Anda di halaman 1dari 7

Nama : DHANIS FAHMIYATUL K

NIM : 7101416323

Prodi : PENDIDIKAN AKUNTANSI

RAGAM BAHASA

A. CONTOH RAGAM UNDANG-UNDANG (Contoh peraturan yang bertema


pengelolaan sampah)

UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH.


BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Definisi
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentukpadat.
2. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenyamemerlukan
pengelolaan khusus.
3. Sumber sampah adalah asal timbulan sampah.
4. Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang menghasilkantimbulan sampah.
5. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, danberkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah.
6. Tempat penampungan sementara adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempatpendauran ulang,
pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu.
7. Tempat pengolahan sampah terpadu adalah tempat dilaksanakannya kegiatanpengumpulan, pemilahan,
penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, danpemrosesan akhir sampah.
8. Tempat pemrosesan akhir adalah tempat untuk memroses dan mengembalikan sampahke media
lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.
9. Kompensasi adalah pemberian imbalan kepada orang yang terkena dampak negatif yangditimbulkan oleh
kegiatan penanganan sampah di tempat pemrosesan akhir sampah.
10. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, dan/atau badan hukum.
11. Sistem tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangkapengendalian yang
meliputi pencegahan dan penanggulangan kecelakaan akibatpengelolaan sampah yang tidak benar.
12. Pemerintah pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden RepublikIndonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesiasebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945.
13. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerahsebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpengelolaan lingkungan
hidup dan di bidang pemerintahan lain yang terkait.
B. CONTOH RAGAM JURNALISTIK (Contoh berita yang bertema pengelolaan
sampah)

Budayakan Pengelolaan Sampah

Sampah masih menjadi salah satu masalah besar dan rumit yang terus dihadapi ibu kota
Jakarta. Sampai sejauh ini, penanganan masalah sampah di Jakarta masih terus saja
kedodoran. Hal itu terjadi karena sampah masih dianggap sebagai kekotoran yang
menjijikkan dan sumber timbulnya berbagai penyakit.

Padahal, jika dikelola dengan manajamen yang baik, sampah justru bisa menjadi uang.
Sampah bukan lagi sumber pertikaian sebagaimana sedang terjadi antara Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintahan Kota Bekasi, Jawa Barat, saat ini.

Sampah organik bisa diolah menjadi pupuk, pakan ternak, dan energi. Sedangkan sampah
anorganik bisa didaur ulang menjadi bahan baru yang dapat digunakan kembali. Dengan
proses daur ulang, sampah dapat menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat untuk
mengurangi penggunaan bahan baku yang baru. Manfaat lain daur ulang adalah:
menghemat energi, mengurangi polusi, mengurangi kerusakan lahan dan emisi gas rumah
kaca.
Untuk sampah organik yang biasanya dihasilkan dari aktivitas rumah tangga dalam jumlah
yang cukup besar, pemerintah daerah harus memastikan tersedianya tempat-tempat
penampungan sementara yang tertutup dan kedap udara. Begitu truk datang, sampah-
sampah tersebut bisa langsung diangkut ke tempat penampungan akhir, tanpa harus
menaburkan aroma tak sedap yang mengganggu warga. Tiba di tempat penampungan
akhir, sampah pun siap diolah menjadi sumber daya yang memberikan keuntungan
ekonomi.

Sayang, impian pengelolaan sampah yang baik masih cukup jauh dari jangkauan.
Perseteruan antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Pemerintahan Kota
Bekasi terkait tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Bantargebang, Bekasi, cukup
memberikan gambaran akan hal itu. Ini sekaligus membuka mata kita bagaimana
pentingnya pengelolaan sampah yang baik.

Jakarta sebagai kota metropolitan ternyata belum keluar juga dari karut-marut dalam
penanganan masalah sampah. Masyarakat dan Pemprov DKI Jakarta sama-sama belum
berbuat maksimal untuk memerangi sampah. Lihat saja, volume sampah dari warga DKI
Jakarta yang dibuang ke TPST di Bantargebang, Bekasi, dari tahun ke tahun terus
meningkat signifikan. Pada 1996, tercatat baru 1,96 juta ton, tapi setelah 19 tahun
kemudian, angka itu melonjak lebih dari tiga kali lipat menjadi 6,3 juta ton. Hal ini
membuktikan warga dan Pemprov DKI Jakarta telah gagal mengurangi sampah.

Dalam pengelolaan sampah sesungguhnya ada dua hal pokok yang harus dilakukan, yakni
pengurangan sampah dan penanganan sampah. Sayangnya, kedua hal tersebut tak
mendapatkan perhatian serius dari masyarakat dan pemerintah kota ini. Akibatnya, urusan
sampah seperti berputar-putar di tempat. Sampah tetap menjadi masalah di Jakarta.

Ke depan, Pemprov DKI Jakarta harus punya rencana strategis, modern, dan komprehensif
berkaitan dengan sampah. Ada landasan untuk mengambil langkah tersebut, yakni UU
18/2008 tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Pemerintah (PP) 81/2012 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, serta
Perda Provinsi DKI Jakarta 3/2013 tentang Pengelolaan Sampah.

