Anda di halaman 1dari 39

Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk memperoleh pengetahuan yang benar, salah satunya adalah dengan menggunakan ilmu.
Sesuatu yang bersifat ilmu adalah ilmiah. Ilmu yang diperoleh dari hasil penelitian atau studi disebut
ilmu pengetahuan. Disini terdapat perbedaan antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan.
Pengetahuan bisa disebut sebagai ilmu jika pengetahuan itu sistematis, metodis dan koheren.
Sistematis dalam arti pengetahuan itu disusun berdasarkan system tertentu. Metodis dalam arti
bahwa pengetahuan itu diperoleh dan dikembangkan berdasarkan metode tertentu. Dan terakhir,
koheren dalam arti bahwa pengetahuan itu merupakan suatu kesatuan yang padu, yang masing-
masing bagiannya saling mendukung sampai trbentuk suatu harmoni “tumbuhan pengetahuan yang
kompak”.[1]

Pada dunia penelitian hal-hal yang bersifat sistematis, metodis dan koheren mutlak diperlukan guna
menghadapi berbagai permasalahan yang perlu dipecahkan baik bersifat ilmiah maupun terapan.
Agar kegiatan penelitian tersebut sistematis, metodis dan koheren maka diperlukan statement yang
memuat rencana penelitian yang dituangkan ke dalam proposal penelitian. Proposal penelitian ini
secara komprehensif memuat komponen-komponen yang dapat menggambarkan hubungan
mendasar antara komponen peneliti, komponen pemberi dana dan komponen yang akan
menggunakan hasil penelitian.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistematika proposal penelitian kualitatif?

2. Bagaimana cara menyusun proposal penelitian kualitatif?

C. Tujuan Penulisan

1. Memberitahu pembaca tentang sistematika proposal penelitian kualitatif.

2. Memberitahu pembaca tentang cara menyusun proposal penelitian kualitatif.

3. Sebagai tugas formatif mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Sistematika Proposal Penelitian Kualitatif

Dalam buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan dijelaskan bahwa
proposal penelitian dalam rangka penulisan skripsi harus berisi sekurang-kurangnya hal-hal berikut.

1. Judul.

2. Masalah penelitian

3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

4. Landasan Teoretis dan Kerangka Berpikir.

5. Hasil Penelitian yang Relevan minimal 3 buah.

6. Metodologi Penelitian.

7. Daftar Pustaka

8. Rancangan Outline (Sistematika Isi).

9. Halaman proposal skripsi minimal 10 lembar.[2]

Adapun sistematika proposal skripsi dalam buku pedoman tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Latar Belakang Masalah.

2. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah.

3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

4. Kajian Teori.

5. Hasil Penelitian yang Relevan.

6. Metodologi Penelitian.

7. Daftar Pustaka.

8. Rancangan Outline (Sistematika Isi).[3]

Sistematika proposal yang disebutkan diatas merupakan sistematika proposal penelitian secara
umum. Adapun menurut Prof. Dr. H. Burhan Bungin, S.Sos, M.Si dalam bukunya Penelitian Kualitatif:
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan ilmu Sosial Lainnya bahwa secara teoritis, format desain
penelitian kualitatif berbeda dengan format penelitian kuantitatif, perbedaannya terletak pada
kesulitan di dalam membuat desain penelitian kualitatif itu sendiri karena pada umumnya penelitian
kualitatif itu tidak berpola. Burhan membagi format desain penelitian kualitatif ke dalam tiga model,
yaitu format deskriptif, format verifikatif, dan format grounded theory.[4]

Tentunya perbedaan format penelitian kualitatif ini mempengaruhi model penelitian sehingga hasil-
hasil penelitiannya juga akan berbeda-beda sesuai dengan format metodologisnya. Adapun contoh
format dari ketiga model penelitian tersebut akan dijelaskan di bawah ini, tentunya format-format
ini dapat dikembangkan lagi dalam penelitian di lapangan.

1. Format konstruksi desain penelitian kualitatif deskriptif[5]


I. PENDAHULUAN

a. Judul Penelitian

b. Latar Belakang Masalah

c. Masalah Penelitian

d. Tujuan Penelitian

e. Tinjauan Pustaka/ Teori dan Kesimpulan Teoritis yang digunakan

II. METODE PENELITIAN

a. Obyek dan Informan Peneliti

b. Cara memperoleh Sumber Data dan Penentuan Unit Analisis Penelitian

c. Metode Pengumpulan Data dan Keabsahan Data

d. Metode Analisis Data

e. Rancangan Pembahasan (Diskusi) Hasil Penelitian

f. Rancangan Laporan Penelitian

2. Format konstruksi desain penelitian kualitatif verifikatif[6]

I. PENDAHULUAN

a. Menemukan Tema Penelitian yang Diinginkan

b. Memulai Berpikir tentang Metode yang akan Digunakan

c. Bagaimana memfokuskan Cara Berpikir dengan Metode serta Research Question

d. PENGGUNAAN METODE DAN LAPORAN PENELITIAN

a. Cara Menemukan Informan Penelitian

b. Metode Penelitian dan Strategi Menggunakan Metode Penelitian

c. Penggunaan dan Bagiamana Mengintegrasikan dan Informan

d. Memutuskan Penggunaan Metode Penelitian

e. Membuat Catatan Harian

f. Triangulasi untuk Antisipasi Kelemahan Proses Analisis Data dan Sumber Data yang Digunakan

g. Bentuk Draf Laporan Penelitian yang Diharapkan

3. Format konstruksi desain penelitian kualitatif Grounded Theory[7]

TAHAP I OBSERVASI PENDAHULUAN

TAHAP II PENGUMPULAN DATA

TAHAP III PENGUMPULAN DATA LANJUTAN


B. Menyusun proposal Penelitian Kualitatif

Langkah pertama yang harus diperhatikan oleh para peneliti dalam persiapan penelitian diantaranya
adalah: membuat perencanaan penelitian dengan mengikuti atau mematuhi ketentuan dan etika
penelitian yang berlaku. Ketentuan penelitian yang harus dilakukan terlebih dahulu, antara lain
adalah mengidentifikasi masalah, merumuskan tujuan penelitian, dan menetapkan jenis penelitian.
Bertolak dari ketentuan penelitian tersebut, peneliti melakukan langkah-langkah yang sistematis dan
teratur serta berpikir logis. Langkah-langkah sistematis sebagaimana diuraikan di atas, pada
umumnya sudah merupakan standar dan baku.[8]

Penyusunan proposal penelitian harus meliputi beberapa komponen di bawah ini:

1. Halaman Judul

Halaman judul ini pada umumnya berisi tentang topik penelitian yang hendak diteliti, nama
pembimbing dan nama peneliti, dan lembaga penyelenggara penelitian dan bagian pengesahan yang
menunjukkan bahwa proposal telah dibuat dan disetujui oleh pembimbing. Mengutip penjelasan
dari Prof. Dr. Hamid Darmadi, M.Pd, “Judul harus singkat dan jelas serta mengisyaratkan fenomena
dan fokus kajian penelitian. Penulisan judul sedapat mungkin menghindari berbagai tafsiran dan
tidak bias makna”[9]

Contoh judul penelitian misalnya:

“ Studi Kasus tentang Pengembangan SMA Tunas Bangsa Menjadi Skolah Berwawasan Keunggulan di
Kota P”

2. Halaman Kata Pengantar

Halaman pengantar ini merupakan satu atau beberapa halaman dimana peneliti secara khusus
memberikan pengertian kepada para pembaca tentang kegiatan yang hendak dilaksanakan, juga
dapat berisi ucapan terima kasih kepada pimpinan formal maupun orang-orang yang ditokohkan,
karena telah berjasa dalam penelitian.[10]

3. Pendahuluan

Komponen pendahuluan menunjukkan bahwa proposal penelitian telah menyangkut beberapa


aspek penting seperti:

a. Latar belakang, merupakan informasi yang berkaitan erat dengan peristiwa, era, isu yang
memberikan uraian dimunculkannya penelitian.

b. Identifikasi permasalahan, yang mencakup bermacam-macam permasalahan yang mungkin


muncul dan berkaitan erat dengan masalah yang hendak diteliti.

c. Pembatasan masalah, mengambil batas kepada permasalahan yang penting dan sesuai dengan
kemampuan peneliti saja yang ditampilkan untuk dicari solusinya.

d. Rumusan masalah, yang merupakan petunjuk yang memberikan arah, kemana peneliti harus
mencari data di lapangan dan menganalisis untuk mencari jawaban yang sebenarnya.

e. Tujuan penelitian, merupakan ujung akhir yang hendak dicapai oleh para peneliti,
f. Hasil penelitian, merupakan harapan peneliti terhadap hasil yang dicapai, dan kegunaan hasil
penelitian baik secara praktis di masyarakat maupun bagi pengembangan teoritis.[11]

4. Kajian pustaka atau Landasan Teori

Bagian ini merupakan kajian teori dari bermacam-macam sumber informasi yang berkaitan erat
dengan permasalahan penelitian yang hendak dipecahkan.[12] Kajian pustaka pada penelitian
kualitatif bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir
dengan suatu “teori”.[13]

5. Metode penelitian

Komponen ini pada umumnya merupakan bab berikutnya setelah kajian pustaka ditampilkan.
Komponen metodologi pada umumnya mencakup penjelasan secara singkat tentang aspek-aspek
metode penelitian yang digunakan[14], diantaranya:

a. Tempat penelitian

Dalam hal ini, perku dikemukakan identifikasi karakteristik lokasi/ tempat dan alasan memilih lokasi
serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut.

b. Pendekatan dan jenis penelitian

Pada bagian ini peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif, dan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini digunakan. Slain itu, juga
dikemukakan orientasi teoritik, yaitu landasan berpikir untuk memahami makna suatu gejala.
Peneliti juga perlu mengemukakan jenis penelitian yang digunakan, apakah etnografis, studi kasus,
groundd theory, interaktif, ekologis, partisipatoris, atau penelitian tindakan.[15]

c. Sumber dan jenis data

Pngambilan sampel sumber data dalam penelitian kualitatif harus dilakukan dengan penuh kehati-
hatian. Karena tujuan pengambilan sampel sumber data adalah untuk mendapatkan informasi (data)
sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan generalisasi. Teknik penjaringan data perlu
dikemukakan supaya kredibilitas datanya dapat dijamin. Data yang diperoleh dari sumber data perlu
diperhatikan jenisnya.[16]

d. Instrumen dan teknik pengumpulan data yang digunakan

Pada bagian ini dikemukakan bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen kunci sekaligus pengumpul
data. Oleh karena itu, keberadaan peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak dan harus
digambarkan secara eksplisit dalam laporan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif harus disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data lebih
banyak pada observasi partisiptif, wawancara mendalam, dan dokumentasi, serta pengumpulan data
lainnya yang dapat menunjang kelengkapan data.

6. Jadwal kegiatan penelitian/lapangan

Komponen ini berisi sekuensi waktu, dimana satu kegiatan dan kegiatan lainnya dilakukan oleh
peneliti. Bagi para peneliti jadwal penelitian penting untuk memberikan petunjuk dan beban
pekerjaan yang dilakukan oleh para peneliti, sehingga mereka dapat mengatur intensitas kegiatan
menjadi konstan. Jadwal penelitian juga bermanfaat dalam menghitung biaya yang digunakan untuk
menyelesaikan penelitian secara keseluruhan.[17]
7. Rencana anggaran/estimasi biaya (jika diperlukan)

8. Analisis Data

Analisis data penelitian kualitatif dilakukan selama dan setelah pengumpulan data dengan teknik-
teknik tertentu, diantaranya analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponensial, dan analisis
tema.[18]

9. Hasil Penelitian

Hasil penelitian biasanya merupakan bagiqan terakhir yang penting peranannya, pada bab ini
menunjukkan hasil akhir dari proses penelitian. Disamping itu, bab ini juga umumnya berisi tentang
implikasi atau hasil penelitian peneliti atas diperolehnya hasil penelitian dalam pemanfaatan hasil-
hasi penelitian dan saran-saran yang direncanakan untuk lebih memanfaatkan hasil penelitian.[19]

10. Abstrak

Abstrak penelitian adalah bagian dari laporan penelitian yang di dalamnya berisi uraian secara
singkat dan jelas tentang proses penelitian. Abstrak pada umumnya dapat berisi antara 75-300 kata.
Uraian abstrak biasanya diuraikan secara narasi dalam spasi satu. Hal ini berarti lebih rapat jika
dibandingkan dengan laporan hasil penelitian yang pada umumnya antara basis berspasi dua. Oleh
karena isi abstrak dalam jumlah kata yang terbatas, maka perlu bagi peneliti untuk dapat
memberikan gambaran tentang penelitian secara jelas dan singkat. Abstrak pada umumnya berisi
tentang tujuan penelitian, metode yang digunakan dan hasil yang diperoleh dari penelitian
tersebut.[20]

11. Daftar Pustaka

Daftar pustaka atau bibliografi merupakan sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel
dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau
sebagian dari karangan yang telah digarap.[21]

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

proposal penelitian dalam rangka penulisan skripsi harus berisi sekurang-kurangnya hal-hal berikut:
Judul, masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, landasan teoretis dan kerangka berpikir,
hasil penelitian yang relevan, metodologi penelitian, daftar pustaka, rancangan Outline (sistematika
isi).

Adapun sistematika proposal skripsi yaitu: latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan, dan
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian teori, hasil penelitian yang relevan,
metodologi penelitian, daftar pustaka, dan rancangan Outline (Sistematika Isi).
Langkah pertama yang harus diperhatikan oleh para peneliti dalam persiapan penelitian diantaranya
adalah: membuat perencanaan penelitian dengan mengikuti atau mematuhi ketentuan dan etika
penelitian yang berlaku.

Penyusunan proposal penelitian harus meliputi beberapa komponen, yaitu: halaman judul, halaman
kata pengantar, pendahuluan (terdiri dari latar belakang, identifikasi permasalahan, pembatasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hasil penelitian), kajian pustaka atau landasan
teori, metode penelitian, (terdiri dari tempat penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, sumber
dan jenis data, instrumen dan teknik pengumpulan data yang digunakan), jadwal kegiatan
penelitian/lapangan, rencana anggaran/estimasi biaya (jika diperlukan), analisis data, hasil
Penelitian, abstrak, dan daftar pustaka.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Sayuthi. 2002. Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Teori dan Praktek. Jakarta: Raja
Grafindo Persada

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta: Kencana

Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial: Teori dan Praktek. Bandung:
Alfabta

Gunawan, Imam. 2013. Medode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara

Nn. 2013. Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta

[1] Sayuthi Ali, Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Teori dan Praktek, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2002), h. 145

[2] Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2013, h. 6

[3] Ibid, h,7

[4] Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), Ed. 2, cet. 5, h.67

[5] Ibid, h. 70

[6] Ibid, h. 71

[7] Ibid, h. 73

[8] Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial: Teori dan Praktek, (Bandung: Alfabta,
2014), h. 296
[9] Ibid, h. 289

[10] Ibid, h. 303

[11] Ibid

[12] Ibid

[13] Imam Gunawan, Medode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013)

[14] Hamid Darmadi, Op. Cit. h. 304

[15] Imam Gunawan, Op. Cit. h. 277

[16] Nn, Sistematika Penulisan Proposal Penelitian.Pdf, h. 2

[17] Hamid Darmadi, Loc. Cit

[18] Sistematika Penulisan Proposal Penelitian. Op. Cit, h. 3

[19] Hamid Darmadi, Op. Cit. h. 305

[20] Ibid

[21] Sayuthi Ali, Op.Cit, h. 192


Contoh Proposal Penelitian
A. HALAMAN JUDUL
Halaman judul memuat : judul, jenis laporan, lambang Perguruan Tinggi, nama dan NIM, nama
jurusan, nama program studi, nama perguruan tinggi dan tahun pengajuan.
1. Judul Usulan Penelitian : Judul hendaknya dibuat singkat dan jelas, menggambarkan konsep
dan topik dari penelitian dan menggambarkan adanya keterkaitan antara variable, lokasi
penelitian dan tahun penelitian. Diketik dengan menggunakan huruf kapital, tidak boleh
disingkat dan format ketikan dalam bentuk piramida terbalik ( V ).
2. Jenis Laporan : Jenis laporan adalah usulan penelitian.
3. Lambang Institusi Perguruan Tinggi
4. Nama mahasiswa dan NIM
5. Nama Jurusan
6. Nama Program Studi
7. Nama Perguruan Tinggi
8. Tahun Pengajuan : Tahun pengajuan adalah tahun dimana usulan penelitian tersebut
diajukan
B. HALAMAN PERSETUJUAN
Halaman persetujuan memuat : judul usulan penelitian, persetujuan dosen pembimbing beserta tanda
tangan dan waktu persetujuan
C. DAFTAR ISI
Daftar Isi merupakan daftar yang menunjukkan isi bagian-bagian dalam skripsi maupun sub-sub
bagiannya beserta nomor halamannya.
D. ISI

Dibagian isi terdiri dari beberapa bab dan dari beberapa bab tersebut masih terdapat beberapa sub
bab.

BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Latar belakang memuat: gambaran tema permasalahan di lokasi penelitian yang akan dibahas dan
berkaitan dengan penelitian yang akan dijalankan, diuraikan dari masalah yang luas ke arah masalah
yang khusus. Oleh karena itu diperlukan data studi awal di lokasi tempat penelitian.
Ada 4 kriteria latar belakang yang baik:
1. Adanya “seriousness of problem”,
2. Adanya “sense of urgency” ( masalah yang harus segera ditangani
3. Adanya “political will” (kebijaksanaan dari organisasi atau politis
4. Adanya “manage – ability” ( direkomendasikan oleh pihak manajemen ).
Latar belakang ini juga harus mampu menjawab pertanyaan “mengapa memilih topik tersebut”
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang tegas dan jelas, serta
menggambarkan arah hubungan antar dua variabel atau lebih. Misalnya adakah, apakah,
bagaimanakah, dan lainnya.
3. Batasan Masalah
Batasan masalah adalah pembatasan ruang lingkup yang dilakukan dalam penelitian, dimana
pembatasan tersebut meliputi: tema/topik, area atau wilayah yang diteliti, sumber informasi, lokasi
penelitian serta waktu penelitian
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian meliputi :

a. Tujuan Umum ; Meliputi tujuan yang akan dicapai secara menyeluruh yang dapat menjawab tema
/ judul penelitian
b. Tujuan Khusus ; Meliputi jabaran atau rincian dari tujuan umum secara operasional sesuai dengan
perumusan dan pembatasan masalah. Tujuan khusus akan menggambarkan hasil dan pembahasan
yang akan diperoleh dari penelitian ini.
5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian meliputi: 1) manfaat bagi pengguna (user), 2) pengembangan keilmuan dan 3)
bagi peneliti, sehingga scara khusus hasil penelitian memberikan masukan bagi si peneliti, masyarakat,
instansi terkait dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta diharapkan dapat dijadikan
pertimbangan sebuah kebijakan
6. Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian mencerminkan kemampuan mahasiswa untuk menelusuri dan mengidentifikasi


penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian yang dilakukannya.Setiap penelitian
dilakukan dalam konteks lingkungan yang berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, sekalipun
penelitian tersebut merupakan replikasi penelitian sebelumnya. Pernyataan tentang keaslian
penelitian meliputi identifikasi persamaan penelitian sebelumnya yang sangat relevan dan
perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukannya.

Perbedaan dan persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu dapat meliputi : kerangka teori,
penerapan teori dalam situasi spesifik atau populasi khusus atau generalisasi teori pada populasi yamg
lebih luas, kerangka konsep, rancangan penelitian, instrument penelitian, dan teknik analisis atau
pemodelan data. Penyajiannya dapat dalam bentuk matriks persamaan dan perbedaan penelitian
sebelunya.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan penelusuran kepustakaan untuk mengidentifikasi makalah dan buku
yang bermanfaat dan ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan serta merujuk pada semua
hasil penelitian terdahulu pada bidang tersebut. Tinjauan pustaka disusun berdasarkan tujuan
penelitian, pertanyaan penelitian dan masalah yang akan dipecahkan. Sumber yang dipakai
dalam tinjauan pustaka harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulis dan tahun terbit
dengan model Vancouver. Format penyajiannya dimulai tinjuan teori untuk variabel independen,
variabel dependen dan keterkaitan antar variabel yang diteliti dengan mengacu pada penelitian
sebelumnya.
a. Landasan Teori
Landasan teori menguraikan kerangka teori yang merujuk pada referensi berbagai ahli tertentu
maupun berbagai teori-teori yang ada yang nantinya akan mendasari hasil dan pembahasan secara
detail, dapat berupa definisi-definisi atau model matematis yang langsung berkaitan dengan tema atau
masalah yang diteliti. Teori-teori yang dirujuk harus mengacu pada variabel-variabel yang diteliti.
Dimulai dari penjelasan tema, variabel independen dan variabel dependennya atau faktor-faktor yang
diteliti serta dijelaskan teori-teori tersebut untuk mendukung hipotesis yang akan diajukan.

Baca juga : Proposal Penelitian Tindakan Kelas

b. Kerangka Teori
Kerangka teori terdiri dari teori-teori atau isu-isu dimana penelitian kita terlibat di dalamnya dan
memberikan panduan pada saat peneliti membaca pustaka.Kerangka teori tidak dapat dikembangkan
kalau peneliti belum mempelajari pustaka dan sebaliknya kalau peneliti belum mempunyai kerangka
teori maka peneliti tidak akan dapat membaca pustaka dengan efektif.
c. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian merupakan operasionalisasi keterkaitan antar variabel-variabel yang
berasal dari kerangka teori dan biasanya berkonsentrasi pada satu bagian dari kerangka teori.
Kerangka konsep menggambarkan aspek-aspek yang telah dipilih dari kerangka teori untuk dijadikan
dasar masalah penelitiannya. Jadi kerangka konsep timbul dari kerangka teori dan berhubungan
dengan masalah penelitian yang spesifik.
d. Hipotesis
Hipotesis memuat : pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka
dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi. Hipotesis tidak selalu harus ada
tergantung pada jenis dan tujuan penelitian. Oleh karena itu hipotesis harus diuji kebenarannya dan
pengujiaannya harus mendasarkan pada kaidah-kaidah keilmuan (scientific methods) yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Ciri-ciri hipotesis yaitu :
1. Dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan kalimat tanya
2. Hipotesis hendaknya berkaitan dengan bidang ilmu yang akan diteliti
3. Hipotesis harus dapat diuji yaitu terdiri dari variable yang dapat diukur dan dapat dibanding-
bandingkan sehingga diperoleh hasil yang obyektif
4. Hipotesis hendaknya sederhana dan terbatas ( tidak menimbulkan perbedaan pengertian dan
tidak terlalu luas sifatnya )
BAB III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian memuat : jenis penelitian, populasi dan sample penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, hubungan variable dan definisi operasional, instrumen penelitian, pengumpulan dan
pengolahan data, metode analisis data dan keterbatasan
a. Jenis Penelitian

Berisi langkah-langkah yang akan diambil untuk membuktikan kebenaran hipotesis.

b. Populasi dan Sample

Berisi cara pengambilan sample, besar sample, cara pengumpulan sample, teknik penarikan sample.

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek
maupun obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi bukan hanya orang, tetapi semua benda yang memiliki sifat
atau cirri yang bisa diteliti.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

c. Lokasi dan Waktu Penelitian

Berisi mengenai tempat / lokasi penelitian beserta waktu yang dipergunakan melakukan penelitian

d. Variabel

Berisi keterangan tentang variable atau factor yang diamati atau diteliti dalam suatu penelitian

e. Definisi Operasional

Menjelaskan bagaimana suatu variable akan diukur serta alat ukur apa yang digunakan untuk
mengukurnya. Definisi ini mempunyai implikasi praktis dalam proses pengumpulan data. Definisi
operasional mendiskripsikan variable sehingga bersifat spesifik (tidak berintegrasi ganda), terukur,
menunjukkan sifat atau macam variable sesuai dengan tingkat pengukurannya dan menunjukkan
kedudukan variable dalam kerangka teoritis.

f. Teknik Pengumpulan Data


Berisi cara pengumpulan data yang dapat berupa data primer maupun data sekunder. Berdasarkan
caranya pengumpulan data dapat berupa observasi, wawancara langsung, angket, pengukuran /
pemeriksanaan

g. Instrument Penelitian

Instrument ( alat ukur ) penelitian dapat berupa kuesioner, cek list yang digunakan sebagai pedoman
observasi dan wawancara atau angket

h. Teknik Pengolahan Data

Berisi cara pengolahan data yang akan dilakukan peneliti sehingga data hasil penelitian dapat menjadi
informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan penelitian

i. Metode Analisis Data

Metode analisa data menjelaskan bagaimana seorang peneliti mengubah data hasil penelitian menjadi
informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan penelitian. Kegiatan analisa data ini
meliputi : persiapan, tabulasi dan aplikasi data. Pada tahap analisa data inidapat menggunakan uji
statistik jika memang data dlam penelitian tersebut harus diuji dengan uji statistik

j. Keterbatasan

Dalam setiap penelitian pasti mempunyai kelemahan-kelemahan dimana kelemahan tersebut ditulis
dalam keterbatasan. Dalam bab ini disajikan keterbatasan peneliti secara teknis yang mungkin
mempunyai dampak secara metodologis maupun substantif, seperti : keterbatasan pengambilan
sampel, keterbatasan jumlah sampel, keterbatasan instrumen penelitian, keterbatasan waktu dan
sebagainya

E. DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka merupakan keterangan tentang bacaan yang dijadikan sebagai bahan rujukan dari
penulisan skripsi. Dalam daftar pustaka dapat dimasukkan tentang pustaka dari buku teks, jurnal,
artikel, internet atau kumpulan karangan lain.
F. LAMPIRAN
Lampiran memuat : keterangan atau informasi yang diperlukan pada pelaksanaan penelitian seperti :
peta, surat penelitian, kuesioner, atau data lain yang sifatnya melengkapi usulan atau proposal
penelitian.
Nah demikianlah Teknik penyusunan proposal dan contoh proposal penelitian, semoga
bermanfaat.
KERANGKA USULAN PENELITIAN ILMIAH

Oleh : Dadang Ismatullah

A. Pendahuluan

Dahulu, apabila mendengar kata “penelitian”, orang sering membayangkan suatu kesibukan yang
terjadi di laboratorium. Seorang ahli sedang asik mencermati reaksi zat-zat yang dicampur dalam
tabung reaksioner, atau sedang sibuk meneliti benda-benda berukuran mikroskopik dengan
mikroskop. Sehingga tertanam dalam benak bahwa penelitian merupakan kegiatan monopoli para
ahli bidang sains.

Anggapan tersebut memang benar, tetapi tidak sepenuhnya benar. Orang-orang di laboratorium
memang sedang melakukan penelitian, yaitu penelitian di bidang ilmu pengetahuan alam. Akan
tetapi penelitian tidak hanya dilakukan di bidang ilmu pengetahuan alam saja, melainkan dilakukan
di seluruh bidang ilmu.

Seorang pembuat roti, mengetahui takaran yang benar untuk membuat roti yang baik. Akan tetapi ia
tidak puas hanya dengan hal itu, ia terus mencoba membuat roti yang berbeda dari yang telah ada
dengan menambahkan berbagai bahan yang lain, sehingga akhirnya melahirkan roti jenis baru.
Proses eksperimen pembuat roti hingga akhirnya menghasilkan roti jenis baru itu juga merupakan
sebuah penelitian. Akan tetapi tidak melalui prosedur yang jelas, dan tidak ada laporan hasilnya
dalam bentuk tulisan.

Berbeda dengan pembuat roti, para akademisi melaksanakan penelitian dalam berbagai ilmu yang
dikuasainya dengan menggunakan prosedur-prosedur yang jelas, langkah-langkah yang terarah dan
metode-metode yang sesuai sehingga menghasilkan sesuatu yang mampu dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.

Untuk melahirkan sebuah karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, maka hendaklah
memulai langkah awal penelitian dengan baik dan benar pula. Langkah awal ini berupa penyusunan
usulan penelitian atau proposal yang kelak menentukan keberhasilan penelitian tersebut.

Makalah ini Insya Allah akan membahas tentang langkah awal penelitian berikut penyusunan
proposal penelitian agar seorang peneliti dapat membuat perencanaan dan usulan penelitian
dengan baik, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan.

B. Langkah Awal Penelitian

Setiap penelitian baik untuk skripsi, tesis, desertasi, dan penelitian lainnya selalu didahului dengan
penyusunan usulan penelitian atau proposal penelitian. Karena keberhasilan penelitian seringkali
terlihat dari sempurna atau tidaknya usulan penelitian yang disusun.

Proposal penelitian merupakan kerangka atau rincian prosedur kerja yang akan dilakukan pada
waktu meneliti. Proposal penelitian disusun sebagai gambaran bagaimana penelitian tersebut akan
dilakukan dan menunjukkan akan ke mana penelitian tersebut diarahkan. Juga dapat memberi
gambaran bagaimana hasil yang akan diperoleh ketika penelitian tersebut rampung.

Suatu proposal penelitian yang baik hendaknya dapat mempermudah peneliti dalam melakukan
penelitiannya. Terkadang seseorang menyusun sebuah proposal penelitian dengan sedemikian rupa
dan seideal mungkin—menurut pendapatnya—dengan memasukkan berbagai ide yang ada di
pikirannya agar mengesankan bahwa penelitian yang akan dilakukannya tersebut memiliki nilai
akademis atau praktis yang tinggi, namun yang terjadi justru usulan penelitiannya tersebut
membuatnya bingung menentukan kelanjutan penelitiannya.

Dari sekian banyak penelitian yang gagal dilakukan, pertama-pertama disebabkan tidak
sempurnanya usulan penelitian yang diajukan. Karena kesempurnaan usulan penelitian menentukan
layak tidaknya penelitian tersebut dilanjutkan. Sistematis, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah
merupakan tiga syarat utama sempurnanya sebuah proposal penelitian . Apabila salah satu syarat
tersebut hilang, maka dipastikan penelitian tersebut akan cacat dan tidak lagi bersifat ilmiah.

Dalam teori penyusunan proposal penelitian, seringkali terdapat perbedaan format atau kerangka
yang diajukan oleh para ahli. Akan tetapi apabila dikaji lebih dalam inti dan maksud sebenarnya
adalah sama.

C. Kerangka Usulan Penelitian (Proposal Penelitian)

Yang dimaksud kerangka di sini adalah pokok-pokok dari suatu usul penelitian atau proposal
penelitian, yang memberikan gambaran bagaimana suatu penelitian akan dilakukan dan bagaimana
hasil penelitian tersebut diperkirakan setelah selesai nanti.

Tiap bagian dari kerangka ini akan dikemukakan bagaimana cara penyusunannya dan apa yang harus
dikemukakan di dalamnya. Juga dijelaskan bagaimana cara menyambungnya dengan bagian yang
lain, hingga merupakan suatu rangkaian kokoh dalam suatu proposal yang utuh. Utuh yang dimaksud
adalah terpenuhinya syarat-syarat yang diminta sebagai suatu kerangka penelitian ilmiah.

Kerangka-kerangka yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Judul atau Topik penelitian. 2) Latar
belakang masalah penelitian. 3) Perumusan masalah penelitian. 4) Tujuan penelitian 5) Tinjauan
pustaka 6) Kerangka berpikir 7) Perumusan Hipotesa, dan 8) Langkah-langkah penelitian..

Kedelapan kerangka tersebut ketika selesai diolah secara benar sesuai dengan prosedur maka akan
menjadikan suatu proposal penelitian yang siap untuk diajukan.

a. Judul penelitian

Judul seringkali dianggap sepele, namun merupakan sesuatu yang penting, karena judul adalah yang
pertama terlihat dan paling sering dipertanyakan.

Judul penelitian merupakan identitas atau cermin dari jiwa seluruh pemikiran yang dituangkan
dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, judul penelitian ditulis dalam kalimat yang jelas, lugas, dan
menarik, serta mencerminkan isinya .

Berikut ini juga perlu dipertimbangkan agar judul memenuhi syarat sebagai judul yang tepat dan
baik, yaitu :
- Judul dalam kalimat pernyataan, bukan pertanyaan.

- Cukup jelas, singkat, dan tepat.

- Berisi variable-variabel yang akan diteliti.

- Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.

b. Latar belakang masalah

Latar belakang masalah bertolak dari adanya minat dan perhatian peneliti terhadap sesuatu yang
disinyalir mengandung masalah.

Dalam latar belakang masalah dikemukakan data dasar yang dapat menjadi acuan atau alasan
munculnya masalah penelitian. Ia dirumuskan dalam pernyataan-pernyataan yang saling
berhubungan dan di dalamnya mengandung kontradiksi atau kesenjangan. Pengungkapan
pernyataan ini bersifat deduktif, yaitu dari pernyataan bersifat umum dan berakhir pada yang
bersifat khusus. Dari pernyataan-pernyataan itu menuntut adanya masalah atau masalah-masalah.
Selanjutnya, dari pernyataan-pernyataan khusus yang disusun secara sistematik dan konsisten itu,
muncul masalah khusus yang juga dirumuskan dalam bentuk pernyataan khusus.

Pada latar belakang masalah juga haruslah dikemukakan dengan tajam, kritis, dan jelas mengenai
hal-hal sebagai berikut:

- Dasar pemikiran kenapa masalah tersebut diteliti.

- Gambaran secara ideal dan kenyataan masalah tersebut, yang didukung oleh fakta dan data.

- Identifikasi dan perivikasi masalah.

- Pembatasan ruang lingkup masalah yang akan diteliti.

c. Perumusan Masalah Penelitian

Setelah jelas latar belakang masalah yang dikemukakan, maka pada bagian perumusan masalah
penelitian ini tinggal dikemukakan dengan jelas masalah yang menjadi tujuan dilakukannya
penelitian tersebut. Perumusan masalah biasanya dilakukan dengan menggunakan kalimat tanya,
dan di dalamnya meliputi:

- Terlihatnya variable-variabel yang diteliti

- Tergambarnya populasi penelitian

- Jelas ruang lingkupnya

- Tidak terlalu luas dan tidak juga terlalu sempit, agar tidak membingungkan dalam melakukan
penelitian.

- Hendaknya masalah yang dirumuskan dapat membantu peneliti dalam proses pelaksanaan
penelitiannya.
Masalah penelitian adalah inti dari keseluruhan penelitian, sehingga perumusannya pun harus tepat
sesuai dengan masalah yang ingin diteliti. Keseluruhan penelitian akan selalu mengacu pada masalah
yang dihadapi sehingga proses penelitian berjalan terarah. Dan kesimpulan penelitian adalah
merupakan jawaban dari rumusan masalah yang diajukan.

d. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian merupakan hasil akhir yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian yaitu
terjawabnya masalah penelitian. Ia merupakan muara dari suatu penelitian. Tujuan penelitian
berhubungan secara fungsional dengan rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik,
terbatas, dan dapat diperiksa dengan hasil penelitian.

e. Tinjauan pustaka

Dalam rencana penelitian, ada dua unsur yang memiliki fungsi yang hampir sama, yaitu tinjauan
pustaka, dan kerangka berpikir. Keduanya menjadi pengarah secara substansial terhadap tahapan
kegiatan penelitian berikutnya. Namun demikian, keduanya memiliki perbedaan. Pertama, uraian
dalam tinjauan pustaka dijadikan rujukan dalam perumusan kerangka berpikir. Kedua, rumusan
dalam tinjauan pustaka sepenuhnya digali dari bahan yang ditulis oleh para ahli di bidang itu yang
berhubungan dengan penelitian. Ketiga, dalam kerangka berpikir, rumusan sepenuhnya menjadi
milik peneliti dengan mempertimbangkan pandangan atau informasi yang dirumuskan dalam
tinjauan pustaka, kemudian dijadikan rujukan dalam kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan.

Tinjauan pustaka dapat berupa penelitian-penelitian yang telah lampau yang mengambil tema, atau
objek yang sama sebagai bahan penelitiannya dengan metode atau teori yang berbeda, atau
menggunakan metode dan teori yang sama tetapi dengan objek yang berbeda.

f. Kerangka berpikir

Kerangka berpikir dapat berupa kerangka teori dan dapat pula berupa kerangka penalaran logis.
Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang teori-teori
yang akan dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan; merupakan teori mengenai
variable-variabel permasalahan yang akan dihadapi.

Sedangkan kerangka penalaran logis merupakan urutan berpikir logis, sebagai suatu ciri cara berpikir
ilmiah yang akan digunakan dan cara menggunakan logika tersebut dalam memecahkan masalah.

Kerangka berpikir bersifat operasional yang diturunkan dari satu atau beberapa teori, atau dari
pernyataan-pernyataan yang logis. Ia berhubungan dengan masalah penelitian dan menjadi
pedoman dalam perumusan hipotesis yang akan diajukan.

g. Perumusan hipotesa

Bertolak dari permasalahan yang timbul, maka hipotesa adalah sebagai jawaban atau anggapan
sementara untuk menjawabnya . Ada dua jenis jawaban permasalahan yang dapat dikemukakan
sesuai dengan taraf pencapaiannnya yaitu;
Pertama, jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf ‘teoritik’, dicapai melalui studi
pustaka. dan kedua, jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf ‘praktek’, diperoleh
setelah penelitian selesai dilakukan, yaitu setelah pengolahan data dilakukan.

Maka berdasarkan kedua hal di atas, maka hipotesa adalah jawaban permasalahan jenis pertama,
yaitu kebenaran pada tahap teoritik, sehingga perlu diuji kebenarannya pada tahap praktek. Maka
hipotesa tidak dapat menjadi kesimpulan kecuali setelah diuji kebenarannya melalui pengolahan
data dan penelitian selesai dilakukan.

Dalam penyusunan hipotesa tersebut, peneliti terikat dengan permasalahan yang diajukan.
Demikian pula dengan kerangka teori yang telah dikemukakan dan diteliti variable-variabelnya untuk
kemudian dicarikan datanya melalui kerangka konsep yang telah dikemukakan. Dalam merumuskan
hipotesa, peneliti menggunakan intuisi yang tajam, setelah memperhatikan masalah yang
dikemukakan dan teori yang digunakan dalam penelitiannya. Sehingga hipotesa yang
dikemukakannya dapat diuji melalui teori-teori tersebut yang mengacu kepada data-data yang
didapatkan selama penelitian tersebut.

h. Penentuan metode penelitian

Penentuan metode penelitian, metode penelitian ditentukan sesuai dengan penelitian yang akan
dihadapi berdasarkan tempat, jenis, ataupun karakteristik penelitian, berdasarkan tempat; apakah
itu studi yang membutuhkan terjun ke lapangan, maka metode yang digunakan adalah field research
(studi lapangan), atau apabila penelitian tersebut hanya memerlukan data-data dari berbagai buku
maka penelitian tersebut adalah library research (studi pustaka). Dan sebagainya.

i. Langkah-langkah penelitian

Langkah-langkah penelitian, lazim disebut prosedur penelitian secara garis besar mencakup;
penentuan metode penelitian, penentuan jenis data, penentuan sumber data, inventarisasi data,
analisis data, dan penentuan kesimpulan. Kesemuanya ini merupakan langkah penelitian yang biasa
dan mesti ada dan dilakukan dalam penelitian ilmiah.

D. Penutup

Dalam merumuskan proposal penelitian, kerangka-kerangka di atas amatlah penting untuk


diperhatikan agar menghasilkan sebuah penelitian yang berkualitas. Sehingga para peneliti akan
mudah dalam melakukan proses penelitian dan akan berbuah karya ilmiah yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Gaspersz, Vincent., Metode Perancangan Percobaan (Bandung: AMRICO, 1991).

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989)

Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000)

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 1989)
Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 1993).

Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2003)

, Pilar-Pilar Penelitian Hukum Islam dan Pranata Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004)

Cik Hasan Bisri dan Eva Ruvaidah, Model Penelitian Agama dan Dinamika Sosial, (Jakarta Raja
Grafindo Persada, 2002)

Diposting 27th March 2011 oleh Dadang Ismatullah

Label: ILMU UMUM


Metode Penelitian Kualitatif (terutama untuk Psikologi)

ide awal menulis ini adalah fenomena tugas akhir mahasiswa yang biasanya
mengharuskan mereka memilih diantara dua pendekatan penelitian yaitu
kuantitatif dan kualitatif.

Fenomena ini saya angkat, karena biasanya (terutama di psikologi UPI)


mahasiswa lebih memilih metode kualitatif karena ingin menghindari angka dan
statistik. Lebih malu dan merana-nya lagi, adalah bahwa alasan lain memilih
pendekatan ini adalah karena lebih mudah untuk di-copy-pasteatau diplagiasi.

Hal memperihatinkan seperti ini tentunya harus dihentikan. Bagaimana? Ya


mudah-mudahan dengan adanya tulisan ini terbuka lah wawasan, atau syukur-
syukur bisa menjadi referensi bagi yang memang ‘sungguh-sungguh berminat’
meneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

Apa itu penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung


menggunakan analisis dengan pendekatan yang induktif.

Yang dimaksud deskriptif itu berarti penelitian kualitatif ini berupaya untuk
menggambarkan si subjek/partisipan/peristiwa/fenomena itu saja, sehingga
‘tidak boleh’ si peneliti untuk menarik kesimpulan umum atau menggeneralisasi
ke populasi.

Misalnya peneliti ingin meneliti ‘kebahagiaan’ siswa pesantren, lalu peneliti


mengambil si ‘A’ untuk diambil datanya (sebagai sampel). Ketika telah didapat
data dari ‘A’ misalnya saja bahwa dia ternyata kurang bahagia di pesantren,
maka hasil ini tidak berarti bahwa seluruh siswa di pesantren tersebut tidak
bahagia. Bahkan bila yang diambil datanya lebih dari 10 orang, tetap saja tidak
diperkenankan bagi peneliti untuk dapat menggeneralisasikan temuan tersebut.
Yang dimaksud dengan induktif adalah cara atau kerangka berpikir yang
terbebas dari asumsi awal (apriori). Bila kita ingat pelajaran bahasa Indonesia
ketika SMP atau SMA, kita pasti dapat membedakan antara paragraf deduktif
dengan paragraf induktif. Beda utamanya adalah ‘letak’ si ‘pikiran utama’. Jika
deduktif maka pikiran utama terletak di awal (biasanya kalimat pertama),
sedangkan induktif pikiran utamanya terletak di akhir.

Maka pada penelitian kualitatif, ‘letak’ analisa dan literatur review adalah pada
akhir penelitian. Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang deduktif, yang
mempersyaratkan asumsi awal (literatur review) yang kuat untuk kemudian
dibuktikan, penelitian kualitatif biasanya longgar di awal namun mesti penuh
pemikiran dan analisa di akhir.

Hal ini biasanya berdampak pada tata cara penulisan. Biasanya pada penelitian
kualitatif bagian awal latar belakang banyak diisi oleh fenomena dan peristiwa
yang membuat hal tersebut menarik dan unik untuk diteliti. Berbeda dengan
penelitian kuantitatif yang mempersyaratkan adanya tinjauan literatur yang
kaku dan lengkap.

Pada intinya, penelitian kualitatif berusaha menjelaskan dibanding


membuktikan.

Selanjutnya,
Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan statistik tetapi
melalui pemberian makna dari data yang didapatkan serta interpretasi. Artinya,
penelitian kualitatif tidak menggunakan simbol angka. Sehingga tidak tepat bila
penggunaan angka/simbol lain menjadi penanda analisa kualitatif.

Contohnya, tidak boleh peneliti menyatakan “dalam wawancara, partisipan 4


kali menyebut kata ‘marah’, yang menunjukan bahwa memang dia benci
terhadap ayahnya”.
Penelitian kualitatif menekankan pada pemahaman mendalam mengenai
masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi nyata dan apa
adanya di lapangan. Sehingga tidak boleh disimbolkan dengan simbol-simbol
matematis sehingga tidak mungkin dilakukan operasi hitung seperti dalam
statistika.

Ada beberapa jenis penelitian kualitatif. Hal ini penting karena sempat beberapa
mahasiswa yang saya uji proposal penelitian kualitatifnya salah mengartikan
‘wawancara’ malah sebagai jenis penelitian kualitatif. Padahal yang betul adalah
‘wawancara’ salahsatu cara pengambilan data penelitian kualitatif.

Berikut uraian ringkas tentang masing-masing jenis penelitian itu.

Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang
dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan
penelitian ini adalah mengungkap turning point moment atau epipani yaitu
pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup
seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut
memposisikan dirinya sendiri.

Jenis penelitian seperti ini bisa beragam. Bila kita dapat bertemu langsung
dengan sang tokoh atau individu yang ingin ditulis, maka bisa dengan
wawancara terhadap orangnya langsung atau terhadap orang-orang yang
pernah dekat atau mengetahui betul si individu. Apabila di jaman yang berbeda
tentu mengharuskan peneliti mengumpulkan ‘testimoni’ dari berbagai sumber
terkait dengan individu yang ingin kita kaji.

Biasanya jenis analisa data dan penyajian data untuk penelitian biografi selalu
berupa narasi. Artinya kita nantinya menceritakan kisah individu sesuai
kronologis kehidupannya, untuk kemudian ditampilkan ‘episode-episode’
penting yang merupakan inti utama dari penelitian biografi tersebut.
Penelitian biografi ini sangat sering kita dapati pada media-media nasional baik
itu televisi, berupa buku maupun lain-lain. Sehingga saya pikir tidak akan sulit
bagi kita untuk melakukan penelitian biografi.

Penelitian selanjutnya yang saya ingin bahas adalah studi kasus, grounded
theory, dan fenomenologi. Ketiga jenis penelitian ini akan saya bahas
persamaannya terlebih dahulu untuk kemudian saya jelaskan keunikan dan
perbedaan masing-masing secara terpisah.

Hal ini penting karena seringnya kebanyakan peneliti agak sulit membedakan
apakah penelitiannya termasuk kedalam studi kasus, grounded, atau
fenomenologi.

Kesamaan ketiganya adalah dalam hal penelitian yang mendalam tentang


individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya
dalam waktu atau peristiwa tertentu.

Tujuannya sama-sama untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan mendalam


dari sebuah entitas, baik itu berupa kondisi psikologis
seseorang/kejadian/peristiwa. Ketiga jenis penelitian tersebut sama-sama
menghasilkan data untuk selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan teori.
Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian kualitatif, data ketiga jenis
penelitian tersebut biasanya diperoleh dari wawancara dan atau observasi.

Nah, lalu seperti apa perbedaanya? Akan saya coba kupas satu-satu

Grounded theory
Sepemahaman dan sepengalaman saya, pendekatan penelitan ini mencoba
untuk menjelaskan individu, kelompok atau sebuah peristiwa dari teori-teori
yang sudah ada. Jadi nantinya peneliti akan mencoba untuk menganalisa makna
atau arti dari kondisi individu/kelompok/peristiwa tertentu dan
menghubungkannya dengan teori-teori yang sekira-nya bisa menjelaskan atau
berhubungan dengan konteks yang diteliti.

Konteks yang dimaksud itu situasi di mana individu saling berhubungan,


bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu
peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theoryadalah pengembangan suatu
teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.

Misalkan, peneliti mencoba untuk menjelaskan kasus Angeline (anak yang


ditemukan meninggal dikubur dihalaman belakang orangtua angkatnya). Bila
menggunakan pendekatan grounded theorymaka yang dilakukan peneliti adalah
menjelaskan konteks/situasi kasus Angeline tersebut dari teori atau
asumsi yang sekiranya berhubungan dengan kasus tersebut. Maka, amunisi
yang perlu dimiliki oleh peneliti dalam pendekatan ini adalah teori-teori yang
sudah ada, yang bisamenjelaskan kasus tersebut.

Studi Kasus (Case Studies)


Penelitian studi kasus biasanya mencoba memahami secara lebih dalam sebuah
peristiwa yangunik/luar biasa. Dan mencoba untuk menjelaskan peristiwa
tersebut sehingga bisa dihasilkan sebuah paradigma teori baru.

Jadi, jika pada grounded theory kasusnya bisa apa saja, bisa tidak unik atau
gejala umum di masyarakat. Namun dalam studi kasus, peristiwa atau
fenomenanya mestilah hal yang luar biasa dan unik.

Perbedaan kedua terutama pada analisa. Bila pada grounded theory , peneliti
mencoba menjelaskan fenomena dari berbagai macam teori yang sudah ada,
pada studi kasus peneliti mensintesa teori-teori yang sudah ada dan berusaha
untuk memformulasikan teori/asumsi/penjelasan baru
yangkhas dengan kasus/fenomena yang diteliti.

Fenomenologi (phenomenology)
Nah, jenis penelitian ini menurut saya yang tersulit terutama bagi peneliti
pemula. Maka biasanya saya menyarankan tidak digunakan untuk skripsi,
mungkin untuk disertasi lebih cocok karena peneliti sudah terbiasa melakukan
penelitian.

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna


konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi
pada individu.

Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan
dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell
(1998:54),

Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami


sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka
waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan
interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun
dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang
apa yang dikatakan oleh responden.

Artinya, peneliti harus menangkap ‘kesadaran subjek’ dan analisa tidak


didasarkan pada‘interpretasi peneliti’. Melakukan hal ini tentu akan sangat sulit
bagi peneliti pemula. Karena biasanya, peneliti akan tergelitik untuk memberi
interpretasi sesuai dengan pengalaman dirinya sendiri, bukan pengalaman
subjek/partisipan.

Lalu, menurut saya. Karakteristik atau syarat utama penelitian fenomenologi


adalah jika sebuahfenomena/peristiwa tidak bisa dijelaskan oleh teori apapun,
dan tidak bisa menjadi teori mandiri kecuali oleh peristiwa/fenomena itu
sendiri.

Etnografi (Ethnography)
Etnografi merupakan studi yang sangat mendalam tentang perilaku yang terjadi
secara alami di sebuah budaya atau sebuah kelompok sosial tertentu untuk
memahami sebuah budaya tertentu dari sisi pandang pelakunya.

Para ahli menyebutnya sebagai penelitian lapangan, karena


memang dilaksanakan di lapangan dalam latar alami. Peneliti mengamati
perilaku seseorang atau kelompok sebagaimana apa adanya. Data diperoleh dari
observasi sangat mendalam sehingga memerlukan waktu berlama-lama di
lapangan, wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam,
mempelajari dokumen atau artifak secara jeli.

Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain dimana lazimnya data dianalisis
setelah selesai pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi
dianalisis di lapangan sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data
dikumpulkan.

Penelitian etnografi bersifat antropologis karena akar-akar metodologinya dari


antropologi. Para ahli pendidikan bisa menggunakan etnografi untuk meneliti
tentang pendidikan di sekolah-sekolah pinggiran atau sekolah-sekolah di
tengah-tengah kota.

Banyak yang salah persepsi soal etnografi. Etnografi bukanlah studi soal suku,
tapi studi soal komunitas/kelompok. Banyak yang salah mengartikan karena
mengira etnik itu sama dengan suku. Padahal etnos dalam bahasa aslinya itu
artinya kelompok/komunitas. Jadi ketika kita mencoba masuk dalam sebuah
komunitas, lalu melaporkan temuan-temuan kita terkait budaya dan perilaku
yang ada dalam komunitas tersebut, itu bisa disebut sebagai penelitian
etnografi.

Contoh penelitian etnografi bisa kita tonton dalam film Box Office Hollywood
berjudul ‘Avatar’. Film itu isinya seorang manusia, berusaha untuk bisa
mempelajari suku Nav’i (manusia biru) yang berasal dari planet lain. Cara
mengambil data, dan pelaporan penelitiannya juga sangat menunjukan cara-
cara penelitian etnografi. Jadi jika ingin tau secara detail soal etnografi, tinggal
tonton ‘Avatar’.

Analisis Wacana (Discourse Analysis)


ketika ternyata sebuah fenomena atau realitas ternyata 'dibangun' atau
dikonstruk oleh mayoritas atau otoritas, bisakah realitas itu disebut sebagai
sebuah kenyataan?
Hal ini yang biasanya dikaji atau dianalisis menggunakan pendekatan ini. semua
orang sepakat bahwa ASI sangat baik bagi ibu, sehingga pemerintah bersama
semua lembaga melalui iklan-iklan, poster-poster, dan kampanye-kampanye
menggiring opini bahwa ASI wajib bagi anak. bangunan ini disebut dengan
wacana yang dikonstruk. tapi apakah memang ASI lebih baik dari susu formula?
dari wacana itu seolah-olah benar. Tapi rupanya tidak pernah ada bukti empiris
yang menyatakan begitu.

William, Kurz, Summer, dan Crabb (2012) melakukan analisis wacana terhadap ini,
dan menyatakan bahwa bangunan realitas wajib ASI ini membuat ibu-ibu justru
merasa bersalah dan berdosa bila tidak bisa memberi ASI dan malah membuat 'seret'
ASI.

Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode


penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya.
Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan
deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris, eksplanatori dan
induktif.

Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini


bermaksud untuk menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian
bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan
mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka. Penarikan kesimpulan
bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat
khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya.

Penelitian kualitatif bersifat eksploratoris karena berusaha mengeksplorasi


terhadap suatu permasalahan walaupun dengan sedikit informan. Cara yang
paling praktis dilakukan adalah dengan melakukan in-depth interview maupun
dengan proses Focus Group Discussion (FGD). Logika dalam penarikan
kesimpulan penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan logikan
induktif yaitu berangkat dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menuju ke hal-
hal yang bersifat umum berdasarkan informasi-informasi yang membangunnya
kemudian dikelaskan ke dalam suatu konsep.

Terdapat 12 perbedaan pendekatan kualitatif dengan kualitatif seperti berikut


ini:
1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan
pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan
menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang
berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti.
Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya.
Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan
jawaban dan skor-skornya.

Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti


dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan
diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.

2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep
(variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari
datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya.

Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa


pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian
para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan
konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari
konsep, teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan
,menciptakan, menemukan konsep atau teori.

3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak


awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian
kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka
hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan”
melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.

4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan


eksperimen atau setidak-tidaknya instrumen baku (misal: kuisioner), sedang
penelitian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi dan
menjadikan peneliti itu sendiri sebagai instrumen.

5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif


menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, korelasi atau asosiasi
antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan
penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna
(berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar
sosial yang diteliti.

6. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan


kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan)
dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-
sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data.

Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data


mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai
informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang
kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi.
Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya
sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab
informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan
sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya
didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.

7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara
deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data
dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif,
yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup
responden, life story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah
penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi
serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.

8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang
penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa
dan pandangan responden.

9. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya,


sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan
mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah
variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional,
berarti penelitian telah menggunakan perspektif etikbukan emik lagi.

Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis


dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian
mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.

10. Dari segi analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan
data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif
analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan
data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi,
mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.

11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu
sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para
responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar
responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan
informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau
kuesioner.

12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui
pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang
yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi
yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi
yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut
merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden. Di sisi
lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan
hasil perhitungan atau analisis statistik.

Perbedaan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif


Qualitative Quantitative
1. Humanistic 1. Scientific
2. Subjective 2. Objective
3. Information: Suara, gambar, foto 3. Data angka
4. Information gathered personally 4. Data gathered by prescription
5. Inquiry from the inside 5. Inquiry from outside
6. Inductive 6. Deductive
7. Idealistic 7. Realistic
8. Meaning and Understanding 8. Explanation & Prediction
9. Specificity 9. Generality
10. Ideographic 10. Nomothetic
11. Individuals 11. Population
12. Small Sample Sizes 12. Large Sample Sizes
13. Concept and Categories 13. Incidence and frequency
14. Extrapolation 14. Generalization
15. Natural 15. Artificial
16. Micro 16. Macro
17. Participant 17. Subject/Object
18. Self 18. Society

Berdasarkan pernyataan dari beberapa ilmuwan tersebut di atas, maka dapat


disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif berangkat dari logika induksi dengan
mementingkan kedalaman isi dan keterlibatan peneliti sangat dipentingkan
untuk mendapatkan data. Data yang dihasilkan merupakan hasil eksplorasi
peneliti terhadap informan. Sedangkanpenelitian kuantitatif mementingkan
jumlah sampel dalam suatu populasi agar data angka yang dihasilkan akan
representatif. Selain itu, metode yang digunakan dengan menggeneralisasi teori
kemudian dengan logika deduksi membuat interpretasi terhadap data.

Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:


1. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi
atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.
Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai


responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan,
kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti
melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang
dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara
dengan keluarga responden). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah
mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari
pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building
raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan
kontrol emosi negatif.

2. Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat),
pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan
perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan
gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk
membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan
pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap
pengukuran tersebut.

Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat


digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak
terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur.
 Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan
data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan
dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam
keseharian responden.
 Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa
menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus
mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
 Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok
terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah topografi, jumlah
dan durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus kontrol (kondisi dimana
perilaku muncul), dan kualitas perilaku.

3. Dokumen
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat,
catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat
utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang
kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.
Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi,
surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen
pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website,
dan lain-lain.

4. Focus Group Discussion (FGD)


Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya
dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah
tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk
mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang
terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk
menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus
masalah yang sedang diteliti.

Terdapat tiga jalur analisis data kualitatif, yaitu :


1. Reduksi data, adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus
menerus penelitian berlangsung, bahkan sebelum data bener-bener terkumpul
sebagaimana terlihat dari kerangka konseptual penelitian, permasalahan
penetian, permasalahan studi dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih
peneliti. Reduksi meliputi  meringkas data, mengkode, menelusur tema dan
membuat gugus-gugus.
2. Penyajian data, adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun sehingga
member kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulandan pengambilan
tindakan
3. Penarikan kesimpulan, dilakukan peneliti secara terus-menerus selama berada
di lapangan.

Triangulasi dan Verifikasi


Dalam penelitian kuantitatif biasanya ada yang disebut dengan validitas dan
reliabilitas data penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif, istilah tersebut
tidak digunakan, yang digunakan adalah triangulasi dan juga verifikasi. Apakah
itu?
Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang
dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide
dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik
sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut
pandang. Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-beda
akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena itu,
triangulasi ialahusaha mengecek kebenaran data atau informasi yang
diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara
mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan
analisis data.

Sejarahnya, triangulasi merupakan teknik yang dipakai untuk melakukan survei


dari tanah daratan dan laut untuk menentukan satu titik tertentu dengan
menggunakan beberapa cara yang berbeda. Ternyata teknik semacam ini
terbukti mampu mengurangi bias dan kekurangan yang diakibatkan oleh
pengukuran dengan satu metode atau cara saja. Pada masa 1950’an hingga
1960’an, metode tringulasi tersebut mulai dipakai dalam penelitian
kualitatif sebagai cara untuk meningkatkan pengukuran validitas dan
memperkuat kredibilitas temuan penelitiandengan cara membandingkannya
dengan berbagai pendekatan yang berbeda.

Dalam berbagai karyanya, Norman K. Denkin mendefinisikan triangulasi


sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk
mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif
yang berbeda. Sampai saat ini, konsep Denkin ini dipakai oleh para peneliti
kualitatif di berbagai bidang. Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal, yaitu:
(1) triangulasi metode, (2) triangulasi antar-peneliti (jika penelitian dilakukan
dengan kelompok), (3) triangulasi sumber data, dan (4) triangulasi teori. Berikut
penjelasannya.
1. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau
data dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian
kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei.
Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh
mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara
bebas dan wawancara terstruktur. Atau, peneliti menggunakan wawancara dan
obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti
juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran
informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan
diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Karena itu, triangulasi tahap ini
dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan
penelitian diragukan kebenarannya. Dengan demikian, jika data itu sudah jelas,
misalnya berupa teks atau naskah/transkrip film, novel dan sejenisnya,
triangulasi tidak perlu dilakukan. Namun demikian, triangulasi aspek lainnya
tetap dilakukan.
2. Triangulasi antar-peneliti dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari satu
orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini diakui memperkaya
khasanah pengetahuan mengenai informasi yang digali dari subjek penelitian.
Tetapi perlu diperhatikan bahwa orang yang diajak menggali data itu harus yang
telah memiliki pengalaman penelitian dan bebas dari konflik kepentingan agar
tidak justru merugikan peneliti dan melahirkan bias baru dari triangulasi.
3. Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informai tertentu melalui
berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui
wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat
(participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan
resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing
cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya
akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena
yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan
untuk memperoleh kebenaran handal.
4. Triangulasi teori. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan
informasi atauthesis statement. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan
dengan perspektif teori yang televan untuk menghindari bias individual peneliti
atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat
meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu menggali
pengetahuan teoretik secara mendalam atas hasil analisis data yang telah
diperoleh. Diakui tahap ini paling sulit sebab peneliti dituntut memiliki expert
judgement ketika membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu,
lebih-lebih jika perbandingannya menunjukkan hasil yang jauh berbeda.
Jadi, triangulasi menjadi sangat penting dalam penelitian kualitatif, walaupun
pastinya akan menambah waktu dan biaya serta tenaga. Tetapi harus diakui
bahwa triangulasi dapat meningkatkan kedalaman pemahaman peneliti baik
mengenai fenomena yang diteliti maupun konteks di mana fenomena itu
muncul. Bagaimana pun, pemahaman yang mendalam (deep understanding)
atas fenomena yang diteliti merupakan nilai yang harus diperjuangkan oleh
setiap peneliti kualitatif. Sebab, penelitian kualitatif lahir untuk menangkap arti
(meaning) atau memahami gejala, peristiwa, fakta, kejadian, realitas atau
masalah tertentu mengenai peristiwa sosial dan kemanusiaan dengan
kompleksitasnya secara mendalam, dan bukan untuk menjelaskan (to explain)
hubungan antar-variabel atau membuktikan hubungan sebab akibat atau
korelasi dari suatu masalah tertentu. Kedalaman pemahaman akan diperoleh
hanya jika data cukup kaya, dan berbagai perspektif digunakan untuk memotret
sesuatu fokus masalah secara komprehensif.

Sekian tulisan padat sepemahaman saya mengenai metode penelitian kualitatif


(terutama untuk Psikologi), semoga bisa menjadi referensi dan wawasan dalam
melakukan penelitian ilmiah yang baik.

Wallahualam
Berikut secara berturut-turut menyajikan contoh jurnal penilaian sikap spiritual dan sikap sosial oleh
wali kelas.

Tabel Contoh Jurnalperkembangan Sikap Spiritual


Nama Sekolah : SMP ABC
Kelas/Semester : VII/Semester I
Tahun pelajaran : 2014/2015
Nama Butir
No Waktu Catatan Perilaku
Siswa Sikap
1. 21/07/14 Bahtiar Tidak mengikuti sholat Jumat
yang diselenggarakan di Ketaqwaan
sekolah.
Rumonang Mengganggu teman yang Ketaqwaan
sedang berdoa sebelum
makan siang di kantin.
2. 22/09/14 Burhan Mengajak temannya untuk Ketaqwaan
4 berdoa sebelum pertandingan
sepakbola di lapangan
olahraga sekolah.
Andreas Mengingatkantemannya untuk
melaksanakan sholat Dzuhur Toleransi
di sekolah. beragama
3. 18/11/14 Dinda Ikut membantu temannya
untuk mempersiapkan Toleransi
perayaan keagamaan yang beragama
berbeda dengan agamanya di
sekolah.
4. 13/12/14 Rumonang Menjadi anggota panitia
perayaan keagamaan di Ketaqwaan
sekolah.
5. 23/12/14 Ani Mengajak temannya untuk
berdoa Ketaqwaan
sebelum praktikmemasak di
ruang keterampilan.

Tabel Contoh Jurnal perkembangan Sikap Sosial


Nama Sekolah : ABC
Kelas/Semester : VII/Semester I
Tahun pelajaran : 2014/2015
Nama
No Tanggal Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa
1. 12/07/14 Andreas Menolong orang lanjut Kepedulian
usia untuk menyeberang
jalan di depan sekolah.
2. 26/08/14 Rumonang Berbohong ketika ditanya Kejujuran
alasan tidak masuk
sekolah di ruang guru.
3. 25/09/14 Bahtiar Menyerahkan dompet Kejujuran
yang ditemukannya di
halaman sekolah kepada
Satpam sekolah.
4. 07/09/14 Dadang Tidak menyerahkan “surat Tanggung
ijin tidak masuk sekolah” jawab
dari orangtuanya kepada
guru.
5. 25/10/14 Ani Terlambat mengikuti Kedisiplinan
upacara di sekolah.
6. 08/12/14 Burhan Mempengaruhiteman Kedisiplinan
untuk tidak masuk
sekolah.
7. 15/12/14 Dinda Memungut sampah yang Kebersihan
berserakan dihalam
sekolah.
8. 17/12/14 Dinda Mengkoordinir teman- Kepedulian
teman
sekelasnyamengumpulkan
bantuan untuk korban
bencana alam.
Contoh format tersebut dapat digunakan untuk guru mata pelajaran dan guru BK.

Apabila catatan perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial dijadikan satu, perlu ditambahkan satu
kolom KETERANGAN di bagian paling kanan untuk menuliskan apakah perilaku tersebut sikap
SPIRITUAL atau sikap SOSIAL. Lihat tabel berikut:

Tabel Contoh Jurnal Perkembangan Sikap


Nama Sekolah : ABC
Kelas/Semester : VII/Semester I
Tahun pelajaran : 2014/2015
Nama
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap Ket.
Siswa
1. 21/07/14 Bahtiar Tidak mengikuti sholat Jumat
yang diselenggarakan di Ketaqwaan Spiritual
sekolah.
Andreas Menolong orang lanjut Kepedulian
usia untuk menyeberang Sosial
jalan di depan sekolah.
2. 22/09/14 Burhan Mempengaruhiteman untuk Kedisiplinan
Sosial
4 tidak masuk sekolah.
Andreas Mengingatkantemannya untuk
melaksanakan sholat Dzuhur Toleransi Spiritual
di sekolah. beragama
3. 18/11/14 Dinda Ikut membantu temannya
untuk mempersiapkan Toleransi
perayaan keagamaan yang beragama Spiritual
berbeda dengan agamanya di
sekolah.
4. 13/12/14 Rumonang Menjadi anggota panitia
perayaan keagamaan di Ketaqwaan Spiritual
sekolah.
Nama
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap Ket.
Siswa
5. 23/12/14 Dinda Memungut sampah yang Kebersihan
Sosial
berserakan di halam sekolah.

Anda mungkin juga menyukai