Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Teori Dan Estimasi Biaya”

Mata Kuliah Ekonomi Manajerial


Dosen Pengampu : Rila Anggraeni, S.E., M.M.

Nama :
Farhan Alif Daffa (165020200111014)
Desta Putra Khoirudin (165020207111066)
Annas Krisna Bachtiar (165020207111086)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018

0
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul Teori dan
Estimasi Biaya telah di selesaikan. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala bantuan
yang telah diberikan.

Makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan pengetahuan baru
tentang pemahaman perusahaan dan strategi pemasaran di dunia bisnis nasional dan internasional

Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran guna untuk memperbaiki makalah ini agar
menjadi lebih baik. Mudah-mudahan dapat memberikan manfaat yang besar dan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………………………………………………. 1

Daftar isi ……………………………………………………………………. 2

Isi ……………………………………………………………………. 3

1. Pengertian ……………………………………………………………………. 3
2. Fungsi Biaya Jangka Pendek ……………………………………………………. 4
3. Kurva Biaya Jangka Panjang ……………………………………………………. 7
4. Minimisasi Biaya ……………………………………………………………. 10
5. Manajemen Logistik ……………………………………………………………. 11
6. Analisis Titik Impas ……………………………………………………………. 13
7. Tuasa Operasi ……………………………………………………………. 14
8. Estimasi Empiris Fungsi Biaya ……………………………………………. 15

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………. 17

2
ISI

Pengertian

Estimasi Biaya adalah penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk


menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan persyaratan atau kontrak.

Dalam melakukan estimasi (perhitungan) biaya diperlukan :

- Pengetahuan dan keterampilan teknis estimator,seperti membaca


gambar,melakukan estimasi (perhitungan),dll
- Personal judgement berdasarkan pengalaman estimator

3
Fungsi biaya jangka pendek

Jangka pendek adalah jangka waktu dimana perusahaan dapat menambah salah satu factor
produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dengan perkataan lain, dalam analisis dimisalkan
bahwa sebagian dari factor-faktor produksi yang digunakan dianggap tetap jumlahnya. Sedangkan
jangka panjang adalah jangka waktu dimana semua factor produksi dapat mengalami perubahan,
yaitu jumlahnya dapat ditambah apabila pertambahan itu diperlukan.

Menurut Karl E. Case & Ray C. Fair dalam jangka pendek, semua perusahaan (kompetitif
maupun nonkompetitif) memiliki biaya yang harus mereka tanggung apapun output mereka.
Sebenarnya, beberapa biaya tetap harus dibayar meskipun berusaha berhenti berproduksi yakni,
meskipun outputnya nol. Jenis biaya ini disebut biaya tetap, biaya tetap adalah segala biaya yang
tidak tergantung pada tingkat output perusahaan. Biaya ini tetap timbul meskipun perusahaan tidak
memproduksi apapun. Tidak ada biaya tetap dalam jangka panjang, dan perusahaan tidak bisa
melakukan apapun dalam jangka pendek untuk menghindarinya atau mengubahnya.

Pengertian Biaya Produksi Jangka Pendek

Beberapa pengertian biaya dalam jangka pendek

1. Biaya tetap total (total fixed cost)


Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Sebagai
contoh adalah biaya peneliharaan pabrik dan asuransi, biaya abonemen telepon bulanan.
Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus
menghitung biaya total. Penuruanan rumus tersebut, adalah: TC = FC + VC
FC = TC – VC

2. Biaya variabel total (total variable cost)


Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara linier sesuai dengan volume output
operasi perusahaan. Sebagai contoh adalah biaya pulsa telepon bulanan, biaya pengeluaran
untuk upah dan bahan baku. Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus
menghitung biaya total, yaitu: TC = FC + VC
VC = TC – FC

4
3. Biaya marjinal (marginal cost)
Biaya marginal dapat juga dikatakan sebagai biaya pertambahan (incremental cost). Biaya
marginal merupakan kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi
sebanyak satu unit keluaran tambahan. Biaya marginal dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
MCn = TCn – TC n-1 atau MCn = ∆TC / ∆Q

4. Biaya tetap rata-rata (per unit) atau average fixed cost


Biaya tetap rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya tetap (FC) untuk memproduksi
sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Biaya tetap rata-rata
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AFC = TFC / Q

5. Biaya variabel rata-rata (per unit) atau average variable cost


Biaya variabel rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya variabel (VC) untuk
memproduksi sejumlah baran (Q) dibagi dengan jumlah produksi tertentu. Biaya variabel
rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:
AVC = TVC / Q

6. Biaya total (total cost)


Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan
yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
TC = TFC + TVC

7. Biaya rata-rata (average cost)


Biaya total rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya total (TC) untuk memproduksi
sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi oleh perusahaan. Biaya total
rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:

5
AC = TC / Q atau AC = AFC + AVC

Bentuk Kurva Biaya Jangka Pendek

Dalam gambar diatas digambarkan 3 jenis kurva yang termasuk dalam golongan kurva-kurva biaya
total rata-rata, yaitu:

Kurva TFC yang menggambarkan biaya tetap total

Kurva TVC yang menggambarakan biaya berubah total

Kurva TC yang menggambarkan biaya total

6
Kurva Biaya Total Jangka Panjang
Kurva biaya total jangka panjang (long term total cost / LTC) diturunkan dari pola
ekspansi perusahaan dan menunjukkan biaya total jangka panjang minimal dalam memproduksi
berbagai tingkat output. Kurva biaya rata-rata dan marginal jangka panjang perusahaan di
turunkan dari biaya total jangka panjang. Penurunan ini di tunjukkan dalam gambar berikut:

Panel gambar di atas menunjukkan garis ekspansi perusahaan. Garis ekspansi menunjukkan
kombinasi input optimum dalam memproduksi berbagai tingkat output sebagai contoh, titik A
menjukkan bahwa untuk memproduksi 1 unit output (1Q) perusahaan menggunakan 4 unit tenaga
kerja (4L) dan 4 unit modal (4K). Jika upah tenaga kerja (w) adalah $10 per unit dan harga sewa
modal (r) juga $10 per unit, biaya minimum untuk memproduksi output 1Q adalah:
(4L) ($10) + (4K) ( $10) = $80
Hal ini ditunjukkan oleh titik A’ pada panel tengah, di mana sumbu vertical mengukur biaya
total dan sumbu horizontal mengukur output. Dari titik C pada garis ekspansi di panel atas, kita
memperoleh titik C’ ($100) pada kurva LTC pada panel tengah untuk output sejumlah 2Q. Titik-
titik lain dalam kurva LTC diperoleh denhgan cara yang sama.

7
Pada kurva LTC dimulai pada titik asal karena tidak ada biaya tetap pada jangka panjang.
Dari kurva LTC kita dapat menurunkan kurva biaya rata-rata jangka panjang (long-run average
cost – LAC) dari suatu perusahaan. LAC adalah sama dengan LTC di bagi dengan Qyaitu :
LTC
LAC = Q

Sebagai contoh, LAC untuk memproduksi 1Q yang diperoleh dengan membagi LTC sebesar
$80 (titik A’ pada kurva LTC) dengan 1. Hal ini menunjukkan kemiringan garis dari titik asal ke
titik A’ pada kurva LTC dan diplot sebagai titik A” di panel bawah. Titik-titik lain pada kurva
LAC diperoleh dengan cara sama. Catatan bahwa kemiringan dari garis titik asal ke kurva LTC
menurun sampai ke titik G’ (panel tengah) dan kemudian naik. Sehingga kurva LAC pada paneh
bawah menurun sampai titik G” (4Q) dan naik sesudahnya.
Darikurva LTC juga dapat menurunkan kurva biaya marginal jangka panjang (long-run
marginal costs—LMC). Kurva ini mengukur perubahan per unit perubahan output dan ditunjukkan
oleh kemiringan dari kurva LTC. sehingga,
∆LTC
LMC = ∆Q

Sebagai contoh, peningkatan output dari 0Q menjadi 1Q meningkatkan LTC dari $0 menjadi
$80. Sehingga, LMC adalah $80 dan diplot pada 0,5 (setengah dari jarak 0Q dan 1Q) dalam panel
bawah. Meningkatnya output dari 1Q menjadi 2Q menyebabkan peningkatkan dalam LTC dari
$80 mernjadi $100, atau sebesar $20 (diplot pada 1,5 dalam panel bawah), dan lain-lain.
- Kurva Biaya Rata-Rata dan Biaya Marginal Jangka Panjang
Kurva biaya rata-rata jangka panjang menunjukkan biaya produksi rata-rata terendah dalam
memproduksi setiap titik output di mana perusahaan dapat membangun pabrik yang paling tepat
untuk memproduksi setiap tingkat output.

8
Panel atas gambar 7-4 didasarkan asumsi bahwa perusahan dapat membangun empat skala
pabrik (ditunjukkan oleh SAC1, SAC2, SAC3, dan SAC4) sementara panel bawah gambar 7-4
didasarkan asumsi bahwa perusahaan dapat membangun pabrik dalam jumlah yang lebih banyak
atau skala pabrik dalam jumlah tidak terbatas.

9
Minimisasi biaya secara internasional sklala ekonomis yang baru
Perdagangan internasional dalam input
Selama 1 dekade terakhir perdagangan internasional untuk komponen dan suku cadang telah
meningkat secara drastis, dan lebih banyak produk yang dibuat oleh perusahaan internasional,
suku cadang dan komponennya dibuat di berabgai negara dengan alasan agar meminimumkan
biaya produksi. Sumber input asing merupakan suatu pilihan untuk memperoleh laba yang
tinggi atau sebagai syarat agar tetap kompetitif. Perusahaan yang tidak mencari input yang lebih
murah ke luar negeri menghadapi kehilangan daya saing di pasar dunia dan bahkan pasar
domestic.
Skala ekonomis internasional baru
Skala ekonomis internasional baru merupakan langkah konstan perusahaan untuk melakukan
eksplorasi sumber sumber input yang murah dan produksi luar neger untuk tetap kompetitif.
Perusahan dituntut untuk menghadapi tantangan untuk mengintegrasikan operasi perusahaan
dengan seluruh system manufaktur di dunia guna mengambil keuntungan dari skala ekonomis
internasional yang baru. Skla ekonomis intenasional yang baru dapat dicapai dengan 5 cara :
pengemmbangan produk, pembelian, produksi, manajemen permintaan, dan pemenuhan pesanan.

10
Manajemen Logistik
Kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk mencapai daya guna (efisiensi) yang
optimal di dalam memanfaatkan barang dan jasa. Logistik modern dapat didefinisikan sebagai
proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang
dan barang-jadi dari para suplier, di antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para
langganan. Ciri-ciri utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap
pemindahan (movement) dan penyimpanan (storage) yang strategis.

Siagian: 1992, menyatakan “Manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan
yang dilakukan oleh orang lain, sedangkan logistik adalah bahan untuk kegiatan operasional
yang sifatnya habis pakai”.

Fungsi manajemen logistik


1. Fungsi Perencanaan
Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-
langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sedangkan secara khusus perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik
yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan
sesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi( Mustikasari: 2007)
2. Fungsi Penganggaran
Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan
perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala standar yaitu skala mata
uang dan jumlah biaya
3. Fungsi Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan memenuhi
kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan
sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada.
4. Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pngelolaan barang
persediaan di tempat penyimpanan. (Mustikasari: 2007) Penyimpanan berfungsi untuk
menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan
pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya.
5. Fungsi Penyaluran
Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola pemindahan
barang dari satu tempat ke tempat lainnya
6. Fungsi Penghapusan
Penghapusan adalah kgiatan atau usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban
sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

11
7. Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian, pemantauan dan
pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistik yang sedang atau telah
berlangsung

12
Analisis biaya volume laba (analisis titik impas)
Analisis titik impas membahasa mengenai hubungan antara penerimaan total, biaya total, dan
laba total perusahaan pada berbagai tingkat output. Analisis titik impas digunakan untuk
mennetukan volume penjualan yang diperlukan bagi perusahaan untuk mencapai titik impas, laba
total, dan kerugian pada tingkat penjulannya.

TR=P.Q
TC=TFC+(AVC).Q
TR=TC
TFC
Qb=P−AVC

Dimana : TR : pendapatan total


Q : Kuantitas
P : Harga
TC : Total Cost
AVC : Rata Rata Biaya

13
Tuasan Operasi
Tuasan operasi mengacu pada rasio biaya tetap total dengan biaya variable total pada
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi tuasan suatu perusahaan.
Daya respons atau sensitivitas laba total perusahaan (π) terhadap perubahan dalam output atau
penjualan (Q) dapat diukur dengan derajat tuasan operasi (DOL)
Δπ Q
DOL = .
ΔQ π
Q(P − AVC)
DOL =
Q(P − AVC) − TFC

14
Estimasi empiris fungsi biaya
Estimasi empiris fungsi biaya penting untuk mencapai berbagai tujuan keputusan

manajerial.fungsi biaya jangka pendek sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan tingkat

output optimum pada harga yang di bebankan. Pengetahuan tentang fungsi biaya jangka panjang

penting dalam perencanaan untuk skala optimum pabrik yang di bangun perusahaan pada jangka

panjang.

Masalah Data dan Pengukuran dalam Mengestimasi Fungsi Biaya Jangka Pendek

Metode yang di gunakan dalam mengistimasi fungsi biaya jangka pendek yaitu adalah

analisis regresi,di mana biaya variabel total diregresikan terhadap output dan beberapa variable

lainya,seperti hatga input dan kondisi operasi selama periode waktu di mana ukuran pabrik

tetap.yang biasa di estimasi adalah fungsi biaya variabel total dan fingsi biaya total karena sulitnya

mengalokasikan biaya tetap kedalam berbagai produk yang di produksi oleh perusahaan.

Mengestimasi Fungsi Biaya Jangka Panjang dengan Cross-Sectional Regression Analysis

Tujuan estimasi kurva biaya jangka panjang adalah untuk menentukan skala pabrik terbaik

yang di bangun perusahaan untuk meminimumkan biaya dalam memproduksi tingkat output yang

di harapkan dalam jangka panjang. secara teoritis ,kurva biaya jangka panjang dapat di estimasi

dengan analisis regresi menggunakan baik data deret-waktu (observasi biaya kuantitas untuk

perusahaan atau pabrik yang di berikan melampaui waktu) atau data lintas bagian- cross sectional

data (data biaya kuantitas untuk sejumlah perusahaan pada suatu titik yang di berikan). namun

15
analisis regresi dengan menggunakan data cross-section untuk mengestimasi kurva biaya jangka

panjang juga memunculkan beberapa kesulitan.

Mengestimasi Fungsi Biaya Jangka Panjang dengan Teknik Rekayasa dan Survival

Bila data yang cukup tidak tersedia untuk melakukan estimasi kurva biaya jangka
panjang,maka dapat di gunakan tehnik rekayasa atau survival. tehnik rekayasa menggunakan
pengetahuan mengenai hubungan fisik antara input dan output yang di nyatakan oleh fungsi
produksi untuk menentukan kombinasi input optimum yang di butuhkan dalam memproduksi
berbagai tingkat output.

16
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ekonomi Manajerial Dominick Salvatore edisi 13
https://www.academia.edu/16647903/Fungsi_Biaya_jangka_pendek
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/312266140?extension=docx&ft=15216201
91&lt=1521623801&user_id=318919330&uahk=WCQZo_QokYut41MbcolYrEbtlo4
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.co.id/2011/05/makalah-manajemen-logistik.html

17

Anda mungkin juga menyukai