Anda di halaman 1dari 36

Mirza_Megarezki

Minggu, 27 November 2011

KARYA TULIS ILMIAH


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY“S” DENGAN ASFIKSIA
RINGAN DI RSUD SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 22 S.D 24 JULI 2010

KARYA TULIS ILMIAH


DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT DALAM MENYELESAIKAN
PENDIDIKAN PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR

Oleh
MIRZAYANTI
NH.0407055

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY”S” DENGAN ASFIKSIA
RINGAN DI RSUD SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 22 s.d 24 juli 2010

DI SUSUN OLEH :
MIRZAYANTI
NH.0407055

Periode Bimbingan : 23 Juli 2010 s/d 10 Agustus 2010


Program pendidikan : DIII Kebidanan STIKES Nani Hasanuddin
Makassar.Karya Tulis Ini disetujui untuk di pertahankan dalam Ujian Karya Tulis
Ilmiah dihadapan penguji.

Makassar, Agustus 2010


Pembimbing I Pembimbing II

Hj.Nia Gustriani,S.ST Theresia Limbong,SKM.M.Kes

PENGESAHAN TIM PENGUJI


KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY“S” DENGAN ASFIKSIA


RINGAN DI RSUD SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 22 S.D 24 JULI 2010

Oleh
MIRZAYANTI
NH.0407055

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah STIKES Nani
Hasanuddin Makassar Program Studi Diploma Tiga Kebidanan Pada:
Hari / Jam : Senin / 15.00 Wita
Tanggal : 16 Agustus 2010
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat :
Tim Penguji
1) Hj.Nia Gustriani,S.ST ………………………………………
2) Theresia Limbong,SKM., M.Kes ………………………………………
3) Dra.Hj.Husna,S.ST. M.Kes ……………………………………..

Mengetahui
Ketua Program Studi Diploma Tiga Kebidanan
Stikes Nani Hasanuddin Makassar

Hj.Muliaty Tinggala, SKM., M.Kes


NIDN. 09103004036
BIODATA PENULIS
A. IDENTITAS
Nama : Mirzayanti
Nim : Nh.0407055
Tempat Tanggal Lahir : Makassar,27 Juli 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Komp. Buntusu Permai Blok A1 No 12
(BTP), Makassar
Telepon / Hp : 0411-591241
085255676669

B. PENDIDIKAN
1. Tamat SDN Karuwisi I Makassar Tahun 2001
2. Tamat SMP PGRI II Makassar Tahun 2004
3. Tamat SMK Negeri 7 Makkassar Tahun 2007
4. Mengikuti pendidikan program khusus kebidanan Stikes Nani Hasanuddin
Makassar Tahun 2007 sampai sekarang

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Rabbil ‘alamin Allahumma shally ‘ala Muhammad wa’ala alihi wa
shahbihi ajma’in
Hanya karena Allah segala sesuatu terjadi,hanya dengan izin-Nya semua
yang kita impikan terwujud. Manusia hanya mampu berusaha sedang Allah jua yang
menentukan hasilnya. Dengan izin Allah pula, penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
diselesaikan.
Karya Tulis Ilmiah ini yang merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan program D-III Kebidanan Stikes Nani Hasanuddin
Makassar dengan judul Asuhan Kebidanan Pada By Ny“S” dengan Asfiksia Ringan
di Rumah Sakit Umum Syekh Yusuf Gowa tanggal 22 s.d. 24 Juli 2010.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karta Tulis Ilmiah ini tidak akan terwujud
tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah
pantasnya penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada ibu Hj.Nia Gustriani, S.ST selaku pembimbing I
dan Ibu Theresia Limbong,SKM., M.Kes selaku pembimbing II atas segala
kesediaan,kesungguhan, dan kesabarannya dalam membimbing dan mengarahkan
penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Dalam penyususnan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Olehnya pada kesempatan ini penulis menghaturkan
banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Hj.Nani Russa.SKM. Msi. M.KES, selaku ketua Yayasan Stikes Nani
Hasanuddin
2. Bapak Sukriadi S.Kep. Ns. M.Kes, selaku Ketua Stikes Nani Hasanuddin
3. Ibu Muliaty Tinggala SKM,. M.Kes, selaku Ketua Program D III Kebidanan Stikes
Nani Hasanuddin Makassar
4. Bapak Sri Darmawan.SKM, selaku Wali Kelas D III Kebidanan angkatan 2007
Stikes Nani Hasanuddin Makassar
5. Segenap Dosen dan Staf pengajar D III Kebidanan Stikes Nani Hasanuddin
Makassar, yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.
6. Direktur RSUD Syekh Yusuf Gowa beserta staf yang telah memberikan izin untuk
mengambilan data yang penulis butuhkan.
7. Teristimewa kepada kedua orang tua
tercinta, ayahanda dan ibunda sertasaudara,keluarga dan pacar ku yang penuh
kasih sayang , memberikan motivasi, doa dan biaya sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan dengan baik dan tepat waktu.
8. Kepada temen-teman mahasiswa D III Kebidanan Stikes Nani Hasanuddin Makassar
angakatan 2007, serta sahabat-sahabat ku tercinta, Novi, Tuti, Icha, Nila, Irma,
Evhy,inha,Inar,Ani,Arhi dan teman-teman yang lain yang tidak sempat saya
sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dari segi tenaga maupun
pemikiran.

Akhirnya semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu kebidanan dan semoga kebaikan serta bantuan yang telah diberikan kepada
penulis akan diberikan balasan yang setimpal oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Makasssar, Agustus 2010


Penulis

Mirzayanti
DAFTAR ISI
LEMBARAN JUDUL ......................................................................... i
LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................. ii
LEMBARAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................ iii
BIODATA PENULIS ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiii
DAFTAR BAGAN ............................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xv
BAB I .. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Ruang Lingkup ............................................................. 4
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum ......................................................... 4
2. Tujuan Khusus ....................................................... 4
D. Manfaat Penulisan ....................................................... 6
E. Metode Penulisan ........................................................ 7
F. Sistematika Penulisan ................................................. 8
BAB II.. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Asfiksia
1. Pengertian ............................................................... 11
2. Etiologi ...................................................................... 12
3. Patofisiologi ............................................................. 14
4. Klasifikasi Klinis ...................................................... 15
5. Tanda dan Gejala ................................................... 18
6. Diagnosis Asfiksia .................................................. 18
7. Penatalaksanaan ................................................... 20
a. Menilai Bayi ...................................................... 20
b. Tindakan Pada Bayi Asfiksia ........................ 22
c. Cara Kerja ......................................................... 23
B. Proses Asuhan Kebidanan
1. Pengertian Asuhan Kebidanan ........................... 29
2. Proses Asuhan Kebidanan .................................. 29
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
(SOAP)...................................................................... 32

BAB III. STUDI KASUS


Langkah I Identifikasi Data Dasar ...................................... 33
Langkah II Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual..... 38
Langkah III Antisipasi Diagnosa /Masalah Potensial ..... 39
Langkah IV Tindakan Emergenci / Kolaborasi ................ 40
Langkah V Rencana Tindakan .......................................... 41
Langkah VI Pelaksanaan Asuhan Kebidanan ............... 43
Langkah VII Evaluasi ........................................................... 43
Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan ............... 44
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................... 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 56
B. Saran ............................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Perbedaan Asfiksia Livida dan Valida............................................ 15
Tabel 2. Penilaian Asfiksia dengan Apgar.................................................... 17
Tabel 3. Penilaian Asfiksia Berdasarkan Cara Sigtuna.............................. 19

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Teknik Ventilasi Tekanan Positif .................................. 23
Gambar 2. Kompresi Dada................................................................. 25
Gambar 3. Intubasi Endotrakeal........................................................ 27

DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan 1. Skema Tindakan Resusitasi........................................................... 22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Satuan Acara penyuluhan ( Teknik Menyusui yang Benar)
Lampiran 2. Satuan Acara Penyuluhan ( Metode Kanguru)
Lampiran 3. Usulan Judul
Lampiran 4. Lembar Konsul Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 5. Surat Keterangan Studi Kasus
Lampiran 6. Surat Pengantar Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Visi,misi dan strategi pembangunan kesehatan indonesia sehat 2010. Visi
menggerakkan pembangunan nasional, berwawasan kesehatan memelihara dan
meningkatkan kesehatan individu,keluarga dan masyarakat. Serta lingkungannya
memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan
terjangkau mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Misi strategi
pembangunan nasional berwawasan kesehatan profesionalisme dan jaminan
pemeliharaan kesehatan, profesionalisme jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat disentralisasi. (visi ind sehat 2010) diakses tanggal 6 Agustus 2010.
Asfiksia Neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir, hal ini disebabkan oleh hipoksia janin
dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalan
kehamilan, persalinan atau segera setelah bayi lahir. (Sarwono 2006,Hal : 709)
Infant Mortality Rate atau Angka kematian bayi adalah banyaknya bayi yang
meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
yang sama. Indikator ini terkait langsung dengan terget kelangsungan hidup anak
dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan tempat tinggal anak-anak
termasuk pemeliharaan kesehatannya. AKB cenderung lebih menggambarkan
kesehatan reproduksi. AKB relevan dipakai untuk memonitor pencapaian terget
program karena mewakili komponen penting pada kematian balita.
Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui
survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian
di fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu Sensus
Penduduk, Surkesnas/Susenas, dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI).
Menurut hasil Surkesnas/Susenas, AKB di Indonesia pada tahun 2001 sebesar
50 per 1.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2002 sebesar 45 per 1.000 kelahiran
hidup. Sedangkan AKB menurut hasil SDKI 2002-2003 terjadi penurunan yang
cukup besar, yaitu menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup sementara hasil SDKI 2007
hasilnya menurun lagi menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup, angka ini berada jauh
dari yang diproyeksikan oleh Depkes RI yakni sebesar 26,89 per 1.000 kelahiran
hidup. Adapun nilai normatif AKB yang kurang dari 40 sangat sulit diupayakan
penurunannya (hard rock), antara 40-70 tergolong sedang, namun sulit untuk
diturunkan, dan lebih besar dari 70 tergolong mudah untuk diturunkan.
Depkes RI bahwa AKB di Sulsel pada tahun 2007 sebesar 27,52 per kelahiran
hidup. Sementara laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bahwa jumlah
kematian bayi pada tahun 2006 sebanyak 566 bayi, atau 4,32 per 1000 kelahiran
hidup, mengalami peningkatan pada tahun 2007 menjadi 709 kematian bayi atau
4,61 per 1.000 kelahiran hidup. Untuk tahun 2008 ini jumlah kematian bayi turun
menjadi 638 atau 4,61% per 1000 kelahiran hidup. Untuk tahun 2009 jumlah
kematian turun menjadi 495 atau 3,31 % per 1.000 kelahiran hidup.
(http://www.depkes.go.id) diakses tanggal 06 Agustus 2010.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pencatatan dan pelaporan di RSUD Syekh
Yusuf Sungguminasa Gowa periode januari s.d juni 2010, jumlah kelahiran bayi yaitu 984 bayi,

dan dari jumlah tersebut terdapat 34 bayi asfiksia (3,45 %), Asfiksia Ringan sebanyak 12 bayi
(32,23%), Asfiksia Sedang 3 bayi (8,82%), dan Asfiksia berat sebayak 19 bayi (55,88%). (Buku
pencatatan dan pelaporan RSUD Syekh Yusuf Sungguminasa Gowa).

Sehubungan dengan masih tingginya kejadian Asffiksia yang ditemukan serta besarnya
resiko yang ditimbulkan maka penulis termotivasi untuk membahas lebih lanjut melalui Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny“S” Dengan Asfiksia Ringan di RSUD
Syekh Yusuf Gowa.
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan Karya Tulis Ilmiah ini adalah Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Ny“S”: Dengan Asfiksia Ringan di RSUD Syekh Yusuf Gowa.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi Ny“S” dengan Asfiksia
Ringan di RSUD Syekh Yusuf Gowa tanggal 22 s.d 24 juli 2010
2. Tujuan Khusus
a. Dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan berdasarkan kompotensi
kewenangan bidan melaksanakan pengkajian data pada bayi Ny“S” dengan Asfiksia
Ringan di RSUD Syekh Yusuf Gowa tanggal 22 s.d 24 juli 2010
b. Dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan berdasarkan kompotensi
kewenangan bidan mengidentifikasi diagnosa / masalah aktual pada bayi Ny“S”
dengan Asfiksia Ringan di RSUD Syekh Yusuf Gowa tanggal 22 s.d 24 juli 2010.
c. Dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan berdasarkan kompotensi
kewenangan bidan mengantisipasi diagnosa / masalah potensial pada bayi Ny“S”
dengan Asfiksia Ringan di RSUD Syekh Yusuf Gowa tanggal 22 s.d 24 juli 2010.
d. Dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan berdasarkan kompotensi
kewenangan bidan mengevaluasi perlunya tindakan segera atau kolaborasi pada
bayi Ny“S” dengan Asfiksia Ringan di RSUD Syekh Yusuf Gowa tanggal 22 s.d 24
juli 2010.
e. Dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan berdasarkan kompotensi
kewenangan bidan menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi Ny“S” dengan
Asfiksia Ringan di RSUD Syekh Yusuf Gowa tanggal 22 s.d 24 juli 2010.
f. Dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan berdasarkan kompotensi
kewenangan bidan melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada bayi Ny“S”
dengan Asfiksia Ringan di RSUD Syekh Yusuf Gowa tanggal 22 s.d 24 juli 2010.
g. Dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan berdasarkan kompotensi
kewenangan bidan mengevaluasi asuhan kebidanan pada bayi Ny“S” dengan
Asfiksia Ringan di RSUD Syekh Yusuf Gowa tanggal 22 s.d 24 juli 2010.
h. Dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan berdasarkan kompotensi
kewenangan bidan mendokumentasikan semua tingdakan asuhan yang telah di
lakukan pada bayi Ny“S” dengan Asfiksia Ringan di RSUD Syekh Yusuf Gowa
tanggal 22 s.d 24 juli 2010.
D. Manfaat penulisan
1. Manfaat praktis
Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Ujian Akhir Program
Pendidikan Diploma III Kebidanan Stikes Nani Hasanuddin Makassar.
2. Manfaat ilmiah
Diharapkan Karya Tulis ini dapat menjadi sumber informasi dan memperkaya ilmu
pengetahuan serta sebagai bahan acuan bagi penyusun Karya Tulis berikutnya
untuk memperkirakan kejadian Asfiksia di Indonesia khususnya di Makassar.
3. Manfaat institusi
Sebagai bahan acuan institusi pendidikan dan tenaga bidan untuk penulisan Karya
Tulis selanjutnya.
4. Manfaat bagi penulis
Merupakan pengalaman yang dapat menambah kemampuan dalam penerapan
Asuhan Kebidanan dengan Asfiksi

