BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk memperoleh pengetahuan yang benar, salah satunya adalah dengan menggunakan ilmu.
Sesuatu yang bersifat ilmu adalah ilmiah. Ilmu yang diperoleh dari hasil penelitian atau studi disebut
ilmu pengetahuan. Disini terdapat perbedaan antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
Pengetahuan bisa disebut sebagai ilmu jika pengetahuan itu sistematis, metodis dan koheren.
Sistematis dalam arti pengetahuan itu disusun berdasarkan system tertentu. Metodis dalam arti
bahwa pengetahuan itu diperoleh dan dikembangkan berdasarkan metode tertentu. Dan terakhir,
koheren dalam arti bahwa pengetahuan itu merupakan suatu kesatuan yang padu, yang masing-
masing bagiannya saling mendukung sampai trbentuk suatu harmoni “tumbuhan pengetahuan yang
kompak”.[1]
Pada dunia penelitian hal-hal yang bersifat sistematis, metodis dan koheren mutlak diperlukan guna
menghadapi berbagai permasalahan yang perlu dipecahkan baik bersifat ilmiah maupun terapan.
Agar kegiatan penelitian tersebut sistematis, metodis dan koheren maka diperlukan statement yang
memuat rencana penelitian yang dituangkan ke dalam proposal penelitian. Proposal penelitian ini
secara komprehensif memuat komponen-komponen yang dapat menggambarkan hubungan
mendasar antara komponen peneliti, komponen pemberi dana dan komponen yang akan
menggunakan hasil penelitian.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistematika Proposal Penelitian Kualitatif
Dalam buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan dijelaskan bahwa
proposal penelitian dalam rangka penulisan skripsi harus berisi sekurang-kurangnya hal-hal berikut.
1. Judul.
2. Masalah penelitian
6. Metodologi Penelitian.
7. Daftar Pustaka
Adapun sistematika proposal skripsi dalam buku pedoman tersebut yaitu sebagai berikut:
4. Kajian Teori.
6. Metodologi Penelitian.
7. Daftar Pustaka.
Sistematika proposal yang disebutkan diatas merupakan sistematika proposal penelitian secara
umum. Adapun menurut Prof. Dr. H. Burhan Bungin, S.Sos, M.Si dalam bukunya Penelitian Kualitatif:
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan ilmu Sosial Lainnya bahwa secara teoritis, format desain
penelitian kualitatif berbeda dengan format penelitian kuantitatif, perbedaannya terletak pada
kesulitan di dalam membuat desain penelitian kualitatif itu sendiri karena pada umumnya penelitian
kualitatif itu tidak berpola. Burhan membagi format desain penelitian kualitatif ke dalam tiga model,
yaitu format deskriptif, format verifikatif, dan format grounded theory.[4]
Tentunya perbedaan format penelitian kualitatif ini mempengaruhi model penelitian sehingga hasil-
hasil penelitiannya juga akan berbeda-beda sesuai dengan format metodologisnya. Adapun contoh
format dari ketiga model penelitian tersebut akan dijelaskan di bawah ini, tentunya format-format
ini dapat dikembangkan lagi dalam penelitian di lapangan.
a. Judul Penelitian
c. Masalah Penelitian
d. Tujuan Penelitian
I. PENDAHULUAN
f. Triangulasi untuk Antisipasi Kelemahan Proses Analisis Data dan Sumber Data yang Digunakan
Langkah pertama yang harus diperhatikan oleh para peneliti dalam persiapan penelitian diantaranya
adalah: membuat perencanaan penelitian dengan mengikuti atau mematuhi ketentuan dan etika
penelitian yang berlaku. Ketentuan penelitian yang harus dilakukan terlebih dahulu, antara lain
adalah mengidentifikasi masalah, merumuskan tujuan penelitian, dan menetapkan jenis penelitian.
Bertolak dari ketentuan penelitian tersebut, peneliti melakukan langkah-langkah yang sistematis dan
teratur serta berpikir logis. Langkah-langkah sistematis sebagaimana diuraikan di atas, pada
umumnya sudah merupakan standar dan baku.[8]
1. Halaman Judul
Halaman judul ini pada umumnya berisi tentang topik penelitian yang hendak diteliti, nama
pembimbing dan nama peneliti, dan lembaga penyelenggara penelitian dan bagian pengesahan yang
menunjukkan bahwa proposal telah dibuat dan disetujui oleh pembimbing. Mengutip penjelasan
dari Prof. Dr. Hamid Darmadi, M.Pd, “Judul harus singkat dan jelas serta mengisyaratkan fenomena
dan fokus kajian penelitian. Penulisan judul sedapat mungkin menghindari berbagai tafsiran dan
tidak bias makna”[9]
“ Studi Kasus tentang Pengembangan SMA Tunas Bangsa Menjadi Skolah Berwawasan Keunggulan di
Kota P”
Halaman pengantar ini merupakan satu atau beberapa halaman dimana peneliti secara khusus
memberikan pengertian kepada para pembaca tentang kegiatan yang hendak dilaksanakan, juga
dapat berisi ucapan terima kasih kepada pimpinan formal maupun orang-orang yang ditokohkan,
karena telah berjasa dalam penelitian.[10]
3. Pendahuluan
a. Latar belakang, merupakan informasi yang berkaitan erat dengan peristiwa, era, isu yang
memberikan uraian dimunculkannya penelitian.
