Anda di halaman 1dari 4

Dalam area kerja, banyak material yang merupakan bahan yang berbahaya.

Akan
tetapi, bahan bahan tersebut tidak akan mempengaruhi tubuh kita tika tidak terjadi
kontak dengannya. Dalam usaha mengetahui potensi bahaya kesehatan akibat dari
bahan-bahan tersebut perlu diketahui perbedaan antara kadar keberacunan (toxicity)
dengan potensi bahaya (hazard) yang ditimbulkan.

1. TOXICITY adalah kemampuan suatu bahan atau substansi untuk menghasilkan


efek yang tidak diinginkan ketika bahan tersebut masuk kedalam tubuh dengan
konsentrasi tertentu.

Semakin beracun suatu material, semakin kecil jumlah yang dibutuhkan untuk
menyebabkan akibat berbahaya apabila terserap oleh tubuh. Sebaliknya,
semakin kecil kadar keberacunannya, semakin besar jumlah yang harus diserap
tubuh untuk menyebabkan suatu efek berbahaya bagi tubuh.

Kadar keberacunan suatu bahan kimia pada umumnya diukur dengan cara
melakukan eksperimen pada binatang, biasanya tikus. Kadar yang didapatkan
biasanya dinyatakan dalam satuan berat material beracun per kilogram dari berat
badan.

2. HAZARD adalah potensi dan kemungkinan suatu konsentrasi bahan beracun


dapat terjadi di dalam tubuh manusia. Kadar keberacunan adalah property dari
suatu material. Suatu material dapat saja sangat beracun akan tetapi tidak
berbahaya, misalnya jika material berbahaya tersebut ditangani dengan benar
sehingga terhindar dari kemungkinan seperti tumpah sehingga dapat terserap
tubuh. Di lain sisi, suatu material dapat saja tidak begitu beracun, akan tetapi
karena tidak ditangani dengan benar, material itu menjadi sangat berbahaya.

Contoh :

a. Suatu larutan asam yang tidak diletakkan dalam wadah tertutup akan
menjadi lebih berbahaya dibandingkan larutan asam yang sama jika
diletakkan pada wadah tertutup.
b. Suatu material mungkin tidak menyebabkan iritasi pada hidung dan mata,
dan juga tidak berbau sama sekali. Material tersebut akan lebih
berbahaya jika dibandingkan dengan material lalin yang dapat
menyebabkan iritasi pada mata dan hidung serta memberikan bau yang
sangat menyengat. Material kedua menjadi lebih tidak berbahaya karena
sifatnya yang memberikan efek peringatan seperti iritasi dan bau yang
menyengat.

Cara suatu material berbahaya memasuki tubuh dibagi menjadi 4 macam, antara lain :

1. Ingestion
Ingestion berarti suatu material berbahaya dan beracun memasuki tubuh dengan
melalui mulut (tertelan). Hal ini biasanya terjadi jika pekerja makan pada area
kerja yang terkontaminasi bahan beracun.
2. Absorption
Absorbsi adalah terserapnya suatu material berbahaya dan beracun kedalam
tubuh melalui mata dan kulit.
3. Inhalation
Inhalasi adalah cara material beracun memasuki tubuh dengan cara terhirup oleh
aliran pernafasan. Di dalam paru-paru, pembuluh darah yang sangat kecil selalu
kontak dengan udara ayng kita hirup. Sehingga kontaminan yang berada di
udara dapat dengan mudah terserap ke dalam jaringan ini. Dalam lingkungan
kerja yang sesungguhnya, cara inhalasi ini merupakan cara yang paling sering
menyebabkan keracunan.
4. Injection
Injeksi adalah ketika material berbahaya memasuki tubuh akibat tertusuk oleh
material berbahaya tersebut. Efek yang timbul adalah bahan berbahaya tersebut
bercampur dengan darah dan mengontaminasi organ-organ manusia.

Dosis

Dosis dapat dinyatakan dalam 3 bentuk , yaitu :

 Jumlah per unit massa atau berat.


Biasanya ditulis dalam milligram per kilogram berat badan
 Jumlah per unit luat dari permukaan kulit.
Biasanya ditulis dengan milligram per centimeter persegi (mm/cm2).
 Volume dari substansi di udara per unit volume dari udara.
Biasanya ditulis dengan microliter uap atau gas per liter volume dari udara
(ppm).partikel dan gas juga dapat dinyatakan dengan milligram material per unit
volume dari udara (mg/m3).

Efek racun pada tubuh ada dua macam, yaitu kronis dan akut.

 Efek pada kesehatan tubuh


Ketika bahan beracun berkontak dengan badan, ia dapat menyebabkan efek
akut atau kronis.
Contoh : larutan asam yang terciprat di tangan dapat menyebabkan bahaya yang
langsung dapat dirasakan, misalnya terbakar pada kulit. Sedangkan pemaparan
asbestos atau asap tembakau dapat menyebabkan kanker paru-paru setelah 20
tahun proses pemaparan.
 Pemaparan
Pemaparan dapat diklasifikasikan menjadi kronis dan akut. Pada pemaparan
kronis, dosis yang diberikan yaitu selama periode waktu tertentu, dan pada
frekuensi tertentu. Sedangkan pada pemaparan akut, dosis diberikan pada satu
waktu dan peroses penyerapan yang terjadi begitu cepat. Pada umumnya,
pemaparan kronis terjadi pada konsentrasi rendah sedangkan pemaparan akut,
konsentari yang timbul tinggi.

Beberapa material hanya akan menyebabkan efek bahaya juka diberikan secara akut,
dan tidak memberikan efek bahaya pada jangka waktu yang panjang. Sedangkan jenis
material lain akan tidak memberikan efek bahaya pada pemberian jangka pendek, dan
akan memberika efek berbahaya pada pemberian jangka panjang.

Secara umum, ada 3 jenis racun, yaitu kimiawi, biologi, dan fisik.
 Racun kimia
Racuun yang termasuk racun kimia adalah substansi inorganic, seperti arsenic,
timbal, merkuri, dan gas klorin. Serta berbagai senyawa rganik seperti alcohol,
obat obatan, dan racun yang berasal dari makhluk hidup. Meskipun beberapa
substansi radioaktif juga merupaka racun kimia, banyak juga yang tidak beracun,
keracunan akibat dari radiasi dihasilakn dari pemaparan terhadap radiasi ionisasi
yang dihasilkan oleh substansi radioaktif dan bukan merupakan interaksi dengan
substansi itu sendiri.
 Racun Biologi
Racun bologi termasuk bakteri dan virus dapat menyebabkan permasalahan
kesehatan pada makhluk hidup. Racun biologis sulit untuk diukur disisnya,
karena dosis ambang dapat saja berupa satu individu makhuk hidup.
 Racun fisik
Racun fisik adlaah substansi yang dapat mengganggu proses biologis. Misalnya
abu batubara, serat asbestos, yang keduanya data menjadi fatl ketika terhirup.
Bahan kimia korosif dapat menyebabkan keracunan secara fisik karena mereka
merusak jaringan tetapi tidak beracun ketika tidak berkontak dengan tubuh. Air
dapat menjadi beracun ketika diminum pada dosis yang sangat tinggi dam
menyebabkan konsentrasi ion vital yang berkurang.

Anda mungkin juga menyukai