Contoh Laporan PKL
Contoh Laporan PKL
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudiyakan secara
komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrie Hallet, seorang
Belgia yang lalu diikuti oleh K. Schadt. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi
di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123
ha. Pusat pemuliaan dan penangkaran kemudian didirikan di Marihat (terkenal
sebagai AVROS). Sumatera Utara dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor Malaya
pada 1911-1912.
Habitat asli kelapa sawit adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh
dengan baik di daerah tropis (15˚ LU - 15˚ LS). Tanaman ini tumbuh sempurna
diketinggian 0 – 500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80 - 90 %. Sawit
membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu
daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola
curah hujan tahunan mempengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.
2
2.2 KLARIFIKASI BOTANI KELAPA SAWIT
Bahan dasar untuk pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit
(PKO) dipabrik kelapa sawit (PKS), berupa tandan buah egar dan brondolan
kelapa sawit. Pengolahan kelapa sawit menjadi CPO tahapan proses meliputi
pemanenan untuk mendapatkan bahan baku yang memenuhi kriteria, penerimaan
TBS, sterilisasi dan threshing minyak sawit mentah diperoleh melalui
3
pengepresan hasil thresing kemudian dimurnikan dan dikeringkan untuk
dieksport.
TBS diolah dipabrik kelapa sawit untuk diambil minyak dan intinya.
Minyak dan innti yang dihasilkan di PKS merupakan produk setengah jadi.
Minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dan inti kernel (IKS) harus diolah
lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lainnya. Stasiun proses pengolahan TBS
menjadi CPO umumnya terdiri dari stasiun utama dan stasiun pendukung. Stasiun
utama berfungsi sebagai berikut:
4
4. Stasiun Kempa
Brondolan yang telah terpipil dari stasiun pemipilan diangkut ke bagian
pencacah berupa sebuah tangki vertikal (Digester) yang di lengkapi dengan 5
tingkat pisau pencacah (pengaduk) dan 1 tingkat pisau pelempar. Pisau-pisau
pencacah dan pelempar diputar oleh motor listrik yang dipasang di bagian atas
digester. Tujuan utama dari proses digester yaitu untuk melumatkan brondolan
sehingga daging buah terlepas dari biji kemudian buah yang telah dilumat
didorong dengan pisau pelempar ke corong digester menju pressan. Pada
pressan dipisahkan minyak kasar (Crude Oil) dari serat-serat dalam daging buah.
5. Stasiun Pemurnian
Stasiun pemurnian yaitu pengolahan di PKS yang bertujuan untuk
melakukan pemurnian mjnyak kelapa sawit dari kotoran-kotoran, seperti
padatan, lumpur dan air. Adapun tahapan-tahapannya sebagai berikut:
Awal mulanya Crude Oil dari pemisahan hasil press ditampung pada Oil Gutter
yang berupa talang untuk menghantarkan ke Sand Trap Tank
Sand Trap Tank yang berfungsi untuk memisahkan Crude Oil dari pasir.
Vibrating Screen berfungsi untuk memisahkan Crude Oil dari fibre halus
(ampas) yang masih terikut.
Bak RO adalah tangki penampung Crude Oil sementara yang berfungsi untuk
meningkatkan temperatur Crude Oil sebelum dipompa ke CST.
CST berfungsi untuk memisahkan minyak dari kotoran (NOS) dengan
temperatur yang tinggi dan kondisi cairan yang tenang sehingga terjadi
pengendapan.
Oil Tank dan Sludge Tank, dari CST dihasilkan 2 cairan yaitu minyak dan
sludge. Minyak dialiri ke Oil Tank dan sludge dialiri ke Sludge Tank. Kedua
tangki ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara hasil pemisahan
diCST.
Oil Purifier berfungsi untuk memurnikan atau memisahkan air dan kotoran yang
masih ada dalam miinyak.
Vacuum Dryer berffungsi untuk memisahkan air yang masih terkandung dalam
minyak dengan cara penguapan hampa udara.
Storage Tank adalah tempat penimbunan CPO sebelum dikirim.
5
Sludge Separator,cairan sludge dari Sludge Tank dipompa ke Brush Strainer dan
Precleaner. Selanjutnya dipompa ke Sludge Separator yang berfungsi untuk
memisahkan minyak dari sludge dengan gaya sentrifugal.
6
BAB III
METODE PELAKSANAAN
b. Tempat
Praktek Kerja Lapangan I ini dilaksanakan di PT. Perkebunan
Nusantara IV Unit Usaha Mayang, Kecamatan Bosar Maligas,
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Indonesia.
3.2Metode
Metode pengambilan data yang dilakukan pada Praktek Kerja Lapangan I
ini meliputi pengambilan data primer berupa pengamatan di lapangan dan
wawancara langsung dengn pimpinan, staf, dan karyawan PTPN IV Unit
Usaha Mayang, serta pengambilan data sekunder berupa studi kepustakaan
dari buku, artikel, jurnal dan info dari instansi terkait.
7
BAB IV
B. Letak Geografis
Kebun Mayang terletak di Nagori/Desa Mayang, Kecamatan Bosar
Maligas, Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara berbatasan
dengan:
8
Sebelah utara berbatasan dengan Gunung Bayu
Sebelah selatan berbatasan dengan Kebun Bukit Lima
Sebelah timur berbatasan dengan Kebun PT.Murida
Sebelah barat berbatasan dengan Nagori Raja Maligas
Jarak unit Kebun Mayang dari medan ± 186 Km, Perdagangan ± 15 Km
dan Bah Jambi ± 45 Km.
C. Topografi
Luas HGU Kebun Mayang 4.582,70 Ha dengan jumlah area lainnya
376,70 Ha.
Jenis Tanah di unit Kebun Mayang adalah Latusol dan Putsolik dengan
ketinggian 90M diatas permukaan Laut, saat ini Unit Kebun Mayang
mempunyai 5 Afdeling terdiri dari Afdeling I-V dan bagian Emplasemen
Teknik, Pengolahan dan C. Kantor yang semuanya berada di kecamatan
Bosar Maligas, Wilayah unit kebun mayang terdiri dari beberapa Nagori/desa
antara lain :
Emplasemen dan Afdeling II masuk Nagori/desa Mayang
Adeling I masuk Nagori/Desa Boluk
Afdeling III masuk Nagori/desa Desa Sidomulyo
Afdeling IV masuk Nagori/Desa Parbutaran
9
Dengan luas areal per afdeling :
Afdeling I 835 Ha
Afdeling II 924 Ha
Afdeling III 999 Ha
Afdeling IV 724 Ha
Afdeling V 1.048 Ha
Emplasmen 52,79 Ha
Jumlah Areal seluruhnya 4.582,70 Ha
10
E. Struktur Organisasi Karyawan Pimpinan
Ir.T.M.Siahaan.MM
Manajer Unit
Ir. Suherry
Plt Ass. Afdeling II
M.Zuhri Pradana.SP
Ass. Afdeling IV
11
F. Karyawan Pelaksana
2 Afdeling II 75 13 86
3 Afdeling III 83 9 92
4 Afdeling IV 56 8 64
5 Afdeling V 67 17 84
6 Hama 1 - 1
7 Ktr. Tanaman 5 1 6
8 C.Emplasemen 7 5 12
10 Transport 14 - 14
11 Bengkel Umum 39 3 42
12 Bengekl listrik 10 - 10
13 Bangunan 10 - 10
14 S.Kantor 11 11 22
15 C.Gudang 7 6 13
12
G. Visi dan Misi
a. Visi Perusahaan
Menjadi pusat keunggulan pengelolahan perusahaan agroindustri
kelapa sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik serta berwawasan
lingkungan.
