sama untuk semua pasien tanpa kesalahan, dan sikap yang simpati.
Dari hasil observasi yang ditemukan ketenagaan medis di Ruang
Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya melakukan
suatu tindakan keperawatan sesuai dengan standar operasional
prosedur yang telah di tetapkan.
3) Dimensi ketiga, ketanggapan yaitu suatu kebijakan yang membantu
dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pasien
dengan memberikan informasi yang jelas. Dari hasil observasi di
Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya,
perawat mampu memberikan pelayanan yang cepat dan tepat sesuai
dengan kebutuhan pasien.
4) Dimensi keempat, jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,
kesopan santunan, dan kemampuan para tenaga medis untuk
menumbuhkan rasa percaya pada pasien terhadap pelayanan
kesehatan yang diberikan. Dari hasil observasi di Ruang Nusa Indah
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, perawat mampu
berkomunikasi dengan baik dan sopan santun terhadap pasien.
5) Dimensi lima empati, yaitu memberikan perhatian yang tulus yang
bersifat individual yang diberikan kepada pasien dengan berupaya
memahami kebutuhan pasien. Dari hasil observasi di Ruang Nusa
Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, perawat sudah
berusaha memenuhi kebutuhan pasien.
3.2.5.2.2 Upaya pengurangan infeksi nosokomial
Upaya petugas kesehatan di ruang Nusa Indah dalam pengurusan
infeksi nosokomial adalah dengan cara menggunakan Alat perlindungan
diri dalam melakukan suatu tindakan keperawatan sesuai dengan standar
operasional prosedur yang telah di tetapkan.
3
Ancaman O-T=
a. Ada tuntutan tinggi dari 0,3 2 0,6 3-2,2=
masyarakat untuk 0,8
pelayanan yang lebih
profesional.
b. Makin tingginya kesadaran 0,3 2 0,6
masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
c. Adanya kebijakan rumah 0,2 2 0,4
sakit dan pemerintah
tentang pasien kurang
mampu.
6
Kelemahan
Tidak ditemukan masalah 0,5 2 1
karena untuk sarana
prasarana sudah terpenuhi 0,5 2 1
dan cukup memenuhi
standar rumah sakit. 1 2
Total
Ancaman
a. Adanya tuntutan yang 0,5 2 1
tinggi dari masyarakat
untuk melengkapi sarana
dan prasarana
b. Adanya kesenjangan antara 0,5 2 1
jumlah pasien dengan
peralatan yang diperlukan.
Total 1 2
7
3. M3 (Method-MAKP)
Penerapan Model Asuhan
Keperawatan Profesional
Faktor internal (IFAS)
Kekuatan
a. Perawat menggunakan 0,1 2 0,2 S-W=
model asuhan keperawatan 2,7–3,2
primer = - 0,5
b. Perawat menggunakan 0,2 3 0,6
komunikasi yang efektif
c. Perawat menghargai 0,2 3 0,6
kepemimpinan ketua tim
d. Perawat menganggap bahwa 0,1 2 0,2
peran kepala ruangan
penting dalam model tim
e. Perawat menganggap bahwa 0,1 2 0,2
anggota tim bertanggung
jawab terhadap pemberian
asuhan keperawatan pada
pasien
f. Perawat saling bekerjasama 0,3 3 0,9
dengan anggota tim dan
antar tim
Total 1 2,7
Kelemahan
a. Ketua tim kadang-kadang 0,2 4 0,8
membuat perencanaan,
terkadang pula tidak, seperti
:Membuat rencana
keperawatan untuk pasien
pada hari tersebut
b. Ketua tim kadang-kadang 0,2 3 0,6
membuat penugasan,
supervisi dan evaluasi,
terkadang pula tidak,
seperti:
1. Pembagian pasien
didalam tim 0,3 2 0,6
2. Mengevaluasi hasil
implementasi asuhan
keperawatan
3. Membuat rencana tindak
lanjut untuk tindakan
keperawatan selanjutnya
c. Ketua tim kurang
mengenal/mengetahui
kondisi pasien dan dapat
8
Dokumentasi Keperawatan
Faktor internal (IFAS)
Kekuatan
a. Tersedianya sarana dan 0,3 3 0,9 S-W =
prasarana (administrasi 3-2,7=
penunjang). 0,3
b. Format pengkjian sudah 0,4 3 1,2
ada dan dapat
memudahkan perawat
dalam pengkajian dan
pengisisannya.
c. Sebanyak 73% 0,3 3 0,9
pendokumentasi yang
dilakukan perawat baik.
Total 1 3
Kelemahan
a. Terdapat tindakan 0,4 3 1,2
keperawatan yang tidak
dokumentasikan, seperti :
1. Menganjurkan pasien
untuk miring kanan
miring kiri.
2. Menganjurkan pasien
makan sedikit tapi
sering 0,3 2 0,6
3. Mengajarkan tehnik
relaksasi
b. Dokumentasi tidak segera
dilakukan setelah
melakuakn tindakan tetapi
kadang-kadang dilengkapi
saat pasien mau pulang
atau keadaan
memungkinkan.
c. Catatan perkembangan 0,3 3 0,9
pasien kurang lengkap.
Total 1 2,7
Ancaman
a. Adanya kesadaran pasien 0,5 2 1
dan keluarga akan
tanggung jawab dang
tanggung gugat.
b. Akreditasi rumah sakit 0,5 3 1,5
tentang sistem
dokumentasi.
Tota 1 2,5
Ronde Keperawatan
Faktor internal (IFAS)
Kekuatan
a. Ruangan mendukung 0,1 3 0,3 S-W=
adanya kegiatan ronde 2,5–3,5
keperawatan =-1
b. Adanya kasus yang 0,2 2 0,4
memerlukan perhatian
khusus oleh perawat
ruangan dan kepala ruangan
misalnya flebitis, dekubitus,
resiko jatuh.
c. Penetapan kasus untuk 0,3 2 0,6
ronde keperawatan minimal
satu hari sebelum waktu
pelaksanaan ronde
d. Perawat selalu memberikan 0,1 3 0,3
informed concent kepada
klien atau keluarga
e. Dalam pelaksanaan ronde 0,3 3 0,9
dilakukan tindakan
keperawatan pada masalah
prioritas yang telah
ditetapkan
Total 1 2,5
Kelemahan
a. Jarang dilakukan ronde 0,3 4 1,2
keperawatan di ruangan
b. Perawat primer jarang 0,1 3 0,3
menjelaskan masalah
keperawatan utama yang
dialami pasien
c. Perawat primer jarang 0,1 2 0,2
menjelaskan intervensi
keperawatan yang harus
11
dilakukan
d. Perawat primer atau 0,2 3 0,6
perawat asosiasi jarang
menjelaskan alasan ilmiah
tentang tindakan yang
diambil
e. Ronde keperawatan tidak 0,3 4 1,2
dilakukan sesuai langkah-
langkah yang telah
ditentukan 1 3,5
Total
Ancaman
a. Tingginya tuntutan pasien 1 3 3
dan keluarga akan
pelayanan yang
profesional
Total 1 3
Sentralisasi Obat
Faktor internal (IFAS)
Kekuatan S-W=
a. Semua perawat 0,3 3 0,9 3,3-2,7=
mengemukakan jawaban 0,6
mengerti tentang sterilisasi
obat
b. Diruangan ada sentralisasi 0,5 4 2,0
obat. Ini dilihat dari adanya
ruangan khusus
penyimpanan obat 0,2 2 0,4
c. Sebagian besar perawat
pernah berwenang
mengurusi sentralisasi obat
12
Total 1 3,3
Kelemahan
a. Pelaksanaan sentralisasi
obat belum optimal 0,3 3 0,9
b. Selama ini format yang ada
masih obat oral, injeksi dan 0,1 2 0,2
yang lain tercampur dari
salah satu keduanya
c. Selama ini belum ada
format persetujuan 0,2 2 0,4
sentralisasi obat untuk
pasien
d. Alat-alat kesehatan hanya
sebagian ada dengan jumlah 0,2 3 0,6
terbatas
e. Teknik sentarlisasi obat
belum jelas 0,2 3 0,6
Total
1 2,7
Faktor Eksternal (EFAS)
Peluang
a. Kerjasama yang baik antara
perawat dan mahasiswa 0,4 3 1,2 O-T=
b. Adanya mahasiswa STIKes 3,6-3,0=
Eka Harap yang praktik 0,6 4 2,4 0,6
Total
Ancaman 1 3,6
a. Adanya tuntutan akan
pelayanan yang professional
b. Kurangnya kepercayaan 0,5 4 2,0
pasien terhadap sentralisasi
obat 0,5 2 1,0
Total
1 3
Supervisi
Faktor internal (IFAS)
Kekuatan
a. RSUD Dr. Doris Sylvanus 0,4 4 1,6 S-W=
Palangka Raya merupakan 3,2-3,4=
rumah sakit doris sylvanus -0,2
pendidikan tipe B yang
menjadi rumah sakit rujukan
bagi wilayah setempat.