Pesan kunci dari ketiga aturan main tersebut yakni bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
harus mengelola sampah, bukan membuang sampah. Karena itu, Pemprov DKI juga jangan
ragu untuk menggunakan teknologi pengelolaan sampah. Kita bisa belajar dari negara-
negara maju, seperti Jepang, Swedia, atau Jerman. Negara-negara tersebut sukses
mengurangi produksi sampah. Tidak itu saja, mereka juga berhasil menjadikan sampah
sebagai sumber daya.

Selain pengembangan teknologi pengolahan sampah, pemerintah dan berbagai lembaga


terkait harus terus membangun kesadaran masyarakat bahwa pengurangan sampah menjadi
tugas setiap orang. Dalam UU Pengelolaan Sampah pun disebutkan,”Setiap orang dalam
pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib
mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan.”

Namun, dalam kehidupan sehari-hari kita masih sering melihat sampah yang dibuang ke
sembarangan tempat, ke got atau sungai, di lahan-lahan kosong, bahkan dibiarkan
berserakan di ruang-ruang publik. Tidak jarang pula terlihat sampah dibuang dari mobil
yang bergerak di jalan raya.

Kenyataan tersebut menggambarkan rendahnya kesadaran dan tanggung jawab terhadap


kebersihan. Perilaku semacam itu harus dihentikan dengan membangun kesadaran
masyarakat untuk hidup bersih, taat aturan, mencintai lingkungan yang sehat dan asri.
Bersamaan dengan itu pemerintah kota harus menyediakan dan memperbanyak tempat-
tempat pembuangan sampah di sejumlah kawasan yang menjadi pusat lalu lintas publik.

Tantangan memang tidak kecil untuk mengubah kebiasaan dari membuang sampah
menjadi mengelola sampah. Namun, kebiasaan itu harus ditanamkan mulai sekarang,
kepada masyarakat dan kepada anak-cucu kita. Ini penting agar mereka memandang
pengelolaan sampah tidak hanya dari sisi kepentingan kebersihan sebagai ekspresi
peradaban tinggi, tetapi sampah juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi, pakan
ternak, dan juga sumber uang.

C. CONTOH RAGAM ILMIAH (Contoh karya tulis/karya ilmiah yang bertema


pengelolaan sampah)

Pengelolan Sampah
Pengelolaan yang baik salah satunya dengan cara daur ulang, daur ulang adalah
penggunaan kembali material/barang yang sudah tidak terpakai untuk menjadi produk lain.
Langkah-langkahnya adalah Pemisahan; pisahkan barang/material yang dapat didaur ulang dengan
sampah yang harus dibuang ke penimbunan sampah. Pastikan barang/material tersebut kosong dan
akan lebih baik jika dalam keadaan bersih. Penyimpanan; simpanlah barang/material kering yang
sudah dipisahkan tadi dimasukkan ke dalam boks/kotak tertutup tergantung jenis barangnya,
misalnya boks untuk kertas bekas, botol bekas, dll.

Pengiriman/penjualan; barang/material yang terkumpul dijual ke pabrik, yang


membutuhkan material tersebut sebagai bahan baku atau dijual ke pemulung. (Pustekkom. 2005 ”
Mengolah Sampah”(online)).

Pengelolaan sampah yang baik yaitu:

1. reduce (mengurangi penggunaan barang yang menghasilkan sampah)


2. reuse (menggunakan kembali barang yang biasa dibuang)
3. recycle (mendaur ulang)
4. replace (mengganti)

Kunci sukses pengelolaan sampah meliputi:

1. Kredibilitas para pengambil kebijakan


2. Mekanisme implementasi yang efisien termasuk insentif terhadap pasar
3. Perhatian yang signifikan terhadap pasar daur ulang
4. Keterlibatan masyarakat
5. Evaluasi yang efektif terhadap strategi atau opsi yang dipilih.

Solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut, diperlukan peran serta dan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kebersihan terhadap lingkungan sekitar, selain itu diperlukan juga
partisipasi dan dukungan pemerintah untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dengan
menitikberatkan terhadap masalah sampah yang telah menjadi permasalahan utama.

D. CONTOH RAGAM SASTRA (Contoh pantun yang bertema pengelolaan sampah)

BUANG SAMPAH

Saat tiba musim panen rempah

Petani metik hasil berlipat ganda

Janganlah sembarang buang sampah

Kecuali berharap banjir kembali melanda

Jika ingin hasil panen terus berlimpah

Rawatlah dengan benar dan teratur

Jika akar masalahnya jelas, yaitu: sampah

Artinya, cara buang sampah malah ngelantur

Buat apa mesti sumpah serapah

Bukankah di balik lebih ada kurang

Mulai sekarang, biasakan buang sampah

Dengan cara benar dan tidak sembarang


Pepaya dijual duitnya dibelikan kerang

Setelah dimasak kerang siap disantap

Jika buang sampah masih sembarang

Kapan budaya disiplin leluasa ditatap

Ketika pada menguning ani ani diasah

Panen lancar hasilnya pun melimpah

Sebenarnya bangun disiplin tidak susah

Terlebih, sebatas cara membuang sampah

Kalau memang mau menyebrang

Jangan malah membusungkan dada

Jika buang sampah tetap sembarang

Ngungsi kemana saat banjir kembali melanda

Anda mungkin juga menyukai