Anda di halaman 1dari 6

MANFAAT DAUN JEWER KOTOK UNTUK KESEHATAN WANITA

A. Pendahuluan
Keputihan dapat disebabkan oleh infeksi, salah satunya adalah karena Candida
albicans. Candida spp. terdistribusi secara luas di lingkungan karena merupakan bagian
dari populasi komensal normal pada kulit, saluran gastrointestinal, dan saluran genitalia
wanita (Gillespie dan Bamford, 2009). Sekitar 75% wanita diperkirakan pernah
mengalami satu kali episode vulvovaginal candidiasis selama hidupnya. Sekitar 10-20 %
wanita tidak mengalami gejala dan menjadi carier vaginal candidiasis dan meningkat
40% selama kehamilan. Pengobatan kandidiasis dilakukan baik secara oral ataupun
intravaginal menggunakan antibiotik golongan azol (Sherrad, et al., 2011). Akan tetapi
efek samping yang tidak diinginkan yang umum terjadi pada terapi dengan golongan azol
adalah gangguan gastrointestinal dan dapat menyebabkan abnormalitas pada enzim hati
(Katzung, 2010). Sehingga dapat dipilih pengobatan tradisional sebagai alternatif. Selain
itu, penggunaan obat tradisional umumnya dipilih karena faktor biaya maupun
ketidaknyamanan evaluasi medis (Lodise et al., 2009). Obat tradisional yang umum
digunakan untuk mengobati keputihan oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah
daun sirih, beluntas dan jawer kotok (Dalimartha, 1999; Dalimartha, 2000; Dalimartha,
2006).
Pluchea indica digunakan secara tradisional untuk mengobati berbagai penyakit
infeksi seperti gatal-gatal, infeksi pada mata dan kulit (Hussain, 2013). Untuk mengobati
keputihan biasanya daun beluntas dicampur dengan herba lain direbus dan diminum
airnya(Lodise et al., 2009). Secara ilmiah, minyak atsiri daun beluntas terbukti memiliki
daya hambat terhadap Candida albicans pada konsentrasi 12,5%. Kandungan kimia
minyak atsiridaun beluntas tersebut terdiri atas caryophyllene, isocaryophyllene serta
senyawa derivat azulene, dan naphthalene (Arini et al., 2006).
Daun sirih dan jawer kotok pun digunakan dengan cara direbus dan diminum airnya
(Dalimartha, 2006). Tanaman jawer kotok pun sering kali di manfaatkan sebagai
tanaman obat herbal karena bagian daunnya yang memiliki banyak sekali manfaat untuk
kesehatan. Daun jawer kotok sendiri sering kali di gunakan sebagai anti-radang atau
antiinflamasi. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang di lakukan secara farmakologi
ekperimental. Dan dari hasil penelitian tersebut menyatakan bahwasannya kandungan
flavonoid yang di jumpai dalam daun jawer kotok ini memiliki peranan penting sebagai
anti-inflamasi, antiseptik, antibiotik, anti-hipertensi da juga anti-kanker. Selain dari pada
itu, masih terdapat kandungan daun jawer kotok lainnya seperti kandungan mineral, zat
pati, zat alkaloid dan minyak terbang.
B. Pengertian
1. Keputihan
a. Definisi Keputihan
Keputihan merupakan gejala keluarnya cairan dari vagina selain darah haid
(Kasdu, 2005).
Keputihan (flour albus) adalah gejala keluarnya getah atau cairan vagina
yang berlebihan sehingga sering menyebabkan celana dalam basah (Pudiastuti,
2010).
Keputihan adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau lendir
menyerupai nanah (Bahari, 2012).
Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan keputihan adalah
suatu cairan putih yang keluar dari liang vagina secara berlebihan dan tidak
berupa darah.

b. Klasifikasi Keputihan
Ada 2 jenis keputihan yang dijelaskan oleh Ayuningsih, Teviningrum dan
Krisnawati (2009), yaitu:
1) Keputihan normal (fisiologis). Keputihan fisiologis biasanya terjadi
menjelang dan sesudah menstruasi, mendapatkan ransangan seksual,
mengalami stres berat, sedang hamil atau mengalami kelelahan. Adapun
cairan yang keluar berwarna jernih atau kekuningan, tidak berbau dan tidak
terasa gatal. Keputihan semacam ini merupakan sesuatu yang wajar, sehingga
tidak diperlukan tindakan medis tertentu.
2) Keputihan abnormal (patologis). Keputihan patologis disebut keputihan
dengan ciri-ciri jumlahnya banyak, warnanya putih seperti susu basi, kuning
atau kehijauan, disertai dengan rasa gatal dan pedih, terkadang berbau busuk
atau amis. Keputihan menjadi salah satu tanda atau gejala adanya kelainan
pada organ reproduksi wanita. Kelainan tersebut dapat berupa infeksi, polip
leher rahim, keganasan (tumor dan kanker), serta adanya benda asing.
Namun tidak semua infeksi pada saluran reproduksi wanita memberikan
gejala keputihan.
c. Penyebab Keputihan
Secara umum keputihan disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat seperti:
penggunaan tisu yang terlalu sering, pakaian berbahan sintesis yang ketat, WC
yang kotor, sering bertukar celana dalam atau handuk dengan orang lain,
membasuh organ kewanitaan kearah yang salah, kelelahan, tidak segera
mengganti pembalut, stres, sabun pembersih yang berlebihan, lingkungan kotor,
kadar gula darah yang tinggi dan hormon yang tidak seimbang (Ayuningsih,
2009).
Keputihan yang abnormal disebabkan oleh kelainan alat kelamin sebagai
akibat cacat bawaan seperti rektovaginalis dan fistel vesikovaginalis, cedera
persalinan dan radiasi kanker genitalia, benda asing yang tertinggal di dalam
vagina seperti tertinggalnya kondom dan pesarium untuk penderita hernia,
berbagai tumor jinak yang tumbuh ke dalam lumen, pada menopause dikarenakan
vagina yang mengering sehingga sering timbul gatal dan mudah luka, dan
beberapa penyakit kelamin yang disebabkan oleh beberapa jenis mikro organisme
dan virus tertentu, diantaranya adalah:
1) Bakteri
 Grandnerella. Keputihan yang timbul berwarna putih keruh keabu-abuan,
agak lengket dan berbau amis seperti ikan, disertai rasa gatal dan panas
pada vagina. Menimbulkan peradangan pada vagina yang tidak spesifik
dan menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin.
Peradangan yang ditimbulkan oleh bakteri ini disebut Vaginosis bakterial.
 Gonococcus. Ada beberapa macam bakteri golongan coccus. Salah
satunya Neisseria Gonorrhea, suatu bakteri yang dilihat dengan
mikroskop tampak diplokok (berbentuk biji) intraseluler dan ekstraseluler,
bersifat tahan asam dan bersifat “gram negatif”. Bakteri ini menyebabkan
penyakit akibat hubungan seksual (PHS/PMS/STD) yang paling sering
ditemukan yaitu Gonorrhea. Pada laki-laki, penyakit ini menyebabkan
kencing nanah. Sedangkan pada perempuan menyababkan keputihan.
 Chlamydia Trachomatis. Bakteri ini sudah lebih dahulu dikenal sebagai
penyebab penyakit mata yang disebut Trakoma, namun ternyata bisa juga
ditemukan dalam cairan vagina yang menyebabkan penyakit uretritis non-
spesifik (non-gonore). Keputihan yang ditimbulkan bakteri ini tidak begitu
banyak dan lebih encer bila dibandingkan dengan Gonorrhea. Namun,
bila infeksinya terjadi bersamaan dengan bakteri gonococcus, bisa
menyebabkan peradangan panggul yang berat, kemandulan, hingga
kehamilan diluar kandungan.
2) Jamur Candida
Keputihan yang timbul berwarna putih susu, bergumpal seperti susu
basi, di sertai rasa gatal dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya.
Keputihan yang disebabkan oleh jamur candida, paling sering oleh spesies
albicans. Peradangan yang ditimbulkan oleh jamur ini disebut Kandidosis
vaginalis. Pada keadaan normal jamur ini terdapat di rongga mulut, usus besar
maupun dalam liang kemaluan wanita. Namun, pada keadaan tertentu, jamur
ini meluas sehingga menimbulkan keputihan. Beberapa faktor dapat
mempermudah seseorang terinfeksi jamur ini, seperti saat haid, hamil, minum
antibiotika dalam jangka waktu lama, kontrasepsi oral (pil KB), obat
kortikosteroid, dan penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
3) Parasit
Keputihan jenis ini bersifat khas yaitu jumlah banyak, warna kuning
kehijauan, bau tak sedap, sakit saat melakukan hubungan seksual dan gatal.
Penularan terjadi melalui hubugan seksual. Peradangan yang ditimbulkan oleh
parasit ini disebut Trichomoniasis.
4) Virus
Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh Virus Herpes
Simplex (VHS) tipe-2 dan Human Papilloma Virus (HPV). Infeksi HPV dapat
meningkatkan timbulnya kanker serviks, penis, dan vulva. Sedangkan HPV
tipe-2 dapat menjadi faktor pendamping. HPV dapat menimbulkan penyakit
Kondiloma akuminata yang disebut juga genital warts, kutil kelamin, veneral
warts (jengger ayam).

