Anda di halaman 1dari 50

Konsep Biokimia Tubuh (MATERI 1)

Pengertian Oksidasi Biologis.

Reaksi oksidasi dapat didefinisikan sebagai peristiwa kehilangan elektron atau


kehilangan hydrogen, sehingga disebut juga reaksi dehidrogenasi. Bila suatu senyawa dioksidasi
maka harus ada senyawa lain yang direduksi, yaitu akan memperoleh elektron atau memperoleh
hydrogen. (Sri Widya : 2000)

Pengertian sempit oksidasi biologi adalah reaksi suatu zat dengan molekul oksigen,
sedangkan pengertian luasnya adalah pelepasan hydrogen (dehidrogenasi) atau pelepasan
elektron.

Respirasi

Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi
melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia
ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.

Respirasi :Karbohidrat + O2 → CO2 +H2O + E


Karbohidrat pada proses ini dioksidasi menjadi CO2 dan oksidasi (O2) direduksi
membentuk H2O.
Daur ATP
Seluruh energi ditubuh berasal dari molekul yang tinggi energi yaitu Adenosin
Triphosphate (ATP) yang tertimbung diotot. Selama fungsi tubuh bekerja maka hidrolisis ATP
harus terus berjalan. Diantara sel tubuh, sel otot merupakan sel yang terbanyak menimbun ATP.
ATP diotot sekitar 4-6 milimol/kg otot, yang hanya cukup untuk aktifitas cepat dan berat selama
3-8 detik. Untuk aktifitas yang lebih lama otot memerlukan ATP melalui 3 sistem energi. Kinerja
fisik memerlukan kombinasi dari ke 3 sistem energi, dimana kontribusinya tergantung dari
intensitas dan lamanya kerja fisik yaitu sistem ATP-CP, Sistem glikolisis anaerobic dan sistem
aerobic. Tubuh beraktifitas seperti mesin yang bergerak sendiri (automobile) dengan mengubah
energi kimia menjadi energi mekanik.

Adenosin Triphosphate (ATP)


Semua energi dalam proses biologi berasal dari matahari. Sumber energi tidak dapat
digunakan secara langsung tapi melalui proses metabolisme yaitu pemecahan zat gizi dari
makanan (klorofil tanaman merubah energi yang diterimanya menjadi energi kimia: KH, protein
dan lemak) yang memberi hasil akhir ATP + CO2 H2O. ATP merupakan senyawa kimia
berenergi tinggi yang dapat langsung digunakan dalam proses biologis (konduksi saraf,
transportasi ion, sekresi kelenjar, kontraksi dan rileksasi otot,dll)
ATP terbentuk dari ADP dan Pi melalui fosforilasi yang dirangkaikan dengan proses
oksidasi. Selanjutnya ATP yang terbentuk dialirkan ke proses reaksi biologis yang membutuhkan
energi untuk hidrolisis menjadi ATP dan Pi sekaligus melepaskan energi yang dibutuhkan oleh
proses biologis tersebut. Demikian seterusnya sehingga terjadilah daur ATP-ADP secara terus
menerus.

Siklus ATP
Hidrolisis
 ATP → ADP + Pi + 12.000 kalori
 ADP → AMP + Pi + 12.000 kalori
Pembentukan kembali
 AMP + Pi + 12.000 kalori → ADP
 ADP + Pi + 12.000 kalori → ATP
Berlangsung secara mendaur → Siklus ATP → sistem energi.

Rantai Respirasi
Yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui
proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP
untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, dan pertumbuhan.

Siklus Kreb

Siklus Krebs adalah proses utama kedua dalam reaksi pernafasan sel. Siklus Krebs ini
ditemukan oleh Hans Krebs (1900-1981). Reaksi pernafasan sel tersebut disebut juga sebagai
daur asam sitrat atau daur asam trikarboksilat.

Tahapan Reaksi dalam Siklus Krebs


Siklus Krebs terjadi di mitokondria dengan menggunakan bahan utama berupa asetil-
CoA, yang dihasilkan dari proses dekarboksilasi oksidatif. Ada delapan tahapan utama yang
terjadi selama siklus Krebs.
1. Kondensasi
Kondensasi merupakan reaksi penggabungan molekul asetil-CoA dengan oksaloasetat
membentuk asam sitrat. Enzim yang bekerja dalam reaksi ini adalah enzim asam sitrat sintetase.
2. Isomerase sitrat
Tahapan ini dibantu oleh enzim aconitase, yang menghasilkan isositrat.
3. Produksi CO2
Dengan bantuan NADH, enzim isositrat dehidrogenase akan mengubah isositra menjadi alfa-
ketoglutarat. Satu molekul CO2 dibebaskan setiap satu reaksi.
4. Dekarboksilasi oksidatif kedua
Tahapan reaksi ini mengubah alfa-ketoglutara menjadi suksinil-CoA. Reaksi dikatalisasi oleh
enzim alfa-ketoglutarat dehidrogenase.
5. Fosforilasi tingkat substrat
Respirasi seluler juga menghasilkan ATP dari tahapan ini. Reaksi pembentukan ATP inilah yang
dinamakan dengan fosforilasi, karena satu gugus posfat akan ditambahkan ke ADP menjadi
ATP. Pada awalnya, suksinil-CoA akan diubah menjadi suksinat, dengan mengubah GDP + Pi
menjadi GTP. GTP tersebut akan digunakan untuk membentuk ATP.
6. Dehidrogenasi
Suksinat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan didehidrogenasi menjadi fumarat dengan
bantuan enzim suksinat dehidrogenase.
7. Hidrasi dan regenerasi oksaloasetat
Dua tahapan ini merupakan akhir dari Siklus Krebs. Hidrasi merupakan penambahan atom
hidrogen pada ikatan ganda karbon (C=C) yang ada pada fumarat sehingga menghasilkan malat.
Malat dehidrogenase mengubah malat menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat yang dihasilkan
berfungsi untuk menangkap asetil-CoA, sehingga siklus Krebs akan terus berlangsung. Adapun
hasil dari Siklus Krebs adalah ATP, FADH2, NADH dan CO2. Siklus akan menghasilkan 2
molekul CO2, yang dilepaskan. Jumlah molekul NADH yang dihasilkan adalah 6 molekul,
sedangkan FADH adalah 2 molekul. ATP yang diproduksi secara langsung ada sebanyak 2
molekul, yang merupakan hasil dari reaksi fosforilasi tingkat substrat. FADH2 dan NADH adalah
molekul yang digunakan dalam tahapan transpor elektron. Setiap molekul NADH akan
dioksidasi lewat transpor elektron sehingga menghasilkan 3 ATP per molekul, sedangkan satu
molekul FADH2 menghasilkan 2 molekul ATP.
Transfer Elektron
Tahap akhir dari respirasi aerob adalah sistem transpor elektron sering disebut juga
sistem (enzim) sitokrom oksidase atau sistem rantai pernapasan yang berlangsung pada krista
dalam mitokondria. Pada tahap ini melibatkan donor elektron, akseptor elektron, dan reaksi
reduksi dan oksidasi (redoks). Donor elektron adalah senyawa yang dihasilkan selama tahap
glikolisis maupun siklus Krebs dan berpotensi untuk melepaskan elektron, yaitu NADH2 dan
FADH2.
Akseptor elektron adalah senyawa yang berperan sebagai penerima elektron yang
dilepaskan oleh donor elektron, yaitu enzim sitokrom dan Oksigen.
Sebanyak 10 molekul NADH2 dan 2 molekul FADH2 dihasilkan selama tahap glikolisis
dan siklus Krebs. Seluruhnya akan memasuki reaksi redoks pada sistem transpor elektron. Setiap
pelepasan elektron akan menghasilkan energi berupa ATP, 1 molekul NADH2 akan
menghasilkan 3 molekul ATP, dan 1 molekul FADH2 akan menghasilkan 2 molekul ATP.
Mula-mula molekul NADH2 memasuki reaksi dan dihidrolisis oleh enzim dehidrogenase
diikuti molekul FADH2 yang dihidrolisis oleh enzim flavoprotein, keduanya melepaskan ion
Hidrogen diikuti elektron, peristiwa ini disebut reaksi oksidasi.
Selanjutnya elektron ini akan ditangkap oleh Fe+++ sebagai akseptor elektron dan dikatalis
oleh enzim sitokrom b, c, dan a. Peristiwa ini disebut reaksi reduksi. Reaksi reduksi dan oksidasi
ini berjalan terus sampai elektron ini ditangkap oleh Oksigen (O2) sehingga berikatan dengan ion
Hidrogen (H+) menghasilkan H2O (air). Hasil akhir dari sistem transpor elektron ini adalah 34
molekul ATP, 6 molekul H2O (air).
Secara keseluruhan reaksi respirasi sel aerob menghasilkan 38 molekul ATP, 6 molekul
H2O, dan 2 molekul CO2.

Kepentingan Oksidasi dalam Biomedis


1. Pemanfaatan Enzim Sebagai Alat Diagnosis
Pemanfaatan enzim untuk alat diagnosis secara garis besar dibagi dalam tiga kelompok:
A. Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan suatu jaringan atau organ akibat penyakit
tertentu.
Penggunaan enzim sebagai petanda dari kerusakan suatu jaringan mengikuti
prinsip bahwasanya secara teoritis enzim intrasel seharusnya tidak terlacak di cairan
ekstrasel dalam jumlah yang signifikan. Pada kenyataannya selalu ada bagian kecil enzim
yang berada di cairan ekstrasel. Keberadaan ini diakibatkan adanya sel yang mati dan
pecah sehingga mengeluarkan isinya (enzim) ke lingkungan ekstrasel, namun jumlahnya
sangat sedikir dan tetap. Apabila enzim intrasel terlacak di dalam cairan ekstrasel dalam
jumlah lebih besar dari yang seharusnya, atau mengalami peningkatan yang
bermakna/signifikan, maka dapat diperkirakan terjadi kematian (yang diikuti oleh
kebocoran akibat pecahnya membran) sel secara besar-besaran. Kematian sel ini dapat
diakibatkan oleh beberapa hal, seperti keracunan bahan kimia (yang merusak tatanan
lipid bilayer), kerusakan akibat senyawa radikal bebas, infeksi (virus), berkurangnya
aliran darah sehingga lisosom mengalami lisis dan mengeluarkan enzim-enzimnya, atau
terjadi perubahan komponen membrane sehingga sel imun tidak mampu lagi mengenali
sel-sel tubuh dan sel-sel asing, dan akhirnya menyerang sel tubuh (penyakit autoimun)
dan mengakibatkan kebocoran membrane.
Contoh penggunaan enzim sebagai petanda adanya suatu kerusakan jaringan
adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan adanya gangguan perfusi darah ke
glomerulus ginjal, sehingga renin akan menghasilkan angiotensin II dari suatu protein
serum yang berfungsi untuk menaikkan tekanan darah
b. Peningkatan jumlah Alanin aminotransferase (ALT serum) hingga mencapai seratus
kali lipat (normal 1-23 sampai 55U/L) menunjukkan adanya infeksi virus hepatitis,
peningkatan sampai dua puluh kali dapat terjadi pada penyakit mononucleosis infeksiosa,
sedangkan peningkatan pada kadar yang lebih rendah terjadi pada keadaan alkoholisme.
c. Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu isozim dari tripsin) hingga empat ratus
kali menunjukkan adanya pankreasitis akut, dan lain-lain.

B. Enzim sebagai suatu reagensia diagnosis.


Sebagai reagensia diagnosis, enzim dimanfaatkan menjadi bahan untuk mencari
petanda (marker) suatu senyawa. Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan suatu
senyawa petanda yang dicari dapat diketahui dan diukur berapa jumlahnya. Kelebihan
penggunaan enzim sebagai suatu reagensia adalah pengukuran yang dihasilkan sangat
khas dan lebih spesifik dibandingkan dengan pengukuran secara kimia, mampu
digunakan untuk mengukur kadar senyawa yang jumlahnya sangat sedikit, serta praktis
karena kemudahan dan ketepatannya dalam mengukur. Contoh penggunaan enzim
sebagai reagen adalah sebagai berikut:
a. Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan bakteri Arthobacter
globiformis dapat digunakan untuk mengukur asam urat.
b. Pengukuran kolesterol dapat dilakukan dengan bantuan enzim kolesterol-oksidase yang
dihasilkan bakteriPseudomonas fluorescens.
c. Pengukuran alcohol, terutama etanol pada penderita alkoholisme dan keracunan
alcohol dapat dilakukan dengan menggunakan enzim alcohol dehidrogenase yang
dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisciae, dan lain-lain.

C. Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia.


Sebagai petanda pembantu dari reagensia, enzim bekerja dengan memperlihatkan
reagensia lain dalam mengungkapkan senyawa yang dilacak. Senyawa yang dilacak dan
diukur sama sekali bukan substrat yang khas bagi enzim yang digunakan. Selain itu,
tidak semua senyawa memiliki enzimnya, terutama senyawa-senyawa sintetis. Oleh
karena itu, pengenalan terhadap substrat dilakukan oleh antibodi. Adapun dalam hal ini
enzim berfungsi dalam memperlihatkan keberadaan reaksi antara antibodi dan antigen.
Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:
a. Pada teknik imunoenzimatik ELISA (Enzim Linked Immuno Sorbent Assay), antibodi
mengikat senyawa yang akan diukur, lalu antibodi kedua yang sudah ditandai dengan
enzim akan mengikat senyawa yang sama. Kompleks antibodi-senyawa-antibodi ini lalu
direaksikan dengan substrat enzim, hasilnya adalah zat berwarna yang tidak dapat
diperoleh dengan cara imunosupresi biasa. Zat berwarna ini dapat digunakan untuk
menghitung jumlah senyawa yang direaksikan. Enzim yang lazim digunakan dalam
teknik ini adalah peroksidase, fosfatase alkali, glukosa oksidase, amilase, galaktosidase,
dan asetil kolin transferase.
b. Pada teknik EMIT (Enzim Multiplied Immunochemistry Test), molekul kecil seperti
obat atau hormon ditandai oleh enzim tepat di situs katalitiknya, menyebabkan antibodi
tidak dapat berikatan dengan molekul (obat atau hormon) tersebut. Enzim yang lazim
digunakan dalam teknik ini adalah lisozim, malat dehidrogenase, dan gluksa-6-fosfat
dehidrogenase.

