DM GESTASIONAL
PEMBIMBING :
PENYUSUN :
03013107
JAKARTA
1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Ridho-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan referat ini sesuai dengan waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Agriana
Puspitasari, Sp.OG selaku pembimbing dalam penyusunan referat ini, dan kepada
dokter-dokter pembimbing di RSUD Budhi Asih, atas bimbingan dan kesempatan yang
telah diberikan kepada penulis sehingga referat ini dapat diselesaikan dengan baik
Semoga referat ini dapat menambah wawasan kita dalam dunia kesehatatan
kebidanan dan kandungan, khususnya pada topik ”DM Gestasional”.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak, semoga
bermanfaat.
Penulis
2
KATA PENGANTAR............................................................................................2
A. DEFINISI ...............................................................................................6
B. FISIOLOGI……………………….…………………………………....6
C. EPIDEMIOLOGI………………...…………………………………….9
D. KLASIFIKASI….………………………………..................................10
E. ETIOLOGI..……………………….......................................................10
F. FAKTOR RESIKO…………………….…. .........................................11
G. PATOFISIOLOGI…………………………………………………….12
H. MANIFESTASI KLINIS……………………………………………..14
I. PENEGAKAN DIAGNOSIS…………………………………………14
J. KOMPLIKASI………………………………………………………..17
K. TATALAKSANA…………………………………………………….18
BAB 3 KESIMPULAN.........................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Diketahui ada beberapa tahapan dalam proses sekresi insulin, setelah adanya
rangsangan oleh molekul glukosa. Tahap pertama adalah proses melewati membran
sel.untuk dapat melewati membrane sel beta dibutuhkan bantuan senyawa lain. Glucose
transporter (GLUT) adalah senyawa asam amino yang terdapat di dalam berbagai sel
yang berperan dalam proses metabolism glukosa. Fungsi sebagai kendaraan pengangkut
glukosa masuk dari luar ke dalam sel jaringan tubuh. Glucose transporter 2 (GLUT 2)
yang terdapat dalam sel beta misalnya, diperlukan dalam proses masuknya glukosa dari
dalam darah, melewati membrane, ke dalam sel. Proses ini penting bagi tahapan
selanjutnya yakni molekul glukosa akan mengalami proses glikolisis dan fosforilasidi
dalam sel dan kemudian membebaskan molekul ATP. Molekul ATP yang terbentuk,
dibutuhkan untuk tahap yakni proses mengaktifkan penutupan K channel pada
membrane sel. Penutupan ini berakibat terhambatnya pengeluaran ion K dari dalam sel
yang menyebakan terjadinya tahap depolarisasi membran sel, yang diikuti kemudian
oleh proses pembukaan Ca channel. Keadaan inilah yang memungkinkan masuknya ion
Ca sehingga meningkatkan kadar ion Ca intrasel. Suasana ini dibutuhkan bagi proses
sekresi insulin melalui mekanisme yang cukup rumit dan belum seutuhnya dapat
dijelaskan.
Seperti disinggung di atas, aktivasi penutupan K channel terjadi tidak hanya
disebabkan oleh rangsangan ATP hasil rposes fosforilasi glukosa intrasel, tapi juga
dapat oleh pengaruh beberapa faktor lain termasuk obat-obatan. Namun senyawa obat-
obatan tersebut misalnya obat anti diabetes sulfonil urea, bekerja pada reseptor
tersendiri, tidak pada reseptor yang sama dengan glukosa yang disebut sulphonylurea
receptor pada membrane sel beta.5
b. Aksi Insulin
Insulin berperan penting pada berbagai proses biologis dalam tubuh terutama
metabolism karbohidrat. Hormon ini sangat krusial perannya dalam proses utilisasi
glukosa oleh hamper seluruh jaringan tubuh, terutama pada otot, lemak, dan hepar.
Pada jaringan perifer seperti jaringan otot dan lemak, insulin berikatan dengan
sejenis reseptor (insulin receptor substrate = IRS) yang terdapat pada membrane sel.
