Anda di halaman 1dari 4

PRE TEST/POSTEST

A. Bacalah cerita rakyat (hikayat) berikut ini!

SANGKURIANG CIREBON

“Pada jaman dahulu, hiduplah seorang perempuan yang bernama


Dayang Sumbi. Ia memiliki anak yang bernama Sangkuriang,” kakek itu
mulai membuka cerita, “Sangkuriang itu gemar sekali melakukan
perjalanan di hutan. Setelah berada di hutan, kemudian Sangkuriang
akan berburu binatang-binatang yang kemudian akan menjadi santapan
untuk makanannya.

Pada suatu ketika, Sangkuriang pergi berburu dengan ditemani oleh


seekor anjing kesayangannya yang bernama Tumang. Dapat dikatakan
bahwa Tumang merupakan jelmaan dari wujud ayahnya sendiri.
Sangkuriang dan Tumang melihat seekor burung yang bertengger di
pepohonan, kemudian tanpa pikir panjang ia pun segera memanahnya
dan tepat mengenai sasaran. Sangkuriang segera memberi perintah
kepada Tumang untuk mengambil buruannya itu. Tetapi, Tumang enggan
untuk memenuhi perintah majikannya tersebut. Sangkuriang pun merasa
kesal atas tindakan Tumang, sehingga ia membunuh Tumang yang selalu
membantu dan menemaninya berburu.

Setelah membunuh anjing kesayangannya, Sangkuriang berlumur


darah pada baju yang dipakainya. Ibunya, Dayang Sumbi, bertanya
perihal baju yang berlumuran darah itu dan akhirnya Sangkuriang
bercerita dengan apa adanya. Setelah ibunya mendengar cerita tersebut,
ia pun marah besar dan memukul kepala Sangkuriang hingga
menimbulkan bekas. Ibunya gelap mata karena melihat perlakuan
anaknya membunuh Tumang yang merupakan jelmaan ayahnya sendiri.
Tidak hanya memukulinya, ibunya pun mengusirnya dan Sangkuriang
dengan segera pergi meninggalkan desa Waled.

Beberapa tahun Sangkuriang hidup sendiri, akhirnya ia pun datang


kembali ke desa Waled. Ia mendapati banyak perubahan yang terjadi di
daerah kelahirannya sendiri. Hingga akhirnya Sangkuriang bertemu
dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita. Wanita itu merupakan
ibu kandungnya sendiri, Dayang Sumbi. Akibat dari doa dan
kesungguhan Dayang Sumbi untuk bertemu anaknya kembali, maka
dewa pun memberinya hadiah agar tetap terlihat cantik meskipun usianya
sudah tidak muda lagi.

Pertemuan itu terjadi ketika setelah sekian lama mereka berpisah


akibat perbuatan Sangkuriang yang mengundang amarah ibunya, Dayang
Sumbi, lalu mengusirnya dari rumah. Begitu terpesonanya Sangkuriang
melihat kecantikan dari Dayang Sumbi, sehingga ia memutuskan untuk
mempersuntingnya. Lamaran itu diterima oleh Dayang Sumbi dan
Sangkuriang pun merasa amat bahagia.

Suatu ketika Sangkuriang ingin pergi berburu ke hutan, ia meminta


Dayang Sumbi untuk mencarikan kutu di kepalanya. Dayang sumbi
heran dan terkejut ketika melihat bekas pukulan di kepala Sangkuriang.
Ia tidak percaya bahwa lelaki itu merupakan anak kandungnya sendiri
yang selama ini tak tahu keberadaannya dimana. Sangkuriang pun sama
sekali tidak mengetahui bahwa Dayang Sumbi itu adalah ibu kandungnya
sendiri. Akhirnya, Sangkuriang pergi berburu ke hutan.

Setelah Sangkuriang pergi, Dayang Sumbi kebingungan dan tidak


percaya bahwa lelaki itu adalah anaknya sendiri. Ia segera mencari akal
agar Sangkuriang tidak jadi mempersunting dirinya meskipun ia sudah
menerima lamarannya tersebut. Dayang Sumbi takut akan terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan dengan menyalahi aturan dan adat istiadat
setempat. Hingga akhirnya, ibunya memiliki rencana yang telah disusun
dan akan diajukan kepada sangkuriang. Ia meminta untuk dibuatkan
perahu yang sangat besar dan bendungan tinggi untuk menahan
derasnya aliran sungai Cisanggarung. Ia mengajukan persayaratan
tersebut karena tahu anaknya tak mungkin bisa untuk melakukan semua
itu. Syarat itu harus dikerjakan Sangkuriang ketika matahari terbenam
sampai terbitnya fajar/

Sangkuriang pulang ke rumah setelah berburu di hutan, kemudian


Dayang Sumbi menyambutnya dengan baik dan berbicara kepadanya agar
ia membatalkan rencana pernikahannya tersebut. Sangkuriang tidak
setuju dengan permintaan Dayang Sumbi, ia pun menganggapnya hanya
lelucon belaka. Sangkuriang tetap memaksa ingin mempersunting Dayang
Sumbi. Akhirnya, ibunya tersebut memberikan persyaratan yang sedari
tadi sudah disusunnya dengan matang-matang ketika Sangkuriang pergi
berburu di hutan.

Berkat kesaktian yang dimiliki oleh Sangkuriang, ia pun menyetujui


persyaratan yang telah diajukan oleh Dayang Sumbi. Pekerjaan tersebut
dibantu oleh mahluk halus yakni para jin yang pernah ditaklukkannya.
Diam-diam, ibunya mengintip pekerjaannya tersebut. Ia terkejut karena
pekerjaannya hampir selesai sebelum fajar terbit. Karena terlalu asyik
dengan pekerjaannya, sangkuriang pun tidak menduga-duga bahwa fajar
telah terbit. Sangkuriang marah. Ia menduga bahwa itu merupakan ulah
Dayang Sumbi yang ingin menggagalkan rencananya. Sebab, Dayang
Sumbi juga terkenal karena kesaktiannya. Ia meminta bantuan kepada
seluruh warga untuk menggelar kain sutra berwarna merah di sebelah
timur daerah Waled.
Dengan rasa kesal dan amarah yang begitu memuncak, maka
Sangkuriang pun menendang perahu yang sedikit lagi akan jadi utuh
dibuatnya, ditendang hingga melayang ke arah selatan dan jatuh terbalik
di Cimara-Luragung yakni daerah Kuningan. Perahu terbalik itu
kemudian dinamakan menjadi bukit tangkuban perahu. Bukit tersebut
apabila di lihat dari kejauhan berwarna biru, dan bendungan yang dibuat
Sangkuriang sekarang menjadi bukit yang dinamakan menjadi bukit
Manengteung.”

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.


1. Apa tema cerita rakyat di atas?
2. Siapa saja tokoh dalam cerita rakyat tersebut?
3. Di mana saja peristiwa dalam cerita rakyat terjadi?
4. Bagaimana alur peristiwa dalam cerita tersebut?
5. Amanat/pesan apa yang terkandung dalam cerita itu?
6. Sebutkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat
tersebut dan sertakan bukti tekstualnya!
7. Jelaskan pokok-pokok cerita rakyat tersebut dan sertai dengan
bukti tekstualnya!
8. Buatlah sinopsis atau ringkasan dari cerita rakyat di atas!

Anda mungkin juga menyukai