Anda di halaman 1dari 32

OPTIMASI UNJUK KERJA

KOMPRESOR SENTRIFUGAL
PT. PERTAMINA (Persero) RU IV CILACAP

KERTAS KERJA WAJIB

Oleh :
Nama Mahasiswa : Mohammad Fahri Andira
NIM : 14431004
Program Studi : Teknik Mesin Kilang
Konsestrasi : Teknik Mesin Kilang
Diploma : IV (Empat)
Tingkat : III (Tiga)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM Akamigas

Cepu, Februari 2017


LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PERTAMINA (PERSERO) RU IV CILACAP
Periode : 6 Februari – 3 Maret 2017

OPTIMASI UNJUK KERJA


KOMPRESOR SENTRIFUGAL
PT. PERTAMINA (Persero) RU IV CILACAP
Disusun oleh :
Mohammad Fahri Andira

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui


Mengetahui,

Pembimbing Lapangan Section Head Maintenance Area II

_________________________ ___________________________
Judul : Optimasi Unjuk Kerja Kompresor Sentrifugal di
PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
Nama Mahasiswa : Mohammad Fahri Andira
NIM : 14431004
Program Studi : Teknik Mesin Kilang
Konsentrasi : Teknik Mesin Kilang
Diploma : IV (Empat)
Tingkat : III (Tiga)

Menyetujui,
Pembimbing Kertas Kerja Wajib

___________________________

Mengetahui,
Ketua Program Studi : Teknik Mesin Kilang

Purwanto, S.T., M.T.


NIP. 19540403 197809 1 002
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-
Nya, karena Kertas Kerja Wajib (KKW) yang berjudul “Optimasi Unjuk Kerja
Kompresor Sentrifugal di PT. PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap” telah dapat
penulis selesaikan dengan baik.
Kertas Kerja Wajib (KKW) ini diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan
tingkat III program diploma IV pada program studi Teknik Mesin Kilang STEM
Akamigas Cepu.
Kertas Kerja Wajib ini dapat diselesaikan juga berkat dorongan, saran, serta
bantuan pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankanlah dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Drs. R. Y. Perry Burhan, M.Sc., selaku Ketua STEM
Akamigas.
2. Bapak Purwanto, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Kilang.
3. Bapak Ir. R. Bambang Soetrisno, M.M., selaku Dosen Pembimbing Kertas
Kerja Wajib.
4. Bapak dan Ibu Dosen STEM Akamigas.
5. Kedua orang tua yang selalu mendo’akan selama pelaksanaan kegiatan
Praktik Kerja Lapangan.
6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Kertas
Kerja Wajib (KKW) ini.

Cepu, Februari 2017


Penulis,

Mohammad Fahri Andira


No Mhs. 14431004

1
INTISARI

PT. Pertamina (persero) Refinery Unit (RU) IV Cilacap merupakan kilang


terbesar di Indonesia yang terletak di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah
untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan bahan bakar minyak di Indonesia.
Kompresor merupakan alat penunjang yang sangat penting untuk menangani
berbagai macam gas pada proses pengolahan kilang, maka dari itu perlu
diperhatikan kehandalan dari kompresor tersebut untuk menjamin kelancaran
proses. Evaluasi unjuk kerja yang didasarkan dari kondisi kompresor dilapangan
merupakan salah satu cara untuk mengoptimasi kinerja kompresor. Hal itu
dijadikan pokok bahasan Kertas Kerja Wajib (KKW) penulis dengan sistematika
penulisan yang terbagi menjadi lima bab.

2
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i
INTISARI ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR NOTASI vi
DAFTAR LAMPIRAN vii

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Tujuan 2
I.3 Batasan Masalah 2
I.4 Sistematika Penulisan 3
I.5 Peta Lokasi 4

II. ORIENTASI UMUM


II.1 Sejarah Singkat Kilang PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap
II.2 Tugas dan Fungsi Terkait
II.3 Struktur Organisasi
II.4 Sarana dan Fasilitas

III. TINJAUAN PUSTAKA


III.1 Pengertian Kompresor
III.2 Klasifikasi Kompresor
III.3 Kompresor Sentrifugal
III.4 Perhitungan Unjuk Kerja Kompresor
III.5 Rerate Kompresor
III.6 Parameter yang Mempengaruhi Unjuk Kerja
III.7 Karakteristik Unjuk Kerja
III.8 Batas Operasi Kompresor

