Anda di halaman 1dari 17

Dampak Bioteknologi Bagi Kesejahteraan Manusia

Dampak Bioteknologi Bagi Kesejahteraan Manusia


Salah satu mata agenda Konferensi PBB untuk Lingkungan dan Pembangunan
(UNCED) adalah “pengelolaan bioteknologi yang berwawasan lingkungan”. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa bioteknologi dikelilingi oleh kecemasan sosial dan ekologis.
Kecemasan pertama timbul akibat kenyataan bahwa bioteknologi-bioteknologi
mengutak-atik jalinan kehidupan itu sendiri, dan menuntut restrukturisasi mendasar pada
benak kita, etika kita, beserta berbagai hubungan dan nilai-nilai lingkungan, sosial dan
ekonomi kita. Sementara bioteknologi dalam arti yang paling luas merupakan kelompok
teknologi yang amat tua, biologi-biologi baru inilah yang menimbulkan berbagai resiko baru
dalam bidang sosial, ekologi, ekonomi dan politik. Bioteknologi baru terdiri dari dua
kelompok teknologi utama.

Kelompok pertama, yaitu “rekayasa genetik” merupakan teknik yang berasal dari
kemajuan dalam bidang biologi melokuler, biokimia dan genetika. Kelompok kedua
didasarkan pada prosedur-prosedur seluler yang baru, yang berlandaskan teknologi kultur
jaringan yang lebih tua (Vandana, 1994 : 1).
Peran serta masyarakat dan penentu atau pengambil kebijakan dalam upaya menjaga
dan mengembangkan keanekaragaman hayati sangat dibutuhkan, hal ini bukan semata-mata
ada kepentingan oleh sekelompok orang atau organisasi, namun lebih jauh untuk menjaga
atau mempertahankan keseimbangan ekosistem alami dengan keragaman organisme dari
pergeseran (penjajahan total) akibat arus bioteknologi (rekombinan) yang belum kita ketahui
dampaknya untuk masa yang akan datang terhadap keberlanjutan umat manusia dan alam ini.
Kiranya sudah tidak dapat terbendung lagi derasnya arus bioteknologi memasuki
milenium ke tiga, yang semakin hari keberadaanya semakin kokoh. Menurut beberapa
informasi, sangat banyak manfaat bioteknologi ini bagi kehidupan manusia dalam
meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan hidupnya, antara lain untuk memerangi kelaparan,
mengatasi kelangkaan sumber daya energi, mengurangi pencemaran lingkungan dan masih
banyak lagi.
Menghadapi pesatnya kemajuan bioteknologi ini, apa yang sebenarnya harus
dilakukan dalam mengantisipasinya, terutama dampak negatif yang mungkin ditimbulkan.
Pengkajian mendalam melalui dasar-dasar pengetahuan, penalaran, logika, moral, agama,
serta kriteria kebenarannya, tentu akan sangat membantu menuntun kita pada tujuan
pengembangn IPTEK yang sebenarnya.
Selaras dengan kemajuan peradaban, bioteknologi dapat dijadikan tolak ukur
perkembangan otak manusia yang luar biasa saat ini. Sehingga sangatlah mungkin muncul
pertanyaan, apakah benar semakin cerdas otak manusia makin pandai manusia menemukan
kebenaran, makin baikkah perbuatan manusia? Maka, penguasaan manusia terhadap
teknologi hendaklah menuntut perkembangan moral manusia itu juga. Tanpa landasan moral
maka manusia yang sudah beranjak menjadi ilmuan akan mudah sekali tergelincir dalam
melakukan prostitusi intelektual (Suriasumantri, 1999).
Bioteknologi adalah suatu bidang penerapan biosains dan teknologi yang menyangkut
penerapan praktis organisme hidup atau komponennya pada tingkat subseluler, baik pada
industri maupun lingkungan. Organisme hidup yang dimanfaatkan antara lain ialah bakteri,
khamir, alga, sel tumbuhan dan sel hewan.
Penerapan bioteknologi akan berhasil jika dilakukan pengintegrasian beberapa
disiplin ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Ilmu pengetahuan alam tersebut ialah
mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi molekuler, kimia, rekayasa genetika dan teknik
kimia (Lukas dan Isnawati, 1997 : 27).
Bioteknologi sebenarnya telah diterapkan manusia sejak jaman dahulu. Tidak dapat
dipastikan apakah penerapan bioteknologi tersebut secara sadar atau tidak sadar dan apakah
proses mikrobial tersebut diketahui secara kebetulan atau berdasarkan suatu percobaan
intuitif. Perkembangan bioteknologi selanjutnya ialah salah satu contoh dari kemampuan
manusia menggunakan aktivitas penting suatu mikroorganisme guna memenuhi
kebutuhannya.
Bioteknologi yang diterapkan pada jaman dahulu berbeda jika dibandingkan dengan
keadaan yang sekarang. Bioteknologi pada jaman dahulu dilakukan dengan cara yang relatif
sederhana dan dalam suasana tidak steril. Sebelum munculnya jaman minyak bumi banyak
senyawa industri yang penting seperti etanol, asam asetat, butanol, aseton dan asam organik
dihasilkan dengan menggunakan metode fermentasi yang terbuka terhadap lingkungan.
Untuk membatasi mikroorganisme yang menjadi kontaminan dilakukan dengan
memanipulasi lingkungan ekologinya secara hati-hati. Pada saat itu belum dikenal teknik
sterilisasi. Bahan-bahan desinfektan juga belum diketahui.
Fermentasi bahan makanan juga sudah dilakukan tetapi dengan cara yang relatif
sederhana tetapi telah dikerjakan dalam skala besar. Misalnya pembuatan anggur dan bir,
pengembangan roti dengan bantuan ragi.Penggunaan mikroorganisme untuk tujuan
dekomposisi dan detoksifikasi air selokan juga sudah dilakukan pada saat itu, walaupun
metodenya sangat sederhana.
Bioteknologi moderen menggunakan cara-cara yang lebih canggih. Sekitar tahun
1940 kultivasi mikroorganisme secara steril telah dilakukan. Proses biologis tertentu suatu
mikroorganisme dapat dijaga supaya tidak terkontaminasi media dan bioreaktor terlebih
dahulu serta menggunakan perlengkapan yang dapat mencegah kontaminan yang
