Anda di halaman 1dari 12

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN


TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Dalam pelaksanaan Tugas dan Fungsi sebagai Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah, BPKAD Kota Bekasi masih menemukan kendala dan permasalahan
dalam pelaksanaannya. Permasalahan ini dapat ditemui dalam pelaksanaan
pelayanan berdasarkan Tugas dan Fungsi di masing-masing Bidang sebagai
Unit Kerja di Lingkup BPKAD Kota Bekasi. Dari berbagai permasalahan yang
dihadapi tersebut akan teridentifikasi isu-isu strategis yang akan berpengaruh
pada perkembangan kinerja Badan dan akan dapat diketahui faktor-faktor yang
berpengaruh dalam terhambatnya kinerja Badan, untuk segi positifnya
keinginan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut akan menjadi faktor
pendorong dari BPKAD Kota Bekasi sehingga akan teridentifikasi pula potensi-
potensi yang ada.

Berikut ini berbagai permasalahan yang masih ditemui dalam menjalankan


Tugas dan Fungsi BPKAD Kota Bekasi sebagai Lembaga Teknis Daerah yang
menjalankan pengelolaan keuangan dan aset Pemerintah Kota Bekasi :

1. Bidang Anggaran
a. Penetapan APBD belum tepat waktu;
b. Proses penyusunan APBD yang belum sesuai dengan tahapan dalam
peraturan yang berlaku;
c. Masih adanya koreksi terhadap APBD dalam Evaluasi Gubernur atas
RAPBD Kota Bekasi;
d. Kurangnya instrumen penganggaran/ Peraturan/ Juklak/ Juknis/ SOP
yang digunakan dalam proses penyusunan APBD;
e. Kurangnya pemahaman SKPD dalam proses penyusunan dokumen
penganggaran Rencana Kerja dan Anggaran (RKA-SKPD) dan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD);
f. Masih kurang jelasnya alur penyusunan anggaran belanja Hibah dan
Bantuan Sosial;
g. Masih kurangnya pemahaman terhadap peraturan dan ketelitian Tim
Asistensi/ verifikasi dalam memeriksa/ memverifikasi Dokumen RKA-
SKPD dan DPA-SKPD

2. Bidang Akuntansi :

80
a. Masih banyak SDM Pengelola Akuntansi di SKPD yang bukan berlatar
belakang pendidikan Akuntansi sehingga masih memerlukan pelatihan
dan pembinaan secara berkelanjutan;

b. Peraturan yang terkait dengan standar akuntansi pemerintah masih


harus adanya penyesuaian;

c. Kurangnya pemahaman pengelolaan keuangan, pendapatan dan aset


terhadap penerapan akuntansi pemerintah berbasis akrual.

3. Bidang Perbendaharaan :
a. SKPD masih belum mematuhi aturan tentang batas akhir pencairan
pada akhir tahun;
b. Masih tidak berjalannya Revolving Uang Persediaan (UP) di beberapa
SKPD;
c. Belum tertibnya pelaporan perpajakan pusat baik pajak penghasilan
maupun pajak pertambahan nilai yang disetorkan oleh Bendahara
Pengeluaran SKPD ke Kantor Pelayanan Pajak;
d. Belum adanya sistem aplikasi untuk penerimaan dan pengeluaran Kas
Daerah yang terhubung antara Pengelola Kas Daerah dan Bank
Persepsi;
e. Perlunya koordinasi secara simultan antara pengelola Kas
Daerah, Bendahara Pengeluaran SKPD, Bendahara Penerimaan SKPD
dan Bank;
f. Belum adanya mekanisme penerbitan SP2D untuk kelebihan
pembayaran;
g. Belum tertibnya administrasi pengendalian belanja di SKPD;
h. Masih kurangnya instrumen Peraturan/ Juklak/ Juknis yang
digunakan dalam proses penerimaan dan pengeluaran APBD.
i. Pelaksanaan penyerapan anggaran sebagian besar menumpuk di akhir
tahun anggaran.
j. Lambatnya laporan pemutakhiran data pegawai terkait dengan gaji dan
tunjangan anak sehingga sering terjadi kelebihan pembayaran
tunjangan keluarga di mana sebagian besar ditemukan oleh auditor,
dikarenakan SKPD kurang menanggapi respon tersebut dengan baik.
k. Terhambatnya Transfer Dana Bantuan Keuangan dari Provinsi Jawa
Barat dikarenakan proses pencairan harus melalui Dinas Teknis yang
harus sinergis antara Dinas Teknis Kota/Kabupaten dengan Provinsi
Jawa Barat sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama sedangkan
kegiatan telah berjalan.
l. Kurangnya ruang penyimpanan arsip keuangan padahal arsip keuangan
berlaku sampai dengan 20 tahun
m. Belum tersedianya aplikasi penggajian yang memadai dan belum
adanya sarana penunjang pemeliharaan aplikasi penggajian Kota
Bekasi.

4. Bidang Aset :

80
a. Belum adanya Road Map untuk menyelesaikan permasalahan aset
b. Regulasi terkait pengelolaan aset belum memadai
c. Belum optimalnya akurasi data aset pada tiap-tiap SKPD;
d. Pensertifikatan Aset berupa Lahan milik Pemerintah Kota Bekasi belum
optimal terkait warkah bukti kepemilikan
e. Prosedur pencatatan BMD belum memadai;
f. Belum optimalnya sinegritas sistem aplikasi pengelolaan aset untuk
mendukung laporan keuangan secara akrual
g. Prosedur penilaian BMD belum memadai
h. Masih rendahnya kesadaran penyewa lahan fasos/fasum terhadap
kewajiban dalam membayar retribusi;

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Walikota dan Wakil Walikota

Visi

Sesuai dengan Visi Walikota dan Wakil Walikota Bekasi periode 2013-2018
yaitu “ Bekasi Maju, Sejahtera dan Ihsan “ yang memiliki makna :

Bekasi Maju menggambarkan pembangunan Kota Bekasi dan kehidupan warga


yang dinamis, inovatif dan kreatif yang didukung ketersediaan prasarana dan
sarana sebagai bentuk perwujudan Kota yang maju.

Bekasi Sejahtera menggambarkan derajat kehidupan warga Kota Bekasi yang


meningkat dengan terpenuhinya kebutuhan dasar pendidikan, kesehatan,
terbukanya kesempatan kerja dan berusaha, serta lingkungan, fisik, sosial dan
religius sebagai bentuk perwujudan masyarakat yang sejahtera.

Bekasi Ihsan menggambarkan situasi terpelihara dan menguatnya nilai, sikap


dan perilaku untuk berbuat baik dalam lingkup individu, keluarga dan
masyarakat Kota Bekasi, kedisiplinan, ketertiban sosial, keteladanan dan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan tumbuh seiring dengan
meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik untuk mewujudkan
kehidupan yang beradab.

Misi

Dalam perwujudan Visi Kepala Daerah tersebut maka ditetapkan beberapa Misi
yaitu :

1. Menyelenggarakan Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik;


2. Membangun prasarana dan sarana yang serasi dengan dinamika dan
pertumbuhan Kota;
3. Meningkatkan kehidupan sosial masyarakat melalui layanan pendidikan
kesehatan dan layanan sosial lainnya;
4. Meningkatkan perekonomian melalui pengembangan usaha mikro kecil dan
menengah, peningkatan investasi dan penciptaan iklim usaha yang kondusif;
5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, tertib, tentram dan damai.

80
BPKAD Kota Bekasi adalah salah satu SKPD yang berperan dalam mewujudkan
Misi Kesatu yaitu : “ Menyelenggarakan Tata Kelola Kepemerintahan Yang
Baik “ dimana Misi ini bermakna bahwa dalam mencapai Visi Kepala Daerah
dilakukan melalui fungsi pengaturan, pelayanan, pemberdayaan masyarakat
dan pembangunan, menempatkan aparatur sebagai Pamong Praja yang
menjunjung tinggi integritas terhadap amanah, tugas dan tanggungjawab
berdasarkan 10 (sepuluh) prinsip Good Governance yaitu : Partisipasi
Masyarakat, Tegaknya Supremasi Hukum, Transparansi, Kesetaraan, Daya
Tanggap terhadap Stake holders, Berorientasi pada Visi, Akuntabilitas,
Pengawasan, Efektifitas dan Efisiensi serta Profesionalisme.

Program

Untuk melaksanakan kesepuluh Misi tersebut, maka ditetapkan 24 (dua puluh


empat) Program Walikota dan Wakil Walikota Bekasi yang diantaranya adalah
Program ke-21. Program Pengelolaan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah dan Kepegawaian yang
memuat diantaranya :

1. Peningkatan Prasarana, Sarana dan Alat Kerja Aparatur;


2. Peningkatan Pengelolaan Keuangan Daerah;
3. Pengelolaan Inventarisasi Aset.

BPKAD Kota Bekasi diharapkan dapat mendukung ketiga program tersebut


dengan berbagai Program, Strategi dan Kebijakan yang tersusun dan terencana
untuk dilaksanakan dalam periode 5 tahun kedepan untuk tercapainya Visi,
Misi, Tujuan maupun Sasaran dari Walikota dan Wakil Walikota Bekasi. Dalam
mewujudkan Visi, Misi dan Program dari Walikota dan Wakil Walikota Bekasi
tersebut ditemukan berbagai permasalahan yang harus dihadapi baik yang telah
maupun yang akan muncul dalam pelaksaan Tugas dan Fungsi BPKAD Kota
Bekasi. Berikut ini digambarkan berbagai permasalahan yang dihadapi Badan
serta faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan BPKAD Kota
Bekasi :

Tabel. 3.1
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Walikota dan Wakil Walikota Bekasi

Visi : Bekasi Maju, Sejahtera dan Ihsan


Misi dan Program Permasalahan Faktor
N
KDH dan Wakil Pelayanan
o Penghambat Pendorong
KDH terpilih SKPD
(1
(2) (3) (4) (5)
)

80
Misi 1 :
Menyelenggarakan
Tata Kelola
Kepemerintahan
yang Baik

- Proses penyusunan - Menyusun


1 Program : - Penetapan
APBD yang belum sesuai Surat Edaran
Peningkatan APBD belum
dengan tahapan dalam tentang Pedoman
Pengelolaan tepat waktu
peraturan yang berlaku; Penyusunan
Keuangan Daerah
RKA-SKPD;
- Masih adanya koreksi
- Meningkatkan
terhadap APBD dalam
kemampuan
Evaluasi Gubernur atas
TAPD dalam
RAPBD Kota Bekasi;
proses
- Kurangnya instrumen penyusunan
penganggaran/Peratura APBD
- Melakukan
n/Juklak/ Juknis/SOP
penggandaan
yang digunakan dalam
dokumen yang
proses penyusunan
dibutuhkan
APBD;
- Kurangnya pemahaman dalam proses
SKPD dalam proses penyusunan
penyusunan dokumen APBD;
- Mengundang
penganggaran Rencana
para Stake
Kerja dan Anggaran
Holder yang
(RKA-SKPD) dan
terlibat dalam
Dokumen Pelaksanaan
proses
Anggaran (DPA-SKPD);
penyusunan
- Masih kurang jelasnya
APBD dalam
alur penyusunan
Focus Group
anggaran belanja Hibah
Discussion
dan Bantuan Sosial;
(FGD);

- Melaksanakan
- Kurangnya pemahaman pengendalian
terhadap peraturan dan penganggaran
ketelitian Tim sesuai dengan
Asistensi/verifikasi kebutuhan dan
dalam aturan yang
memeriksa/memverifika berlaku;
- Mengadakan

80
si Dokumen RKA-SKPD pelatihan,
dan DPA-SKPD. sosialisasi dan
Bimtek tentang
penganggaran
kepada semua
komponen SDM
penyusun
anggaran di
SKPD
- Belum adanya
mekanisme penerbitan -Mengembangkan
SP2D untuk kelebihan dan meng update
pembayaran; sistem aplikasi
- Belum tertibnya
pengelolaan
administrasi
keuangan dan
pengendalian belanja di
Aset
SKPD;
- Masih kurangnya
instrumen
Peraturan/Juklak/
- Menyusun
Juknis yang digunakan
Peraturan
dalam proses
Walikota , juknis
penerimaan dan
dan SOP
pengeluaran APBD;
pengelolaan
perbendaharaan;
- Meningkatkan
sistem
pengelolaan
- Masih adanya
perbendaharaan;
Penumpukan
- Mengadakan
dokumen
pembinaan,
pencairan SKPD
sosialisasi dan
di akhir tahun
Bimtek pengelola
perbendaharaan;

- Menyusun Perda,
2 Program : Masih terdapat - Masih adanya peraturan
Perwal, Juknis
Peningkatan temuan baru yang belum disertai
dan SOP
Prasarana, Sarana Pemeriksaan Juklak/Juknis;
Pengelolaan
dan Alat Kerja BPK tahun 2010
Keuangan dan
Aparatur s/d 2012 pada
Aset;
Pencatatan

80
Akuntansi - Laporan Bulanan, - Meningkatkan
semesteran dan tahunan Kualitas dan
dari SKPD baik laporan Kuantitas Akun
pendapatan, persediaan Pendapatan,
dan aset tidak tepat Belanja, Neraca
waktu; dan LAK;
- Masih banyaknya SDM - Persiapan
Akuntansi di SKPD yang Akuntansi
bukan berlatar belakang berbasis Akrual
- Mengadakan
pendidikan Akuntansi
Pelatihan dan
Bimtek kepada
pengelola
Akuntansi di
SKPD serta Ujian
Sertifikasi
Akuntansi;

- Masih - Masih lemahnya


3 Program : - Koordinasi
banyaknya sinergitas dalam proses
Pengelolaan secara
kendala dalam penerbitan rekomendasi
Inventarisasi Aset komprehensif
Pensertifikatan lahan Fasos/Fasum
dengan instansi
- Masih lemahnya
Aset
terkait dalam
berupa Lahan koordinasi antar instansi
proses
milik terkait dalam proses
penerbitan
Pemerintah pensertifikatan lahan
rekomendasi
Kota Bekasi
- Belum terlaksananya
lahan
- Masih penghapusan barang
Fasos/Fasum;
terdapatnya daerah yang sudah tidak
- Koordinasi yang
kendaraan layak pakai
simultan dengan
bermotor yang
BPN Kota Bekasi
sudah tidak
- Akan dilakukan
efektif dan
penghapusan
efisien untuk
barang millik
operasional
daerah yang
yang perlu
sudah tidak
dihapuskan
layak pakai

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi

80
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bekasi merupakan Lembaga
Teknis Daerah yang bertugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan aset,
sedangkan untuk tingkat Kementerian dan Lembaga Nasional BPKAD Kota
Bekasi menginduk dan berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia khususnya Direktorat Jenderal (Ditjen) Keuangan Daerah.

Ditjen Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia

Visi : Terkemuka dalam mewujudkan Pengelolaan Keuangan Daerah yang


partisipatif, transparan, efektif, efisien, akuntabel dan kompetitif.

Misi :
1. Meningkatkan kualitas perencanaan anggaran daerah.
2. Mendorong peningkatan pendapatan daerah, pengelolaan investasi dan
kekayaan daerah.
3. Meningkatkan kualitas pengelolaan dana perimbangan.
4. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan dan pertanggungjawaban
keuangan daerah.
5. Meningkatkan koordinasi, konsolidasi, dan keterpaduan program dalam
peningkatan kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah.

Sasaran :
1. Terwujudnya tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah yang
akuntabel dan transparan, serta efisien dalam pemanfaatan APBD;
2. Tersusunnya kajian sebagai bahan masukan Revisi UU Nomor 32 Tahun
2004 dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat
dan Daerah; dan

3. Tersedianya peraturan yang mendukung investasi di daerah.

Dalam mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang partisipatif,


transparan, efektif, efisien, akuntabel dan kompetitif maka menentukan arah
kebijakan yang tepat dan selaras dengan perkembangan keuangan daerah
sangatlah penting, antara lain :

1. Meningkatkan kualitas dalam memberikan fasilitasi pengelolaan anggaran


daerah melalui penetapan pedoman dan standarisasi teknis, pemberian
bimbingan teknis, penyediaan data dan informasi keuangan dan evaluasi
kinerja anggaran daerah;
2. Menyiapkan rumusan kebijakan serta standardisasi teknis dan fasilitasi di
bidang akuntansi, pertanggungjawaban keuangan daerah, bantuan

80
keterangan ahli, pemberian dukungan teknis, informasi keuangan daerah
serta pembinaan dan evaluasi pengelolaan keuangan daerah;
3. Melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan program, penyiapan data
dan informasi, keuangan, kepegawaian, dan urusan rumah tangga serta
penyiapan rancangan peraturan perundang-undangan.

Dari Rencana Strategis Ditjen Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri


Republik Indonesia tersebut dapat terlihat adanya keterkaitan antara Sasaran
Renstra Kementerian tersebut dengan permasalahan yang ada di Kota Bekasi
sehingga dapat diidentifikasi faktor-faktor penghambat maupun pendorong
terhadap kinerja BPKAD Kota Bekasi seperti tergambar pada tabel berikut ini :

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS

Kota Bekasi adalah salah satu Kota yang memiliki letak paling strategis karena
posisi Kota Bekasi terletak sangat dekat dengan Ibukota negara sebagai pusat
pemerintahan, perdagangan, bisnis dan jasa yang secara otomatis akan sangat
berpengaruh terhadap arah perkembangan Kota Bekasi. Salah satu perubahan
terhadap pola pengembangan Tata Ruang di Kota Bekasi selain makin
banyaknya industri-industri yang bermunculan di wilayah Kota Bekasi sebagai
daerah urban/pinggiran Kota adalah makin berkembangnya bisnis perumahan
dan properti yang sangat pesat dikarenakan banyak investor dan developer yang
melihat peluang dengan banyaknya orang yang bekerja di wilayah
Ibukota Jakarta lebih memilih untuk menetap dan memililki rumah tinggal di
Kota Bekasi. Dengan adanya fenomena ini banyak dampak yang akan terjadi
disamping dampak positif yang didapat dengan akan makin berkembangnya
perekonomian masyarakat Kota Bekasi yang didapat dari penghasilan jasa dan
perdagangan serta adanya peningkatan Investasi dan Pendapatan Daerah
melalui Investor Permukiman dan Pajak Daerah, maka Kota Bekasi akan
dihadapkan pada suatu masalah yang tidak kalah pelik yaitu pemanfaatan
Ruang Kota. Makin besarnya kebutuhan akan perumahan dan infrastruktur
Kota akan menyebabkan wilayah tidak terbangun akan semakin berkurang dan
kebutuhan akan sarana umum dan sosial semakin betambah yang tidak kalah
penting adalah pengendalian daerah serapan melalui Ruang Terbuka Hijau
untuk mencegah bahaya banjir sebagai dampak berkembangnya lahan
terbangun, maka Rencana Pemanfaatan Ruang beserta Kajian Lingkungan
Hidup Strategis akan menjadi perhatian khusus.
Penataan ruang wilayah Kota Bekasi melalui Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Bekasi bertujuan mewujudkan Kota Bekasi sebagai tempat hunian
dan usaha kreatif yang nyaman dengan peningkatan kualitas lingkungan hidup
yang berkelanjutan. Beberapa arah kebijakan RTRW Kota Bekasi menurut
Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

80
Ruang Wilayah Kota Bekasi Tahun 2011 – 2031 yang berkaitan erat dengan
BPKAD Kota Bekasi antara lain :
1. Pengembangan kawasan peruntukan permukiman yang terstruktur melalui
pendekatan kawasan siap bangun dan pola hunian vertikal; dan
2. Perwujudan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota sebesar 30 % dari luas wilayah
Kota Bekasi.

Dengan adanya pengembangan kawasan peruntukan permukiman, maka akan


memungkinkan banyaknya bermunculan perumahan-perumahan baru sehingga
akan meningkat pula kebutuhan akan lahan sarana-sarana umum dan sosial
seperti jalan umum yang layak, lahan untuk pendirian sarana peribadatan,
sarana pemakaman umum, lahan untuk taman bermain, taman kota serta
Ruang Terbuka Hijau lainnya yang sudah menjadi kewajiban para
Developer/Pengembang untuk menyerahkan kepada Pemerintah Kota Bekasi
untuk kemudian dijadikan aset milik Pemerintah Kota Bekasi.

BPKAD Kota Bekasi sebagai pengelola keuangan dan aset daerah Kota Bekasi
memiliki peran untuk mengelola aset-aset milik Pemerintah yang diberikan oleh
para Developer tersebut maupun yang telah dimiliki Pemerintah Kota bagi
peruntukan sarana dan prasarana perumahan dan Ruang Terbuka Hijau
sehingga tercapai pemanfaatan ruang wilayah Kota yang terpola dan terstruktur
dengan baik, tepat sasaran, terencana dan selaras dengan Visi, Misi Walikota
dan Wakil Walikota Bekasi.

Berikut ini dijelaskan hubungan antara arah kebijakan dan strategi pemanfaatan
ruang wilayah Kota Bekasi dengan kebijakan dan strategi BPKAD Kota Bekasi
sebagai pengelola aset Pemerintah Kota Bekasi :

80
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang
signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang. Suatu
kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak
diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya,
dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Karakteristik
suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar,
berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/keorganisasian dan
menentukan tujuan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk
memperoleh rumusan isu-isu strategis diperlukan analisis terhadap berbagai
fakta dan informasi yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis.
Rencana Strategis BPKAD Kota Bekasi periode 2013-2018 ini mengacu kepada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bekasi periode
2013-2018 dimana BPKAD Kota Bekasi menjadi salah satu SKPD yang berperan
penting dalam mencapai Opini WTP yang mencerminkan akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah yang baik, akuntabel dan bersih untuk
terselenggaranya Tata Kelola Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance)
sebagaimana Misi Walikota Bekasi. Maka dalam rangka mewujudkan sebuah
kondisi dimana terlaksananya Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik dalam
roda Pemerintahan di Kota Bekasi, BPKAD Kota Bekasi menetapkan beberapa
Isu-Isu Strategis dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan
pembangunan dan perkembangan Kota Bekasi selama beberapa tahun di
belakang dan dengan memperhatikan berbagai permasalahan dan potensi
pengembangan pelayanan BPKAD Kota Bekasi di masa depan serta dengan
menelaah dokumen-dokumen perencanaan diatas yaitu Renstra
Kementerian/Lembaga, Provinsi, RTRW Kota Bekasi dan KLHS sebagai berikut :

1. Penetapan APBD tepat waktu dan berkualitas;


2. Penyajian Laporan Keuangan sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP);
3. Pengelolaan Perbendaharaan Tertib Administrasi;

80
4. Pengelolaan Aset Daerah yang Tertib Administrasi.

Dengan mengangkat keempat Isu Strategis diatas diharapkan akan terbentuk


Program-program dan berbagai Kegiatan yang dapat mendukung tercapainya
Visi dan Misi Walikota dan Wakil Walikota Bekasi serta dapat menjadikan
BPKAD Kota Bekasi sebagai pengelola keuangan dan aset daerah yang baik,
bersih dan akuntabel serta sehingga tercapai sebuah Opini yang baik
terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Kota Bekasi (WTP) setiap tahunnya.

80

Anda mungkin juga menyukai