c. Pembatasan masalah, mengambil batas kepada permasalahan yang penting dan sesuai dengan
kemampuan peneliti saja yang ditampilkan untuk dicari solusinya.
d. Rumusan masalah, yang merupakan petunjuk yang memberikan arah, kemana peneliti harus
mencari data di lapangan dan menganalisis untuk mencari jawaban yang sebenarnya.
e. Tujuan penelitian, merupakan ujung akhir yang hendak dicapai oleh para peneliti,
f. Hasil penelitian, merupakan harapan peneliti terhadap hasil yang dicapai, dan kegunaan hasil
penelitian baik secara praktis di masyarakat maupun bagi pengembangan teoritis.[11]
Bagian ini merupakan kajian teori dari bermacam-macam sumber informasi yang berkaitan erat
dengan permasalahan penelitian yang hendak dipecahkan.[12] Kajian pustaka pada penelitian
kualitatif bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir
dengan suatu “teori”.[13]
5. Metode penelitian
Komponen ini pada umumnya merupakan bab berikutnya setelah kajian pustaka ditampilkan.
Komponen metodologi pada umumnya mencakup penjelasan secara singkat tentang aspek-aspek
metode penelitian yang digunakan[14], diantaranya:
a. Tempat penelitian
Dalam hal ini, perku dikemukakan identifikasi karakteristik lokasi/ tempat dan alasan memilih lokasi
serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut.
Pada bagian ini peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif, dan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini digunakan. Slain itu, juga
dikemukakan orientasi teoritik, yaitu landasan berpikir untuk memahami makna suatu gejala.
Peneliti juga perlu mengemukakan jenis penelitian yang digunakan, apakah etnografis, studi kasus,
groundd theory, interaktif, ekologis, partisipatoris, atau penelitian tindakan.[15]
Pngambilan sampel sumber data dalam penelitian kualitatif harus dilakukan dengan penuh kehati-
hatian. Karena tujuan pengambilan sampel sumber data adalah untuk mendapatkan informasi (data)
sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan generalisasi. Teknik penjaringan data perlu
dikemukakan supaya kredibilitas datanya dapat dijamin. Data yang diperoleh dari sumber data perlu
diperhatikan jenisnya.[16]
Pada bagian ini dikemukakan bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen kunci sekaligus pengumpul
data. Oleh karena itu, keberadaan peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak dan harus
digambarkan secara eksplisit dalam laporan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif harus disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data lebih
banyak pada observasi partisiptif, wawancara mendalam, dan dokumentasi, serta pengumpulan data
lainnya yang dapat menunjang kelengkapan data.
Komponen ini berisi sekuensi waktu, dimana satu kegiatan dan kegiatan lainnya dilakukan oleh
peneliti. Bagi para peneliti jadwal penelitian penting untuk memberikan petunjuk dan beban
pekerjaan yang dilakukan oleh para peneliti, sehingga mereka dapat mengatur intensitas kegiatan
menjadi konstan. Jadwal penelitian juga bermanfaat dalam menghitung biaya yang digunakan untuk
menyelesaikan penelitian secara keseluruhan.[17]
7. Rencana anggaran/estimasi biaya (jika diperlukan)
8. Analisis Data
Analisis data penelitian kualitatif dilakukan selama dan setelah pengumpulan data dengan teknik-
teknik tertentu, diantaranya analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponensial, dan analisis
tema.[18]
9. Hasil Penelitian
Hasil penelitian biasanya merupakan bagiqan terakhir yang penting peranannya, pada bab ini
menunjukkan hasil akhir dari proses penelitian. Disamping itu, bab ini juga umumnya berisi tentang
implikasi atau hasil penelitian peneliti atas diperolehnya hasil penelitian dalam pemanfaatan hasil-
hasi penelitian dan saran-saran yang direncanakan untuk lebih memanfaatkan hasil penelitian.[19]
10. Abstrak
Abstrak penelitian adalah bagian dari laporan penelitian yang di dalamnya berisi uraian secara
singkat dan jelas tentang proses penelitian. Abstrak pada umumnya dapat berisi antara 75-300 kata.
Uraian abstrak biasanya diuraikan secara narasi dalam spasi satu. Hal ini berarti lebih rapat jika
dibandingkan dengan laporan hasil penelitian yang pada umumnya antara basis berspasi dua. Oleh
karena isi abstrak dalam jumlah kata yang terbatas, maka perlu bagi peneliti untuk dapat
memberikan gambaran tentang penelitian secara jelas dan singkat. Abstrak pada umumnya berisi
tentang tujuan penelitian, metode yang digunakan dan hasil yang diperoleh dari penelitian
tersebut.[20]
Daftar pustaka atau bibliografi merupakan sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel
dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau
sebagian dari karangan yang telah digarap.[21]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
proposal penelitian dalam rangka penulisan skripsi harus berisi sekurang-kurangnya hal-hal berikut:
Judul, masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, landasan teoretis dan kerangka berpikir,
hasil penelitian yang relevan, metodologi penelitian, daftar pustaka, rancangan Outline (sistematika
isi).