2. Pemanfaatan Enzim Di Bidang Pengobatan


Pemanfaatan enzim dalam pengobatan meliputi penggunaan enzim sebagai obat,
pemberian senyawa kimia untuk memanipulasi kinerja suatu enzim dengan demikian suatu efek
tertentu dapat dicapai (enzim sebagai sasaran pengobatan), serta manipulasi terhadap ikatan
protein-ligan sebagai sasaran pengobatan.
1. Penggunaan enzim sebagai obat biasanya mengacu kepada pemberian enzim untuk
mengatasi defisiensi enzim yang seyogyanya terdapat di dalam tubuh manusia untuk
mengkatalis rekasi-reaksi tertentu. Berdasarkan lamanya pemberian enzim sebagai
pengobatan, maka keadaan defisiensi enzim dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
keadaan defisiensi enzim yang bersifat sementara dan bersifat menetap. Contoh keadaan
defisiensi enzim yang bersifat sementara adalah defisiensi enzim-enzim pencernaan.
Seperti yang diketahui, enzim-enzim pencernaan sangat beragam, beberapa di antaranya
adalah protease dan peptidase yang mengubah protein menjadi asam amino, lipase yang
mengubah lemak menjadi asam lemak, karbohidrase yang mengubah karbohidrat seperti
amilum menjadi glukosa serta nuklease yang mengubah asam nukleat menjadi
nukleotida. Adapun defisiensi enzim yang bersifat menetap menyebabkan banyak
kelainan, yang biasanya juga disebut sebagai kelainan genetic mengingat enzim
merupakan protein yang ditentukan oleh gen. Contoh kelainan akibat defisiensi enzim
antara lain adalah hemofilia. Hemofilia adalah suatu keadaan di mana penderita
mengalami kesulitan penggumpalan darah (cenderung untuk pendarahan) akibat
defisiensi enzim-enzim terkait penggumpalan darah. Saat ini telah diketahui ada tiga
belas faktor, sebagian besar adalah protease dalam bentuk proenzim, yang diperlukan
dalam proses penggumpalan darah. Pada penderita hemofilia, terdapat
gangguan/defisiensi pada faktor VIII (Anti-Hemophilic Factor), faktor IX, dan faktor XI.
Kelainan ini dapat diatasi dengan transfer gen yang mengkode faktor IX. Diharapkan gen
tersebut dapat mengkode enzim-enzim protease yang diperlukan dalam proses
penggumpalan darah.

2. Enzim sebagai sasaran pengobatan merupakan terapi di mana senyawa tertentu digunakan
untuk memodifikasi kerja enzim, sehingga dengan demikian efek yang merugikan dapat
dihambat dan efek yang menguntungkan dapat dibuat. Berdasarkan sasaran pengobatan,
dapat dibagi menjadi terapi di mana enzim sel individu menjadi sasaran dan terapi di
mana enzim bakteri patogen yang menjadi sasaran.
Pada terapi di mana enzim sel individu sebagai sasaran kinerja terapi, digunakan
senyawa-senyawa untuk mempengaruhi kerja suatu enzim sebagai penghambat bersaing.
Contoh penyakit yang dapat diobati dengan terapi ini adalah:
a. Melitus. Pada penyakit Diabetes Melitus, senyawa yang diinduksikan adalah akarbosa
(acarbose), di mana akarbosa akan bersaing dengan amilum makanan untuk
mendapatkan situs katalitik enzim amilase (pankreatik α-amilase) yang seyogyanya
akan mengubah amilum menjadi glukosa sederhana. Akibatnya reaksi tersebut akan
terganggu, sehingga kenaikan gula darah setelah makan dapat dikendalikan.
b. Penumpukan cairan. Enzim anhidrase karbonat merupakan enzim yang mengatur
pertukaran H dan Na di tubulus ginjal, di mana H akan terbuang keluar bersama
urine, sedangkan Na akan diserap kembali ke dalam darah. Adalah senyawa turunan
sulfonamida, yaitu azetolamida yang berfungsi menghambat kerja enzim tersebut
secara kompetitif sehingga pertukaran kation di tubulus ginjal tidak akan terjadi. Ion
Na akan dibuang keluar bersama dengan urine. Sifat ion Na yang higroskopis
menyebabkan air akan ikut keluar bersamaan dengan ion Na; hal ini membawa
keuntungan apabila terjadi penumpukan cairan bebas di ruang antar sel (udem).
Dengan kata lain senyawa azetolamida turut berperan dalam menjaga kesetimbangan
cairan tubuh.
c. Pengendalian tekanan darah diatur oleh enzim renin-EKA dan angiosintase. Enzim
renin-EKA berperan dalam menaikkan tekanan darah dengan menghasilkan produk
angiotensin II, sedangkan angiosintase bekerja terbalik dengan mengurangi aktivitas
angiotensin II. Untuk menghambat kenaikan tekanan darah, maka manipulasi
terhadap kerja enzim khususnya EKA dapat dilakukan dengan pemberian obat
penghambat EKA (ACE Inhibitor).
d. Mediator radang prostaglandin yang dibentuk dari asam arakidonat melibatkan dua
enzim, yaitu siklooksigenase I dan II (cox 1 dan cox II). Ada obat atau senyawa
tertentu yang mempengaruhi kinerja cox 1 dan cox II sehingga dapat digunakan untuk
mengurangi peradangan dan rasa sakit.
e. Dengan menggunakan prinsip pengaruh senyawa terhadap enzim, maka enzim yang
berfungsi untuk memecah AMP siklik (cAMP) yaitu fosfodiesterase (PD) dapat
dihambat oleh berbagai senyawa, antara lain kafein (trimetilxantin), teofilin,
pentoksifilin, dan sildenafil. Teofilin digunakan untuk mengobati sesak nafas karena
asma, pentoksifilin digunakan untuk menambah kelenturan membran sel darah merah
sehingga dapat memasuki relung kapiler, sedangkan sildenafil menyebabkan relaksasi
kapiler di daerah penis sehingga aliran darah yang masuk akan bertambah dan
tertahan untuk beberapa saat.
f. Penyakit kanker merupakan penyakit sel ganas yang harus dicegah penyebarannya.
Salah satu cara untuk mencegah penyebarannya adalah dengan menghambat mitosis
sel ganas. Seperti yang diketahui, proses mitosis memerlukan pembentukan DNA
baru (purin dan pirimidin). Pada pembentukan basa purin, terdapat dua langkah reaksi
yang melibatkan formilasi (penambahan gugus formil) dari asam folat yang telah
direduksi. Reduksi asam folat ini dapat dihambat oleh senyawa ametopterin sehingga
sintesis DNA menjadi tidak berlangsung. Selain itu penggunaan azaserin dapat
menghambat biosintesis purin yang membutuhkan asam glutamate. 6-
aminomerkaptopurin juga dapat menghambat adenilosuksinase sehingga menghambat
pembentukan AMP (salah satu bahan DNA).
g. Pada penderita penyakit kejiwaan, pemberian obat anti-depresi (senyawa) inhibitor
monoamina oksidase (MAO inhibitor) dapat menghambat enzim monoamina
oksidase yang mengkatalisis oksidasi senyawa amina primer yang berasal dari hasil
dekarboksilasi asam amino. Enzim monoamina oksidase sendiri merupakan enzim
yang mengalami peningkatan jumlah ada sel susunan saraf penderita penyakit
kejiwaan.
Pada terapi di mana enzim mikroorganisme yang menjadi sasaran kerja, digunakan
prinsip bahwa enzim yang dibidik tidak boleh mengkatalisis reaksi yang sama atau
menjadi bagian dari proses yang sama dengan yang terdapat pada sel pejamu. Hal ini
bertujuan untuk melindungi sel pejamu, sekaligus meningkatkan spesifitas terapi ini.
Karena yang dibidik adalah enzim mikroorganisme, maka penyakit yang dihadapi
kebanyakan adalah penyakit-penyakit infeksi. Contoh terapi dengan menjadikan
enzim mikroorganisme sebagai sasaran kerja antara lain:
a. Pada penyakit tumor, sel tumor dapat dikendalikan perkembangannya dengan
menghambat mitosisnya. Mitosis sel tumor membutuhkan DNA baru (purin dan
pirimidin baru). Proses ini membutuhkan asam folat sebagai donor metil yang dapat
dibuat oleh mikroorganisme sendiri dengan memanfaatkan bahan baku asam p-
aminobenzoat (PABA), pteridin, dan asam glutamat. Suatu analog dari PABA, yaitu
sulfonamida dan turunannya dapat dimanfaatkan untuk menghambat pemakaian
PABA untuk membentuk asam folat.
b. Penggunaan antibiotika, yaitu senyawa yang dikeluarkan oleh suatu mikroorganisme
di alam bebas dalam rangka mempertahankan substrat dari kolonisasi oleh
mikroorganisme lain dalam memperebutkan sumber daya, juga berperan dalam terapi.
Contohnya adalah penisilin, suatu antibiotik yang menghambat enzim transpeptidase
yang mengkatalisis dipeptida D-alanil D-alanin sehingga peptidoglikan di dinding sel
bakteri tidak terbentuk dengan sempurna. Bakteri akan rentan terhadap perbedaan
tekanan osmotik sehingga gampang pecah.
c. Perbedaan mekanisme sintesis protein antara mikroorganisme dan sel pejamu juga
dapat dimanfaatkan sebagai salah satu prinsip terapi. Penggunaan antibiotika tertentu
dapat menghambat sintesis protein pada mikroorganisme.

3. Interaksi protein-ligan sebagai sasaran pengobatan. Pengobatan dengan sasaran interaksi


protein-ligan mengacu kepada prinsip interaksi sistem mediator-reseptor, di mana apabila
mediator disaingi oleh molekul analognya sehingga tidak dapat berikatan dengan
reseptor, sehingga efek dari mediator tersebut tidak terjadi. Contoh pengobatan dengan
menjadikan interaksi protein-ligan sebagai sasarannya antara lain:
a. Pengendalian tekanan darah yang diatur oleh hormon adrenalin. Reseptor yang
terdapat pada hormon adrenalin, yaitu α-reseptor dan β-reseptor dapat dihambat oleh
senyawa-senyawa yang berbeda. Penghambatan pada β-reseptor dapat menimbulkan
efek pelemasan otot polos dan penurunan detak jantung. Obat-obatan yang bekerja
dengan cara tersebut dikenal sebagai β-blocker.
b. Penggunaan antihistamin untuk tujuan tertentu. Histamin merupakan turunan asam
amino histidin yang berperan sangat luas, mulai dari neuromediator, mediator radang
pada kapiler, meningkatkan pembentukan dan pengeluaran asam lambung HCl,
kontraksi otot polos di bronkus, dan lain-lain. Tidak jarang ketika misalnya terjadi
peradangan yang memicu pengeluaran histamin, terjadi efek-efek lain seperti sakit
perut dan lain-lain. Untuk itu dikembangkan senyawa spesifik yang mampu bekerja
sebagai pesaing histamin, yaitu antihistamin. Dengan adanya antihistamin ini, maka
respon yang ditimbulkan akibat kerja histamin dapat ditekan.

Enzim yang terlibat dalam oksidasi biologis


Enzim yang terlibat dalam proses oksidasi dan reduksi dinamakan oksidoreduktase
dalam uraian berikut, enzim oksidoreduktase dipilah menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Enzim Okidase
Enzim oksidase menggunakan oksigen sebagai akseptor hidrogen. Enzim oksidase
mengatalisis pengeluaran hydrogen dari substrat dengan menggunakan oksigen sebagai akseptor
hidrogennya. Enzim-enzim tersebut membetuk air atau hydrogen peroksida sebagai produk
reaksi.
Sebagi Oksidase Mengandung Tembaga Sitokrom oksidase merupakan hemoprotein yang
tersebar luas dalam banyak jaringan, dengan gugus prostetik heme yang secara khas ditemukan
dalam mioglobin, hemoglobin, serta sitrokom lain. Enzim ini merupakan komponem terakhir
pada rantai pembawa (carrier) respiratorik yang ditemukan dalam mitokondria dan dengan
demikian bertanggung jawab atas reaksi pemindahan elektron yang dihasilkan dari oksidasi
molekul substrat oleh dehidrogenase kepada akseptornya yang terakhir, yaitu oksigen. Gas
karbon monoksida, sianida, dan hydrogen sulfide merupakan racun bagi enzim sitokrom
oksidase. Sifat yang berlainan sehubungan dengan efek karbon monoksida serta sianida.
Penelitian yang lebih mutakhir menunjukkan bahwa kedua sitokrom tersebut bergabung
dengan sebuah protein tunggal, dan kompleks tersebut dikenal sebagai sitokrom.
Oksidase Lain Merupakan Flavoprotein Enzim flavoprotein memiliki flavin mononukleotida
(FMN) atau flavin adenin dinukleotida (FAD) sebagai gugus prostetiknya. FMN dan FAD
biasanya terikat erat-tetapi tidak secara kovalen dengan masing-masing protein
apoenzimnya.banyak enzim flavoprotein mengandung satu atau lebih logam sebagai
kofaktoresensial dan dikenal dengan nama metaloflavoprotein. Enzim yang termasuk kedalam
kelompok enzim oksidase ini mencakup oksidase asam L-amino, suatu enzim terikat –FMN yang
ditemukan dalam ginjal dengan spesifisitas umum untuk deaminasi oksidatif asam L-amino yang
terdapat dialam.
Enzim xantin oksidase tersebar luas dan terdapat didalam susu,usus halus, ginjal, serta hati.
Enzim ini mengandung molibdenum dan mempunyai peranan penting dalam konversi basa purin
menjadi asam urat sebagai produk nitrogenosa akhir utama, bukan saja dari metabolisme purin,
tetapi juga dari katabolisme protein dan asam amino.Aldehid dehidrogenase merupakan enzim
terikat-FAD yang terdapat didalam hati mamalia. Enzim ini merupakan metaloflavoprotein yang
mengandung molibdenum serta besi nonheme dan bekerja pada senyawa aldehid serta substret
N-heterosiklik.
Mekanisme oksidase dan reduksi semua enzim ini bersifat sangat kompleks.meskipun
demikian, bukti-bukti menunjukkan bahwa reduksi cincin isoaloksazin berlangsung dalam 2
yahap lewat intermediat.
2. Dehidrogenase
Dehidrogenase Tidak Dapat Menggunakan Oksigen Sebagai Akseptor Hidrogen
Ada sejumlah besar enzim didalam kelompok ini. Enzim-enzim tersebut melaksanakan 2 fungsi
utama:
a. Pemindahan hidrogen dari substrat yang satu kepada substrat yang lain dalam reksi oksidasi-
reduksi berpasangan . enzi dehidrogenase ini bersifat sangat spesifik untuk substratnya, tetapi
sering memakai koenzim atau pembawa hidrogen yang sama seperti enzim dehidrogenase
lain, misal, NAD. Karena reaksi berlangsung reversibel, sifat-sifat ini memudahkan senyawa
ekuivalen preduksi dipindahkan secara bebas didalam sel.
b. Sebagai komponem dalam rantai respirasi pengangkutan elektron dari substrat ke oksigen.

3. Hidroperoksidase
Enzim Hidroperoksidase Menggunakan Hidrogen Peroksida Atau Peroksida Organik Sebagai
Substrat. Ada dua tipe enzim yang masuk ke dalam kategori ini : peroksidase dan katalase.
Kedua tipe enzim ini ditemukan baik pada hewan maupun tumbuhan. Enzim hidroperoksidase
melindungi tubuh terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa
peroksida dapat menghasilkanradikal bebas yang selanjutnya akan merusak membran sel dan
keungkinan menimbulkan penyakit kanker serta aterosklerosis.
4. Oksigenase
Enzim Oksigenase Mengatalisis Pemindahan Langsung Dan Inkorporasi Oksigen Ke Dalam
Molekul Substrat. Enzim oksigenase lebih berhubungan dengan sintesis atau penguraian
berbagai tipe metabolit dibandingkan mengambil bagian dalam reaksi yang bertujuan
memberikan enegi pada sel. Enzim-enzim dlam kelompok ini mengatalisis inkorporasi
(penyatuan) oksigen kedalam molekul substrat.peristiwa ini berlangsung melalui 2 tahap :
a. pengikatan oksigen dengan enzim pada tapak aktif.
b. reaksi saat oksigen yang terikat direduksi atau dipindahkan kepada substrat.

