Anda di halaman 1dari 3

INFARK CEREBRAL/STROKE

No. Dokumen : SOP/C/VII/BP/24


SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
UPTD KESEHATAN
PUSKESMAS KANDANGAN Muhammad Pauzi, SKM
KABUPATEN HULU NIP. 19750119 199703 1 004
SUNGAI SELATAN

1. Pengertian Infark serebral/stroke merupakan defisit neurologis fokal yang terjadi


mendadak, lebih dari 24 jam dan disebabkan oleh faktor vaskuler.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan penyakit infark serebral/stroke di
Puskesmas Kandangan.
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Undang-undang No. 36/2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 122);
3. Permenkes No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Klinik bagi Dokter di
Fasyankes Primer;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2015
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015
tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Pengobatan Dasar di
Puskesmas;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
10.Pedomam Pengobatan Dasar di Puskesmas Tahun 2002 Hal 26-27,

1 dari 3
11. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, FKUI.
5. Alat dan bahan 1. Tensimeter
2. Timbangan berat badan
3. Stetoskop
4. Senter mata
6. Prosedur/Langkah- A. Pelaksanaan
langkah 1. Anamnesa keluhan pasien
2. Mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien
3. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi:
tekanan darah, nadi , pernafasan. Pemeriksaan kepala/leher, dada,
perut , dan ekstrimitas.
4. Pemberian terapi :
a. Stabilisasi pasien dengan tindakan ABC.
b. Pertimbangkan intubasi jika kesadaran stupor atau koma atau gagal
nafas.
c. Pasang jalur infus IV dengan larutan NaCl 0,9% dengan kecepatan
20 ml/jam (jangan memakai cairan hipotonis seperti dekstrosa 5%
dalam air dan SALIN 0,45% karena dapat memperhebat edema
otak).
d. Berikan O2: 2-4 liter/menit via kanul hidung.
e. Jangan memberikan makanan atau minuman lewat mulut.

Stroke Hemoragik
a. Menurunkan tekanan darah untuk mencegah perdarahan ulang pada
orang yang dasarnya normotensif (tensi normal) diturunkan sampai
sistolik 160 mmHg, pada orang dengan hipertensi sedikit lebih
tinggi.
b. Tekanan dalam rongga tengkorak diturunkan dengan cara
meninggikan posisi kepala 15-30% (satu bantal) sejajar dengan
bahu

Pasien dirujuk setelah kondisi lebih stabil.

5. Konseling dan Edukasi


a. Mengedukasi keluarga agar membantu pasien untuk tidak terjadinya
serangan kedua.
b. Jika terjadi serangan berikutnya segera mendatangi pelayanan primer.
c. Mengawasi agar pasien teratur minum obat.
d. Membantu pasien menghindari faktor risiko.
6. Kriteria rujukan

2 dari 3
Semua pasien stroke setelah ditegakkan diagnosis dan diberikan
penanganan awal selanjutnya dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf.
B. Unit Terkait 1. Loket
2. Bp. Umum
C. Dokumen Terkait 1. Kartu rekam medic
2. Buku register poli umum
3. Buku rujukan pasien
4. Form rujukan eksternal BPJS/Umum
5. Buku register obat

3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai