Anda di halaman 1dari 21

PERENCANAAN

TINGKAT
PUSKESMAS

Menjamin Keterbukaan
Pelayanan Kesehatan

1
Daftar Isi

Hal
Daftar Isi …………………………………………………………………………......... 2
Kata Pengantar ……………………………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 4
Latar belakang…………………………………………………………………… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….. 5
A. Pengertian Puskesmas………………………………………………………... 5
B. Peran Puskesmas…………………………………………………………….. 6
C. Pembiayaan Puskesmas…………………………………………………… 7
BAB III PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) ………………….10
PTP (Perencanaan Tingkat Puskesmas…………………………… 12
1.Persiapan .................................................................. 13
2.Analisis Situasi .......................................................... 14
3.RUK (Rencana Usulan Kegiatan )................................ 14
4.RPK (Rencana Pelaksanaan Kegiatan).......................... 18
BAB IV Kesimpulan……………………………………………………………….. 20
A

Daftar Pustaka………………………………………………………………….......... 21

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya, tugas makalah
ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Makalah ini berjudul Perencanaan Tingkat
Puskesmas akan menjadi referensi dalam Pelatihan Manajemen Puskesmas . Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada para pihak yang turut serta membantu kelancaran kami.

Tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah kami ini masih banyak
hal-hal yang perlu dibahas dalam mekanisme perencanaan ini.

Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi pembaca. Kami juga tidak segan-
segan untuk menerima kritik dan saran, agar makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan
sesungguhnya semua itu bersifat membangun.

Terima kasih.

3
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup manusia. Dengan
kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas sehari- harinya dengan baik, tanpa
terganggu oleh kesehatan tubuh yang kurang optimal. Masyarakat di Indonesia masih terbilang
terbelakang dalam hal menjaga kesehatan, mereka masih kurang menyadari akan pentingnya
untuk menjaga kesehtan diri, keluarga dan lingkungannya, yaitu memahami akan pentingnya
promotiv dan preventif atau lebih kita kenal dengan lebih baik mencegah daripada mengobati.
Dengan kurangnya kesadaran tersebut mengakibatkan masyarakat di Indonesia terutama
masyarakat awam sangatlah mudah untuk terjangkit penyakit. Melihat semua masalah
kesehatan tersebut, perlu adanya perbaikan dibidang kesehatan. Untuk itu, sangatlah perlu
terselengaranya berbagai upaya kesehatan, baik upaya kesehatan perorangan maupun upaya
kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan. Yang hal tersebut merupakan
salah satu fungsi dari puskesmas, sehingga untuk memperbaiki kesehatan masyarakat tersebut,
perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik agar puskesmas benar-benar berfungsi
sesuai dengan tugasnya.

Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk
menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Sehingga terciptalah masyarakat yang
sehat dan produktiv. Tidak gampang terjangkit penyakit dan selalu menjaga kesehatannya
dengan baik.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya


kesehatan yang bersifat menyeluruh,terpadu, merata,dapat diterima dan dijangkau oleh
masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna,dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat luas guna mencapai derjat kesehatan yang optimal,tanpa mengabaikan mutu
pelayanan kepada perorangan (Depkes RI,2004).

Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah Organisasi fungsional yang


menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat
diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya
yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat ( wikipedia ). Upaya kesehatan tersebut
diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna
mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan.

Puskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit pelaksana teknis dinas,
aspek fungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan unit pelaksana
pelayanan kesehatan masyarakat tingkat 1 yang dibina oleh Dinas Kesehatan, bertanggung
jawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan
lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan, mutu pelayanan,
identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider, serta menetapkan kegiatan untuk
menyelesaikan masalah.

5
Puskesmas dalam pelaksanaannya mempunyai dua upaya, yaitu :

A. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta punya daya ungkit
tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta wajib diselenggarakan
puskesmas di wilayah Indonesia.

B. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di


masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.

