Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Meningkatnya kegiatan pelayanan kesehatan akan meningkatkan penggunaan alat
kesehatan pada Sarana Pelayanan Kesehatan. Dalam UU 36 tentang kesehatan dan UU 44
tentang rumah sakit bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang kemudian
diperlukan kegiatan untuk meningkatkan mutu dari fasilitas kesehatan yang menunjangnya
sehingga profesi yang melakukan hal ini termasuk investasi terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi pembangunan nasional.

Penggunaan alat kesehatan disamping memberikan manfaat dapat pula menimbulkan


dampak negatif yang merugikan. Untuk memberikan perlindungan yang menyeluruh
terhadap masyarakat dan untuk menjamin kebenaran kelayakan penggunaan alat kesehatan
perlu dilakukan pengujian dan kalibrasi.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998 tanggal 8 April 1998


tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan, mewajibkan setiap alat kesehatan yang
dipergunakan di Sarana Pelayanan kesehatan dilakukan pengujian dan kalibrasi secara
berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun. Setiap rumah sakit pasti selalu ada
Pasien Monitor, karena Pasien Monitor ini membaca keadaan dari seorang pasien sehingga
dapat diamati oleh dokter maupun perawat. Pada Pasien Monitor terdapat beberapa
parameter seperti tekanan darah, kandungan oksigen dalam darah, detak jantung permenit,
dan lain lain. Setiap alat pasti ada batas pemakaian dan pasti akan mempengaruhi
keakurasian dan presisi dari alat tersebut, dalam hal ini Pasien Monitor juga termasuk
didalamnya. Sehingga kita memerlukan alat kalibrasi Pasien Monitor atau disebut dengan
SpO2 stimulator.

SpO2 stimulator merupakan suatu cara penggunaan memanipulasi cahaya led merah
dan led inframerah guna mengukur keakurasian dan kepresisian dari receiver pada finger
sensor Pasien Monitor. Dimana sinar led merah untuk mengatur pembacaan detak jantung
permenit dan gelombang led inframerah untuk mengatur pembacaan kadar oksigen pada
darah yang akan ditampilkan oleh alat Pasien Monitor.

1.2 Rumusan Masalah


Dari penjelasan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah yaitu
bagaimana cara menganalisa hasil kalibrasi alat Pasien Monitor dan mengetahui kelayakan
alat Pasien Monitor.

1.3 Batasan Masalah


Agar tidak terjadi pelebaran masalah, maka dalam pembahasan ini penulis membatasi
permasalahannya pada :
1. Penulis hanya membahas mengenai fungsi dari alat Pasien Monitor.
2. Metode kalibrasi menggunakan metode yang diadopsi dari BPFK Jakarta.

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang akan dicapai oleh penulis dari melakukan kalibrasi alat Pasien
Monitor adalah dapat mengetahui hasil kalibrasi dan mengetahui kelayakan alat Pasien
Monitor tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Tempat dilakukan kalibrasi di PT. Calibramed dan pembuatan laporan dilakukan di
ATEM Semarang. Alat yang di kalibrasi yaitu Pasien Monitor dengan Merk EDAN iM60
(Eko Arif Setiawan).
Kalibrasi menurut Kemenkes adalah membandingkan hasil pengukuran suatu alat
dengan standar yang sesuai untuk menentukan besarnya koreksi pengukuran alat serta
ketidakpastian. Padahal dalam peraturan Kemenkes No. 54/Menkes/per/IV/2015 ayat 1
tentang peraturan untuk mewajibkan kalibrasi alat kesehatan sekurang-kurangnya setahun
sekali.

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Pasien Monitor

Pasien Monitor adalah Sebuah alat berbentuk monitor untuk lepentingan medis atau
monitor fisiologis atau tampilan, adalah perangkat medis elektronik yang digunakan dalam
pemantauan medis yang menampilkan data dipantau, dan mungkin atau mungkin tidak
memiliki kemampuan untuk mengirimkan data pada jaringan pemantauan. Data fisiologis
ditampilkan terus menerus pada layar CRT atau LCD sebagai saluran data sepanjang
sumbu waktu, Mereka bisa disertai dengan readouts numerik parameter dihitung pada data
asli, seperti nilai maksimum, minimum dan rata-rata, denyut nadi dan frekuensi
pernapasan, dan sebagainya.

1. Analog
Lama pasien monitor analog didasarkan pada osiloskop, dan memiliki satu saluran saja,
biasanya disediakan untuk pemantauan elektrokardiografi (EKG). Jadi, monitor medis
cenderung sangat khusus. Satu monitor akan melacak tekanan darah pasien, sementara
yang lain akan mengukur oksimetri nadi, EKG lain. Kemudian model analog memiliki
saluran kedua atau ketiga ditampilkan dalam layar yang sama, biasanya untuk memantau
pergerakan respirasi dan tekanan darah. Mesin-mesin ini banyak digunakan dan
menyelamatkan banyak nyawa, tetapi mereka memiliki beberapa pembatasan, termasuk
kepekaan terhadap gangguan listrik, fluktuasi tingkat dasar, dan tidak adanya readouts
numerik dan alarm. Selain itu, meskipun telemetri pemantauan nirkabel secara prinsip
mungkin (teknologi ini dikembangkan oleh NASA pada akhir 1950-an untuk spaceflight
berawak) itu mahal dan rumit.

