Anda di halaman 1dari 5

NOTES !!

1. Muin Al, Munandar S. Pengaruh Pemberian Teh Hijau (Camellia Sinensis)


TerhadapPembentukan Plak Gigi. Universitas Diponegoro. 2008. Available at www.
m3undip.com.Accessed date 2011 Oct 20.
2. Wiria, Florensia. Pengaruh Teh Hijau Terhadap Plak. Available at www.digilib. ui.ac.id.
Accesseddate 2011 Nov 17
3. PENGARUH TEH HIJAU TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI MARANATHA (TJOKROVONCO)
4. PENGARUH BERKUAIMUR DENGAN LARUTAN TEH HUJAU TERHADAP INDEKS PLAK GIGI DI
ACEH 2015 (RECA,AINUN)

- Teh hijau termasuk salah satu tanaman obat. Teh hijau mengandung katekin 30-42% atau 67
mg dalam 100ml. Katekin dapat menccegah pembentukan asam berlebih yang dihasilkan
oleh s.mutans yang dapat menyebabkan proses demineralisasi pada email gigi yang dapat
berlanjut menjadi karies.
- Teh hijau juga mengandung flouride yang tinggi sehingga membuat gigi lebih tahan terhadap
demineralisasi oleh asam dan terjadi proses remineralisasi pada permukaan gigi sehingga
tidak mudah menimbulkan karies.
- Teh hijau mengandung senyawa polifenol yang sebagian besar terdiri dari katekin, yang
dapat mencegah pembentukan plak gigi dengan cara menghambar aktivitas enzim
glikosiltransferase sehingga menghambat terbentuknya glukan dari sukrosa yang
mempunyai daya lekat dalam pembentukan plak dan polifenol juga sebagai antibakteri
(pembunuh bakteri) penyebab plak gigi.
5. The Effect of Green Tea on Prevention of Mouth Bacterial Infection, Halitosis, and Plaque
Formation on Teeth
Green tea Camellia sinensis (Figure 1), which is not fermented at all during the drying
process, has numerous medicinal benefits mainly due to its antibacterial and antioxidant
properties
6. The chemical composition of green tea varies with climate, season, horticultural practices,
and leaf age. Green tea contains a multifarious grouping of antioxidants, vitamins, and
minerals, including ascorbic acid (vitamin C) and water-soluble B vitamins. These chemical
compounds are quickly released in a cup of tea. A cup of green tea also provides a small
amount of potassium, manganese, magnesium, and fluoride. Green tea does not undergo
fermentation and thus retains its polyphenols. A phenol is a benzene group with a hydroxyl
group attached; the term polyphenol is used when multiple phenols are bonded together.
The polyphenols, which create tea’s bitter taste, are credited with antimicrobial
properties10. Specific antioxidant polyphenols, called catechins, play the most active role in
green tea’s inhibition of bacterial growth. Examples of several significant catechins include:
(-)-epigallocatechin-3-gallate (EGCG), (-)-epigallocatechin (EGC), (-)-epicatechin-3-gallate
(ECG), (-)-epicatechin (EC), and (-)-gallocatechin-3-gallate (GCG) (Figure 1) 11, 12
The formation of dental caries begins when S. mutans adheres to the surface of the tooth
enamel. Adhesion results from the fermentation of dietary carbohydrates (primarily
sucrose), which initiates the production of dextran. This water-insoluble substance
contributes to the formation of plaque on the tooth surface, creating an optimal
environment for other cariogenic bacteria. As tooth enamel erodes and bacteria produce
lactic acid the pH on the tooth surface decreases to less than 5.0 and a cavity is created.
The catechin compounds in green tea may inhibit the bacteria’s capacity to adhere to, and
ultimately grow in, an oral cavity34. In S. mutans, two different groups of
glucosyltransferases cooperatively synthesize an adherent and water-insoluble glucan
responsible for bacterial adherence to the tooth enamel. EGCG and ECG are believed to
bind to GTases and irreversibly inactivate them, ultimately preventing the formation of
dental caries

7. Greentea health belief


Table I. Chemical composition of green tea leaves (http://www.bodyofmine.com).

