Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita
lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Kekentalan atau viskositas dapat
dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain
dalam fluida.
Viskositas adalah suatu tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara
molekul-molekul yang satu dengan yang lainnya, dan berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir, dimana semakin tinggi kekentalannya, maka semakin
besar hambatannya. Satuan dasar yang digunakan adalah poise ( 1 poise = 100
sentipoise ) (Martin et al, 1983). Penentuan viskositas suatu fluida itu baik atau
tidak dapat ditinjau dari berbagai aspek antara lain: temperatur, tekanan, laju
perpindah dan momentum molekul air. (maulida, 2010) Pengukuran tingkat
kekentalan zat cair yang paling umum dan paling sederhana yang kita ketahui
adalah dengan menggunakan konsep hukum stokes.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan
oleh tumbukan antara molekul. Viskometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur viskositas suatu cairan (Fitriani et al., 2015). Viskometer juga
merupakan alat untuk menghitung nilai viskositas atau kekentalan suatu fluida.
Dalam pembuatan alat viscometer ditujukan untuk memperoleh waktu agar
diperoleh nilai viskositas dari suatu fluida dan material benda yang diujikan
(Ridwan, Wiseno, & Suwargo, 2011).
Aliran fluida dalam geometri instrumen tertentu mendefinisikan regangan
tarif, dan tekanan yang terkait adalah ukuran hambatan mengalir. Jika tingkat
regangan atau stres diatur dan dikendalikan, maka yang lain akan, semua yang
1
lain menjadi sama, bergantung pada viskositas fluida.Jika alirannya sederhana
(satu dimensi, jika mungkin) sehingga laju regangan dan stres dapat ditentukan
akurat dari jumlah yang diukur, viskositas dinamis mutlak dapat ditentukan; jika
tidak, viskositas relatif akan ditentukan. Sebagai contoh, aliran fluida dapat diatur
dengan menyeret fluida dengan menggeser atau memutar permukaan,
menjatuhkan tubuh melalui cairan, atau dengan memaksa cairan (oleh tekanan
eksternal atau gravitasi) mengalir melalui geometri tetap, seperti tabung kapiler,
anulus, celah (antara dua paralel piring), atau orifice (leblanc et al, 2000)
Semakin majunya perkembangan zaman dan teknologi, jenis-jenis viskometer
pun bervariasi yang berguna untuk menunjang kehidupan manusia, khususnya di
bidang industri.
1.2 Tujuan
Dalam menyusun makalah ini penulis mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1. Mengetahui pengertian viskometer.
2. Mengetahui jenis alat viskometer.
3. Mengetahui prinsip kerja alat viskometer.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dimana :
η : koefisien viskositas (centipoise)
g : gaya gravitasi (m/s2)
R : jari-jari jari (m2)
V : Kecepatan (m/s)
γ : massa jenis bola (kg/m3)
γ1: massa jenis zat cair (kg/m3)
Sebenarnya ada dua kuantitas yang disebut viskositas. Kuantitas yang
ditentukan di atas kadang-kadang disebut viskositas dinamik, viskositas absolut,
atau viskositas sederhana untuk membedakannya dari kuantitas lain, namun
3
biasanya hanya disebut viskositas. Kuantitas lain disebut viskositas kinematik
(diwakili oleh simbol ν "nu") adalah rasio viskositas fluida untuk densitasnya.
Viskositas Kinematik adalah ukuran dari arus resistif dari fluida di bawah
pengaruh gravitasi. Hal ini sering diukur dengan menggunakan perangkat yang
disebut viskometer kapiler, pada dasarnya adalah bisa lolos dengan tabung sempit
di bagian bawah. Bila dua cairan volume sama ditempatkan di viscometers kapiler
identik dan dibiarkan mengalir di bawah pengaruh gravitasi, cairan kental
memerlukan waktu lebih lama dari pada kurang cairan kental mengalir melalui
selang.
Ada 2 dua tipe aliran, yaitu : (Fitriani, 2014)
1. Newtonian
Viskositas cairan yang bersifat Newtonian tidak berubah dengan adanya
perubahan gaya irisan dan kurva hubungan antara shear stress dan shear ratenya
linier melewati titik (0,0) atau dengan kata lain viskositasnya tidak berubah
dengan adanya perubahan gaya gesekan antar permukaan cairan dengan dinding.
Cairan newtonian biasanya merupakan cairan murni secara kimiawi dan homogen
secara fisikawi.
2. Non-Newtonian
Viskositas cairan yang bersifat Non-newtonian berubah dengan adanya perubahan
gaya irisan dan kurva hubungan antara shear stress dan shear ratenya non linier.
Dengan kata lain, viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya gesekan
antar permukaan cairan dengan dinding. Cairan non Newtonian ini termasuk
cairan yang bersifat non true liquid atau non ideal. Viskositas suatu bahan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : (Leblanc, 2000)
1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka
viskositas akan turun, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena
adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditingkatkan akan menurun derajat kekentalannya.
4
2. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan
volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin
tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
3. Massa molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan massa molekul solute, karena dengan
adanya solute yang berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada
cairan sehingga akan menaikkan viskositasnya.
4. Tekanan
Viskositas berbanding lurus dengan tekanan, karena semakin besar tekanannya,
cairan akan semakin sulit mengalir akibat dari beban yang dikenakannya.
Viskositas akan bernilai tetap pada tekanan 0-100 atm.
2.2 Viskometer
Viskometer merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
viskositas suatu cairan. Viskositas secara umum dapat juga diartikan sebagai suatu
tendensi untuk melawan aliran cairan karena internal friction atau resistensi suatu
bahan untuk mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya (Lewis,
1987). Viskositas biasanya berhubungan dengan konsistensi yang keduanya
merupakan sifat kenampakan (appearance property) yang berhubungan dengan
indera perasa. Konsistensi dapat didefinisikan sebagai ketidakmauan suatu bahan
untuk melawan perubahan bentuk (deformasi) bila suatu bahan mendapat gaya
gesekan (sheering fore). Gesekan yang timbul sebagai hasil perubahan bentuk
cairan yang disebabkan karena adanya resistensi yang berlawanan yang diberikan
oleh cairan tersebut dinamakan gaya irisan (sheering stress). Jika tenaga diberikan
pada suatu cairan, tenaga ini akan menyebabkan suatu bentuk atau deformasi.
Perubahan bentuk ini disebut sebagai aliran (Lewis, 1987).
5
Ada beberapa viscometer yang sering digunakan untuk menentukan
viskositas suatu larutan, yaitu : (Martono et al, 2013)
1. Viskometer ostwald
Viskometer Oswalt merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menentukan
kekentalah suatu cairan. Alat ini terbuat dari bejana kaca yang berbentuk U dan
mampu menampung sejumlah zat tertentu. Persamaan umum yang digunakan
untuk menentukan nilai viskositas dengan menggunakan viskomeer Ostwald
adalah :
Dimana :
Prinsip dari metode Ostwald ini dapat dipelajari dari gambar 1. Sejumlah
tertentu cairan dimasukkan ke dalam A, kemudian dengan cara menghisap atau
meniup, cairan dibawa ke B, sampai melewati garis m. Selanjutnya cairan
dibiarkan mengalir secara bebas dan waktu yang diperlukan untuk mengalir bebas
dan waktu yang diperlukan untuk mengalir dari garis ke n diukur. Pada proses
pengaliran melalui kapiler C, tekanan penggerak tidak tetap dan pada setiap saat
sama dengan h . g . ρ, dengan h adalah beda tinggi permukaan cairan pada kedua
reservoir alat, g adalah percepatan gravitasi dan ρ adalah rapat massa cairan.
6
Gambar 1. Salah satu contoh viskometer Ostwald
Pada viskositas Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Jadi waktu yang dibutuhkan oleh cairan
untuk melalui batas “a” dan “b” dapat diukur menggunakan stopwatch.
Untuk mengkalibrasi viskometer Ostwald adalah dengan air yang sudah diketahui
tingkat viskositasnya. Cara penggunaannya adalah:
a. pergunakan viskometer yang sudah bersih.
b. Pipetkan cairan ke dalam viskometer dengan menggunakan pipet.
c. Lalu hisap cairan dengan menggunakan pushball sampai melewati 2 batas.
d. Siapkan stopwatch , kendurkan cairan sampai batas pertama lalu mulai
penghitungan.
e. Catat hasil, dan lakukan penghitungan dengan rumus.
f. Usahakan saat melakukan penghitungan kita menggenggam di lengan
yang tidak berisi cairan.
