Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….I

DAFTAR ISI……………..……………………………………………………………….II

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………....1

A. LATAR BELAKANG

B. TUJUAN

C. MANFAAT

BAB II TINJAUAN TEORI…………………………………………………………….2-3

BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………4-8

1. KLASIFIKASI KASUS SISTEM IMUN

2. KLASIFIKASI KASUS HEMATOLOGI

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………….9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Tujuan
1. Mampu menjelaskan apa itu konsep teori penyakit imun dan hematologi ?
2. Mampu mengklasifikasikan kasus imun dan hematologi seperti apa ?

BAB II

TINJAUAN TEORI

Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentukdarah
dan penyakitnya.Asal katanya dari bahasa yunani yaitu haima artinya darah.

Sistem imun adalah serangkaian molekul, sel dan organ yang bekerja sama
dalammempertahankan tubuh dari serangan luar yang dapat mengakibatkan penyakit, seperti
bakteri,jamur dan virus. Kesehatan tubuh bergantung pada kemampuan sistem imun untuk
mengenali dan menghancurkan serangan ini.Jadi kalo kelainan sistem imun berarti kemampuan
untuk mempertahankan kekebalan tubuh terganggu sehingga mudah diserang penyakit.organ
pembentuk darah sebelum bayi lahir, hatinya berperan sebagai organ utama dalam
pembentukan darah.Saat tumbuh menjadi seorang manusia, fungsi pokok hati adalah
menyaring dan mendetoksifikasi segala sesuatu yang dimakan, dihirup, dan diserap melalui
kulit. Ia menjadi pembangkit tenaga kimia internal, mengubah zat gizi makanan menjadi
otot,energi, hormon, faktor pembekuan darah, dan kekebalan tubuh. Yang
menyedihkan,umumnya kita hanya memiliki sedikit pemahaman tentang fungsi hati yang
sedemikianrumit, vital, dan bekerja tiada henti.organ yang terlibat dalam sistem kekebalan
tubuh adalah sebagai barikut :
1. Nodus limfedalam tubuh manusia ada semacam angkatan kepolisian dan organisasi
intelkepolisian yang tersebar di seluruh tubuh. Pada sistem ini terdapat juga kantor-
kantor polisi dengan polisi penjaga, yang juga dapat menyiapkan polisi baru jika
diperlukan.sistem ini adalah sistem limfatik dan kantor-kantor polisi adalah nodus limfa.
Polisidalam sistem ini adalah limfosit.sistem limfatik ini merupakan suatu keajaiban yang
bekerja untuk kemanfaatan bagiumat manusia. Sistem ini terdiri atas pembuluh limfa-tik yang
terdifusi di seluruh tubuh,nodus limfa yang terdapat di beberapa tempat tertentu pada pembuluh
limfatik, limfosit yang diproduksi oleh nodus limfa dan berpatroli di sepanjang pembuluh
limfatik, serta cairan getah bening tempat limfosit berenang di dalamnya, yang bersirkulasi
dalam pembuluh limfatik.cara kerja sistem ini adalah sebagai berikut: cairan getah bening
dalam pembuluh limfatik menyebar di seluruh tubuh dan berkontak dengan jaringan yang
berada disekitar pembuluh limfatik kapiler. Cairan getah bening yang kembali ke
pembuluhlimfatik sesaat setelah melaku-kan kontak ini membawa serta informasi
mengenai jaringan tadi. Infor-masi ini diteruskan ke nodus limfatik terdekat pada pembuluh
limfatik. Jika pada jaringan mulai merebak permusuhan, pengetahuan ini akan diteruskan ke
nodus limfa melalui cairan getah bening.

2. Timus selama bertahun-tahun timus dianggap sebagai organ vestigial atau organ yang
belum berkembang sempurna dan oleh para ilmuwan evolusionis dimanfaatkan sebagai bukti
evolusi. Namun demikian, pada tahun-tahun belakangan ini, telah terungkap bahwa organ ini
merupakan sumber dari sistem pertahanan kita.

3. Sumsum tulang sumsum tulang pada janin di rahim ibunya tidak sepenuhnya mampu
memenuhi fungsinya memproduksi sel-sel darah. Sumsum tulang mam-pu mengerjakan tugas
ini hanya setelah lahir. Akankah bayi ini terkena anemia saat di dalam kandungan ?tidak. Pada
tahap ini, limpa akan bermain dan memegang kendali. Merasakan bahwatubuh mem-butuhkan
sel darah merah, trombosit, dan granulosit, maka limpa mulaimemproduksi sel-sel ini selain
memproduksi limfosit yang merupakan tugas utamanya.

4. Limpa unsur menakjubkan lainnya dari sistem pertahanan kita adalah limpa. Limpa
terdiri daridua bagian: pulp merah dan pulp putih. Limfosit yang baru dibuat di pulp
putih mula-mula dipindahkan ke pulp merah, lalu mengikuti aliran darah. Kajian saksama
mengenai tugas yang dilak-sanakan organ berwarna merah tua di bagian atas abdomen ini
menying-kapkan gambaran luar biasa. Fungsinya yang sangat sulit dan rumitlah yang
membuatnya sangat menakjubkan.keterampilan limpa tidak hanya itu. Limpa menyimpan
sejumlah ter-tentu sel darah (seldarah merah dan trombosit). Kata “menyimpan” mungkin
menimbulkan kesan seakanada ruang terpisah dalam limpa yang dapat dijadikan tempat
penyimpanan. Padahallimpa adalah organ kecil yang tak memiliki tempat untuk sebuah
gudang. Dalam kasusini limpa mengembang supaya ada tempat tersedia untuk sel darah merah
dan trombosit. Limpa yang mengembang disebabkan oleh suatu penyakit juga memungkinkan
memiliki ruang penyimpanan yang lebih besar.

1. IMUNOLOGI

§ Pengertian

sistem imun adalah serangkaian molekul, sel dan organ yang bekerja sama
dalammempertahankan tubuh dari serangan luar yang dapat mengakibatkan penyakit,
sepertibakteri,jamur dan virus. Kesehatan tubuh bergantung pada kemampuan sistem
imununtuk mengenali dan menghancurkan serangan ini. Jadi kalo kelainan sistem imunberarti
kemampuan untuk mempertahankan kekebalan tubuh terganggu sehinggamudah diserang
penyakit

§ Berikut adalah 2 klasifikasi kasus sistem imun (defisiensi imun )

Ø Defisiensi imun

Defisiensi Imun muncul ketika satu atau lebih komponen sistem Imun tidak aktif, kemampuan
sistem Imun untuk merespon patogen berkurang baik pada golongan muda dan golonga tua,
respon imun berkurang pada usia 50 tahun, respon juga dapat terjadi karena penggunaan
Alkohol dan narkoba adalah akibat paling umum dari fungsi imun yang buruk, namun,
kekurangan nutrisi adalah akibat paling umum yang menyebabkan difisiensi imun di negara
berkembang.

Berikut adalah klasifikasi defisiensi imun


· Defisiensi imun primer

a) Defisiensi imun humoral (sel B)Hipogamaglobulinemia x-linked


(hipogamaglobulinemia kongenital) Hipogamaglobulinemia transien (pada bayi) Defisiensi
imun tak terklasifikasi, umum, bervariasi (hipogamaglobulinemia didapat)

ü Defisiensi imun dengan hiperIgM

ü Defisiensi IgA selektif

ü Defisiensi imun IgM selektif

ü Defisiensi sub kelas IgG selektif

ü Defisiensi sel B sekunder berhubungan dengan obat, kehilangan protein

ü Penyakit limfoproliferatif x-linked

b) Defisiensi imun selular (sel T)Aplasia timus kongenital (sindrom DiGeorge)Kandidiasis


mukokutaneus kronik dengan atau tanpa endokrinopati)Defisiensi sel T berhubungan
dengan defisiensi purin nukleosid fosforilase