b. Misi Perusahaan
1. Menjamin berkelanjutan usaha yang kompetitif
2. Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan
sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya
kreatifitas dan inovasi untuk meningkatkan produktifitas dan
efisiensi.
3. Meningkatkan laba secara berkesinambungan
4. Mengelolah usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai
perusahaan yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola
perusahaan yang baik (GCG).
5. Meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan
6. Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah
pusat / daerah.
G. PROSES PENGOLAHAN
1. Stasiun Penerimaan
1.1 Pos Satpam
Satpam adalah Satuan pengaman dalam sebuah pabrik.
Tamu dan truk yang masuk kedalam pabrik menjadi tanggung jawab
satpam. Truk pengakut TBS harus melapor ke pos terlebih dahulu dan
menunjukan SPB ( Surat Pengiriman Barang ), lalu di pos satpam
dilakukan pencacatan nomor polisi ( BK ), nama supir, nomor SPB,
Kebun Asal, jam tiba sebagai pertinggal dan data bagi satpam bila
ada kesalahan dan kesilapan di belakang hari. Kemudian truk yang
membawa TBS di persilahkan masuk menuju timbangan untuk
ditimbang, lalu setelah selesai bongkar dan menimbang ulang, truk
13
melapor ke pos satpam untuk dicatat kembali jam keluar truk dari
lokasi pabrik. Truk pengangkut CPO, Kernel, Tandan Kosong dan
sebagainya memperlihatkan surat jalan dari perusahaan lalu antri
sesuai urutan, lalu melakukan penimbangan, setelah memuat CPO,
Kernel, Tandan Kosong dan sebagainya, truk yang sudah ditimbang
ulang, kembali melapor ke pos satpam untuk dicatat jam truk
tersebut meninggalkan lokasi pabrik, khusus untuk truk tangki
pengangkut CPO satpam ikut menyegel dan mencatat nomor segel
dari tiap mobil.
14
Gambar-1. jembatan timbang 40 ton
No.Pabrik 9710
Kapasitas 40 ton
15
Tabel-3. spesifikasi jembatan timbang kapasitas 50 ton
Merk Cardinal/Avery
No.Pabrik -
Kapasitas 50 ton
Tahun 2011
pembuatan/pemakaian
16
panen. Kriteria matang panen buah dikelompokkan berdasarka fraksi –
fraksinya
Tabel-4. Fraksi kematangan Buah
% Buah Norma
Fraksi Kematangan
Membrondol
Kurang Nihil
Fraksi 1 13 – 25 %
matang
Brondolan - Min 7%
17
1.4 Lantai Konvertenmen
18
Gambar-5. Loading Ramp
No.inventaris MAY/005.01.00/10/1993/1994
No.inventaris MAY/005.01.00/10/1997
19
1.5 Lori
Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dari lori untuk mencapai kinerja
optimalnya, adalah :
Pengait pada penarik lori selalu dikaitkan pada tempat yang telah
ditentukan
Bila hal itu tidak dapat dilakukan, maka lori terlebih dahulu
dikosongkan dan dipindahkan dengan baik agar tidak mengganggu
jalannya lori berikutnya.
20
Gamba-6. Lori
1.6 Gantri
Gambar-7. Gantri
Gantri adalah alat pemindah lori dari jalur loading ramp ke jalur rebusan.
Cara kerja gantri sama seperti Hoisting Crane, lori yang akan dipindahkan
dikaitkan dengan rantai gantri, kemudian diangkat lalu dipindahkan ke jalur
rebusan.
21
Tabel-7. Spesifikasi Gantri
Jumlah 2 unit
Merk DEMAG 5 T
Made In GERMANY
1.7 Capstand
Capstand terdiri dari sling, bollard, dan track rail. Sling adalah tali kabel
yang digunakan untuk menarik lori. Sling bisa dipindah – pindah sesuai dengan
keberadaan lori sehingga antara sling dan rel atau rangkaian lori yang ditarik
berada dalam satu garis lurus (searah). Bollard berupa silinder besi yang bisa
berputar pada porosnya untuk mengarahkan slingnya.
Gambar- 8. Bollard
22
Gambar-9.Track Lier
Jumlah 6 buah
Tahun
1984 Volt 380
Pemakaian
23
2. Stasiun Perebusan
2.1 Rebusan ( Sterilizer)
2.5 II
2.3 I
Gambar-11. Sterilizer
24
Tabel-10. Spesifikasi Sterilizer
Jumlah 3
Type Horizontal
Panjang 31680 mm
Tahun 9/8/2008
Pembuatan/pemakaian
25
Rumus untuk menghitung kapasitas olah rebusan :
𝐾.𝐼.𝑀.60
Kapasitas= 𝑠
Dimana :
K : Jumlah rebusan
M : Kapasitas lori
1. Persiapan sterilizer
2. Daerasi
26
4. Puncak II ( 14 menit )
6. Pengeluaran lori
Losis atau kehilangan minyak pada saat perebusan dapat dijumpai pada :
Kandungan minyak dalam air kondensat berasal dari minyak yang meleleh
disebabkan brondolan terluka/memar karena terbanting dan perebusan lama
(norma 0.05 % terhadap contoh, 0,30 terhadap TBS)
Kandungan minyak dalam tankos karena waktu perebusan yang terlalu lama
(norma 1.85 % thd contoh, 0,39 % thd TBS)
Berondolan tidak lepas dalam tankos akibat perebusan yang terlalu singkat
atau suhu yang rendah atau air kondensat tidak terbuang habis (norma 2,50
% thd contoh, 0,16 % thd TBS)
Brondolan tidak lepas dalam tankos akibat perebusan yang terlalu singkat
atau suhu yang rendah atau air kondensat tidak terbuang habis (norma 2,50
% thd contoh, 0,16 % thd TBS)
27
Akibat tekanan uap rendah < 2,8 kg/cm2 :
Pelumatan dalam digester tidak sempurna, sebagian daging buah tidak lepas
dari biji sehingga mengakibatkan proses pengempaan tidak sempurnah dan
kerugian minyak pada ampas dan biji bertambah.
3. Stasiun Penebah
3.1 Hoisting Crane
Wire roope (kabel hoisting crane) jangan ada yang yang putus maupun
berserabut.
Pada saat hoisting crane beroperasi tidak boleh ada orang yang melintas
dibawahnya
Gerakkan naik turun dan maju mundur harus dimulai dari gerakan lambat.
Dengan perhitungan kecepatan hoisting crane,sbb :
28
Kapasitas pabrik 40 ton/jam
kapasitas @lori
= 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘
Kapasitas lori
= 2,5 ton
2,5 ton
= 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
40 ton
= 3,75 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑙𝑜𝑟𝑖
Jumlah 3 unit
Merk MHE-DEMAG
Type EL.I.DR.PRO 20-10,0.4/2-12.3 Z 12/2
Lifting capacity 5 ton
Hoisting speed 12/2 mm/min ; 21,7/3,4 kw ; 40%
Cage above floor level 12.3 meter
Tilting speed 1,9 Rpm ; 180 degrees rotation
Travelling speed 10/40 mm/min;0.26/1.2 kw ; 40 % ED
Weight of monorail crab Approx 2.2 tonnes
Power supply 380 volt/3 phase/50 cycles
Control voltage 12 volt
Tahun 2010
pembuatan/pemakaian
29
3.2 Auto Feeder
Jumlah 3 unit
No.inventaris MAY/005.01.02/2009
Merk/model Scrapper
Buatan PMT
Type Krappiak
Kapasitas 20 ton TBS
Tahun pembuatan/pemakaian Agustus 2009
30
3.3 Thresser
√D − d
𝑛 = 40 2
D−d
Ket :
d = Rata-rata diameter tandan yang diukur pada bagian paling tebal atau
penampang melintang pada bagian yang terbesar (meter).
N= Kecepatan putaran (Rpm)
31
Contoh :
d = 0,3 meter
√D−d
𝑛 = 40 2 sehingga
D−d
√1,8 − 0,3
𝑛 = 40 2
1,8−0,3
𝑛 = 23𝑅𝑝𝑚
- Kecepatan drum .
- Pembersihan kotoran pada kisi-kisi tromol sebelum mengolah harus
dilakukan.
- Pengisian dilakukan secara merata dan tidak terlalu penuh.
- Sudut pengarah jangan sampai ada yang patah.
Gambar-14.Thresser
32
Tabel-13. spesifikasi thresser
Jumlah 3
No.inventaris MAY/005.01.02/15/2009
Merk PMT
Rpm 23
Kapasitas 20 ton TBS/jam
Panjang drum 4550 mm
Diameter drum 1920mm
Panjang As 5744mm
Diameter As 152mm
Tahun pembuatan 2009
33
Tabel-14. spesifikasi Empty Bunch Conveyor
Jumlah 3 unit
No.inventaris MAY/005.01.02/38/2009
Buatan PMT
Kapasitas 20 ton/jam
Kecepatan 38 Rpm
34
Ukuran lebar talang 540 x 690 mm
Ukuran panjang talang 6100 mm
Tebal plat ularan 6 mm
Ukuran as talang ᴓ4″
Jumlah 1 unit
No.inventaris MAY/005.01.02/47/2009
Buatan PMT
Kapasitas 30 ton/jam
Kecepatan 38/40 Rpm
Ukuran lebar talang 550 mm
Ukuran panjang talang 13.500 mm
Tebal plat ularan 6 mm
Ukuran as talang ᴓ3″
35
3.7 Fruit Elevator
Jumlah 3 unit
No.inventaris MAY/005.01.02/52/2009
Buatan CV.SURYA WABANA PERKASA
Kapasitas 40 ton/jam
Tinggi talang 15.000 mm
Ukuran talang 900 x 900 mm
Jumlah timba 51 buah
Tebal plat body 5 Mm
4.Stasiun Kempa
36
Gambar-19. Distributing Conveyor
Jumlah 2 Unit
No.inventaris MAY/005.01.03/08/2010
Buatan PMT
Kapasitas 30-40 ton/jam
Rpm 38
Ukuran talang 500 mm
Panjang Talang 11.500 mm
Ukuran As ᴓ 3 ½”
Jenis Ularan M.Stccl Platc 3/16”
4.2 Digester
37
semakin lama mengaduk. Untuk memudahkan proses pelumatan
diperlumakan panas dengan temperatur 90-95”C . yang diberikan dengan
cara menginjeksikan. Pada pemasangan pisau baru jarak antara pisau dan
dinding digester amksimum 15 mm dengan tujuan tidak ada brondolan yang
lolos dan tidak teratur. Pada 4 sisi dinding digester bagian dalam dipasang
siku penahan 2 buah agar proses pengadukan dan pelumatan lebih sempurna.
Pada corong digester dipasang pintu buka tutup agar berondolan dilumat
dahulu sebelum dipress sehingga dapat menurunkan losis minyak pada ampas
press. Pada bagian bawah digester dipasang buttom wearing plate yang
berlobang sebanyak kurang lebih 1200 buah dan berdiameter 5mm.
Gambar-20. Digester
38
Tabel-19. spesifikasi Digester
Jumlah 6 unit
No.inventaris MAY/005.01.03/13/2009
Buatan LAJU
Type LD.3200
Rpm 23
Diameter As 120 mm
4.3 Pressan
39
Untuk mempermudah pemisahan dan pengaliran minyak ke oil gutter
dilakukan penambahan air panas dari hot water tank yang bertemperatur 90-
95”C. Tekanan cones harus 40-50 bar karena jika tekanan cones terlalu
rendah mengakibatkan lossis minyak makin tinggi sebaliknya jika tekanan
pada cones tinggi mengakibatkan persentasi biji pecah makin tinggi.
Tekanan Cones
Bila screw press berhenti pada waktu yang lama screw press harus
dikosongkan ampas press atau cake hatus keluar disekitar cones
Gambar-21. Pressan
Jumlah 6 unit
No.inventaris MAY/005.01.03/30/2009
Buatan LAJU
Rpm 10-15
Diameter ulir -
Panjang ulir -
40
5. Stasiun Klarifikasi
Jumlah 2 unit
No.inventaris MAY/005.01.04/01/1998
Sand trap tank berfungsi untuk mengendapkan pasir dari minyak kasar
yang berasal dari oil gutter. Pasir dapat memengaruhi proses sludge
separator, karena dapat merussak nozzle dan piringan (disk). Temperatur
sand trap tank harus tetap dijaga yaitu ±90-95ºC. Setiap 4 jam sekali
dilakukan blow down untuk membuang endapan pasir.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat sebelum menggunakan sand trap
tank:
41
Setiap pagi harus dilakukan spui sehingga semua pasir dan kotoran
terbuang keluar.spui dilakukan 2x/shift.