Contoh pengolahan data viskometer Ostwald diambl dari jurnal yang berjudul
“Studi Kualitas Minyak Goreng dengan Parameter Viskositas dan Indeks Bias”
oleh Wahyu Setya Budi, dkk. Parameter yang digunakan dalam uji kualitas
minyak goreng pada penelitian ini yaitu viskositas dan indeks bias. Pengukuran
viskositas dengan menggunakan viskosimeter Ostwald. Penetapannya dilakukan
7
dengan cara mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalirnya minyak goreng
dalam pipa kapiler dari a ke b. Minyak goreng dimasukkan ke dalam viskosimeter
yang diletakkan pada termostat. Minyak kemudian dihisap dengan pompa sampai
di atas tanda a. Cairan dibiarkan mengalir ke bawah dan waktu yang diperlukan
dari a ke b dicatat menggunakan stopwatch. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
nilai viskositas yang paling kecil yaitu pada minyak goreng yang sudah dipakai
dua kali, dan nilai viskositas yang paling besar yaitu pada minyak goring yang
belum pernah dipakai. Minyak goreng yang sudah dipakai dua kali mempunyai
nilai kerapatan yang paling kecil karena minyak goreng tersebut telah berkurang
nilai kerapatannya akibat pemanasan saat penggorengan, sehinggga gesekan yang
terjadi dalam lapisan-lapisan minyak tersebut menjadi lebih kecil yang
mengakibatkan nilai viskositasnya kecil. Minyak goreng yang belum dipakai
mempunyai nilai viskositas yang paling besar karena minyak tersebut
kerapatannya lebih besar karena belum mengalami pemanasan sehingga gesekan
yang terjadi antara lapisan-lapisan dalam minyak tersebut lebih besar
dan viskositasnya juga besar. Viskositas dalam cairan ditimbulkan oleh gesekan
dalam lapisan-lapisan dalam cairan, sehingga makin besar gesekan yang terjadi
maka viskositasnya semakin besar, begitu juga jika gesekan yang terjadi lebih
kecil, maka viskositasnya juga kecil (Bias, 2008).
8
Gaya gesek (Frictional force) Fg. Arahnya keatas dan besarnya
seperti yang dinyatakan oleh persamaan :
Hubungan ini diberikan oleh Stokes dan berlaku untuk aliran fluida yang
laminer. Suatu benda yang dijatuhkan bebas dalam suatu fluida kental,
kecepatannya makin besar sampai mencapai suatu kecepatan maksimum yang
tetap. Kecepatan maksimum yang tetap ini dinamakan kecepatan terminal.
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan
sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides
Bila kita jatuhkan benda kecil berbentuk bola yang massa jenisnya lebih
besar dari pada zat cair yang diam,maka benda tersebut akan jatuh secara
perlahan-lahan ( tenggelam ). Hal ini disebabkan benda tersebut mendapat gaya
gesek yang menentang arah pergerakan arah tersebut, dimana arah gaya resultan
yang ditimbulkannya terhadap benda akan selalu mengarah ke atas. Jika kedua
rumus digabungkan, maka akan diperoleh gaya gesek :
9
Viskositas cairan yang kental tetapi yang tembus cahaya agar dapat mengamati
jatuhnya bola besi sampai ke dasar tabung. Menurut hukum Stokes:
Dimana:
Ŋ= Viskositas (centipoise)
g = Gravitasi (m/s2)
V = Kecepatan bola (m/s)
γ = Massa jenis bola (kg/m3)
γ1 = Massa jenis zat cair (kg/m3)
Prinsip kerja dari viskometer bola jatuh menurut Stokes adalah jika sebuah
benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental, misalnya kelereng
dijatuhkan ke dalam minyak dalam sebuah tabung, nampak mula-mula kelereng
bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah menempuh jarak cukup jauh,
nampak kelereng bergerak dengan kecepatan konstan (bergerak lurus beraturan).
Ini berarti bahwa di samping gaya berat dan gaya apung zat cair masih ada gaya
lain yang bekerja pada kelereng tersebut, yaitu gaya gesekan yang disebabkan
oleh kekentalan fluida. Semakin besar koefisien kekentalan suatu fluida maka
semakin besar gaya gesek yang ditimbulkan oleh fluida. Viskositas juga
dipengaruhi oleh perubahan suhu. Apabila suhu naik maka viskositas menjadi
turun atau sebaliknya.
