Anda di halaman 1dari 10

PRE-PLANNING

PENDIDIKAN KESEHATAN DAN DEMONSTRASI MEDITASI


TRANSENDENTAL UNTUK MENUNRUNKAN HIPERTENSI PADA
NY.R DENGAN HIPERTENSI DI POLAMAN I/I MIJEN GUNUNG PATI

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Ajar Komprehensif

Pembimbing Akademik:
Ns. Ahmad Pujianto, S.Kep., M.Kep.

Oleh :
Atikah Rasa Fauzia
22020116220112

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXIX


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
PRE-PLANNING
PENDIDIKAN KESEHATAN DAN DEMONSTRASI MEDITASI
TRANSENDENTAL UNTUK MENUNRUNKAN HIPERTENSI PADA
NY.R DENGAN HIPERTENSI DI POLAMAN I/I MIJEN GUNUNG PATI

A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan
darah sistolik dan diastolic dengan konsistensi di atas 140/90 mmHg.
Hipertensi sering disebut the silent killer karena pada tahap awal penyakit ini
tidak menimbulkan tanda-tanda namun dapat mengakibatkan kerusakan
permanen pada organ-organ vital. Vasokonstriksi pembulu darah yang
berlangsung lama pada hipertensi dapat menyebabkan kerusakan permanen
pada ginjal, otak, dan jantung (Baradero, M., Dayrit, M.W., Siswadi, Y,
2008). Tahap lanjut pada pasien hipertensi dapat mengalami sakit kepala
terutama ketika bangun tidur pada pagi hari, pandangan kabur, epitaksis,
hingga depresi (Tambayong, 2000)
Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia berdasarkan data dari Riset
Kesehatan Dasar Indonesia pada tahun 2013, didapatkan bahwa prevalensi
hipertensi pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas pada tahun 2013
sebanyak 25,8%. Hal ini mengalami penurunan berarti bila ditinjau dari data
tahun 2007 (31,7%). Meskipun terjadi penurunan prevalensi penderita
hipertensi di Indonesia, namun masalah ini tetepa menjadi salah satu masalah
kesehatan utama. (Riskesdas, 2013)
Menurut Gunawan (2001), hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai
hal salah satunya adalah stress atau ketegangan jiwa. Stres (rasa tertekan,
murung, marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang anak
ginjal mengeluarkan hormon adrenalin. Hormon adrenalin nantinya akan
memacu jantung bekerja lebih cepat dan kuat sehingga terjadi peningkatan
tekanan darah. Stres yang berlangsung cukup lama akan mmempengaruhi
tubuh untuk melakukan penyesuaian sehingga dapat timbul kelainan organis
atau perubahan patologis.
Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan salah satunya
memberikan terapi relaksasi yang bertujuan untuk menurunkan stress.
Meditasi adalah salah satu cara relaksasi yang dapat dilakukan oleh penderita
hipertensi untuk membantu mengontrol tekanan darahnya. Berdasarkan
penelitian Anderson, Liu & Kryscio (2007) yang diterbitkan oleh American
Journal Of Hypertension yang berjudul Blood Pressure Response To
Trancedental Meditation, berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa dengan latihan meditasi transedental dengan teratur memiliki potensi
untuk mengurangi tekanan darah systole dan diastole 4,7 mmHg dan 3,2
mmHg. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan dengan intervensi meditasi yang
dilakukan pada Ny.R dapat membantu Ny.R untuk menurunkan dan
mengontrol tekanan darahnya.

B. Tujuan
Ny.R mampu menerapkan meditasi secara baik dan benar serta dapat
melakukannya secara mandiri sebagai salah satu bentuk intervensi hipertensi.

C. Manfaat
1. Membantu mengurangi rasa stress yang dialami Ny.R
2. Membantu menurunkan tekanan darah dan mencegat terjadinya
komplikasi akibat hipertensi pada Ny.R

D. Sasaran
Ny.R

E. Waktu dan Tempat


Tempat : Rumah Ny.R
Hari/ tanggal : Senin, 15 Januari 2018
Waktu : Pukul 16.00 WIB – selesai
Jumlah audiens : 1 orang

Setting tempat :
Keterangan
: Penyaji
: Klien

F. Media
1. Leaflet

G. Metode
1. Demonstrasi (praktik bersama)
2. Diskusi
3. Evaluasi

H. Materi
Terlampir
I. Pelaksanaan Demonstrasi Meditasi

No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Metode Media


Peserta
Pemeriksaan Tekanan 3 menit Melakukan pemeriksaan tekanan darah - Spignomanometer
Darah Sebelum
Meditasi

1 Pendahuluan 5 menit a. Mengucapkan salam Menjawab


b. Memperkenalkan diri salam dan
c. Menjelaskan maksud & tujuan mendengarkan
d. Kontrak waktu
e. Apersepsi

2 Penyajian 15 menit a. Menjelaskan pengertian Meditasi Memperhatikan Ceramah dan Leaflet/booklet


b. Menjelaskan indikasi Meditasi penjelasan diskusi
c. Menjelaskan kontraindikasi Meditasi
d. Menjelaskan teknik pelaksanaan
Meditasi
e. Menjelaskan nilai penurunan tekanan Melakukan
darah setelah melakukan Meditasi terapi SEFT Demonstrasi
f. Menjelaskan langkah-langkah Meditasi terapi SEFT
g. Demonstrasi Meditasi
3 Penutup 4 menit a. Mempersilahkan klien untuk bertanya Klien Tanya jawab
b. Memberikan penjelasan lisan kepada memberikan
klien pertanyaan
c. Melakukan evaluasi terhadap kepada
pelaksanaan Meditasi penyuluh
d. Membuat kesimpulan .
e. Menutup dengan salam

Pemeriksaan Tekanan 3 menit Spignomanometer


Darah Setelah Meditasi
J. Evaluasi
Kriteria Evaluasi :
a. Struktur
1) Penyuluh telah membuat pre planning dan telah dikonsulkan serta
disetujui oleh dosen pembimbing
2) Materi Meditasi telah disampaikan
3) Penyuluh telah mempersiapkan media yang akan digunakan
(leaflet Meditasi)
4) Telah melakukan kontrak waktu dan tempat dengan klien
b. Proses
1) Kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan dan
disepakati sebelumnya
2) Klien antusias dengan pemaparan Meditasi yang diberikan
3) Klien dapat mendemonstrasikan Meditasi yang diberikan
4) Pengukuran tekanan darah klien sebelum dan sesudah Meditasi
c. Hasil
Evaluasi dilakukan dengan mengobservasi klien penderita hipertensi
tentang pelaksanaan Meditasi dengan indikator keberhasilan
1) Kognitif
a. Klien dapat menjelaskan definisi Meditasi secara singkat
b. Klien dapat menyebutkan manfaat Meditasi
c. Klien dapat menyebutkan tahap Meditasi dengan benar
2) Afektif
a. Klien mampu mengikuti tahan-tahap Meditasi dengan baik
b. Klien mampu mendemonstrasikan ulang Meditasi yang telah
diberikan dengan panduan minimal
3) Psikomotor
a. Klien dapat melakukan gerakan Meditasi
b. Klien dapat melakukan Meditasi dengan tenang dan tidak
melakukan gerakan tambahan selama proses Meditasi
LEMBAR EVALUASI TERAPI SEFT

Nama :
Umur :

A. LEMBAR EVALUASI AFEKTIF TERAPI SEFT

NO PROSEDUR YA TIDAK
Klien penderita hipertensi dapat melakukan
1.
memposisikan diri dengan senyaman klien
Klien penderita hipertensi dapat melakukan tahap
2.
pembinaan
Klien penderita hipertensi dapat melakukan tahap
3.
pendinginan

B. LEMBAR EVALUASI PSIKOMOTOR TERAPI SEFT


Tekanan darah sebelum : ……………. mmHg
Tekanan darah sesudah : ……………. mmHg

NO PROSEDUR YA TIDAK

1. Menjauhkan alat/ benda yang mengganggu konsentrasi


Cari posisi nyaman, letakkan kedua telapak tangan di
2.
atas paha, badan tidak membungkuk atau pun
bersandar
3. Tarik dan hembuskan nafas
Memejamkan mata
4.
Pengosongan sementara pikiran terhadap masalah
5.
psikososial
Pemusatan pikiran pada kepasrahan diri sepenuhnya
6.
kepada Tuhan (transcendental)
Pengaturan irama nafas
7.
Membuka mata secara perlahan
8.
MATERI MEDITASI

A. Pengertian
Meditasi menurut Keliat (2010) adalah menunggu yang berarti
bersungguh-sungguh dan membiarkan sebuah proses terjadi secara lengkap.
Sebuah proses menunggu membutuhkan kepercayaan dan kesabaran, sehinga
dengan melakukan meditasi sangat membantu membersihkan pikiran dan
meningkatkan konsentrasi. Pengertian lain mendefinisikan meditasi sebagai suatu
teknik untuk mengonsentrasikan pikiran supaya lebih waspada dan bijaksana,
serta dapat digunakan untuk mencegah maupun menyembuhkan penyakit. (Ada,
1999 dalam Kushartanti, 2008)

B. Manfaat Terapi Meditasi


Meditasi memiliki manfaat antara lain adalah sebagai berikut
1. Menurunkan kecemasan, berhubungan dengan gangguan psikologi yang
diantaranya adalah kecemasan. Melakukan meditasi dapat menurunkan
sensasi tubuh dan pasien lebih menjadi lebih tidak reakif terhadap sensasi
tersebut
2. Menurunkan tekanan darah dan menurunkan keluhan fisik.
3. Meningkatkan kualitas manusia yang diasosiasikan dengan peningkatan
intelegensi, peningkata kinerja dan recall dalam bidan pendidikan,
kreativitas, dan aktualisasi diri

C. Tahap-Tahap Meditasi
Meditasi yang dapat dilakukan selama 15-20 menit dan memiliki tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Pembinaan
Fase dimana seseorang yang akan melakukam meditasi memposisikan diri
dengan senyaman mungkin. Posisi duduk harus tegap, tidak membungkuk
mapun bersandar. Kedua telapak tangan diletakkan di atas paha. Dimulai
dengan melakukan pengolahan nafas hingga memejamkan mata.
2. Pendinginan
Fase pendinginan adalah inti dari meditasi yang terdiri dari 3 hal antara lain;
mengosongkan pikiran, memusatkan pikiran, dan yang terakhir mengatur
kembali pernafasan. Pengosongan pikiran sementara dalam tahap meditasi ini
bertujuan untuk menghindarkan pikiran-pikiran negatif atau masalah
psikososial. Kemudian dilanjutkan dengan pemusatan pikiran dan kepasrahan
diri seenuhnya kepada Tuhan dan diakhiri dengan mengatur kembali pola dan
irama nafas.

Anda mungkin juga menyukai