Adapun sistematika proposal skripsi yaitu: latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan, dan
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian teori, hasil penelitian yang relevan,
metodologi penelitian, daftar pustaka, dan rancangan Outline (Sistematika Isi).
Langkah pertama yang harus diperhatikan oleh para peneliti dalam persiapan penelitian diantaranya
adalah: membuat perencanaan penelitian dengan mengikuti atau mematuhi ketentuan dan etika
penelitian yang berlaku.
Penyusunan proposal penelitian harus meliputi beberapa komponen, yaitu: halaman judul, halaman
kata pengantar, pendahuluan (terdiri dari latar belakang, identifikasi permasalahan, pembatasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hasil penelitian), kajian pustaka atau landasan
teori, metode penelitian, (terdiri dari tempat penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, sumber
dan jenis data, instrumen dan teknik pengumpulan data yang digunakan), jadwal kegiatan
penelitian/lapangan, rencana anggaran/estimasi biaya (jika diperlukan), analisis data, hasil
Penelitian, abstrak, dan daftar pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Sayuthi. 2002. Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Teori dan Praktek. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta: Kencana
Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial: Teori dan Praktek. Bandung:
Alfabta
Gunawan, Imam. 2013. Medode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara
Nn. 2013. Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
[1] Sayuthi Ali, Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Teori dan Praktek, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2002), h. 145
[2] Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2013, h. 6
[4] Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), Ed. 2, cet. 5, h.67
[5] Ibid, h. 70
[6] Ibid, h. 71
[7] Ibid, h. 73
[8] Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial: Teori dan Praktek, (Bandung: Alfabta,
2014), h. 296
[9] Ibid, h. 289
[11] Ibid
[12] Ibid
[13] Imam Gunawan, Medode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013)
[20] Ibid
Dibagian isi terdiri dari beberapa bab dan dari beberapa bab tersebut masih terdapat beberapa sub
bab.
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang memuat: gambaran tema permasalahan di lokasi penelitian yang akan dibahas dan
berkaitan dengan penelitian yang akan dijalankan, diuraikan dari masalah yang luas ke arah masalah
yang khusus. Oleh karena itu diperlukan data studi awal di lokasi tempat penelitian.
Ada 4 kriteria latar belakang yang baik:
1. Adanya “seriousness of problem”,
2. Adanya “sense of urgency” ( masalah yang harus segera ditangani
3. Adanya “political will” (kebijaksanaan dari organisasi atau politis
4. Adanya “manage – ability” ( direkomendasikan oleh pihak manajemen ).
Latar belakang ini juga harus mampu menjawab pertanyaan “mengapa memilih topik tersebut”
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang tegas dan jelas, serta
menggambarkan arah hubungan antar dua variabel atau lebih. Misalnya adakah, apakah,
bagaimanakah, dan lainnya.
3. Batasan Masalah
Batasan masalah adalah pembatasan ruang lingkup yang dilakukan dalam penelitian, dimana
pembatasan tersebut meliputi: tema/topik, area atau wilayah yang diteliti, sumber informasi, lokasi
penelitian serta waktu penelitian
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian meliputi :
a. Tujuan Umum ; Meliputi tujuan yang akan dicapai secara menyeluruh yang dapat menjawab tema
/ judul penelitian
b. Tujuan Khusus ; Meliputi jabaran atau rincian dari tujuan umum secara operasional sesuai dengan
perumusan dan pembatasan masalah. Tujuan khusus akan menggambarkan hasil dan pembahasan
yang akan diperoleh dari penelitian ini.
5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian meliputi: 1) manfaat bagi pengguna (user), 2) pengembangan keilmuan dan 3)
bagi peneliti, sehingga scara khusus hasil penelitian memberikan masukan bagi si peneliti, masyarakat,
instansi terkait dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta diharapkan dapat dijadikan
pertimbangan sebuah kebijakan
6. Keaslian Penelitian
Perbedaan dan persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu dapat meliputi : kerangka teori,
penerapan teori dalam situasi spesifik atau populasi khusus atau generalisasi teori pada populasi yamg
lebih luas, kerangka konsep, rancangan penelitian, instrument penelitian, dan teknik analisis atau
pemodelan data. Penyajiannya dapat dalam bentuk matriks persamaan dan perbedaan penelitian
sebelunya.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan penelusuran kepustakaan untuk mengidentifikasi makalah dan buku
yang bermanfaat dan ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan serta merujuk pada semua
hasil penelitian terdahulu pada bidang tersebut. Tinjauan pustaka disusun berdasarkan tujuan
penelitian, pertanyaan penelitian dan masalah yang akan dipecahkan. Sumber yang dipakai
dalam tinjauan pustaka harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulis dan tahun terbit
dengan model Vancouver. Format penyajiannya dimulai tinjuan teori untuk variabel independen,
variabel dependen dan keterkaitan antar variabel yang diteliti dengan mengacu pada penelitian
sebelumnya.
a. Landasan Teori
Landasan teori menguraikan kerangka teori yang merujuk pada referensi berbagai ahli tertentu
maupun berbagai teori-teori yang ada yang nantinya akan mendasari hasil dan pembahasan secara
detail, dapat berupa definisi-definisi atau model matematis yang langsung berkaitan dengan tema atau
masalah yang diteliti. Teori-teori yang dirujuk harus mengacu pada variabel-variabel yang diteliti.
