Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Warna kulit merupakan salah satu hal yang kita ingat dalam tahap awal
pengenalan seseorang. Salah satu faktor yang mempengaruhi warna kulit adalah
pigmen. Kelainan hipopigmentasi didapat sering ditemukan, dan pada kulit yang
lebih gelap menjadi stigma tersendiri. Bercak-bercak putih bukan hanya terlihat
buruk dari sisi kosmetik, namun meluas pada sisi budaya tertentu. Tentunya, kulit
seperti ini bukan kulit putih yang diharapkan. Kulit putih itu ternyata abnormal
yang biasa dikenal vitiligo.1
Vitiligo adalah penyebab yang paling penting dari timbulnya bercak-bercak
pucat pada kulit. Sebagai batasan, vitiligo didefinisikan sebagai keainan spesifik
yang didapat, berbentuk makula berwarna putih susu, berbatas tegas. Dapat
mengenai seluruh bagian tubuh yang mengandung sel melanosit, misalnya rambut
dan mata. Sejak zaman dahulu telah dikenal beberapa istilah untuk vitiligo antara
lain shwetakustha, suitra, behak, dan beras. Pada pertengahan abad ke-16
Hieronymous Mercirialis menduga istilah vitiligo berasal dari bahasa latin yaitu
kata vitium atau vitellum yang artinya cacat.1,2,3,4
Pada penderita vitiligo yang terjadi adalah depigmentasi, bukan
hipopigmentasi, walaupun dalam progresinya tidak selalu sempurna. Kelainan
pada vitiligo dikarenakan multifaktorial poligenik dengan patogenesis yang
komplek. Beberapa teori menjelaskan hilangnya melanosit epidermis pada
vitiligo, yang secara tepat tidak diketahui penyebabnya.1,5
Prevalensi vitiligo di seluruh dunia bervariasi antara 1 hingga 2,0%. Vitiligo
biasanya dimulai pada anak-anak atau dewasa muda, dengan onset puncak usia
10-30 tahun. Vitiligo dapat mengenai semua ras dan semua jenis kelamin,
walaupun pernah dilaporkan penderita perempuan berjumlah lebih banyak.
Sekitar 30% penderita mempunyai riwayat keluarga mengidap penyakit
tersebut. 5,6
Hingga saat ini vitiligo masih dapat kita temukan dalam praktik klinik.
Stigma yang kurang menyenangkan, penyebab dan patogenesis yang belum

1
2

sepenuhnya jelas tetap menjadikan tantangan bagi praktisi dalam melaksanakan


penatalaksanaan yang tepat pada pasien vitiligo.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi vitiligo?
2. Apakah etiologi vitiligo?
3. Bagaimana patogenesis vitiligo?
4. Bagaimana manifestasi klinis vitiligo?
5. Bagaimana klasifikasi vitiligo?
6. Bagaimana penegakan diagnosa vitiligo?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang vitiligo?
8. Apa saja diagnosis banding vitiligo?
9. Bagaiman penatalaksanaan vitiligo?
10. Bagaimana prognosis vitiligo?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi vitiligo
2. Untuk mengetahui dan memahami etiologi vitiligo
3. Untuk mengetahui dan memahami patogenesis vitiligo
4. Untuk mengetahui dan memahami manifestasi klinis vitiligo
5. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi vitiligo
6. Untuk mengetahui dan memahami penegakan diagnosa vitiligo
7. Untuk mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang vitiligo
8. Untuk mengetahui dan memahami diagnosis banding vitiligo
9. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan vitiligo
10. Untuk mengetahui dan memahami prognosis vitiligo

1.4 Manfaat
1. Diharapkan dapat mengetahui dan memahami definisi vitiligo
2. Diharapkan dapat mengetahui dan memahami etiologi vitiligo
3. Diharapkan dapat mengetahui dan memahami patogenesis vitiligo
4. Diharapkan dapat mengetahui dan memahami manifestasi klinis vitiligo
5. Diharapkan dapat mengetahui dan memahami klasifikasi vitiligo
3

6. Diharapkan dapat mengetahui dan memahami penegakan diagnosa vitiligo


7. Diharapkan dapat mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang
vitiligo
8. Diharapkan dapat mengetahui dan memahami diagnosis banding vitiligo
9. Diharapkan dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan vitiligo
10. Diharapkan dapat mengetahui dan memahami prognosis vitiligo

Anda mungkin juga menyukai