Anatomi dan Fisiologi Jantung (MATERI 2)


Anatomi dan Fisiologi Jantung serta Letaknya
Jantung adalah organ berongga, berotot yang terletak di dalam rongga mediastinum dari
rongga dada di antara kedua paru. Sistem kaardiosvaskuler terdiri dari darah, jantung, dan
pembuluh darah. Jantung terletak didalam mediastinum di rongga dada. 2/3 nya terletak di
bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dan garis tengah tubuh. Ukuran jantung mendekati
ukuran kepalan tangan atau dengan ukuran panjang kira-kira 5” (12cm) dan lebar sekitar 3,5”
m(9cm). Bentuknya menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan
disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing disebut apeks kordis.
Peredaran darah jantung dan tubuh
Alat-alat peredaran darah terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung berfungsi
memompa darah. Jantung mempunyai empat ruangan yaitu serambi (atrium) kanan, serambi kiri,
bilik otot (ventrikel) kanan, dan bilik kiri. Antara sisi kiri dan kanan jantung dipisahkan oleh
septum (sekat) untuk mencegah darah yang mengandung banyak oksigen bercampur demngan
darah yang mengandung banyak karbondioksida. Antara serambi dan bilik juga terdapat katup
untuk mencegah darah dalam bilik mengalir kembali ke serambi saat jantung berkontraksi.
Fungsi bilik dan serambi pada manusia:
A. Bilik kiri : memompa darah yang mengandung banyak oksigen keseluruh tubuh.
B. Bilik Kanan : Memompa darah yang mengandung banyak karbondioksida ke paru-paru.
C. Serambi Kiri : Menerima darah yang mengandung banyak oksigen dari paru-paru.
D. Serambi Kanan : Menerima darah yang mengandung banyak karbondioksida dari seluruh
tubuh.
Peredaran darah manusia dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
A. Peredaran darah kecil
Darah mengalir dari jantung (ventrikel kanan) → Paru-paru → Jantung (atrium kiri)
B. Peredaran darah besar
Darah mengalir dari jantung (ventrikel kiri) → Seluruh Tubuh → Jantung (atrium kanan)
Jantung bekerja dengan cara berkontraksi dan berelaksasi. Proses peredaran darah manusia
adalah sebagai berikut :
A. Saat atrium berelaksasi, darah yang mengandung banyak oksigen dari paru-paru masuk ke
atrium kiri melalui vena pulmonalis. Adapun darah yang mengandung banyak CO2 dari
seluruh tubuh masuk ke atrium kanan.
B. Atrium berkontraksi sehingga ventrikel berelaksasi dan darah dari atrium masuk ke ventrikel.
C. Ventrikel berkontraksi, darah dari ventrikel kiri dipompa keseluruh tubuh dan darah dari
ventrikel kanan dipompa ke paru-paru.
Sistem Konduksi Jantung
Konduksi jantung adalah tingkat dimana jantung melakukan impuls listrik. Impuls listrik
menyebabkan jantung berkontraksi dan kemudian rileks. Siklus konstan kontraksi otot jantung
yang diikuti dengan relaksasi menyebabkan darah dipompa keseluruh tubuh konduksi jantung
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk latihan, suhu, dan hormon sistem endokrin.
4 Tahap Konduksi Jantung
Tahap 1
Sinoatrial (SA) node (juga disebut sebagai alat pemacu jantung) menghasilkan impuls syaraf
yang melakukan perjalanan keseluruh dinding jantung. Hal ini menyebabkan kedua atrium
berkontraksi. SA node terletak di dinding bagian atas atrium kanan. Hal ini terdiri dari jaringan
syaraf.
Tahap 2
Atrioventrikular (AV) node terletak disisi kanan dari partisi yang memisahkan atrium, didekat
bagian bawah atrium kanan. Ketika impuls dari nodus SA mencapai nodus AV mereka tertunda
selama sekitar sepersepuluh detik. Penundaan ini memungkinkan atrium berkontraksi dan
mengosongkan isinya terlebih dahulu.
Tahap 3
Impuls kemudian diturunkan bundle atriumventrikular. Bundel serat bercabang ini menjadi dua
bundle dan impuls dilakukan ditengah-tengah jantung kekiri dan ventrikel kanan.
Tahap 4
Di dasar hati berkas atrioventrikular mulai membagi lebih lanjut ke serat Purkinje. Ketika impuls
mencapai serat-serat ini mereka memicu serat otot di ventrikel berkontraksi. Ventrikel kanan
mengirimkan darah paru-paru melalui arteri paru-paru. Ventrikel memompa darah ke aorta.

Prinsip Dasar Mekanika (MATERI 3)


Pengertian Mekanika
Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari
gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik yang
disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmu yang tertua dari semua cabang ilmu dalam fisika.
Tersebutlah nama-nama seperti Archimides (287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642), dan
Issac Newton (1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang ilmu ini. Galileo adalah peletak
dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu dinamika. Sedangkan Newton merangkum gejala-
gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak dan gravitasi.

Pengertian Biomekanika
Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanika merupakan ilmu mekanika
teknik untuk analisa sistem kerangka otot manusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan
biomekanika, yaitu: Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan
gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada
aktivitas sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu kinematika
dan kinektika. Studi kinematika menjelaskan gerakan yang menyebabkan berapa cepat obyek
bergerak, berapa ketinggiannya atau berapa jauh obyek menjangkau jarak. Posisi, kecepatan dan
percepatan tersebut merupakan studi kinematika. Kajian kinetika menjelaskan tentang gaya
yang bekerja pada satu sistem, misalnya tubuh manusia. Kajian gerakan kinetika menjelaskan
gaya yang menyebabkan gerakan. Dibandingkan dengan kajian kinematika, kajian kinetika lebih
sulit untuk diamati, pada kajian kinetik yang terlihat adalah akibat dari gaya.
Ada 3 Hukum dasar biomekanika yaitu :
A. Hukum Newton pertama
Yaitu suatu benda akan tetap dalam posisi istirahat atau berada dalam keadaan gerak yang sama
kecuali jika diberi gaya yang dapat menghilangkan keseimbangan.
B. Hukum Newton Kedua Mengenai Gerakan
Hukum ini menyatakan bahwa percepatan suatu benda (seberapa cepat kecepatannya bertambah)
adalah sebanding dengan gaya yang diberikan kepadanya. Hal ini dapat dirangkum dengan
persamaan berikut:
Gaya = Massa x Percepatan.
Suatu gaya sebesar 1 Newton yang diberikan pada benda bermassa 1 kg akan
memberikan percepatan 1 m/s (msˉ¹).
C. Hukum Newton Ketiga Mengenai Gerakan
Hukum ketiga ini menyatakan bahwa ‘untuk setiap aksi terdapat reaksi sebaliknya yang setara
dan berlawanan arah’ dan hal ini membantu menjelaskan ide keseimbangan gaya yang telah
disebutkan.

Mekanika Tubuh.

Mekanika Tubuh adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal dan


sistem syaraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama
mengangkat, membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivitas sehari-hari ( Potter & Perry,
2005). Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi risiko cedera sistem
muskuloskeletal. Mekanika tepat juga memfasilitasi pergerakan tubuh yang memungkinkan
mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi otot yang berlebihan.

Hal – hal tersebut mencakup:

1. Kesejajaran tubuh (Body Alignment)


2. Keseimbangan tubuh
3. Koordinasi Gerakan
4. Prinsip Body Mechanic

Prinsip-Prinsip Dasar Mekanika Tubuh


Berdasarkan Alimul A. Aziz. (2006. p.96) Prinsip yang digunakan dalam mekanika tubuh
adalah sebagai berikut :
1. Gravitasi. Merupakan prinsip yang pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan
mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam
pergerakan tubuh.
2. Keseimbangan. Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara
mempertahankan posisi garis gravitasi di antara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
3. Berat. Dalam menggunakan mekanika tubuh, yang sangat diperhatikan adalah berat atau
bobot benda yang akan di angkat karena berat benda tersebut akan memengaruhi
mekanika tubuh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh

Adapun menurut Alimul A. Aziz. (2006) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi


mekanika tubuh adalah :

1. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat memengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf
berupa penurunan koordinasi.Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit,
berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, dan lain-lain.
2. Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang
danperbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkann kelemahan otot dan
memudahkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh : tubuh yang kekurangan kalsium akan
lebih mudah mengalami fraktur.
3. Emosi
Kondisi psikologis memengaruhi perubahan dalam perilaku indivisu sehingga dapat menjadi
penyebab menurunnya kemampuan mekanika tubuh dan ambulasi yang baik. Seseorang
yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri yang rendah, akan
mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.
4. Situasi dan kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang, misalnya sering mengangkat benda-benda
berat akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.
5. Gaya hidup
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan kemungkinan besar akan
menimbulkan kecerobohan dan beraktivitas, sehingga dapat menganggu koordinasi antara
sistem muskuloskeletal dan saraf. Hal tersebut pada akhirnya akan mengakibatkan
perubahan mekanika tubuh.
6. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk
menggunakannya secara benar, sehingga akan mengurangi energi yang telah dikeluarkan.
Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan
menjadikan seseorang berisiko mengalami gangguan koordinasi system musculoskeletal dan
saraf.
Sedangkan menurut Wartonah,Tarwoto (2006) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
mekanika tubuh dan pergerakan adalah :
1. Tingkat perkembangan tubuh
Usia akan mempengaruhi tingkan perkembangan Neuron faskuler dan tubuh secara
proporsional, postur, pergerakan, dan refleks akan berfungsi secara optimal.
2. Kesehatan fisik
Penyakit, cacat tubuh dan imobilitas akan mempengaruhi pergerakan tubuh.
3. Keadaan Nutrisi
Kurangnya Nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot, dan obesitas dapat menyebabkan
pergerakan menjadi kurang bebas.
4. Emosi
Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi ativitas tubuh seseorang.Keresahan dan
kesusahan dapat menghilangkan semangat, yang kemudian sering dimanivestasikan dengan
kurangnya aktivitas.
5. Kelemahan Neuromuskuler dan skeletal
Adanya abnormal postur seperti skoliosis, lordosis, dan kifosis dapat berpengaruh terhadap
pergerakan tulang.
6. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di kantor kurang melakukan aktivitas dibandingkan dengan petani
atau buruh.

Biomekanika kerja tubuh


Dalam analisis biomekanika, tubuh manusia dipandang sebagai sistem yang terdiri dari
link (penghubung) dan joint (sambungan), tiap link mewakili segmen-segmen tubuh tertentu dan
tiap joint menggambarkan sendi yang ada.
Biomekanika dan perancangan kerja
Penelitian aspek biomekanika akan sangat berkaitan dengan proses perancangan
peralatan kerja misalnya pembuatan alat bantu gerak yang dapat digunakan untuk meringankan
penderita cacat maupun peralatan kerja lainnya. Peralatan yang digunakansecara langsung
sehubungan dengan fisik manusia perlu rancangan agar sesuai dengan keadaan biomekanika
seseorang. Penggunaan kekuatan otot yang berlebihan untuk menggunakan atau menggerakan
peralatan dapat mengakibatkan cedera.Penerapan biomekanika menghindari hal tersebut, dan
mengupayakan agar dengan pengeluaran energy yang minimum namun dapat dicapai hasil yang
optimal.
Menurut Chaffin dan Anderson tubuh manusia terdiri dari enam link, yaitu:
1.Link lengan bawah yang dibatasi oleh joint telapak tangan dan siku.
2.Link lengan atas yang dibatasi oleh joint siku dan bahu.
3.Link punggung yang dibatasi oleh joint bahu dan pinggul.
4.Link paha yang dibatasi oleh joint pinggul dan lutut.
5.Link betis yang dibatasi oleh joint lutut dan mata kaki.
6.Link kaki yang dibatasi oleh joint mata kaki dan telapak kaki.
Seperti yang disebutkan di atas bahwa manusia dapat disamakan dengan segmen benda
jamak maka panjang setiap link dapat diukur berdasarkan persentase tertentu dari tinggi badan,
sedangkan beratnya berdasarkan persentase dari berat badan. Penentuan letak pusat massa tiap
link didasarkan pada persentase standar yang ada. Panjang setiap link tiap segmen berotasi di
sekitar sambungan dan mekanika terjadi mengikuti hukum newton.Prinsip-prinsip ini digunakan
untuk menyatakan gaya mekanik pada tubuh dan gaya otot yang diperlukan untuk mengimbangi
gaya-gaya yang terjadi. Secara umum pokok bahasan dari biomekanika adalah untuk
mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan peralatan dengan tujuan
untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar produktivitas kerja dapat
meningkat. Menghindari keluhan pada sistem kerangka otot dapat ditanggulangi dengan
melakukan pengendalian administratif (pemilihan personel yang tepat,pelatihan tentang teknik-
teknik penanganan material). Pada gerakan jalan yang terpenting adalah keseimbangan dari
pasien. Gerakan ini akan memperlihatkan bagaimana kedua kaki saling menyeimbangkan berat
tubuh dalam pergerakan berpindah.

Vitamin (MATERI 4)

Pengertian Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki
fungsi vital dalammetabolism setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama
ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang
mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atomnitrogen (N), karena pada awalnya
vitamin dianggap demikian. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin
adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa
vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin,
riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau memiliki
peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam
bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang
berasal dari makananyang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki
kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain
dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Fungsi vitamin secara umum
Vitamin diperkirakan berperan sebagai katalisator dalam reaksi biokimia tubuh.
Vitamin dapat berperan secara bersama–sama dalam mengatur fungsi tubuh, misalnya
memacu dan memelihara :
1. Pertumbuhan,
2. Reproduksi,
3. Kesehatan dan kekuatan tubuh,
4. Stabilitas sistem syaraf,
5. Selera makan,
6. Pencernaan,
7. Penggunaan zat-zat makanan lainnya.
Selain itu vitamin berperan sebagai antioksidan, yakni zat untuk menghindari terjadinya
radikal bebas (free radikal bebas).
C. JENIS-JENIS VITAMIN
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin
yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut
dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut
dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak)
dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat
dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh,
sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh.
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat
disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat
suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah
dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang
tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara
terus-menerus.
Vitamin yang larut dalam lemak
1. VITAMIN A
Pengertian Vitamin A
Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin larut dalamlemak yang berperan penting
dalam pembentukan sistem penglihatan yang baik. Terdapat beberapa senyawa yang
digolongkan ke dalam kelompok vitamin A, antara lain retinol,retinil palmitat, dan retinil asetat.
Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa retinol dibandingkan dengan
senyawa lain karena senyawa inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam tubuh.
Fungsi vitamin A
a. Penyembuhan jaringan.
b. Membantu pertahanan terhadap infeksi.
c. Mempertahankan kesehatan kulit,rambut, membran mukosa, ketajaman penglihatan pada
malam hari.
d. Pertumbuhan tulang.
e. Perkembangan gigi.
f. Reproduksi dan sintesa RNA
Sumber Vitamin A
Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran
(terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna
merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).
Metabolisme Vitamin A
Vitamin A dan β-karoten diserap dari usus halus dan sebagian besar disimpan di dalam hati.
Bentuk karoten dalam tumbuhan selain β, adalah α, γ-karoten serta kriptosantin. Setelah
dilepaskan dari bahan pangan dalam proses pencernaan, senyawa tersebut diserap oleh usus
halus dengan bantuan asam empedu (pembentukan micelle).
Vitamin A dan karoten diserap oleh usus dari micelle secara difusi pasif, kemudian
digabungkan dengan kilomikron dan diserap melalui saluran limfatik, kemudian bergabung
dengan saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Di hati, vitamin A digabungkan dengan asam
palmitat dan disimpan dalam bentuk retinil-palmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh, retinil
palmitat diikat oleh protein pengikat retinol (PPR) atau retinol-binding protein (RBP), yang
disintesis dalam hati. Selanjutnya ditransfer ke protein lain, yaitu “transthyretin” untuk diangkut
ke sel-sel jaringan.
Vitamin A yang tidak digunakan oleh sel-sel tubuh diikat oleh protein pengikat retinol
seluler (celluler retinol binding protein), sebagian diangkut ke hati dan bergabung dengan asam
empedu, yang selanjutnya diekskresikan ke usus halus, kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui
feses. Sebagian lagi diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui urine dalam bentuk asam
retinoat.
Karoten diserap oleh usus seperti halnya vitamin A, sebagian dikonversi menjadi retinol dan
metabolismenya seperti di atas. Sebagian kecil karoten disimpan dalam jaringan adiposa dan
yang tidak digunakan oleh tubuh diekskresikan bersama asam empedu melalui feses.
Pada diet nabati, di lumen usus, oleh enzim β- karoten 15,15-deoksigenase, β- karoten
tersebut dipecah menjadi retinal (retinaldehid), yang kemudian direduksi menjadi retinol oleh
enzim retinaldehid reduktase. Pada diet hewani, retinol ester dihidrolisis oleh esterase dari
pankreas, selanjutnya diabsorbsi dalam bentuk retinol, sehingga diperlukan garam empedu.
Proses di atas sangat terkontrol, sehingga tidak dimungkinkan produksi vitamin A dari
karoten secara berlebihan. Tidak seluruh karoten dapat dikonversi menjadi vitamin A, sebagian
diserap utuh dan masuk ke dalam sirkulasi, hal ini akan digunakan tubuh sebagai antioksidan.
Beberapa hal yang menyebabkan karoten gagal dikonversi menjadi vitamin A, antara lain (1)
penyerapan tidak sempurna ; (2) konversi tidak 100%, salah satu sebab adalah diantara karoten
lolos ke saluran limfe, dan (3) pemecahan yang kurang efisien.
2. VITAMIN D
Pengertian Vitamin D
Vitamin D adalah grup vitamin yang larut dalam lemak prohormon. Vitamin D dikenal juga
dengan nama kalsiferol. Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah
tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit
akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar
vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana
betis kaki akan membentuk huruf O dan X. Di samping itu, gigi akan mudah mengalami
kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu
hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya
ditemukan pada remaja, sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah
osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan
vitamin D dapat menyebabkan tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-
muntah, dan dehidrasi berlebihan.
Sumber Vitamin D
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan
hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagian tubuh yang
paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu
metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat
terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet).
Jenis-jenis Vitamin D
Berbagai jenis vitamin D ini terdapat dari hasil penyinaran beberapa jenis cholesterol dengan
sinar ultraviolet antara lain :
- Vitamin D1 terdapat pada penyinaran Ergosterol dari bahan tumbuhan. Kemudian ditemukan
bahwa vitamin D1 adalah campuran dari dua jenis vitamin, yang diberi nama Vitamin D2 dan
vitamin D3, sedangkan struktur molekuler vitamin D1 sendiri sebenarnya tidak ada.
- Vitamin D3 didapat dari bahan khewani, 7-dehydro cholesterol, suatu minyak yang terdapat
dibawah kulit. Pada manusia pun vitamin D3terbentuk di bawah kulit dari 7-dehydro cholesterol
tersebut dengan penyinaran ultraviolet yang berasal dari sinar matahari vitamin D3 disebut juga
cholecalciferol.
- Vitamin D yang dihasilkan dari penyinaran ergosterol kemudian diberi nama vitamin D2 atau
calciferol. Calciferol yang dilarutkan di dalam minyak terdapat di pasaran dengan nama
viosterol.
- Ada lagi vitamin D4 yang berasal dari minyak nabati yang mengandung 22-dehydro cholesterol,
setelah disinari ultraviolet.
Metabolisme Vitamin D
Telah kita bicarakan bahwa vitamin D yang khas terdapat di dalam bahan makanan hewani
dan ada yang khas di dalam bahan makanan nabati. Di dalam jaringan di bawah kulit terdapat 7-
dehydro cholesterol yang berubah menjadi vitamin cholecalciferol (vitamin D3) pada penyinaran
ultraviolet yang terdapat di dalam sinar matahari. Jadi di daerah tropik di mana terdapat banyak
sinar matahari, defisiensi vitamin D tidak perlu terjadi, asal saja kulit kita cukup terkena sinar
matahari. Bahan makanan yang kaya akan vitamin D ialah susu. Di negara barat susu
difortifikasikan dengan vitamin A dan vitamin D.
Untuk penyerapan vitamin D yang baik diperlukan adanya garam empedu. Mengenai
transport, katabolisme dan ekskresi vitamin D belum banyak diketahui, sehingga masih
memerlukan banyak penelitian lebih lanjut.
3. VITAMIN E
Pengertian Vitamin E
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai
dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat
melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin
E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami. Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah
sedikit, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh,
antara lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan mengalami
gangguan yang berkepanjangan.
Sumber Vitamin E
Vitamin E banyak tersedia dalam minyak yang dihasilkan dari biji-bijian, seperti; minyak
kacang, minyak kulit gandum, minyak jagung dan minyak biji bunga matahari. Selain itu,
vitamin E juga terdapat pada sayuran hijau, sereal, hati, kuning telur, lemak susu, kacang-
kacangan, kiwi, mangga dan mentega.
Hal yang penting diingat tentang vitamin E, adalah mudah rusak oleh panas yang tinggi
(proses memasak) dan oksidasi (terpapar oksigen). Itu sebabnya, sumber vitamin E terbaik
adalah makanan segar, mentah, atau makanan yang belum diproses.
Metabolisme Vitamin E
Vitamin E lebih mudah diserap usus, apabila terdapat lemak dan dalam kondisi tubuh
yang mempermudah penyerapan lemak. Tokoferol dari makanan diserap oleh usus digabungkan
dengan kilomikron dan ditransportasikan ke hati melalui sistim limfatik dan saluran darah. Di
hati, tokoferol disebarkan ke sel-sel jaringan tubuh melalui saluran darah. Di dalam plasma
darah, tokoferol bergabung dengan lipoprotein, terutama VLDL ( Very Low Density
Lipoprotein).
Kira-kira 40 – 60% tokoferol dari makanan yang dikonsumsi dapat diserap oleh usus.
Peningkatan jumlah yang dikonsumsi akan menurunkan persentase yang diserap. Vitamin E
disimpan terutama dalam jaringan adiposa, otot dan hati. Pada orang yang sehat, jumlah vitamin
C cadangan cukup digunakan dalam beberapa bulan. Secara normal, kadar vitamin E dalam
plasma darah adalah antara 0,5 – 1,2 mg/ml.
Asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA/ Poly Unsaturated Fatty Acid), dapat menurunkan
penyerapan dan penggunaan vitamin E. Hal ini berkaitan kemungkinan dengan kecenderungan
vitamin E bersifat mudah teroksidasi. Oleh karena itu kebutuhan vitamin E akan bertambah
seiring dengan semakin bertambahnya konsumsi PUFA. Dengan demikian, peningkatan
konsumsi PUFA yang tidak diikuti dengan prningkatan asupan vitamin E akan menimbulkan
penurunan secara gradual α-tokoferol dalam plasma.
Di dalam hati, α-tokoferol diikat oleh α-TPP (α-tokoferol transfer protein). Setelah
menjalankan fungsinya sebagai antioksidan, tokoferol dapat teroksidasi menjadi tokoferil
(tokoferol bentuk radikal) bentuk radikal ini dapat direduksi kembali menjadi tokoferol oleh
kerja sinergi dari antioksidan yang lain, misalnya vitamin C dan glutation.
Kelebihan vitamin E dalam tubuh akan disimpan dalam beberapa organ, antara lain hati,
jaringan adiposa, otak dan lipoprotein. Vitamin E diekskresikan dari tubuh bersama dengan
empedu melalui feses, sebagian lagi melalui urin setelah diubah lebih dahulu menjadi asam
tokoferonat dan tokoferonalakton yang dapat berkonjugasi dengan glukoronat.
4. VITAMIN K
Pengertian Vitamin K
Vitamin K adalah nama generik untuk beberapa bahan yang diperlukan dalam pembekuan
darah yang normal. Bentuk dasarnya adalah vitamin K1 (filokuinon), yang terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan, terutama sayuran berdaun hijau.
Bakteri dalam usus kecil sebelah bawah dan bakteri dalam usus besar menghasilkan
vitamin K2 (menakuinon), yang dapat diserap dalam jumlah yang terbatas. Vitamin K banyak
berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan penutupan luka.Selain itu,
vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam
amino asam glutamate.
Sumber Vitamin K
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin K terbilang cukup mudah karena selain jumlahnya
terbilang kecil, sistem pencernaan kita mengandung bakteri yang mampu mensintesis vitamin K
yang sebagian diserap dan disimpan didalam hati. Namun begitu tubuh pun perlu mendapat
tambahan vitamin K dari makanan.
Kebanyakan sumber vitamin K didalam tubuh adalah hasil sintesis oleh bakteri di dalam
sistem pencernaan, namun Anda dapat memperoleh vitamin K dari makanan seperti hati, sayur-
sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak, sayuran sejenis kobis (kol) dan susu.
Vitamin K dalam konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedelai, teh hijau, susu sapi,
serta daging sapi dan hati. Jenis-jenis makanan probiotik, seperti yoghurt yang mengandung
bakteri sehat aktif, bisa membantu menstimulasi produksi vitamin ini.
Metabolisme Vitamin K
Sebagaimana vitamin yang larut lemak lainnya, penyerapan vitamin K dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan lemak, antara lain cukup tidaknya sekresi empedu
dan pankreas yang diperlukan untuk penyerapan vitamin K. Hanya sekitar 40 -70% vitamin K
dalam makanan dapat diserap oleh usus. Setelah diabsorbsi, vitamin K digabungkan dengan
kilomikron, diangkut melalui saluran limfatik, kemudian melalui saluran darah ditranportasi ke
hati. Sekitar 90% vitamin K yang sampai di hati disimpan dalam bentuk menaquinone. Dari hati,
vitamin K disebarkan ke seluruh jaringan tubuh yang memerlukan melalui darah. Saat di darah,
vitamin K bergabung dengan VLDL dalam plasma darah.
Setelah disirkulasikan berkali-kali, vitamin K dimetabolisme menjadi komponen larut air
dan produk asam empedu terkonjugasi. Selanjutnya, vitamin K diekskresikan melalui urin dan
feses. Sekitar 20% dari vitamin K diewkskresikan melalui feses. Pada gangguan penyerapan
lemak, ekskresi vitamin K bisa mencapai 70 -80 %.
VITAMIN YANG LARUT DALAM AIR
1. VITAMIN B
Pengertian Vitamin B
Vitamin B adalah kelompok vitamin yang larut air yang memainkan peran penting dalam
metabolisme sel. Vitamin B pernah dianggap sebagai vitamin tunggal, disebut sebagai vitamin B
(sebanyak orang menyebut vitamin C atau vitamin D). Kemudian penelitian menunjukkan bahwa
mereka adalah vitamin kimia yang berbeda yang sering hidup berdampingan dalam makanan
yang sama. Secara umum, suplemen yang mengandung semua delapan disebut sebagai vitamin B
kompleks. Individu suplemen vitamin B disebut dengan nama spesifik dari setiap vitamin
(misalnya, B1, B2, B3, dll)
Vitamin B mungkin diperlukan untuk:
a. Mendukung dan meningkatkan laju metabolism.
b. Menjaga kesehatan kulit, rambut dan otot
c. Meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh dan saraf
d. Mempromosikan pertumbuhan dan pembelahan sel, termasuk sel darah merah yang
membantu mencegah anemia
e. Jenis-Jenis Vitamin B
1. Vitamin B1 (Thiamin)
Pengertian Vitamin B1
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin
yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi
karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu,
vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila terjadi defisiensi vitamin
B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik. Tubuh juga dapat
mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf.
Sumber Vitamin B1
Daging babi merupakan sumber yang sangat baik untuk thiamin, sama seperti ragi, hati, biji
bunga matahari, sejumlah padi, biji-bijian, kacang polong, semangka, tiram, oatmeal dan tepung
terigu.
Metabolisme Vitamin B1
Tiamin dari makanan setelah dicerna, diserap langsung oleh usus dan masuk ke dalam
saluran darah. Penyerapan maksimum terjadi pada konsumsi 2,5 – 5 mg tiamin per hari. Pada
jumlah kecil, tiamin diserap melalui proses yang memerlukan energi dan bantuan natrium,
sedangkan dalam jumlah besar, tiamin diserap secara difusi pasif. Kelebihan tiamin dfikeluarkan
lewat urine. Metabolit tiamin adalah 2-metil-4-amino-5-pirimidin dan asam 4-metil-tiazol-5-
asetat.
Tubuh manusia dewasa mampu menyimpan tiamin sekitar 30 -70 mg, dan sekitar 80%-
nya terdapat sebagai TPP (tiamin pirofosfat). Separuh dari tiamin yang terdapat dalam tubuh
terkonsentrasi di otot. Meskipun tiamin tidak disimpan di dalam tubuh, level normal di dalam
otot jantung, otak, hati, ginjal dan otot lurik meningkat dua kali lipat setelah terapi tiamin dan
segera menurun hingga setengahnya ketika asupan tiamin berkurang.
2. Vitamin B2 (Riboflavin)
Pengertian Vitamin B2
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh manusia.Di
dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzimflavin mononukleotida
(flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD).
Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi.
Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen,
serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku.
Sumber Vitamin B2
Sereal dari tepung gandum, susu, telur, sapi, salmon, asparagus, ayam, keju, brokoli, bayam,
roti.
Metabolisme Vitamin B2
Riboflavin terdapat di dalam bahan pangan sebagai FMN, FAD dan riboflavin bebas.
Ketiga bentuk tersebut memenuhi persyaratan sebagai vitamin, FMN dan FAD bisa dihidrolisis
menjadi riboflavin bebas, kemudian masuk ke dalam sel mukosa usus halus dengan difusi pasif.
Di dalam sel mukosa usus, ATP difosforilasi menjadi FMN oleh enzim flavokinase, selanjutnya
masuk ke saluran darah dan bergabung dengan albumin plasma. FMN merupakan bentuk yang
siap dilepas dari darah ke jaringan, terutama hati. Selanjutnya FMN oleh hati dikonversi menjadi
FAD. Riboflavin yang disimpan dalam bentuk FMN dan FAD lebih besar daripada bentuk
riboflavin bebas. Organ hati menyimpan riboflavin terbesar, yaitu sepertiga dari total riboflavin
dalam tubuh. Organ lain yang kaya ribovlavin adalah jantung dan ginjal.
Sebagian besar riboflavin diserap bersama makanan (60%), daripada diserap secara
tunggal (15%). Orang tua menyerap ribovlavin lebih banyak dibandingkan yang lebih muda.
Ekskresi ribovlavin terutama melalui urine setelah proses reabsorbsi ginjal, dan hanya sebagian
kecil diekskresikan bersama empedu.
3. Vitamin B3 (Niacin)
Pengertian Vitamin B3
Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting dalam
metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam
tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah
tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir
dengan bantuan vitamin ini.
Sumber Vitamin B3
Sereal dari tepung gandum, tuna, salmon, ayam, kacang-kacangan, sapi.
Metabolisme Vitamin B3
Bentuk aktif Niacin adalah niacinamida yang diperlukan oleh segala jenis sel jaringan hidup.
Niacin dan prekusornya larut di dalam air, sehiingga mudah diserap ke dalam mukosa dinding
usus, dan dialirkan lebih lanjut ke dalam hati melalu vena portae. Yang terdapat dalan jaringan
berbentuk NADP dan NAD.
Niacin diekskresikan didalam urine dalan bentuk N’methyl niacinamide (N’-Me). Dalam
katabolisme niacin, metabolism N’-me dipecah lebih lanjut menjadi berbagai metabolite yang
belum jelas benar identitasnya. Di dalam urine, disamping N’-Mediekskresikan juga pyridine
dan beberapa metabolite lain dalam kwantum kecil yang belum dapat diidentifikasikan
bentuknya.
Pada orang sehat dengan konsumsi niacin yang adekuat, di dalam urine ini diekskresikan
niacin sebanyak 10-20 mg atau lebih sehari, dari jumlah tersebut 5-8 mg dalam bentuk N’-Me
dan sebagian lebih besar lagi dalan bentuk pyridine. Selain dalan urine hasil katabolisme niacin
terdapat juga di dalam udara pernapasan sebagai CO2.

4. Vitamin B5 (Asam Pantotenat)


Pengertian Vitamin B5
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal
ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam
reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah menjaga
komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak,
sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh.
Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-
pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan
untuk tidur.
Sumber Vitamin B5
Ikan unggas, kuning telur, hati, serealia alami (wholegrains), Yogurt, keju kacang-kacangan
dan polong-polong kering, ubi kacang polong segar, kembang kol, pisang jeruk dan alpokat
adalah sumber makanan vitamin B5. Selain dari makanan, vitamin ini juga diproduksi oleh
bakteri sehat lactobacillin yang hidup dalam saluran usus manusia.
Metabolisme Vitamin B5
Karena vitamin ini mudah larut dalam air, maka penyerapannya ke dalam mukosa usu terjadi
dengan mudah, mungkin secara difusi pasif, untuk kemudian dialirkan melalui vena portae ke
hati. Di dalam bahan makanan dapat berbentuk alcohol dan disebut pantothein, tetapi setelah
diserap ke dalam mukosa usus, segera diubah menjadi bentuk asam.
Bentuk aktif asam pantothenat adalah sebagai komponen dari Co-enzim. Mikroflora usus
mempunyai kapasias mensintesa asam pantothenat yang juga tersedia bagi pemanfaatan oleh
tubuh kita. Co-enzim-A terdapat didalam segala jenis sel, tetapi tidak terdapat didalam darah
maupun cairan jaringan. Disimpulkan bahwa Co-enzim-A ini disintesa di dalam semua sel itu
dan tidak dapat menembus membrane sel untuk diekspor ke sel lain. Sebaliknya asam
pantothenat terdapat juga di dalam cairan jaringan di luar sel.
Asam pantothenat diekskresikan di dalam urine, pada kondisi gizi baik, ekskresi di dalam
urine iala 5-6 mg dalam 24 jam.
5. Vitamin B6 (Pyridoxin)
Pengertian Vitamin B6
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang esensial
bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang
digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti
spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolismenutrisi dan
memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa
asing yang berbahaya bagi tubuh.
Sumber Vitamin B6
Daging, ikan dan unggas (itik, ayam dll) merupakan sumber utama vitamin B6. Sumber
yang lain adalah kentang, beberapa sayuran hijau dan buah berwarna ungu.
Metabolisme Vitamin B6
Vitamin B6 adalah vitamin yang larut dalam air dan merupakan bagian dari kelompok
vitamin B kompleks. Piridoksal fosfat (PLP) adalah bentuk aktif vitamin B6 dan merupakan
kofaktor dalam banyak reaksi metabolisme asam amino, termasuk transaminasi, deaminasi, dan
dekarboksilasi. Tujuh bentuk vitamin ini dikenal: piridoksin (PN), piridoksin 5'-fosfat
(PNP). piridoksal (PL), piridoksal 5'-fosfat (PLP), pyridoxamine (PM), pyridoxamine 5'-fosfat
(PMP) dan 4-pyridoxic acid (PA).
PA adalah katabolit yang diekskresikan dalam urin. Penyerapan fosfat piridoksal dan fosfat
pyridoxamine melibatkan defosforilasi mereka dikatalisis oleh fosfatase membran-terikat
basa. Produk-produk dan non-terfosforilasi bentuk vitamin B6 dalam saluran pencernaan yang
diserap oleh difusi, yang didorong oleh menjebak vitamin sebagai 5'-fosfat melalui aksi
fosforilasi (oleh kinase pyridoxal) dalam mukosa jejunum. The pyridoxine terjebak dan
pyridoxamine yang teroksidasi menjadi fosfat piridoksal dalam jaringan. Beberapa produk
vitamin B6 metabolisme yang diekskresikan dalam urin termasuk 4-pyridoxic asam. Telah
diperkirakan bahwa 40-60% dari vitamin B6 tertelan dioksidasi menjadi 4-pyridoxic asam.
Produk lain dari vitamin B6 metabolisme yang diekskresikan dalam urin ketika dosis tinggi
vitamin telah diberikan meliputi pyridoxal, pyridoxamine, dan pyridoxine dan fosfat mereka.
6. Vitamin B7 (Biotin)
Pengertian Vitamin B7
Vitamin B7 termasuk vitamin B kompleks juga. Vitamin B7 ini lebih dikenal dengan nama
vitamin H. Peran penting vitamin B7 atau biotin ini adalah untuk metabolisme lemak, protein
dan juga karbohidrat (sama seperti vitamin B kompleks lainnya). Kekurangan Biotin dapat
mengalami masalah pada rambut dan kuku yang rusak. Biotin di konsumsi tubuh mencapai 30
mcg setiap harinya. Karena Biotin terdapat di banyak sumber makanan, sehingga memenuhinya
pun tidaklah sulit.
Sumber Vitamin B7
Hati dan telur adalah sumber makanan yang baik dari biotin. Bukan cuma itu, salmon,
daging babi, dan buah alpukat juga merupakan makanan yang mengandung banyak biotin atau
vitamin B7.
Metabolisme Vitamin B7
Biotin tersebar luas di dalam bahan makanan nabati maupun hewani, meskipun dalam
kuantum yang kecil-kecil, baik sebagai biotin bebas maupun terkonjugasi. Deteksi dan
pengukuran kadar biotin dilakukan secara mikrobiologis, tetapi sebagian besar mikroba hanya
bereaksi terhadap biotin bebas. Kesulitan lain ialah bahwa mikroba sering bereaksi terhadap
metabolite biotin yang bagi mammalia tidak menunjukkan aktivitas biologis. Biotin merupakan
salah satu growth factor bagi mikroorganisme tersebut.
Untuk mengukur biotin total, bahan makanan harus dihydrolysa biotinnya yang terkonjugasi,
karena di dalam bahan makanan sebagian besar biotin justru terdapat dalam kondisi terkonjugasi.
Hydrolisa dengan HCl 3N pada 120°C selama satu jam atau lebih sudah dapat menghidrolisa
semua konjugat biotin yang disebut biocytin di dalam bahan makanan.
Mikroflora usus dapat mensintesa biotin yang tersedia bagi tubuh. Setelah dikonsumsi,
biotin sebagian dibebaskan dari konjugasi biocytin dan kedua bentuk ini larut dalam air,
sehingga mudah diserap ke dalam mukosa usus. Penyerapan kedua bentuk biotin ini terjadi
secara aktif yang memerlukan enersi. Terdapat regulasi antara kadar biotin di dalam usus dan
sintesa biotin oleh mikroflora usus. Bila kadar biotin di dalam medium telah naik, maka sintesa
oleh mikroflora menurun. Mekanisme autoregulasi ini belum dipahami benar.
7. Vitamin B9 (Asam Folat)
Pengertian Vitamin B9
Asam folat atau vitamin B9 juga termasuk dari jenis vitamin B kompleks. Asam folat
berperan penting pada saat pembelahan dan pertumbuhan sel. Sehingga asam folat sangat baik
bagi ibu hamil dan janinnya. Asam folat ini memproduksi sel darah merah sehingga anemia pada
wanita dewasa bisa dicegah.
Sumber Vitamin B9
Asam folat sendiri banyak terdapat di sayuran seperti bayam, lobak cina, kacang polong,
sereal, kentang, tomat, jeruk, dan lainnya. Daging, susu dan produk-produk susu mengandung
sedikit folat.
Metabolisme Vitamin B9
PGA dapat diserap dengan baik di seluruh bagian usus, meskipun penyerapan terbaik di
bagian proksimal usus halus. PGA dapat diserap aktif maupun pasif. Setelah diserap di mukosa
usus dialirkan lebih lanjut melalui vena portae ke hepar. Pada dosis 200 mg, PGA dapat diserap
sampai 80 % oleh orang normal, dan puncak konsentrasi dalam plasma tercapai 1-2 jam
postdosing. Penetrasi asam folat ke sel jaringan merupakan proses aktif dan selektif. Asam folat
terutama ditimbun dalam hepar (5-9 ug/gram, ginjal (3 ug/gram, erythrocyte dan leucocyte (5-
10% kandungan dalam hepar).
Pada kondisi normal kandungan folat dalam tubuh diperkirakan 5-10 mg. Asam folat
diekskresikan melalui urin (sekitar 5ug/24 jam), juga di dalam cairan empedu dan ditemukan
dalam tinja. Sebagian asam folat dalam cairan empedu mengalami siklus enterohepatik. Asam
folat yang ditemukan dalam tinja sebagian berasal dari hasil sintesis mikroflora usus.
Defisiensi asam folat memberikan gambaran klinik anemia megaloblastik di dalam sum-sum
tulang dan makrositik dalam darah perifer disertai leucopenia. Gambaran klinik ini berdasar
gangguan metabolisme asam amino dan hambatan sintesis protein. Defisiensi asam folat
mungkin terjadi primer atau sekunder yaitu pada gangguan penyerapan di dalam saluran
gastrointestinal dengan steatorhoea merupakan causa yang terbanyak.
8. Vitamin B12 (Cyanocobalamin)
Pengertian Vitamin B12
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus diproduksi
oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali
mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak
berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu
jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul
DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah
Sumber Vitamin B12
Salmon, kepiting, sapi, telur, susu.
Metabolisme Vitamin B12
Absorbsi vitamin B12 mempunyai mekanisme sangat rumit dan unik. Di dalam sekresi
gaster terdapat enzyme transferase yang disebut factor intrinsic (FI). FI mengikat vitamin B12
yang membuat vitamin ini resisten terhadap serangan mikroba yang menghuni rongga usus.
Dalam bentuk terikat FI vitamin B12 ditranspor menembus mukosa usus. Di dalam rongga ileum
ikatan FI-vitamin B12 membuat kompleks dengan Ca dan Mg untuk kemudian diabsorbsi oleh
dinding usus dan setelah menempel, vitamin B12 dilepaskan lagi oleh liberating enzyme yang
terdapat di dalam sekresi dinding usus. Vitamin B12 yang telah terlepas kembali kemudian
diserap menembus epithel dan masuk ke dalam mukosa usus halus. Mekanisme ini hanya berlaku
untuk hydroxo cobalamine dan cyanocobalamine, tidak berlaku bagi cobalamin derivate lainnya
(chlorocobalamine,nitrocobalamine dan thiocyanocobalamine).
Di dalam darah vitamin B12 ditranspor terkonjugasi pada globulin. Darah orang normal
mengandung vitamin B12 sebesar 200-900 ug/ml sedang kapasitas transport maksimal adalah
500-11—ug/ml sehingga pada keadaan normal terdapat kejenuhan 60% dari kapasitas maksimal.
Hanya sebagian kecil saja dari vitamin B12 yang terikat pada globulin itu diekskresikan
melalui ginjal ke dalam urin. Kadar vitamin B12 di dalam plasma darah tidak merefleksikan
status gizi vitamin B12 di dalam jaringan. Vitamin B12 yang melebihi kapasita mengikat vitamin
di dalam darah diekskresikan dalam urin. Pada kondisi konsumsi fisiologis vitamin B12 terutama
terdapat dalam cairan empedu. Konsentrasinya dalam empedu terdapat sepuluhkali di dalam
urine. Vitamin B12 terutama ditimbun di dalam hati. Vitamin B12 yang terdapat di dalam cairam
empedu ini berasal dari simpanan di dalam hati tersebut. Vitamin B12 yang diekskresikan di
dalam cairan empedu ini sebagian diserap kembali di dalam usus halus, melalui lingkaran
enterohepatik. Data menunjukkan bahwa cairan empedu ini mengandung F1 yang mendorong
penyerapan kembali vitamin B12.
2. VITAMIN C
Pengertian Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita.Di dalam
tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein
penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya.Vitamin C
merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi
di sekitar lingkungan kita.Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas,
vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya
berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan.Selain itu, vitamin C berperan
dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot.Vitamin
ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan
lebih dari infeksi mikroorganisme patogen.Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam
menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit
Sumber Vitamin C
Jambu biji, kiwi, kelengkeng, pepaya, paprika merah, brokoli, kubis, stroberi, kembang kol,
jeruk, tomat, cabe, apel, sayuran hijau, kentang, kacang-kacangan, dan wortel.
Metabolisme Vitamin C
Metabolisme vitamin C terdiri dari oksidasi, ekskresi dan regenerasi. Hasil Oksidasi vitamin
C yang pertama adalah radikal bebas askorbil yang biasa berubah secara reversible menjadi
bentuk vitamin C kembali atau akan mengalami oksidasi ireversibel menjadi dehydro-L-ascorbid
acid. Vitamin C juga mengalami oksidasi setelah bereaksi dengan vitamin E atau radikal urat.
Vitamin C dapat dengan mudah melepaskan elektron karena oksidasi monovalenreversibel
menjadi radikal askorbil, sehingga berperan dalam sistemredoks biokimia. Peranan vitamin C
sebagai antioksidan karena kemampuan bereaksi dengan radikal bebas: SOR, anion superoksida,
dan radikal hidroksil. Vitamin C bersifat hidrofilik lebih berperan menjadi proteksi sel di dalam
sitol dengan cara menurunkan semistabil radikal kromanoksil dan regenerasi vitamin E (Carr
1999)

Anatomi dan Fisologi Sistem Pernafasan (MATERI 5)

Sistem respirasi terdiri dari hidung, faring (tenggorokan), laring (kotak suara), trakea,
bronkus, dan paru-paru. Bagian-bagiannya dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur dan
fungsinya. Secara structural, sistem respirasi terdiri dari sistem pernapasan atas, yaitu hidug,
farin, dan struktur yang terkait, dan sistem pernapasan bawah, yaitu laring, trakea bronkus, dan
paru-paru. Secara fungsional, sistem respirasi terdiri dari 2 bagian, yaitu zona konduksi yang
terdiri dari rangkaian interkoneksi rongga dan tabung baik di luar ataupun di dalam paru-paru.
Ini termasuk hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan bronkiolus terminal yang
fungsinya untuk menyaring, menghangatkan, dan melembabkan udara dan menghubungkannya
ke dalam paru-paru. Zona kedua adalah zona respiratori yang terdiri dari jaringan di dalam paru-
paru di mana terjadi pertukaran gas. Ini termasuk bronkiolus respiratori, duktus alveolar, kantung
alveolar, dan alveoli yang mereka merupakan tempat utama pertukaran gas antara air dan darah.