E. Metode Penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode :
1. Studi Kepustakaan
Penulis membaca dan mempelajari buku literatur yang relevan dengan Asfiksia
sebagai dasar teoritis yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
2. Studi Kasus
Penulis menggunakan studi kasus pendekatan pemecahan masalah dalam
kebidanan yang meliputi : pengumpulan data, identifikasi diagnosa masalah aktual,
antisipasi dignosa / masalah potensial, tindakan segera atau kolaborasi, evaluasi
asuhan kebidanan serta pendokumentasian asuhan kebidanan pada By Ny“S”
dengan Asfiksia Ringan Di RSUD Syekh Yusuf Gowa.
Untuk memperoleh data yang akurat penulis menggunakan teknik :
a. Anamnese
Penulis melakukan tanya jawab dengan orang tua klien yang dapat membantu
memberikan informasi yang dibutuhkan.
b. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien dengan cara inspeksi,
palpasi,perkusi, dan auskultasi dan pemeriksaan penunjang (laboratorium).
3. Studi Dokumentasi
Membaca dan mempelajari status kesehatan yang berhubungan dengan Asfiksia
yang bersumber dari Rekam Medik Catatan dokter, bidan, perawat, dan hasil
pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat memberikan kontribusi dalam
penyelesaian Karya Tulis ini.
4. Diskusi
Penulisan melakukan tanya jawab dengan tenaga kesehatan yakni : Dokter atau
bidan yang menangani langsung klien tersebut serta mengadakan diskusi dengan
dosen pengaruh atau pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan untuk penulisan Karya Tulis ini terdiri
dari :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Ruang Lingkup Penulisan
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
E. Metode Penulisan
F. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Asfiksia
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Klasifikasi klinis
5. Tanda dan gejala
6. Diagnosis
7. Penatalaksanaan Resusitasi
8. Perawatan Paska Resusitasi
B. Proses Asuhan Kebidanan
1. Pengertian Asuhan Kebidanan
2. Tahapan Dalam Manajemen Asuhan Kebidanan
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
BAB III STUDI KASUS
Langkah I Identifikasi Data Dasar
Langkah II Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual
Langkah III Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial
Langkah IV Tindakan Segera / Kolaborasi Asuhan Kebidanan
Langkah V Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Langkah VI Penatalaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Langkah VII Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan
Pendokumentasian hasil Asuhan Kebidanan
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bagian ini penulis membahas tentang kesenjangan antara teori dan
kasus yang ada, dibahas secara sistematis mulai dari pengkajian, merumuskan
diagnosa masalah aktual dan potensial, tindakan segera atau kolaborasi,
perencanaan, penatalaksanaan serta evaluasi asuhan kebidanan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN UMUM TENTANG ASFIKSIA
1. Pengertian
a. Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera menangis
secara spontan dan teratur setelah bayi lahir. (Sarwono ,2006,hal 709)
b. Asfiksia neonatrum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia berarti hipoksia yang progresif karena
gangguan pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat
gangguan dalam persediaan O2 dan kesulitan mengeluarkan CO2 saat janin di
uterus hipoksia.(askep-asfiksia) diakses tanggal 17 Agustus 2010
c. Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O2 dan
mungkin meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih
lanjut.
(http://www.asfiksia-neonatorum) diakses tanggal 28 juli 2010
d. Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir. (Askep-Asfiksia) diakses tanggal
17 Agustus 2010.
e. Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan
pertukaran udara pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia)
disertai dengan peningkatan karbondioksida (hiperkapnea).Dengan demikian organ
tubuh mengalami kekurangan oksigen (hipoksia hipokasik) dan terjadi
kematian.(Defenisi) diakses tanggal 17 Agustus 2010
B. Etiologi
Hipoksia janin yang dapat menyebabkan Asfiksia Neonatorum terjadi karena
gangguan pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke janin sehingga terjadi
gangguan dalam persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2. Gangguan ini dapat
berlangsung secara menahun akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama
kehamilan atau secara mendadak karena hal-hal yang diderita ibu dalam
persalinan(Sarwono,2006).
Penyebab kegagalan pernafasan pada bayi terdiri dari :
1. Faktor ibu
a. Hipoksia ibu
Terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau anestesia dalam
hal ini akan menimbulkan hiposia janin
b. Gangguan aliran dalam uterus
Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya
pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. Hal ini sering ditemukan pada :
1) Gangguan kontraksi uterus,misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus akibat
penyakit atau obat.
2) Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan
3) Hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain.
2. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta
.asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta,
misalnya solusio palsenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.
3. Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam
pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin.
Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan tali pusat menumbung,
tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir dan lain-lain.
4. Faktor neonatus
Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena:
1) Pemakaian obat anestesia / analgetik yang berlebihan pada ibu secara langsung
dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.
2) Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarahan intrakranial. Kelaianan
kongenital pada bayi, misalnya hernia diafrakmatika atresia / stenosis saluran
pernafasan, hipoplasia paru. (http://www.asfiksia-neonatorum) diakses tanggal 28
juli 2010
2. Patofisiologi
Bila terdapat gangguan atau pertukaran gas atau pengangkutan O2selama
kehamilan/persalinan maka akan terjadi asfiksia. Keadaan ini akan mempengaruhi
fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan
gangguan ini dapat reversible atau tidak tergantung dari berat badan dan lamanya
asfiksia. Asfiksia ringan yang terjadi yang dimulai dengan periode apnoe, disertai
dengan penurunan frekuensi jantung. Selanjutnya bayi akan menunjukkan usaha
nafas, yang kemudian diikuti pernafasan teratur.
Pada Asfiksia sedang dan berat usaha nafas tidak tampak sehingga bayi
berada dalam periode apnoe yang ke dua.dan ditemukan pula brikardi dan
penurunan tekanan darah. Disamping perubahan klinis juga terjadi gangguan
metabolisme dan keseimbangan asam dan basa pada neonatus. Pada tingkat awal
menimbulkan asidosis respiratorik. Bila gangguan berlanjut terjadi metabolisme
anaerob yang berupa glikolisis glokogen tubuh, sehingga glikogen tubuh pada hati
dan jantung berkurang.
Hilangnya glikogen yang terjadi pada kardiovaskuler menyebabkan gangguan
fungsi jantung. Pada paru-paru terjadi pengisian udara alveoli yang tidak adekuat
sehingga menyebabkan resistensi pembuluh darah paru. Sedangakn diotak terjadi
kerusakan sel otak yang dapat menimbulkan kematian kehidupan bayi selanjutnya.
(http://www.authorstream.com) diakses tanggal 28 juli 2010
3. Klasifikasi Klinis
A. Ada 2 macam Asfiksia :
1) Asfiksia Livida (Biru)
2) Afiksia Pallida (Putih)
Tabel 1. Perbedaan Asfiksia Livida Dan Pallida

Perbedaan Asfiksia Pallida Asfiksia Livida


Warana kulit Pucat Kebiru-biruan
Tonus Otot Sudah Kurang Masih Baik
Reaksi Rangsangan Negative Positif
Bunyi jantung Tak Teratur Masih teratur
Prognosis Jelek Lebih Baik

(Sinopsis Obstetri, Hal : 428)


B. Asfiksia di klasifikasi berdasarkan APGAR Score sebagai berikut :
1) Asfiksia Berat (nilai apgar 0-3)
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen terkendali.
2) Asfiksia sedang (nilai apgar 4-6)
Penanganan memerlukan resusitasi segera secara aktif dan pemberian oksigen
sampai bayi dapat bernafas secara normal.
3) Sedikit asfiksia atau bayi normal (nilai apgar 7-10)
Bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan khusus.
(Sinopsis Obstetri, Hal : 430)

Tabel 2 : Penilaian Asfiksia dengan Apgar

Skor 0 1 2
A: Appreance Pucat Badan merah Seluruh badan
Color (Warna Kulit) ekstremitas biru kemerahan
P: Pulse Tidak Ada <100 x/mnt <100 kali/mnt
(Frekuensi
Jantung)
G: Grimace Tidak Ada Sedikit gerakan Menagis,
(Reaksi Terhadap mimik bantuk/bersin
Rangsangan)
A : Activity (Tonus Lumpuh Ekstremitas dalam Gerakan aktif
Otot) fleksi sedikit
R: Respiration Tidak Ada Lemah, tidak Menangis kuat
(Pernapasan) teratur
(Sinopsis Obstetri Hal : 430)
Nilai APGAR pada umumnya dilaksanakan pada I menit dan 2 menit sesudah
bayi lahir. Tapi penilaian harus dimulai segera sesudah bayi lahir. Apabila bayi
memerlukan intervensi berdasarkan penilaian pernapasan, denyut jantung atau
warna kulit maka penilaian ini harus dilakukan segera. Intervensi yang harus
dilakukan jangan sampai terlambat karena menunggu hasil penilaian APGAR 1
menit.

4. Tanda dan Gejala


Gejala asfiksia yang khas antara lain meliputi pernapasan cepat, pernapasan
cuping hidung, sianosis dan nadi cepat.
a. Sebelum lahir
1) DJJ ireguler dan frekuensinya lebih dari 160 kali/menit atau kurang dari 160 kali /
menit
2) Terdapat mekonium dalam air ketuban
3) Analisa air ketuban atau amnioskopi
4) Kardiotokografi
5) ultrasonografi
b. Setelah lahir
1) Bayi tampak pucat dan sianosis serta tidak bernafas
2) Kalau mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neorologik seperti kejang dan
menangis kurang baik atau tidak menangis.
5. Diagnosis Asfiksia
Asfiksia pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia atau hipoksia
janin. Diagnosa hipoksia atau anoksia dapat dibuat dalam persalinan dengan
ditemukan tanda-tanda gawat janin. Untuk menentukan bayi yang akan dilahirkan
terjadi asfiksia, maka ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian :

a. Frekuensi denyut jantung janin


Frekuensi normal adalah 120-160 kali/menit. Selama his frekuensi ini bisa turun, tapi
diluar his kembali lagi kepada keadaan semula.
b. Mekanisme dalam air ketuban
Mekonium pada presentase sungsang tidak ada artinya akan tetapi pada presentase
kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenasi dan terus timbul kewaspadaan.
c. Pemeriksaan PH pada janin
Pemeriksan itu turun sampai dibawah 7,2 maka hal itu dianggap sebagai tanda
bahaya
Salah satu cara sederhana untuk menilai Asfiksia pada bayi baru lahir dengan
cara sigtuna di bawah tabel ini;
Tabel 3 : Penilaian Asfiksia Berdasarakan Cara Sigtuna

Penialaian 0 1 2
Pernapasan Tidak Ada Lemah, tida\k Baik
teratur
Frekuensi Jantung Tidak Ada ≤ 120 kali/menit ≥ 120 kali/menit
Warna Kulit Biru Badan merah, Seluruh tubuh
ekstremitas biru kemerahan
(Saifuddin A.B, 2002 hal. 349)

6. Penatalaksanaan
Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi asfiksia neonatus disebut resusitasi
bayi baru lahir yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan
membatasi gejala sia yang mungkin muncul.
a. Menilai bayi
Penilaian dilakukan berdasarkan 3 gejala yang sangat penting bagi kelanjutan hidup
bayi.
1) Usaha bernafas, apabila bayi bernafas spontan dan memadai lanjutkan dengan
menilai frekuensi jantung dan bila bayi sukar bernafas dilakukan rangsangan taktil
dengan dengan menepuk dan menyentil telapak kaki bayi atau menggosok
punggung bayi sambil memberikian oksigen.
2) Frekuensi denyut jantung, setelah menilai usaha bernafas dan melakukan tindakan
yang diperlukan serta memperhatikan apakah spontan atau tidak. Bila frekuensi
denyut jantung >100 kali/menit dan bayi bernafas spontan, dilanjutakan dengan
menilai warna kulit.
3) Warna kulit, penilaian warna kulit dilakukan bayi bernafas dengan spontan dan
frekuensi jantung >100 kali/menit.

Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan yang dikenal dengan ABC
resusitasi:
A) Memastikan saluran nafas terbuka yaitu dengan cara :
1) Meletakkan bayi dalam posisi yang benar
2) Mengisap lendir dimulut kemudian di hidung
3) Bila perlu masukkan ET utnuk memastikan pernapasan terbuka
B) Memulai pernapasan dengan cara :
1) Melakukan rangsangan taktil
2) Bila perlu melakukan ventilasi tekanan positif (VTP)
C) Mempertahankan sirkulasi darah
1) Merangsang dan mempertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada, bila
perlu menggunakan obat-obatan.
(http://www.asfiksia+neonatorum.com)diakses tanggal 28 juli 2010

b. Tindakan Bayi pada bayi Asfiksia

- Letakkan bayi dibawah pemancar panas


(bersihkan trachea dengan pengisap lendir
jika ada mekonium)
- Keringkan seluruhtubuh bayi
- Ganti kain basah dengan yang kering
- Atur posisi bayi
- Bersihkan mulut, hidung bayi dengan alat
pengisap
- Lakukan rangsangan taktil bila perlu
-
Evaluasi Pernapasan

Tidak bernafas Bernafas spontan

Evaluasi denyut VTP dengan Evalusi

jantung Oksigen <100x/mnt denyut


murni jantung

100%
15-30 dtk 100x/
mnt

<60x/mnt 60-
100x/mnt >100x/mnt Evaluasi
Warna kulit

Ventilasi Denyut Denyut - diamati terus pucat keme- Biru

Diteruskan Jantung Jantung sampai rahan atau


Kopresi dada Tetap bertambah pernapasan sianosis primer
spontan
- Kemudian
ventialasi
dihentikkan observasi Beri
Ventilasi Ventilasi atau O2

Diteruskan diteruskan pantau


Kompresi dada
Apabila denyut

80x/mnt

Mulai pemberian obat apabila denyut jantung <80x/mnt setelah 30 dtk,diberi VTP dengan
O2 100% dan Kompresi dada (Pelayanan Kesehatan Maternal 2006,Hal :368)
Bagan 1. Skema Tindakan Resusitasi
c. Cara Kerja
1) Ventilasi Tekanan Positif

Gambar 1. Tekhnik Ventilasi Tekanan Positif


a) Bayi diletakkan dalam posisi ekstensi
b) Agar VTP efektif, kecepatan memompa (kecepatan ventilasi) dan tekanan ventilasi
harus sesuai, kecepatan ventilasi sebaiknya 40-60 kali/menit dan tekanan ventilasi
yang dibutuhkan 30-40 cm H20. Setelah pernapsan pertama, membutuhkan 15-20
crn H20. Tekanan ventilasi hanya dapat diatur apabila 4 M gunakan baton yang
mempunyai pengukur tekanan.
c) Observasi gerakan dada bayi
Adanya gerakan bayi turun naik merupakan bukti bahwa sungkup terpasang dengan
baik dan paru-paru mengembang. Bayi menarik nafas dangkal apabila dada
bergerak maksimum, bayi seperti menarik nafas panjang, menunjukkan paru-paru
terlalu mengembang yang berarti tekanan yang diberikan terlalu tinggi.
d) Observasi gerakan tubuh bayi
Gerak perut tidak dapat dipakai sebagai pedoman ventilasi yang efektif. Gerak perut
mungkin disebabkan oleh masuknya udara kedalam lambung.
e) Penilaian suara nafas bilateral
suara nafas didengar dengan menggunakan stetoskop, adanya suara nafs dikedua
paru-paru merupakan indikasi bahwa bayi mendapat ventilasi yang benar.
f) Obeservasi pengembangan dada bayi.
Apabila dada terlalu berkembang, kurangi tekanan dengan mengurangi maremas
baton. Apabila dada kuraang berkembang mungkin disebabkan oleh salah satu
penyebab perlekatan sunggup kurang sempurna, arus udara terhambat dan tidak
cukup tekanan. (Saifuddin A.B, 2002 Hal 354)
2) Kompresi dada

Gambar 2. Kompresi dada


a) Pelaksana menghadap ke dada bayi dengan ke dua tangan dalam posisi yang benar
b) Kompresi dilakukan di 1/3 bagian bawah tulang dada di bawah garis khayal yang
menghubungkan kedua putting susu bayi. Hati-hati jangan menekan prosesus
xifodeus
c) Dengan posisi jari-jari tangan yang benar gunanya tekanan yang cukup untuk
menekan tulang pada ½-3/4 inci (± 1-2 cm) kemudian tekanan dilepaskan untuk
memungkinkan pengisian jantung atau takanan kebawah ditambah pembebasan
tekanan berat badan, kurangnya jaringan lemak dibawah kulit untuk mencegah
hipotermia bayi diletakkan dalam incubator, suhu incubator untuk berat badan
>2500 gram suhunya 33oC. bayi dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37oC.
Suhu incubator dapat diturunkan 1oC setiapa minggunya (IDAI, 2003 Hal :111)
d) Kebutuhan cairan
Volume cairan untuk hari-hari pertama berdasarkan umur bayi yaitu :
Hari 1 : 60 ml/kg BB
Hari 2 : 80 ml/kg BB
Hari 3 : 100 ml/kg BB
Hari 4 : 120 ml/kg BB
Hari 5 : 140 ml/kg BB
Hari 6 : 150 ml/kg BB
Hari 7 : 160 ml/kg BB
Untuk bayi berat lahir rendah >2500 gram : 6 x/hari (setiap 4 jam)

Rumus untuk satu kali pemberian minuman :


= BB per hari x jumlah kebutuhan dalam air = …..cc
Jumlah pemberian
3) Intubasi endotrakeal

