Modul E-Learning 2
PBJ wajib menyampaikan laporan kepada PPATK berupa laporan Transaksi Pengguna Jasa senilai Rp500 juta
atau lebih kepada PPATK
Gambar 2 Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan b. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut
(LTKM)
diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari
pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Pihak Pelapor sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang ini.
c. Transaksi Keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan Harta Kekayaan yang diduga
berasal dari hasil tindak pidana.
d. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari
pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Pihak Pelapor sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang ini.
(UU No.9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Terorisme)
a. Transaksi keuangan dengan maksud untuk digunakan dan/atau yang diketahui akan digunakan untuk melakukan
tindak pidana terorisme
b. Transaksi yang melibatkan setiap orang yang berdasarkan daftar terduga teroris dan organisasi teroris.
Pihak Pelapor diberikan keleluasaan untuk melakukan judgement secara profesional dalam menentukan
apakah suatu transaksi memenuhi unsur TKM atau tidak.
Untuk membantu mengidentifikasi dan menetapkan apakah suatu transaksi memenuhi unsur TKM, berikut ini
diuraikan penjabaran unsur-unsurnya:
a. Transaksi Keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan pola Transaksi dari Pengguna Jasa
yang bersangkutan.
1) Profil adalah deskripsi Pengguna Jasa yang antara lain mencakup identitas, pekerjaan, kegiatan usaha, tujuan
transaksi, termasuk sumber dan jumlah penghasilan. Semua data dan informasi ini akan mengarahkan
kewajaran Pengguna Jasa melakukan transaksi dalam batasan jumlah tertentu apakah sesuai atau diluar
profilnya.
2) Karakteristik digambarkan sebagai ciri-ciri khusus dari transaksi Pengguna Jasa, yang dapat membedakan
Pengguna Jasa atau kelompok Pengguna Jasa satu dengan lainnya, tergantung dari bisnis Pengguna Jasa yang
bersangkutan. Karakteristik transaksi bisnis Pengguna Jasa antara lain ditunjukkan dengan:
Jenis mata uang, instrumen atau jasa keuangan yang digunakan
Siapa dan dimana counterparty atau lawan transaksinya
Waktu pelaksanaan transaksi
3) Kebiasaan pola transaksi adalah kebiasaan Transaksi yang dilakukan oleh Pengguna Jasa. Pola transaksi
Pengguna Jasa ditunjukan antara lain berupa frekuensi transaksi pengkreditan dan pendebetan, penarikan
atau penyetoran, penutupan atau pembukaan. Transaksi Pengguna Jasa bisa memiliki pola namun juga
banyak yang tidak berpola.
b. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari
pelaporan Transaksi, maksudnya adalah pelaporan Transaksi Keuangan Tunai (TKT), Transaksi Transfer Dana
masuk atau keluar negeri, atau transaksi senilai Rp. 500 juta atau lebih. Dengan cara pemecahan nilai per
transaksi kurang dari Rp 500 juta, namun apabila diakumulasikan dalam 1 (satu) hari kerja, nilai transaksi tunai
tersebut mencapai jumlah Rp 500 juta atau lebih.
c. Transaksi Keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan Harta Kekayaan yang diduga
berasal dari hasil tindak pidana. Yang termasuk dalam kategori transaksi ini adalah:
Terdapat pelaksanaan kewenangan penegak hukum terhadap pengguna jasa dengan melakukan penundaan
transaksi, pemblokiran, penyitaan, dan permintaan keterangan
Pengguna jasa telah terpublikasi sebagai tersangka, terdakwa atau terpidana
Pengguna jasa adalah karyawan PJK yang melakukan fraud yang menghasilkan uang atau harta kekayaan,
seperti auditor internal menemukan adanya karyawan yang menggelapkan dana perusahaan dan ternyata
karyawan bersangkutan memiliki rekening.
Terdapat calon Pengguna Jasa yang tidak bersedia menyerahkan dokumen pendukung atau memalsukan
dokumen pendukung termasuk pula Pengguna Jasa yang memberikan informasi palsu.
Transaksi yang dilakukan atau rekening yang dimiliki oleh orang, badan usaha, atau organisasi yang diduga
atau diketahui terlibat dalam tindak pidana terorisme (Harta Kekayaan bersumber dari hasil kejahatan atau
kegiatan yang sah).
d. Transaksi Keuangan yang diminta oleh PPATK untuk dilaporkan oleh Pihak Pelapor karena melibatkan Harta
Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana.
Pelaporan TKM
Penyampaian laporan TKM dilakukan sesegera mungkin paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah PJK
mengetahui adanya unsur TKM. Keputusan diketahui adanya unsur TKM pada saat ada persetujuan atau
keputusan pejabat yang berwenang, misalnya untuk Pihak Pelapor Bank adalah Direktur Kepatuhan.
a. Penyampaian laporan TKM termasuk laporan pemutusan hubungan usaha dengan pengguna jasa, baik yang
menolak memenuhi PMPJ maupun ketika PJK meragukan kebenaran informasi yang disampaikan.
b. Penyampaian laporan TKM wajib dilakukan secara elektronis atau dalam hal tertentu dapat disampaikan secara
non elektronis.
c. PJK wajib mengisi laporan TKM dengan benar dan lengkap
d. PJK wajib menyampaikan data pendukung yang disebutkan dalam laporan TKM paling lama 3 (tiga) hari kerja
setelah tanggal penyampaian laporan kepada PPATK.
beberapa kali transaksi dalam 1 (satu) hari kerja. Bilamana ada perubahan besarnya jumlah Transaksi
Keuangan Tunai maka akan ditetapkan dengan Keputusan Kepala PPATK.
Pelaporan
Penyedia jasa keuangan wajib menyampaikan laporan TKT paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung
sejak tanggal transaksi dilakukan. Dalam menyampaikan Laporan Transaksi Keuangan Tunai Penyedia Jasa
Keuangan dapat melakukannya dengan cara:
PJK yang akan menyampaikan Laporan Transaksi Keuangan Tunai secara Elektronis, harus terlebih dahulu
mengajukan “Permohonan Pelaporan Secara Elektronis” melalui e-mail ke alamat: helpline@ppatk.go.id.
PPATK akan memberikan user id, password dan alamat server Laporan Transaksi Keuangan Tunai secara
individual kepada masing-masing PJK. Sepanjang PJK belum menerima user id dan password maka
penyampaian Laporan Transaksi Keuangan Tunai dilakukan secara Manual.
a. TKT yang dilakukan oleh PJK dengan Pemerintah dan Pihak Pelapor sentral;
b. TKT untuk pembayaran gaji atau pensiun;
c. TKT lain yang ditetapkan oleh Kepala PPATK
d. TKT lain atas permintaan PJK untuk dikecualikan yang disetujui oleh PPATK
a. Usaha perkebunan
b. Pengelola jalan tol
c. Supermarket, hypermarket, department store, dan usaha sejenis dengan nama lain
d. Pengelola jasa perparkiran
e. Stasiun pengisian bahan bakar umum
f. Maskapai penerbangan
g. Perusahaan pelayaran serta angkutan sungai, danau dan penyeberangan
2.4.4 Laporan Transaksi Keuangan Transfer Dana dari dan ke Luar Negeri/IFTI
UU TPPU mengatur pula mengenai pelaporan Transaksi
Keuangan Transfer Dana dari dan ke Luar Negeri. Dalam hal
ini, Pihak Pelapor wajib menyampaikan laporan Transaksi
transfer dana tersebut paling lama 14 (empat belas) hari
kerja terhitung sejak tanggal transaksi dilakukan. Adapun
Pelaksanaan kewajiban pelaporan transfer dana dari dan ke
Gambar 5 Laporan Transaksi Keuangan ke Luar Negeri luar negeri dilaksanakan paling lama 5 (lima) tahun setelah
UU TPPU diundangkan tanggal 22 Oktober 2010. Pengertian
transfer dana adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah dari Pengirim Asal yang bertujuan
untuk memindahkan sejumlah Dana kepada Penerima yang disebutkan dalam Perintah Transfer Dana sampai
dengan diterimanya Dana oleh Penerima Dana.
1. PBJ melakukan registrasi dengan mengisi registrasi, bisa dengan web registrasi atau sistem manual.
2. PBJ wajib mengisi laporan Transaksi dengan benar dan lengkap sesuai dengan petunjuk tata cara
pengisian laporan.
3. PBJ dapat menyampaikan laporan secara elektronis atau manual.
4. Penyampaian laporan Transaksi wajib dilakukan paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak
tanggal Transaksi dilakukan.
5. Penyampaian laporan transaksi keuangan mencurigakan dilakukan paling lama 3 (tiga) hari sejak
diterimanya surat permintaan dari PPATK.
2.4.5 Ringkasan
Kegiatan identifikasi dan verifikasi pengguna jasa, dan pemantauan transaksinya merupakan inti dari PMPJ.
Pengumpulan data atau profiling mengenai informasi dan dokumen pendukung dari Pengguna Jasa
merupakan hal terpenting dalam PMPJ. Atas data yang telah diidentifikasi dan verifikasi itulah Pihak Pelapor
mampu melakukan pemantauan transaksi yang akhirnya dapat menetapkan keputusan, apakah menutup
hubungan usaha, menunda untuk melaksanakan transaksi dan atau melaporkan TKM kepada PPATK.
Profiling identitas Pengguna Jasa merupakan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi penuh karena
datanya dinamis. Kegiatan pengkinian harus dilakukan secara terencana dan terukur.