum
(keteraturan minum obat).
c. Tidak tersedianya leaflet 0,3 3 0,9
yang berguna bagi pasien
sebelum pasien pulang.
Sehingga nanti saat
dirumah pasien bisa
melihat kembali leaflet
jika pasien lupa dengan
informasi yang diberikan
perawat.
Total 1 3
16

Faktor Eksternal (EFAS)


Peluang
a. Adanya mahasiswa praktik 0,4 3 1,2 O-T =
yang melakukan praktek 2,7-2 =
manajemen keperawatan. 0,7
b. Adanya kerja sama yang 0,3 3 0,9
baik antara mahasiswa dan
perawat ruangan.
c. Kemauan pasien dan 0,3 2 0,6
keluarga.
Total 1 2,7

Ancaman
a. Adanya tuntutan 0,5 2 1
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang
profesional.
b. Makin tingginya kesadaran 0,5 2 1
masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
Total 1 2

3.2 Identifikasi Masalah


Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan di Ruang Nusa Indah RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya
M1 (Ketenagaan)
1. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terkadang terdapat sedikit
masalah dalam pembagian tugas, apalagi saat pasien penuh di ruangan dan
banyak tindakan yang mesti dilaksanakan.
M2 (Sarana dan Prasarana)
Tidak ditemukan masalah karena untuk sarana prasarana sudah terpenuhi dan
cukup memenuhi standar rumah sakit.
M3 (Metode)
1. Penerapan model asuhan keperawatan profesional
a. Ketua tim sebagai perawat profesional kurang mampu menggunakan
tehnik kepemimpinan (Demokratis) :
b. Ketua tim kadang-kadang membuat perencanaan, terkadang pula
tidak, seperti :Membuat rencana keperawatan untuk pasien pada hari
tersebut
17

c. Ketua tim kadang-kadang membuat penugasan, supervisi dan


evaluasi, terkadang pula tidak, seperti:
d. Ketua tim kurang mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat
menilai tingkat kebutuhan pasien, seperti : Menentukan klasifikasi
pasien yang membutuhkan total care, partial care dan mandiri.
2. Ronde keperawatan kadang kadang dilakukan
3. Overan (timbang terima)
a. Perawat terkadang kurang tepat waktu saat dilakukan timbang terima
(overan)
b. Timbang terima (overan) dilakukan tanpa melihat langsung kondisi
pasien
M4 (Keuangan)
Tidak ditemukan masalah karena untuk pembiayan tindakan kepada pasien sudah
diatur oleh bagian keuangan rumah sakit.
M5 (Mutu)
1. Tata tertib ruangan belum dilaksanakan dengan semestinya.
2. Sirkulasi udara di kamar pasien kurang optimal.

Anda mungkin juga menyukai