8. Green tea mouthwash


Compared to black tea, green tea has the higher concentration of polyphenol (the most
important antioxidant in green tea leaves) and thus more therapeutic benefits.8 Researchers
believe that the association between intaking green tea and maintenance of the oral health
may result from green tea catechins.9,10 Catechin suppresses periodontal inflammation,
thereby providing better dental and gingival health.11 Catechin, an antioxidant compound
may also exert anti-inflammatory effect.5 Tea polyphenols prevent the plaque from sticking
to the teeth’s enamel, thus reducing the risk of dental caries. Furthermore, green tea inhibits
bacterial growth, the precursor of oral malodor (halitosis). Some kinds of green tea contain
fluoride which helps strengthen the teeth.4 Green tea’s ability to help reduce gum diseases
is attributed to the presence of the antioxidant

9. Pembuatan pasta gigi berbahan dasar katekin


Komponen bioaktif dari teh hijau mampu mem pengaruhi proses terjadinya karies gigi
dengan menghambat proliferasi, produksi asam, metabo lisme, dan aktivitas enzim
glukosiltransferase (GTF) dari Streptococcus mutans dan plak. Penelitian Signoretto yang
dikutip oleh Tehrani menunjukkan bahwa konsumsi teh hijau dapat menghambat deposisi
plak dan mengurangi tingkat koloni Streptococcus mutans dan Lactobacillus pada plak dan
saliva. Menurut Cao Jin yang dikutip oleh Wijaya, katekin dengan konsentrasi 0,125%1%
menunjukkan penurunan jumlah bakteri, pembentukan plak dan jumlah total protein bakteri
dan extracellular glucan.

10. Pengaruh berkumur larutan


Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan yang
menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan. Data yang dikumpulkan dari Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) 2013 secara komperhensif menunjukkan prevalensi nasional masalah gigi
dan mulut adalah 25,9%.

Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata indeks plak sebelum perlakuan pada kelompok kontrol adalah 0,589±0,34, sedangkan pada k
perlakuan adalah 0,386±0,26. Uji Mann Whitneydidapatkan perbedaan yang tidak signifikan pada sebelum perlakuan, dengan p=0,0
ini menunjukkan bahwa terdapat keseragaman nilai indeks plak pada kelompok kontrol dan perlakuan, sebelum dilakukan perlakuan
juga menunjukkan rata-rata indeks plak sesudah dilakukan perlakuan pada kelompok kontrol sebesar 1,186±0,54, sedangkan pada
perlakuan sebesar 0,472±0,27. Uji Mann-Whitney didapatkan perbedaan yang signifikan pada sesudah perlakuan, dengan nilai p=0
Hasil selisih penilaian indeks plak gigi pada kelompok kontrol menunjukkan rata-rata sebesar 0,597±0,35, sedangkan pada kelompo
perlakuan didapatkan rata-rata sebesar 0,086±0,23. Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa terjadi penurunan indeks plak yang
besar pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol. Setelah dilakukan uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov
didapatkan hasil distribusi yang tidak normal, sehingga dilakukan uji non parametrik, yaitu uji Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney dida
perbedaan selisih indeks gigi yang bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan, dengan nilai p sebesar 0,0001 (Tabel 2).

PEMBAHASAN

Plak gigi adalah lapisan yang mengandung sisa-sisa makanan dan kumpulan bakteri yang melekat pada permukaan gigi. Jika plak t
segera dibersihkan maka dapat menimbulkan karang gigi. Penyebab utama penyakit karies adalah akumulasi plak, maka upaya pen
dan pengobatan lebih banyak ditujukan untuk mengurangi terjadinya penumpukan plak yang berlebihan di dalam rongga mulut. 1,2,1
Teh hijau yang kita kenal sebagai minuman sehari-hari berasal dari daun teh yang dikeringkan. Setelah dipetik, daun teh dikeringkan
cepat dengan oven yang menyebabkan terhentinya proses oksidasi sehingga menjadi kering tetapi tidak berubah warnanya.8
Pada teh hijau, katekin merupakan komponen utama. Menurut “International Symposium on Health and Tea” (1998), dinyatakan kat
teh hijau mencapai 210 mg%. Katekin yang terkandung di dalam teh hijau memiliki kemampuan untuk mengurangi pembentukan pla
dengan membunuh bakteri penyebab (Streptococcus mutans) dan menghambat aktivitas enzim glikosiltransferase dari bakteri terse
Cao jin dari Hunn Medical University, Cina, melakukan suatu penelitian mengenai teh hijau. Berdasarkan pengaruh katekin terhadap
gigi, hasilnya menunjukan bahwa jumlah bakteri (Streptococcus mutans) berkurang sehingga pembentukan plak gigi pun berkurang
dikaitkan dengan katekin yang terkandung dalam teh hijau, maka dapat juga dikemukakan hasil penelitian oleh Hattori dan Sakanak
menunjukkan bahwa; katekin pada teh hijau dapat menghambat aktivitas enzim glikosiltransferase dari bakteri, dan membunuh bak
kariogenik pada rongga mulut (Streptococcus mutans). Hasil penelitian tersebut dapat membuktikan bahwa katekin pada teh hijau d
mengurangi pembentukan plak gigi. 13,14
11. Based on research by Zerabruk et al (2010), 100–430 mg/kg of fluoride can be found in tea
leaves [8]. Green tea in toothpaste can be used to prevent caries by increasing enamel
microhardness . Unlike in Taiwan and China that have toothpastes containing green tea, to
date, Indonesia has not produced toothpaste containing green tea. Most