B. PERAN PUSKESMAS

Dalam peranannya, puskesmas mempunyai beberapa fungsi, yaitu :

1. Sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan


2. Sebagai pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat
3. Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama

a. Puskesmas sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Puskesmas

berperan menggerakkan dan memantau penyelenggaraan


pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayahkerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
Disamping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan upaya yang

6
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

b. Puskesmas sebagai pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,


keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat.

c. Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat

pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan

tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab Puskesmas meliputi pelayanan

perorangan antara lain, rawat jalan dan rawat inap serta, pelayanan kesehatan

masyarakat yang bersifat public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan.

C. PEMBIAYAAN PUSKESMAS

7
Pembiayaan Puskesmas Demi terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab Puskesmas, pembiayaan
Puskesmas didukung oleh berbagai sumber yakni:

1. DAU (Dana Alokasi Umum)

Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiyaan pemerintah datang dari


APBD kabupaten/kota. Selain itu Puskesmas juga menerima pendanaan dari alokasi
APBD provinsi dan APBN (semisal, Biaya Operasional Kesehatan/BOK). Dana yang
disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni:

a. Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,


pengadaan peralatan serta pengadaan obat, dan;
b. Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan
peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.

Anggaran tersebut disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota untuk diajukan


dalam Daftar Usulan (DUK) Kegiatan ke pemerintah kabupaten/kota untuk seterusnya
dibahas bersama DPRD kabupaten/kota. Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan
kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui dinas kesehatan kabupaten/Kota.
Anggaran yang telah disetujui tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan secara
bertahap ke Puskesmas melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Untuk beberapa mata
anggaran tertentu, misalkan pengadaan obat dan pembangunan gedung serta pengadaan
alat, anggaran tersebut dikelola langsung oleh dinas kesehatan kabupaten/kota atau oleh
Puskesmas jika anggaran tersebut merupakan program dan kegiatan di masyarakat.

Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima Puskesmas adalah


kepala Puskesmas sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh

8
pemegang keuangan Puskesmas yakni staf yang ditetapkan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota atas usulan kepala Puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan usulan
kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang belaku. Pendapatan Puskesmas

2. PAD (Pendapatan Asli Daerah)

Sesuai dengan kebijakan pemeritah, masyarakat dikenakan kewajiban


membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, dan besar biaya
(retribusi) ditentukan oleh masing-masing pemerintah daerah. Seluruh pendapatan
Puskesmas disetor secara berkala ke kas negara melalui dinas kesehatan kabupaten/kota.
Total dana retribusi dari Puskesmas ini kemudian menjadi bagian dari sejumlah
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain dari retribusi yang dipungut dari kantong pasien
sebagai pemanfaat layanan, Puskesmas juga menerima dana dari berbagai sumber antara
lain, seperti: PT Askes, Jampersal, Jamkesmas, Jamsostek, dll.

Dengan diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada tahun


2014, diharapkan akan terjadi perubahan pada sistem pembiayaan Puskesmas. Melalui
SJSN pemerintah hanya akan bertanggungjawab untuk pemenuhan pembiayaan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) sementara upaya kesehatan perorangan (UKP) dibiayai
oleh SJSN sebagai trust fund. Dalam konteks tersebut maka pembiayaan Puskesmas
untuk UKP akan didukung oleh dana kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS-K). Artinya, Puskesmas harus siap dan mampu mengelola dana
kapitasi tersebut demi pemenuhan SJSN sekaligus sebagai masukan manfaat bagi
Puskesmas.

9
BAB III

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP)

Puskesmas sudah membuat berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas, namun hal ini perlu ditunjang
oleh manajeman Puskesmas yang baik.

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk
menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang
dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajeman. Fungsi manajemen
tersebut yang menjadikan puskesmas menjadi lebih baik dalam kebijakan, program maupun
konsepnya.

Dalam KEPMENKES RI No. 128 tahun 2004 dinyatakan bahwa fungsi Puskesmas
dibagi menjadi tiga fungsi utama: Pertama, sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) primer ditingkat pertama di wilayahnya; Kedua, sebagai pusat penyedia
data dan informasi kesehatan di wilayah kerjanya sekaligus dikaitkan dengan perannya sebagai
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayahnya, dan; Ketiga, sebagai
penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) primer/tingkat pertama yang berkualitas
dan berorientasi pada pengguna layanannya.