ü Defisiensi sel T berhubungan dengan defek glikoprotein membrane

ü Defisiensi sel T berhubungan dengan absen MHC kelas I dan atau kelas II (sndrom limfosit
telanjang)

c) Defisiensi imun gabungan humoral (sel B) dan selular (sel T)Defisiensi imun berat
gabungan (autosom resesif, x-linked, sporadik)Defisiensi imun selular dengan gangguan
sintesis imunoglobulin (sindrom Nezelof)Defisiensi imun dengan ataksia teleangiektasis

ü Defisiensi imun dengan eksim dengan trombositopenia (sindrom Wiskott-Aldrich)

ü Defisiensi imun dengan timoma

ü Defisiensi imun dengan short-limbed dwarfism

ü Defisiensi imun dengan defisiensi adenosin deaminase

ü Defisiensi imun dengan defisiensi nukleosid fosforilase

ü Defisiensi karboksilase multipel yang tergantung biotin

ü Penyakit graft-versus-host
ü Sindrom defisiensi imun didapat (AIDS)

d) Disfungsi fagositPenyakit granulomatosis kronikDefisiensi glukosa-6-fosfat


dehidrogenase Defisiensi mieloperoksidase

ü Sindrom Chediak-Higashi

ü Sindrom Job

ü Defisiensi tuftsin

ü Sindrom leukosit malas

ü Peninggian IgE, defek kemotaksis dan infeksi rekuren

Ø Defisiensi imun sekunder

Penyebab sekunder defisiensi imun lebih umum dibandingkan penyebab primer. Kadar
komponen imun yang rendah menunjukkan produksi yang menurun atau
katabolism “hilangnya” komponen imun) yang dipercepat. Hilangnya protein yang sampai
menyebabkan hipogamaglobulinemia dan hipoproteinemia terjadi terutama melalui ginjal
(sindrom nefrotik) atau melalui saluran cerna (protein-losing enteropathy). Hilangnya
imunoglobulin melalui renal setidaknya bersifat selektif parsial, sehingga kadar IgM masih
dapat normal meskipun kadar IgG serum dan albumin menurun. Protein juga dapat hilang dari
saluran cerna melalui penyakit inflamatorius aktif seperti penyakit Crohn, kolitis ulseratif dan
penyakit seliak.

Kerusakan sintesis paling nampak pada malnutrisi.Defisiensi protein menyebabkan perubahan


yang mendalam pada banyak organ, termasuk sistem imun.Kerusakan produksi antibodi
spesifik setelah imunisasi, dan defek pada imunitas seluler, fungsi fagosit dan aktivitas
komplemen dihubungkan dengan nutrisi yang buruk, dan membaik setelah suplementasi diet
protein dan kalori yang cukup. Bentuk iatrogenik lain dari defisiensi imun sekunder adalah
yang berhubungan dengan splenektomi

Penatalaksanaan pada defisiensi imun


Sesuai dengan keragaman penyebab, mekanisme dasar, dan kelainan klinisnya maka
pengobatan penyakit defisiensi imun sangat bervariasi.Pada dasarnya pengobatan tersebut
bersifat suportif, substitusi, imunomodulasi, atau kausal.

Pengobatan suportif meliputi perbaikan keadaan umum dengan memenuhi kebutuhan gizi dan
kalori, menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa, kebutuhan oksigen, serta
melakukan usaha pencegahan infeksi.Substitusi dilakukan terhadap defisiensi komponen imun,
misalnya dengan memberikan eritrosit, leukosit, plasma beku, enzim, serum
hipergamaglobulin, gamaglobulin, imunoglobulin spesifik.Kebutuhan tersebut diberikan untuk
kurun waktu tertentu atau selamanya, sesuai dengan kondisi klinis.

