Tumor Ovarium
Tumor ovarium merupakan tumor yang berasal dari sel-sel ovarium yang berdasarkan
histopatologinya bisa bersifat jinak atau ganas (Pratama dkk, 2014). Hal ini terjadi
disebabkan karena adanya proliferasi dan diferensiasi yang abnormal dari sel pada ovarium
akibat adanya mutasi gen yang mengatur proliferasi tersebut. Sembilan puluh persen tumor
ovarium adalah jinak, walaupun hal ini bervariasi dengan umur. Tumor ovarium terbagi atas
tiga kelompok berdasarkan struktur anatomi darimana tumor itu berasal yaitu tumor epitel
ovarium, tumor germ sel, tumor sex cord-stromal (Schorge dkk, 2008).
Etiologi
Penyebab pasti dari tumor ovarium jinak maupun ganas belum diketahui secara jelas. Hal
yang jelas ditemukan adalah adanya pengaruh umur, faktor riwayat keluarga dan mutasi gen.
Hal yang memperbesar resiko terjadinya tumor ovarium ganas diantaranya adalah umur yang
lanjut, ras kulit putih, adanya sejarah keluarga yang memiliki penyakit tumor ovarium ganas,
kanker payudara, atau kanker usus besar, mengalami obesitas, menarki terlalu cepat,
menopause terlambat, tidak pernah hamil dan tidak pernah mempunyai anak, pernah
melakukan terapi sulih hormon lebih dari 5 tahun serta adanya mutasi pada gen-gen penyebab
tumor. Diduga adanya riwayat pemakaian obat tamoxifen mempunyai peningkatan resiko
terhadap pembentukan kista ovarium.
Gambaran Klinis
Pertumbuhan tumor ovarium dapat menimbulkan gejala. Meskipun pada tumor ovarium
dapat ditemukan keluhan, pada tumor jinak ovarium yang memiliki diameter kecil sering
ditemukan secara kebetulan dan tidak memberi gejala klinis yang berarti. Karena gejala klinis
yang terjadi biasanya tidak terlihat jelas sampai penyakit nerada pada tahap lanjut
menyebabkan penyakit ini disebut dengan “silent killer”. Secara umum, tumor yang ganas
memiliki karakteristik solid, nodular dan terfiksir. Namun ukuran tumor tidak sesuai derngan
derajat keganasan. Keluhan yang dirasakan oleh penderita tumor ovarium bersumber dari:
- Gangguan aliran darah dan cairan limfa menimbulkan edema pada tungkai bawah.
c. Tumor yang melayang menimbulkan :
Tumor ovarium mengeluarkan hormon menimbulkan gangguan pada menstruasi dan dapat
menyebabkan kondisi infertilitas dan maskulinisasi.
b. Memerlukan laparotomi.
2. Perdarahan
a. Perdarahan mendadak.
c. Trauma langsung.
5. Degenerasi ganas :
Diagnosis
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik :
c. Pemeriksaan dalam :
d. Pemeriksaan spekulum :
- Melakukan sondese, dibedakan antara mioma uteri dan solid ovarial tumor.
e. Pemeriksaan rektal :
3. Pemeriksaan penunjang :
a. Ultrasonografi
b. Laparoskopi :
c. Foto thorak.
- Menetapkan plural effusion sebagai bagian sindrom Meig atau bersifat tersendiri.
- Pada dugaan tumor ovarium dengan keadaan tanpa gejala dan keluhan maka dilakukan
pemeriksaan tumor marker.(Chandranita dkk, 2010).
Tatalaksana
Terapi tumor ovarium terdiri dari tindakan pembedahan dan non pembedahan. Terapi
konservatif/non pembedahan yaitu dengan melakukan observasi pada kista fisiologis yang
akan menghilang dengan sendirinya. Terapi bedah diindikasikan apabila kista tidak
menghilang dalam beberapa kali observasi atau bahkan semakin membesar. Tindakan
pembedahan memiliki dua tujuan, yaitu pengobatan dan penentuan stadium surgikal. Terapi
pembedahan yang dapat dilakukan adalah histerektomi, salfingooforektomi, omentektomi,
pemeriksaan asites/bilasan peritoneum, dan limfadenektomi (Winata, 2014). Pembedahan ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya sumber metastase. Histerektomi merupakan standar
prosedur untuk keganasan ginekologi dan indikasi untuk beberapa tumor jinak (Bijen dkk,
2009).
DAFTAR PUSTAKA
Pratama G, Sofian A, Chandra F. 2014. Profil Penderita Tumor Ovarium Germinal di RSUD
Aridin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2008-Desember 2012. JOM FK 1(2).
Akbar A. 2012. Sensitivitas dan Spesifisitas Human Epididymis Protein-4 (HE4) dan Antigen
Kanker CA125 sebagai Biomarker pada Tumor Ovarium Jinak dan Ganas di RSUP H Adam
Malik Medan. [skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Chandranita AI, Fajara GBI, Gede BI. 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi. Trans
Indo Media: Jakarta.
Winata GS. 2014. Peran Klinis CA125 pada Kanker Ovarium. [Skripsi]. Bali: Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
Bijen C, Vermeulen K, Mourits M, Bock G. 2009. Costs and Effects of Abdominal versus
Laparoscopic Hysterectomy: Systematic Review of Controlled Trials. Departemen of
Gynecologic Oncology University of Groningen: Groningen.