1= riskesdas

2=plakis

3=efektifitas vertkal dan hrzntal

4= The Effect of Green Tea on Prevention of Mouth Bacterial Infection, Halitosis,


and Plaque Formation on Teeth]

5=plak2014

7= PENGARUH BERKUAIMUR DENGAN LARUTAN TEH HUJAU TERHADAP INDEKS PLAK GIGI DI
ACEH 2015 (RECA,AINUN)

6=efek estrak teh hijau thdp obesitas

#kandungan senyawa kimia pd teh

#arab

Tea is reported to contain nearly 4000 bioactive compounds of which one third is contributed by
polyphenols (Tariq et al., 2010). Other compounds are alkaloids (caffeine, theophylline and
theobromine), amino acids, carbohydrates, proteins, chlorophyll, volatile organic compounds
(chemicals that readily produce vapors and contribute to the odor of tea), fluoride, aluminum,
minerals and trace elements (Cabrera et al., 2003). Polyphenols found in tea are mostly
flavonoids (Sumpio et al., 2006). The polyphenols, a large group of plant chemicals that includes
the catechins, are thought to be responsible for the health benefits that have traditionally been
attributed to tea, especially green tea (Cabrera et al., 2006).

#teeh

Teh hijau dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol oksidase yang berada di dalam daun
teh segar. Metoda inaktivasi enzim polifenol oksidase pada teh hijau dapat dilakukan
melalui pemanasan dan penguapan. Kedua metode ini berguna untuk mencegah
terjadinya oksidasi enzim katekin.
Kandunan teh hijau

Bahan-bahan kimia dalam teh hijau dapat digolongkan menjadi empat kelompok besar,yaitu :

2.2.3. substansi fenol


- katekin : adalah senyawa larut air, tidak berwarna dan memberikan rasa pahit yang
terdapat pada polifenol dari daun teh. Daun teh mengandung 30-40% polifenol yang sebagian
besar dikenal sebagai katekin. Katekin pada teh mempunya sifat antimikroba, antivirus,
antioksidan, dan antiradiasi. Katekin teh hijau tersusun sebagian besar atas senyawa katekin (C),
epikatekin (EC), galokatekin (GC), epigalokatekin (EGC), epikatekin galat (ECG), dan
epigalokatekkin galat (EGCG).

-flavanol : merupakan satu diantara sekian banyak antioksidan alami yang terdapat pada
tanaman pangan.

2.2.1.1... Substansi Bukan Fenol

- Karbohidrat (0,75%)

- Substansi pektin (4,9-7,6%)

- Alkaloid (3-4%)

- Klorofil dan zat warna lain (0,019%)

- Protein dan asam amino (1,4-5%)

- Asam organik

- Vitamin C,K,A,B1,B2

- Substansi mineral  magnesium, fluor, kalium, kalsium, seng, mangan, kuprum, selenium.

2.12.3.3. Substansi Penyebab Aroma

Aroma teh dihubungan dengan terjadinya oksidasi senyawa katekin. Ada beberapa pendapat
mengenai sumber aroma teh, yaitu yang berasal dari glikosida,penguraian protein, minyak
esensial, atau oksidasi karotenoid.

2.1.1.2.2. Enzim

Enzim yang terkandung dalam daun teh diantaranya intervase,amilase, β-glukosidase,


oksimetilase,protease, dan peroksidase.

Anda mungkin juga menyukai