Pengobatan imunomodulasi masih diperdebatkan manfaatnya, beberapa memang bermanfaat


dan ada yang hasilnya kontroversial. Obat yang diberikan antara lain adalah faktor tertentu
(interferon), antibodi monoklonal, produk mikroba (BCG), produk biologik (timosin),
komponen darah atau produk darah, serta bahan sintetik seperti inosipleks dan levamisol.

Terapi kausal adalah upaya mengatasi dan mengobati penyebab defisiensi imun, terutama pada
defisiensi imun sekunder (pengobatan infeksi, suplemen gizi, pengobatan keganasan, dan lain-
lain).Defisiensi imun primer hanya dapat diobati dengan transplantasi (timus, hati, sumsum
tulang) atau rekayasa genetik.

2. HEMATOLOGI

§ Pengertian

Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentukdarah
dan penyakitnya.Asal katanya dari bahasa yunani yaitu haima artinya darah.

§ Berikut adalah 2 klasifikasi kasus hematologi (Leukemia)


Ø Leukemia

Leukemia dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah
medis: neoplasma) pada darah atau sumsum tulang yang ditandai olehperbanyakan secara tak
normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darahdi sumsum tulang dan jaringan
limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih)sel-sel normal di dalam sumsum tulang
digantikan oleh sel tak normal atau abnormal.sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat
ditemukan di dalam darah perifer ataudarah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis
atau proses pembentukan seldarah normal dan imunitas tubuh penderita.

Berikut adalah klasifikasi leukemia

· Leukemia limfositik kronis (LKK)

LKK merupakan kelainan ringan yang mengenai individu berusia 50-70 tahun.Manifestasi
klinis pasien tidak menunjukan gejala.Penyhakit baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau
penanganan penyakit.

· Leukemia limfositik akut (LLA)

LLA di anggap sebagai proliferasi ganas lomfoblast.Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki
lebih banyak di bandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun,setelah usia 15 tahun.
LLA jarang terjadi, limfosit immature berproliferasi dalam sum-sum tulang dan jaringan
perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal.

Penatalaksanaan pada leukemia

Pengobatan leukemia di tentukan berdasarkan klasifikasi proknosis dan penyakit penyerta,


antara lain
ü Radioterapi dan kemoterapi, di lakukan ketike sel leukemia sudah terjadi metastasis.
Kemoterapi juga di lakukan pada fase induksi remisi yang bertujuan mempertahankan remisi
selama mungkin.

ü Terapi modalitas, untuk mencegah komplikasi, karena adanya pasitopenia, anemia,


pendarahan, dan infeksi. Pemberian antibiotic dan transfuse darah dapat di berikan.

ü Pencegahan terpaparnya mikroorganisme dengan isolasi

ü Trasplantasi sum-sum tulang, hal ini merupakan alternative terbaik dalam penanganan
leukemia. Terapi ini juga bias di lakukan pada pasien dengan lymphoma, dan anemia aplastic.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem imun adalah serangkaian molekul, sel dan organ yang bekerja sama
dalammempertahankan tubuh dari serangan luar yang dapat mengakibatkan penyakit,
seperti bakteri,jamur dan virus. Kesehatan tubuh bergantung pada kemampuan sistem imun
untuk mengenali dan menghancurkan serangan ini.Jadi kalo kelainan sistem imun berarti
kemampuan untuk mempertahankan kekebalan tubuh terganggu sehingga mudah diserang
penyakit.
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ
pembentuk darah dan penyakitnya.Asal katanya dari bahasa yunani yaitu haima artinya
darah.

B. Saran
Sebagai calon-calon perawat kita perlu mempelajari lebih detail tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan sistem imun dan hematologi agar pada saatnya nanti kita
dapat melakukan tindakan yang berkaitan dengan sistem imun dan hematologi secara
professional sesuai dengan prosedur tindakan tanpa ada keragu-raguan.

Anda mungkin juga menyukai