IV. PEMBAHASAN
IV.1 Fungsi Kompresor 14K1
IV.2 Diagram Alir
IV.3 Data Spesifikasi Kompresor
IV.4 Data Operasi Kompresor
IV.5 Gas Properties
IV.6 Perhitungan Unjuk Kerja Kompresor

3
IV.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Unjuk Kerja Kompresor
IV.8 Optimasi Unjuk Kerja Kompresor
IV.9 Rerate Kompresor 14K1
V. PENUTUP
V.1 Simpulan
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

4
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Klasifikasi Kompresor..................................................................... 10
Gambar 3.2 Aliran Fluida Pada Kompresor ........................................................ 11
Gambar 3.3 Bagian – Bagian Utama Kompresor Sentrifugal ............................. 13
Gambar 3.4 Karakteristik Unjuk Kerja Pada Putaran Tetap ............................... 29
Gambar 3.5 Karakteristik Unjuk Kerja Pada Putaran Variabel .......................... 30
Gambar 3.6 Karakteristik Operasi Kompresor .................................................... 31

5
DAFTAR TABEL
Halaman

6
DAFTAR NOTASI

SATUAN
NOTASI KETERANGAN
Sistem British Sistem Metrik

A Luas penampang
inchi2 cm2
silinder
d
inchi mm
Diameter
CHP Daya kompresor Hp kW
cp Panas jenis pada
Btu/lbm-mol-0R kJ/kmol K
tekanan tetap
cv Panas jenis pada
Btu/lbm-mol-0R kJ/kmol K
volume tetap
DHP Daya penggerak Hp kW
GHP Daya fluida Hp kW
H Head ft.lbf/lbm kN·m/kg
h Enthalpy Btu/lbm kJ/kg
h’ Isentropic enthalpy Btu/lbm kJ/kg
I Kuat arus listrik Ampere Ampere
i Jumlah silinder - -
k Rasio panas jenis - -
L Panjang langkah inchi Mm
Lm Kerugian mekanis Hp kW
ṁ Aliran massa lb/menit kg/jam
Mn Mach number - -
MW Berat molekul lbm/lbm-mol kg/kmol
n Eksponen politropik - -
N Putaran rpm Rpm
P Tekanan Psia kg/cm2a; kPa
Pc Tekanan kritis Psia kPa
Pr Tekanan tereduksi - -
Q Volume flow CFM m3/jam
R Konstanta gas spesifik ft-lbf/lbm R -
Ru Konstanta gas universal ft-lbf/lb-mole R kN·m/kmol·K

7
0 0
T Temperatur F; R C; K
Tc Temperatur kritis R K
Tr Temperatur tereduksi - -
V Tegangan Volt Volt
Z Faktor kompresibilitas - -
Z’ Index Siklus - -
 Efisiensi % %

Subscript :

act Aktual
avg Rata – rata
Comp Kompresor
E Efektif
Isen Isentropik
Max Maksimal
Mek Mekanik
Mix Campuran
N Kondisi normal
pol Politropik
S Kondisi standard
Trans Transmisi
st Turbin Uap
1 Inlet
2 Discharge

8
9
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada Refinery Unit (RU), kompresor digunakan sebagai alat penunjang

yang sangat penting untuk menangani berbagai macam gas. Contohnya untuk

mensirkulasikan gas hidrogen dari vessel menuju ke dalam sistem reaktor. PT.

Pertamina (Persero) RU IV Cilacap merupakan kilang terbesar di Indonesia

dengan kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 350.000 barrel per hari

untuk menghasilkan berbagai macam produk bahan bakar minyak yang dapat

memenuhi sebagian besar kebutuhan di Indonesia, maka dari itu perlu

diperhatikan kehandalan dari kompresor tersebut untuk menjamin kelancaran

proses. Diperlukan perawatan yang tepat untuk mempertahankan kehandalan dan

memperpanjang usia kerja kompresor serta langkah – langkah peningkatan unjuk

kerja apabila unjuk kerja kompresor mengalami penurunan. Optimasi unjuk kerja

kompresor dimaksudkan untuk memaksimalkan unjuk kerja kompresor yang

didasarkan dari kondisi kompresor saat ini.

Sehubung dengan peranan kompresor yang dominan dalam menunjang

operasi, maka penulis memilih judul Kertas Kerja Wajib (KKW) “Optimasi Unjuk

Kerja Kompresor Sentrifugal di PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap”.

1
1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi kurikulum di STEM Akamigas.

2. Studi banding materi yang didapat selama perkuliahan dengan keadaan di

lapangan.

3. Menambah pengetahuan yang berguna bagi penulis dalam hal evaluasi

unjuk kerja kompresor.

4. Dapat melakukan optimasi unjuk kerja kompresor berdasarkan unjuk

kerja aktual kompresor di lapangan.

5. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan materi sebagai sumbangan

pemikiran untuk pengembangan di masa yang akan datang.

1.3 Batasan Masalah

Dalam KKW ini penulis menitik beratkan pada hal – hal berikut:

1. Evaluasi unjuk kerja kompresor berdasarkan kondisi aktual.

2. Perbandingan unjuk kerja rated dengan unjuk kerja aktual kompresor.

3. Pembahasan tidak mencakup tahanan sistem.

4. Langkah – langkah optimasi berdasarkan hasil evaluasi unjuk kerja

dengan cara merubah variabel operasi dan peralatan mekaniknya.

Diharapkan mendapatkan hasil yang representative.

2
1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan KKW ini dibagi dalam beberapa bab, dengan sistematika sebagai

berikut:

I. PENDAHULUAN

Menguraikan mengenai latar belakang, tujuan, batasan masalah dan

sistematika penulisan KKW.

II. ORIENTASI UMUM

Menguraikan mengenai Sejarah, Tugas dan Fungsi PT. Pertamina

(Persero) RU IV Cilacap, Struktur Organisasi serta Sarana dan Fasilitas.

III. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka berisi dasar teori kompresor sentrifugal, meliputi prinsip

kerja, karakteristik, bagian-bagian utama dan fungsinya, sistem penunjang,

rumus-rumus perhitungan unjuk kerja, parameter yang mempengaruhi

unjuk kerja.

IV. PEMBAHASAN

Evaluasi unjuk kerja kompresor sentrifugal, meliputi fungsi kompresor,

data spesifikasi, diagram alir, evaluasi unjuk kerja kompresor,

perbandingan unjuk kerja rated dengan unjuk kerja aktual, analisa getaran,

langkah-langkah optimasi berdasarkan unjuk kerja.

V. PENUTUP

Mengambil simpulan data Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan saran.

3
1.5 Peta Lokasi

PT. Pertamina (persero) RU IV Cilacap terletak di Jalan M. T. Haryono No.

77 Kelurahan Lomanis, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, Provinsi

Jawa Tengah. Secara geografis letak PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

berada pada titik koordinat garis lintang dan garis bujur 7°42'16.3"S

109°00'20.4"E atau dengan titik koordinat desimal 7.704520, 109.005681.

Apabila kita ingin melihatnya melalui situs Google Maps, maka dapat diakses

melalui URL: https://goo.gl/mQK9Pp .

Gambar 1.1 Peta Lokasi PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap

4
II. ORIENTASI UMUM

2.1 Sejarah Singkat

Minyak Bumi merupakan salah satu sumber daya alam penghasil energi. Di

Indonesia minyak bumi merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk

penyedia energi guna pembangunan di segala bidang. Sejalan dengan

pembangunan yang meningkat dengan pesat maka kebutuhan minyak bumi akan

terus bertambah. Untuk itu pemerintah membangun kilang-kilang pengolahan

minyak bumi salah satunya adalah RU (Refinery Unit) IV yang berlokasi di kota

Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Kilang minyak ini dibangun dan beroperasi sejak

tahun 1976 yang dirancang untuk mengolah bahan baku minyak mentah dari

Timur Tengah, untuk mendapatkan produk BBM (Bahan Bakar Minyak) dan juga

bahan dasar minyak pelumas serta aspal. Kilang ini dirancang oleh Shell

International Petrolium Maattschapij (SIPM). Kontraktor pelaksananya adalah

Fluor Daniel Eastern Inc. berkapasitas 100.000 barrel/hari (bph) dengan jenis

crude oil ALC (Arabian Light Crude), ILC (Iranian Light Crude), dan BLC

(Basrah Light Crude) yang kemudian dikenal dengan nama Kilang I terdiri dari :

1. Fuel Oil Complex I (FOC I) yang menghasilkan BBM dan Long Residue

sebagai umpan di Lube Oil Complex.

2. Lube Oil Complex I (LOC I) yang menghasilkan bahan dasar minyak pelumas

(Lube Base Stock) dan aspal.

3. Utilities I sebagai sarana pendukung operasi.

4. Oil Movement (OM) sebagai penampung produksi.

5
6
Seiring bertambahnya kebutuhan akan BBM dan NBM (Non Bahan Bakar

Minyak) serta untuk mengurangi ketergantungan impor BBM dari luar negeri

maka pembangunan Kilang II dimulai pada tahun 1981 yang dirancang oleh

Universal Oil Product (UOP) untuk FOC II dan Shell International Petrolium

Maattschapij (SIPM) untuk LOC II dengan kontraktor Fluor Daniel Eastern Inc.

berkapasitas 200.000 barrel/hari (bph) dan mengolah minyak mentah dari

domestik yang berkadar belerang rendah dengan komposisi umpan 80% Arjuna

Crude Oil dan 20% Attaka Crude Oil yang terdiri dari :

1. Fuel Oil Complex II (FOC II) yang menghasilkan BBM.

2. Lube Oil Complex II (LOC II) menghasilkan Lube Base dan aspal.

3. Utilities II sebagai sarana pendukung operasi.

4. Perluasan Area Oil Movement.

Dengan perluasan ini maka kapasitas kilang RU IV Cilacap menjadi 300.000 bph.

Pada tahun 1987 Kilang Paraxylene dibangun untuk tujuan mengurangi

ketergantungan impor paraxylene yaitu bahan baku PTA (Purified Terepthalic

Acid) Plaju. Umpan Kilang Paraxylene menggunakan naptha dari Kilang FOC II

dengan kapasitas produksi 270.000 ton/tahun. Kemudian dilanjutkan dengan

proyek Debottlenecking pada tahun 1997 dimaksudkan untuk mengoptimalkan

unit kilang yang ada dengan berbagai modifikasi sehingga kapasitas kilang FOC I

dan FOC II meningkat.

Perubahan yang dilakukan Debottlenecking Project meliputi :

1. Mengganti analog control system ke Distributed Control System.

2. Menaikan kapasitas FOC I dari 100.000 bph ke 118.000 bph.

7
3. Menaikan kapasitas FOC II dari 200.000 bph ke 230.000 bph.

4. Pembangunan kilang LOC III dan sarana penunjangnya.

Setelah proyek Debottlenecking kapasitas keseluruhan untuk minyak mentah

menjadi 348.000 bph dan meningkatkan produksi Lube Base Stock menjadi

428.000/tahun. Tahun 2004 kilang SRU dirancang oleh Black & Veatch dan

dibangun oleh kontraktor PT Siemen Daelim dengan tujuan emesi gas SOx yang

terpapar ke lingkungan akibat hasil pembakaran off gas di flare, sekaligus

meningkatkan nilai tambah (add value) dari off gas. Mengolah off gas buangan ke

flare system dari kilang FOC I, FOC II, dan LOC III dengan cara H2S dalam off

gas diabsorbsi dan diolah menjadi sulphur, fraksi LPG, sweet fuel gas dan

kondensat dengan kapasitas pengolahan sebesar 25.000 kg/jam. Pada tahun 2012

dibangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dikerjakan oleh PT.

ELNUSA dan dioperasikan pada bulan Juni 2013 dengan design kapasitas

pengolahan 1000 m3/hari. Karena berlimpahnya produk bottom terutama LSWR

dan IFO yang nilai jualnya lebih rendah dari crude oil dan untuk meningkatkan

margin serta kompleksitas pengolahan makan PT. Pertamina RU IV Cilacap sejak

2012 telah membangun kilang RFCC (Residual Fluid Catalytic Cracking) oleh

PT. Gold Star (GS) Korea Selatan dengan design kapasitas 61.000 bph.

8
2.2 Tugas Dan Fungsi Terkait

Maintenance Execution bertugas untuk melaksanakan pemeliharaan kilang

RU IV Cilacap. Tugas pokok Maintenance Execution adalah melaksanakan

pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan peralatan kilang terdiri dari perawatan

rutin, perawatan non-rutin, overhaul, modifikasi, emergency dan TA untuk seluruh

peralatan mekanik (rotating dan stationary), listrik, instrument dan sipil.

