Anda di halaman 1dari 20

PAPER

Mata Kuliah : METODE PENELITIAN HUKUM


Dosen : Dr. Yudhi Setiawan, SH., MS.
Dr. Erikson Sitohang, SH., M.Hum.
I Made Mandi Widhiana, SH., MH.

TINJAUAN MENGENAI JENIS DAN SUMBER DALAM


METODE PENELITIAN HUKUM

OLEH:
I NYOMAN SUDARMA , SH.
NPM : 19.02.01235.1625.

PROGRAM PASCASARJANA (S2) MAGISTER HUKUM


PROGRAM STUDI ILMU HUKUM PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS MAHENDRADATTA
DENPASAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan paper yang berjudul

“TINJAUAN MENGENAI JENIS DAN SUMBER DALAM METODE

PENELITIAN HUKUM”.

Dalam penyusunan paper ini, terdapat sedikit hambatan yang penulis hadapi.

Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain

berkat kerja keras dan dukungan orang-orang terdekat penulis, sehingga kendala-

kendala yang penulis hadapi, dapat teratasi.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi

pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sendiri, sehingga tujuan yang

penulis harapkan dapat tercapai, Astungkara.

Denpasar, Februari 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................6
1.3. Tujuan Penulisan...............................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Jenis-Jenis Metode Penelitian Hukum..............................................................8


A. Berdasarkan Fokus Kajiannya.................................................................8
B. Berdasarkan Sudut Bentuknya................................................................12
C. Berdasarkan Sudut Penerapannya...........................................................13
D. Berdasarkan Sudut Tujuannya.................................................................13
2.2. Sumber Penelitian Hukum Normatif dan Empiris............................................14
A. Sumber Bahan Hukum Normatif.............................................................14
B. Data dan Sumber Data Penelitian Hukum Empiris.................................15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Metodelogi penelitian adalah kata majemuk, terdiri atas dua kata, metodelogi

dan penelitian. Kata metodelogi berasal dari kata Yunani, methodos yang berarti cara,

dan logos yang berarti ilmu, sehingga metodelogi dapat diartikan dengan suatu

disiplin yang berhubungan dengan metode, peraturan, kaedah yang diikuti dalam ilmu

pengetahuan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kata metode

mengandung arti cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan

agar tercapai sesuatu yang dikehendaki. Sedangkan mengandung arti ilmu tentang

metode. Secara singkat metodelogi dapat juga diartikan :

1. Sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu

disiplin ilmu.

2. Studi atau analisis teoretis mengenai suatu cara/metode.

3. Cabang ilmu logika yang berkaitan dengan prinsip umum pembentukan

pengetahuan (knowledge).

4. Secara praktis, Metodelogi = metode = cara = teknik = prosedur.

Jadi, metodelogi membahas cara bagaimana untuk memperoleh dan menyusun

pengetahuan yang benar berdasarkan metode ilmiah. Metode Ilmiah/Metode

Keilmuan merupakan prosedur untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu.

Untuk melakukan/mencapai metode ilmiah tersebut harus melakukan beberapa

langkah-langkah secara sistematis yaitu:

1
1. Langkah perumusan masalah;

2. Menyusun kerangka berfikir;

3. Membuat rumusan hipotesis/Asumsi (kalau perlu);

4. Pengujian hipotesis;

5. Penarikan Kesimpulan.

Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re berarti

kembali dan search berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari

kembali. Penelitian adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan suatu

sistematika. Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan

dan menganalisis sampai menyusun laporannya.

Sedangkan dalam bahasa indonesia kata penelitian berasal dari kata teliti yang

mendapat awalan pe dan akhiran an. Kata teliti mengandung arti cermat, seksama,

hati-hati, dan ingat-igat. Sedangkan kata penelitian diartikan dengan pemeriksaan atau

penyelidikan yang teliti. Juga berarti kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan

penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu

persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.

Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut:

1. David H Penny

Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah

yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.

2. Suprapto

Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang

dijalankan fakta-fakta atau prinsip-prisip dengan sabar, hati-hati, serta

sistematis.

2
3. Sutrisno Hadi

Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk

menemukan, mengembaggkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

4. Mohammad Ali

Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau

asaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang

dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.

5. Menurut Hilway.

Mengatakan bahwa Penelitian itu tidak lain dari suatu metode study yang

dilakukan oleh seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati, dengan sempurna

terhadap suatu masalah.

6. Menurut Widneiy.

Mengatakan bahwa penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan

kebenaran sehingga penelitian itu juga merupakan metode penelitian secara

kritis.

Metodelogi penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk

mencapai pemahaman dengan syarat ketelitian dalam arti kebenarannya harus dapat

dipercayai. Menurut Noeng Muhadjir, metodelogi peneitian adalah ilmu yang

mempelajari tentang metode-metode penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam

penelitian, yaitu alat-alat untuk mencari kebenaran.

Sedangkan metodelogi dalam setiap penelitian hukum adalah menguraikan

tentang tata cara bagaimana suatu penelitian hukum itu harus dilaksanakan. Sebagai

uraian tentang tata cara (teknik) penelitian yang harus dilakukan, maka Metodelogi

Penelitian Hukum pada pokoknya mencakup uraian mengenai :

3
1. Metode yang akan dipergunakan Yakni metode pendekatan apa yang sekiranya

akan diterapkan dalam penelitian yang harus dilakukan. Apakah memakai

metode pendekatan yang bersifat normatif atau mempergunakan metode

empiris.

2. Tipe penelitian yang dilakukan Maksudnya, tipe penelitian apa yang patut

diterapkan, apakah memakai tipe eksploratif, deskriptif, eksplanatoris atau

memakai tipe-tipe penelitian yang lain.

3. Metode populasi dan sampling Penentuan secara tepat untuk populasi dan

sampling dalam suatu penelitian hukum adalah penting, karena :

a. Untuk menentukan apakah penelitian yang dilakukan itu terhadap semua

populasi atau hanya sampelnya saja.

b. Dengan penentuan populasi dan sampel yang tepat akan didapat nilai

validitas data yang tinggi. Kalau yang diteliti sampelnya saja, maka haruslah

disebutkan metode sampling yang dipergunakan.

4. Metode pengumpulan data

a. Studi kepustakaan/studi dokumen

b. Wawancara (interview)

c. Daftar pertanyaan (kuesioner)

d. Pengamatan (observasi)

e. Pengolahan dan analisis data

Menurut Frankfort-Nachmias & Nachmias (1996) mengungkapkan metodelogi

merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian karena metodelogi akan

digunakan sebagai :

4
1. Aturan komunikasi. Metodelogi merupakan alat komunikasi sesama peneliti

untuk berbagi pengalaman dalam melakukan penelitian. Ketika peneliti

menuliskan metodelogi yang digunakan secara jelas, dapat diakses oleh peneliti

lain, maka kemungkinan replikasi penelitian dan validasi temuan penelitian

dalam dilakukan.

2. Aturan penalaran. Meskipun observasi empiris sangat fundamental dalam

penelitian ilmiah, namun fakta, data atau bukti yang ditemukan tidak bisa

‘berbicara’ dengan sendirinya. Karenanya, dalam hal ini, dibutuhkan logika

untuk menarik inferensi yang reliabel berdasarkan fakta hasil observasi.

3. Aturan intersubjektifitas. Karena kemungkinan adanya subjektivitas terlibat

dalam penelitian, maka dengan metodelogi yang jelas, validasi bisa dilakukan

oleh peneliti lain untuk menjamin objektivitas empiris. Hal ini berarti ada

hubungan saling-tergantung antara objektivitas dan validasi.

Dari kutipan di atas dapat kita ketahui bahwa metodelogi sangat berguna pada

suatu penelitian ilmiah. Oleh karena itu metode yang ilmiah haruslah memenuhi

beberapa kriteria seperti yang diungkapkan oleh Moh. Nazir secara ringkas yakni

sebagai berikut :1

1. Berdasarkan fakta, artinya keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian,

baik yang dikumpulkan dan yang dianalisis harus berdasarkan fakta-fakta, dan

bukan merupakan penemuan atau pembuktian yang didasarkan pada daya

khayal, kira-kira, legenda, atau kegiatan sejenis.

2. Bebas dari prasangka, dalam hal ini metode ilmiah harus memiliki sifat bebas

dari prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan-pertimbangan subjektif,

1
Muhammad Nazir, 1988, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 43

5
3. Menggunakan prinsip analisis, dalam hal ini setiap masalah harus dicari dan

ditemukan sebab-sebab permasalahan itu terjadi dan pemecahannya dengan

menggunakan analisis yang logis,

4. Menggunakan hipotesis, dalam hal ini hipotesis digunakan untuk

mengakumulasi permasalahn serta memandu jalan pikiran ke arah tujuan yang

ingin dicapai sehingga hasil yang diperoleh akan mengenai sasaran yang tepat,

5. Menggunakan ukuran objektif, dalam hal ini ukuran ini tidak diperkenankan

menggunakna hati nurani, melainkan harus dibuat secara objektif dan

menggunakan prinsip pikiran sehat,

6. Menggunakan teknik kuantifikasi, dalam hal ini ukuran kuantifikasi harus

digunakan kecuali untuk atribut yang tidak dapat dikuantifikasi.

Metodelogi Penelitian Hukum merupakan suatu hal yang menarik untuk

dibahas. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan pembahasan lebih lanjut

mengenai hal ini dalam bentuk paper yang berjudul, "TINJAUAN MENGENAI

JENIS DAN SUMBER DALAM METODE PENELITIAN HUKUM".

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang penulis

angkat dalam penulisan paper ini, antara lain:

1. Apa saja Jenis-Jenis Metode Penelitian Hukum?

2. Apa saja yang menjadi Sumber Penelitian Hukum Normatif dan Empiris?

6
1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan yang penulisan

angkat dalam penulisan paper ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Metode Penelitian Hukum.

2. Untuk mengetahui Sumber Penelitian Hukum Normatif dan Empiris.

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Jenis-Jenis Metode Penelitian Hukum

Dalam melakukan suatu penelitian hukum tidak dapat terlepas dengan

penggunaan metode penelitian. Karena setiap penelitian apa saja pastilah

menggunakan metode untuk menganalisa permasalahan yang diangkat. Menurut

Soerjono Soekanto, penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada

metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu

atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka

juga diadakan pemeriksaan mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian

mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan yang timbul di dalam gejala yang

bersangkutan. Dalam metodologi penelitian hukum atau metode penelitian hukum

terdapat beberapa kategori yakni:

A. Berdasarkan Fokus Kajiannya

Metodologi penelitian hukum berdasarkan fokus kajiannya terbagi menjadi tiga

bagian yakni:

1. Metode Penelitian Normatif

Mengenai istilah penelitian hukum normatif, tidak terdapat keseragaman

diantara para ahli hukum. Diantara pendapat beberapa ahli hukum, yakni Soerjono

Soekanto & Sri Mamudji, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum

normatif atau metode penelitian hukum kepustakaan.2 Soetandyo Wignjosoebroto,

2
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, 2001, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan
Singkat), Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 13-14

8
menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum doctrinal.3 Sunaryati Hartono,

menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum normatif. 4 dan Ronny Hanitjo

Soemitro (Almarhum), menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum yang

normatif atau metode penelitian hukum yang doctrinal.5

Metode penelitian hukum jenis ini juga biasa disebut sebagai penelitian hukum

doktriner atau penelitian perpustakaan. Dinamakan penelitian hukum doktriner

dikarenakan penelitian ini hanya ditujukan pada peraturan-peraturan tertulis sehingga

penelitian ini sangat erat hubungannya pada pada perpustakaan karena akan

membutuhkan data-data yang bersifat sekunder pada perpustakaan. Hal ini disebabkan

pada penelitian normatif fokus pada studi kepustakaan dengan menggunakan berbagai

sumber data sekunder seperti pasal-pasal perundangan, berbagai teori hukum, hasil

karya ilmiah para sarjana.

