Anda di halaman 1dari 14

Seorang wanita bernama Nn. J, 28 tahun, sebagai pembantu rumah tangga.

Keluhan utama:
sela-sela jari tangan dan kaki perih, agak gatal, merah sejak 1 minggu yang lalu. Seminggu
sebelum datang ke klinik, pasien merasa perih amat sangat pada sela-sela jari tangan dan
kaki. 3 hari terakhir disertai rasa tebal pada seluruh kulit tangan dan luka-luka bekas garukan
dan sela-sela jari kaki lebih merah dari biasanya. Sebelumnya hal ini sering dirasakan, tetapi
sembuhnya setelah diolesin salep. Namun untuk yang sekarang ia merasakan lebih parah.
Awalnya kaki dan tangan pasien merah kemudian dirasakan seperti bersisik juga gatal.
Seingatnya keluhan ini timbul setiap kali ia mencuci dengan rinso saat ia mencuci baju.

Majikan tempat ia bekerja sering mencoba-coba merek sabun pencuci baju yang baru. Pasien
juga mengeluh tangan suka pegal-pegal dan kadang kesemutan bila terlalu banyak cucian
atau pekerjaan. Pernah juga dicoba untuk tidak mencuci atau mencuci tetapi dengan sabun
merek lain efeknya tidak timbul merah, perih dan gatal-gatal tersebut. Sebelumnya pasien
hanya bekerja mengasuh anak saja dan tidak pernah sakit seperti ini. Riwayat pengobatan
dengan dokter belum ada. Riwayat alergi makanan tidak ada. Sebelumnya tidak ada riwayat
alergi, seperti misalnya menderita asma dan tidak pernah mengalami gatal-gatal atau
kemerahan di kaki dan tangannya.

Dalam keluarga juga tidak ada yang menderita penyakit serupa. Riwayat pekerjaan
sebelumnya adalah pengasuh anak selama 3½ tahun, kemudian ½ tahun terakhir beralih
menjadi PRT mencuci pakaian. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut:

Jam 04.30 : bangun dan persiapan shalat subuh

Jam 04.45 : persiapan kerja

Jam 05.00 : menyapu dan mengepel lantai

Jam 06.00 : mengambil pakaian kotor kemudian merendamnya dengan air biasa

Jam 07.00 : mulai mencuci baju. Ia membuat campuran rinso dan air

Kemudian mengambil baju yang sudah direndam dan diperas ke dalam air rinso satu per satu.
Karena majikannya tidak mempunyai mesin cuci maka ia harus mengucek dan bila perlu
menggilas/menyikat baju-baju tersebut. Sesudah di sikat, baju yang sudah dirinso dibilas dari
ember yang satu ke ember yang lain sebanyak 3 kali dengan air bersih. Ini juga harus agak di
kucek dan diperas. Cara memeras baju biasanya ia putar. Setelah semua baju sudah di bilas
lalu di jemur. Tidak semua baju sudah diperas benar. Jadi kadang ia harus memera lagi
mengibaskannya agar tidak terlalu kusut sebelum di jemur.

Jam 08.00 : sarapan

Jam 08.30 : lap-lap meja dan kursi yang berdebu

Jam 09.00 : bantu-bantu membereskan rumah dan masak

Jam 15.00 : mengangkat jemuran yang sudah kering untuk disetrika


Jam 16.00 : membagi pakaian yang sudah rapi kedalam lemari anak-anak

Jam 17.00 : menemani anak-anak menonton tv atau istirahat

Jam 19.00 : makan malam dan membantu mencuci piring

Jam 22.00 : Beristirahat

Pemeriksaan fisik: tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 76 x/menit, frek. nafas 16 x/menit,
suhu normal, berat badan 40 kg, tinggi badan 150 cm. Prayer’s test, phalen’s test hasilnya
negatif. Reflex fisiologis normal, reflex patologis negatif. Status lokalis: jari-jari kedua
tangan dan ujung telapak kaki tampak plak kemerahan, batas tidak tegas, skuama kasar
berwarna putih diatasnya dan pada telapak kaki terdapat fissura. Patch test negatif.

Diagnosis Kerja: Dermatitis Kontak Iritan Akut dan suspek Carpal Tunnel Syndrome

Diagnosa Diferensial: -

Diagnosis Okupasi:

 L24.0 : Irritant Contact Dermatitis due to detergent


 G56.0 : Suspected Carpal Tunnel Syndrome

Status Kesehatan Pasien


I. Identitas penderita
- Nama : Nn. J
- Umur : 28 Tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Agama : Islam
- Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga

II. Riwayat penyakit


- Keluhan utama: sela-sela jari tangan dan kaki perih, agak gatal, merah sejak 1 minggu
yang lalu.
- Riwayat perjalanan penyakit sekarang: seminggu sebelum ke klinik merasa perih
amat sangat pada sela-sela jari tangan dan kaki, 3 hari terakhir disertai rasa tebal pada
kulit tangan dan luka bekas garukan dan sela-sela jari kaki lebih merah dari biasanya
dan sekarang dirasakan lebih parah, awalnya tangan dan kaki merah kemudian
bersisik juga gatal-gatal, keluhan timbul setiap ia mencuci baju dengan rinso,
majikannya sering mencoba-coba merk sabun cuci baju yang baru, mencoba mencuci
dengan merk lain efeknya tidak merah, perih dan gatal-gatal, pasien mengeluh tangan
suka pegal-pegal dan kadang kesemutan bila banyak cucian, sebulnya pasien hanya
mengasuh anak dan tidak pernah sakit ini, riwayat pengobatan dengan dokter belum
ada, riwayat alergi makanan tidak ada.
- Riwayat penyakit dahulu: tidak ada riwayat alergi seperti asma dan tidak pernah
mengalami gatal-gatal atau kemerahan dikaki dan tangannya.
- Riwayat keluarga: dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit serupa.

III. Riwayat pekerjaan


- Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan Bahan yang Tempat kerja Lama kerja
digunakan
Pengasuh anak Kain gendongan Di rumah 3,5 tahun
Pembantu rumah Detergen, air, Di rumah ½ tahun
tangga ember, baju

- Uraian tugas
Jam 08.00 : sarapan
Jam 08.30 : lap-lap meja dan kursi yang berdebu
Jam 09.00 : bantu-bantu membereskan rumah dan masak
Jam 15.00 : mengangkat jemuran yang sudah kering untuk disetrika
Jam 16.00 : membagi pakaian yang sudah rapi kedalam lemari anak-anak
Jam 17.00 : menemani anak-anak menonton tv atau istirahat
Jam 19.00 : makan malam dan membantu mencuci piring
Jam 22.00 : beristirahat

- Alat Pelindung Diri : Tidak memakai APD


- Bahaya potensial
Bahaya potensial Potensi Risiko
Urutan Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikososial gangguan kecelakaa
kegiatan kesehatan n kerja
Menyapu - Debu dari Bakteri Posisi - DKA, DKI, Terpeleset
dan lantai, , virus membungk CTS, Low , fraktur
mengepel bahan uk dan Back Pain,
lantai kimia gerakan gangguan
dari tangan musculoskeleta
larutan berulang l lainnya,
pembersi gangguan
h lantai saluran napas
Memindahk - Debu Bakteri Posisi - Gangguan Jatuh
an pakaian pakaian , virus mengangkat musculoskeleta tertimpa
kotor dari baju l, CTS, Low beban
kamar Back Pain, cucian
mandi ke gangguan yang
tempat cuci saluran napas banyak
Mencuci - Bahan Bakteri Posisi Stres Kelelahan Terciprat
baju hingga kimia , virus, membungk berat, cairan
menjemur dari parasit uk, gerakan gangguan kulit sabun
deterjen dari air mengambil yang lain, kemata,
kotor baju, DKA, DKI, terpeleset
mengucek, CTS, Low ditempat
menggilas, Back Pain, cuci, kram
menyikat, gangguan kesemutan
membilas musculoskeleta pada
hingga l lain ekstremita
memeras s, fraktur
pakaian
Lap-lap - Debu Bakteri Posisi - Gangguan Tertimpa
meja kursi membungk saluran napas, barang-
yang uk, tekanan Low Back barang
berdebu pada Pain, gangguan pajangan
pergelangan Muskuloskelet
tangan saat al lain
mengelap
Bantu-bantu - Debu, Bakteri Posisi - Low Back Terciprat
membereska bau badan, Pain, gangguan minyak
n rumah dan bumbu pergerakan musculoskeleta panas, air
masak masakan pergelangan l lain, panas,
yang tangan gangguan kecelakaa
menyeng saluran napas n saat
at memasak,
kecelakaa
n saat
memberes
kan
barang-
barang
rumah,
menginjak
kotoran
atau
benda
tajam saat
beres-
beres
Mengangkat Papara - - Posisi Stres Gangguan Tertiban
jemuran n sinar badan musculoskeleta jemuran
yang sudah UV l yang
kering untuk banyak,
di setrika tersengat
arus listrik
Membagi - - - Posisi - Gangguan -
pakaian badan musculoskeleta
yang sudah l
rapi
kedalam
lemari anak-
anak
Menemani - - - Posisi - Mata lelah -
anak-anak badan saat
menonton menonton,
TV atau eye strain
istirahat
Makan - Bahan Bakteri Posisi - DKA, DKI, Terkena
malam dan kimia badan saat gangguan kulit pecahan
membantu dari mencuci, yang lain, piring
mencuci sabun gerakan gangguan atau gelas,
piring cuci tangan musculoskeleta kecelakaa
piring berulang, l lain, Low n karena
tekanan Back Pain kelalaian
pada saat
pergelangan mencuci
tangan piring:
terpeleset