d. Pencegahan Keputihan
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari
keputihan: menghindari berganti-ganti pasangan hubungan seksual, menjaga
kebersihan alat kelamin, menggunakan pembersih yang tidak mengganggu
kesetabilan pH disekitar vagina, membilas vagina kearah yang benar,
menghindari pemakaian bedak pada vagina, menghindari membilas vagina
ditoilet umum, mengeringkan vagina sebelum menggunakan celana dalam,
mengurangi konsumsi makanan manis, memilih celana dalam yang tidak
terlalau ketat dan mudah menyerap keringat, menghindari berganti-ganti
celana dalam dengan orang lain, sering-sering mengganti pembalut ketika
haid, gunakan kondom ketika hendak berhubungan seksual jika sudah terkena
keputihan, menggunakan obat yang mengandung estrogen bagi wanita yang
sudah memasuki masa menoupose, melakukan pemeriksaan papsmear secara
rutin bagi yang sudah menikah (Tarwoto, 2010).

2. Daun Jawer Kotok


Tanaman yang masuk dalam bahasa ilmiahnya Plectranthus Scutellaroides ini
memiliki daun berwarna ungu kehitam-hitaman menyerupai hati, sedangkan bentuk
daun tersebut pada sisinya bergerigi. Ia bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 2
meter dengan batang yang gampang patah. Karena warnanya yang cukup menarik,
tanaman yang terrgolong liar ini adakalanya dimanfaatkan sebagai bagian dari
tanaman hias.

Untuk membudidayakan tanaman yang satu ini tidak perlu memerlukan usaha
lebih. Pasalnya jawer kotok dapat di budi dayakan di daerah dataran rendah maupun
dataran tinggi dengan cara di potong dan di stek pada batangnya, maka tanaman ini
pun akan tumbuh dan berkembang tanpa perlu memberikan perawatan khusus.
Meski bisa tumbuh liar dan hanya sering dimanfaatkan sebagai tanaman hias,
namun jawer kotok kenyataannya juga memiliki khasiat sebagai tanaman obat. Salah
satu contohnya adalah dimanfaatkan sebagai obat anti-radang alais anti-inflamasi.
Contoh ini bisa diketahui sesuai penelitian yang dilakukan secara farmakologi
eksperimental. Bahwa berdasarkan dari hasil penelitian tersebut, dijumpai kandungan
flavonoid yang memiliki peran sebagai anti-inflamasi, antiseptic, anti-hipertensi, dan
juga anti-kanker. Selain dari pada itu, masih terdapat kandungan daun jawer kotok
lainnya seperti kandungan mineral, zat pati, zat alkaloid dan minyak terbang.
Manfaat daun jewer kotok untuk kesehatan wanita sangat banyak, salah satunya
sebagai antiseptik. Antiseptik dapat digunakan untuk mengurangi keputihan pada
organ vital wanita. Keputihan yang di alami wanita sering kali menyebabkan
ketidaknyamanan berupa gatal atau becek di area miss v. Namun, kini bisa
mengatasinya dengan menggunakan ramuan manfaat daun jawer kotok untuk
keputihan berikut ini.
Cara pengolahan: Siapkan terlebih dahulu 2/3 genggam daun jawer kotok yang
teklah di cuci bersih. Kemudian rebus dengan menggunakan 3 gelas air. Setelah air
rebusannya tersisa menjadi 3/4 gelas. Setelah dingin, air rebusan disaring dan
diminum bersama madu. Konsumsi ramuan ini secara teratur 3 kali dalam sehari
hingga keputihan mereda.
Sebagai tanaman yang dikenal sebagai obat, maka daun jawer kotok yang sering
digunakan ini memiliki kandungan antara lain tanin, lemak, kalsium, minyak atsiri,
antibiotik, dan antiseptik. Meskipun banyak kandungan bermanfaat namun tanaman
ini juga memiliki efek samping yang perlu diperhatikan. Banyak masyarakat yang
mempercayai bahwa efek samping daun jawer kotok dapat mengakibatkan keguguran
pada ibu hamil. Akan tetapi tidak perlu khawatir terutama para ibu hamil karena efek
samping daun ini tetap aman dikonsumsi jika masih dalam takaran yang tepat dan
tidak berlebihan. Sebagai pencegahan dari efek samping maka sebaiknya jangan
terlalu banyak mengkonsumsi daun jawer kotok untuk jangka waktu yang panjang.

C. Daftar Pustaka
Mengandung Flavonoid, Daun Jawer Kotok Bisa Jadi Obat Anti-Inflamasi. unpad.ac.id,
Diakses pada 21 Januari 2018.
Jawer Kotok Sembuhkan radang; Koran Cetek Minggu Pagi Minggu IV Agustus 2015,
Diakses pada 21 Januari 2018.

Anda mungkin juga menyukai