Anda di halaman 1dari 4

Cerpen Karangan: Rikha Kartika

Kategori: Cerpen Cinta


Lolos moderasi pada: 1 July 2018

“Aku pamit” Tiba-tiba saja Gadis di sampingnya berbicara. membuat seorang pemuda yang akrab
disapa Galang itu menoleh ke arahnya, Alisnya mengerut seakan bertanya ‘ke mana?’
“Bundaku menyuruhku untuk menyusulnya” lanjut Gadis itu menundukan kepalanya.
“Maksud kamu, kamu akan pergi ke Amerika?” tanya Galang memastikan.
Perlahan kepalanya mengangguk menandakan ‘ya’
“Thea.. kapan kamu ke sana?” ya. rupanya gadis itu bernama Thea.
“Besok”
Galang hanya terdiam sambil mengalihkan pandangannya. ia menghela nafas beratnya.

“Kamu mengizinkanku kan?” tanya Thea dengan hati-hati sambil terus memerhatikan raut wajah
Galang.
“gak ada alasan buat aku melarangmu Thea, Pergilah, karena Cinta yang tulus tak kan pernah habis
ditelan jarak” jawab Galang lembut.
Thea langsung memeluknya, tanpa sadar air matanya telah membasahi pipi di wajahnya, bahagia
karena memiliki kekasih yang begitu mengerti keadaannya.
“Aku janji aku akan kembali, mengukir kembali Cinta kita di negeri ini” bisiknya dalam dekapan
hangatnya.
“Dan aku akan setia menunggumu sampai habis waktu di dunia ini” Balas Galang.

Hari hari berlaru, yang terlihat hanya kemurungan di raut wajah Galang. seminggu dua minggu,
komunikasi masih terjalin, namun sudah hampir setahun ini komunikasi itu sudah tak ada lagi.
‘Mungkin Thea sibuk’ kata-kata itulah yang selalu berusaha menenangkan dirinya sendiri. hingga
suatu hari, kesedihannya semakin berlarut.

“Lang.. ikhlasin mereka.. mereka gak mau liat kamu seperti ini..” ucap Seorang Gadis berpipi agak
chubby itu. dia Nayla, dia yang selama ini selalu menemani Galang. selalu ada di sampingnya. seperti
sekarang yang ia tahu jika orangtua Galang baru saja meninggal dunia karena kecelakaan.
“makasih ya Nay, lo yang selama ini selalu ada buat gue” ucap Galang.
Nayla Tersenyum simpul “tak perlu bilang terimakasih..” ucapnya.
Perlahan Galang mnyorongkan tubuhnya memeluk Nayal pelan, merasakan dekapanya.
Nayla hanya bisa tersenyum sambil membalas pelukan itu.

Dan tanpa mereka ketahui, sepasang mata tengah memerhatikannya dari kejauhan, gadis yang masih
mengenakan seragam SMA yang sama dengan Galang dan Nayla itu menatap intens ke arahnya.
tanpa sadar ia mengepalkan tangannya kuat hingga ujung jemarinya memutih. dan kemudian ia
berlari pergi sambil menyerka air matanya. itu adalah Thea yang sengaja tak memberitahu Galang
atas kepulanganya untuk memberi kejutan. tapi apa yang ia dapat?

“lo perempuan yang baik Nay, sungguh beruntung laki-laki yang mencintaimu” bisik Galang.
lagi-lagi nayla hanya bisa tersenyum. kemudian mereka sama-sama melepaskan pelukanya.

Keesokan harinya..
Pemuda pemilik belahan di dagu itu berdiri mematung, menatap seorang Gadis berbalut sweater
putihnya dengan jarak sekitar 10 meter dari tempat ia berdiri. sejenak ia memastikan tak ada yang
salah dengan penglihatannya itu. dan kemudian bibirnya terangkat hingga membentuk seulas
senyuman manisnya.
“Thea…!” teriaknya bergembira yang kemudian langsung berlari ke arahnya.
Namun gadis itu -Thea- segera berbalik dan juga berlari menghindari Galang yang tengah
mengejarnya.
Alis Galang berkerut “Thea! kenapa kamu lari?” teriaknya yang terus berlari mengejar.
“tunggu Thea!”

‘Grep’ tangannya berhasil meraih pergelangan tangan Thea.


“kenapa kamu lari. aku merindukanmu” ucap Galang. Thea terlihat hanya membuang mukanya.
“apa aku punya salah?”
Thea menoleh “Lo masih nanya? Introspeksi diri lo sendiri!” Ucap Thea dengan penuh penekanan dan
kemudian melangkah, namun lagi-lagi Galang menarik tangannya.
“ada apa lagi sih Lang?” sepertinya ia benar-benar kesal.
“apa salahku?”
“lo fikir gue gak tau apa? apa ini balasannya? gue berusaha pulang lebih awal cuma buat lo! tapi apa?
apa yang pertama gue liat itu harus scane lo sama Nayla sedang berpelukan? hahah konyol” Thea
melipat tangannya di dada.
“Thea, Thea ini gak seperti apa yang kamu liat The, aku bisa jelasin” ucap galang sambil meraih
tangannya.
“Gak perlu” timpal Thea yang langsung menepis tangan Galang, kemudian ia melenggang pergi,
berlari.