masuk.Bioteknologi moderen juga mengembangkan pemanipulasian genom organisme
penting untuk tujuan tertentu. Teknik yang digunakan antara lain mutasi buatan, hibridisasi
somatik dan rekayasa genetika. Dengan teknik-teknik tersebut dimungkinkan untuk
mendapatkan organisme baru dengan sifat-sifat yang dikehendaki.
Enzim yang biasanya digunakan dalam proses bioteknologi juga dikembangkan.
Misalnya dilakukan teknik immobilisasi yang sesuai pada enzim tersebut sehingga
memungkinkan penggunaannya kembali sebagai biokatalisator.
Bioteknologi moderen juga mengembangkan rekayasa biokimia, misalnya kemajuan
besar telah dibuat dalam rancang bangun bioreaktor, teknik pemantauan suatu proses dan
pengendalian proses fermentasi dengan bantuan komputer.
Rekayasa produk dan sistem juga dikembangkan dalam bioteknologi moderen.
Kemampuan menghasilkan sejumlah molekul biologi seperti antibodi dan enzim, bersamaan
dengan teknik immobilisasi protein dan sel, memberikan kemungkinan pengembangan yang
radikal. “Sensor” baru dapat digunakan untuk tujuan biodiagnosis dan biodetoksifikasi.
Sistem-sistem seperti ini masih dikombinasikan dengan alat-alat mikroelektris atau komputer
yang memungkinkan pemrograman pengendalian yang canggih dalam banyak industri
bioteknologi dan jasa (Lukas dan Isnawati, 1997 : 30-32).
Menjelang akhir abad ke-20 sebagian besar masyarakat dunia menanti bioteknologi
dengan penuh harapan untuk memecahkan berbagai masalah umat manusia di bumi. Namun
sebagian masyarakat memandang bahwa memasuki era bioteknologi sama saja memasuki
hutan belantara ketidakpastian tentang dampak yang akan terjadi kemudian
hari.Perkembangan bioteknologi sekarang ini akan menimbulkan dampak serius pada
demensi etika dan budaya. Rekayasa genetika menimbulkan masalah-masalah etika serius
yang berhubungan dengan pengubahan, manipulasi, penetapan paten dan pemilikan bentuk-
bentuk kehidupan. Berbagai perkembangan di bidang kesehatan juga akan membawa
implikasi mendalam pada nilai-nilai budaya. Infrastruktur teknologi dan desakan ekonomi
akibat bioteknologi membawa dampak besar pada struktur sosial ekonomi serta pada nilai-
nilai budaya, sementara masyarakat luas tidak mendapat informasi dan diasingkan dari
pengambilan keputusan tentang arah, batas-batas tujuan dan dampak bioteknologi.
Peran manusia seiring dengan kemajuan bioteknologi kiranya tak dapat disangkal
lagi. Sebagai pelaku, manusia dituntut mempunyai kerangka berfikir sistematis serta
mempunyai wawasan luas terhadap ilmunya, mampu melihat hakikat ilmu dalam konstelasi
pengetahuan yang lain, dapat mengkaitkan ilmu dengan moral, ilmu dengan agama, serta
harus yakin bahwa ilmu yang dipunyai membawa kebahagian kepada diri dan lingkungannya
(Suriasumantri, 1999).
Suatu peringatan bahwa dibidang tertentu sering dijumpai pandangan-pandangan
ilmuwan yang keliru, seorang ahli memandang rendah bidang ilmu lainnya. kondisi ini tentu
tidak dapat dibenarkan karena akan mengancam kemajuan ilmu. Dalam era bioteknologi
pandangan terhadap semua bidang ilmu adalah sederajad, karena sesungguhnya bioteknologi
adalah multidisiplin ilmu. Tidak ada bioteknologi yang bekerja sendiri. Bioteknologi
merupakan kumpulan dari berbagai bidang keahlian, yakni: biokimia, mikrobiologi, biologi
molekuler dan seluler, genetika, embriologi, immunologi, biologi reproduksi dan ahli
komputer. Semua orang yang menguasai bidang-bidang ilmu tersebut harus dapat bekerja
dalam satu tim. Dengan demikian, aktivitas bioteknologi dapat dilakukan untuk memberi
nilai tambah bagi industri yang telah memanfaatkan bioteknologi.
1. Bidang Pertanian
Rekayasa genetika dalam bidang pertanian terus dikembangkan. Rekayasa di bidang
pertanian terutama ditunjukkan untuk pembentukan tanaman yang dapat menambat Nitrogen
(N2) dari udara sehingga pemberian pupuk nitrogen tidak perlu. Selain itu pembentukan
tanaman yang tahan terhadap penyakit juga dikembangkan, misalnya tanaman tembakau yang
tahan terhadap infeksi virus mozaik.
Nitrogen ialah unsur yang sangat diperlukan oleh manusia, hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme. Nitrogen dalam tubuh organisme digunakan untuk membentuk senyawa
yang penting seperti protein, ADN dan ARN. Hewan dan manusia mendapatkan sumber N
dari makanannya. Tumbuhan mendapatkan unsur N dengan jalan mengekstraksi dari tanah.
Sumber N yang terdapat dalam tanah makin lama makin menipis, sehingga tidak mencukupi
kebutuhan tanaman. Oleh sebab itu pupuk nitrogen harus diberikan. Keinginan petani untuk
meningkatkan produksi setinggi mungkin dalam lahan yang terbatas, menyebabkan
penggunaan pupuk nitrogen yang sangat tinggi. Hal ini mendatangkan beberapa kerugian.
Industri pupuk nitrogen harus didirikan. Pendirian industri ini memakan biaya sangat besar.
Pembuatan pupuk nitrogen dalam jumlah besar akan mempercepat penipisan cadangan
minyak bumi. Seperti diketahui, bahwa minyak bumi merupakan bahan baku industri pupuk.
Sebab itu melalui rekayasa genetika dibentuk tanaman yang dapat menambat N2 dari udara.
Tanaman yang dapat menambat N2 dari udara sangat menguntungkan sekali. N2 yang
prosentasenya 80% di udara dapat dimanfaatkan. Penghematan minyak bumi dapat dilakukan
dan pencemaran air tanah oleh nitrat juga dapat dicegah, karena pemupukan dengan pupuk
nitrogen dalam jumlah yang besar dapat meningkatkan kadar nitrat di perairan. Tanaman
yang dapat memupuk dirinya sendiri dengan nitrogen akan menghemat biaya yang harus
dikeluarkan oleh petani.