IV. Pemeriksaan
- Pemeriksaan Fisik (secara umum)
a. Keadaan umum: Tampak sakit sedang
b. Tanda vital: Tekanan Darah 110/70 mmHg, Frekuensi Nadi 76x. menit, Frekuensi
Nafas 16 x/menit, Suhu normal.
- Keadaan Gizi: Berat Badan 40 kg, Tinggi Badan 150 cm, BMI 17,7 %
Kesan: Kurang
- Pemeriksaan Klinis
Kelenjar Limph
 Leher : TAK normal/membesar
 Axilla :TAK normal/membesar
 Grolin :TAK normal/membesar
 Inguinal :TAK normal/membesar
Mata
 Pupil : TAK
 Refleks Cahaya : TAK
 Sklera : TAK
 Conjungtiva : TAK
 Bola Mata : TAK
 Visus : TAK
 Persepsi warna : TAK
 Binocular vision : TAK
Hidung: (septum nasi/mukosa/penciuman) TAK
Gigi/Gusi: 87654321 87654321 TAK
87654321 87654321 TAK
Tenggorokan: (pharing/nasopharing/Laring/Tonsil) TAK
Leher: (Kel Thyroid/JVP/Lain-lain) TAK
Thorax: (Paru/jantung) TAK
Abdomen: (Hati/Limpa/Masa di Abdomen/Hernia/Tumor) TAK
Genito urinary: (veneral diseases) TAK
Anorectal: (Haemorrhoid, dll) TAK
Ekstremitas & Muscular System
Tangan: Kanan Kiri
- Otot : TAK
- Kekuatan : TAK
- Tulang : TAK
- Sensoris : TAK
- Lain-lain : Prayer’s Test (-), Phalen’s Test (-)
Kaki: Kanan Kiri
- Otot : TAK
- Kekuatan : TAK
- Tulang : TAK
- Sensoris : TAK
- Lain-lain : TAK
Refleks Fisiologis: normal
Refleks Pathologis: negatif
Kulit: jari-jari kedua tangan dan ujuang telapak kaki tampak plak kemerahan, batas
tidak tegas dengan skuama kasar berwarna puti diatasnya pada telapak kaki terdapat
fisura.
Status Lokalis: jari-jari kedua tangan dan ujuang telapak kaki tampak plak
kemerahan, batas tidak tegas dengan skuama kasar berwarna puti diatasnya pada
telapak kaki terdapat fisura.
Resume Kelainan yang didapat: Adanya kelainan di kulit dan ekstremitas atas.

V. Pemeriksaan laboratorium
1. Laboratorium urin: anemia  Hb  Gizi Kurang. Eosinofil meningkat  alergi,
Leukosit: Infeksi
2. Laboratorium Khusus : Patch Test (-)
3. Pemeriksaan Radiologis: TAK
4. Pemeriksaan Non-Lab : TAK

VI. Analisis hubungan pekerjaan dengan penyakit yang diderita


- Pemeriksaan Ruang/Tempat Kerja: Mencuci menggunakan tangan tidak
menggunakan mesin cuci  kontak dengans deterjen.
- Pembuktian hubungan penyakit dengan bekerja: Kontak dengan deterjen Rinso 
timbul keluhan pada pasien. Jika pasien tidak mencuci/tidak kontak dengan detergen
rinso  tidak kembul keluhan.
- Pembuktian tidak adanya hubungan penyakit dengan penyebab di luar pekerjaan:
Tidak ada pekerjaan diluar lingkungan kerja.

VII. Menegakkan diagnosis PAK


- Diagnosa kerja: Dermatitis kontak iritan dan Suspek carpal tunnel syndrome
- Diagnosa Diferensial: -
- Diagnosis Okupasi: L24.0 Irritant contact due to detegent
G56.0 Suspected Carpal Tunnel Syndrome

VIII. Kategori kesehatan


Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan.

IX. Prognosa
Ad vitam: ad bonam
Ad sanasionam: ad bonam
Ad fungsionam: ad bonam
X. Permasalahan pasien dan rencana penatalaksanaannya
No Jenis permasalahan Rencana tindakan Target waktu dan Keterangan
. (Materi dan cara) evaluasi
1 Iritasi akibat deterjen a. Pemberian terapi Hingga hilang Tergantung
keluhan & follow kepatuhan
up setiap 2 bulan pasien
1x
b. Pemberian
APD→diberi
sarung tangan dan
sepatu boat
c. Ganti Segera
deterjen→edukasi
kepada pasien dan
majikannya
2 CTS a. Terapi Hingga hilangnya Kesembuhan
b. Pemasangan bidai keluhan.Follow up tergantung
c. Mengurangi 1 bulan 1x kesadaran dan
aktivitas pemberat kepatuhan
CTS→edukasi pasien
posisi angkat
beban
d. Jam istirahat perlu
ditambah

7 Langkah Prinsip Penegakkan Diagnosa PAK:


Langkah 1: Diagnosa klinis adalah Dermatitis
Kontak Iritan. Suspek Carpal Tunnel Syndrome

Langkah 2: (identifikasi paparan potensi resiko bahaya)

Bahan kimia: deterjen

Langkah 3: Kandungan Dosis Normal surfaktan Biodegradble


(surfaktan anionik) pada detergen rinso >51% mengakibatkan iritasi
kulit dan aktivitas tangan berlebih menimbulkan suspek CTS

Langkah 4 (evaluasi dosis pajanan)

Dosis Normal surfaktan Biodegradble (surfaktan anionik) pada deterjen


yang digunakan adalah 25 %

Langkah 5 (faktor individu/kerja dalam timbulnya PAK), Riwayat


alergi: tidak ada alergi, asma (-), Riwayat penyakit keluarga: tidak ada
Langkah 6 (faktor diluar kerja)

Tidak tedapat faktor di luar kerja

Langkah 7 Diagnosa PAK: irritant contact dermatitis due to


deterjen, suspected carpal tunnel syndrome

• Edukasi pasien tentang resiko terjadinya DIK dan suspek CTS pada
Promotif pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga.
• Edukasi kepada majikan untuk memberikan kesadaran tentang penggantian
detergen dan jadwal istirahat yang diperlukan untuk mengurangi resiko CTS.

• DIK: Imunosupresi oral, emolien, antibiotik & antihistamin.


Preventif • Suspect CTS: Istirahatkan pergelangan tangan, pasang bidai, injeksi steroid
pada terowongan carpal, estrogen dan piridoksin (Vit B6).

• DIK: Imunosupresi oral, emolien, antibiotik & antihistamin.


Kuratif • Suspect CTS: Istirahatkan pergelangan tangan, pasang bidai, injeksi steroid
pada terowongan carpal, estrogen dan piridoksin (Vit B6).
• Operatif.

• Menggunakan kortikosteroid topikal untuk kasus lokal dan sistemik jika


Rehabilit alergi.
atif • Tentukan deterjen yang cocok dan tidak memberikan risiko.
• Jika dapat, gunakan mesin cuci lalu dilakukan pendekatan dengan atasan.
Kesimpulan

Pasien menderita dermatitis kontak iritan yang disebabkan karena deterjen. Pasien juga
kemungkinan menderita Carpal Tunnel Syndrome. Bila penatalaksanaan diikuti dengan baik,
maka pasien dapat sembuh, dan dapat bekerja seperti sediakala, tapi faktor risiko harus
dihindari agar tidak terjadi penyakit seperti ini lagi.
Daftar Pustaka

Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Dept. Gizi & Kesmas FKM UI. Rajawali press. 2011