Ikatan antara insulin dan reseptor akan menghasilkan suatu sinyal yang berguna bagi
proses regulasi atau metabolisme glukosa di dalam sel otot dan lemak, meskipun
7
mekanisme kerja yang sesungguhnya belum begitu jelas. Setelah berikatan, transduksi
sinyal berperan dalam meningkatkan kuantitas GLUT-4 dan selanjutnya juga
mendorong penempatannya pada membrane sel. Proses sintesis dan trnaslokasi GLUT 4
inilah yang bekerja memasukan glukosa dari ekstrasel ke intrasel untuk selanjutnya
mengalami metabolism. Untuk mendapatkan proses metabolisme glukosa normal, selain
diperlukan mekanisme serta dinamika sekresi yang normal, dibutuhkan pula aksi insulin
yang berlangsung normal. Rendahnya sensitivitas atau tingginya resistensi jaringan
tubuh terhadap insulin merupakan salah satu factor etiologi terjadinya diabetes
Baik buruknya regulasi glukosa darah tidak hanya berkaitan dengan metabolism
glukosa di jaringan perofer, tapi juga di jaringan dimana GLUT-2 berfungsi sebagai
kendaraan pengangkut glukosa melewati membrane sel ke dalam sel. Dalam hal ini
jaringan hepar ikut berperan dalam mengatur homeostasis glukosa tubuh. Peninggian
kadar glukosa darah puasa, lebih ditentukan oleh peningkatanproduksi glukosa secara
endogen yang berasal dari proses gluconeogenesis dan glikogenolisis di jaringan hepar.
Kedua proses ini berlangsung secara normal pada orang sehat karena dikontrol oleh
hormone insulin. Manakala jaringa (hepar) resistensi terhadap insulin, maka efek
inhibisi hormone tersebut terhadap mekanisme produksi glukosa endogen secara
berlebihan menjadi tidak optimal. Semakin tinggi tingkat resistensi insulin, semakin
rendah kemampuan inhibisinya terhadap proses glikogenolisis dan gluconeogenesis, dan
semakin tinggi tingkat produksi glukosa dari hepar.6
2.2.2 Perubahan metabolik selama kehamilan
Kehamilan normal dikatakan sebagai suatu kondisi diabetogenik, dimana
kebutuhan akan glukosa meningkat. Metabolisme maternal mengalami perubahan untuk
memastikan suplai glukosa yang adekuat dan konstan untuk perkembangan janin.
Glukosa maternal ditransfer ke janin melalui proses difusi-difasilitasi. Insulin ibu tidak
menembusd plasenta. Pada usia gentasi sepuluh minggu, janin meyekresi insulinnya
sendiri dengan kadar yang adekutat, yang memungkinnya menggunankan glukosa yang
diperoleh dari ibu.
Pada trimester pertama kehamilan, kadar glukosa ibu menurun dengan cepat
dibawah kadar glukosa tidak hamil sampai antara 55 dan 65 mg/dl. Akibat pengaruh
estrogen dan progesterone, pancreas meningkatkan produksi insulin, yang
8
meningkatkan penggunaan glukosa. Pada saat yang sama, penggunaan glukosa oleh
janin meningkat, sehingga menurunkan kadar glukosa ibu. Selain itu, trimester pertama
juga ditandai dengan nausea, vomitus, dan penurunan asupan makanan sehingga kadar
glukosa ibu semakin menurun dan selama tri mester kedua dan ketiga peningkatan kadar
laktogen plasental human, estrogen, progesterone, kortisol,prolaktin, dan insulin
meningkatkan resistansi insulin melalui kerjanya sebagai suatu antagonis. Resistansi
insulin merupakan suatu mekanisme penghematan glukosa yang memastikan suplai
glukosa yang berlimpah untuk janin. Kebutuhan ibu akan insulin meningkat sejak
trimester ke 2. Kebutuhan insulin dapat meningkat 2-4 kali lipat pada kehamilan cukup
bulan.1
9
2.4 Klasifikasi
Klasifikasi Diabetes Melitus (ADA, 2009).8
1. Diabetes tipe 1 (disebabkan oleh destruksi sel B pankreas yang menyebabkan
defisiensi absolut insulin melalui proses imunologik atau idiopatik).
2. Diabetes tipe 2 (bervariasi mulai yang dominan resistensi insulin disertai
defisiensi insulin relatif sampai yang dominan gangguan sekresi insulin bersama
resistensi insulin).
3. Diabetes mellitus gestasional
4. Diabetes tipe lain.
Kelainan genetik fungsi sel Beta
Kelainan genetik kerja insulin
Kelainan eksokrin pancreas
Endokrinopati
Drug/Chemical Induced
Infeksi
Diabetes merupakan komplikasi medik yang sering terjadi pada masa kehamilan. Ada
dua jenis perempuan hamil dengan diabetes, yaitu9 :
1. Diabetes pregestasional (sudah diketahui sejak sebelum kehamilan).
2. Diabetes gestasional (diketahui sejak kehamilan).
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:
Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil dan
menghilang setelah melahirkan.
Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil dan
berlanjut setelah hamil.
Klas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati,nefropati, dan pembuluh darah perifer
10
dengan sekresi insulin yang adekuat. Insulin disekresi oleh sel B pankreas, dan ibu
dengan diabetes gestasional memiliki defek pada fungsi sel B pankreas ini. Disfungsi
sel B pankreas dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah
destruksi sel B pankreas oleh reaksi autoimun yang ditemukan pada diabetes tipe 1.
Selain reaksi autoimun, defek fungsi sel B pankreas juga dapat disebabkan oleh
mutasi autosomal yang menyebabkan maturity onset diabetes of the young (MODY).
MODY terdiri atas beberapa subtipe, mutasi dapat terjadi pada gen yang mengkode
glukokinase (MODY 2), hepatocyte nuclear factor 1α (MODY 3) dan insulin promoter
factor 1 (MODY 4). Selain karena adanya defek fungsi sel B pankreas, diabetes
gestasional juga dapat disebabkan karena adanya gangguan pada insulin signaling
pathway, penurunan ekspresi PPARγ dan penurunan transport glukosa yang dimediasi
insulin pada otot skelet dan adiposity.
Selain itu, pada kondisi diabetes gestasional juga menyebabkan meningkatnya
hormon anti insulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan epineprin.7
11
B. Riwayat Umum
Riwayat DM dalam keluarga
Obesitas
Riwayat intoleransi glukosa
Riwayat DMG pada kehamilan sebelumnya
Penilaian hasil tes toleransi glukosa oral untuk menyatakan diabetes melitus
gestasional, baik untuk tes toleransi glukosa tiga jam maupun yang hanya dua jam
berlaku sama yaitu ditemukannya dua atau lebih angka yang abnormal
15
Gambar 2. Penilaian hasil tes toleransi glukosa oral 3 jam dengan beban glukosa 100
gram dan 2 jam dengan beban glukosa 75 gram
Dinyatakan diabetes melitus gestasional bila glukosa plasma puasa > 126 mg/dl
dan/atau 2 jam setelah beban glukosa > 200 mg/dl atau toleransi glukosa terganggu.
16
Perkeni memodifikasi cara yang dianjurkan WHO dengan menganjurkan
pemeriksaan TTOG menggunakan 75 gram glukosa dan penegakkan diagnosis cukup
melihat hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembebanan glukosa. Seperti yang
tercantum pada konsensus perkeni 2006, persiapan TTOG adalah sebagai berikut11:
Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani
seperti biasa.
Berpuasa paling sedikit delapan jam (mulai malam hari) sebelum
pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap dibolehkan
Diberikan glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum
dalam waktu 5 menit
Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
Diperiksa konsentrasi glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap beristirahat dan
tidak merokok
Hasil TTGO dibagi menjadi 3 yaitu:
Glukosa darah 2 jam < 140 mg/dl = normal
Glukosa darah 2 jam 140 - < 200 mg/dl = TGT
Glukosa darah 2 jam > 200 mg/dl = DM
Pada kehamilan, subyek dengan hasil pemeriksaan TTGO menunjukan TGT akan
dikelola sebagai DMG
17
sering adalah makrosemia, hal ini terjadi karena pada umumnya diabetus melitus
gestasional didiagnosis agak terlambat.