Hidung

Hidung dibagi menjadi bagian eksternal dan internal. Hidung eksternal merupakan bagian dari
hidung yang terlihat pada wajah dan terdiri dari kerangka penunjang tulang dan kartilago hialin
yang dilingkupi dengan otot dan kulit, dan dibatasi oleh membrane mukosa. Rangka tulang
hidung eksternal dibentuk dari tulang frontalis, tulang nasale, dan maksilae. Rangka kartilago
hidung eksternal terdiri dari kartilago septi nasi yang membentuk bagian anterior septum nasalis,
kartilago nasi lateralis yang terletak inferior ke tulang nasale, dan kartilago ala nasi yang
membentuk dinding nostril. Di permukaan inferior hidung terdapat dua pintu masuk yang disebut
nares atau nostril.

Struktur inferior hidung eksternal memiliki 3 fungsi, yaitu:

 Menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara yang masuk


 Mendeteksi stimulus olfaktori
 Memodifikasi vibrasi suara ketika melewati ruang yang besar beresonasi.

l
Hidung internal merupakan suatu rongga besar di anterior tulang yang membentang
inferior ke os nasale dan superior mulut. Secara anterior, hidung internal berbatasan dengan
hidung eksternal, dan di posterior berhubungan dengan faring melalui dua pintu bernama nares
internal atau choana. Sinus paranasalis adalah rongga-rongga di tulang cranium dan wajah
tertentu yang dibatasi membrane mukosa yang berlanjut dengan rongga hidung. Sinus ini terdiri
dari sinus frontalis, ethmoidalis, sphenoidalis, dan maksilaris. Fungsi sinus-sinus ini tidak
diketahui pasti; sinus meringankan tulang tengkorak dan menambah resonansi suara.

Lantai hidung dibentuk oleh palatum yang memisahkan rongga hidung dari rongga mulut
di bawahnya. Di anterior, di mana palatum disokong oleh processuss maksilaris dan tulang
palatum, dinamakan palatum durum (hard palate). Di posterior yang tidak disoking adalah otot
palatum molle (soft palate).

Rongga hidung memiliki 3 regio, yaitu:

 Vestibulum : sebuah pelebaran tepat di sebelah dalam nares yang dilapisi kulit yang
mengandung bulu hidung, berguna untuk menahan aliran partikel yang terkandung di
dalam udara yang dihisap
 Penghindu : di sebelah cranial; dimulai dari atap rongga hidung meluas sampai setinggi
concha nasalis superior dan bagian septum nasi di hadapan concha tersebut. Region ini
terdiri dari reseptor bau.
 Pernapasan : bagian rongga hidung selebihnya

Dinding lateral hidung memperlihatkan tiga elevasi, yaitu concha nasalis puperior, medius, dan
inferior. inferolateral terhadap masing-masing concha nasalis ini terdapat meatus nasi yang
sesuai. Susunan concha dan meatus meningkatkan area permukaan hidung internal dan
mencegah dehidrasi dengan menangkap tetesan air selama ekshalasi.

Faring

Faring atau tenggorokan adalah sebuah pipa muskulomembranosa, panjang 12-14 cm,
membentang dari basis crania sampat setinggi vertebra C6 atau tepi bawah kartilago cricoidea.
Faring membentang posterior dari rongga hidung dan mulut, superior dari laring, dan anterior
vertebra cervicalis. Dindingnya terdiri dari otot rangka dan dibatasi membrane mukosa.
Kontraksi otot rangka membantu menelan. Fungsi laring sebagai jalan untuk udara dan makanan,
memberika ruang resonansi untuk suara, dan tempat tonsil yang berperan dalam reaksi
imunologis melawan benda asing.

Faring dapat dibagi menjadi 3 daerah anatomis:


1. Nasofaring

Nasofaring merupakan bagian superior dari faring, membentang posterior dari rongga hidung
dan meluas ke palatum molle. Terdapat 5 bukaan pada dindingnya, yaitu dua nares internal, dua
bukaan ke tuba auditorius (tuba eustachius), dan bukaan ke orofaring. Nasofaring dan orofaring
berhubungan melalui isthimus praringeum yang dibatasi tepi palatum molle dan dinding
posterior faring. Sewaktu proses menelan dan ebrbicara, isthimus pharingeum akan terturup oleh
elevasi palatum molle dan pembentukan lipatan Passavant di dinding dorsal faring. Dinding
posteriornya terdiri dari tonsil faringeal (adenoid).

2. Orofaring

Orofaring merupakan bagian tengah dari faring, membentang dari posterior rongga mulut dan
meluas dari palatum molle inferior ke tulang hyoid. Orofaring hanya memiliki 1 bukaan, yaitu
faucium (isthimus orofaringeum), bukaan dari mulut. Bagian faring ini memiliki fungsi respirasi
dan digestif, terdapat dua pasang tonsil, yaitu tonsila palatine dan lingual.

3. Laringofaring

Laringofaring adalah bagian inferior dari faring, dimulai dari tulang hyoid. Pada ujung
inferiornya, laringofaring terbuka ke esophagus di posterior dan laring di anterior. Laringofaring
juga sebagai jalur respirasi dan digesti.

Laring

Laring atau kotak suara adalah jlur pendek yang menghubungkan laringofaring dengan trakea.
Dia membentang di midline leher anterior ke esophagus dan vertebra C4-C6. Dinding laring
dibentuk dari 9 cartilago. Terdiri dari kartilago thyreoidea, kartilago cricoidea, dan kartilago
epiglottis yang masing-masing satu buah; serta kartilago arytaenoidea, kartilago cuneiforme, dan
kartilago corniculatum yang masing-masing sepasang.
Kartilago thyreoidea (Adam’s apple) merupakan tulang rawan laring terbesar, terdiri dari dua
lamina kartilago hyaline yang menyatu yang membentuk dinding anterior laring, membuat
bentuk segitiga. Ini terdapat pada laki-laki dan perempuan, tetapi biasanya lebih besar pada laki-
laki karena pengaruh hormone seks laki-laki saat pertumbuhan selama pubertas.

Epiglottis merupakan kartilago elastic berbentuk daun yang ditutupi dengan epitel. Batang
epiglottis meruncing ke inferior yang menempel ke tepi anterior kartilago thyroid dan tulang
hyoid. Daun superior epoglotis tidak menempel dan bebas maju ke atas dan bawah. Selama
menelan, faring dan laring terangkat. Elevasi faring memperluas faring untuk menerima
makanan, sedangkan elevasi laring menyebabkan epiglottis bergerak ke bawah dan menutupnya.
Glottis terdiri dari sepasang lipatan membrane mukosa, lipatan vocal (true vocal cords) di laring,
dan ruang antara mereka yang disebut rima glottidis. Kartilago cricoids merupakan cincin
kartilago hyaline yang membentuk dinding inferior laring. Kartilago ini merupakan tanda untuk
membuat jalan napas darurat bernama tracheotomy.

Kartilago arytenoids berbentuk triangular yang sebagian besar kartilago hyaline. Dia berlokasi di
batas posterior, superior dari kartilago cricoids. Kartilago corniculatum yang merupakan
kartilago elastic berbentuk tanduk, berlokasi di apeks dari tiap kartilago arytenoids. Cartilago
cuneiforme merupakan kartilago elastic di anterior kartilago curniculatum, menyokong lipatan
vocal dan epiglottis lateral.

Trakea

Trakea atau pipa udara adalah suatu jalur tubular untuk udara sepanjang 12 cm dan berdiameter
2,5 cm. trakea berlokasi di anterior esophagus dan meluas dari laring ke batas superior vertebra
T5, di mana dibagi menjadi bronkus utama kanan dan kiri. Lapisan dinding trakea dari dalam ke
luar adalah mukosa, submukosa, kartilago hyaline, dan adventisia. Trakea memiliki 16-20 cincin
tulang rawan hyaline yang masing-masing membentuk gambaran huruf U, yang membatasi 2/3
bagian anterior.
Karena elemen elastiknya, trakea dapat cukup fleksibel untuk meregang dan bergerak inferior
selama inspirasi dan recoil selama ekspirasi, tetapi cincin kartilago mencegahnya kolaps dan
menjaga jalan napas paten walaupun tekanan berubah selama bernapas. Bagian posterior yang
terbuka dari cincin kartilago yang berbatasan dengan esophagus dihubungkan dengan serat otot
polos dari otot trakealis dan dengan jaringan ikat lunak. Karena bagian dinding trakea sebelah
sini tidak rigid, esophagus dapat mengembang ke anterior ketika menelan makanan yang
melaluinya.

Bronkus

Di batas superior vertebra T5, trakea terbagi menjadi bronkus utama kanan yang masuk ke paru
kanan, dan bronkus utama kiri yang masuk ke paru kiri. Bronkus utama kanan lebih vertikal,
lebih pendek, dan lebih luas dibandingkan dengan yang kiri. Seperti trakea, bronkus utama terdiri
dari cincin kartilago yang tidak komplit. Pada titik di mana trakea terbagi menjadi bronkus utama
kanan dan kiri, terdapat carina yang dibentuk dari proyeksi posterior dan inferior kartilago trakea
terakhir. Membrane mukosa carina merupakan salah satu area paling sensitive dari seluruh laring
dan trakea untuk memicu refleks batuk.

Paru-paru

Paru-paru merupakan sepasang organ berbentuk kerucut di rongga toraks. Keduanya dipisahkan
oleh hati dan struktur lain di mediastinum. Setiap paru ditutup dan dilindungi oleh membrane
serosa lapis dua bernama membrane pleura. Lapisan superficial disebut pleura parietal yang
berbatasan dengan rongga toraks, lapisan dalam disebut pleura visceral yang menutupi paru-
paru. Di antara pleura parietal dan visceral terdapat ruang kecil bernama rongga pleura yang
mengandung sedikit cairan lubrikan yang disekresikan oleh membrane. Cairan pleura ini
mengurangi friksi antara membrane.
Paru (Tampak Lateral)

Paru (Tampak Medial)

Bagian inferior yang luas dari paru, basis, berbentuk cekung dan cocok di atas daerah cembung
diafragma. Bagian superior paru yang sempit adalah apeks. Permukaan paru-paru membentang
terhadap tulang rusuk, permukaan costalis, sesuai dengan kelengkungan tulang rusuk.
Permukaan mediastinalis dari tiap paru berisi hilus yang dilalui bronkus, pembuluh darah paru,
pembuluh limfa, dan nervus.

Di medial, paru kiri terdapat cekungan, cardiac notch, tempat di mana ada jantung. Karena ruang
yang ditempati jantung, paru kiri 10% lebih kecil daripada paru kanan. Walaupun paru kanan
lebih tebal dan lebih luas, dia juga lebih pendek daripada paru kiri karena diafragma lebih tinggi
di sisi kanan untuk mengakomodasi hati yang ada di inferiornya.

Setiap paru dibagi oleh 1 atau 2 fissura. Kedua paru-paru mempunyai sebuah fissure oblik yang
memanjang inferior dan anterior. Paru kanan juga memiliki fissure horizontal. Fissure oblik di
paru kiri memisahkan lobus superior dengan lobus inferior. di paru kanan, bagian superior dari
fissure oblik memisahkan lobus superior dengan lobus inferior; bagian inferior dari fissure oblik
memisahkan lobus inferior dengan lobus medius yang berbatasan dengan fissure horizontal di
superior.

Setiap lobus menerima bronkus sekunder, jadi bronkus utama kanan memberi 3 bronkus
sekunder (bronkus superior, media, dan inferor), dan bronkus utama kiri memberi 2 bronkus
sekunder (bronkus superior dan inferior). Di dalam paru, bronkus sekunder bercabang menjadi
bronkus tersier/segmentorum (terdapat 10 bronkus tersier di tiap paru) yang masing-masing
bercabang lagi menjadi segmen bronkopulmonalis. Selanjutnya, masing-masing bronkus
segmentorum memberikan 20-25 percabangan dan akhirnya menjadi bronkus terminalis.
Masing-masing bronkus terminalis bercabang banyak menjadi bronkiolus respirasi dan masing-
masing bronkiolus respirasi mempercabangkan 2-11 duktus alveolaris. Masing-masing duktus
alveolaris mempercabangkan 5-6 saccus alveolaris.

Proses Ventilasi

Ventilasi merupakan proses untuk menggerakan udara ke dalam dan keluar paru-paru.
Proses ini berfungsi untuk menyediakan/menyalurkan oksigen dari udara luar yang dibutuhkan
sel untuk metabolisme dan membuang karbondioksida hasil sisa metabolisme sel ke luar tubuh.
Proses terdiri atas dua tahap, yaitu inspirasi, pergerakan udara dari luar ke dalam paru dan
ekspirasi, pergerakan udara dari dalam ke luar paru.
1. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PROSES VENTILASI
 Saluran Pernapasan
Secara fungsional saluran pernapasan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Zona Konduksi : terdiri atas hidung, faring, trakea, bronkus serta bronkiolus terminalis.
Zona ini mempunyai fungsi untuk menyediakan sarana mengalirnya udara ke dan dari
paru dan mempersiapkan udara yang masuk (pembersihan, pelembaban, penghangatan).
 Elastisitas Sistem Pernapasan
Proses respirasi sangat diengaruhi oleh adanya pengembangan dan pengempisan paru
dan rongga dada. Proses inspirasi dapat berlangsung apabila paru dan rongga dada
mengembang dan begitu sebaliknya untuk proses ekspirasi. Kemampuan untuk
mengembang dari jaringan paru dan dinding rongga dada disebut compliance. Sedangkan
kemampuang untuk mengecil jaringan paru dan dinding rongga dada disebut elastisitas.
Elastisitas pada sistem respirasi dibagi menjadi dua macaam, yaitu: elastisitas paru
dan elatisitas toraks. Selama fase inspirasi diperlukan daya elastisitas yang aktif,
sedangkan pada fase ekspirasi diperlukan daya elastisitas yang pasif.
 Otot-Otot Pernapasan
Inspirasi adalah proses aktif sehingga baik inspirasi biasa maupun inspirasi dalam
selalu memerlukan aktifitas dari otot-otot inspirasi. Otot inspirasi utama yaitu diafragma.
Otot-otot insirasi lainnya adalah m. intercostalis externus, m. levator costae, m. serratus
posterior superior, m. intercartilagineus (otot reguler/ekstrinsik) dan m. scaleni, m.
sternocleidomastoideus, m. serratus anterior, m. pectoralis mayor et minor, m. latissimus
dorsi (otot auxiliar). Otot auxiliar merupakan otot yang terutama membantu proses
insirasi atau ekspirasi dalam.
Proses ekspirasi biasa merupakan proses yang pasif dan terjadi karena daya elastis dari
jaringan paru (recoil) dan tidak memerlukan aktifitas otot-otot ekspirasi. Otot-otot
ekspirasi diperlukan pada proses ekspirasi dalam. Otot ekspirasi terdiri atas otot
reguler/intrinsik (m. intercostalis internus, m. subcostalis, m. transversus thoracis, m.
serratus posterior inferior) dan otot auxiliar (m. obliquus internus et eksternus abdominis,
m. transversus abdominis, m. rectus abdominis).

MEKANISME VENTILASI

 INSPIRASI
Pada prinsipnya, pertukaran/pengaliran gas terjadi apabila terdapat perbedaan tekanan
pada dua tempat atau lebih yang mana gas/udara tersebut akan mengalir dari tempat
dengan tekanan tinggi ke tempat dengan tekanan rendah. Inspirasi terjadi apabila terjadi
perbedaan tekanan antara alveoli dan udara luar, dimana tekanan intraalveoli lebih rendah
dari tekanan udara luar (atmosfer). Pada inspirasi biasa tekanan ini berkisar antara -1
sampai -3 mmHg. Pada inspirasi mendalam tekanan intraalveoli dapat mencapai -30
mmHg. Penurunan tekana intrapulmonal (intraalveoli) pada waktu inspirasi disebabkan
oleh mengembangnya rongga toraks akibat kontraksi otot-otot inspirasi. Pada waktu
inspirasi costa tertarik ke caudal, diafragma berkontraksi menyebabkan diafragma turun
ke bawah dan menyebabkan rongga dada membesar/mengembang.
 EKSPIRASI
Ekspirasi berlangsung bila tekanan intrapulmonal lebih tinggi daripada tekanan udara
luar sehingga udara bergerak ke luar paru. Peningkatan tekanan di dalam rongga paru
terjadi bila volume rongga paru mengecil akibat proses penguncupan yang disebabkan
oleh daya elastis jaringan paru dan relaksasi diafragma dan otot-otot inspirasi. Pada
proses ekspirasi biasa tekanan intrapulmonal berkisar antara +1 sampai +3 mmHg.
Tekanan Intrapleura. Tekanan intrapleura adalah tekanan di dalam rongga pleura (cavum
pleura). Dalam keadaan normal ruang ini hampa udara dan mempunyai tekanan negatif
(lebih rendah) kurang lebih -4 mmHg dibandingkan dengan tekanan intraalveoli.

Pertukaran Gas Di Dalam Tubuh Manusia


Pertukaran gas pada manusia, Seperti halnya hewan vertebrata yang lain terjadi dalam
tiga fase, yakni bernafas, transpor gas melalui sistem sirkulasi, dan pertukaran gas antara
kapiler darah dengan sel tubuh.
Pada fase pertama, saat manusia menghirup udara, oksigen akan masuk kedalam paru-
paru. Sementara itu, ada saat menghembuskan udara, karbondioksida dikeluarkan dari paru-
paru ke lingkungan luar. Pada fase kedua, berlangsung transfor gas melalui sistem sirkulasi
yang di mulai dari proses difusi oksigen dari paru-paru ke kapiler darah. Oksigen tersebut di
bawah oleh hemogoblin darah ke sel-sel tubuh. Pada saat bersamaan darah juga berperan
dalam transfor karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Pada fase ketiga, terjadi
pertukaran gas di dalam jaringan tubuh. Sel-sel penyusun jaringan tubuh menerima oksigen
dari darah dan melepaskan karbon dioksida ke darah. Oksigen di dalam sel-sel tubuh di
gunakan untuk pembakaran molekul-molekul makanan untuk memperoleh energi (respirasi
seluler).
a. Pertukaran gas di Paru-Paru
Pertukaran gas di dalam paru-paru di sebut juga dengan alveolus yang terjadi
secara difusi. Udara yang kita hirup mengandung banyak oksigen (sekitar 21 persen)
dan sedikit karbon dioksida (sekitar 0,003 persen). Sementara itu, darah yang mengalir
ke alveolus mengandung sedikit oksigen dan banyak karbon dioksida. Adanya gradien
konsentrasi tersebut menyebabkan oksigen (O2) Berdifusi dari alveolus ke dalam darah
dan sebaliknya karbon dioksida (CO2) berdifusi dari dalam darah ke alveolus.
Oksigen yang berdifusi ke dalam darah umumnya berkaitan dengan hemogoblin
membentuk oksihemoglobin di dalam eritrosit. Setiap eritrosit mengandung lebih
kurang 250 juta molekul hemogoblin dan setiap eritrosit mampu membawa lebih dari 1
miliyar molekul O2.

b. Pertukaran gas di Jaringan


Darah mengalir meninggalkan paru-paru menuju jaringan tubuh. Di dalam
jaringan terjadi respirasi seluler yang di tandai dengan pelepasan O2 dan peningkatan
CO2.
Setelah O2 di lepas dari oksihemogoblin, O2 keluar meninggalkan sel darah
menuju cairan jaringan. Selanjutnya, O2 Masuk ke sel-sel tubuh.
Pada saat yang sama, CO2 dari sel-sel tubuh masuk kedalam darah. Sebagian
kecilnya bergabung dengan hemogoblin membentuk ikatan karboksihemogoblin.
Kebanyakan CO2 Masuk kedalam pelasma darah dan berikatan dengan air membentuk
asam karbonat (H2CO3). Selanjutnya asam karbonat terurai menjadi ion hidrogen dan
ion bikarbonat.

Reaksi diatas biasanya dipercepat oleh enzim karbonat anhidrase yang terdapat
didalam eritosit. Ion H yang di bebaskan mengubah pH darah secara drastis. Selanjutnya
ion H diserap oleh globin, sedangkan ion bikarbonat berdifusi keluar dari eritrosit dan
masuk ke plasma darah. Ion H yang bergabung dengan hemogoblin di sebut dengan
hemogoblin tereduksi yang di simbolkan dengan HHb. Senyawa HHb ini sangat
berperan dalam menjaga pH normal darah.
Pada saat darah masuk kedalam kapiler paru-paru, sebagian besar CO2 adalah
dalam bentuk ion bikarbonat. Selanjutnya, ion ini memperoleh hidrogen yang berasal
dari hemogoblin tereduksi.

Pengendalian Respirasi
1. Pengendalian Pernapasan Oleh Sistem Persarafan
Pengaturan pernapasan oleh persarafan dilakukan oleh korteks cerebri, medulla
oblongata, dan pons.
a. Korteks Cerebri
Berperan dalam pengaturan pernapasan yang bersifat volunter sehingga
memungkinkan kita dapat mengatur napas dan menahan napas. Misalnya pada saat
bicara atau makan.

b. Medulla oblongata
Terletak pada batang otak, berperan dalam pernapasan automatik atau spontan.
Pada kedua oblongata terdapat dua kelompok neuron yaitu Dorsal Respiratory
Group (DRG) yang terletak pada bagian dorsal medulla dan Ventral Respiratory
Group (VRG) yang terletak pada ventral lateral medula. Kedua kelompok neuron ini
berperan dalam pengaturan irama pernapasan. DRG terdiri dari neuron yang
mengatur serabut lower motor neuron yang mensyarafi otot-otot inspirasi seperti otot
intercosta interna dan diafragma untuk gerakan inspirasi dan sebagian kecil neuron
akan berjalan ke kelompok ventral. Pada saat pernapasan kuat, terjadi peningkatan
aktivitas neuron di DRG yang kemudian menstimulasi untuk mengaktifkan otot-otot
asesoris inspirasi, setelah inspirasi selesai secara otomatis terjadi ekspirasi dengan
menstimulasi otot-otot asesoris.
Kelompol ventral (VRG) terdiri dari neuron inspirasi dan neuron ekspirasi. Pada
saat pernafasan tenang atau normal kelompok ventral tidak aktif, tetapi jika
kebutuhan ventilasi meningkat, neuron inspirasi pada kelompok ventral diaktifkan
melalui rangsangan kelompok dorsal. Impuls dari neuron inspirasi kelompok ventral
akan merangsang motor neuron yang mensyarafi otot inspirasi tambahan melalui N
IX dan N X. Impuls dari neuron ekspirasi kelompok ventral akan menyebabkan
kontraksi otot-otot ekspirasi untuk ekspirasi aktif.

c. Pons
Pada pons terdapat 2 pusat pernapasan yaitu pusat apneutik dan pusat
pnumotaksis. Pusat apneutik terletak di formasio retikularis pons bagian bawah.
Fungsi pusat apneutik adalah untuk mengkoordinasi transisi antara inspirasi dan
ekspirasi dengan cara mengirimkan rangsangan impuls pada area inspirasi dan
menghambat ekspirasi. Sedangkan pusat pneumotaksis terletak di pons bagian atas.
Impuls dari pusat pneumotaksis adalah membatasi durasi inspirasi, tetapi
meningkatkan frekuensi respirasi sehingga irama respirasi menjadi halus dan teratur,
proses inspirasi dan ekspirasi berjalan secara teratur pula.
2. Kendali Kimia
Banyak faktor yang mempengaruhi laju dan kedalaman pernapasan yang sudah
diset oleh pusat pernapasan, yaitu adanya perubahan kadar oksigen, karbon dioksida dan
ion hidrogen dalam darah arteri. Perubahan tersebut menimbulkan perubahan kimia dan
menimbulkan respon dari sensor yang disebut kemoreseptor. Ada 2 jenis kemoreseptor,
yaitu kemoreseptor pusat yang berada di medulla dan kemoreseptor perifer yang berada
di badan aorta dan karotid pada sistem arteri.
a. Kemoreseptor pusat, dirangsang oleh peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah
arteri, cairan serebrospinal peningkatan ion hidrogen dengan merespon peningkatan
frekuensi dan kedalaman pernapasan.
b. Kemoreseptor perifer, reseptor kimia ini peka terhadap perubahan konsentrasi
oksigen, karbon dioksida dan ion hidrogen. Misalnya adanya penurunan oksigen,
peningkatan karbon dioksida dan peningkatan ion hidrogen maka pernapasan
menjadi meningkat.
3. Pengaturan Oleh Mekanisme Non Kimiawi
Beberapa faktor non kimiawi yang mempengaruhi pengatuan pernapasan di
antaranya : pengaruh baroreseptor, peningkatan suhu tubuh, hormon epineprin, refleks
hering-breuer.
a. Baroreseptor, berada pada sinus kortikus, arkus aorta atrium, ventrikel dan pembuluh
darah besar. Baroreseptor berespon terhadap perubahan tekanan darah. Peningkatan
tekanan darah arteri akan menghambat respirasi, menurunnya tekanan darah arteri
dibawah tekanan arteri rata-rata akan menstimulasi pernapasan.
b. Peningkatan suhu tubuh, misalnya karena demam atau olahraga maka secara otomatis
tubuh akan mengeluarkan kelebihan panas tubuh dengan cara meningkatkan
ventilasi.
c. Hormon epinephrin, peningkatan hormon epinephrin akan meningkatkan rangsangan
simpatis yang juga akan merangsang pusat respirasi untuk meningkatkan ventilasi.
d. Refleks hering-breuer, yaitu refleks hambatan inspirasi dan ekspirasi. Pada saat
inspirasi mencapai batas tertentu terjadi stimulasi pada reseptor regangan dalam otot
polos paru untuk menghambat aktifitas neuron inspirasi. Dengan demikian refleks ini
mencegah terjadinya overinflasi paru-paru saat aktifitas berat.
Masalah Pernafasan

1. Asma

Asma adalah kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi
seperti debu, bulu, ataupun rambut. Global Initiative for Asthma, sebuah lembaga nirlaba
internasional untu penanggulangan asma, mendefinisikan asma sebagai gangguan pada
selaput pipa udara yang menyalurkan udara ke dalam paru-paru. Pada penyakit asma, paru-
paru tidak dapat menyerap oksigen secara optimal. Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku
dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran bernapas. Asma dikenal dengan bengek yang
disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda
asing di udara. Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru.
Kelainan ini tidak menular dan bersifat genetis atau bawaan seseorang sejak lahir. Kelainan ini
juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin, udara kotor, alergi,
dan stres (tekanan psikologis).
Gejala penyakit Asma antara lain:

1. Nafas yang berbunyi ngiiik ... ngiiik.

2. Mengalami sesak napas sehingga bernapas dengan tersenggal-senggal.

3. Nafas pendek, biasanya hanya terjadi ketika berolahraga.

4. Badan terlihat letih dan lesu serta kurang bersemangat.

5. Rasa sesak dan berat di dada.

6. Mengalami kesulitan untuk tidur dengan nyenyak.

7. Batuk-batuk hanya pada malam hari dan cuaca dingin.

8. Mudah terkena alergi seperti udara dingin, debu, atau jenis makanan tertentu.

9. Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena
kesulitannya dalam mengatur pernafasan.

10. Mudah lelah ketika melakukan aktivitas fisik.

Cara mencegah penyakit Asma:

1. Jangan tinggal ditempat yang kotor yang sudah kotor karna polusi
2. Jangan memelihara binatang yang bulunya banyak dan halus.
Misalnya kucing, kelinci, dan sebagainya
3. Selalu memakai baju hangat dan selendang leher saat cuaca sedang dingin
4. Jangan terlalu banyak melakukan olahraga yang membutuhkan napas panjang bila
napas tidak kuat.
2. Emfisema
Emfisema adalah penyakit pada paru-paru yang ditandai dengan pembengkakan pada
paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara. Emfisema disebabkan hilangnya
elastisitas alveolus. Emfisema membuat penderita sulit bernafas. Penderita mengalami batuk
kronis dan sesak napas. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah
penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini. Gejala yang ditimbulkan:
1. Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami
penderita emfisema.
2. Sesak dada
3. Batuk kronis
4. Kelelahan
5. Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega yang
biasa digunakan penderita sesak napas.
Cara mencegah penyakit Emfisema:
1. Penderita adalah perokok aktif, berhenti merokok dapat membantu mencegah penderita
dari penyakit ini.
2. Jika emfisema sudah menjalar, berhenti merokok mencegah perkembangan penyakit.
Pengobatan didasarkan pada gejala yang terjadi, apakah gejalanya ringan, sedang atau
berat.
3. Perlakuan termasuk menggunakan inhaler, pemberian oksigen, obat-obatan dan
kadang-kadang operasi untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.
Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti
merokok juga sangat penting.
3. Bronkitis
Bronkitis berupa peradangan pada selaput lendir dari saluran bronkial. Sementara
itu,pleuritis adalah peradangan pada pleura, lapisan pelindung yang membungkus paru-
paru.Laringitis adalah pembengkakan di laring, sedangkan sinusitis adalah pembengkakan
pada sinus atau rongga hidung. Peradangan-peradangan tersebut dapat terjadi karena
berbagai hal, di antaranya karena infeksi oleh mikroorganisme. Peradangan juga dapat
terjadi karena tubuh merespons terhadap zat atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh
sehingga terjadi reaksi alergik. Gejala-gejala peradangan tersebut secara umum adalah
batuk-batuk, demam, sulit menelan, dan sakit di dada. Penyakit bronkitis dapat dikenali
melalui gejala-gejala berikut ini.
1. Batuk berdahak.
2. Sering sesak napas.
3. Flu yang berkepanjangan.
4. Mengi.
5. Tubuh mudah lelah.
6. Pembengkakan pada pergelangan kaki.
7. Timbul warna kemerahan pada wajah, telapak tangan, dan selaput lendir.
8. Kepala terasa sakit.
9. Penglihatan tampak kabur.
4. Asbestosis
Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup
serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos
terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat
asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga
dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
Penyakit yang disebabkan oleh Asbestosis diantaranya:
1. Plakpleura (kalsifikasi)
2. Mesoteliome maligna
3. Efusi pleura
Cara mencegah penyakit Asebstosis:
1. Kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja
2. Para pekerja yang berhubungan dengan Asbes, dianjurkan untuk berhenti mero
5. Sinusitis
Sinusitis merupakan penyakit peradangan pada bagian atas rongga hidung atau sinus
paranasalis. Penyakit sinusitis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, menurunnya
kekebalan tubuh, flu, stress, kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi.
Berikut ini beberapa gejala yang dapat dikenali pada seseorang yang menderita penyakit
sinusitis.
1. Hidung tersumbat dan terasa geli atau gatal.
2. Tercium bau tidak sedap pada hidung ketika bernapas.
3. Sering bersin.
4. Hidung mengeluarkan ingus kental yang berwarna putih atau kekuning-kuningan.
5. Kepala terasa sakit seperti ada yang menekan.
Penyakit sinusistis dapat dicegah dengan cara selalu menjaga daya tahan tubuh,
menghilangkan kebiasan merokok, dan memperbanyak mengonsumsi buah-buahan.
6. Kanker Paru-Paru
Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-
paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh
tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat
memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru. Gejala-gejala umum
penderita kanker paru-paru :
1. Pembekakan di wajah atau di leher
2. Napas sesak dan pendek-pendek
3. Kehilangan nafsu makan dan turunnya berat badan
4. Kelelahan kronis
5. Dahak berdarah, berubaha warna dan semakin banyak
6. Sakit kepala, nyeri dengan sebab yang tidak jelas
7. Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat
8. Suara serak/parau

KESEIMBANGAN ASAM BASA (MATERI 6)

Ion hidrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom hidrogen. Molekul
yang mengandung atom – atom hidrogen yang dapat melepaskan ion hidrogen dalam larutan
dikenal sebagai asam. Satu contoh asam adalah asam hidroklorida ( HCL ), yang berionasi dalam
air membentuk ion- ion hidrogen ( H+ ) dan ion klorida ( CL- ) demikian juga, asam karbonat
(H2CO3) berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat ( HCO3-).
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai contoh, ion
bikarbonat ( HCO3-), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan satu ion hidrogen
untuk membentuk asam karbonat ( H2CO3). Demikian juga ( HPO4 ) adalah suatu basa karena dia
dapat menerima satu ion hidrogen untuk membentuk ( H2PO4 ). Protein- protein dalam tubuh
juga berfungsi sebagai basa karena beberapa asam amino yang membangun protein dengan
muatan akhir negatif siap menerima ion-ion hidrogen. Protein hemoglobin dalam sel darah
merah dan protein dalam sel-se tubuh yang lain merupakan basa-basa tubuh yang paling penting.
Istilah “ basa “ sering digunakan secara sinonim dengan “ alkali”. Alkali adalah suatu
molekul yang terbentuk dari kombinasi satu atau lebih logam alkali – natrium, kalium, litium,
dan seterusnya dengan ion yang sangat mendasar seperti ion Hidroksil ( OH- ). Bagian dasar dari
molekul-molekul ini bereaksi secara tepat dengan ion-ion hidrogen untuk menghilangkanya dari
larutan dan oleh karena itu, merupakan basa-basa yang khas untuk alasan yang serupa, istilah “
alkolis ” merujuk pada kelebihan pengeluaran ion-ion hidrogen dari cairan tubuh, sebaliknya
penambahan ion-ion hidrogen yang berlebihan dikenal sebagai “asidosis “.
a. Asam dan basa yang kuat dan lemah
Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama melepaskan
sejumlah besar ion H+ dalam larutan. Contohnya adalah HCL. Asam lemah mempunyai lebih
sedikit kecenderungan untuk mendisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu kurang kuat
melepaskan H+. Contohnya H2CO3.
Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+. Oleh karena itu
dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang khas adalah OH-, yang bereaksi
dengan H+ untuk membentuk air ( H2O ). Basa lemah yang khas adalah HCO3- karena HCO3-
berikatan dengan H+ secara jauh lebih lemah daripada OH-. Kebanyakan asam dan basa dalam
cairan ekstraseluler yang berhubungan dengan pengaturan asam basa normal adalah asam dan
basa lemah.
Keseimbangan Asam Basa
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh
manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme dan fungsi
organ dapat berjalan optimal.Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua
sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal
berperan dalam pelepasan asam.
Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah:
a. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH > 7.45
b. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen asam. CO2
juga merupakan komponen respiratorik. Nilai normalnya adalah 40 mmHg.
c. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai komponen
metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
d. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya jumlah
komponen basa
e. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya jumlah
komponen asam.
Pengaturan keseimbangan asam basa
Pengaturan keseimbangan ion hidrogen dalam beberapa hal sama dengan pengaturan ion-
ion lain dalam tubuh. Sebagai contoh, untuk mencapai homeostatis. Harus ada keseimbangan
antara asupan atau produksi ion hidrogen dan pembuangan ion hidrogen dari tubuh. Dan seperti
pada ion-ion lain, ginjal memainkan peranan kunci dalam pengaturan-pengaturan ion hidrogen.
Akan tetapi, pengaturan konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler yang tepat
melibatkan jauh lebih banyak daripada eliminasi sederhana ion-ion hidrogen oleh ginjal.
Terdapat juga banyak mekanisme penyangga asam basa yang melibatkan darah, sel-sel, dan
paru-paru yang perlu untuk mempertahankan konsentrasi ion hidrogen normal dalam cairan
ekstraseluler dan intraseluler.
Dalam hal ini berbagai mekanisme yang turut membantu mengatur konsentrasi ion
hidrogen, dengan penekanan khusus pada kontrol sekresi ion hidrogen ginjal dan reabsorpsi,
produksi, dan ekskresi ion – ion bikarbonat oleh ginjal, yaitu salah satu komponen kunci sistem
kontrol asam basa dalam berbagai cairan tubuh.
Gangguan Keseimbangan Asam Basa
a. Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan
karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan
yang lambat. Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam
darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah
menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur
pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
b. Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya
kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH,
darah akan benar-benar menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai
usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah
karbon dioksida.Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan
cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa
terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis
berat dan berakhir dengan keadaan koma.
Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan (MATERI 7)

Sistem Pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan,
penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris)
sampai anus.

SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN


1) Oris (rongga mulut)
2) Faring (tekak/tenggorokan)
3) Esofagus (kerongkongan)
4) Gaster (lambung)
5) Intestinum minor
a. Duodenum (usus 12 jari)
b. Yeyenum
c. Ileum
6) Intestinum Mayor
a. Seikum
b. Kolon asendens
c. Kolon transversum
d. Kolon desendens
e. Kolon sigmoid
7) Rektum
8) Anus.
Alat-alat Penghasil Getah Cerna

1. Kelenjar Ludah:

a) Kelenjar (glandula) parotis

b) Kelenjar submaksilaris

c) Kelenjar sublingualis

2. Hati
3. Pankreas
4. Kandung empedu

STRUKTUR PENCERNAAN

A. Rongga Mulut

Mulut adalah permulaan saluran pencernaan.


Fungsi rongga mulut:
1. Mengerjakan pencernaan pertama dengan jalan mengunyah
2. Untuk berbicara
3. Bila perlu, digunakan untuk bernafas.
a. Pipi dan bibir
Mengandung otot-otot yang diperlukan dalam proses mengunyah dan bicara, disebelah luar pipi
dan bibir diselimuti oleh kulit dan disebelah dalam diselimuti oleh selaput lendir (mukosa).
b. Gigi
Terdapat 2 kelompok yaitu gigi sementara atau gigi susu mulai tumbuh pada umur 6-7 bulan dan
lengkap pada umur 2 ½ tahun jumlahnya 20 buah dan gigi tetap (permanen) tumbuh pada umur
6-18 tahun jumlahnya 32 buah.
Fungsi gigi: gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring untuk memutuskan makanan yang
keras dan liat dan gigi geraham untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong-potong
Bagian lidah yang berperan dalam mengecap rasa makanan adalah papilla. Papilla ini merupakan
bentukan dari saraf-saraf sensorik (penerima rangsang).
c. Lidah
Fungsi Lidah:
a. Untuk membersihkan gigi serta rongga mulut antara pipi dan gigi
b. Mencampur makanan dengan ludah
c. Untuk menolak makanan dan minuman kebelakang
d. Untuk berbicara
e. Untuk mengecap manis, asin dan pahit
f. Untuk merasakan dingin dan panas.
d. Kelenjar ludah
1. Kelenjar parotis, terletak disebelah bawah dengan daun telinga diantara otot pengunyah dengan
kulit pipi. Cairan ludah hasil sekresinya dikeluarkan melalui duktus stesen kedalam rongga mulut
melalui satu lubang dihadapannya gigi molar kedua atas. Saliva yang disekresikan sebanyak 25-
35 %.
2. Kelenjar Sublinguinalis, terletak dibawah lidah salurannya menuju lantai rongga mulut. Saliva
yang disekresikan sebanyak 3-5 %
3. Kelenjar Submandibularis, terletak lebih belakang dan kesamping dari kelenjar sublinguinalis.
Saluran menuju kelantai rongga mulut belakang gigi seri pertama. Saliva yang disekresikan
sebanyak 60-70 %
Ada 2 jenis pencernaan didalam rongga mulut:
• Pencernaan mekanik,
• Pencernaan kimiawi
B. Faring
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani
yaitu Pharynk.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan
rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
C. Esofagus
Esophagus adalah yang menghubungkan tekak dengan lambung, yg letaknya dibelakang
trakea yg berukuran panjang ± 25 cm dan lebar 2 cm.
Fungsi dari esofagus adalah menghantarkan bahan yang dimakan dari faring ke lambung dan
tiap2 ujung esofagus dilindungi oleh suatu spinter yang berperan sebagai barier terhadap refleks
isi lambung kedalam esophagus
D. Gaster
Merupakan organ otot berongga yang besar yang letaknya di rongga perut atas sebelah kiri.
Fungsi dari lambung:
1. Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan oleh peristaltik lambung dan getah
lambung.
2. Getah cerna lambung yang dihasilkan :
 Pepsi, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan peptone)
 Asam garam (HCl), fungsinya mengasamkan makanan dan membuat suasana asam pada
pepsinogen menjadi pepsin.
 Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dan dari
karsinogen (karsinogen dan protein susu)
 Lapisan lambung, jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang
marangsang sekresi getah lambung.
Fungsi asam lambung sebagai pembunuh kuman atau racun yang masuk bersama
makanan serta untuk mengasamkan makanan agar mudah dicerna.
E. Intestinum minor
Usus halus adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus
besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati
melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Usus halus terdiri dari tiga bagian
• Usus dua belas jari (duodenum),
• Usus kosong (jejunum), dan
• Usus penyerapan (ileum)
Duodenum (20 cm)
Nama duodenum berasal dari bahasa latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas
jari. Duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan
menghubungkannya ke (jejunum).
Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung
empedu.
Jejenum (2,5 m)
Berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti "kosong". Menempati 2/5 sebelah atas
dari usus halus. Terjadi pencernaan secara kimiawi.
Ileum (3,6 m)
Ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan ini memiliki
panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan menempati 3/5 bagian
akhir usus halus.
Usus halus berfungsi menyerap sari-sari makanan.
F. INTESTINUM MAYOR
Banyak bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri ini juga penting untuk fungsi normal dari usus.
Fungsi usus besar, terdiri dari :
1. Menyerap air dari makanan
2. Tempat tinggal bakteri E.Coli
3. Tempat feses
Usus besar terdiri dari :
• Seikum
• Kolon asendens
• Kolon transversum
• Kolon desendens
• Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
SEKUM
Sekum (bahasa latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang
terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.
Di bawah seikum terdapat appendiks vermiformis yang berbentuk seperti cacing sehingga
disebut juga umbai cacing, panjangnya ± 6 cm
G. Kolon Asendens
- Panjang 13 cm
- terletak di abdomen bawah sebelah kanan membujur ke atas.
H. Kolon Transversum
- Panjangnya ±38 cm
- Membujur dari kolon asendens sampai ke kolon desendens
I. Kolon desendens
• Panjangnya ±25 cm
• Terletak di abdomen bawah bagian kiri membujur dari atas ke bawah.
J. Kolon Sigmoid
• Lanjutan dari kolon desendens terletak miring
• Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri
• Bentuknya menyerupai huruf S
• Ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.
K. REKTUM
Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara feses
L. ANUS
• Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan
dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi
(buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
M. HEPAR
• Organ terbesar di dalam tubuh
• Warna coklat kemerahan, beratnya ±1 ½ kg
• Berperan penting dalam metabolisme
• Penetralan obat
N. KANDUNG EMPEDU
• Organ berbentuk buah pir
• Letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati
• Warna hijau gelap
• Berfungsi dalam pencernaan dan penyerapan lemak
O. PANKREAS
• Terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan dengan duodenum.
• Fungsi utama pankreas:
1. menghasilkan enzim pencernaan
2. menghasilkan hormon

Anda mungkin juga menyukai