Sedangkan untuk area 1 (Fuel Oil Complex 2 dan Lube Oil Complex 2) tugas

pemeliharaan dan peralatan kilang diampu oleh Maintenance Area 2.

2.3 Struktur Organisasi

Pertamina RUIV Cilacap dipimpin oleh seorang General Manager yang

pelaksanaannya dibantu oleh beberapa manajer dan kepala bidang serta kepala bagian

dengan ugas dan tanggung jawab masing – masing. Restrukturisasi yang sedang

berlangsung di Pertamina bertujuan untuk mengurangi biaya, meningkatkan kualitas

produksi barang dan jasa, serta mencari peluang baru. Sehubungan dengan itu

struktur organisasi dirancang dan diarahkan mengefektifkan dan menyederhanakan

proses pencapaian operasi kilang yang aman, efisien dan handal.

Struktur Organisasi Maintenance Execution RU IV Cilacap

Begitu juga kegiatan-kegiatan penunjang tidak mengganggu bisnis utama. Orientasi

perusahaan dari Cost Center menjadi Profit Center. ME RU IV Cilacap dibagi

menjadi dua yaitu ME 1 dan ME 2 yang masing – masing membawahi bagian –

bagian sebagai berikut :

9
1. Maintenance Execution 1 membawahi :

a. Bagian MA 1

b. Bagian MA 2

c. Bagian MA 3

d. Bagian MA 4

e. General Maintenance

2. Maintenance Execution 2 membawahi :

a. Bagian MA 5

b. Bagian MA 6

c. Bagian MA 7

d. Workshop

Untuk diagram organisasi terlampir pada lampiran 1 dan 2.

2.4 Sarana dan Fasilitas

Dalam mendukung kelancaran operasi kilang minyak PT. Pertamina RU IV

Cilacap, tidak lepas dari sarana dan fasilitas penunjang. Berikut merupakan sarana

dan fasilitas penunjang kegiatan operasional RU IV Cilacap diantaranya :

- Unit Komplek Perumahan Karyawan, berisi sarana pendidikan, olah raga,

seni budaya, dan rumah ibadah.

- Unit penunjang Utilities berupa fasilitas Distribusi Produk Utilities.

- Unit Logistik/Pengadaan, yang melayani semua kebutuhan material RU IV

Cilacap.

- Workshop dan Teknik Pemeliharaan, yang melayani repair/rekondisi,

konstruksi dan memelihara peralatan-peralatan kilang.

10
III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Kompresor 1:1)

Kompresor adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menaikan tekanan

dari fluida yang dapat dikompresi (compressible). Kompresor dapat beroperasi

dengan tekanan rendah sampai tekanan tinggi diatas tekanan atmosfer. Tekanan

keluar memiliki tingkatan dari tekanan atmosferis sampai dengan tekanan tinggi

di atas 10000 lb/in2 1:1)


. Kenaikan tekanan yang terjadi diakibatkan oleh proses

pemampatan terhadap fluida yang berlangsung secara berkala atau terus-menerus.

3.2 Klasifikasi Kompresor 1:2)

Berdasarkan cara pemampatan fluida kerja, secara umum kompresor dapat

diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu :

b. Pemampatan Berselang

Pemampatan berselang yaitu pemampatan terhadap fluida kerja dilakukan

secara berkala atau periodik. Kompresor yang menggunakan cara

pemampatan berselang disebut kompresor pemindah positip.

c. Pemampatan Kontinyu

Pemampatan kontinyu yaitu pemampatan terhadap fluida kerja yang masuk

kompresor sampai keluar kompresor dilakukan secara terus menerus.

Kompresor yang memakai pemampatan kontinyu yaitu kompresor dinamis

dan ejector.

11
Klasifikasi kompresor secara menyeluruh dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Klasifikasi Kompresor 1:2)

Pada kertas kerja wajib ini pembahasan dititik beratkan pada kompresor

sentrifugal.

3.3 Kompresor Sentrifugal

Kompresor sentrifugal bekerja dengan cara memindahkan energi pada sudu

dengan dasar pembelokan aliran sehingga energi kinetik pada fluida bertambah

seiring bertambahnya kecepatan alirannya. Proses ini terjadi pada komponen

kompresor yang bergerak (impeller). Setelah melewati impeller, fluida tersebut

melewati diffuser yang berfungsi untuk merubah energi kinetik (kecepatan)

menjadi energi potensial (tekanan).

12
Gambar 3.2 Aliran Fluida Dalam Kompresor 1:148)

3.3.1 Prinsip Kerja

Kompresor sentrifugal termasuk dalam kelompok kompresor pemampatan

terus-menerus dengan prinsip kerja sebagai berikut:

1. Energi kecepatan diberikan kepada fluida kerja (udara/gas) oleh impeller.

2. Selanjutnya pada stationary element energi kecepatan fluida diubah menjadi

tekanan.

3. Volume dari fluida mengecil karena pemampatan akibatnya tekanan keluar

lebih tinggi dari pada tekanan masuk kompresor.

4. Proses perubahan kecepatan pada rotating element dan perubahan tekanan

pada stationary element berlangsung secara terus-menerus.

13
3.3.2Keuntungan Kompresor Sentrifugal 5:121-122)

Keuntungan kompresor sentrifugal bila dibandingkan dengan kompresor

reciprocating adalah sebagai berikut:

a. Biaya pemasangan awal lebih rendah di mana kondisi tekanan dan

volume yang menguntungkan.

b. Biaya pemeliharaan lebih rendah.

c. Dapat beroperasi secara terus menerus.

d. Efisiensi kompresor lebih tinggi pada rasio tekanan kurang dari 2.

e. Dapat beroperasi pada putaran tinggi, biaya perawatan penggerak

rendah.

3.3.3Klasifikasi Kompresor Sentrifugal

Secara umum kompresor sentrifugal dapat diklasifikasikan menjadi

beberapa kelompok yaitu :

f. Klasifikasi kompresor sentrifugal ditinjau dari jumlah tingkat (stage)

1. Satu tingkat (single stage)

2. Banyak tingkat (multi stage)

g. Klasifikasi kompresor sentrifugal ditinjau dari tipe inlet guide vane

1. Fixed guide vane

2. Tanpa guide vane

14
3.3.4Bagian Utama Kompresor dan Fungsinya

Gambar 3.3 Bagian – Bagian Utama Kompresor Sentrifugal 9….)

Keterangan:
a. Bagian Statis : b. Bagian Dinamis :

1. Casing 8. Impeller

2. Guide Vane 9. Shaft

3. Eye Seal 10. Seal

4. Diffuser 11. Bearing

5. Return Bend 12. Balancing Drum

6. Return Channel

7. Diapraghm

Fungsi bagian utama kompresor sentrifugal :

15
1. Casing berfungsi sebagai pelindung dan pendukung dari bagian – bagian

yang bergerak.

2. Guide Vane adalah sudu pengarah terletak pada sisi depan impeler (1st stage)

berfungsi untuk mengarahkan gas masuk tepat pada eye impeller.

3. Eye Seal adalah penyekat bagian depan impeller yang berfungsi untuk

menahan kebocoran fluida atau aliran balik fluida.

4. Diffuser berfungsi untuk merubah energi kinetik fluida menjadi energi

potensial.

5. Return Bend berfungsi untuk membelokkan arah fluida dari 1st stage ke 2nd

stage dan seterusnya.

6. Return Channel adalah saluran aliran balik fluida masuk ke stage berikutnya.

7. Diaphragm adalah rangkaian penyekat antara 1st stage dan 2nd stage dan

seterusnya.

8. Impeller untuk menaikkan/menambah kecepatan dan energi kinetik gas.

9. Shaft berfungsi sebagai tempat kedudukan impeller dan bearing serta

meneruskan daya dari penggerak ke impeller.

10. Seal adalah bentuk – bentuk penyekat dan sistem penyekat yang berfungsi

untuk mencegah kebocoran udara/gas antar stage atau keluar ke atmosfer.

11. Bearing berfungsi untuk mendukung beban poros, impeller, kearah radial atau

aksial dan memperkecil gesekan.

12. Balancing Drum untuk menyamakan sebagian besar gaya aksial yang

ditimbulkan rotor.

3.4 Perhitungan Unjuk Kerja Kompresor

16
Unjuk kerja kompresor secara umum dapat dilihat dari beberapa parameter

di bawah ini yang meliputi :

a. Kapasitas Kompresor

b. Head

c. Efisiensi

d. Daya

Unjuk kerja yang dibandingkan adalah unjuk kerja aktual dengan unjuk

kerja rated. Unjuk kerja rated didapatkan dari kurva unjuk kerja yang disertakan

saat pembelian kompresor. Sedangkan untuk unjuk kerja aktual didapat dari

perhitungan berdasarkan data aktual dilapangan saat kompresor beroperasi.

Perhitungan unjuk kerja untuk kompresor sentrifugal secara umum ditinjau

dari 2 pendekatan yaitu:

1. Proses Isentropik (adiabatic reversible), adalah proses yang menggunakan

asumsi gas ideal dimana selam proses kompresi dan ekspansi tidak ada

panas yang masuk maupun keluar dari sistem atau proses yang berlangsung

pada entropy konstan.

Proses isentropik mengikuti persamaan 2:21) :

P.Vk = Constant ............................................................................... (3.1)

2. Proses Politropik adalah proses yang mendekati keadaan aktual

(sebenarnya), yaitu semua besaran berubah baik proses kompresi atau

ekspansi.

Proses politropik mengikuti persamaan 2:21) :

P.Vn = Constant ............................................................................... (3.2)

17
Di mana :

P = tekanan

V = volume spesifik

n = 0 , P.Vn = Constant P = konstan (Proses Isobarik)

n = 1 , P.V = Constant T = konstan (Proses Isothermal)

n = k , P.Vk = Constant dq = 0 (Proses Isentropik)

n =  , P.V = Constant V = konstan (Proses Isokorik)

3.4.1Kapasitas Kompresor

Kapasitas kompresor adalah banyaknya volume gas/udara setiap satuan

waktu. Kapasitas kompresor dihitung dari sisi inlet yang dinyatakan dalam

berbagai satuan yaitu:

a. Standard Volume Flow (SCFM)

b. Normal Volume Flow (NCFM)

c. Inlet Volume Flow (ICFM)

d. Massa Flow Rate (Lbm/Menit)

3.4.1.1 Satuan Aliran

Dalam unit satuan volume per satuan waktu dalam tiga kondisi yaitu:

1. Kondisi Standard (satuan British)

Aliran volumetrik gas diukur pada kondisi standard yaitu :

Tekanan = 14,73 Psia

Temperatur = 15,56 oC = 60 oF = 520

18
Unit satuan : SCFM (Standard Cubic Feet per Minute)

MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day)

2. Kondisi Normal (satuan Metrik/British)

Artinya aliran volumetrik gas diukur pada :

Tekanan = 1 atm = 1,033 kg/cm2 = 14,73 Psia

Temperatur = 0 oC = 273 K = 492 R

Unit satuan : NCMM (Normal Cubic Meter per Minute)

3. Kondisi Aktual

Aliran volumetrik gas diukur pada kondisi tekanan dan suhu aktual saat itu dan

diukur pada sisi inlet.

Unit satuan : ACFM (Actual Cubic Feet per Minute)

ICFM (Inlet Cubic Feet per Minute)

Untuk unit satuan berat per satuan waktu satuan yang digunakan adalah

1. British = lbm/menit

2. Metrik = kg/menit

3.4.1.2 Hubungan Antar Unit Satuan

a. Kondisi aktual dengan standard

Ps ×Qs P 1× Q1
= .............................................................................
Ts × Zs T 1 × Z 1

(3.3) Di mana :

Ps = tekanan gas standard, Ps = 14,73 Psia

Qs = kapasitas standard, SCFM

19
Zs = faktor kompresibilitas standard, Zs  1,0

Ts = suhu gas standard, Ts = 520 R

P1 = tekanan gas aktual, Psia

Q1 = kapasitas gas aktual, ICFM

Z1 = faktor kompresibilitas pada P1 dan T1 (Pr = 𝑃1𝑃�, Tr = 𝑇1𝑇�) pada

grafik.

T1 = suhu gas aktual, R

Dengan memasukan parameter yang sudah diketahui pada persamaan 3.3

sehingga didapatkan:

14,73×Qs 520× Zs =

P1×Q1T1×Z1 ........................................................................ (3.4)

20

Anda mungkin juga menyukai