“Thea!” Galang pun kembali mengejar.


“The tunggu! aku punya sesuatu buat kamu The!” ia berlari sambil merogoh kotak beludru kecil dari
saku belakang jaketnya, dan tentu saja membuatnya tak melihat jalan akhirnya..
“Hei kau! kalau jalan matanya gunain!” ujar seseorang yang baru saja ditabrak Galang.
“Maaf-maaf” hanya itu yang keluar dari mulut Galang, kemudian ia kembali berlari sambil menatap
punggung Thea yang sudah sangat jauh dengannya.
“THEA aku punya sesuatu buat KAMU!” Teriak Galang dan…

‘BRUakkk’ sebuah hantaman keras mengenai tubuhnya, tanpa sadar sebuah Mobil yang melaju
dengan kecepatan tinggi itu menghantamnya. tubuh Galang terpetal, kemudian terguling-guling di
panasnya aspal. Darah mengalir dari kepala dan hidungnya, matanya berusaha membuka melihat
samar-samar sebuah Cincin yang terlepas dari kotak yang ia pegang, Cincin itu berputar cepat di atas
aspal.
“Thea..” lirihnya. dan kemudian matanya benar-benar terpejam.

Sejenak Thea mematung, berpikir apa yang terjadi di belakang sana. kemudian ia membalikan
badannya.
Deg
“GALANG…!” teriaknya yang langsung berlari ke arah pemuda yang tergeletak begitu saja dengan
lumuran darahnya. air matanya tumpah saat itu juga, terurai dengan derasnya.
“Galang..” dipangkunya kepalanya Galang yang berlumur darah itu di pahanya.

Deg
jantungnya serasa berhenti berdetak. menatap sebuah kotak beludru berbentuk hati yang masih
terlihat digenggam erat di tangan Galang, kini kotak itu sudah berlumur darah. dilihatnya sebuah
cincin yang masih tetap berputar di aspal, ya, satu cincin dengan ukiran hurup ‘G’ itu terlepas dari
kotak yang digenggam Galang.
“GALANG….!” teriak Thea kembali, ia tak mampu berkata-kata. hanya nama ‘Galang’ lah yang terucap
dari mulutnya.

‘Galang, lang.. maafin aku.. maafin aku.. maaf..’ batinya terus saja berkata seperti itu, kini thea
tengah duduk di kursi besi itu menunggu.
‘sret’ pintu terbuka, pria berbalut jas putihnya itu keluar dari ruangan Galang.
“Dok, gimana dok?” tanya Thea penasaran.
Dokter itu terlihat menghela nafas.
“Kami sudah berusaha, namun… tuhan berkehendak lain”
Deg
tanpa basa-basi lagi Thea langsung menerobos masuk, membuat dokter itu sedikit melangkahkan
satu kakinya kebelakang karena bahunya teradu dengan bahu Thea.
Seketika Thea berhambur memeluk Galang yang sudah terbalut dengan kain putih di seluruh
tubuhnya.
“Gak MUNGKIN..! GALANG…!” Teriaknya sekencang kencangnya

DAN…
“Galang!” seorang Gadis langsung terperanjat kaget dengan keringat dinginnya, hingga majalah yang
ia pegang terjatuh. ia berususaha mengatur derap nafasnya.

“Mimi, Mimi kenapa?” tanya seorang pria yang berjalan ke arahnya dengan secangkir teh hangatnya -
Galang-
“Galang.. eng-engak, a-aku..” ucapnya gelagapan.
“ada apa sih?” tanya Galang lagi yang kini sudah duduk di sofa berhadapan dengan gadis itu -Thea-
kemudian ia meneguk teh hangatnya dan menaruhnya di meja.
“Mimi mimim..” seorang balita yang kira-kira berumur satu tahun itu berjalan dengan riang ke arah
Galang dan Thea.
“mimim.. main.. mim” celotehnya yang sepertinya mengajak Thea bermain.
Sejenak Thea memandang anak kecil itu, kemudian beralih memandang Galang

“Uh… mimi mimpi buruk sayang..” ucap Thea yang langasung memangku anak kecil itu.
Galang sedikit tertawa “hihi.. makanya sore-sore gini jangan tidur.. jadi gitu kan” ucapnya.
“tadi mimi lagi baca majalah pih, trus ketiduran” jelas Thea.
“emang mimpi apaan mi?” tanya Galang penasaran.
Belum sempat Thea menjawab seorang ibu menghampiri.
“Eh, ibu.. gak bilang dulu mau ke sini” ucap Thea, dia adalah ibu Galang, tepatnya ibu mertuanya
sendiri.
“gak papa sengaja, ibu kangen sama cucu, sini Chika, kita main yuk!”
“main.. kekek, kekek nana?”
“kakek gak ikut sayang..”

Huft.. syukurlah.. dibalik sebuah kisah itu ternyata hanya mimpi. Padahal mereka udah married,
punya anak lagi. lagipula orangtua galang juga masih ada. benar benar mimpi buruk! hihihi

Selesai

Cerpen Karangan: Rikha kartika


Blog / Facebook: Rikha ika

Cerpen Dibalik Sebuah Kisah merupakan cerita pendek karangan Rikha Kartika, kamu dapat
mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!

Anda mungkin juga menyukai