Artinya, upaya kesehatan di Puskesmas dipilah dalam dua kategori yakni : Pertama,
pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer yakni puskesmas sebagai pemberi layanan
promotif dan preventif dengan sasaran kelompok dan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, dan; Kedua, Puskesmas sebagai pusat
pelayanan kesehatan perseorangan primer dimana peran Puskesmas dimaknai sebagai gate
keeper atau kontak pertama pada pelayanan kesehatan formal dan penakis rujukan sesuai
dengan standard pelayanan medik.

10
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh
manajeman Puskesmas yang baik.

Berikut beberapa model manajemen dan fungsi penjabarannya :

1. Model PIE (planning, implementation, evaluation)


2. Model POAC (planning, organizing, actuating, controling)
3. Model P1 – P2 – P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan, pengawasan-
pengendalian-penilaian)
4. Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum
komunikasi)
5. Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring, evaluasi)

Dari berbagai model manajemen tersebut sebenarnya mempunyai fungsi manajemen


yang sama. Setiap puskesmas bebas menentukan model manajemen yang ingin diterapkan,
namun yang terpenting mempunyai hasil sebagai berikut :

1. Makin banyaknya fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, yang


ditandai dengan tingginya nilai IPTS (indeks potensi tatanan sehat)
2. Makin baiknya fungsi pemberdayaan masyarakat dengan ditandai berkembangnya
UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat). Serta makin aktifnya BPP (badan
penyantun puskesmas) dan BPKM (badan peduli kesehatan masyarakat) dapat
dijakdikan indikator meningkatnya partisipasi masyarakat setempat.
3. Makin bagusnya pemberdayaan keluarga dengan ditandainya IPKS (indeks
potensi keluarga sehat)
4. Makin bagusnya pelayanan kesehatan yang ditandai dengan tingginya cakupan
program (baik program kesehatan dasar maupun program kesehatan
pengembangan). Serta kualitan pelayanan kesehatan yang

11
ditandai dengan tingginya kepatuhan petugas kesehatan dan makin baiknya
kepuasan pasien.

PTP (perencanaan tingkat puskesmas)

Perencanaan tingkat Puskesmas akan memberikan pandangan menyeluruh terhadap


semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi tuntunan dalam proses
pencapaian tujuan Puskesmas secara efisien dan efektif. Perencanaan Puskesmas
merupakan inti kegiatan manajemen Puskesmas, karena semua kegiatan manajemen diatur
dan diarahkan oleh perencanaan. Dengan perencanaan Puskesmas, memungkinkan para
pengambil keputusan dan pimpinan Puskesmas untuk menggunakan sumber daya
Puskesmas secara berdaya guna dan berhasil guna. Untuk menjadikan organisasi dan
manajemen Puskesmas efektif dan berkinerja tinggi diawali dari perencanaan efektif.
Perencanaan Puskesmas adalah fungsi manajemen Puskesmas yang pertama dan menjadi
landasan serta titik tolak pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Semua kegiatan
dan tindakan manajemen Puskesmas didasarkan dan/atau disesuaikan dengan perencanaan
yang sudah ditetapkan. Ini berarti, setelah perencanaan disusun, kemudian struktur
organisasi, tata kerja, dan personalia Puskesmas yang akan melaksanakan tugas organisasi
ditentukan (fungsi pengorganisasian). Selanjutnya personalia yang bekerja dalam
organisasi Puskesmas digerakan dan diarahkan agar mereka bertindak dan bekerja efektif
untuk mencapai tujuan Puskesmas yang direncanakan (fungsi penggerakan dan
pelaksanaan). Semua aktivitas personalia dan organisasi Puskesmas diawasi, dipantau, dan
dibimbing agar aktivitas tetap berjalan sesuai tujuan dan target kinerja Puskesmas (fungsi
pengawasan dan pengendalian). Akhirnya dilakukan penilaian untuk mengetahui dan
menganalisis kinerja pegawai dan organisasi Puskesmas. Penilaian meliputi masukan,
proses transformasi/konversi yaitu pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dan
pelaksanaan program dan kegiatan

12
serta pelayanan kesehatan Puskesmas. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan tujuan dan
terget kinerja Puskesmas yang telah ditetapkan (fungsi penilaian).

Penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dilakukan secara sistematis untuk


memecahkan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hal ini meliputi :

1. Upaya kesehatan wajib


2. Upaya kesehatan pengembangan
3. Upaya penunjang

Adapun tahapan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas adalah sebagai berikut
:

1. Persiapaan

Mempersiapkan data yang akan di analisis, sehingga untuk selanjutnya dapat


mempermudah perencanaan yang akan dibuat. Langkah – langkah dalam persiapan
:

a) Kepala Puskesmas Membentuk TIM PERENCANAAN


TINGKAT PUSKESMAS

b) Kepala Puskesmas Menjelaskan BUKU PTP KEPADA TIM SHG TIM


Memahami Langkah2 PTP

c) Tim Penyusun PTP mempelajari Kebijakan dan mendengarkan arahan Strategi


dari Dinkes Kab/Kota, Dinkes Propinsi dan Kemkes

13
2. Analisis Situasi :

Analisis situasi merupakan langkah awal proses penyusunan (rencana


operasional) RO Puskesmas yang bertujuan untuk identifikasi masalah. Secara
konsepsual, analisis situasi Puskesmas adalah proses berikut kecenderungannya dan
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah tersebut, serta potensi sumber daya
Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Analisis situasi akan
menghasilkan rumusan masalah dan berbagai faktor yang berkaitan dengan masalah
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas serta potensi sumber daya
Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Langkah ini
dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data atau fakta yang berkaitan
dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
Analisis ini meliputi data umum dan data khusus. Data umum ini berupa peta
wilayah dan data sumber daya (ketenagaan, obat & bahan habis pakai, peralatan,
sumber pembiayaan, sarana prasarana, data peran serta masyarakat, data penduduk
& sasaran program, data sekolah, data kesling.

3. Rencana Usulan Kegiatan :

Terdapat 2 tahap dalam penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK), yaitu :

a. Analisis masalah, meliputi :


1. Identifikasi masalah,
Setiap hasil kegiatan dalam pelaksanaan tahun yang lalu ada beberapa
yang kurang / tidak berhasil mencapai target. Identifikasi masalah
diutamakan untuk kegiatan-kegiatan dengan

14
hasil kesenjangan yang lebih besar, permasalahan dapat dicari dari hasil
Penilaian Kinerja Puskesmas, hasil laporan SPM (Standar Pelayanan
Minimal) atau dari Laporan Tahunan Puskesmas.
Contoh Tabel Identifikasi Masalah

No Program Target Pencapaian Kesenjangan

I Program Wajib
Promosi
Kesehatan
- Rumah tangga
1 sehat 40 20 - 20
2 Kes lingkungan

3 dst

2. Prioritas masalah,
Prioritas masalah dapat dilakukan dengan cara penilaian scoring dengan
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth )
a) Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
b) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
c) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Dengan menggunakan score 1-5 skala linkert, masing-masing
anggota dapat menilai besar kecilnya kriteria tersebut.

15
Contoh Tabel USG

M1
KRITERIA M2 M3 M4

Tkt Urgency ( U ) 5 3 4 2

Tkt Seriousnes ( S) 3 4 1 5

Tkt Tkt Growth ( G ) 4 1 2 3

TOTAL ( UXSXG ) 60 12 8 30

3. Merumuskan masalah,
Merumuskan masalah dengan memakai pertanyaan apa,
bagaimana, berapa, dimana dan kapan masalah tersebut ada.

4. Penyebab masalah
Dengan menggunakan diagram Tulang Ikan (Ishikawa), dapat menggali
semua penyebab masalah dari masing-masing variable
: Manusia, Dana, Metode, Material dan Lingkungan.

Contoh Diagram Tulang Ikan

16
b. Penyusunan RUK

pada dasarnya menyusun RUK harus memperhatikan berbagai kebijakan


yang berlaku secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil
kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas. Puskesmas haruslah
mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui Konsil Kesehatan
Kecamatan/Badan Penyantun Puskesmas. Rencana usulan kegiatan harus
dilengkapi pula dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana,
prasarana, dan operasional puskesmas. RUK yang disusun tersebut
merupakan RUK untuk tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK tersebut
disusun pada bulan januari tahun berjalan (H) berdasarkan hasil kajian
pencapaian kegiatan pada tahun sebelumnya (H-1). Dalam hal ini diharapkan
penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di puskesmas pada akhir bulan
januari tahun berjalan (H).