Dalam penelitian hukum normatif hukum yang tertulis dikaji dari berbagai

aspek seperti aspek teori, filosofi, perbandingan, struktur/ komposisi, konsistensi,

penjelasan umum dan penjelasan pada tiap pasal, formalitas dan kekuatan mengikat

suatu undang-undang serta bahasa yang digunakan adalah bahasa hukum. Sehingga

dapat kita simpulkan pada penelitian hukum normatif mempunyai cakupan yang luas.

Penelitian Hukum Normatif (yuridis normatif) adalah metode penelitian hukum yang

dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka.6

2. Metode Penelitian Normatif-Empiris

3
Soetandyo Wignjosoebroto, 2002, Hukum, Paradigma Metode dan Dinamika Masalahnya,
Jakarta, hlm. 147
4
Sunaryati Hartono, 1994, Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, Alumni,
Bandung, hlm. 139
5
Ronny Hanitijo Soemitro, 1994, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cetakan
Kelima, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 10
6
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Loc.cit.

9
Metode penelitian hukum normatif empiris ini pada dasarnya merupakan

penggabungan antara pendekatan hukum normatif dengan adanya penambahan

berbagai unsur empiris. Metode penelitian normatif-empiris mengenai implementasi

ketentuan hukum normatif (undang-undang) dalam aksinya pada setiap peristiwa

hukum tertentu yang terjadi dalam suatu masyarakat. Dalam penelitian jenis ini

terdapat tiga kategori yakni:

a. Non judicial Case Study, merupakan pendekatan studi kasus hukum yang tanpa

konflik sehingga tidak ada campur tangan dengan pengadilan.

b. Judicial Case Study, pendekatan judicial case study ini merupakan pendekatan

studi kasus hukum karena konflik sehingga akan melibatkan campur tangan

dengan pengadilan untuk memberikan keputusan penyelesaian (yurisprudensi).

c. Live Case Study, pendekatan live case study merupakan pendekatan pada suatu

peristiwa hukum yang prosesnya masih berlangsung atau belum berakhir.

3. Metode Penelitian Empiris

Metode penelitian hukum empiris adalah suatu metode penelitian hukum yang

berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti bagaimana

bekerjanya hukum di lingkungan masyarakat. Dikarenakan dalam penelitian ini

meneliti orang dalam hubungan hidup di masyarakat maka metode penelitian hukum

empiris dapat dikatakan sebagai penelitian hukum sosiologis. Dapat dikatakan bahwa

penelitian hukum yang diambil dari fakta-fakta yang ada di dalam suatu masyarakat,

badan hukum atau badan pemerintah.

Penelitian Hukum Sosiologis atau empiris adalah metode penelitian yang

dilakukan untuk mendapatkan data primer dan menemukan kebenaran dengan

menggunakan metode berpikir induktif dan kriterium kebenaran koresponden serta

10
fakta yang digunakan untuk melakukan proses induksi dan pengujian kebenaran

secara koresponden adalah fakta yang mutakhir. 7 Cara kerja dari metode yuridis

sosiologis dalam penelitian tesis ini, yaitu dari hasil pengumpulan dan penemuan data

serta informasi melalui studi kepustakaan terhadap asumsi atau anggapan dasar yang

dipergunakan dalam menjawab permasalahan pada penelitian tesis ini, kemudian

dilakukan pengujian secara induktif–verifikatif pada fakta mutakhir yang terdapat di

dalam masyarakat. Dengan demikian kebenaran dalam suatu penelitian telah

dinyatakan reliable tanpa harus melalui proses rasionalisasi.

Berikut ini merupakan daftar perbandingan antara penelitian hukum normatif dan

empiris.

PENELITIAN HUKUM PENELITIAN HUKUM


TAHAP PENELITIAN
NORMATIF EMPIRIS
Normatif/juridis, hukum
Empiris/ sosiologis, hukum
diidentifikasikan sebagai
Metode pendekatan diidentifikasikan sebagai
norma peraturan atau
perilaku yang mempola.
undang-undang (UU).
Teori-teori intern tentang
Teori sosial mengenai
hukum seperti undang-
hukum atau teori hukum
Kerangka teori undang (UU), peraturan
sosiologis.Pembuktian
pemerintah.Pembuktian
melalui masyarakat.
melalui pasal.
Menggunakan data primer
(data yang diperoleh
Menggunaan data skunder langsung dari kehidupan
Data (data yang diperoleh dari masyarakat dengan cara
studi kepustakaan) wawancara, observasi,
kuesioner, sample dan lain-
lain)
Objek kajian Hukum positif (aspek Aspek internal dari hukum

7
Soerjono Soekanto & Sri Mamuji, Op.cit., hlm. 14

11
internal) positif
Optik yang digunakan Preskriptif Netral, objektif, deskriptif
Data skunder dikumpulkan
Data primer dikumpulkan
Teknik pengumpulan data dengan cara studi
dengan cara wawancara.
kepustakaan.
Teori-teori sosiologi
Norma, yurisprudensi, dan hukum, antropologi
Dasar untuk menganalisis
doktrin hukum, psikologi hukum
atau teori-teori sosial
Logika berfikir Deduktif Induktif
Membuat keputusan/ Deskriptif, ekplanatif
Tujuan
menyelesaikan masalah (memahami), prediktif
Logis normatif
(berdasarkan logika dan Kuantitatif (kesimpulan
Bentuk analisis peraturan UU), silogisme yang dituangkan dalam
(menarik kesimpulan yang bentuk angka)
telah ada), kualitatif

B. Berdasarkan Sudut Bentuknya

Metodologi penelitian hukum berdasarkan sudut bentuknya terbagai menjadi:

1. Metode Penelitian Diagnostik

Metode penelitian diagnostik merupakan metode penelitian yang dirancang

dengan menuntun seorang peneliti ke arah suatu tindakan, sehingga dengan metode

penelitian ini peneliti akan di arahkan pada sebab-sebab timbulnya suatu gejala.

2. Metode Penelitian Preskriptif

Menurut Prasetyo Hadi Purwandaka penelitian preskriptif merupakan penelitian

untuk mendapatkan saran-saran dalam mengatasi masalah tertentu. Tidak berbeda

halnya dengan Soerjono Soekanto yang mengatakan bahwa penelitian preskriptif

12
adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan saran-saran untuk

memecahkan masalah-masalah tertentu.8

3. Metode Penelitian Evaluatif

Metode penelitian evaluatif adalah penelian yang bertujuan untuk menilai baik

penelitian tersebut melalui pengujian maupun melalui analisis hubungan yang terjadi

pada antar variabel.

C. Berdasarkan Sudut Penerapannya

Metodologi penelitian hukum berdasarkan sudut penerapannya, terbagi menjadi

tiga bagian, yaitu:

1. Penelitian Murni

Penelitian murni merupakan salah satu jenis penelitian sosial yang memiliki

orientasi pada bidang akademis.

2. Penelitian Terapan

Menurut Maryati dalam buku sosiologi penelitian terapan merupakan salah satu

jenis penelitian yang bertujuan untuk memberikan solusi atas permasalahn tertentu

secara praktis.

3. Fokus Masalah

Merupakan penelitian yang ditujukan pada suatu permasalahan yang sedang

ramai dibicarakan masyarakat luas.

D. Berdasarkan Sudut Tujuannya

Metodologi penelitian hukum berdasarkan sudut tujuannya, terbagi menjadi tiga

bagian, yaitu:

1. Penelitian Fact Finding

8
Soerjono Soekanto,1981, Pengantar penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, h.4.

13
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk menemukan berbagai fakta yang

ada dari suatu permasalahan.

2. Penelitian Problem Identification

Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi pokok

permasalahan dari tema/ permasalahan yang diteliti.

3. Penelitian Problem Solution

Merupakan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan dengan

mencari solusinya.

2.2. Sumber Penelitian Hukum Normatif dan Empiris

A. Sumber Bahan Hukum Normatif

Dalam penelitian hukum normatif Sumber Bahan Hukum yang digunakan

adalah Bahan Hukum Primer dan Bahan Hukum Sekunder, masing-masing dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Bahan Hukum Primer terdiri atas Asas dan Kaidah Hukum. Perwujudan asas

dan kaidah hukum ini dapat berupa: Peraturan Dasar, Konvensi Ketatanegaraan,

Peraturan Perundang-Undangan, Hukum yang tidak tertulis, putusan

pengadilan, Keputusan Tata Usaha Negara.

b. Bahan Hukum Sekunder terdiri atas: Buku-buku hukum (text book), Jurnal-

jurnal hukum, Karya tulis hukum atau pandangan ahli hukum yang termuat

dalam media massa, Kamus dan ensiklopedi hukum (beberapa penulis hukum

menggolongkan kamus dan ensiklopedi hukum ke dalam bahan hukum tersier),

dan Internet dengan menyebut nama situsnya.

B. Data dan Sumber Data Penelitian Hukum Empiris

14
Data yang diteliti dalam penelitian hukum empiris ada dua jenis yaitu data

primer dan data sekunder.

a. Data Primer adalah data yang bersumber dari penelitian lapangan yaitu suatu

data yang diperoleh langsung dari sumber pertama di lapangan yaitu baik dari

responden maupun informan.

b. Sedangkan data sekunder adalah suatu data yang bersumber dari penelitian

kepustakaan yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumber

pertamanya, melainkan bersumber dari data-data yang sudah terdokumenkan

dalam bentuk bahan-bahan hukum.

Bahan hukum terdiri dari Bahan Hukum Primer, Bahan Hukum Sekunder, dan

Bahan Hukum Tersier.

a. Bahan hukum primer dapat berupa: Kaedah Dasar (UUD Negara Republik

Indonesia Tahun 1945); Peraturan Perundang-undangan; Hukum yang tidak

tertulis seperti hukum adat; dan Yurisprudensi.

b. Bahan hukum sekunder antara lain: rancangan Undang-Undang; hasil-hasil

penelitian; pendapat pakar hukum, karya tulis hukum yang termuat dalam media

massa; buku-buku hukum (textbook), serta jurnal-jurnal hukum.

c. Sedangkan bahan hukum tersier seperti: kamus hukum; dan ensiklopedia.

BAB III

15
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, adapun kesimpulan yang penulis dapatkan dari

penulisan paper ini, antara lain:

1. Metode penelitian hukum dibagi menjadi beberapa jenis, yakni: penelitian

hukum terdapat beberapa kategori yakni:

A. Berdasarkan fokus kajiannya: Metode penelitian normative, Metode

penelitian normatif-empiris, Metode penelitian empiris.

B. Berdasarkan Sudut Bentuknya: Metode Penelitian Diagnostik, Metode

Penelitian Preskriptif, Metode Penelitian Evaluatif.

C. Berdasarkan Sudut Penerapannya: Penelitian Murni, Penelitian Terapan,

Fokus Masalah.

D. Berdasarkan Sudut Tujuannya: Penelitian Fact Finding, Penelitian, Problem

Identification, Penelitian Problem Solution.

2. Dalam penelitian hukum normatif Sumber Bahan Hukum yang digunakan

adalah Bahan Hukum Primer dan Bahan Hukum Sekunder. Sedangkan Data

yang diteliti dalam penelitian hukum empiris ada dua jenis yaitu data primer dan

data sekunder, dan Bahan hukum terdiri dari Bahan Hukum Primer, Bahan

Hukum Sekunder, dan Bahan Hukum Tersier.

DAFTAR PUSTAKA

16
Hartono, Sunaryati, 1994, Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20,
Alumni, Bandung.
Nazir, Muhammad, 1988, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Ronny Hanitijo Soemitro, 1994, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri,
Cetakan Kelima, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Soekanto, Soerjono, 1981, Pengantar penelitian Hukum, Universitas Indonesia,
Jakarta.
_________________, & Sri Mamudji, 2001, Penelitian Hukum Normatif (Suatu
Tinjauan Singkat), Rajawali Pers, Jakarta.
Wignjosoebroto, Soetandyo, 2002, Hukum, Paradigma Metode dan Dinamika
Masalahnya, Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai