TINJAUAN PUSTAKA
Pada permesinan tidak lepas adanya kontak mekanik antara elemen satu
dengan elemen lainya. Kontak mekanik tersebut mengakibatkan terjadinya (wear)
keausan. Keausan ada yang memang diperlukan dan ada yang harus dihindari.
Keausan yang diperlukan misalnya proses grinding, cutting, pembubutan dan lain
lain, sedang keausan yang harus dihindari adalah kontak mekanik pada elemen
mesin yang digunakan untuk mentranmisikan daya, misalnya motor bakar, mesin
produksi, mesin konvensional, dan lain lain (Darmanto, 2011).
Friksi adalah gaya yang menahan gerakan sliding atau rolling satu benda
terhadap benda lainnya. Friksi besar (high friction) dibutuhkan untuk bekerjanya
mur dan baut, klip kertas penjepit tang catut, sol sepatu, alat pemegang. Namun
friksi juga merupakan tahanan tehadap gerakan yang bersifat merugikan 20%
tenaga dipergunakan untuk mengatasi gaya friksi pada elemen yang bergerak.
Oleh karena itu friksi kecil (low friction) dikehendaki untuk benda yang bergerak
seperti mesin tenaga (engine). Disamping itu juga dibutuhkan friksi konstan
(constant friction) yaitu untuk konstruksi rem, dan kopling agar gerakan tidak
tersendat sendat saat bekerja (Dewanto, 2002).
Metode untuk memperkirakan besarnya friksi telah diketahui 2 abad lalu.
Penyebab utama friksi antara dua logam adalah gaya tarik daerah kontak (contact
region) dari permukaan yang secara mokroskopik tidak beraturan. Jika diperbesar
permukaan menyerupai bukit dan lembah. Jika ada beban, ketika 2 permukaan
bersinggungan, dua bukit menempel atau menyatu atau terkunci dilembah
permukaan dihadapannya. Friksi timbul akibat adanya geseran (shearing) bukit
yang menyatu tersebut dan juga akibat ketidak teraturan permukaan tersebut,
bagian yang keras tertanam kepada bagian lunak. Friksi dari kontak permukaan
dua benda padat yang diperoleh dari ekperimen sederhana (Dewanto, 2002).
Keausan didefinisikan sebagai kehilangan substansi secara progresif dari
permukaan benda akibat gerakan relatif antara dua permukaan yang saling
kontak.Partikel keausan (wear debris) akan bertindak sebagai partikel (three
body) yang akan menyebabkan keausan lebih lanjut (Mazzucco, 2003).
Secara umum, gaya gesek suatu benda dapat digolongkan dalam dua jenis,
yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek statis terjadi saat benda
dalam keadaan diam atau tepat akan bergerak, nilai koefisien ini selalu lebih besar
dibanding nilai koefisien gesek kinetis. Sedang gaya gesek kinetik terjadi saat
benda dalam keadaan bergerak. Gaya gesek merupakan gaya sentuh, artinya gaya
ini muncul jika permukaan dua zat bersentuhan secara fisik, di mana gaya gesek
tersebut sejajar dengan arah gerak benda dan berlawanan dengan arah gerak
benda.(Yanuar, 2007)
3.1 Bahan
gabah
jagung pipil
kedelai.
3.2 Alat
alat pengukur sudut luncur berua suatu permukaan bidang datar terbuat
dari kayu yang diberi engsel pada salah satu ujungnya sehingga ujung
yang lainnya bisa diangkat untuk membentuk bidang luncur, dan kotak
tanpa alas.
IV. CARA KERJA DAN HASIL PENGAMATAN
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kami melakukan percobaan tentang friksi pada bahan
biji-bijian seperti kacang tanah, kacang hijau, dan kacang kedelai. Praktikum ini
kami lakukan dengan menggunakan landasan metal. Kemudian kami melakukan
tiga kali pengulangan, dimana dalam pengulangan itu kami menghitung sudut,
berat produk dan koefisien friksi pada produk itu, dimana kami menghitung
koefisien friksi dengan menggunakan tangen.
Pada produk pertama yaitu kacang tanah dengan landasan metal kami
menghitung sudut friksi menggunakan pengukur sudut luncur, kami melakukan
dengan tiga kali pengulangan. Pada pengulangan pertama hasil sudut keluncuran
yang kami dapatkan 25o dengan berat beban produk 145 gram dan koefisien
friksinya(Tangen) sebesar 0,460. Pada pengulangan kedua hasil yang kami
dapatkan 22o dengan berat beban produk 196 gram dan koefisien friksinya
(Tangen) sebesar 0,400. Dan pada pengulangan ketiga hasil yang kami dapatkan
28o dengan berat beban produk 193 gram dan koefisien friksinya (Tangen) sebesar
0,530. Dengan rata-rata sudut keluncuran 25o, rata-rata berat beban produk 178
gram dan rata-rata koefisien friksinya (Tangen) sebesar 0,460.
Berdasarkan teori Yanuar secara umum, gaya gesek suatu benda dapat
digolongkan dalam dua jenis, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya
gesek statis terjadi saat benda dalam keadaan diam atau tepat akan bergerak, nilai
koefisien ini selalu lebih besar dibanding nilai koefisien gesek kinetis. Sedang
gaya gesek kinetik terjadi saat benda dalam keadaan bergerak. Gaya gesek
merupakan gaya sentuh, artinya gaya ini muncul jika permukaan dua zat
bersentuhan secara fisik, di mana gaya gesek tersebut sejajar dengan arah gerak
benda dan berlawanan dengan arah gerak benda. Dapat disimpulkan bahwa
praktikum yang lakukan dengan menggunakan landasan metal itu termasuk
kedalam gaya gesek statis.
VI. KESIMPULAN
Hanafiah, Ali Kemas. 2008. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Hakim, Nurhayati, M. Yusuf Nyapka, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul,
M.A.