Dimulai dari penjelasan tema, variabel independen dan variabel dependennya atau faktor-faktor yang
diteliti serta dijelaskan teori-teori tersebut untuk mendukung hipotesis yang akan diajukan.
b. Kerangka Teori
Kerangka teori terdiri dari teori-teori atau isu-isu dimana penelitian kita terlibat di dalamnya dan
memberikan panduan pada saat peneliti membaca pustaka.Kerangka teori tidak dapat dikembangkan
kalau peneliti belum mempelajari pustaka dan sebaliknya kalau peneliti belum mempunyai kerangka
teori maka peneliti tidak akan dapat membaca pustaka dengan efektif.
c. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian merupakan operasionalisasi keterkaitan antar variabel-variabel yang
berasal dari kerangka teori dan biasanya berkonsentrasi pada satu bagian dari kerangka teori.
Kerangka konsep menggambarkan aspek-aspek yang telah dipilih dari kerangka teori untuk dijadikan
dasar masalah penelitiannya. Jadi kerangka konsep timbul dari kerangka teori dan berhubungan
dengan masalah penelitian yang spesifik.
d. Hipotesis
Hipotesis memuat : pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka
dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi. Hipotesis tidak selalu harus ada
tergantung pada jenis dan tujuan penelitian. Oleh karena itu hipotesis harus diuji kebenarannya dan
pengujiaannya harus mendasarkan pada kaidah-kaidah keilmuan (scientific methods) yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Ciri-ciri hipotesis yaitu :
1. Dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan kalimat tanya
2. Hipotesis hendaknya berkaitan dengan bidang ilmu yang akan diteliti
3. Hipotesis harus dapat diuji yaitu terdiri dari variable yang dapat diukur dan dapat dibanding-
bandingkan sehingga diperoleh hasil yang obyektif
4. Hipotesis hendaknya sederhana dan terbatas ( tidak menimbulkan perbedaan pengertian dan
tidak terlalu luas sifatnya )
BAB III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian memuat : jenis penelitian, populasi dan sample penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, hubungan variable dan definisi operasional, instrumen penelitian, pengumpulan dan
pengolahan data, metode analisis data dan keterbatasan
a. Jenis Penelitian
Berisi cara pengambilan sample, besar sample, cara pengumpulan sample, teknik penarikan sample.
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek
maupun obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi bukan hanya orang, tetapi semua benda yang memiliki sifat
atau cirri yang bisa diteliti.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
Berisi mengenai tempat / lokasi penelitian beserta waktu yang dipergunakan melakukan penelitian
d. Variabel
Berisi keterangan tentang variable atau factor yang diamati atau diteliti dalam suatu penelitian
e. Definisi Operasional
Menjelaskan bagaimana suatu variable akan diukur serta alat ukur apa yang digunakan untuk
mengukurnya. Definisi ini mempunyai implikasi praktis dalam proses pengumpulan data. Definisi
operasional mendiskripsikan variable sehingga bersifat spesifik (tidak berintegrasi ganda), terukur,
menunjukkan sifat atau macam variable sesuai dengan tingkat pengukurannya dan menunjukkan
kedudukan variable dalam kerangka teoritis.
g. Instrument Penelitian
Instrument ( alat ukur ) penelitian dapat berupa kuesioner, cek list yang digunakan sebagai pedoman
observasi dan wawancara atau angket
Berisi cara pengolahan data yang akan dilakukan peneliti sehingga data hasil penelitian dapat menjadi
informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan penelitian
Metode analisa data menjelaskan bagaimana seorang peneliti mengubah data hasil penelitian menjadi
informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan penelitian. Kegiatan analisa data ini
meliputi : persiapan, tabulasi dan aplikasi data. Pada tahap analisa data inidapat menggunakan uji
statistik jika memang data dlam penelitian tersebut harus diuji dengan uji statistik
j. Keterbatasan
Dalam setiap penelitian pasti mempunyai kelemahan-kelemahan dimana kelemahan tersebut ditulis
dalam keterbatasan. Dalam bab ini disajikan keterbatasan peneliti secara teknis yang mungkin
mempunyai dampak secara metodologis maupun substantif, seperti : keterbatasan pengambilan
sampel, keterbatasan jumlah sampel, keterbatasan instrumen penelitian, keterbatasan waktu dan
sebagainya
E. DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka merupakan keterangan tentang bacaan yang dijadikan sebagai bahan rujukan dari
penulisan skripsi. Dalam daftar pustaka dapat dimasukkan tentang pustaka dari buku teks, jurnal,
artikel, internet atau kumpulan karangan lain.
F. LAMPIRAN
Lampiran memuat : keterangan atau informasi yang diperlukan pada pelaksanaan penelitian seperti :
peta, surat penelitian, kuesioner, atau data lain yang sifatnya melengkapi usulan atau proposal
penelitian.
Nah demikianlah Teknik penyusunan proposal dan contoh proposal penelitian, semoga
bermanfaat.
