Biologi Terapan
(Umbi Lapis)
Namun perbanyakan vegetative juga mempunyai kekurangan yaitu tumbuhan yang diperban
yaksecara vegetatif mempunyai akar yang kurang kokoh sehingga mudah tumbang. sehingga perlu
dipelajari lebih lanjut bagaiaman cara perkembangbiakan vegetative yang benaragar dapat diperoleh
manfaat yang maksimal dari perkembangbiakan tersebut.
Tujuan
Tujuan dari praktikum perbanyakan vegetatif ini adalah sebagai berikut :
Bagian batang yang berada di bawah permukaan tanah, sangat pendek, dengan daun-daun tebal
berbentuk sisik yangg berdaging, dari ujung bawahnya (bonggol) tumbuh akar, dari ujung atas
tumbuh batang (seperti bawang, gladiol)
Umbi jenis ini dibentuk oleh beberapa suku-suku monokotil seperti Amaryllidaceae (arti luas,
termasuk kelompok bawang-bawangan) dan Liliaceae.
Umbi lapis memiliki bagian pangkal yang agak keras yang disebut cakram (discus). Cakram ini
sebnearnya adalah batang. Dari cakram akan tumbuh lapisan-lapisan daun yang tebal, lunak, dan
berair. Karena tebal dan berlapis inilah terbentuk struktur yang membengkak sehingga disebut
"umbi". Apabila lapisan-lapisan ini besar dan saling menutupi ia disebut tunica, dan apabila lapisan-
lapisan ini kecil dan hanya saling menyirap disebut squama (sisik).
Umbi lapis mudah dikacaukan dengan sejenis umbi asal batang yang dikenal sebagai cormus atau
bulbotuber. Dilihat dari strukturnya, umbi lapis berbeda dari cormus. Apabila dibelah, umbi lapis
memperlihatkan lapisan-lapisan sampai ke bagian paling pusat. Cormus, karena berasal dari batang,
apabila dibelah memperlihatkan struktur padat, serupa dengan rimpang.
Bagian batang yang berada di bawah permukaan tanah, sangat pendek, dengan daun-daun tebal
berbentuk sisik yangg berdaging, dari ujung bawahnya (bonggol) tumbuh akar, dari ujung atas
tumbuh batang (seperti bawang, gladiol)
Fungsi dan manfaat
Bawang putih adalah tanaman sejenis genum afflum atau disebut allium sativum. Bawang putih ini
termasuk tumbuhan yang ber-umbi lapis bersusun. Bawang putih merupakan rempah-rempah yang
dijadikan sebagai bumbu penyedap dalam masakan. Selain itu, bawang putih mempunyai banyak
khasiat dan manfaat kesehatan bagi tubuh. Beberapa penyakit yang dapat diobati, diantaranya: Sulit
tidur (Insomnia), Cacingan, digigit serangga. Selain itu bawang merah juga termasuk umbi
lapis.Manfaat dan khasiat bawang merah untuk kesehatan, pengobatan, kecantikan dan kesuburan
rambut serta mengatasi ketombe.
Cara penanaman
Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai
ekonomi tinggi. Namun pada saat-saat tertentu sering mengalami banjir produksi sehingga harganya
anjlok. Diperparah lagi dengan kebijakan impor yang diterapkan pemerintah yang seringkali
memperparah kejatuhan harga bawang merah di pasaran.
Untuk menghindari fluktuasi harga yang sangat merugikan petani, perlu upaya untuk melakukan
budidaya bawang merah diluar musim. Seiring dengan pembatasan kegiatan budidaya di musim-
musim puncak.
Budidaya bawang merah memerlukan penyinaran matahari lebih dari 12 jam sehari. Tanaman ini
cocok dibudidayakan di dataran rendah dengan ketinggian 0 hingga 900 meter dari permukaan laut.
Suhu optimum untuk perkembangan tanaman bawang merah berkisar 25-32 derajat celcius.
Sedangkan keasaman tanah yang dikehendaki sekitar pH 5,6-7.
Kali ini alamtani mencoba menguraikan langkah-langkah teknis yang perlu disiapkan untuk
melakukan usaha budidaya bawang merah. Cara menanam bawang merah ini disarikan dari
pengalaman para petani bawang di Brebes, Jawa Tengah. Berebes merupakan salah satu sentra
budidaya bawang merah terbesar di Indonesia.
Pengolahan Tanah
Tanah dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 meter, tinggi 20-30 cm dan panjang
sesusai dengan kondisi kebun. Jarak antar bedengan 50 cm, sekaligus dijadikan parit
sedalam 50 cm. Cangkul bedengan sedalam 20 cm, gemburkan tanahnya. Bentuk
permukaan atau bagian atas bedengan rata, tidak melengkung.
Tambahkan kapur atau dolomit sebanyak 1-1,5 ton per hektar apabila keasaman
tanah kurang dari pH 5,6. Penambahan kapur setidaknya diberikan 2 minggu sebelum
tanam.
Gunakan 15-20 pupuk kompos atau pupuk kandang sebagai pupuk dasar. Tebarkan
pupuk di atas bedengan dan aduk dengan tanah hingga merata. Bisa juga ditambahkan urea,
ZA, SP-36 dan KCL sebanyak 47 kg, 100 kg, 311 kg dan 56 kg setiap hektarnya. Campur
pupuk buatan tersebut sebelum diaplikasikan. Biarkan selama satu minggu sebelum
bedengan ditanami.
Penanaman Benih
Siapkan benih atau umbi bawang merah yang siap tanam. Apabila umur umbi masih
kurang dari 2 bulan, lakukan pemogesan terlebih dahulu. Pemogesan adalah pemotongan
bagian ujung umbi, sekitar 0,5 cm. Fungsinya untuk memecahkan masa dorman dan
mempercepat tumbuhnya tananaman.
Jarak tanam untuk budidaya bawang merah pada saat musim kemarau dipadatkan
hingga 15×15 cm. Sedangkan pada musim hujan setidaknya dibuat hingga 20×20 cm. Benih
bawang merah ditanam dengan cara membenamkan seluruh bagian umbi kedalam tanah.
Penyiangan gulma biasanya dilakukan sebanyak dua kali dalam satu musim tanam.
Untuk menghemat biaya, lakukan penyiangan bersamaan dengan pemberian pupuk susulan.
Namun apabila serangan gulma menghebat, segera lakukan penyiangan tanpa menunggu
pemberian pupuk susulan.
Hama ulat ditanggulangi dengan pemungutan manual, ulat dan telur diambil untuk
dimusnahkan. Bisa juga dengan menggunakan feromon sex perangkap, gunakan sebanyak
40 buah per hektar. Bila serangan menghebat, kerusakan lebih dari 5% per rumpun daun,
semprot dengan insektisida yang berbahan aktif klorfirifos.
Penyakit layu fusarium, disebabkan oleh cendawan. Gejalanya daun menguning dan
seperti terpilin. Bagian pangkal batang membusuk. Penanganannya dengan mencabut
tanaman yang mati kemudian membakarnya. Penyemprotan bisa menggunakan fungsidia.
Panen Budidaya Bawang Merah
Ciri-ciri budidaya bawang merah siap panen apabila 60-70% daun sudah mulai rebah.
Atau, lakukan pemeriksaan umbi secara acak. Khusus untuk pembenihan umbi, tingkat
kerebahan harus mencapai lebih dari 90%.
Budidaya bawang merah biasanya sudah bisa dipanen setelah 55-70 hari sejak
tanam. Produktivitas bawang merah dangat bervariasi tergantung dari kondisi lahan, iklim,
cuaca dan varietas. Di Indonesia, produktivitas budidaya bawang merah berkisar 3-12 ton
per hektar dengan rata-rata nasional 9,47 ton per hektar.
Umbi bawang merah yang telah dipanen harus dikeringkan terlebih dahulu.
Penjemuran penjemuran bisa berlangsung hingga 7-14 hari. Pembalikan dilakuan setiap 2-3
hari. Bawang yang telah kering, kadar air 85%, siap untuk disimpan atau dipasarkan.