Jumlah 3 unit
No.inventaris MAY/005.01.04/02/1994
42
Gambar-24. Vibrating screen
Jumlah 3 unit
No.inventaris MAY/005.01.04/85/1998
43
Gambar-25. Crude Oil Tank
Jumlah 1 unit
Kapasitas 20 ³
Minyak yang keatas akan mengalir melalui oil skimmer yang dapat
diatur sesuai ketebalan minyak,yaitu ketebalan 30-50 cm. Setelah
pengutipan, minyak akan dialirkan ke oil tank dan sludge dialirkan
44
kedalam sludge tank. Bila kandungan minyak dalam sludge <5% berarti
VCT bekerja dengan baik. Dilakukan Spui untuk sludge 4-5 jam sekali.
Jumlah 2 unit
Kapasitas 120N
45
dilengkapi dengan keran untuk spui endapan/kotoran. Pemanasan didalam
tanki ini diberikan dengan system coil dengan temperature 90-95ºC.
Jumlah 2 unit
Buatan CV.DUMATAMA-Medan
Diameter 2300mm
Kapasitas 15 m³
46
Gambar-28. Brush Strainer
Jumlah 2 unit
Hol strainer 70 mm
Type 516577-87
47
Tabel-28. spesifikasi Pre Cleaner
Jumlah 2 unit
NICHOLS FREEMAN
Merk VORTECT CLEANER
TRADE MARK REG
Type 2/RCR.50
Jumlah 1 unit
Kapasitas 1-2ton
48
5.10 Sludge Separator
Sludge separator adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan
minyak dari sludge dengan gaya sentrifugal yang ditimbulkan dari
putaran 1500 Rpm. Minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak
menuju poros dan terdorong keluar melalui sudu-sudu disk. Minyak hasil
pengutipan dikirim ke bak basin kemudian dipompakan ke VCT. Cairan
yang mempunyai berat jenis lebih berat dibanding minyak terdorong
kebagian dinding bowl dan keluar melalui nozzle. Padatan yang
menempel pada dinding bowl dibersihkan secara manual setiap 4 jam
sekali. Dalam prosesnya sludge ditambhakan air panas sebanyak 15—
30% temperature 90-95ºC untuk memudahkan pemisahann minyak dari
NOS.
Jumlah 4 unit
SEPARATECH
MECANICAL
Merk
SEVICING SUPPLY
SDN.BHD
Kapasitas 7 ton/jam
DischargeZozzle Ø 1.60 mm
49
5.11 Oil Tank
Jumlah 2 unit
CV.ERA KARYA
Merk
ENGINEERING
Tinggi 3750+500 mm
50
Isi Tangki 15 m³
Strainer
Kebersihan disc
Rpm
Back Was
51
Tabel-32. Spesifikasi Oil Purifier
Jumlah 4 unit
52
5.14 Vacum Drier
Minyak yang telah bersih keluar dari bottom vacuum drier dan selanjutnya
dipompakan ke storage tank. Pada isstem pompa cvacum , hampa udara
diciptakan oleh pompa vacum dengan media air.
Kondisi Nozle
53
Tabel-33. Spesifikasi Vacum Drier
Jumlah 3 unit
Merk SIHI
Minyak CPO yang sudah jadi, dipompa ke bak produksi. Bak produksi
berfungsi menampung minyak dari vacum dryer dan mengatur keluarnya
minyak yang akan dipompakan ke tangki timbun (Storage Tank) agar volume
minyak yang akan dipompakan tetap stabil.
54
5.16 Storage Tank (Tanki Timbun)
Jumlah 4 unit
Buatan STORK
Ketinggian 7.065,7928,7938,11750mm
192843,483007,483007,3060483
Kapasitas
liter
55
6. Stasiun Pengolahan Biji
6.1 Cake Breaker Conveyor (CBC)
Jumlah pedal
56
Gambar-36. Cake Breaker Conveyor
Jumlah 2 unit
Buatan PMT
Kecepatan 40 Rpm
Diameter as 3̎
6.2 Depericarper
57
Factor yang mempengaruhi kerja separating column adalah :
Kecepatan putaran fan
Kondisi fan
Gambar-37.Depericarper
Blower 2 unit
Buatan PMT
58
Gambar-38. Nut Polisting Drum
6.4 Destoner
Gambar-39. Destoner
59
Gambar-40.Nut hopper
Jumlah 1 unit
Kapasitas 41 on biji
Ripple mill berfungsi untuk memcah nut dengan cara digiling dalam
putaran rotor bar,sehingga biji akan digesek dengan ripple plate. Proses
pemecahan ini terjadi karena tekanan dan kecepatan yang disebabkan putaran
rotor rotor bar. Ripple mill dilengkapi dengan vibrator dan magnit yang
dipasang pada corong/talang. Vibrator (pembuatan getaran) digunakan untuk
meratakan biji masuk ke ripple mill agar tidak menumpuk. Sedangkan magnit
dipakai untuk menangkap benda-benda logam/besi agar tidak terikut digiling
kedalam ripple mill. Kecepatan putaran rotor 1200 Rpm.
60
Gambar-41. Ripple mill
Jumlah 2 unit
Rotor 30 Buah
Tinggi 610 mm
Tenaga 10 hp
Volt 220/380
Magnit 2 unit
61
6.7 Cracked Mixer Conveyor
Cracked Mixer Conveyor berfungsi untuk membawa inti dan cangkang
output dari ripple mill menuju Cracked Mixer Elevator. Cracked Mixer Conveyor
adalah conveyor dengan type screw conveyor yang digerakkan oleh electromotor.
Jumlah 1 unit
RPM 42
62
Tabel-40 Spesifikasi Cracked Mixer Elevator
Jumlah 1 unit
Buatan PMT
LTDS berfungsi untuk memisahkan inti dan cangkang dengan sistem kering
serta membawa cangkang untuk bahan bakar boiler. System pemisahan yang
dilakukan dengan menggunakan tenaga blower hisap.cangkang yang memiliki
berat lebih ringan akan terhisap keatas sedangkan inti yang terkutip dibawa oleh
conveyor masuk ke grading crackcer. Untuk meningkatkan hasil kutipan inti
pemisahan dilkukan 2 tahap yaitu LTDS I-II yang disusun seri.