Selain komplikasi jangka pendek, juga terdapat komplikasi jangka panjang. Pada
anak, dapat terjadi ganggaun toleransi glukosa, diabetes, dan obesitas. Sedangkan pada
ibu adalah gangguan toleransi glukosa sampai DM.10
2.11 Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaa adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu, kesakitan dan kematian perinatal.
Penatalaksanaa harus dimulai dari terapi nutrisi medik yang diatur oleh ahli gizi.
Tujuan terapi ini adalah memberikan nutrien yang dibutuhkan ibu dan janin, mengontrol
kadar glukosa, dan mencegah ketosis karena kelaparan. Secara umum, pada trimester
pertama tidak diperlukan penambahan asupan kalori. Sedangkan pada ibu hamil dengan
berat badan normal secara umum memerlukan tambahan 300 kcal pada trimester kedua
dan ketiga. Jumlah kalori yang dianjurkan adalah 30 kcal/berat badan saat hamil. Pada
mereka yang obes, pembatasan kalori perlu dilakukan yaitu jumlah kalori hanya 25
kcal/kg berat badan. Asupan karbohidrat sebaiknya terbagi sepanjang hari untuk
mencegah ketonemia yang berdampak pada perkembangan kognitif bayi.
Aktivitas fisik selama kehamilan sempat menjadi topik yang kontroversial
karena beberapa tipe olah raga seperti sepeda ergometer, senam erobik, dan treadmill
dapat memicu kontraksi uterus. Para ahli menyarankan pada setiap ibu hamil yang
sedang berolah raga untuk meraba perut selama berolah raga agar dapat mendeteksi
kontraksi subklinis dan bila ada segera hentikan olah raganya (penurunan A1c, glukosa
puasa, dan 1 jam post prandial), ADA menyarankan untuk melanjutkan aktifitas fisik
sedang pada ibu hamil tanpa kontraindikasi medis maupun obstetrik.
Sasaran glukosa darah yang ingin dicapai adalah konsentrasi glukosa plasma
puasa < 105 mg/dl dan 2 jam setelah makan < 120 mg/dl. Apabila sasaran tersebut tidak
tercapai maka perlu ditambahkan insulin. Beberapa klinik menganjurkan apabila
konsentrasi glukosa plasma puasa > 130 mg/dl dapat segera dimulai dengan insulin.12
18
Gambar 4. Bagan penatalaksanaa diabetes mellitus gestasional
19
2. Metformin. Sejumlah penelitian sudah melakukan penelitian terhadap
metformin. Data yang didapatkan yaitu adanya penurunan resiko terjadinya
abortus spontan pada wanita hamil dengan polycystic ovary syndrome (PCOS).
Metformin merupakan golongan biguanid. Metformin terdapat dalam
konsentrasi yang tinggi di dalam usus dan hati, tidak dimetabolisme tetapi secara
cepat dikeluarkan melalui ginjal. Setelah diberikan secara oral, metformin akan
mencapai kadar tertinggi dalam darah setelah 2 jam dan diekskresi lewat urin.
Pada mekanisme kerjanya, metformin menurunkan glukosa darah melalui
pengaruhnya terhadap kerja insulin tingkat seluler, distal reseptor insulin, dan
menurunkan produksi glukosa hati. Metformin meningkatkan pemakaian
glukosa oleh sel usus sehingga menurunkan glukosa darah dan juga diduga
menghambat absorpsi glukosa di usus sesudah asupan makan. Metformin juga
dapat menstimulasi produksi glucagon like peptide 1 dari gastrointestinal yang
dapay menekan fungsi sel alfa pancreas sehingga mengurangi hiperglikemi saat
puasa.
21
BAB III
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
23
LEMBAR PENGESAHAN
‘DM GESTASIONAL’
Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing, sebagai syarat untuk menyelesaikan
tugas kepanitraan klinik Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RSUD Budhi Asih
24