Anda di halaman 1dari 2

Permasalahan yang saya temui yaitu pada saat saya melakukan pertemuan kelompok rutin di salah satu

desa wilayah dampingan saya bekerja. Pada saat saya menyampaikan materi Family development
Session (FDS), saya menangkap ekspresi kesedihan dari seorang anggota kelompok saya. Dan pada akhir
penutupan saya mencoba mendekati Ibu tersebut dan bertanya apa yang menyebabkan sang ibu sedih.
Ternyata sang ibu memiliki seorang anak laki-laki berumur 13 tahun pada tahun 2017 yang duduk di
kelas 8 salah satu SMP yang cukup bagus di Kecamatannya. Anak laki-laki bernama R ini tiba-tiba mogok
alias tidak mau berangkat ke sekolah. Padahal kakanya juga sudah bekerja dan tidak melanjutkan
sekolah. Di sisi lain ayah dan ibunya sudah bekerja keras banting tulang demi bisa menyekolahkan
anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Setelah saya melihat nilai-nilai dari klien R tenyata di atas rata-rata.

Dalam hal ini sayang menggunakan teori bimbingan sosial perorangan yang di definisikan oleh W.A
Friedlander, Helen Jaspan, dan J Bower dimana dari ketiga sumber tersebut dapat ditarik garis besar
bahwa bimbingan sosial perorangan adalah serangkaian cara kerja atau prosedur yang teratur dan
sistematik untuk menolong individu yang mengalami permasalahan sosial sehingga semua
permasalahan tersebut dapat diatasi dengan baik dan individu yang bersangkutan dapat melaksanakan
tugas tugas kehidupan serta fungsi sosialnya secara lebih baik pula. Adapun komponen -komponen yang
harus dipenuhi adalah pribadi yang ditolong (person/client), permasalahan yang dihadapi (Problem),
tempat untuk memecahkan masalah (Place), serta pekerja sosial sebagai tenaga profesional yang
membantu mamacahkan masalah (Case worker). Dan selanjutnya disesiakan dengan konteks kasus 1
yaitu pribadi yang ditolong adalah si Ryang merupakan anak sekolah yang tiba-tiba pasif dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolahnya, Permasalahan yang dihadapi yaitu kepasifan si R secara tiba-tiba dalam
kegiatan belajar mengajar yang sangat disayang kan oleh orangtuanya, Tempat untuk memecahkan
masalah yaitu saya mencoba berkoordinasi dengan Sekolah lama R dan sekolah terbuka untuk mencari
kesempatan lain. Pekerja sosial sebagai tenaga profesional yang membantu memecahkan masalah
(Case Worker) yaitu saya sendiri yang bertugas mendampingianggota Keluarga penerima Manfaat
(KPM) di wilayah tersebut. Yang selanjutnya komponen yang telah dipenuhi menjadi dasar tahap
pengumpulan data (Fact Finding), Tahap Diagnosis (Diagnosis), dan Tahap penyembuhan ( Treatment).

Menurut Peraturan Menteri Sosial Nomor 10 Tahun 2017 tentang Program keluarga Harapan,
Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disingkat PKH adalah program pemberian bantuan
sosial bersyarat kepada keluarga miskin dan rentan yang terdaftar dalam data terpadu
penanganan fakir miskin, diolah oleh Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial dan
ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH.
Keluarga Penerima Pelayanan yang selanjutnya disebut
Keluarga Penerima Manfaat adalah keluarga penerima bantuan sosial PKH yang telah memenuhi
syarat dan ditetapkan dalam keputusan. Adapun salah satu kewajiban KPM dalam pasal 7
diantaranya bagi KPm yang memiliki komponen sekolah harus aktif dalam kehadiran minimal 85%
dari hari efektif belajar.
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang
usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang
usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Menurut Papilia (2004) dalam jurnal ISSN 1411-8777 remaja adalah transisi perkembangan
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang meliputi peubahan secara fisik, kognitif dan
perubahan social.Lahey (2004) menyatakan bahwa remaja adalah periode yang dimulai dari
munculnya pubertas sampai pada permulaan masa dewasa.
Masa pencarian jati diri pada remaja seringkali menunjukkan tingkah laku yang susah
diatur, mudah emosional, mudah terangsang dan banyak mengalami konflik dalam dirinya
maupun lingkungan. Remaja cenderung mudah untuk terpengaruh dalam hal – hal negatif tanpa
berpikir panjang.Apa dampak yang terjadi, salah satunya adalah remaja yang memutuskan untuk
menjadi pecandu rokok. Meskipun itu dalam kategori pecandu rokok ringan. Hal ini dijelaskan
dalam buku Sarwono yang berjudul Psikologi remaja tahun 2006.

Anda mungkin juga menyukai