Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI F DENGAN

SEPSIS NEONATORUM DAN HIPERBILIRUBINEMIA


DI RUANG PICU/NICU RSUD. DR. MOEWARDI
SURAKARTA

Disusun Oleh :
Siti Wasliyah
01/145114/EIK/00132

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

Els/sept 03/Askep RS files 0


Landasan Teori

SEPSIS NEONATORUM DAN HIPERBILIRUBUNEMIA

I. Pengertian
Sepsis Neonatorum adalah infeksi sistemik (masuknya kuman ke dalam tubuh
disertai manifestasi klinik) yang terjadi pada neonatus.

Hiperbilirubunemia adalah ikterus yang mempunyai kadar patologis atau kadar


bilirubinnya mencapai suatu nilai yaitu bilirubin total mencapai 12 mg/dl atau
lebih pada bayi cukup bulan, sedangkan pada bayi kurang bulan bila kadarnya
lebih dari 10 mg/dl.

II. Etiologi
Sepsis dapat disebabkan berbagai macam organisme seperti bakteri gram positif
maupun negatif, virus, parasit, dll. Meskipun demikian etiologi sepsis untuk tiap
klinik atau daerah tidak selalu sama.
Sedangkan hiperbilirubunemia dpt disebabkan oleh berbagai macam keadaan.
Penyebab yang tersering adalah hemolisis yang timbul akibat inkompatibilitas
golongan darah ABO atau defisiensi enzim G6PD.Infeksi juga memegang
peranan penting dalam tjdnya hiperbilirubunemia seperti pada sepsis dan
gastroenteritis. Hiperbilirubinemia dpt juga disebabkan oleh hipoksia/anoksia,
dehidrasi dan asidosis, hipoglikemi dan polisitemia.

III. Patofisiologi
a. Sepsis
Plasenta Janin abortus
Kelahiran mati Kematian
lambat
Ibu Cacat bawaan Kematian
akut

Virus Saluran Kelamin Infeksi klinik Bayi Infeksi Bayi akibat sisa
Tempat2 lain Persisten lambat
Bayi menetap
neonatus
Kontak lain Infeksi Penyembuhan pnyembuhan
Asimtomatik dr infeksi akut tanpa akbt
sisa

b. Hiperbilirubinemia

Peningkatan penghancuran
Eritrosit, polisitemia, Peningkatan kern ikterus/
Memndeknya umur kadar Toksik ensefalopati
eritrosit, bilirubin menembus biliaris
Peningktan sirkulasi indirek sawar drh otak
Enterohepatik,
Gangg. Ambilan plasma

Els/sept 03/Askep RS files 1


I. Manifestasi Klinik
Sepsis yang terjadi pada neonatus biasanya menimbulkan manifestasi
klinis seperti septikemia, pneumonia dan miningitis berhubungan dengan
imaturitas dari sistem imun dan ketidakmampuan neonatus untuk melokalisasi
infeksi.
Berdasarkan mulai timbulnya gejala klinis, sepsis dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Early Onset : gejala mulai tampak pada hari-hari pertama kehibupan (rata-
rata 48 jam), biasanya infeksi berkaitan dengan faktor ibu (infeksi
transplasenta, dari cairan amnion terinfeksi, waktu bayi melewati jalan
lahir, dll). Berkembangnya gejala pada early onset pada umumnya sangat
cepat dan meningkat menuju septik shock.
2. Late Onset : Timbul setelah satu minggu pada awal kehidupan neonatus
tanpa kelainan perinatal, infeksi didapat dari lingkungan atau dari rumah
sakit (nosokomial) sering terjadi komplikasi pada susunan syaraf pusat.

II. Pengelolaan
Pada bayi manapun yang dicurigai sepsis, terapi antimikroba harus segera
diberikan setelah evaluasi diagnostik lengkap. Pada sepsis onset dini,
cakupan pemberian Antibiotik diperlukan untuk kokus gram positif, paling
sering streptokokus group B, dan basil gram negatif. Pada sepsis
nosokomial, antibiotik harus dapat mengatasi stafilokokus dan basilus
gram negatif termasuk pseudomonas.
Penggunaan oksigenasi membran ekstrahepatal (ECMO) telah sukses si
tahun-tahun terakhir dalam menyelamatkan neonatus resiko tinggi yang
meninggal karena sepsis. Pengelolaan profilaksis seperti lingkungan,
imunisasi diperlukan.

Pada pengelolaan Hiperbilirubinemia dilakukan pemberian substrat yang


dapat menghambat metabolisme bilirubin (plasma atau albumin),
mengurangi sirkulasi enterohepatik (pemberian kolesteramin), terapi sinar
atau tranfusi tukar, merupakan tindakan yang dapat mengendalikan
kenaikan kadar bilirubin.

III. Diagnosis Keperawatan


Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul :
1. Risiko tinggi terjadinya infeksi b.d. penyebaran infeksi secara sistemik,
penurunan sistem imun
2. Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan energi dan keletihan
3. Kerusakan integritas kulit b.d. proses inflamasi mikroorganisme,
edema
4. Ketidakseimbangan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh b.d.
pemasukan yang tidak adekuat
5. Risiko tinggi kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan
berlebih karena muntah dan diare
6. Diare b.d. iritasi usus sekunder akibat organisme yang menginfeksi.
7. Perubahan proses keluarga b.d. keadaan sakit dan hospitalisasi.
8. Kurang pengetahuan keluarga mengenai proses pengobatan dan
perawatan neonatus b.d. kurangnya informasi yang diperoleh.
9. PK; hipotermi/hipertermi.

Els/sept 03/Askep RS files 2


Els/sept 03/Askep RS files 3

Anda mungkin juga menyukai