Tiga kemungkinan yang dapat dilakukan untuk membantu tanaman budidaya agar dapat
memanfaatkan pabrik pupuk yang berupa mikroba sebagai berikut :
 Usaha memodifikasi mikroba, padi-padian atau keduanya sehingga dapat mengadakan
simbiosis dan masing-masing memperoleh keuntungan dari simbiosis ini.
 Memodifikasi jenis bakteri lain yang dapat hidup dengan subur pada jenis padi-padian
menjadi tipe yang dapat menambat nitrogen.
 Menerapkan teknik rekayasa genetika untuk mendapatkan jenis padi-padian yang
mampu menambat nitrogennya sendiri dari udara, dengan mentransfer gen yang diambil dari
mikroba penambat nitrogen.
Bakteri penambat nitrogen ada yang hidup bebas (Azotobacter) dan ada yang hidup
bersimbiosis (Rhizobium). Rhizobium bersimbiosis dengan kelompok tanaman tertentu, yaitu
kelompok Leguminosae. Rhizobium yang masuk ke dalam akar tanaman Leguminosae dan
menyebabkan terbentuknya bintil akar. Simbiosis ini ialah mutualisme karena bakteri
mendapatkan zat-zat yang dibutuhkakn dari inang dan inang mendapat unsur N dari bakteri.
Enzim utama dalam penambatan N2 oleh bakteri ialah Nitrogenase. Enzim ini menambat
N2 dari udara menggunakan tenaga dari fotosintesis tanaman dan selanjutnya enzim ini
mengubah N2 menjadi amoniak. Gen pengkode enzim penambat nitrogen disebut gen nif
(nitrogen-fixation). Jumlah gen nif dalam bakteri tidak hanya satu tetapi dapat lebih dari satu
lusin. Hal yang menguntungkan ialah gen-gen ini terletak berdekatan membentuk rantai,
sehingga dimungkinkan untuk mengisolasi potongan ADN yang mengandung gen-gen
tersebut. Potongan ADN tersebut dapat langsung disisipkan ke dalam ADN jenis tanaman
tertentu (misal padi-padian) sehingga padi-padian tersebut dapat menambat nitrogennya
sendiri.
Supaya gen nif tersebut terekspresi di dalam tanaman padi-padian, maka perangkat-
parangkat yang diperlukan untuk ekspresi gen harus diperhatikan. Misalnya, urutan ADN
pengendali harus sesuai dengan urutan ADN pengendali pada sel padi-padian, sehingga gen
nif yang merupakan sisipan tersebut dikenali oleh sel padi sebagai gennya sendiri (Lukas dan
Isnawati, 1997 : 46-48).

2. Bidang Peternakan dan Perikanan


Penggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan meliputi: 1)
teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi embrio,
fertilisasi in vitro, sexing sperma maupun embrio, cloning dan spliting. 2) rekayasa genetika,
seperti genome maps, masker asisted selection, transgenik, identifikasi genetik, konservasi
molekuler, 3) peningkatan efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen,
dan 4) bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner (Gordon, 1994 ; Niemann dan
Kues, 2000).

Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah a) transfer embrio


berupa teknik Multiple Ovulation and Embrio Transfer (MOET). Teknik ini telah
diaplikasikan secara luas di Eropa, Jepang, Amerika dan Australia dalam dua dasawarsa
terakhir untuk menghasilkan anak (embrio) yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi. b)
kloning telah dimulai sejak 1980an pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara fisik
(spliting) mampu menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda. c) produksi
embrio secara in vitro, teknologi In vitro Maturation (IVM), In Vitro Fertilisation (IVF), In
Vitro Culture (IVC), telah berkembang dengan pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi, babi
dan domba telah berhasil dilahirkan melalui fertilisasi in vitro (Hafes, 1993).
Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun 1987. Dengan teknik ini
seekor sapi betina mampu menghasilkan 20-30 ekor anak sapi (pedet) pertahun. Penelitian
terakhir membuktikan bahwa menciptakan jenis ternak unggul sudah bukan masalah lagi.
Dengan teknologi transgenik, yakni dengan jalan mengisolasi gen unggul, memanipulasi dan
kemudian memindahkan gen tersebut dari satu organisme ke organisme lain, maka ternak
unggul yang diinginkan dapat diperoleh. Babi transgenik, di Princeton Amerika Serikat kini
sudah berhasil memproduksi hemoglobin manusia sebanyak 10-15% dari total hemoglobin
manusia, bahkan laporan terakhir mencatat adanya peningkatan presentasi hemoglobin
manusia yang dapat dihasilkan oleh babi transgenik ini.
Dalam bidang perikanan, kebutuhan adanya penerapan teknologi sangat dinantikan,
mengingat adanya penangkapan ikan yang melebihi potensi lestari (over fishing), banyaknya
terumbu karang yang rusak dan dengan adanya peningkatan konsumsi ikan. Menteri Kelautan
dan Perikanan, Sarwono mengakui adanya kebutuhan penerapan teknologi, tetapi ia juga
mengakui adanya ketakutan pada dampak penerapan teknologi tinggi.
Penelitian bioteknologi dalam bidang perikanan, di utamakan pada tiga kelompok,
yaitu: akuakultur, pemanfaatan produksi alam dan prosesing bahan makanan yang bernilai
ekonomi tinggi. Pengembangan bioteknologi di bidang akuakultur meliputi seleksi, hibridasi,
rekayasa kromosom dan pendekatan biologi molekuler seperti transgenik sangat dibutuhkan
untuk menyediakan benih dan induk ikan.
Pada akuakultur, program peningkatan sistem kekebalan ikan telah dilakukan dengan
menggunakan vaksin, imunostimulan, probiotik dan bioremediasi. Vaksin dapat memacu
produksi antibiotik spesifik dan hanya efektif untuk mencegah satu patogen tertentu.
Imunostimulan merupakan teknik meningkatkan kekebalan yang non spesifik, misalnya
lipopolysaccharide dan B-glucan yang telah diterapkan untuk ikan dan udang di Indonesia.
Probiotik diaplikasikan pada pakan atau dalam lingkungan perairan budidaya sebagai
penyeimbang mikroba dalam pencernaan dan lingkungan perairan.
Pada tahun 1980 penelitian transgenik pada ikan telah dimulai dengan mengintroduksi
gen tertentu kepada organisme hidup lainnya serta mengamati fungsinya secara in vitro.
Dalam teknik ini, gen asing hasil isolasi diinjeksi secara makro ke dalam telur untuk
memproduksi galur ikan yang mengandung gen asing tersebut. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan ikan transgenik, yaitu: 1) isolasi gen (clone DNA) yang akan
diinjeksi pada telur, 2) identifikasi gen pada anak ikan yang telah mendapatkan injeksi gen
asing tadi, dan 3) keragaman dari turunan ikan yang diinjeksi gen asing tersebut.

3. Bidang Kesehatan
Bioteknologi di bidang kesehatan dewasa ini difokuskan untuk penemuan obat-obatan
dalam hal-hal seperti tersebut di bawah ini :
 Memerangi penyakit jantung dan saluran darah, kanker dan kencing manis.
 Mendapatkan antibiotika yang lebih baik dan lebih murah untuk melawan penyebaran
mikroorganisme menular yang telah menjadi resisten terhadap antibiotika konvensional.
 Menemukan vaksin untuk melawan virus (hepatitis, influenza, rabies) dan penyakit
malaria serta penyakit tidur.
 Dapat melakukan uji diagnosis yang cepat dan tepat untuk membantu dokter dalam
menentukan diagnosis berbagai penyakit.
 Penyempurnaan metode pencangkokan organ yang sesuai agar tidak terjadi proses
penolakan.
 Penyempurnaan teknik perbaikan kimia tubuh untuk menyembuhkan penyakit
keturunan, misalnya hemofili.

Sebelum rekayasa genetika dikembangkan untuk memerangi diabetes dilakukan


ekstraksi insulin dari pankreas babi atau lembu. Hal ini akan memakan banyak sekali biaya
dan insulin yang dihasilkan dapat mengakibatkan hipersensitivitas maupun resistensi. Setelah
teknik rekayasa genetika dikembangkan, maka sekarang telah dapat dibuat insulin manusia
oleh bakteri. Ini dilakukan dengan jalan menyematkan gen pengkode pembentukan insulin
manusia pada bakteri.
Untuk membuat insulin, mula-mula membuat rancangan urutan ADN yang mengode
asam amino insulin yang telah diketahui. Kemudian diikuti dengan sintesis kimiawi gen
rantai A dan gen rantai B insulin, tetapi pembuatannya dilakukan secara terpisah. Masing-
masing mengandung kodon metionin pada ujung 5’ (yang tentunya menjadi ujung amino
protein yang ditranslasikan) dan menghentikan urutan pada ujung 3’. Masing-masing gen
disisipkan ke dalam gen β-galaktosidase plasmid. Kemudian dimasukkan ke dalam E. coli. E.
coli dibiakkan dalam medium yang mengandung galaktosa sebagai sumber C dan sumber
energi dan bukan glukosa. Sebab itu bakteri akan mensintesis β-galaktosidase. Bersamaan
dengan ini disintesis pula rantai A dan rantai B insulin, yang dilekatkan oleh sisa metionin.
Setelah pelarutan bakteri, maka perlakuan dengan sianogen bromida akan memecah protein
pada metionin. Dengan demikian rantai insulin akan terpisah dari β-galaktosidase. Rantai-
rantai dimurnikan dan digabungkan, maka terjadilah insulin asli manusia.
Saat ini sedang dikembangkan pendekatan sintetik lain, gen untuk molekul pemula
insulin atau proinsulin disintesis dan disisipkan ke dalam E. coli. Proinsulin yang dihasilkan
dimurnikan. Proinsulin dicerna dengan enzim tripsin dan karboksipeptidase, maka terjadilah
insulin manusia (Lukas dan Isnawati, 1997 : 48-49).
4. Bidang Pangan
Mikroorganisme sangat besar peranannya dalam bidang pangan. Mikroorganisme
dapat mengubah suatu bahan pangan menjadi bahan pangan lain dengan nilai gizi lebih
tinggi, rasa lebih enak, lebih mudah dicerna dan dengan penampilan lebih menarik. Selain
pengubahan bahan makanan mikroorgaisme itu sendiri dapat digunakan sebagai sumber
makanan oleh manusia maupun hewan.
Dibalik manfaatnya yang besar, mikroorganisme juga dapat menjadi penyebab utama
kerusakan makanan kita. Mikroorganisme ialah penyebab makanan menjadi busuk dan
beracun. Pada bab ini hanya dibahas peran positif mikroorganisme dalam bidang pangan
khususnya yang berkaitan dengan bioteknologi pangan.
Hasil pangan yang diproduksi oleh mikroorganisme sangat luas kisarannya, dari
pangan hasil fermentasi secara tradisional yang telah ada sejak zaman dahulu sampai pada
produk-produk mutakhir. Pangan hasil fermentasi yang telah ada sejak zaman dahulu ialah
roti, keju, yoghurt, anggur, bir, tempe, oncom, kecap dan lain-lain. Produk-produk mutakhir,
antara lain mikroprotein dan protein sel tunggal. Peran yang dimainkan oleh mikroorganisme
dalam produksi bahan pangan meliputi penggunaan enzim mikroba atau metabolit yang lain,
berbagai proses fermentasi pangan dan pembiakan mikroorganisme tertentu dalam skala
besar sebagai bahan pangan (Lukas dan Isnawati, 1997 : 60).
Penggunaan bioteknologi, sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya kadang-kadang
bersifat embigu, yakni disatu sisi dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
manusia, tetapi disisi lain dapat dimanipulasi untuk tujuan destruktif. Teknik rekayasa
genetik misalnya, menjanjikan kepada kita antara lain dapat menghilangkan berbagai jenis
penyakit keturunan melalui “penggantian” gen. Pada kondisi yang sama pembelokan tehnik
ini bisa saja terjadi akibat munculnya godaan, sehingga manusia melalui percobaannya dapat
menciptakan manusia super atau bahkan menciptakan monster maupun penjahat demi
mencapai tujuannya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dampak bioteknologi terhadap kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Hewan–hewan yang telah mengalami modifikasi secara genetik
belum tentu langsung dapat dikonsumsi oleh manusia karena efek samping resiko genetik
atau adanya residu antibiotik pada daging yang akan termakan oleh manusia akibat
pengobatan jangka panjang, demikian pendapat sebagian orang. Namun, sebagian lainnya
mengatakan bahwa dengan bioteknologi, produk makanan menjadi lebih sehat, contohnya
daging dapat diproduksi kandungan lemak dan kolesterol yang rendah atau jenis susu yang
lebih mudah dicerna.
Dampak ilmu pengetahuan terhadap cara berpikir manusia dewasa ini sungguh
dahsyat. Rasionalitas ilmu pengetahuan itu tidak hanya mengubah cara pandang tradisional
kita, tetapi juga teologi yang terlalu theosentris. Ilmu pengetahuan secara umum membantu
manusia untuk memecahkan masalahnya, sehingga falsafah Tuhan Allahnya deisme
(pandangan yang menegaskan bahwa hanya Tuhan yang dapat memecahkan problem
manusia) berangsur-angsur hilang.
Selanjutnya dikatakan bahwa manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi akan
memperbesar kekuasaan kita atas alam dan masyarakat dan atas diri kita sendiri, sehingga
akan muncul lagi bahaya dari teknologi yaitu semakin meningkatnya ilmu pengetahuan,
teknologi dan bioteknologi justru akan melayani nafsu terhadap kekuasaan atau keinginan
irrasional untuk mendominasi.
Untuk mengurangi bahaya yang mungkin timbul akibat teknologi maupun
bioteknologi maka manusia sebagai makhluk Tuhan, mengingat dan menerapkan apa yang
ditulis Nasution (1999) yaitu setiap kali seorang ilmuwan akan mengadakan penelitian ia
harus sadar akan kedudukannya sebagai manusia di bumi ini.
Adapun dampak positif dan negatif dari bioteknologi adalah sebagai berikut :
a. Dampak Negatif Bioteknologi
Bioteknologi seperti juga yang lain, mengandung resiko akan dampak negatif.
Timbulnya dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh
potensi terjadinya aliran gen ketanaman sekerabat atau kerabat dekat. Di bidang kesehatan
manusia terdapat kemungkinan produk gen asing, seperti gen cry dari Bacillus
thuringiensis maupun Bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh
manusia, perlu dicermati pula bahwa insersi (penyisipan) gen asing ke genom inang dapat
menimbulkan interaksi antar gen asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang
menggunakan bioteknologi.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan
internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut
dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi
yang maju. Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut disebabkan karena bioteknologi
moderen sangat mahal sehingga sulit dikembangkan oleh negara berkembang. Ketidakadilan
misalnya, sangat terasa dalam produk pertanian transgenik yang sangat merugikan bagi
agraris berkembang. Hak paten yang dimiliki produsen organisme transgenik juga semakin
menambah dominasi negara maju.
Selain itu dengan adanya rekayasa genetika yang dapat menghasilkan makhluk hidup
baru, masyarakat beranggapan bahwa manusia telah melawan kodrat sehingga masyarakat
banyak yang belum dapat menerima. Dengan adanya makhluk hidup hasil transgenik muncul
kekhawatiran masyarakat terhadap keseimbangan lingkungan, sehingga berpendapat bahwa
muncul dampak negatif terhadap lingkungan. Kasus bayi tabung belum ada perangkat hukum
yang mengatur. Apalagi seandainya muncul pengkloningan manusia.
b. Dampak Positif Bioteknologi
Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk keperluan
rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri bioteknologi. Baik donor
maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur, lumut, tumbuhan,
hewan juga manusia. Pemilihan donor/resipien gen bergantung pada jenis produk yang
dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan menjadi komoditis
bisnis. Oleh karena itu, kegiatan bioteknologi dengan menggunakan rekayasa genetik menjadi
tidak terbatas dan membutuhkan suatu kajian sains baru yang mendasar dan sistematik yang
berhubungan dengan kepentingan dan kebutuhan manusia. Kegiatan tersebut disebut sebagai
bioprespecting. Perdebatan tentang positif untuk mengatasi dampak negatif yang dapat
ditimbulkan bioteknologi, antara lain pada tahun 1992 telah disepakati konvensi
keanekaragaman hayati, (Convetion on Biological Diversity) yang mengikat secara hukum
bagi negara-negara yang ikut mendatanginnya. Sebagai tindak lanjut penandatanganan
konvensi tersebut, Indonesia telah meratifikasi Undang-Undang No. 5 Tahun 1994. Perlu
anda ketahui, negara Amerika Serikat tidak ikut menandatangani konvensi tersebut. Di
sepakati pula Cartegena Protocol on Biosafety (Protokol Cartegena tentang pengamanan
hayati). Protokol tersebut menyinggung tentang prosedur transpor produk bioteknologi antara
negara untuk mencegah bahaya yang timbul akibat dampak negatif terhadap keanekaragaman
hayati. Ekosistem dan kesehatan manusia.
Pengertian klon bioteknologi moderen adalah pengadaan sel jasad renik, sel
(jaringan), molekul bibit tanaman melalui stek yang banyak dilakukan pada tanaman perenial,
antara lain kopi, teh, karet, dan mangga. Perbanyakan bibit dengan teknik kultur jaringan,
kultur organ dan embriogenesis somatik dapat pula diterapkan pada jaringan hewan dan
manusia. Tidak seperti pada tumbuhan, kultur pada hewan dan manusia tidak dapat
dikembangkan menjadi individu baru.
Sekarang ini, ilmu biologi telah menjelma sebagai ilmu sentral yang menjadi
penghubung dari semua ilmu alam dan merupakan persimpangan tersibuk yang
mempertemukan ilmu alam, humaniora dan ilmu sosial. Ini karena pesatnya perkembangan
ilmu Biologi. Perkembangan ilmu biologi ini jika dimanfaatkan dengan baik dan untuk tujuan
kesejahteraan manusia, akan mendatangkan dampak positif yang begitu besar.
Berikut ini beberapa dampak positif perkembangan ilmu biologi :
1. Membantu dalam menemukan dan mengembangkan bahan kebutuhan pokok manusia, seperti
bahan makanan, pakaian, peralatan dan perumahan serta energi
2. Menemukan berbagai penyebab dan pengobatan berbagai macam penyakit, baik pada manusia
hewan, maupun tumbuhan
3. Penemuan bibit unggul, baik hewan ternak maupun tanaman pertanian yang membantu
menyelesaikan masalah pangan.
4. Menyingkap rahasia proses-proses kehidupan, pewarisan sifat, dan gen sehingga dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.
5. Mengkaji dan melestarikan seluk beluk lingkungan lebih dalam dengan tujuan untuk
kelestarian kehidupan.
6. Pengolahan limbah rumah tangga dan industri yang lebih ramah lingkungan dengan
menggunakan organisme pengolah limbah yang telah ditemukan.
Tetapi, tidak sedikit pula orang yang menyalahgunakan perkembangan ilmu biologi ini
sehingga menimbulkan dampak negatif. Berikut ini beberapa dampak negatif perkembangan
ilmu biologi:
1. Digunakan untuk senjata biologis. Bakteri dan virus yang mematikan dapat digunakan
sebagai senjata biologis untuk memusnahkan manusia.
2. Memunculkan organisme strain jahat. Dengan adanya rekayasa genetika, sifat – sifat
makhluk hidup dapat diubah dengan mudah, termasuk menyisipkan gen jahat yang dapat
digunakan untuk membunuh atau meneror manusia.
3. Mengganggu keseimbangan lingkungan. Organisme baru hasil rekayasa manusia
dikhawatirkan akan dapat memenangkan kompetisi dan menyingkirkan organisme yang telah
ada di alam sehingga dapat menimbulkan ketidakseimbangan alam.
4. Pelanggaran hukum dan nilai – nilai masyarakat. Misalnya ada seorang ibu yang hamil
dengan teknik bayi tabung yang spermanya berasal dari bank sperma (tidak dari suaminya).
Hal ini tentu akan nengaburkan status anak dan menimbulkan permasalahan di lain waktu.
Secara umum bioteknologi dikembangkan untuk kesejahteraan umat manusia.
Meningkatnya populasi manusia dan menipisnya Sumber Daya Alam yang ada membuat
manusia mau tidak mau harus menciptakan sesuatu yang baru yang dapat dengan cepat
diperoleh dengan meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul. Pemanfaatan
Bioteknologi bagi kehidupan manusia dintaranya digunakan dalam bidang:

1. Pertanian
2. Kesehatan
3. Lingkungan

BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL

Di bidang pertanian, bioteknologi diantaranya berperan dalam:

1. Pembentukan tumbuhan tahan hama


2. Pembuatan tumbuhan yang mampu menambat nitrogen
3. Mengendalikan serangga perusak tanaman budidaya
4. Pembiakan tanaman unggul tahan hama
5. Mengatasi produksi bibit yang sama dalam jangka waktu singkat
6. Mengatasi terbatasnya lahan pertanian

MANFAAT BIOTEKNOLOGI DI BIDANG KESEHATAN

JAMUR Penicillium notatum


HORMON INSULIN
Dalam bidang kesehatan, baik bioteknologi konvensional maupun bioteknologi
modern memiliki peranan yang sangat besar. Melalui bioteknologi, berbagai produk obat-
obatan, vaksin, antibodi dan hormon ditemukan, misalnya penicilin dan hormon insulin.
Beberapa penyakit menurun atau kelainan genetik dapat disembuhkan dengan cara
menyisipkan gen yang kurang pada penderita, cara ini dikenal dengan istilah terapi gen.
MANFAAT BIOTEKNOLOGI DI BIDANG LINGKUNGAN

Pencemaran lingkungan merupakan salah satu isu global yang marak dibicarakan
saat ini. Tingginya tingkat pencemaran akan berdampak serius terhadap kelangsungan
hidup umat manusia.

Di bidang lingkungan, bioteknologi diantaranya berperan dalam:

1. Menghasilkan energi berupa bahan bakar yang ramah lingkungan, misalnya etanol dan
biogas (gas metana)
2. Pengolahan berbagai macam limbah, misalnya limbah industri, limbah plastik dan
pencemaran air yang disebabkan oleh minyak melalui bioremediasi

Kajian ilmiah ISIS (GM Food Nightmare Unfolding in the Regulatory Sham) juga
menyampaikan tentang bagaimana pengambil kebijakan dan lembaga penasihat seperti
European Food Safety Authority telah mengabaikan prinsip kehati-hatian (precautionary
principle), menyalahgunakan ilmu, tidak mematuhi hukum, dan membantu mempromosikan
teknologi rekayasa genetik dengan fakta yang berlawanan dengan keamanan pangan dan
pakan rekayasa genetik.

Setelah 30 tahun Organisme Hasil Rekayasa Genetik (OHRG) atau Genetically Modified
Organism (GMO), lebih dari cukup kerusakan yang ditimbulkannya terdokumentasikan
dalam laporan ISP. Di antaranya:

1. Tidak ada perluasan lahan, sebaliknya lahan kedelai rekayasa genetik menurun sampai 20
persen dibandingkan dengan kedelai non-rekayasa genetik. Bahkan kapas Bt di India gagal
sampai 100 persen.
2. Tidak ada pengurangan pengunaan pestisida, sebaliknya penggunaan pestisida tanaman
rekayasa genetik meningkat 50 juta pound dari 1996 sampai 2003 di Amerika Serikat.
3. Tanaman rekayasa genetik merusak hidupan liar, sebagaimana hasil evaluasi pertanian
Kerajaan Inggris.
4. Bt tahan pestisida dan roundup tahan herbisida yang merupakan dua tanaman rekayasa
genetik terbesar praktis tidak bermanfaat.
5. Area hutan yang luas hilang menjadi kedelai rekayasa genetik di Amerika Latin, sekitar 15
hektar di Argentina sendiri, mungkin memperburuk kondisi karena adanya permintaan untuk
biofuel. Meluasnya kasus bunuh diri di daerah India, meliputi 100.000 petani antara 1993-
2003 dan selanjutnya 16.000 petani telah meninggal dalam waktu setahun.
6. Pangan dan pakan rekayasa genetik berkaitan dengan adanya kematian dan penyakit di
lapangan dan di dalam tes laboratorium.
7. Herbisida roundup mematikan katak, meracuni plasenta manusia dan sel embrio. Roundup
digunakan lebih dari 80 persen semua tanaman rekayasa genetik yang ditanam di seluruh
dunia.
8. Kontaminasi transgen tidak dapat dihindarkan. Ilmuwan menemukan penyerbukan
tanaman rekayasa genetik pada non-rekayasa genetik sejauh 21 kilometer.

RESIKO KESEHATAN

Dr. Irina Ermakova menunjukkan bagaimana kedelai rekayasa genetik menyebabkan tikus
betina melahirkan bayi kerdil dan tidak normal dengan lebih dari setengahnya meninggal
dalam tiga minggu. Ratusan penduduk dan pemetik kapas di India mengalami alergi. Ribuan
domba mati setelah merumput di lahan yang mengandung residu kapas Bt, begitu pun
kambing dan sapi dilaporkan tahun ini. Protein buncis berbahaya pindah ke kacang polong,
ketika diuji coba pada tikus menyebabkan radang paru-paru hebat dan secara umum
menimbulkan sensitif makanan.

Sejumlah penduduk di selatan Philipina jatuh sakit ketika lahan jagung sekitarnya berbunga
pada tahun 2003, lima meninggal dan sebagian masih sakit hingga sekarang. Sejumlah sapi
mati setelah makan jagung rekayasa genetik di Hesse, Jerman dan beberapa lainnya dibunuh
karena penyakit misterius. Arpad Pusztai dan rekannya menemukan tomat rekayasa genetik
dengan snowdrop lectin merusak setiap sistem organ tikus muda. Jagung rekayasa genetik
Mon 863 yang dinyatakan aman seperti jagung non-rekayasa genetik oleh perusahaan dan
diterima oleh EFSA, tetapi ketika dianalisa oleh ilmuwan indipenden CriiGen, mereka
menemukan tanda keracunan pada liver dan ginjal.

Fakta mendorong kita untuk mempertimbangkan bahwa risiko GMO mungkin melekat pada
teknologinya, ilmuwan ISIS mengingatkan untuk sepuluh tahun ke depan.