63
6.10 Hydrocyclone
Gambar-44. Hydrocyclone
Tabel-41. Spesifikasi Hydrocyclone
Hydrocylone 1 unit
Buatan PT. ATMINDO
Ukuran Utama Ø 500 x 1023.5 mm
Kapasitas 4 ton / jam
Tromol Cangkang 1 unit
64
Ukuran Utama Ø 3 x 2120 x 2000 mm & 3 x 1200 x 2900
Ukuran perforasi 9 x 50 & Ø 5 m
RPM 20
Kapasitas 3 ton / jam
12-14 jam. Kadar air inti yang rendah mengakibatkan warna inti berubah
warna, jika terlalu tinggi maka inti akan cepat berjamur dan kadar minyak inti
yang diperoleh rendah.
Jumlah 5 unit
65
Tekanan kerja 4 kg / cm2
Suhu 60 – 80 0C
Vetilator 5 unit
Kapasitas 15000 m3 / h
RPM 1460
Impeller 160 mm
Rpm 2945
Lubang Hisap 4”
Lubang tekan 3”
66
Merk NEG
Kw/PK 30
Volt 380
Ampere 40.5
Rpm 2945
Frek 50Z
Impeller 279 mm
Rpm 1440
Merk NEWMEN
Kw/PK 7.5 PK
67
Volt 380
Ampere 12.7
Rpm 1440
7.3Sand Filter
Sand Filter adalah tempat untuk menyaring kotoran yang melayang
dengan menggunakan batu kasar (bawah), batu halus (tengah bawah),
pasir kasar (tengah atas), pasir halus (atas), dengan perbandingan
masing-masing material 2:1:1:1. Pada tangki sand filter terdapat 2 buah
Indikatornya adalah apabila selisih antara manometer yang diatas dengan
yang dibawah sudah mencapai 2,9 Psi (1 Psi=0.2 Kg/cm2) berarti sand
filter sudah dipenuhi oleh kotoran maka perlu di backwash. Lama
dilakukan backwash 10-20 menit.
Jumlah 5 unit
68
Lubang Isap Ø 2”
Lubang Tekan Ø 2”
Pk/Kw 25 PK
Volt 380
Ampere 36,35,35,34
Cos Q 0, 87
69
7.5 Demint Plant
Backwash
Injeksi bahan kimia
Slow rinse
Fast rinse
Backwash pada dasarnya adalah mengalirkan dari dasar ke atas, untuk memecah
bad resin yang telah padat dan menghilangkan kotoran sebelum dilakukan
regenerasi. Proses regenerasi dilakukan dengan menginjeksikan bahan kimia
70
yaitu untuk kation menggunakan sulfurid acid (H2SO4), sedangkan untuk anion
menggunakan caustic soda (NaOH).
Hal –hal yan perlu diperhatikan agar proses regenerasi efektif dan efisien adalah
:
Resin loss : akibat nozzle longgar, patah dan sebagainya sehingga saat
backwash resin keluar dari kation dan anion unit.
Umur resin : biasanya umur resin 3 tahun atau tergantung pada kondisi
penggunaan biasanya diambil sample untuk analisa di laboratorium.
Merk PCM
Kapasitas 522.7 kg
Kapasitas 522.7Kg
71
7.6 Feed Water Tank
Feed water tank adalah tangki air yang berasal dari demint plant yang
digunakan untuk umpan air boiler. Disini air dipanaskan hingga mencapai suhu
80-850C dengan memakai steam injection uap langsung. Semakin tinggi suhu air
umpan semakin hemat pemakaian bahan bakar. pH air dari feed water tank harus
dinaikkan menjadi 8,5-9,2 dengan menambahkan Widco 2200/2041/2430 di
pipa masuk ke boiler. Selain untuk menaikkan pH, BWT berfungsi untuk
menangkap Ca, Mg dan Si agar tidak menimbulkan kerak dan korosi didalam
ketel.
Jumlah 4
72
7.7 Deaerator
Gambar-52. Daerator
Air panas yang berasal dari feed tank selanjutnya dipompakan ke deaerator.
Air akan dipanaskan kembali pada deaerator sampai mencapai suhu 90 °C
yang selanjutnya akan dipompakan ke drum atas boiler sebagai air umpan
boiler. Sebelum dipompakan ke boiler air terlebih dahulu ditambahkan bahan
kimia di chemical metering seperti Widco 2041 yang berfungsi untuk
membentuk zat film untuk melindungi pipa boiler, Widco 2430 yang berfungsi
mengikat hardness dan Widco 2200 untuk menaikkan PH dan menghilangkan
karat-karat pada pipa-pipa boiler.
PKS Mayang menggunakan 2 jenis dearator yaitu :
Thermal Dearator :
Adalah suatu pressure vessel dimana air dipompakan kedalam
vessel melalui suatu sistem penyemprotan, membuat air menjadi partikel-
partikel kecil, sehingga bercampur dengan uap dan air menjadi panas.
Proses ini membuat gas dan cairan membesar dan lepas dari vacum, keluar
dengan sistem ejector. Temperatur dijaga 90-950C, dan letak dearator
berada di posisi atas untuk mencegah kavitasi pada feed pump. Permukaan
air pada dearator sebaiknya dikendalikan secara otomatis termasuk aliran
steamnya untuk menjaga kontinuitas aliran dan steam.
Vacum Dearator :
Alat ini hanya berfungsi untuk memurnikan sebagian dari fees water.
Air dimasukkan kedalam vessel melalui nozzle penyemprot secara
73
gravitasi. Prisnsip kerjanya adalah jika tekanan eksternal disekitar air
dikurangi, maka gas-gas terlarut akan terbang terhisap ejector.
8.1 Boiler
74
Dalam ruang bakar pertama, udara yang dibutuhkan untuk
pembakaran ditiupkan oleh Primary Air Fan dan Scondary Air Fan melalui
lubang kecil pada fire grade dan lubang disekeliling dinding ruang bakar.
Sedangkan pada ruang bakar kedua udara dihisap oleh Induced Draft Fan
sehingga terjadi aliran udara dari ruang bakar pertama menuju ruang bakar
kedua. Bahan bakar yang digunakan adalah Fibre dan Cangkang yang berasal
dari sisa hasil pengolahan kelapa sawit dengan perbandingan 3:1.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian bahan bakar (fibre
dan cangkang) ini adalah :
A. Abu dari sisa pembakaran fibre akan ikut melayang bersama gas asap
sehingga dapat menutupi bidang pemanas dan mengurangi
penyerapan/radiasi pada pipa ketel.
B. Fibre mudah dan cepat terbakar habis, sehingga jumlah pengumpan harus
lebih banyak.
C. Sisa (arang) pembakaran yang lama dapat menghalangi masuknya udara
ke dalam ruang pembakaran
a. Upper drum.
Upper drum berfungsi sebagai penampung uap. Pada upper drum
dilengkapi dengan steam separator yang berfungsi untuk memisahkan
uap dan air sehingga air tidak terbawa masuk pada pipa uap.
b. Lower drum
Lower drum berfungsi sebagai tempat penampungan air yang dipanaskan
dalam pipa – pipa. Karena adanya perbedaan suhu, air dengan suhu yang
lebih tinggi akan memiliki massa jenis yang lebih rendah sehingga dapat
mengalir secara alami naik pada pipa riser.
75
c. Superheater
Untuk menggerakan turbin diperlukan uap kering. Uap yang keluar dari
upper drum masih merupakan uap basah oleh karena itu uap basah dari
upper drum kembali dipanaskan di superheater sehingga menjadi uap
kering.
d. Pipa – pipa
Pipa – pipa dalam boiler memiliki fungsi utama sebagai tempat
pemanasan air. Pipa – pipa air dalam boiler dibagi menjadi :
e. Ash hopper
Ash hopper merupakan unit penampung abu yang terikut dalam udara
panas hasil pembakaran. Didalam ash hopper terdapat multicyclone yang
berfungsi menangkap abu sehingga jatuh kebawah dan tidak terikut dalam
udara.
f. Chimney
Chimney merupakan cerobong tempat keluarnya gas sisa pembakaran dari
ruang bakar yang dihisap oleh Induced Draft Fan. Cerobong asap memiliki
standard ketinggian tertentu agar tidak mencemari udara di lingkungan
sekitar.
g. Soot Blower
Shoot blower berfungsi untuk membersihkan deposit abu pada ruang bakar
2 (dua).
76
i. Pembuangan gas bekas
Gas bekas setelah ruang pembakaran kedua dihisap oleh blower hisap
melalui saringan abu, kemudian dibuang ke udara bebas melalui corong
asap. Pengaturan tekanan di dalam dapur dilakukan dengan corong keluar
blower dengan klep yang diatur secara otomatis oleh plat hycrolus.
j. Alat Pengaman
Boiler merupakan salah satu alat yang memiliki risiko paling fatal apabila
terjadi kecelakaan, oleh karena itu perlu adanya tambahan alat untuk
mencegah terjadinya kecelakaan yang fatal maka pada boiler diberikan
beberapa alat pengaman yang diantaranya adalah:
77
Gambar-53. Boiler
Tabel-49. Spesifikasi Boiler I
Ketel I
Merk/Type TAKUMA N.450
Buatan PT. SUPER ANDALAS STEEL
Max working Pressure 23.0 kg/cm2
Max Steam Evaration 15.000 kg/h
Luas Pemanasan Ketel 2800C
Upper drum Ø 1147 xT 28 x P.5.290 mm
Lower Drum Ø836 x T25 x P.4.300 mm
Header Atas Ø318’5 x T25.4 x P.3.800 mm
Ukuran Pipa Super Heater Ø 38 mm
Luas Rangka 7.9 m2
Kapasitas 15 Ton uap/jam
Tekanan Kerja 21 kg/cm2
Suhu uap lanjut 2800C
Fire grate 546 bh.PN.5 A
78
Kapasitas 27 ton uap/jam
Tekanan Kerja 24.0 kg/cm
Suhu Uap Lanjut 3000C
79
g. Tutup pintu ash fit lalu nyalakan fan secondary IDF dan FDF.
h. Setelah tekanan 18 bar tutup kran ventilasi.
i. Hidupkan pompa desirator dan feed pump.
j. Test fungsional safety valve.
k. Jalankan fuel conveyor.
l. Periksa gelas penduga dan pastikan air umpan ± 26 kg/cm2 dan
hidupkan sistem pengumpanan secara otomatis.
b. Mematikan Boiler
Tutup pintu masukan fibre and shell, serta matikan auto feeder.
Pastikan bahan bakar di ruang bakar habis.
Tutup main steam valve dan buka ventilasi super heater.
Perkecil dumper FDF.
Bersihkan kerak di ruang bakar.
Kerak yang keluar siram dengan air lalu buang ke penampungan
sementara.
Setelah ruang bakar bersih lakukan pembersihan di sekitar boiler.
Matikan semua fan dan air lock.
Tambahkan air kedalam drum sampai 80 % melalui baypass lalu
tutup kembali.
Tutup keran output feed pump dan matikan semua pompa.
Setelah tekanan 10 kg/cm2, tutup keran ventilasi super heater dan
keran output lainnya.
80
Jaga tekanan steam pada tekanan kerja (18 – 20 kg/cm2).
Periksa ruang bakar, jangan sampai bahan bakar menumpuk
dengan cara menyetel dumper IDF dan mengorek kerak dari ruang
bakar secara manual.
Lakukan blow down sesuai rekomendasi dari laboratorium (3 jam
sekali).
Lakukan pembersihan pipa dengan shoot blower secara periodik (4
jam sekali).
9.1 Turbin
Gambar-54.Turbin
Turbin merupakan alat untuk mengkonversikan energy dari steam
menjadi energy mekanis (putaran) untuk membangkitkan energy listrik
melalui alternator.
Semua turbin dilengkapi dengan katup keselamatan (safety valve)
untuk melindungi turbin dari kondisi pengoperasian yang tidak aman.
Katup terbuka dengan mekanis pegas, dan menutuppada tekanan tertentu
agar turbin berhenti. Peralatan ini juga berhubungan dengan overspeed,
dimana jika putaran terlalu tinggi, maka Plunger akan tersembul dan
memicu katup tertutup.
Uap yang digunakan merupakan uap kering dari boiler yang
bertekanan 18-21 kg/cm2. Di PKS Mayang memiliki alternator turbin
uap 3 unit,yang digunakan ketika pabrik beroperasi dan juga digunakan
81
sebagai cadangan (stand by) apabila terjadi kerusakan pada turbin yang
pertama.
Kontrol tekanan uap masuk (18-21 kg/cm2)
Kontrol frekuensi jangan sampai dibawah 50 Hz
Periksa oil gear box
Pelumasan bearing shaft
Periksa temperature oli (40-500C) dan tekanan oli (2-5 bar)
Periksa sil pendingin oli
Periksa baut pengencang
Periksa dan bersihkan generator secara periodic
82
Temperature Bearing alat pengukur suhu bearing normanya (60-
800)
Alat Ukur untuk mengetahui berapa suhu dan tekanan masuk
a) Pengoperasian Turbin
1. Start Turbin :
2. Stop Turbin :
a. Operasikan genset
b. Switch MCCB di Off – kan dan switch genset di On – kan
c. Kurangi beban dan menekan tuas trip
d. Tutup keran masuk uap ke turbin dan keran uap keluar dari
turbin
e. Tutup keran masuk BVP dan buka keran buangan uap turbin
f. Setelah berhenti matikan pompa oli dan keran air pendingin
oli
9.2Genset (Generating Set)
Gambar-55. Genset
83
Diesel engine diperlukan pada saat start awal proses dan juga
pada saat tenaga yang dihasilkan turbin tidak mencukupi untuk proses
pengolahan. Pada saat tenaga yang dihasilkan turbin berkurang, maka
genset diparalelkan dengan turbin. Genset juga diperlukan untuk
menggantikan peran turbin pada saat pabrik tidak mengolah.
Faktor yang diperlu diperhatikan :
a. Periksa bahan bakar (solar) dan lakukan pencucian tangki solar
secara perodik
b. Perhatikan tekanan minyak dan temperatur mesin
c. Periksa ketinggian oli / pelumas
d. Perhatikan getaran mesin saat beroperasi
e. Ganti filter sesuai umur pemakaian
a) Pengoperasian Genset
1. Start Genset :
Type 6 PSTC – 2
Daya 480 PS
Rpm 750
Jumlah cylinder 6 BH
84
Letak Cylinder V. 90 “
Tenaga 360 KW
Jumlah silinder 12
Gambar-56. BPV
85
mendistribusikan uap ke stasiun – stasiun pengolahan. Tekanan steam
yang digunakan dalam proses pengolahan adalah 2,8 –3,5 kg/cm2,
oleh karena itu jika steam di BPV kurang maka steam dikirim
langsung dari pipa induk melalui kran baypass.
G H I J K L M
E M F
C
DARI BOILER
A B
Keterangan gambar :
A. Inlet dari turbin I
B. Inlet dari turbin II
C. BPV ( Back Pressure vessel )
86
D. Regulating valve ( kran by pass di boiler )
E. Pressure Gauge
F. Temperatur gauge
G. Outlet ke stasiun perebusan
H. Safety valve
I. Outlet ke stasiun pemurnian minyak ( stasiun klarifikasi )
J. Outlet ke Storage tank
K. Outlet ke demin tank dan deaerator tank
L. Outlet ke stasiun kernel dan stasiun kempa ( press )
M. Exhaust
Type HORIZONTAL
Panjang 5700 mm
Diameter 1700 mm
Isi 13000 mm
87
Hz unutk mengetahui berat atau ringannya suatu beban
Sinchorone unutk mengetahui jumlah sinchorone secara otomatis
Speed Witch unutk menambah putaran turbin
Volt Meter unutk mengetahui jumlah pemakaian tegangan
10. Limbah
Megolah limbah cair sampai pada tingkat baku mutu yang telah
ditentukan oleh Departemen Lingkungan Hidup melalui kepmen
88
Nomor : KEP-51/MENLH/10/1995, tanggal 23 Oktober 1995, yaitu
kadar BOD <100 ppm dan COD <350 ppm
Menghasilkan bahan organik yang berguna sebagai pupuk. Limbah
cair yang dihasilkan PKS +_ 60% dari TBS diolah
Menghasilkan CH4 (gas methan), CO2 dan endapan solid. CH4
merupakan sumber renewable energy.
89
10.3 Acidification Pond
Acidification pond berfungsi untuk menaikkan kandungan asam
mudah menguap (Volatile Fatty Acid) dari ±1.000 ppm menjadi ±5.000
ppm. Kolam Acidification Pond memiliki kedalaman 3 meter dengan
retention time selama 4 hari
Gambar-59.Aerobic Pond
90
10.5 Anaerobic Sedimentation Pond
Anaerobic sedimentation pond berfungsi sebagai tempat
mengendapkan hasil punguraian butiran minyak dan padatan lain
yang berasal dari kolam anaerobic. Kedalaman kolam anaerobic
sedimentation pond harus dipertahankan > 3m (dari kedalaman awal
5,5 m) dengan retention time ≥ 80 hari. Dalam pengoperasiannya,
cairan dari outlet anaerobic sedimentation pond disirkulasikan dengan
pompa (selama 24 jam) ke anaerobic pond dengan tujuan :
91
10.7 Land Application
Land application adalah pemanfaatan limbah cair pabrik untuk
meningkatkan kesuburan tanah dengan menyalurkan ke gawangan.
Untuk ukuran parit land application lebarnya 1 meter dan kedalamannya
0,4 meter, volume parit = 60% x kapasitas olah per hari x 60 hari.
- Gelas Erlenmeyer
- Buret Ukur
- Neraca Analitis
- Hot Plate
- Alkohol 96%
- Indikator PP 1 %
- KOH
- Bensin Suling
Cara Kerja :
- Panaskan sample ± 45 0C diatas hot plate, kemudian aduk hingga
merata
- Timbang sample ± 3 gram dengan menggunakan neraca analitis
- Sediakan alkohol 30 ml
- Campurkan ke dalam alkohol, 15 ml bensin suling
- Tambahkan 3 tetes indikator pp 1% dan netralkan dengan larutan KOH
hingga berubah warna menjadi merah jambu
- Campurkan larutan alkohol netral tersebut ke dalam erlenmeyer yang
sudah berisi sample dan titrasi dengan larutan KOH sampai warnanya
berubah menjadi merah kekuningan.
92
Perhitungan :
mL KOH x N KOH x 256
Kadar ALB = x 100 %
gr sample
Catatan :
Ketetapan N :
- CPO = 256
- PKO = 200
- Olein = 282
- Stearin = 28
11.2. Analisa Kadar Air CPO dan Kernel
Alat :
- Petridish
- Desicator berisi desicant
- Oven
- Neraca Analitis
- Hot Plate atau Water Bath
Cara Kerja :
93
Perhitungan :
𝑀1−𝑀2
% air = 𝐵
× 100%
B = berat sample
Alat :
- HotPlate
- Neraca Analitik
- Gelas beaker 100 ml
- Waterjet Prophylene
- Filtering flask 500 ml
- Goch filter porselin 50 ml
- Kertas saring whatman GF/B ᴓ2,5 cm
- Washing bottol plastic 500 ml
- Oven
- Crusible tongs
- Desicator
- Timer
Cara Kerja :
94
- Encerkan sampel dengan 50 ml n-Hexan dan panaskan pada
pemanas sambil digoyang sampai minyak larut semua.
- Buka kran air perlahan dan bersamaan tuangkan pula sampel
minyak yang telah diencerkan kedalam goch filter.
- Bilas gelas beaker dengan pelarut n-Hexan dan tuangkan hasil
bilasan kedalam goch filter. Demikian seterusnya sampel gelas
beaker serta goch filter bersih dari minyak dan pelarut.
- Keluarkan goch filter dari oven menggunakan crusible tongs dan
dinginkan dalam desikator selama 15 menit.
- Keluarkan goch filter dari desikator dan timbang dengan neraca
analitik desimal diperoleh berat konstan .
- Lakukan analisa sekurangnya duplo untuk kontrol analisa
Perhitungan :
(𝑔𝑟𝑎𝑚 2)−(𝑔𝑟𝑎𝑚 1)
Kadar Kotoran (%) = 𝑥 100
(𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
95
BAB V
TUGAS KHUSUS
A. Latar Belakang
TBS yang berasal dari kebun sendiri, kebun seinduk dan pihak
III di olah di pabrik pengolahan kelapa sawit , untuk dijadikan minyak
CPO, melalui proses pengolahan sampai pada stasiun kempa, cruide oil
di pisahkan dari biji dan ampas.
Setelah itu minyak masuk ke oil gutter turun ke sand trap tank
untuk pengendapan dan penyaringan.
96
minyaknya menuju oil tank lalu di oil tank di lakukan pengendapan
dan di berikan suhu 90 ̊C, kemudian minyak menuju Oil purifier yang
berfungsi untuk memurnikan atau memisahkan kotoron yang terdapat di
dalam minyak dengan cara centrifuge dan Kecepatan putaran 7.500
Rpm,kemudian minyak yang dari Oil purifier di pompakan menuju flud
tank yang fungsinya untuk mengatur debit minyak yang akan masuk ke
Vacuum drier di vacuum drier tersebut di situlah dilakukan pemisahan air
yang masih terkandung di dalam minyak dengan cara penguapan pada
ruang hampa kemudian minyak yang dari vacuum drier di pompa menuju
bak produksi lalu di pompakan lagi ke tangki timbun(storage tank),
97
B. Rumusan Masalah
1. Bagai mana cara menjaga mutu minyak produksi dan tanki timbun
2. Apa penyebab ALB bisa naik
C. Tujuan
Untuk mengatahui Mutu minyak cpo pada Tangki Produksi dan
Tangki Timbun (Storage Tank) serta menjaga kestabilan mutu minyak cpo.
D. Metode
Metode pengambilan data yang dilakukan pada Praktek Kerja
Lapangan I ini meliputi pengambilan data primer berupa pengamatan di
lapangan dan wawancara langsung dengen pimpinan, staf, dan karyawan
PTPN IV Unit Usaha Mayang, serta pengambilan data sekunder berupa
studi kepustakaan dari buku, artikel, jurnal dan info dari instansi terkait.
E. Hasil dan Pembahasan
98
Kemudian ambil gelas ukur isi premium sebanyak 10 m dan alkohol
20 m lalu di tambah phenol sebanyak 3 tetes dengan menggunakan
indikator phenol pthaline
Lalu masukkan ke dalam elenmeyer yang berisi sampel lalu aduk
sampai homogen kemudian di tambah KOH dan di aduk sampai
homogen hingga warna berubah menjadi orange kemerah-merahan
99
Rumus mencari rata-rata :
100
Tabel-56. Analisa Kadar Air CPO
BERAT BERAT SAMPEL KADAR NORMA
HARI SAMPEL SETELAH DI AIR % 0,15%
OVEN
1 10.2984 0.0187 0.181
2 10.3613 0.0250 0.241
3 10.2429 0.0156 0.153
4 10.3596 0.0173 0.167
5 10.2590 0.0157 0.153
6 10.2345 0.0160 0.156
RATA-RATA 10.2926 0.0180 0.175
101
Gambar-65. Analisa kadar kotoran
102
Gambar – 66. mengambil sampel di tanki timbun
TANGGAL MUTU
NO
VOLUME ALB AIR KOTORAN
TANKI
15-02-2016 1 140.202 3.98 0.150 0.023
2 414.259 3.65 0.155 0.020
3 162.377 3.58 0.162 0.020
DT.1 37.879 3.94 0.251 0.021
JUMLAH 754.717 3.71 0.560 0.020
1 163.328 3.67 0.154 0.020
2 415.985 3.70 0.158 0.021
16-02-2016 3 194.402 3.62 0.165 0.022
DT.1 40.302 4.19 0.214 0.021
JUMLAH 814.017 4.54 0.161 0.068
1 27.831 3.67 0.154 0.021
2 415.985 3.70 0.158 0.023
17-02-2016 3 350.809 3.47 0.165 0.022
DT.1 40.724 3.83 0.227 0.021
JUMLAH 835.349 3.60 0.153 0.022
103
1 82.807 3.68 0.156 0.022
2 196.474 3.75 0.176 0.021
18-02-2016 3 415.246 3.47 0.183 0.020
DT.1 37.863 3.88 0.175 0.021
JUMLAH 732.392 3.59 0.177 0.20
1 89.873 3.82 0.176 0.023
104
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Mutu minyak produksi harus di kontrol secara continu agar perubahan
mutu minyak produksi CPO yang melampaui norma atau batas SOP
dapat di ketahui dengan cepat dan segera di lakukan perbaikan
Bahwa untuk menjaga mutu minyak di CPO pada tangki timbun suhu
harus tetap terjaga 45 - 50 ̊C agar kenaikan ALB pada mutu minyak
tidak melampaui batas atau norma pengiriman
2. Saran
Jaga mutu minyak produksi sesuai dengan norma agar lebih mudah
menjaga mutu minyak di tangki timbun sehingga pada saat
pengiriman tidak ada kendala
105
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Prinsip pengolahan kelapa sawit menggunakan metode “ Pisah dan
Kutip “.
2. Proses sortasi TBS sangat mempengaruhi rendemen yang dihasilkan,
oleh karena itu sortasi sangat berperan penting
3. Proses pengolahan kelapa sawit merupakan proses yang berkelanjutan (
continous ) antara satu stasiun dengan stasiun lainnya.
4. Dahulunya di PKS Mayang menggunakan 2 alat pemisah biji yaitu
Ripple Mill dan Nut Cracker,namun sekarang hanya menggunakan
ripple mill.
5. Kerusakan alat dan mesin merupakan kendala utama proses pengolahan
karena akan menambah jam stagnasi, sehingga mengakibatkan
kapasitas olah turun.
6. Pabrik dapat mengolah jika dalam satu hari sudah tersedia ±800 ton
TBS di lantai loading ram.
B. Saran
1. Sebaiknya TBS dari pihak ketiga harus disortasi lebih teliti,karena
dapat mempengaruhi randemen yang dihasilkan.
2. Sebaiknya dilakukan perawatan terhadap instalasi mesin secara teratur
untuk menghindari terjadinya kerusakan yang dapat mengakibatkan
stagnasi.
3. Sebaiknya perlu diberikan pengarahan yang lebih terhadap karyawan
agar lebih memperhatikan keselamatan diri.
106
DAFTAR PUSTAKA
107