Setelah menyusun, kemudian RUK tersebut dibahas di Dinas


kabupaten/kota, kemudian diajukan ke Pemerintah Daerah kabupaten/kota
melalui Dinas kesehatan kabupaten/kota. RUK yang terangkum dalam
usulan Dinas kesehatan kabupaten/kota akan diajukan ke DPRD untuk
memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan politis.

Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya diserahkan ke puskesmas


melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Berdasarkan alokasi biaya yang
disetujui tersebut puskesmas menyusun rencana pelaksanaan kegiatan.

Contoh Tabel RUK

17
UPAYA KEGIATA TUJUAN SASAR TA KEBUTUHAN SUMBER DAYA INDIK SUMBER
KESEHATAN N AN RG ATOR PEMBIAYAA
GENERIK ET KEBER N
DANA ALAT TENAGA HASIL
AN

KIE DAN Penyuluh Pemaha Kelomp 10 2.000.000 Lembar Promkes Adanya APBD
PEMBERDAYAAN an RT man Masy ok Balik, , HS, jamba n
MASYARAKAT Sehat thd RT potensi LCD Bidan sehat
Sehat al
Meningk at perajin

KIA DAN KB

IMUNISASI

PENINGKATAN
GIZI MASYARAKAT

PENGENDALIAN
PM DAN PTM

KESEHATAN
LINGKUNGAN

PENGOBATAN
ESENSIAL DASAR

4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Setelah RUK disetujui, dengan alokasi biaya yang ditentukan, puskesmas membuat
rencana pelaksanaan kegiatan. Sumber pembiayaan puskesmas selain dari anggaran
daerah (DAU), adalah dari pusat dan pinjaman/bantuan luar negeri yang dialokasikan
melalui dinas kesehatan kabupaten/kota.

RPK disusun dengan melakukan penyesuaian dan tetap mempertimbangkan


masukan dari masyarakat. Penyesuaian ini dilakukan, karena RPK yang disusun adalah
persetujuan atas RUK tahun lalu (H-1), alokasi yang diterima tidak selalu sesuai dengan
yang diusulkan, adanya perubahan sasaran kegiatan, tambahan anggaran (selain dari
DAU), dan lain-lainnya. Penyusunan RPK dilaksanakan pada bulan Januari tahun
berjalan, dalam forum lokakarya mini yang pertama.

18
Contoh Tabel RPK

UPAYA KEGIAT SASARA TARGE VOLUME RINCI LOK TENAGA JADWA BIAYA
KESEHATAN AN N T KEGIAT AN ASI L
GENERIK AN PELAK
SANAA
N

KIE DAN Penyulu Kelompo k 10 klp 1 KL 10 0rx Ds Promkes, Feb 2.000.000


PEMBERDAYA han RT potensia l 10 klp X Sgr HS, 2012
AN Sehat perajin 20.000 Bidan
MASYARAKA
T

KIA DAN KB

IMUNISASI

PENINGKATAN
GIZI
MASYARAKAT

PENGENDALIAN
PM DAN PTM

KESEHATAN
LINGKUNGAN

PENGOBATAN
ESENSIAL
DASAR

19
BAB IV

KESIMPULAN

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Untuk
terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang
sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajeman Puskesmas
yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien.

Beberapa model manajemen dan fungsi penjabarannya :

1. Model PIE (planning, implementation, evaluation)


2. Model POAC (planning, organizing, actuating, controling)
3. Model P1 – P2 – P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan, pengawasan-
pengendalian-penilaian)
4. Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum
komunikasi)
5. Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring, evaluasi)

Namun demikian kita direkomendasikan untuk membuat model P1-P2-P3, dengan


tahapan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Persiapaan
2. Analisis situasi
3. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

20
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :


128/Menkes/SK/II/2004.

Departemen Kesehatan RI, 2006, Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas.

21

Anda mungkin juga menyukai