b. Ruang internal merupakan 0,3 3 0,9
ruang yang memerlukan
13
Kelemahan
a. Belum ada uraian yang jelas 0,3 3 0,9
tentang supervisi.
b. Belum mempunyai format 0,4 4 1,6
yang baku dalam
pelaksanaan supervisi.
c. Kurangnya program 0,3 3 0,9
pelatihan dan sosialisasi
tentang supervisi.
Total 1 3,4
Ancaman
Tuntutan pasien sebagai 1 2 2
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional
dan bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya perawatan.
Total 1 2
Overan ( timbang terima)
Overan
Internal faktor (IFAS)
Kekuatan
a. Timbang terima dilakukan 0,2 3 0,6 S-W=
14
Kelemahan
a. Timbang terima (overan)
sering dilakukan tidak 0,3 3 0,9
tepat waktu saat
pergantian shift
b. Dokumentasi masih
terbatas sehingga rencana 0,2 2 0,4
tindakan belum spesifik
c. Timbang terima (overan)
dilakukan tanpa melihat 0,3 2 0,6
langsung kondisi pasien
d. Timbang terima hanya
dilakukan di nurse station 0,2 2 0,4
Total
1 2,3
Ancaman 0,5 4 2
a. Adanya tuntutan pasien
dan keluarga terhadap
pelayanan keperawatan
yang profesional 0,5 3 1,5
15
b. Terkadang terjadi
kesalahan delegasi
terhadap tindakan yang
akan dilakukan pada
pasien 1 3,5
Total
Rencana Pulang (Discharge
Planning)
Faktor internal (IFAS)
Kekuatan
a. Adanya kemauan untuk 0,3 3 0,9 S-W =
memberikan pendidikan 2,7-3 = -
kesehatan kepada pasien 0,3
dan keluarga pasien.
b. Perawat menggunakan 0,3 2 0,6
bahasa yang mudah dan
dapat dimengerti pasien
dan kelaurga pasien.
c. Adanya pemahaman 0,4 3 1,2
tentang perencanaan
pulang oleh perawat.
Total 1 2,7
Kelemahan
a. Belum memiliki format 0,4 3 1,2
khusus tentang discharge
planning.
b. Discharge planning belum 0,3 3 0,9
dilakukan secara optimal
karena hanya meliputi
pemberian informasi
tentang waktu kontrol dan
obat yang harus diminum
(keteraturan minum obat).
c. Tidak tersedianya leaflet 0,3 3 0,9
yang berguna bagi pasien
sebelum pasien pulang.
Sehingga nanti saat
dirumah pasien bisa
melihat kembali leaflet
jika pasien lupa dengan
informasi yang diberikan
perawat.
Total 1 3
16
Ancaman
a. Adanya tuntutan 0,5 2 1
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang
profesional.
b. Makin tingginya kesadaran 0,5 2 1
masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
Total 1 2