Anda di halaman 1dari 4

1

3.2.4 Pemasaran (M5-Marketing, termasuk mutu)


3.2.5.1 Bed Occupancy Rate ( BOR)
Merupakan presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tentang tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar
nasional adalah 75-85%
Rumus Perhitungan BOR :
BOR = Jumlah Pasien X 100
Jumlah Tempat Tidur

Perhitungan Bed Occupancy Rate (BOR) Ruang Dahlia


Senin, 14 Mei 2018
Ruang Jumlah Total Bed Bed Terpakai Bed Tidak Terpakai
Nusa
Indah
Kelas 1 2 2 0
Kelas 2 6 6 0
Kelas 3 12 12 0
Total 20 20 0

Rumus Perhitungan BOR ruang Nusa Indah:


BOR = Jumlah Pasien X 100 %
Jumlah TT
= 20 pasien X 100 %
20 TT
= 100 %

3.2.5.2 Mutu Pelayanan Keperawatan


3.2.5.2.1 Meningkatkan mutu pelayanan
Menurut Suyanto (2008) terdapat 5 dimensi mutu pelayanan diantaranya
sebagai berikut :
1) Dimensi pertama dari kualitas pelayanan adalah berwujud tangible
yaitu meliputi fasilitas fisik (gedung), teknologi , serta penampilan
pegawai. Dari hasil observasi yang dilakukan di Ruang Nusa Indah
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya fasilitas pelayanan pasien
terpenuhi, penampilan pegawai rapi.
2) Dimensi kedua yaitu kehandalan, seperti kinerja yang harus sesuai
dengan harapan pasien yang berarti ketepatan waktu pelayanan yang
2

sama untuk semua pasien tanpa kesalahan, dan sikap yang simpati.
Dari hasil observasi yang ditemukan ketenagaan medis di Ruang
Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya melakukan
suatu tindakan keperawatan sesuai dengan standar operasional
prosedur yang telah di tetapkan.
3) Dimensi ketiga, ketanggapan yaitu suatu kebijakan yang membantu
dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pasien
dengan memberikan informasi yang jelas. Dari hasil observasi di
Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya,
perawat mampu memberikan pelayanan yang cepat dan tepat sesuai
dengan kebutuhan pasien.
4) Dimensi keempat, jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,
kesopan santunan, dan kemampuan para tenaga medis untuk
menumbuhkan rasa percaya pada pasien terhadap pelayanan
kesehatan yang diberikan. Dari hasil observasi di Ruang Nusa Indah
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, perawat mampu
berkomunikasi dengan baik dan sopan santun terhadap pasien.
5) Dimensi lima empati, yaitu memberikan perhatian yang tulus yang
bersifat individual yang diberikan kepada pasien dengan berupaya
memahami kebutuhan pasien. Dari hasil observasi di Ruang Nusa
Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, perawat sudah
berusaha memenuhi kebutuhan pasien.
3.2.5.2.2 Upaya pengurangan infeksi nosokomial
Upaya petugas kesehatan di ruang Nusa Indah dalam pengurusan
infeksi nosokomial adalah dengan cara menggunakan Alat perlindungan
diri dalam melakukan suatu tindakan keperawatan sesuai dengan standar
operasional prosedur yang telah di tetapkan.
3

3.2.5.2.3 Indikator Mutu


Tabel tingkat Kepusan pasien terhadap pelayanan kesehatan di Ruang Nusa
Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Jumlah
No Puas Kurang Puas
Responden
1 10 8 2
Persentasi 80% 20%
Berdasarkan Tabel diatas, dari 10 klien yang dirawat terdapat 8 responden
atau 80% mengatakan puas terhadap pelayanan yang diberikan dan terdapat 2
responden atau 20% mengatakan kurang puas terhadap pelayanan yang
diberikan di ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
Keamanan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan agar
keamanan pasien mendapat jaminan. Indikator keamanan di ruang Nusa
Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya meliputi adanya fasilitas
pemadam kebakaran, pembuangan limbah, pencegahan penularan kuman
dengan disediakannya wastafel di setiap kamar untuk mencuci tangan,
kelengkapan oksigen, kelengkapan alat gawat darurat, nama obat dan dosis
yang jelas prosedur, prosedur menghadapi musibah, prosedur pencegahan
nosokomial dengan cara menggunakan alat perlindungan diri dalam
melakukan suatu tindakan keperawatan, prosedur tata tertib ruangan terutama
jam masuk dan penunggu pasien masih tidak sesuai dengan yang diharapkan
karena kebanyakan pasien ditunggu lebih dari 1 orang sehingga
mengakibatkan kurangnya kenyamanan bagi pasien yang lain.
3.1 Analisis SWOT (Strength-Weakness-Oppurtunity-Threat)
Pada analisis SWOT ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Data dibedakan menjadi dua, yaitu Item Internal Factors (IFAS) yang
meliputi aspek kelemahan (weakness) dan kekuatan (strenght) dan
External Factors (EFAS) yang meliputi aspek peluang (oppurtunity) dan
ancaman (Threat).
2. Bobot. Beri bobot masing-masing faktor mulai 1,0 (paling penting)
sampai dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor tersebut
terhadap strategi institusi.
4

3. Peringkat (Rating). Hitung peringkat masing-masing faktor dengan


memberikan skala mulai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup) dan 1
(kurang).
4. Pembuatan diagram layang (Kit kuadran). Nilai IFAS adalah kekuatan
dikurangi kelemahan (S-W) dan EFAS adalah peluang dikurangi ancaman
(O-T).
a. Pada kuadaran WO, strategi perencanaan bersifat progresif/turn
around dengan tujuan meningkatkan kelemahan internal untuk
mendapatkan kesempatan (peluang).
b. Pada kuadaran SO, strategi perencanaan bersifat agresif dengan
tujuan mengembangkan kekuatan internal yang ada untuk
mendapatkan peluang yang lebih dalam menghadapi persaingan.
c. Pada kuadaran ST, strategi perencanaan bersifat diverifikasi dengan
tujuan merubah kekuatan internal yang ada untuk mengantisipasi
faktor ancaman dari luar.
d. Pada kuadran WT, strategi perencanaan bersifat bertahan dengan
tujuan mempertahankan eksistensi supaya institusi/perusahaan tetap
ada dan dapat menjalankan fungsinya secara minimal.

Anda mungkin juga menyukai