Gambar 3. Intubasi Endotrakeal


a) Peralatan
(1) Kateter isap De Lee
(2) Berbagai ukuran selang endotrakeal yang dapat disesuaikan
(3) Laringskop tekanan positif
(4) Handuk
(5) Plester
b) Metode
(1) Tempatkan bayi pada posisi kepala sedikit ekstensi dapat diletakkan handung
dibawah bahu bayi
(2) Letakkan laringskop di sudut kanan mulut bayi
(3) Masukkan laringskop sedalam 2-3 cm sambil merotasikannya ke tengah dan
menggeser lidah kekiri
(4) Pada saat ujung bite dada diantara dasar lidah dan epiglottis, naikkan sedikit ke atas
sampai glottis terlihat(kadang-kadang sedikit tekanan pada laring eksternal oleh
seorang asisten akan memudahkan pemanjangan glottis)
(5) Masukkan selang endotrakeal pada sisi kanan mulut sampai pita suara vokalis.
Pastikan anda mudah melihat (selang harus cukup kecil untuk memungkinkan udara
tetap dapat masuk yani runag yang mengelilinginya : ruang ini menjamin eksresi
dapat dilakukan dengan mudah dan mengurangi resiko kerusakan jaringan)
(6) Isap secret jika diperlukan
(7) Ketika selang endotrakeal dimasukkan tahan di tempatnya dengan kengcang namun
lembut kemudian tarik laringskop ke adapter kantong
(8) Lakukan ventilasi dengan kantong oksigen, dengan menggunakan stetoskop harus
memeriksa apakan ventilasi kedua paruh ttealh adekuat (SaifuddinA.B, 2002 Hal:
359)
C. PROSES ASUHAN KEBIDANAN
1. Pengertian Asuhan Kebidanan
Manajemen Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian
tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (simatupang
E.J,2006 Hal : 7)
2. Proses Asuhan Kebidanan
a. Langkah I. Pengumpulan dan Analisa Data Dasar
Pengumpulan dan ana lisa dasar adalah pengumpulan data yang kompleks
untuk menilai klien. Data ini termasuk riwayat pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
yang berhubungan dengan klien.
b. Langkah II. Merumusakan Diagnosa / Masalah Aktual
Menginterpretasikan data secara positif ke dalam suau rumusan diagnosa dan
masalah kebidana. Masalah dan diagnosa keduanya digunakan dan mempunyai
pengertian yang berbeda. Masalah ini tidak dapatdidefenisikan sebagai suatu
diagnosa tetapi memerlukan penanganan secara keseluruhan. Masalah sering
dihubungkan dengan keluhan-keluhan yang dirasakan klien, sedang diagnosa sering
diartikan oleh bidan yang berfokus pada apa yang dialami oleh klien. (Simatupang,
E.J.2006, Hal:10-16)
c. Langkah III. Merumusakan Diagnosa / Masalah Potensial
Dari semua masalah dan diagnosa, identifikasi faktor-faktor potensial yang
memerlukan tindakan segera dan tindakan pencegahan jika memungkinkan atau
waspada sambil menunggu serta persiapan segala sesuatu yang terjadi.
d. Langkah IV. Melaksanakan tindakan segera / Kolaborasi
Proses asuhan kebidanan harus dilakukan secara terus-menerus sehingga dapat
menghasilkan data yang baru dimana dapat segera dinilai. Data yang muncul dapat
digambarkan suatu keadaan darurat, maka bidan harus segera bertindak untuk
menyelamatkan ibu maupun bayinya, misalnya perdarahan post partum kala III dan
asfiksia pada bayi. Tapi ada beberapa data yang indikasinya membutuhkan tindakan
segera sambil menunggu intervensi dokter. Dalam situasi lain yang tidak darurat
perlu konsultasi atau kolaborasi dokter oleh karena itu bidan harus mampu menilai
situasi klien yang disesuaikan dengan kebutuhan klien.
e. Langkah V. Perencanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Dikembangkan berdasarkan identifikasi saat sekarang dan antisifasi dignosa serta
meliputi data tambahan setelah data dasar. Rencana tindakan komprehensif bukan
meliputi keadaan klien serta hubungan dengan masalah yang dialami akan tetapi
meliputi antisipasi dengan bimbingan terhadap klien serta konseling mengenai satus
ekonomi, agama, budaya maupun data psikologis. Rencana tindakan akan dilakukan
harus disetujui klien oleh karena itu harus didiskusikan dengan klien. Semua
tindakan harus berdasarkan rasional yang relevan dan diakui kebenarannya sesuai
dengan situasi kondisi dimana tindakan harus dapat dianalisa secara teroritis.
f. Langkah VI. Pelaksanaan tindakan Asuhan Kebidanan
Implementasi dapat dilaksanakan secara keseluruhan oleh bidan atau bekerjasama
dengan tim kesehatan lain. Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan
langsung ataupun tindakan konsultasi dan kolaborasi.implementasi yang efisien
akan mempercepat waktu perawatan dan megurangi biaya perawatan serta
meningkatakan kualitas pelayanan klien.
g. Langkah VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan
Langkah akhir manajemen kebidanan adalah evaluasi, namun sebenarnya langkah
evaluasi ini dilakukan pada setiap lanhkah manajemen kebidanan. Pada tahap ini
bidan harus mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang
diberikan.

3. Pendokumentasian asuhan Kebidanan (SOAP)


a. Data Subyektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata, mencakup nama,
umur, tempat tinggal, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan serta keluhan-
keluhan, diperoleh dari hasil wawancara langsung pada pasien atau keluarga dan
tenaga kesehatan lainnya.
b. Data Obyektif
data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, aus
kultasi, perkusi serta pemeriksaan penunjag seperti pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan diagnostik.
c. Assesmen
Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah yang
mencakup kondisi, masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Penegakan
diagnosa kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya menganggulangi
ancama keselamatan pasien / klien.
d. Planning
Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan
dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien / klien
(Simatupang, E.J, 2006, Hal : 61)
BAB III
STUDI KASUS
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny“S” Dengan Asfiksia Ringan
Di RSUD Syekh Yusuf Gowa
Tanggal 22 s.d 24 Juli 2010

Nomor Register : 21 19 56
Tanggal Persalinan : 22 Juli 2010, Jam 13.40 Wita
Tanggal Pengkajian : 22 Juli 2010, Jam 14.00 Wita
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
1. Identitas
a. Identitas Bayi
Nama Bayi : By Ny“S”
Tanggal Lahir : 22 Juli 2010, Jam 13.40 Wita
Anak Ke : Pertama
Jenis Kelamin : Laki-laki
b. Identitas Ibu / Ayah
Nama : Ny “S” / Tn “ S”
Umur : 25 tahun / 25 tahun
Nikah / Lamanya : 1x / ± 11 Bulan
Suku : Makassar / Makassar
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Jln. Samata
2. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
a. Riwayat Kehamilan
1) P1 A0
2) HPHT tanggal 20-10 2009
3) HTP tanggal 27-7-2010
4) Selama hamil ibu memeriksakan kehamilannya 4 kali di puskesmas
5) Ibu mendapat imunisasi TT 2 kali
6) Tidak ada riwayat penyakit selama kehamilan
7) Selama hamil nafsu makan berkurang
8) Saat ANC ibu diberikan tablet penambah darah dan vitamin C
9) Ibu tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol dan merokok.
b. Riwayat Persalinan
1) Ibu masuk kamar bersalin pada jam 06.15 wita dengan keluhan nyeri perut tembus
belakang di sertai dengan pelepasan lendir dan darah dari jalan lahir sejak jam
23.00 wita.
2) Perlangsungan kala I 7 jam
3) Perlangsungan kala II 40 menit
4) Perlangsungan kala III 15 menit
5) Jenis persalinan spontan pervaginam, presentase belakang kepala

Penilaian dengan APGAR

Tanda 0 1 2 I II
A : Appreance Pucat Badan merah >100 kali/mnt 1 2
Color (Warna ekstremitas
Kulit) biru
P: Pulse Tidak <100 x/mnt <100 kali/mnt 1 2
(Frekuensi Ada
Jantung)
G: Grimace Tidak Sedikit Menagis, 2 1
(Reaksi Ada gerakan bantuk/bersin
Terhadap mimik
Rangsangan)
A: Activity Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif 1 2
(Tonus Otot) dalam fleksi
sedikit
R : Respiration Tidak Lemah, tidak Menangis 1 1
(Pernapasan) Ada teratur kuat
Jumlah 6 8
Nilai Apgar Score : 6/8
3. Pemeriksaan Fisik
a. Bayi tidak segera menangis, pernapasan tidak teratur dengan frekuensi 55 kali/menit
(N : 30-60 kali/menit)
b. Frekuensi jantung belum teratur dengan frekuensi 149 kali/menit (N : 120-160
kali/menit )
c. Suhu 36,3oC (N : 36,5oC – 37oC)
d. Warna kulit ekstremitas biru
e. BBL : 2850 gram (normal 2500-4000 gram)
f. PBL : 45 cm (normal 45-55 cm)
g. Lingkar Kepala : 32 cm (normal 32-35 cm )
h. Lingkar Dada : 31 cm (normal 30-24 cm)
i. Lingkar Perut : 32 cm (normal ± 32 cm)
j. Lila : 10 cm (normal 8-11 cm)
k. Jenis Kelamin : Laki-laki
l. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
a) Rambut hitam dan tipis
b) Caput succodenum
2) Mata
a) Simetris kiri dan kanan
b) Pupil mata bereaksi dengan baik
c) Konjungtiva pucat
d) Sklera tidak kuning
3) Hidung
a) Lubang hidung simetris kiri dan kanan
b) Tidak terpasang oksigen
4) Mulut/bibir
a) Banyak terdapat lendir
b) Bibir tampak pucat
5) Telinga
a) Simetris kiri dan kanan
6) Leher
a) Tonus otot leher baik
b) Tidak ada pembengkakan dan nyeri tekan
7) Dada dan Perut
a) Gerakan dada seirama dengan nafas bayi
b) Tali pusat perbungkus dengan kasa
8) Punggung dan bokong
a) Tonjolan pungung tidak ada
b) Lipatan kulit bokong ada
9) Genitalia dan anus
a) Testis terbungkus skrotum, skrtum berkerut
b) Uretra berlubang
c) Lubang anus (+ ), bayi belum BAB
d) Genitalia dan anus tampak bersih
10) Ekstremitas
a) Tangan
(1) Pergerakan lemah
(2) Jari lengkap
b) Kaki
(1)Pergerakan kaki lemah
(2)Jari kaki kiri dan kanan lengkap
(3)Refleks moro dan babyskin baik
LANGKAH II. MERUMUSKAN DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Bayi lahir dengan cukup bulan dengan Asfiksia Ringang
Data Subyektif : HPHT tanggal 20-10-2009
Data Obyektif :
1. Persalinan tanggal 22 juli 2010 jam 13.40 wita
2. BBL : 2850 gram
3. Bayi tidak segera menangis dan pernafasan tidak teratur dengan frekuensi 55
kali/menit
4. Warna kulit ekstremitas biru
5. Apgar score 6/8
6. Terdapat capus succodenum
7. Konjungtiva pucat
8. Banyak terdapat lendir
9. Bibir tampak pucat
10. Genitalia dan anus
1) Testis terbungkus skrotum,skrotum berkerut
2) Uretra berlubang
3) Lubang anus (+), bayi belum BAB
4) Genitalia dan anus tampak bersih
11. Pergerakan tangan lemah
12. Pergerakan kaki lemah
Analisa Dan Intrepretasi data :
a. Bayi cukup bulan dengan umur kehamilan 39 minggu 2 hari, dihitung dari HPHT
tanggal 20-10-2009 sampai pada saat bayi lahir tanggal 22 juli 2010.
b. Bayi asfiksia ringan dengan apgar score 6/8, badan kemerahan ekstremitas biru,
frekuensi jantung <100 kali/menit, pernapasan lemah dan tidak teratur,dan bayi tidak
segera menangis.
LANGKAH III. ANTISPASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
1. Potensial Terjadi kerusakan pada sel otak
Data subjektif : -
Data objektif :
a. Bayi tidak segera menangis, dan tidak dapat bernafas secara spontan
b. Frekuensi jantung 149 kali/menit
Analisa dan Interpretasi Data :
Bayi baru lahir dengan Asfiksia karena terjadi gangguan pertukaran gas dan
persediaan oksigen, dan pada saat pasokan oksigen berkurang akan mengakibatkan
konstriksi arteriol pada organ-organ. Namun demikian aliran darah ke jantung dan
otak tetap stabil atau meningkat untuk mempertahankan pasokan oksigen. Jika
kekurangan oksigen berlangsung terus-menerus terjadi gegagalan fungsi jantung
yang mengakibatkan aliran darah keseluruh organ akan berkurang. Sebagai akibat
dari kekurangan fungsi oksigen dan oksigenasi jaringan maka akan menimbulkan
kerusakan jaringan otak yang ireversibel, kerusakan organ tubuh lain dan kematian.
(Kattwinkel, 2006 hal :1-7)
2. Potensial terjadi infeksi tali pusat
Data subjektif : -
f :
a. Bayi lahir tanggal 22 juli 2010, jam 13.40 wita
b. Tali pusat basih basah dan belum puput
c. Tali pusat terbungkus dengan kasa steril
Analisa dan Interpretasi Data :
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi dikarenakan system imunologi dari
dalam tubuh bayi belum bekerja secara sempurna serta adanya jaringan dan
pembuluh darah terbuka dalam keadaan basah dan lembab dapat terjadi tempat
berkembangnya mikroorganisme sehingga dapat menyebabkan infeksi.
LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Kolaborasi dengan dokter dalam melakukan tindakan pengisapan lendir sampai bayi
dapat bernafas secara spontan dan pemeriksaan lebih lanjut serta pemberian obat-
obatan.

LANGKAH V. RENCANA ASUHAN KEBIDANAN


Tanggal 22 juli 2010, Jam 14.00 wita
1. Tujuan :
a. Asfiksia Ringan teratasi
b. Keadaan umum baik
2. Kriteria :
a. Bayi dapat bernafas secara spontan 40-60 kali/mnt
b. Frekuensi jantung teratur 120-160 kali/menit
c. Suhu tubuh normal 36,5-37,5oC
d. Warna kulit kemerahan
Diagnosa Potensial :
1. Potensial terjadi kerusakan pada sel-sel otak
a. Tujuan :
1) Tidak terjadi kerusakan pada sel-sel otak
b. Kriteria :
1) Refleks positif
2) Bayi menangis dan bergerak aktif
2. Potensial infeksi tali pusat
a. Tujuan :
1) Tidak terjadi infeksi tali pusat
b. Kriteria :
1) Tali pusat tidak merah, bernanah, dan berbau
Rencana tindakan
1. Observasi tanda-tanda infeksi
Rasional :
Dengan observasi tanda-tanda infeksi dapat diketahui ada tidaknya infeksi sehingga
memudahkan dalam menentukan tindakan selanjut
2. Rawat tali pusat
Rasional :
Perawatan tali pusat yang baik dengan tekhnik aseptik dan antiseptika dapat
menghambat perkembangan mikroorganisme patogen penyebab nyeri
3. Injeksi K1 0,5 ml/IM
Rasional :
Pemberian injeksi K1 0,5 ml/IM pada bayi baru lahir untuk mencegah perdarahan
otak
4. Pemberian hepatitis B
Rasional :
Pemberian hepatitis B pada bayi agar bayi terhindar dari penyakit hepatitis
5. Anjurkan pada ibu agar menyusui bayinya dan mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang

Rasional :
Pemenuhan asuhan gizi ibu menyusui sangat berpengaruh pada produksi dan
kulitas ASI.
LANGKAH VI. PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN
Tanggal 22 juli 2010, jam 14.00 wita
1. Mengobservasi keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital khususnya pernapasan.
2. Mengatur posisi bayi dengan kepala lebih rendah dari kaki dan membersihkan mulut
serta hidung dari lendir.
3. Mengeringkan tubuh bayi dengan menggunakan kain yang bersih dan kering untuk
membungkus bayi
4. Merawat tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik
5. Pemberian injeksi K1 0,5 ml/IM
6. Pemberian hepatitis B pada bayi
LANHKAH VII. EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN
Tanggal 22 juli 2010, jam 14.10 wita
1. Asfiksi ringan dapat teratasi dengan kriteria bayi dapat bernafas secara spontan dan
teratur, warna kulit kemerahan, dan bayi dapat menangis kuat
2. Suhu tubuh normal 36,3oC
3. Keadaan umum baik
4. Bayi dirawat bersama ibu
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY“S” DENGAN
ASFIKSIA RINGAN DI RSUD SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 22 JULI 2010

Nomor Register : 21 19 56
Tanggal Persalinan : 22 Juli 2010, Jam 13.40 Wita
Tanggal Pengkajian : 22 Juli 2010, Jam 14.00 Wita
IDENTITAS
a. Identitas Bayi
Nama Bayi : By Ny“S”
Tanggal Lahir : 22 Juli 2010, Jam 13.40 Wita
Anak Ke : Pertama
Jenis Kelamin : Laki-laki
b. Identitas Ibu / Ayah
Nama : Ny “S” / Tn “ S”
Umur : 25 tahun / 25 tahun
Nikah / Lamanya : 1x / ± 11 Bulan
Suku : Makassar / Makassar
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Jln. Samata

DATA SUBYEKTIF (S)


1. P1 A0
2. HPHT tanggal 20-10-2010
3. Masa gestasi 39 minggu 2 hari
4. Riwayat ANC 5 kali selama kehamilan
5. Imunisasi TT lengkap
6. Ibu masuk kamar bersalin pada jam 06.15 wita dengan keluhan nyeri perut tembus
belakang disertai dengan pelepasan lendir dan darah sejak tanggal 21-7-2010, jam
23,00 wita
DATA OBYEKTIF (O)
1. Tanggal persalinan tanggal 22 juli 2010, jam 13.40 wita
2. BBL 2850 gram
3. PB 45 cm
4. Bayi lahir tidak segera menangis, pernapasan tidak teratur dengan frekuensi 55
kali/menit
5. Warna biru ekstremitas biru
6. Frekuensi jantung 149 kali/menit
7. Apgar score 6/8
8. Bayi dibungkus dengan kain bersih dan bersih
9. Pemeriksaan fisik
a) Pernapasan 55 kali/menit
b) HR 149 kali/menit
c) Suhu 36,3oC
d) Warna kulit ekstremitas biru
e) Terdapat caput succodenum
f) Banyak terdapat lendir
g) Bibir pucat
h) Testis terbungkus skrotum
i) Lubang anus (+)
j) Pergerakan tangan lemah
k) Pergerakan kaki lemah
ASSESMENT (A)
Bayi lahir cukup bulan sesuai dengan masa kehamilan 39 minggu 2 hari dengan
Asfiksia ringan
PLANNING (P)
Tanggal 22 juli 2010, jam 14.10 wita
1. Mengatur posisi bayi dengan kepala lebih rendah dari kaki dan bersihkan mulut
hingga kepala dalam posisi ekstensi, mengisap lendir dari hidung dan mulut.
2. Mengeringkan tubuh bayi, dengan menggunakan kain yang bersih dan kering untuk
membungkus bayi. Bayi telah dikeringkan dan dibungkus dengan selimut
3. Merawat tali pusat dengan teknik aseptic. Tali pusat terbungkus kasa steril
4. Memberikan injeksi K1 0,5 ml/IM
5. Memberikan hepatitis B
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY“S” DENGAN
ASFIKSIA RINGAN HARI KE II
DI RSUD SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 23 JULI 2010

DATA SUBYEKTIF
1. Keadaan bayi sudah membaik
2. Bayi sudah disusui
DATA OBYEKTIF
1. Tanda-tanda vital bayi
a. HR : 150 kali/menit
b. Pernapasan : 49 kali/menit
c. Suhu : 36,4oC
2. BB sekarang 2900 gram
3. Bayi belum dimandikan
4. Bayi sudah di rawat gabung dengan ibunya
ASSESMENT
Perawatan bayi baru lahir hari ke II
PLANNING
Tanggal 23 juli 2010, jam 08.30 wita
1. Memandikan bayi dan merawat tali pusat
2. Mengenakan pakaian pada bayi agar tetap hangat
3. Memberikan bayi pada ibu
4. Dampingi ibu pada saat meneteki
5. Mengingatkan ibu agar menyusui anaknya.
6. Mengajarkan ibu cara metode kangguru
7. Mengganti popok bayi bila basah
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY“S” DENGAN
ASFIKSIA RINGAN HARI KE III
DI RSUD SYEKH YUSUF GOWA
TANGGAL 24 JULI 2010

DATA SUBYEKTIF
1. Keadaan bayi lebih membaik
2. Ibu memberikan ASI
DATA OBYEKTIF
1. Bayi sudah menetek
2. Bayi rawat gabung
3. Bayi sudah dimandikan
4. BB sekarang 2900 gram
5. Tanda-tanda vital
a. HR : 152 kali/menit
b. Pernapasan : 49 kali/menit
c. Suhu : 36,7oC
5. Konjungtiva merah mudah dan kulit berwarna merah
6. Gerakan dada sesuai dengan pola napas bayi
7. Tali pusat terbungkus kasa steril
8. Pergerakan tangan dan refleks menggenggam baik
ASSESMENT
Perawatan bayi baru lahir hari ke III

PLANNING
Tanggal 24 juli 2010, jam 09.00 wita
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menjaga bayi tetap terbungkus agar suhu
bayi dalam batas normal. Bayi telah dikeringkan dan dibungkus dengan selimut
2. Merawat tali pusat dengan kasa steril
3. Ibu tetap memberikan ASI
4. Mengganti popok bila basah
5. Pemberian imunisasi. Imunisasi campak dan polio
6. Mengingatkan ibu agar menyusui anaknya
7. Mengingatkan ibu agar mencoba metode kangguru
8. Mengingatkan ibu agar mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk
produksi ASI. ibu bersedia melaksanakan apa yang dianjurkan oleh petugas
kesehatan.

BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang adanya kesenjangan antara tinjauan
pustaka dengan tinjauan kasus pada bayi Ny“S” dengan Asfiksia Ringan di RSUD
Syekh Yusuf Gowa tanggal 22 s.d 24 juli 2010.
Untuk memudahkan pembahasan ini, maka penulis akan membahas
berdasarkan pendekatan Asuhan Kebidanan yang terdiri dari 7 langkah yaitu:
A. Langkah I. Identifikasi dan Analisa Data Dasar
Pada tinjauan pustaka dijelaskan bahwa Asfiksia dalah suatu keadaan dimana
bayi tidak bernafas dengan spontan dan teratur segera setelah dilahirkan.
Sedangkan pada tinjauan kasus bayi Ny“S” bayi lahir tidak segera menangis dan
bernafas spontan sehingga tidak didapatkan adanya kesenjangan antara tinjauan
pustaka dengan tinjauan kasus.
B. Langkah II. Merumuskan Diagnosa / Masalah aktual
Asfiksia dalam tinjauan pustaka adalah keadaan dimana bayi tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur setelah bayi lahir. Penilaian Asfiksia ada 3 yaitu
warna kulit biru atau sianosis, frekuensi jantung <100 kali/menit dan tidak segera
menangis. Sedangkan pada studi kasus bayi Ny“S” ditemukan bayi tidak segera
menangis, warna kulit ekstremitas biru sehingga ditegakkan diagnosa Asfiksia.
Demikian penerapan tinjauan pustaka dan tinjauan studi kasus pada bayi Ny“S”
secara garis besar tampak adanya persamaan diagnosa aktual yang ditegakkan
sehingga memudahkan memberikan tindakan selanjutnya
C. Langkah III. Antisipasi Diagnosa / Masalah Potensial
Dari tinjauan pustaka dijelaskan bahwa jika Asfiksia tidak ditangani segera maka
akan mengakibatkan kerusakan sel-sel otak dan organ tubuh lain bahkan
mengakibatkan kematian.
Sedangakan pada tinjuan kasus didapatkan bayi tidak segera menangis pada
saat lahir, pernapasan lambat, tidak teratur 55x/mnt, denyut jantung 149 kali/menit
dan warna kulit ekstremitas biru sehingga penulis mengidentifikasi diagnosa /
masalah potensial terjadi kerusakan sel-sel otak dan infeksi tali pusat yang
menunjukkan adanya kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
D. Langkah IV. Tindakan Segera atau Kolaborasi
Pada tinjauan pustaka dijelaskan bahwa tindakan yang dapat segera dilakukan
untuk mengatasi Asfiksia adalah meletakkan bayi dibawah pemancar panas sambil
mengeringkan tubuh bayi, mengatur posisi bayi, membersihkan jalan nafas,
rangsangan taktil, dan pemberian oksigen. Hal ini menunjukkan bahwa apa yang
dijelaskan pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus memiliki kesamaan.

E. Langkah V. Rencana Asuhan Kebidanan


Dalam tinjauan pustaka dijelaskan bahwa rencana tindakan harus disetujui oleh
keluarga. Oleh sebab itu sebelumnya harus didiskusikan dengan keluarga semua
tindakan yang diambil berdasarkan rasional yang relevan yang diakui kebenarannya
secara situasi dan kondisi tindakan yang dapat di analisa secara teoritis.
Pada tinjaun pustaka dikatakan bahwa tindakan yang diberikan pada bayi
Asfiksia adalah mengeringkan tubuh bayi, mengatur posisi, membersihkan jalan
nafas, melakukan rangsangan taktil, dan pemberian oksigen.
Adapun rencana asuhan yang diberikan pada bayi Ny“S” adalah observasi
keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital, mengatur posisi, melakukan rangsangan
taktil, mengeringkan bayi,pemberian cairan, perawatan tali pusat, injeksi K1 0,5
ml/IM,pemberian hepatitis B, ini menunjukkan bahwa ada kesamaan antara tinjauan
pustaka dan tinjauan kasus pada penerapan studi kasus dilahan praktek.
F. Langkah VI. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
Rencana tindakan yang sudah dibuat pada bayi Ny“S” semua sudah
dilaksanakan pada tanggal 22 s.d 24 juli 2010 di RSUD Syekh Yusuf Gowa, pada
tahap ini penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena adanya kerjasama
dan penerimaan yang baik dan keluarga serta dukungan, bimbingan dan arahan dan
pembimbing di lahan praktek.
G. Langkah VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan
Sebagai langkah terakhir dalam kasus ini adalah melakukan evaluasi terhadap
hasil dan proses manajemen yang diterapkan. Hasil evaluasi pada bayi “S” sudah
sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu Asfiksia Ringan teratasi.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah membahas dan menguraikan kasus pada bayi Ny“S” dengan Asfiksia
Ringan di RSUD Syekh Yusuf Gowa tanggal 22 s.d 24 juli 2010, maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Asfiksia adalah suatu keadaan bayi yang tidak dapat bernapas spontan dan teratur
setelah lahir. Terjadi karena gangguan pertukaran gas serta transport oksigen dan
peningkatan karbondioksida.
2. Berdasarkan data pada bayi Ny”S” diagnosa yang ditegakkan Asfiksia ringan di
mana bayi tidak segera menangis, tonus otot lemah, warna kulit ekstremitas biru,
dengan apgar skore 6/8
3. Asuhan yang diberikan pada bayi membersihkan jalan nafas dari lendir,
mengeringkan bayi, merawat tali pusat, menyuntikkan K 1 0,5 ml/IM, meyuntikkan
hepatitis B, melakukan rangsangan pada bayi.
4. Evaluasi keadaan bayi setelah diberi asuhan
5. Seluruh temuan dan asuhan yang diberikan dikemukakan dalam bentuk SOAP

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat mengemukakan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Bagi ibu hamil agar memeriksakan dirinya secara dini dan teraturuntuk mendeteksi
adanya gangguan dalam kehamilan sehingga petugas dapat melakukan tindakan
yang tepat.
2. Dengan melibatkan suami dan keluarga dalam dapat mendeteksi resiko kehamilan.
3. Bidan sebagai tenaga kesehatan medis diharapkan peka terhadap pertolongan
persalinan sehubungan dalam mengambil keputusan klinik secara tepat untuk
menghindari keterlambatan dalam merujuk yang dapat mencegah kematian ibu dan
bayi dengan menggunakan pendekatan proses manajemen asuhan kebidanan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan sebagai wujud tanggung jawab apabila ada
gugatan.
4. Bagi institusi pendidikan khusunya institusi pendidikan kesehatan di harapkan dapat
meningkatkan mutu dan sarana pendidikan agar mendpatkan tenaga kesehatan
yang berkualitas dan professional.
5. Pemerintah sebagai penentu kebijakan dalam pelayanan kesehatan masyarakat di
harapkan dapat menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang merata yang
dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat di pelosok misalnya penyediaan
bidan desa
DAFTAR PUSTAKA

( http://medinux.blogspot.com/2007/09/asfiksia-neonatorum ) diakses tanggal 28 juli


2010.

( http://www.kondas-asfiksia-neonatus ) diakses tanggal 28 juli 2010


(http://www.depkes.go.id ) diakses tanggal 6 Agustus 2010
(http://www.askep-asfiksia.com ) diakses tanggal 17 Agustus 2010
(http://www.pengertia-asfiksia.com ) diakses tanggal 17 Agustus 2010
Mochtar, Rustam.Sinopsis Obstetri.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kattwinkel John,MD,FAAP. 2006. Resusuitasi neonatus cetakan ke IV. Jakarta
Prawiroharjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP
Prawiroharjo, Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Simatupang E.J. 2006. Penerapan Unsur-Unsur Manajemen Dalam Praktek Kebidanan. Jakarta :
Awan Indah
“Pencatatan dan Pelaporan” 2010, RSUD Syekh Yusuf Gowa
Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Teknik menyusui yang benar dan Metode


Kanguru untuk bayi prematur.
2. Sasaran : Klien Ny “S”
3. Waktu / Tempat : Tanggal 23 Juli 2010 / RSUD Syekh Yusuf Gowa
4. Tujuan Umum :Setelah penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami
Cara menyusui yang benar dan melaksanakan
Metode kangguru pada bayi secara benar
Tujuan Khusus :
a. Ibu dapat mengetahui cara menyusui yang benar dan dapat mempererat jalinan
kasih sayang antara ibu dan bayinya.
b. Ibu dapat memahami dan melaksanakan perawatan metode kanguru.
5. Metode : Ceramah dan Diskusi
6. Pembimbing : Bidan “M”
7. Referensi :
a. http://asuh.wikia.com diakses 22 Juli 2010
b. http://www.f.buzz.com diakses 22 Juli 2010

TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR


A. Posisi Menyusui
Ada berbagai macam posisi menyusui, yang biasa dilakukan adalah dengan
duduk, berdiri, rebahan atau berbaring.

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar


(Asuh wikia, diakses tanggal 22 Juli 2010)

Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar


(Asuh wikia, diakses tanggal 22 Juli 2010)

Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar


(Asuh wikia, diakses tanggal 22 Juli 2010

Gambar 4. Posisi menyusui sambil berbaring yang benar


(Asuh wikia, diakses tanggal 22 Juli 2010
Ada posisi yang khusus berkaitan dengan situasi tertentu seperti menyusui
bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola (Foot Ball Potition),
dimana kedua bayi disusui secara bersamaan kiri dan kanan. Pada ASI yang
memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit
menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak akan tersedak.
B. Langkah-Langkah Menyusui yang Benar
1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit,
kemudian dioleskan pada puting dan sekitar puting payudara. Cara ini memiliki
manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara
a. Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi
yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar di
sandaran kursi.
b. Bayi dipegang dibelakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada
lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan
telapak tangan).
c. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu didepan.
d. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak
hanya membelokkan kepala bayi).
e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawahnya,
jangan menekan putting susu atau kalang payudara saja.
4. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (Rooting Refleks) dengan cara :
a. Usahakan sebagian besar kalang payudara dimasukkan kedalam mulut bayi,
sehingga putting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan
ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah kalang payudara.
Posisi yang salah yaitu apabila bayi hanya mengisap pada putting saja, sehingga
akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan putting susu lecet.
b. Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga.

Gambar 5. Tehnik menyusui.


(Asuh wikia, diakses tanggal 22 Juli 2010

C. Lama dan Frekuensi Menyusui


Sebaiknya bayi disusui ondemand karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7
menit dan lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.Pada awalnya bayi akan
menyusui dengan jadwal tidak teratur dan mempunyai pola tertentu setelah 2
minggu.
PERAWATAN METODE KANGGURU
1. Definisi
Metode kangguru adalah sebuah metode perawatan bayi baru lahir dengan cara meletakkan
bayi didada ibu ( skin to skin ) untuk menyalurkan kehangatan pada si bayi.

2. Cara melakukan metode kanguru:


a. Beri bayi pakaian, topi , popok dan kaus kaki yang telah dihangatkan lebih dahulu

b. Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi
sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , kepala dan

dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit mendongak

Gambar 6
Posisi kanguru bayi diantara payudara ibu dalam posisi tengkurap
(F.buzz, diakses tanggal 22 Juli 2010)

c. Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu , dan bayi diletakkan

diantara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di
perut ibu agar bayi tidak terjatuh.
d. Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi , dapat digunakan handuk atau kain lebar yang elastik
atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi.

Gambar 7.
Selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh
(F.buzz, diakses tanggal 22 Juli 2010)

e. Ibu dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bebas bergerak walau berdiri , duduk , jalan, makan

dan mengobrol. Pada waktu tidur , posisi ibu setengah duduk atau dengan jalan meletakkan
beberapa bantal di belakang punggung ibu.
f. Bila ibu perlu istirahat , dapat digantikan oleh ayah atau orang lain.

g. Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, posisi bayi , pemantauan bayi ,
cara pamberian asi , dan kebersihan ibu dan bayi.

3. Keuntungan metode kanguru bagi perawatan bayi :


a. Meningkatkan hubungan emosi ibu – anak
b. Menstabilkan suhu tubuh , denyut jantung , dan pernafasan bayi
c. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik
d. Mengurangi lama menangis pada bayi
e. Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi
f. Meningkatkan produksi asi

g. Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit


h. Mempersingkat masa rawat di rumah sakit
4. Kriteria bayi untuk metode kanguru:

a. Bayi dengan berat badan ≤ 2000 g


b. Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai

c. Refleks dan kordinasi isap dan menelan yang baik


d. Perkembangan selama di inkubator baik

e. Kesiapan dan keikut sertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan.

Anda mungkin juga menyukai