RESIKO POTENSIAL
1. Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau
imunogenik untuk manusia dan hewan.
2. Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya
kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak stabilnya
DNA rekayasa genetik.
3. Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh
rekayasa genetik.
4. Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen horizontal, membuat tidak
menghilangkan infeksi.
5. Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab penyakit.
6. DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai promoter
sintetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel
kanker).
7. Tanaman rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida dan meningkatkan
residu herbisida sehingga meracuni manusia dan binatang seperti pada tanaman.

DAMPAK PENERAPAN DAN PENANGGULANGAN

UJI COBA OBAT MATA PADA KERA

DEMONSTRASI PENYAYANG BINATANG


Pada awalnya bioteknologi diharapkan dapat membantu memecahkan berbagai persoalan
yang dihadapi oleh umat manusia, seperti kekurangan pangan, penyakit, hambatan-hambatan
dalam melakukan aktivitas manusia seperti pertambangan dan lain sebagainya. Banyak
masalah-masalah umat manusia dapat diatasi melalui bioteknologi, namun perlu disadari
bahwa dampaknya juga tidak sedikit. Dampak penerapan bioteknologi terdapat pada berbagai
aspek kehidupan, yaitu di bidang:

1. Sosial Ekonomi
2. Etika/Moral
3. Kesehatan
4. Lingkungan Hidup

DAMPAK PENERAPAN BIOTEKNOLOGI BIDANG SOSIAL EKONOMI

Dampak sosial ekonomi yang terjadi antara lain:

1. Hak paten hasil rekayasa, swastanisasi dan konsentrasi bioteknologi pada


kelompok tertentu membuat petani tradisional tidak dapat mengadakan bibit sendiri
dan para peneliti harus mendapatkan ijin terlebih dahulu sebelum melakukan
penelitian menggunakan bibit-bibit hasil rekayasa tersebut.
2. Merugikan petani kecil dan menimbulkan kesenjangan ekonomi karena
produk bioteknologi yang pada umumnya dimiliki oleh pemilik modal dapat
meningkatkan produksi hingga 50 %.
3. Produk bioteknologi hasil modifikasi genetika suatu organisme dapat
menyingkirkan plasma nutfah, yaitu suatu jenis makhluk hidup yang masih memiliki
sifat asli.

DAMPAK PENERAPAN BIOTEKNOLOGI BIDANG ETIKA / MORAL

Ananda Chakrabarty, orang pertama yang memiliki hak paten atas organisme
transgenik
Contoh penerapan bioteknologi yang bertentangan dengan etika dan moral diantaranya
adalah:

1. Menyisipkan gen makhluk hidup kepada makhluk hidup lain yang tidak
berkerabat dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum alam dan sulit diterima
masyarakat
2. Penyisipan gen babi ke dalam buah semangka dapat membawa konsekuensi
bagi penganut agama tertentu.
3. Pemberian hak paten atas organisme transgenik bertentangan dengan banyak
nilai-nilai budaya yang menghargai nilai intrinsik makhluk hidup karena pemberian
hak paten pada organisme hasil rekayasa menyebabkan pemberian hak pribadi atas
organisme yang bisa disalahgunakan.
4. Kloning manusia saat ini masih dipertentangkan dan dianggap merusak nilai
etika dan moral karena merusak embrio/janin manusia untuk alasan apapun dianggap
tidak manusiawi

DAMPAK PENERAPAN BIOTEKNOLOGI BIDANG KESEHATAN

VIRUS KORONA
Produk rekayasa bidang kesehatan telah menimbulkan masalah yang serius. Contohnya
adalah:

1. Penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal di


Inggris.
2. Tomat Flavr Savr hasil rekayasa diketahui mengandung gen yang resisten
terhadap antibiotik.
3. Susu sapi yang disuntik hormon BGH (bovine growth hormone) atau hormon
pertumbuhan sapi, disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya potensi
berbahaya bagi kesehatan manusia..
4. Jagung yang direkayasa sebagai pakan unggas menjadikan unggas tersebut
mengandung genetic modified organism (GMO) yang dikhawatirkan membahayakan
manusia.
5. Ada dugaan bahwa SARS yang menghebohkan dunia, diduga disebabkan oleh
rekayasa genetika virus Corona.

DAMPAK PENERAPAN BIOTEKNOLOGI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP


KUCING YANG MENGALAMI MUTASI
Penerapan bioteknologi di bidang lingkungan hidup dapat mengakibatkan:

1. Pencemaran biologi, karena apabila makhluk hidup transgenik lepas ke alam


bebas dan kawin dengan makhluk normal dapat menghasilkan keturunan yang mutan.
2. Penyalahgunaan hak pribadi, karena dengan rekayasa genetika perubahan
genotip tidak dirancang secara alami sesuai dengan kebutuhan, melainkan menurut
kebutuhan pelaku bioteknologi itu sendiri. Hal ini dapat menimbulkan peluang bahaya
bagi kelestarian lingkungan hidup.

PENANGGULANGAN DAMPAK NEGATIF PENERAPAN BIOTEKNOLOGI

Ilmuwan sedang bekerja di laboratorium menggunakan mikroskop elektron


Berbagai upaya dilakukan untuk menanggulangi dampak negatif penggunaan bioteknologi,
misalnya perizinan dan pengawasan yang sangat ketat dari pihak terkait kepada para peneliti
yang ingin melakukan penelitian-penelitian.

Namun segala sesuatu akan kembali kepada individu masing-masing. Nilai-nilai


kemanusiaan, etika, moral, religius dan kesadaran yang tinggi untuk menjaga dan mencintai
lingkungan hidup yang nyaman dan asri merupakan kunci utama dari penanggulangan
dampak negatif penerapan bioteknologi. Penggunaan hak dan kewajiban secara arif dan
bijaksana sangatlah diperlukan untuk meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul.

Anda mungkin juga menyukai