KERANGKA USULAN PENELITIAN ILMIAH
A. Pendahuluan
Dahulu, apabila mendengar kata “penelitian”, orang sering membayangkan suatu kesibukan yang
terjadi di laboratorium. Seorang ahli sedang asik mencermati reaksi zat-zat yang dicampur dalam
tabung reaksioner, atau sedang sibuk meneliti benda-benda berukuran mikroskopik dengan
mikroskop. Sehingga tertanam dalam benak bahwa penelitian merupakan kegiatan monopoli para
ahli bidang sains.
Anggapan tersebut memang benar, tetapi tidak sepenuhnya benar. Orang-orang di laboratorium
memang sedang melakukan penelitian, yaitu penelitian di bidang ilmu pengetahuan alam. Akan
tetapi penelitian tidak hanya dilakukan di bidang ilmu pengetahuan alam saja, melainkan dilakukan
di seluruh bidang ilmu.
Seorang pembuat roti, mengetahui takaran yang benar untuk membuat roti yang baik. Akan tetapi ia
tidak puas hanya dengan hal itu, ia terus mencoba membuat roti yang berbeda dari yang telah ada
dengan menambahkan berbagai bahan yang lain, sehingga akhirnya melahirkan roti jenis baru.
Proses eksperimen pembuat roti hingga akhirnya menghasilkan roti jenis baru itu juga merupakan
sebuah penelitian. Akan tetapi tidak melalui prosedur yang jelas, dan tidak ada laporan hasilnya
dalam bentuk tulisan.
Berbeda dengan pembuat roti, para akademisi melaksanakan penelitian dalam berbagai ilmu yang
dikuasainya dengan menggunakan prosedur-prosedur yang jelas, langkah-langkah yang terarah dan
metode-metode yang sesuai sehingga menghasilkan sesuatu yang mampu dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.
Untuk melahirkan sebuah karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, maka hendaklah
memulai langkah awal penelitian dengan baik dan benar pula. Langkah awal ini berupa penyusunan
usulan penelitian atau proposal yang kelak menentukan keberhasilan penelitian tersebut.
Makalah ini Insya Allah akan membahas tentang langkah awal penelitian berikut penyusunan
proposal penelitian agar seorang peneliti dapat membuat perencanaan dan usulan penelitian
dengan baik, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Setiap penelitian baik untuk skripsi, tesis, desertasi, dan penelitian lainnya selalu didahului dengan
penyusunan usulan penelitian atau proposal penelitian. Karena keberhasilan penelitian seringkali
terlihat dari sempurna atau tidaknya usulan penelitian yang disusun.
Proposal penelitian merupakan kerangka atau rincian prosedur kerja yang akan dilakukan pada
waktu meneliti. Proposal penelitian disusun sebagai gambaran bagaimana penelitian tersebut akan
dilakukan dan menunjukkan akan ke mana penelitian tersebut diarahkan. Juga dapat memberi
gambaran bagaimana hasil yang akan diperoleh ketika penelitian tersebut rampung.
Suatu proposal penelitian yang baik hendaknya dapat mempermudah peneliti dalam melakukan
penelitiannya. Terkadang seseorang menyusun sebuah proposal penelitian dengan sedemikian rupa
dan seideal mungkin—menurut pendapatnya—dengan memasukkan berbagai ide yang ada di
pikirannya agar mengesankan bahwa penelitian yang akan dilakukannya tersebut memiliki nilai
akademis atau praktis yang tinggi, namun yang terjadi justru usulan penelitiannya tersebut
membuatnya bingung menentukan kelanjutan penelitiannya.
Dari sekian banyak penelitian yang gagal dilakukan, pertama-pertama disebabkan tidak
sempurnanya usulan penelitian yang diajukan. Karena kesempurnaan usulan penelitian menentukan
layak tidaknya penelitian tersebut dilanjutkan. Sistematis, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah
merupakan tiga syarat utama sempurnanya sebuah proposal penelitian . Apabila salah satu syarat
tersebut hilang, maka dipastikan penelitian tersebut akan cacat dan tidak lagi bersifat ilmiah.
Dalam teori penyusunan proposal penelitian, seringkali terdapat perbedaan format atau kerangka
yang diajukan oleh para ahli. Akan tetapi apabila dikaji lebih dalam inti dan maksud sebenarnya
adalah sama.
Yang dimaksud kerangka di sini adalah pokok-pokok dari suatu usul penelitian atau proposal
penelitian, yang memberikan gambaran bagaimana suatu penelitian akan dilakukan dan bagaimana
hasil penelitian tersebut diperkirakan setelah selesai nanti.
Tiap bagian dari kerangka ini akan dikemukakan bagaimana cara penyusunannya dan apa yang harus
dikemukakan di dalamnya. Juga dijelaskan bagaimana cara menyambungnya dengan bagian yang
lain, hingga merupakan suatu rangkaian kokoh dalam suatu proposal yang utuh. Utuh yang dimaksud
adalah terpenuhinya syarat-syarat yang diminta sebagai suatu kerangka penelitian ilmiah.
Kerangka-kerangka yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Judul atau Topik penelitian. 2) Latar
belakang masalah penelitian. 3) Perumusan masalah penelitian. 4) Tujuan penelitian 5) Tinjauan
pustaka 6) Kerangka berpikir 7) Perumusan Hipotesa, dan 8) Langkah-langkah penelitian..