Buku pedoman terapi diet dan Nutrisi. Mary courtney Moore. Hipokrates: Jakarta. 1997
LAPORAN PBL
Modul Penyakit Akibat Kerja
SISTEM IKATAN KEDOKTERAN KOMUNITAS

Oleh
Kelompok 10
Ade Faisal 2010730001
Amalia Rizka Pratiwi 2010730009
Dian Fitriany Suhardi 2010730025
Irma Puspita Sari 2010730054
Indry Purnamasari 2010730052
Nirwan Faturrahman 2010730079
Rahmi Dwi Winarsih 2010730087
Vicca Selsiana 2010730109
Wikke Aditia 2010730112
Yudhistira Adi 2010730116

Tutor: dr. Pitut Aprilia

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah ke hadirat-Nya, akhirnya Laporan PBL


Modul “Penyakit Akibat Kerja” ini dapat kami selesaikan. Laporan ini merupakan
kelengkapan bagi mahasiswa agar dapat memahami konsep masalah yang telah diberikan.
Laporan ini dirancang sedemikian rupa agar materi yang akan disajikan ringkas tapi jelas.
Laporan ini juga diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan masalah.

Materi modul ini disintesis dari berbagai sumber baik dari media cetak maupun media
elektronik. Modul ini disusun terutama untuk memenuhi tugas yang diberikan dalam rangka
studi kasus.

Penulis telah berusaha untuk menyeleraskan modul ini seringkas dan sejelas mungkin,
tetap lengkap, serta mudah dipahami. Namun tiada gading yang tak retak, maka telah disadari
modul ini masih jauh dari yang diharapkan. Untuk itu saran untuk penyempurnaan sangat
diharapkan.

Jakarta, Mei 2013

Kelompok 10
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu menegakkan Diagnosis
Penyakit Akibat Kerja (PAK), menangani kasus Penyakit Akibat Kerja (PAK), mampu
mengembangkan program pencegahan Penyakit Akibat Kerja (PAK) serta mengembangkan
program pengendalian faktor risiko di tempat kerja.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah selesai mempelajari modul dan membaca skenario ini mahasiswa diharapkan mampu
menetapkan/melakukan:

1. Biodata pasien.
2. Melakukan Anamnesa pada pasien, menyangkut:
 Riwayat penyakit (sekarang, terdahulu, dalam keluarga) serta riwayat pekerjaan.
 Perjalanan penyakit.
 Uraian tugas, pelaksanaan pekerjaan, alat pelindung diri yang dikenakan.
 Faktor risiko atau potensi bahaya, serta menyangkut gangguan kesehatan yang
mungkin timbul.
3. Pemeriksaan:
 Pemeriksaan fisik terkait gangguan kesehatan.
 Pemeriksaan lab rutin yang diperlukan.
 Pemeriksaan lab khusus yang diperlukan.
 Pemeriksaan penunjang non-lab.
4. Menegakkan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja:
 Berdasarkan 7 langkah penetapan.
 Diagnosa berdasarkan ICD-10.
 Menetapkan prognosis penyakit.
5. Rencana penatalaksanaan berikutnya:
 Kelayakan bekerja (fitness status).
 Alat pelindung diri yang diperlukan.
 Pemeriksaan kesehatan yang diperlukan sesuai dengan faktor risiko yang dihadapi dan
kemungkinan gangguan kesehatan yang mungkin timbul, termasuk kemungkinan
diperlukannya pemeriksaan Bio Monitoring bagi kemungkinan pajanan bahan kimia.
 Promosi kesehatan (edukasi) terhadap pasien maupun terhadap manajemen.
 Penatalaksanaan lingkungan (ruang) tempat kerja.

7 (tujuh) langkah prinsip penegakkan Diagnosa Penyakit Akibat Kerja.


 Langkah 1: Tetapkan diagnosa klinis.
 Langkah 2: Identifikasi paparan potensi risiko bahaya.
 Langkah 3: Cari hubungan antara langkah 2 dengan gangguan kesehatan yang timbul.
 Langkah 4: Evaluasi dosis pajanan (mis: NAB).
 Langkah 5: Cari peranan faktor individu/kerja dalam timbulnya PAK.
 Langkah 6: Cari peranan faktor diluar kerja (non-occupational factors).
 Langkah 7: Tetapkan diagnosis PAK.

Anda mungkin juga menyukai