Anda di halaman 1dari 6

icheanindita.blogspot.co.

id

untuk hidup: Kromatografi kolom

14-18 menit

1.1. Latar Belakang

Sekarang ini deteksi sifat spesifik suatu senyawa menjadi sangat penting,terutama dalam bidang
farmasi, kimia, dan klinik, serta bidang lainnya. Suatu analisis kimia seperti pengambilan
cuplikan, pemisahan senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang dimaksudkan, pemekatan
terlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran banyak dilakukan.

Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi
semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil
analisis dibandingkan dengan teknik kromatografi. Dengan alasan inilah penulis membahas
tentang kromatografi, terutama kromatografi kolom. Tanpa teknik kromatografi, sintesis senyawa
murni (atau hampir murni) akan sangat sukar , dan dalam banyak kasus, hampir tidak mungkin.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah pengertian dari kromatografi?

Apa saja jenis-jenis kromatografi?

Apakah pengertian dari kromatografi kolom?

Bagaimanakah sifat-sifat adsorben dan pelarut dalam kromatografi kolom?

Bagaimanakah penggunaan kromatografi kolom?

Apa saja manfaat dari kromatografi kolom?

Apa saja kelebihan dan kekurangan dari kromatografi kolom?

1.3. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui pengertian dari kromatografi

Untuk mengetahui jenis-jenis kromatografi

Untuk mengetahui pengertian dari kromatografi kolom

Untuk mengetahui sifat-sifat adsorben dan pelarut dalam kromatografi kolom

Untuk mengetahui manfaat dari kromatografi kolom

Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kromatografi kolom

1.4. Metode penulisan

Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode literatur, dimana mengambil
informasi dari buku-buku, internet, dan bahan bacaan lainnya.

Kromatografi cair-padat (Kromatografi Adsorpsi)


Metode jenis ini diketemukan oleh Tswett dan diperkenalkan kembali oleh Kuhn dan Ledere
pada tahun 1931. Metode ini banyak digunakan untuk analisis biokimia dan organik. Teknik
pelaksanaannya dilakukan dengan kolom. Sebagai fasa diam di dalam kolom dapat dipilih salika
gel atau alumina. Kekurangan metode kromatografi cair-padat ini antara lain ialah: (a) pilihan
fasa diam (adsorben) terbatas; (b) koefisien distribusi untuk serapan seringkali tergantung pada
kadar total. sehingga pemisahannya kurang sempurna.

Kromatografi Cair-cair (Kromatografi Partisi)

Metode kromatografi ini diperkenalkan oleh Martin den Synge pada tahun 1941. Fasa diam pada
kromatografi Jenis ini berupa lapisan tipis cairan yang terserap pada: padatan inert berpori, yang
berfungsi sebagai fasa pendukung. Keuntungan metode ini ialah: (a) pelihan kombinasi cairan
cukup banyak; (b) koefisien distribusinya tidak tergantung pada konsentrasi, sehingga hasil-hasil
pemisahannya lebih tajam.

Kromatografi Gas-padat (KGP)

Kromatografi jenis ini digunakan sebelum tahun 1800 untuk menurunkan gas. Metode ini pada
awalnya kurang berkembang. Penemuan jenis-jenis padatan baru sebagai hasil riset memperluas
penggunaan metode ini. Kelemahan metode ini mirip dengan kromatografi cair-padat.

Kromatografi Gas-Cair (KGC)

Pada kaimia organik kadang-kadang menyebutnya sebagi kromatografi fasa uap. Pertama kali
diperkenalkan oleh James dan Martin pada tahun 1952. Metode ini paling banyak digunakan
karena efisien. serba guna, cepat dan peka. Cuplikan dengan ukuran beberapa mikrogram sampai
dengan ukuran 10-15 gram masih dapat dideteksi. Sayangnya komponen cuplikan harus
mempunyai tekanan beberapa torr pada suhu kolom.

Kromatografi Penukar Ion

Metode kromatografi ini merupakan bidang khusus kromatografi cair-padat. Sesuai dengan
namanya, metode ini khusus digunakan untuk memisahkan spesies ion. Kemajuan metode
kromatografi sangat ditunjang oleh penemuan resin sintetik dengan sifat penukar ion sebelum
perang Dunia II.

Kromatografi Kertas (KT)

Jenis kromatografi ini merupakan bidang khusus kromatografi cair-cair. Fasa diam berupa lapisan
tipis air yang terserap oleh kertas. Selain air dapat juga dipakai cairan lain. Pengerjaannya sangat
sederhana. Penempatan satu tetes larutn cuplikan pada ujung kertas dan kemudian
mencelupkannya ke dalam pelarut (eluen) sudah cukup untuk memisahkan komponen-komponen
cuplikan.

Kromntografi Lapis Tipis (KLT atau TLC = Thin Layer Chromatography)

Kromatografi jenis ini mirip dengan kromatografi kertas. Bedanya kartas digantikan lembaran
kaca atau plastik yang dilapisi dengan lapisan tipis adsorben seperti alumina, silika gel. selulosa
atau materi lainnya. Kromatografi lapis tipis lebih bersifat reprodusibel (bersifat boleh ulang)
daripada kromatografi kertas.

Kromatografi Filtrasi Gel

Pada kromatografi jenis ini fasa diam berupa gel yang terbuat dari dekstran, suatu bahan hasil
ikatan silang molekul-molekul polisakarida. Bahan ini bila dimasukkan dalam air akan
menggembung dengan membentuk saringan berpori dengan ukuran poripori tertentu. Pori-pori
akan menehan molekul komponen-komponen berdasarkan ukurannya (berat molekul). Molekul
dengan berat molekul dari 100 sampai berapa juta dapat dipisahkan dengan teknik ini.

Kromatografi Elektroforesis Kontinyu

Kromatografi jenis ini merupakan bagian dari kromatografi kertas dimana selama pengerjaannya
diterapkan medan listrik tegak lurus pada aliran pelarut. Arah aliran spesies ionik akan
menyimpang dari arah aliran semula tergantung atas muatan molekul dan gerakitasnya.

2.3. Kromatografi Kolom

2.3.1. Pengertian Kromatografi Kolom

Sebenarnya kromatografi kolom merupakan teknik kromatografi yang paling awal yang
pertamakali di lakukan oleh D.T.Davy (1987) yaitu untuk membedakan komposisi minyak bumi.
Ditinjau dari mekanismenya kromatografi kolom merupakan kromatografi serapan atau adsorbsi.
Kromatografi kolom digolongkan kedalam kromatografi cair – padat (KCP) kolom terbuka.

Alat kromatografi kolom sederhana, terdiri dari kolom dari kaca yang ada kranya. Umumnya
panjang kolom minimum 10x diameter pipa kaca yang digunakan dan labu Erlenmeyer sebagai
penampung eluen. Fasa diam berupa adsorben yang tidak larut dalam fasa gerak, ukuran partikel
fasa diam harus seragam. Adanya pengotor dalam fasa diam dapat menyebabkan adsorbsi tidak
reversible. Sebagai fasa diam digunakan alumina , silica gel, arang, bauksit, kalsium karbonant,
bauksit, magnesium karbonat, pati, talk, selulose, gula, tanah diatom.

Pengisian fasa diam ke dalam kolom dapat dilakukan dengan cara kering dan cara basah. Pada
cara basah fasa diam dibuat bubur dulu dengan pelarut yang akan digunakan untuk fasa gerak,
baru kemudian dimasukkan kedalam kolom. Fasa gerak dalam kromatografi kolom dapat berupa
pelarut tunggal atau campuran beberapa pelarut dengan komposisi tertentu. Pelarut dapat polar
atau non polar dengan berat molekul kecil lebih cepat meninggalkan fasa diam.

http://robbaniryo.com/KromatografiKolom/ilmu kimia-KromatografiKolom.htm

Kromatografi cair yang dilakukan di dalam kolom besar merupakan metode kromatografi terbaik
untuk pemisahan campuran dalam jumlah besar. Pada kromatografi kolom, campuran yang akan
dipisahkan diletakkan berupa pita bagian atas kolom penyerap yang berada dalam tabung kaca,
tabung logam atau bahkan tabung plastic. Pelarut (fase gerak) dibiarkan mengalir melalui kolom
karena aliran ini disebabkan oleh gaya berat atau di dorong dengan tekanan (Schwarting, 1991).

Zat penyerap (misalnya aluminium oksida yang telah diaktifkan, silica gel, kilsegur terkalsinaasi,
dan kilsegur kromatografi murni) dalam keadaan kering atau sebagai bubur, dimampatkan ke
dalam tabung kaca atau tabung kuwarsa dengan ukuran tertentu dan mempunyai lubang mengalir
keluar dengan ukuran tertentu.Sediaan yang diuji dan dilarutkan dalam sedikit pelarut
ditambahkan pada puncak kolom dan dibiarkan mengalir ke dalam zat penyerap. Zat berkhasiat
diserap dari larutan secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada puncak kolom.

Dengan mengalirkan pelarut lebih lanjut, dengan atau tanpa tekanan udara, masing-masing zat
bergerak turun dengan kecepatan khas hingga terjadi pemisahan dalam kolom yang disebut
kromatogram. Kecepatan bergerak zat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya daya serap zat
penyerap, sifat pelarut dan suhu dari system kromatografi. Jika dikehendaki pemisahan beberapa
zat khasiat dapat dilakukan dengan mengalirkan selanjutnya pelarut yang sama atau pelarut lain
yang mempunya daya elusi yang kuat (Djasman, 1979).

http://jejaringkimia.blogspot.com/KromatografiKolom/kromatografi.html

2.3.2. Sifat Adsorben dan Pelarut


Harus memiliki luas permukaan besar internal. Kecepatan adsorbsi akan semakin bertambah
dengan semakin kecilnya ukuran diameter adsorben

Daerah tersebut harus dapat diakses melalui pori-pori cukup besar untuk mengakui molekul
untuk teradsorpsi. Ini adalah bonus jika pori-pori juga cukup kecil untuk mengecualikan
molekulyang tidak diinginkan untuk menyerap

Adsorben harus mampu menjadi mudah diregenerasi

Adsorben seharusnya tidak mengalami penuaan yang cepat, yang kehilangan kapasitas serap
melalui daur ulang terus-menerus

Harus adbsorbent mekanik cukup kuat untuk menahan penanganan massal dan getaran yang
merupakan fitur dari setiap unit industri

http://www.scribd.com/ratu_hanifa/KromatografiKolom/SIFAT-adsorben.htm

Pemilihan pelarut tergantung dari sifat kelarutannya, akan tetapi lebih baik untuk memilih
suatu pelarut yang tidak tergantung pada kekuatan elusi sehingga zat-zat elusi yang lebih kuat
dapat dicoba. “kekuatan” dari zat elusi adalah daya penyerapan pada penyerap dalam kolom.

2.3.3. Penggunaan Kromatografi Kolom

Menganalisa zat pewarna alami dalam tumbuh-tumbuhan

Contohnya mengekstrak daun atau wortel. Sampel terlebih dahulu dihaluskan secara manual
dengan menggunakan mortar, kemudian ditambahkan dengan pelarut organic yaitu n-hexane,
hasil ekstraksi ini kemudian disaring dan filtratnya dipanaskan diatas penangas air dan dibiarkan
sampai mengental.

Kolom yang dipergunakan misalnya corong pisah yang berbentuk tabung (silinder), dalam
mempersiapkan kolom hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan memasang penahan pada
kolom, penahan yang dipergunakan adalah glass wool, hal ini dilakukan karena glass wool
memiliki kemampuan menyaring dan menahan penyerap lebih baik daripada menggunakan
kapas.

Proses memasukan glass wool kedalam corong pisah dilakukan dengan menggunakan pinset,
karena selain dapat menyebabkan gatal pada tangan, glass wool juga berbahaya jika terhirup.
Jumlah glass wool yang ditambahkan secukupnya dan glass wool yang sudah masuk corong pisah
tidak boleh dipadatkan.

Penyerap (Alumina/magnesia, silica gel, karbon, magnesium silikat, magnesium kabonat,


kalisum karbonat, dan aluminium silikat). Penyerap ditimbang secukupnya dan dilarutkan dengan
menggunakan pelarut organic n-hexane sampai penyerap menjadi bubur, kemudian bubur
penyerap dimasukan kedalam corong pisah. Proses memasukan penyerap ini dilakukan dengan
menggunakan spatula, proses ini harus dilakukan dengan cepat karena pelarut yang dipergunakan
adalah n-hexane yang volatile maka bahan penyerap pun menjadi cepat mengering, dan jika
bahan penyerap mengering maka proses memasukannya menjadi lebih sulit.

Proses memasukan penyerap dalam corong dilakukan sebaik mungkin dan homogen serta hindari
terdapatnya gelembung udara, karena gelembung udara dapat menyebabkan putusnya penyerap
dalam kolom.

Setelah penyerap dimasukan kedalam kolom, tahap selanjutnya adalah memasukan kertas saring
diatas penyerap sesusai dengan bentuk dari kolom, pemberian kertas saring ini bertujuan untuk
mendapatkan permukaan yang rata, sehingga contoh akan dengan mudah merata.
Contoh dimasukan kedalam kolom yang sudah dilapisi kertas saring dengan menggunakan pipet
tetes, penetesan contoh dilakukan secara perlahan dan dengan gerakan memutar sehingga contoh
dapat menyebar dengan baik.

Proses selanjutnya adalah memasukan pelarut. Penambahan pelarut diatas contoh tersebut
dilakukan sedikit demi sedikit, dan ditambahkan kembali sedikit demi sedikit jika pelarut mulai
berkurang. Pelarut yang ditambahkan akan turun perlahan kebagian penyerap dan membentuk
pita-pita warna sesuai dengan jenis zat warna yang terkandung dalam contoh. Pelarut tersebut
akan turun dan keluar dengan dengan membawa zat pewarna yang terlarut tersebut.

Analisis farmasi

Pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan
molekul penting lainnya

2.3.4. Manfaat Kromatografi Kolom

Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar. Misalnya
dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein. Protein sering
dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus di-purified (dimurnikan) terutama
untuk keperluan dalam bio-farmasi. Kromatografi juga bisa diaplikasikan dalam pemisahan
molekul-molekul penting seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting
lainnya. Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini, selanjutnya
sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal untuk
menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi obat tersebut
sehingga bisa bertahan lama.

Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam menginvestigasi
fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis penyakit
yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat diketahui apakah dia termasuk
perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air
liurnya. Demikian halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bisa memberikan data yang
akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara
dini dan cepat. Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting
terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti
spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra
dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik
kromatografi.

http://stealsblog.blogspot.com/makalah-fraksinasi-dengan-kromatografi.html

2.3.5. Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Kolom

Kelebihan kromatografi kolom :

Dapat digunakan untuk analisis dan aplikasi preparative

Digunakan untuk menentukan jumlah komponen campuran

Digunakan untuk memisahkan dan purifikasi substansi

Kekurangan kromatografi kolom :

Untuk mempersiapkan kolom dibutuhkan kemampuan teknik dan manual

Metode ini sangat membutuhkan waktu yang lama (time consuming)


http://rafaeljosephhimawan.blogspot.com/kromatografi-kolom-dan-kromatografi.html

http://jejaringkimia.blogspot.com/KromatografiKolom/kromatografi.html
http://rafaeljosephhimawan.blogspot.com/kromatografi-kolom-dan-kromatografi.html
http://robbaniryo.com/KromatografiKolom/ilmu kimia-KromatografiKolom.htm
http://stealsblog.blogspot.com/makalah-fraksinasi-dengan-kromatografi.html

Anda mungkin juga menyukai