2. Digital
Monitor medis berkembang dengan perkembangan teknologi digital sinyal processing
(DSP), yang memiliki keuntungan dari miniaturisasi, portabilitas, dan multi-parameter
monitoring yang dapat melacak banyak tanda-tanda penting yang berbeda sekaligus. Ini
biasanya termasuk oksimetri nadi (pengukuran persentase jenuh oksigen dalam darah,
disebut sebagai SpO2, dan diukur dengan manset jari inframerah), EKG (elektrokardiograf
dari gelombang QRS jantung dengan atau tanpa alat pacu jantung yang menyertainya
eksternal) , tekanan darah (baik invasif melalui perakitan tekanan transduser dimasukkan
darah, atau noninvasively dengan manset tekanan darah tiup), dan suhu tubuh melalui pad
perekat berisi transduser termoelektrik. Dalam beberapa situasi, parameter lainnya dapat
diukur dan ditampilkan, seperti curah jantung (melalui kateter Swan-Ganz invasif),
kapnografi (pengukuran CO2, disebut sebagai EtCO2 atau end-pasang konsentrasi karbon

A. Parameter Pasien Manusia


dioksida), pernapasan (melalui transduser toraks ikat pinggang, saluran EKG atau melalui
EtCO2, ketika dipanggil AWRR atau tingkat saluran udara pernafasan), dll.
3. Parameter Pasien Manusia
Pasien Monitor adalah suatu alat yang difungsikan untuk memonitor kondisi fisiologis
pasien. Dimana proses monitoring tersebut dilakukan secara real time, sehingga dapat
diketahui kondisi fisiologis pasien pada saat itu juga. Didalam istilah Pasien Monitor kita
mengetahui beberapa parameter yang diperiksa, parameter itu antara lain adalah :
1. EKG adalah pemeriksaan aktifitas kelistrikan jantung, dalam pemeriksaan EKG ini
juga termasuk pemeriksaan “Heart Rate” atau detak jantung pasien dalam 1 menit.
2. Respirasi adalah pemerikaan irama nafas pasien dalam 1 menit.
3. Saturasi darah/SpO2, adalah kada oksigen yang ada dalam darah.
4. Tensi/NIBP pemeriksaan tekanan darah.
5. Temperatur, suhu tubuh pasien yang diperiksa.

Gambar 2.1 Pasien Monitor


(Sumber: Dokumen Pribadi)
2.2.2 Spesifikasi Alat
Merk : Mindray
Model : iPM-9800
No. Seri : DM-2A014960
Voltage : 100-240 Volt
Frekuensi : 50/60 Hz
Arus : 1.3-0.5 A
2.2.3 Blok Diagram Pasien Monitor

Gambar 2.2 Blok Diagram Pasien Monitor


(Sumber: https://www.mindraynorthamerica.com/cmsAdmin/uploads/h-046-000185-00-dpm-
6-6-0.pdf)

2.2.4 Kalibrasi
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology
(VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh
bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang
diukur dalam kondisi tertentu.
Arti pentingnya kalibrasi alat ukur selain digunakan untuk memenuhi salah satu
persyaratan sistem manajen mutu ISO 9001 : 2008 sistem manajen lingkungan ISO 14001
: 2005, ataupun OHSAS 18001 : 207 tetapi juga mempunyai manfaat lainnya antara lain:
1. Jaminan mutu terhadap produk yang dihasilkan melalui sistem pengukuran yang
valid.
2. Menghindari cacat/penyimpangan hasil ukur.
3. Menjamin kondisi alat ukur tetapi terjaga sesuai spesifikasinya.
2.2.5
2.2.6 Electrical Safety Analyzer

Gambar 2.3 Electrical Safety Analyzer


(Sumber: https://www.google.co.id/search?q=electrical+safety+analyzer)
Electrical Safety Analyzer atau keselamatan listrik merupakan point yang sangat
penting pada pengecekan uji mutu setiap peralatan. Karena kebocoran arus yang
disebabkan oleh peralatan medis dapat menimbulkan luka (bahaya) bahkan kematian maka
dari itu digunakan sebuah alat untuk mengkalibrasi kelistrikan pada alat kesehatan yaitu
electrical safety analyzer (ESA). Parameter yang diukur sebagai berikut :
1. Main Voltage, merupakan tegangan catudaya dari PLN.
2. Protective Earth Resistace, resistansi pembumian proteksi.
3. Indulation Resistace, isolasi resistansi dari kabel tembaga dan selungkup kabel
dengan pengukuran ketahanan tertentu.
4. Earth Leakage Current Normal Polarity, arus bocor pembumian polaritas normal.
5. Earth Leakage Normal Polarity No Earth, arus bocor pembumian polaritas normal.
6. Enclosure Leakage Current Normal Polarity, arus bocor selungkup polaritas
normal.
7. Enclosure Leakage Current Normal Polarity No Earth, arus bocor selungkup
polaritas normal tanpa pembumian.
8. Enclosure Leakage Current Reverse Polarity, arus bocor selungkup polaritas
terbalik.
9. Enclosure Leakage Current Reverse Polarity No Earth, aus bocor selungkup
polaritas terbalik tanpa pembumian.

Anda mungkin juga menyukai