Contoh pengolahan pada viskometer bola jatuh stokes diambil dari jurnal
yang berjudul “Analis Karakteristik Dielektrik Minyak Hidrolik Sebagai Alternatf
Isolasi Cair untuk Transformator Daya” oleh Andy Martono, dkk. Pada percobaan
ini, data yang diambil adalah kecepatan jatuh bola ukur (kelereng) didalam
minyak hidrolik. Pengukuran viskositas kinematik minyak hidrolik dilakukan
pada temperatur 10-500C. Kenaikan temperatur menjadikan minyak hidrolik
berkurang tingkat kekentalannya dan memiliki viskositas kinematik yang lebih
rendah, sehingga dengan kenaikan temperatur minyak hidrolik akan bergerak atau
10
mengalir lebih cepat. Minyak hidrolik lebih cepat mengalir pada temperatur yang
lebih tinggi dapat dijelaskan dengan teori kinetik yang menyatakan, “dalam benda
yang panas, molekul-molekul bergerak lebih cepat dibanding dengan molekul-
molekul dalam benda yang lebih dingin”. (Martono, astuti, & Syakur, 2013)
Hubungan antara penurunan viskositas kinematik minyak hidrolik dengan
kenaikan temperatur memberi arti bahwa, minyak hidrolik mengalir atau
bersirkulasi lebih cepat terhadap kenaikan temperatur. Proses sirkulasi minyak
hidrolik bertujuan untuk mendisipasikan panas atau pendinginan. Jika panas tidak
terdisipasi, maka kenaikan temperatur dapat merusak minyak hidrolik.
11
Pada viskometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena
adanya gravitasi akan jatuh melalui medium yang berviskositas (seperti cairan
misalnya), dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan
maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila gravitasi sama dengan
fictional resistance medium (Bird,1993).
Kegunaan dari Viskometer Hoppler Viskometer Hoppler digunakan untuk
menentukan viskositas cairan yang kental tetapi tembus cahaya agar dapat
mengamati jatuhnya bola besi sampai ke dasar tabung. Bagian-bagian dari
Viskometer Hoppler:
12
Prinsip kerja dari viskometer bola jatuh menurut Hoeppler ini adalah
dengan cara menggelindingkan bola yang terbuat dari kaca. Karena gaya gravitasi
benda yang jatuh melalui medium yang berviskositas dengan kecepatan yang
besar sampai pada kecepatan yang maksimum. Kecepatan jatuhnya bola
merupakan fungsi dari harga respirok sampel.
Cara kerja dengan Viskosimeter Hoppler
1. Mengukur diameter bola yang akan dijatuhkan ke dalam tabung
viskometer menggunakan mikrometer sekrup
2. Menimbang massa bola
3. Mengukur panjang tabung viskometer dari batas atas sampai batas bawah
4. Menentukan massa jenis masing- masing cairan
5. Mengukur temperatur viskometer hoppler
6. Mengisi tabung dengan cairan sampel dan dimasukkan bola
7. Menyalakan stopwatch pada saat bola di batas atas lightbarrier
8. Mematikan stopwatch pada saat bola di batas bawah lightbarrier
9. Mencatat waktu bola jatuh dari batas atas sampai batas bawah
10. Mengulangi prosedur 7 - 9 sebanyak 10 kali berturut- turut, pada
temperatur yang berbeda
11. Menentukan viskositasnya dengan rumus :
13
Dimana:
14
Gambar 5. Contoh Viskometer Cup and Bob
Alat viscotester adalah contoh viskometer dimana yang berputar adalah bagian
rotor. Terdapat dua tipe yaitu viscotester VT-03 F dan VT- 04 F :
a. VT -04 F digunakan untuk mengukur zat cair dengan viskositas tinggi,
b. VT-03F untuk mengukur zat cair yang viskositasnya rendah.
Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan
viskometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang
tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan
konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengah zat yang
ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat.
15
Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran zat cair dan deformasi
zat padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Dalam bidang farmasi,
prinsip-prinsip rheologi diaplikasikan dalam pembuatan krim, suspensi, emulsi,
losion, pasta, penyalut tablet, dan lain-lain. Selain itu, prinsip rheologi digunakan
juga untuk karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form)sebagai penjaminan
kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga meliputi pencampuran aliran
dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum suntik.
Rheologi dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi
pasien, stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh
(bioavailability). Sehingga viskositas telah terbukti dapat mempengaruhi laju
absorbsi obat dalam tubuh .
Ada beberapa hal yang mempengaruhi akurasi dari alat ini, misalnya:
a. Dipakai pada cone dan plate
b. Ukuran sample
c. Waktu yang dibutuhkan untuk memungkinkan sampel untuk, menstabilkan
pada pelat sebelum terbaca
d. Kebersihan kerucut dan plat
e. Jenis bahan, tinggi atau rendah viskositas, ukuran partikel, Tipe cone, cone
rentang yang lebih rendah memberikan akurasi yang lebih tinggi
f. Shear rate ditempatkan untuk sampel.
16
Gambar 6. Viskometer Cone and Plate
Prinsip fisika viskometer cone and plate, seperti ditunjukan pada gambar
dibawah:
Gambar 7. Prinsip fisika viskometer Cone and Plate Sudut α sangat kecil.
17
Maka torsi yang terjadi :
Sehingga :
Cara kerja viskometer cone and plate adalah sampel ditempatkan ditengah-
tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut
digerakkan oleh motor dengan bermacam kecapatan dan sampelnya digeser
didalam ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang
berputar. Prinsip kerja dari viscometer Brookfield ini adalah semakin kuat putaran
semakin tinggi viskositasnya sehingga hambatannya semakin besar.
18
a. Layar : Untuk menampilkan hasil pembacaan alat
b. Handle : Untuk menurunkan dan menaikkan alat
c. Guard Leg : Sebagai pelindung pengaduk
d. Spindle : Sebagai pengaduk sampel
e. Buttons :
Print : Untuk mencetak hasil pembacaan
Set Spindle : Untuk mengatur pengaduk
Enter and Auto Range : Pengukuran otomatis
Select Display : Untuk memilih tampilan
Set Speed : Untuk mengatur kecepatan (rpm)
On and Off : Untuk mengaktifkan dan menonaktifkan viscometer
Option and Tab : Pengaturan viscometer
Cross Up and Down : Tombol atas dan bawah
Kajian Konsep Fisika yang berkaitan dengan Viskometer Cone and Plate
(Brookfield) adalah Gaya Gesek, Pada metode ini sebuah spindle dicelupkan ke
dalam cairan yang akan diukur viskositasnya. Gaya gesek antara permukaan
spindle dengan cairan akan menentukan tingkat viskositas cairan, jadi semakin
kuat putaran semakin tinggi viskositasnya sehingga hambatannya semakin besar.
Kelebihan dan Kekurangan Viskometer Cone and Plate (Brookfield):
a. Kelebihan :
Memiliki spindle yang sesuai dengan tingkat kekentalan sampel
Dapat mengetahui kekentalan sampel yang tinggi
Dapat menguji sampel yang berwarna maupun tidak berwarna
b. Kekurangan :
Cairan silikon murninya harus diganti setiap tahun.
Prosedur Kalibrasi untuk Cone and Plate Viscometer
a. Atur jarak antara cone spindle dengan plate sesuai dengan Instruction
Manual.
19
b. Pilih viscosity standard yang akan memberikan nilai pembacaan antara
10% hingga 100% dari Full Scale Range (FSR). Sebaiknya pilih standard
dengan nilai mendekati 100% FSR.
c. Masukkan sample ke dalam cup dan biarkan selama 15 menit untuk
mencapai suhu setting
d. Lakukan pengukuran dan catat hasilnya baik % Torque dan cP.
Catatan :
a. Spindle harus berputar minimum 5 putaran sebelum pengukuran diambil.
b. Penggunaan standard pada rentang 5 cP s.d 5.000 cP dianjurkan untuk
instrument cone/plate. Jangan gunakan viscsity standard diatas 5.000 cP.
c. Toleransi dari viscometer Brookfield adalah 1% dari Full Scale Range
(FSR). FSR adalah nilai maksium yang mampu diukur oleh alat dengan
kombinasi setting Spindle dan Kecepatan putar spindle yang kita tetapkan.
Sedangkan toleransi dari cairan standard adalah 1% dari nilai viscosity
cairan yang bersangkutan.
20
BAB III
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22