Kedelapan kerangka tersebut ketika selesai diolah secara benar sesuai dengan prosedur maka akan
menjadikan suatu proposal penelitian yang siap untuk diajukan.
a. Judul penelitian
Judul seringkali dianggap sepele, namun merupakan sesuatu yang penting, karena judul adalah yang
pertama terlihat dan paling sering dipertanyakan.
Judul penelitian merupakan identitas atau cermin dari jiwa seluruh pemikiran yang dituangkan
dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, judul penelitian ditulis dalam kalimat yang jelas, lugas, dan
menarik, serta mencerminkan isinya .
Berikut ini juga perlu dipertimbangkan agar judul memenuhi syarat sebagai judul yang tepat dan
baik, yaitu :
- Judul dalam kalimat pernyataan, bukan pertanyaan.
Latar belakang masalah bertolak dari adanya minat dan perhatian peneliti terhadap sesuatu yang
disinyalir mengandung masalah.
Dalam latar belakang masalah dikemukakan data dasar yang dapat menjadi acuan atau alasan
munculnya masalah penelitian. Ia dirumuskan dalam pernyataan-pernyataan yang saling
berhubungan dan di dalamnya mengandung kontradiksi atau kesenjangan. Pengungkapan
pernyataan ini bersifat deduktif, yaitu dari pernyataan bersifat umum dan berakhir pada yang
bersifat khusus. Dari pernyataan-pernyataan itu menuntut adanya masalah atau masalah-masalah.
Selanjutnya, dari pernyataan-pernyataan khusus yang disusun secara sistematik dan konsisten itu,
muncul masalah khusus yang juga dirumuskan dalam bentuk pernyataan khusus.
Pada latar belakang masalah juga haruslah dikemukakan dengan tajam, kritis, dan jelas mengenai
hal-hal sebagai berikut:
- Gambaran secara ideal dan kenyataan masalah tersebut, yang didukung oleh fakta dan data.
Setelah jelas latar belakang masalah yang dikemukakan, maka pada bagian perumusan masalah
penelitian ini tinggal dikemukakan dengan jelas masalah yang menjadi tujuan dilakukannya
penelitian tersebut. Perumusan masalah biasanya dilakukan dengan menggunakan kalimat tanya,
dan di dalamnya meliputi:
- Tidak terlalu luas dan tidak juga terlalu sempit, agar tidak membingungkan dalam melakukan
penelitian.
- Hendaknya masalah yang dirumuskan dapat membantu peneliti dalam proses pelaksanaan
penelitiannya.
Masalah penelitian adalah inti dari keseluruhan penelitian, sehingga perumusannya pun harus tepat
sesuai dengan masalah yang ingin diteliti. Keseluruhan penelitian akan selalu mengacu pada masalah
yang dihadapi sehingga proses penelitian berjalan terarah. Dan kesimpulan penelitian adalah
merupakan jawaban dari rumusan masalah yang diajukan.
d. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan hasil akhir yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian yaitu
terjawabnya masalah penelitian. Ia merupakan muara dari suatu penelitian. Tujuan penelitian
berhubungan secara fungsional dengan rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik,
terbatas, dan dapat diperiksa dengan hasil penelitian.
e. Tinjauan pustaka
Dalam rencana penelitian, ada dua unsur yang memiliki fungsi yang hampir sama, yaitu tinjauan
pustaka, dan kerangka berpikir. Keduanya menjadi pengarah secara substansial terhadap tahapan
kegiatan penelitian berikutnya. Namun demikian, keduanya memiliki perbedaan. Pertama, uraian
dalam tinjauan pustaka dijadikan rujukan dalam perumusan kerangka berpikir. Kedua, rumusan
dalam tinjauan pustaka sepenuhnya digali dari bahan yang ditulis oleh para ahli di bidang itu yang
berhubungan dengan penelitian. Ketiga, dalam kerangka berpikir, rumusan sepenuhnya menjadi
milik peneliti dengan mempertimbangkan pandangan atau informasi yang dirumuskan dalam
tinjauan pustaka, kemudian dijadikan rujukan dalam kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan.
Tinjauan pustaka dapat berupa penelitian-penelitian yang telah lampau yang mengambil tema, atau
objek yang sama sebagai bahan penelitiannya dengan metode atau teori yang berbeda, atau
menggunakan metode dan teori yang sama tetapi dengan objek yang berbeda.
f. Kerangka berpikir
Kerangka berpikir dapat berupa kerangka teori dan dapat pula berupa kerangka penalaran logis.
Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang teori-teori
yang akan dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan; merupakan teori mengenai
variable-variabel permasalahan yang akan dihadapi.
Sedangkan kerangka penalaran logis merupakan urutan berpikir logis, sebagai suatu ciri cara berpikir
ilmiah yang akan digunakan dan cara menggunakan logika tersebut dalam memecahkan masalah.
Kerangka berpikir bersifat operasional yang diturunkan dari satu atau beberapa teori, atau dari
pernyataan-pernyataan yang logis. Ia berhubungan dengan masalah penelitian dan menjadi
pedoman dalam perumusan hipotesis yang akan diajukan.
g. Perumusan hipotesa
Bertolak dari permasalahan yang timbul, maka hipotesa adalah sebagai jawaban atau anggapan
sementara untuk menjawabnya . Ada dua jenis jawaban permasalahan yang dapat dikemukakan
sesuai dengan taraf pencapaiannnya yaitu;
Pertama, jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf ‘teoritik’, dicapai melalui studi
pustaka. dan kedua, jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf ‘praktek’, diperoleh
setelah penelitian selesai dilakukan, yaitu setelah pengolahan data dilakukan.
Maka berdasarkan kedua hal di atas, maka hipotesa adalah jawaban permasalahan jenis pertama,
yaitu kebenaran pada tahap teoritik, sehingga perlu diuji kebenarannya pada tahap praktek. Maka
hipotesa tidak dapat menjadi kesimpulan kecuali setelah diuji kebenarannya melalui pengolahan
data dan penelitian selesai dilakukan.
Dalam penyusunan hipotesa tersebut, peneliti terikat dengan permasalahan yang diajukan.
Demikian pula dengan kerangka teori yang telah dikemukakan dan diteliti variable-variabelnya untuk
kemudian dicarikan datanya melalui kerangka konsep yang telah dikemukakan. Dalam merumuskan
hipotesa, peneliti menggunakan intuisi yang tajam, setelah memperhatikan masalah yang
dikemukakan dan teori yang digunakan dalam penelitiannya. Sehingga hipotesa yang
dikemukakannya dapat diuji melalui teori-teori tersebut yang mengacu kepada data-data yang
didapatkan selama penelitian tersebut.
Penentuan metode penelitian, metode penelitian ditentukan sesuai dengan penelitian yang akan
dihadapi berdasarkan tempat, jenis, ataupun karakteristik penelitian, berdasarkan tempat; apakah
itu studi yang membutuhkan terjun ke lapangan, maka metode yang digunakan adalah field research
(studi lapangan), atau apabila penelitian tersebut hanya memerlukan data-data dari berbagai buku
maka penelitian tersebut adalah library research (studi pustaka). Dan sebagainya.
i. Langkah-langkah penelitian
Langkah-langkah penelitian, lazim disebut prosedur penelitian secara garis besar mencakup;
penentuan metode penelitian, penentuan jenis data, penentuan sumber data, inventarisasi data,
analisis data, dan penentuan kesimpulan. Kesemuanya ini merupakan langkah penelitian yang biasa
dan mesti ada dan dilakukan dalam penelitian ilmiah.
D. Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989)
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 1989)
Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 1993).
Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2003)
, Pilar-Pilar Penelitian Hukum Islam dan Pranata Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004)
Cik Hasan Bisri dan Eva Ruvaidah, Model Penelitian Agama dan Dinamika Sosial, (Jakarta Raja
Grafindo Persada, 2002)
ide awal menulis ini adalah fenomena tugas akhir mahasiswa yang biasanya
mengharuskan mereka memilih diantara dua pendekatan penelitian yaitu
kuantitatif dan kualitatif.
Yang dimaksud deskriptif itu berarti penelitian kualitatif ini berupaya untuk
menggambarkan si subjek/partisipan/peristiwa/fenomena itu saja, sehingga
‘tidak boleh’ si peneliti untuk menarik kesimpulan umum atau menggeneralisasi
ke populasi.
Maka pada penelitian kualitatif, ‘letak’ analisa dan literatur review adalah pada
akhir penelitian. Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang deduktif, yang
mempersyaratkan asumsi awal (literatur review) yang kuat untuk kemudian
dibuktikan, penelitian kualitatif biasanya longgar di awal namun mesti penuh
pemikiran dan analisa di akhir.
Hal ini biasanya berdampak pada tata cara penulisan. Biasanya pada penelitian
kualitatif bagian awal latar belakang banyak diisi oleh fenomena dan peristiwa
yang membuat hal tersebut menarik dan unik untuk diteliti. Berbeda dengan
penelitian kuantitatif yang mempersyaratkan adanya tinjauan literatur yang
kaku dan lengkap.
Selanjutnya,
Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan statistik tetapi
melalui pemberian makna dari data yang didapatkan serta interpretasi. Artinya,
penelitian kualitatif tidak menggunakan simbol angka. Sehingga tidak tepat bila
penggunaan angka/simbol lain menjadi penanda analisa kualitatif.
Ada beberapa jenis penelitian kualitatif. Hal ini penting karena sempat beberapa
mahasiswa yang saya uji proposal penelitian kualitatifnya salah mengartikan
‘wawancara’ malah sebagai jenis penelitian kualitatif. Padahal yang betul adalah
‘wawancara’ salahsatu cara pengambilan data penelitian kualitatif.
Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang
dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan
penelitian ini adalah mengungkap turning point moment atau epipani yaitu
pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup
seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut
memposisikan dirinya sendiri.
Jenis penelitian seperti ini bisa beragam. Bila kita dapat bertemu langsung
dengan sang tokoh atau individu yang ingin ditulis, maka bisa dengan
wawancara terhadap orangnya langsung atau terhadap orang-orang yang
pernah dekat atau mengetahui betul si individu. Apabila di jaman yang berbeda
tentu mengharuskan peneliti mengumpulkan ‘testimoni’ dari berbagai sumber
terkait dengan individu yang ingin kita kaji.
Biasanya jenis analisa data dan penyajian data untuk penelitian biografi selalu
berupa narasi. Artinya kita nantinya menceritakan kisah individu sesuai
kronologis kehidupannya, untuk kemudian ditampilkan ‘episode-episode’
penting yang merupakan inti utama dari penelitian biografi tersebut.
Penelitian biografi ini sangat sering kita dapati pada media-media nasional baik
itu televisi, berupa buku maupun lain-lain. Sehingga saya pikir tidak akan sulit
bagi kita untuk melakukan penelitian biografi.
Penelitian selanjutnya yang saya ingin bahas adalah studi kasus, grounded
theory, dan fenomenologi. Ketiga jenis penelitian ini akan saya bahas
persamaannya terlebih dahulu untuk kemudian saya jelaskan keunikan dan
perbedaan masing-masing secara terpisah.
Hal ini penting karena seringnya kebanyakan peneliti agak sulit membedakan
apakah penelitiannya termasuk kedalam studi kasus, grounded, atau
fenomenologi.
Nah, lalu seperti apa perbedaanya? Akan saya coba kupas satu-satu
Grounded theory
Sepemahaman dan sepengalaman saya, pendekatan penelitan ini mencoba
untuk menjelaskan individu, kelompok atau sebuah peristiwa dari teori-teori
yang sudah ada. Jadi nantinya peneliti akan mencoba untuk menganalisa makna
atau arti dari kondisi individu/kelompok/peristiwa tertentu dan
menghubungkannya dengan teori-teori yang sekira-nya bisa menjelaskan atau
berhubungan dengan konteks yang diteliti.
Jadi, jika pada grounded theory kasusnya bisa apa saja, bisa tidak unik atau
gejala umum di masyarakat. Namun dalam studi kasus, peristiwa atau
fenomenanya mestilah hal yang luar biasa dan unik.
Perbedaan kedua terutama pada analisa. Bila pada grounded theory , peneliti
mencoba menjelaskan fenomena dari berbagai macam teori yang sudah ada,
pada studi kasus peneliti mensintesa teori-teori yang sudah ada dan berusaha
untuk memformulasikan teori/asumsi/penjelasan baru
yangkhas dengan kasus/fenomena yang diteliti.
Fenomenologi (phenomenology)
Nah, jenis penelitian ini menurut saya yang tersulit terutama bagi peneliti
pemula. Maka biasanya saya menyarankan tidak digunakan untuk skripsi,
mungkin untuk disertasi lebih cocok karena peneliti sudah terbiasa melakukan
penelitian.
Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan
dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell
(1998:54),
Etnografi (Ethnography)
Etnografi merupakan studi yang sangat mendalam tentang perilaku yang terjadi
secara alami di sebuah budaya atau sebuah kelompok sosial tertentu untuk
memahami sebuah budaya tertentu dari sisi pandang pelakunya.
Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain dimana lazimnya data dianalisis
setelah selesai pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi
dianalisis di lapangan sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data
dikumpulkan.
Banyak yang salah persepsi soal etnografi. Etnografi bukanlah studi soal suku,
tapi studi soal komunitas/kelompok. Banyak yang salah mengartikan karena
mengira etnik itu sama dengan suku. Padahal etnos dalam bahasa aslinya itu
artinya kelompok/komunitas. Jadi ketika kita mencoba masuk dalam sebuah
komunitas, lalu melaporkan temuan-temuan kita terkait budaya dan perilaku
yang ada dalam komunitas tersebut, itu bisa disebut sebagai penelitian
etnografi.
Contoh penelitian etnografi bisa kita tonton dalam film Box Office Hollywood
berjudul ‘Avatar’. Film itu isinya seorang manusia, berusaha untuk bisa
mempelajari suku Nav’i (manusia biru) yang berasal dari planet lain. Cara
mengambil data, dan pelaporan penelitiannya juga sangat menunjukan cara-
cara penelitian etnografi. Jadi jika ingin tau secara detail soal etnografi, tinggal
tonton ‘Avatar’.
William, Kurz, Summer, dan Crabb (2012) melakukan analisis wacana terhadap ini,
dan menyatakan bahwa bangunan realitas wajib ASI ini membuat ibu-ibu justru
merasa bersalah dan berdosa bila tidak bisa memberi ASI dan malah membuat 'seret'
ASI.
2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep
(variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari
datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya.
7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara
deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data
dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif,
yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup
responden, life story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah
penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi
serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.
8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang
penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa
dan pandangan responden.
10. Dari segi analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan
data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif
analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan
data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi,
mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.
11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu
sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para
responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar
responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan
informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau
kuesioner.
12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui
pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang
yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi
yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi
yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut
merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden. Di sisi
lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan
hasil perhitungan atau analisis statistik.
2. Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat),
pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan
perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan
gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk
membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan
pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap
pengukuran tersebut.
3. Dokumen
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat,
catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat
utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang
kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.
Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi,
surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen
pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website,
dan lain-lain.
Wallahualam
Berikut secara berturut-turut menyajikan contoh jurnal penilaian sikap spiritual dan sikap sosial oleh
wali kelas.
Apabila catatan perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial dijadikan satu, perlu ditambahkan satu
kolom KETERANGAN di bagian paling kanan untuk menuliskan apakah perilaku tersebut sikap
SPIRITUAL atau sikap SOSIAL. Lihat tabel berikut: