A. Pengertian Hisbah
Hisbah secara terminologi diambil dari kata HSB yang berarti
menghitung (reckoning dan computing) berarti pula kalkulasi, berpikir
(thinking), memberikan opini, pandangan dan lain-lain1.Sedangkan menurut
John L. Esposito, kata hisbah secara harfiah berarti jumlah, hitungan, atau
upah, hadiah, pahala. Namun, secara teknis, ia mengandung arti institusi
negara untuk mendukung kebaikan dan mencegah kemungkaran (al-amru bi
al-ma’ruf wa al-nahyu ‘an al-munkar).
1 Mustaq Ahmad, Business Ethics In Islam, terj. Indonesia: Etika Bisnis Dalam Islam oleh Samson Rahman,
(Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2001), hal. 16
2.http://mubarok-institute.blogspot.com/2008/10/konseling-agama-dalam-tradisiislam.html diakses 15
November 2017
1
individu dan masyarakat, yang wajib maupun yang sunat. Sedangkan bentuk
nahi munkar dalam hisbah ialah meminta klien menjauhi yang munkar, yakni
semua yang dilarang syara`, termasuk perbuatan dan perkataan yang
mendatangkan kesulitan bagi pribadi dan masyarakat.
Sudah barang tentu hisbah dilakukan dengan prinsip suka sama suka,
bersifat sugesti dan introspeksi, sehingga klien menyadari betul manfaat
perbuatan ma'ruf dan bahayanya perbuatan munkar, dan dengan itu klien
terdorong pada perbuatan baik dan allergi terhadap yang mungkar, kuat
motivasi positipnya dan padam motivasi negatipnya. Hisbah juga dilakukan
dengan lemah lembut. Mu’jam al Wasith menerangkan definisi hisbah
sebagai sebuah lembaga yang dibentuk oleh negara Islam dengan mengangkat
seorang kepala yang bertugas mengawasi urusan umum, harga dan adab
umum. Berdasarkan definisi tersebut, setidaknya ada tiga poin penting
mengenai institusi hisbah3, yaitu :
1. Bahwa hisbah adalah sebuah lembaga (departemen) yang secara khusus
dibentuk oleh pemerintah.
2. Tugas utamanya adalah melakukan amar makruf nahi mungkar
3. Tugas hisbah yang lebih spesifik adalah mengawasi berbagai kegiatan
ekonomi di pasar, menjaga mekanisme pasar berjalan normal dan tidak
terdistorsi, dan melakukan tindakan korektif ketika terjadi distorsi pasar.
Menurut Islahi yang mendasarkan pada kajian-kajian kitab klasik,
terutama karya Ibnu Taimiyah, dan prakteknya pada perekonomian negara
Islam pada masa lalu, menjelaskan fungsi umum al-hisbah, yaitu:
2
kerajinan dan perdagangan, bahkan juga mencakup tata administrasi dan
kualitas maupun standar produk.
4
M.B. Hendrie Anto, Pengantar Ekonomi Mikro Islami, Yogyakarta: Ekonisia, 2003, hal. 326
3
kemungkaran.Hisbah dalam cakupan yang luas, mengatur segala jenis hal
dalam kehidupan kemasyarakatan. Termasuk ekonomi di dalamnya. Ketika
Hisbah berdiri tegak dengan perangkat-perangkatnya, maka Ekonomi dapat
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan syariatnya, perangkat-perangkat
yang di butuhkan dalam Hisbah,khususnya yang mengatur dalam
perekonomian
a) Prinsip
Prinsip dalam Hisbah sudah jelas, perdagangan harus sesuai dengan
syariat. Hal-hal yang berbau kecurangan, korupsi, pemalsuan dan hal-hal lain
yang mendzalimi masyarakat atau individu adalah hal yang dilarang dalam
Islam dan ini menjadi pusat perhatian Hisbah dalam hal Ekonomi.
Dengan dasar dalam Q.S Al’araf: 157 ‘(Yaitu)orang-orang yang
mengikuti rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis
dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
munkar”
Dan Q.S An-Nahl : 90 “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku
adil dan berbuat kebajikan,memberi kepada kaum kerabat ,dan melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan…”
Betapa Allah telah memuliakan manusia dengan islam, sampai hal
dalam perdagangan pun harus dilakukan dengan ahsan atau baik. Jadi
jelas,bahwa dalam bedagang atau bisnis pun Hisbah mengawasi agar
perdagangan berjalan dengan adil sehingga masyarakat bisa sejahtera.
b) Prosedur Dan Dimensi
Mengacu pada Imam Al Ghazali dalamkitab Ihya Ulumuddin Vol.VII,
ada empat elemen penting:
1. Kualifikasi dari Muhtasib
Muhtasib adalah Hakim atau Qadi, yang harus mampu
mengambil keputusan setiap tempat dan setiap waktu.Muhtasib
haruslah orang yang paham terhadap Islam atau faqih.Dan paham
terhadap masalah yang di hadapi.Muhtasib haruslah orang yang
4
membela kepentingan umum.Sifat-sifat seorang pemimpin juga mutlak
di miliki,karena ia harus bijak dalam melihat masalah dan mengambil
keputusan.
2. Kondisi dari Proses Hisbah.
Kondisi dari Hisbah terkadang berada dalam posisi syubhat.
5
8. Menjatuhi Hukuman Fisik tanpa menggunakan senjata untuk menghindari
kerusakan atau darah tertumpah
9. Menggunakan senjata yang cocok mengindikasikan ada tindakan serius
yang akan di ambil
10. Untuk memaksa regulasi,bisa lewat bantuan polisi juga untuk menuntut si
pelaku kemungkaran dalam sistem konvensional ketika Perangkat
Perangkat sudah tegak dalam Penerapan Hisbah, maka Hisbah akan sangat
berperan dalam hal ekonomi.
Hisbah mempunyai peran yang sangat penting dalam Ekonomi5yaitu:
1. Standarisasi Mutu yang cukup tinggi Ketika ada Hisbah, maka
masyarakat pedagang harus menyediakan barang terbaiknya. karena
hisbah juga mengatur tentang mutu barang yang ada di masyarakat. Ketika
ada penipuan atau kecurangan mutu barang yang dilakukan oleh produsen
dan mendzalimi konsumen,maka petugas hisbah siap bertindak. Kualitas
Barang harus sesuai dengan harga yang di tetapkan produsen dan yang
dijanjikan oleh produsen kepada konsumen.Produsen pun tidak bisa
menjiplak karya produsen lain,karena dengan adanya peniruan dalam
karya produksi akan menyebabkan kerugian baik bagi produsen yang
punya hak cipta atau bagi masyarakat pengguna.Dan jelas,penjiplakan
yang mendzolimi dilarang dalam Islam.
2. Regulasi perdagangan lebih teratur. Karena Hisbah mempunyai pengawas
yang siap mengawasi setiap kezaliman dalam perdagangan,maka
masyarakat akan cenderung hati-hati dalam berdagang. Apalagi ada dasar
AlQur’an dan ketakutan yang tinggi pada Allah menjadikan masyarakat
lebih jujur dalam berdagang, lebih jujur dalam menyediakan supply
barang, tidak ada lagi penimbunan barang yang membuat peningkatan
harga di masyarakat. Sehingga kurva permintaan dan penawaran akan
selalu berada dalam kondisi Equilibrium. Regulasi di tingkat birokrat
juga akan lebih mudah dan menguntungkan ketika ada Hisbah.Karena
5
http://ekisonline.com/index.php?option=com_content&task=view&id=185&Itemid=27, akses
17 November 2017
6
Hisbah ada di bawah pemerintah,dan ketika ada orang pemerintahan yang
berani main api maka hukumannya akan lebih berat.
3. Terhindarnya ekonomi biaya tinggi Dengan regulasi yang teratur ,akan
menyebabkan biaya yang tercipta rendah. karena tidak ada uang pungutan
liar sana-sini yang biasa di pungut oleh pihak birokrat ataupun orang-
orang yang ingin mengambil keuntungan di tas penderitaan orang lain.
4. Harga yang terbentuk di masyarakat tidak akan mendzalimi
Masyarakat. Dalam Islam, tidak masalah jika kita masuk dalam pasar
monopoli,namun yang paling harus di catat adalah. masuknya kita tidak
membuat kita semena-mena terhadap permintaan masyarakat sehingga
dengan seenaknya kita bisa menaikkan harga. Dengan adanya Hisbah akan
ada pelindung masyarakat dari harga yang mencekik yang umumnya di
lakukan oleh perusahaan yang bermain secara monopoli. Atau
sebaliknya, muhtasib juga bisa mencegah seseorang atau perusahaan yang
masuk ke pasar dengan harga yang sangat rendah sehingga merugikan
pemain lain yang ada dalam pasar tersebut. Bahkan dengan adanya biaya
relative rendah dalam produksi harus menyebabkan produsen
memberikan harga yang wajar.
5. Kesejahteraan Masyarakat akan lebih merata Ketika barang yang di
butuhkan masyarakat hadir secara cukup dengan harga yang layak,akan
membuat masyarakat jauh dari kemiskinan dan dekat dengan
kesejahteraan.Pendapatan dan kepemilikan barang akan cenderung merata
atau distribusi merata.Sehingga gap atau kecemburuan sosial dapat di
cegah dan sangat sedikit presentasenya,bahkan nol.
6. Perdagangan di Dunia Internasional lebih menguntungkan Karena kita
memiliki barang yang baik dan berkualitas,cara yang baik atau ahsan
dalam berdagang, maka kita akan lebih mudah dalam mendapatkan
keuntungan di dunia Internasional.Karena memang fitrah manusia
menyukai jika di berikan yang terbaik.
7. Kecerdasan masyarakat dalam Ekonomi Yang berperan di Hisbah tidak
hanya petugas hisbah saja, namun juga masyarakat umum. Karena
7
pengaduan akan kedzoliman bisa saja di lakukan oleh masyarakat
umum.Secara tidak langsung,masyarakat di buat untuk lebih punya
pemahaman dalam hal ekonomi dan bisnis,agar tidak mudah untuk di
dzolimi dan agar bisa membantu anggota masyarakat lain yang sedang
terdzolimi.
8. Pemain yang berada di Perdagangan adalah yang terbaik Ketika hal
nomor 1-7 diatas berlangsung dengan baik,maka akan sangatt jelas terlihat
oleh masyarakat siapa yang jujur dalam berdagang dan siapa yang
curang.Karena dalam hisbah sendiri,prinsip akuntabilitas dan keterbukaan
berjalan dengan baik -seharusnya.Bagi yang curang,maka akan ada
hukuman baik dari pihak hisbah maupun hukuman moral dalam
masyarakat.Sehingga akhirnya,hanya yang terbaiklah yang bisa bertahan
dalam pasar.
E. Hisbah Di Indonesia
Al hisbah didirikan sebagi kontrol dari pemerintah melalui kegiatan
perorangan yang khususnya memiliki garapan bidang moral, agama dan
ekonomi dan secara umum berkaitan dengan kehidupan kolektif atau publik
Islam. Di masa kini, tidak ada lembaga tunggal yang bisa dikomparasikan
dengan hisbah.
Di Indonesia pekerjaan dari hisbah itu kini dilakukan oleh berbagai
menteri dan departemen yang berbeda. Selain itu, dalam perbankan syariah,
para ulama yang berkompeten terhadap hukum-hukum syariah memiliki
fungsi dan peran yang amat besar, yaitu sebagai Dewan Pengawas Syariah.
Sedangkan untuk mengatasi praktik-praktik korupsi dan memperbaiki
citra Indonesia sebagai negara yang korup, maka pemerintah membentuk KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi), untuk membantu tugas Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) yang sudah ada, sehingga diharapkan dengan adanya
pengawasan yang ketat itu maka tingkat korupsi di Indonesia dapat ditekan,
sehingga dapat mempercepat proses perbaikan ekonomi di Indonesia. Tetapi
apa yang terjadi, orang-orang yang duduk dilembaga-lembaga pengawas
8
malah ada (kalau tidak boleh dikatakan banyak) menjadi aktor yang
merugikan negara.
Negara tidak perlu ragu – ragu untuk melakukan interensi mana kal
perbatasan keadilan dan kejujuran telah dilanggar dan tidak ada justifikasi
untuk menunggu sampai kekuatan- kekuatan pasar mampu mengoreksi sendiri
ketimpangan yang ada6
6
M. Umer chapra. Masa depan ilmu ekonomi, gema insani, 1999: jakarta. Hal 64
9
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
M. Umer chapra. Masa depan ilmu ekonomi, Jakarta: gema insani, 2001
Mustaq Ahmad, Business Ethics In Islam, terj. Indonesia: Etika Bisnis Dalam
Islam oleh Samson Rahman, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2001.
http://ekisonline.com/index.php?option=com_content&task=view&id=185&Itemi
d=27, akses 17 November 2017
http://dyahlam.blogspot.com/2008/12/urgensi-lembaga-hisbah.html
akses 15 November 2017
http://mubarok-institute.blogspot.com/2008/10/konseling-agama-dalam-tradisi
islam.html akses 15 November 2017
11