Anda di halaman 1dari 9

RESUME PROMOSI KESEHATAN

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

DISUSUN OLEH :

RIDALLAH

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
D III KEPERAWATAN
TINGKAT I B
2018

1
2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi dapat didefinisikan sebagai penyampaina informasi antara dua


orang atau lebih. Komunikasi merupakan suatu proses yanh vital dalam organisasi
karena komunikasi diperlukan bagi evektifitas kepemimpinan, perencanaan,
pengendalian, koordinasi, latihan , manajemen konfilk, serta proses-proses
organisasi lainnya. Komunikasi interpersonal biasanya didefinisikan oleh
komunikasi ulama dalam berbagai cara, biasanya menggambarkan peserta yang
tergantung pada satu sama lain dan memiliki sejarah bersama. Hal ini dapat
melibatkan satu pada satu percakapan atau individu berinteraksi dengan banyak
orang dalam masyarakat. Ini membantu kita memahami bagaimana dan mengapa
orang berperilaku dan berkomunikasi dengan cara yang berbeda untuk
membangun dan menegosiasikan realitas sosial . Sementara komunikasi
interpersonal dapat didefinisikan sebagai area sendiri studi, itu juga terjadi dalam
konteks lain seperti kelompok dan organisasi.

Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan


pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek
komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi
nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal
terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang terlibat tidak seperti
bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, dimana mungkin ada sejumlah
besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif. Deddy Mulyana (2005)
menyatakan: “komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
ataupun nonverbal.” (Mulyana, 2005:73).

Individu juga berkomunikasi pada tingkat interpersonal berbeda tergantung


pada siapa mereka terlibat dalam komunikasi dengan. Sebagai contoh, jika
seseorang berkomunikasi dengan anggota keluarga, bahwa komunikasi akan lebih
dari mungkin berbeda dari jenis komunikasi yang digunakan ketika terlibat dalam
tindakan komunikatif dengan teman atau penting lainnya. Secara keseluruhan,
komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengan baik dan tidak langsung media
komunikasi langsung seperti tatap muka interaksi, serta komputer-mediated-
komunikasi. Sukses mengasumsikan bahwa baik pengirim pesan dan penerima
pesan akan menafsirkan dan memahami pesan-pesan yang dikirim pada tingkat

3
mengerti makna dan implikasi. Tujuan komunikasi boleh jadi memberikan
keterangan tentang sesuatu kepada penerima, mempengaruhi sikap penerima,
memberikan dukungan psikologis kepada penerima, atau mempengaruhi
penerima.

Komunikasi antar pribadi ditandai dengan

1. perkiraan berdasarkan informasi psikologis,

2. interaksi berdasarkan pengetahuan yang lebih jelas

3. interaksi berdasarkan aturan yang dibuat secara pribadi.

Untuk melangsungkan komunikasi antar pribadi secara efektif perlu


memperhatikan prinsip komunikasi antar pribadi sebagai berikut:

a. Kita tidak mungkin terhindar dari kehidupan tanpa komunikasi

b. Semua komunikasi merujuk kepadda isi dan hubungan di antara partisipan

c. Komunikasi tergantung pada pertukaran antar partisipan atas dasar kesamaan


sistem tanda dan makna

d. Setiap orang berkomunikasi menggunakan rangsangan dan respon berdasarkan


sudut pandangannya sendiri

e. Komunikasi antar pribadi dapat merangsang timbulnya saling meniru atau


saling melengkapi perilaku antara individu yang satu dengan lainnya.

Maksud komunikasi antar pribadi ialah untuk:

1) menemukan diri sendiri,

2) menemukan dunia luar,

3) membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna dengan orang lain,

4) mengubah sikap dan perilaku sendiri dan orang lain,

4
5) bermain dan hiburan,

6) memberikan bantuan.

B. Persepsi Interpersonal dan Konsep Diri dalam Keahlian Komunikasi


Interpersonal

Konsep diri dan Persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk pencapaian


dalam kelancaran komunikasi. Orang yang lancar dalam berkomunikasi berarti
orang tersebut mempunyai keahlian dalam berkomunikasi. Persepsi interpersonal
besar pengaruhnya bukan saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada
hubungan interpersonal. Karena itu kecermatan persepsi interpersonal akan sangat
berguna untuk meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kita. Faktor-faktor
personal yang mempengaruhi persepsi nterpersonal diantaranya adalah
pengalaman, motivasi, kepribadian, stereotyping,atribusi.

Perilaku kita dalam berkomunikasi interpersonal amat bergantung pada


persepsi interpersonal. Jadi persepsi interpersonal membawa pengaruh yang besar
bagi komunikasi interpersonal. Kegagalan komunikasi dapat diperbaiki apabila
orang tersebut menyadari bahwa persepsinya salah. Komunikasi interpersonal kita
akan menjadi lebih baik bila kita mengetahui bahwa persepsi kita bersifat
subjektif dan cenderung keliru. Konsep diri diperlukan agar kita bisa mengamati
diri dan sampailah pada gambaran dan penilaian diri kita. William D. Brooks
mendefinisikan konsep diri sebagai pandangan dan perassan kita tentang diri kita.
Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisis. Konsep diri bisa
juga dijadikan alat pengukur kepercayaan diri kita.

Faktor-faktor yang mempengruhi konsep diri diantaranya adalah orang lain


dan kelompok. Ada kelomok yang secara emosional mengikat kita, dan
berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Ini disebut kelompok
rujukan. Dengan melihat kelompok ini, orang mengarahkan perilakunya dan
menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya. Pengaruh konsep diri pada
komunikasi interpersonal diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Nubuat yang dipenuhi sendiri.

Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam


komunikasi interpersonal karena setiap orang bertingkah laku sedapat
mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Kecenderungan untuk bertingkah
laku sesuai dengan konsep diri disebut sebagai nubuat yang dipenuhi

5
sendiri. Sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas
konsep diri yang positif atau negatif. Sebagai peminat komunikasi,
sebaiknya kita mampu mengidentifikasi tanda-tanda konsep diri yang
positif atau negatif.

2. Membuka diri

Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan pada


saat yang sama berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan
pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi
lebih dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman
kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman
dan gagasan-gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap defensif,
dan lebih cermat memandang diri kita dan orang lain.

3. Percaya diri

Keinginan untuk menutup diri, selain karena konsep diri yang negatif
timbul dari kurangnya kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri.
Orang yang tidak menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak akan
mampu mengatasi persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan
cenderung sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi. Ia takut
kalau orang lain akan mengejeknya atau menyalahkannya.

4. Selektivitas

Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep


diri mempengaruhi kepada pesan apa anda bersedia membuka diri,
bagaimana kita mempersepsi pesan itu, dan apa yang kita ingat. (Anita
Taylor 1977: 112). Dengan singkat, konsep diri menyebabkan terpaan
selektif, persepsi selektif, dan ingatan selektif.

6
C. Hubungan Keahlian komunikasi Interpersonal dalam Komunikasi

Orang yang mempunyai keahlian komunikasi maka komunikasi orang


tersebut akan berjalan efektif. Kita harus memupuk keahlian kita dalam
komunikasi interpersonal melalui konsep diri. Konsep diri seperti yang telah
tertuang diatas sangat penting dilakukan agar kita ahli dalam berkomunikasi.
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.
Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami tetapi
hubungan dengan komunikan menjadi rusak. DeVito (1992) memandang
komunikasi interpersonal yang efektif berdasarkan humanistic model dan
pragmatic model. Humanistic model (soft approach) menunjukkan bahwa kualitas
komunikasi interpersonal yang efektif ditentukan oleh 5 faktor, sebagai berikut:
Openness (keterbukaan), Empathy, Supportiveness (mendukung), Positiveness
(sikap positif), Equality (kesetaraan). Pragmatic model (behavioural) atau disebut
juga sebagai pendekatan keras (hard approach) atau (competence model) fokus
pada perilaku tertentu yang harus digunakan oleh pelaku komunikasi
interpersonal baik sebagai pembicara maupun sebagai pendengar apabila ingin
efektif. Pendekatan ini pun menyatakan ada 5 skemampuan yang harus dimiliki,
yaitu sebagai berikut:

1. Confidence (percaya diri) maksudnya adalah para pelaku komunikasi


interpersonal harus memilki rasa percaya diri secara sosial (social
confidence).

2. Immediacy merujuk pada situasi adanya perasaan kebersamaan antara


pembicara dan pendengar (oneness). Immediacy ditunjukan dengan sikap
memperhatikan, menyenangi, dan tertarik pada lawan bicara

3. Interaction management maksudnya adalah kemampuan untuk mengontrol


interaksi demi memuaskan kedua belah pihak pelaku komunikasi.

4. Expressiveness maksudnya adalah kemampuan untuk secara


sungguhsungguh terlibat dalam proses komunikasi.

5. Other orientation maksudnya adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan


orang lain selama proses komunikasi interpersonal berlangsung.

7
Butir-butir tersebut di atas menjelaskan kemampuan yang harus dimiliki agar
suatu proses komunikasi interpersonal efektif. Idealnya semua kemampuan
tersebut harus dimiliki oleh para pelaku komunikasi interpersonal. Namun
DeVito (1992) memberikan peringatan bahwa dalam menerapkan kemampuan
tersebut setiap situasi komunikasi, dan aspek budaya yang berbeda pada pelaku
komunikasi. Jadi aturan-aturan komunikasi interpersonal yang efektif tersebut
harus diterapkan secara fleksibel.

Ada sejumlah model untuk menganalisa hubungan personal, tetapi dengan


mengikuti ikhtisar dari Coleman dan Hammen (1974:224-231). Model-model
tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Model pertukaran social

Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi


dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu
yang memenuhi kebutuhannya.

2. Model peranan masyarakat

Model peranan melihatnya sebagai panggung sandiwara. Di sini setiap


orang harus memainkan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat
masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu
bertindak sesuai dengan ekspedisi peranan dan tuntutan peranan, memiliki
keterampilan peranan, dan terhindari dari konflik peranan dan kerancunan
peranan.

3. Model permainan

Dalam model ini, orang-orang berhubungan dalam bermacam-macam


permainan. Mendasari permainan ini adalah tiga bagian kepribadian manusia.

4. Model interaksional

8
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem.
Setiap sistem memiliki sifat-sifat struktural, integratif, dan medan. Semua
sistem terdiri dari subsistem-subsisitem yang saling tergantung dan bertindak
bersama sebagai suatu kesatuan.

Pola-pola komunikasi interpersonal mempuanyai efek yang berlainan


pada hubungan interpersonal. Tidak benar anggapan orang bahwa makin sering
orang melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain, makin baik
hubungan mereka. Yang menjadi soal bukanlah berapa kali komunikasi
dilakukan. Tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. Faktor-faktor yang
menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal adalah
percaya, kejujuran, sikap suportif.

Anda mungkin juga menyukai