Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

STANDAR PRAKTEK KEBIDANAN

Standar adalah ukuran atau parameter yang digunakan sebagai dasar untuk menilai
tingkat kualitas yang telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran yang telah
ditetapkan.

Suatu standar dikembangkan dengan maksud untuk mendukung struktur organisasi dan
kebijakan dalam praktek professional seorang bidan secara optimal, di Indonesia.

Standar mempunyai fungsi ganda, yaitu : dalam lingkup secara keseluruhan menangani
berbagai praktek kebidanan di Indonesia, secara spesifik berupa isi yang penting dan relefan
untuk pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Dengan demikian akan dapat dipakai sebagai
rujukan dalam mengembangkan policy,prosedur dan protokol, rencana pendidikan bidan,
serta perencanaan jangka pendek dan jangka panjang

Sebagai tenaga kesehatan yang profesional maka bidan dalam melakukan tugasnya wajib
melalui standar profesi sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam UU NO 23 TAHUN 1992
Tentang Kesehatan; bahwa tenaga Kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk
memenuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.

Kewenangan Bidan diatur dalam KepMenKes No 900/MenKes/SK/7/2002 Tentang


Registrasi dan Praktek Bidan.
Dalam menjalankan kewenangan yang diberikan Bidan harus :

1.Melaksanakan tugas dan kewenangan sesuai standar


2.Memiliki keterampilan dan kemampuan untuk tindakan yang dilakukan .
3.Mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku diwilayahnya.
4.Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dan berupaya secara optimal dengan
mengutamakan keselamatan ibu dan atau janin

Bila mana seorang Bidan dalam melaksanakan pekerjaan tanpa kewenangan ,maka bidan
tersebut melanggar salah satu standar profesi Kebidanan .
Sesuai KepMenkes No 900/2002 , disebutkan bahwa bidan yang melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan KepMenkes dapat dikenakan sanksi lisan, teguran tertulis sampai
pencabutan ijin praktek .
Standar praktek kebidanan dibuat dan disusun oleh organisasi profesi bidan
(PP IBI) berdasarkan kompetensi inti bidan, dimana kompetensi ini lahir sebagai bukti bahwa
Bidan telah menguasai pengetahuan , ketrampilan, dan sikap minimal yang harus dimiliki
Bidan sebagai hasil belajar dalam pendidikan.

Menurut sudut pandang pendidikan, kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan,


keterampilan, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Sehingga
kompetensi bidan meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki oleh
seorang bidan dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan bertanggungjawab.

Berikut adalah Standar Praktik Kebidanan yang ditetapkan pimpinan pusat IBI.

A. Standar I : Metode asuhan

Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode managemen kebidanan dengan


langkah:
Pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dan dokumentasi.

Definisi Operasional

Ada format managemen kebidanan yang sudah terdaftar pada catatan medis.
Format managemen kebidanan terdiri dari : Format pengumpulan data, rencana
format pengawasan resume dan tindak lanjut catatan kegiatan dan evaluasi.

B. Standar II : Pengkajian

Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Data yang di peroleh dicatat dan di analisis

Definisi Operasional
1.Format pengumpulan data
2.Pengumpulan data dilakukan secara sistematis, terfokus yang meliputi data :
a. Identitas pasien.
b. Riwayat penyakit terdahulu.
c. Riwayat kesehatan reroduksi.
d. Keadaan kesehatan saat ini termasuk kesehatan reproduksi.
e. Analisis data.

3. Data dikumpulkan dari :


a. Klien/pasien, keluarga,dan sumber lain.
b. Tenaga kesehatan
c. Individu dalam lingkungan terdekat
4. Data diperoleh dengan cara
a. Wawancara
b. Observasi
c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan penunjang

C. Standar III : Diagnosa kebidanan


Diagnosa kebidanan di rumuskan berdasarkan analisis data yang telah
dikumpulkan

Definisi Operasional

a. Diagnose kebidanan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang dihadapi oleh klien
atau suatu keadaan psikologis yang ada pada tindakan kebidanan sesuai dengan
kewenangan dan kebutuhan klien
b. Diagnose kebidanan dirumuskan dengan padat, jelas , sistematis mengarah pada
asuhan kebidanan yang diperlukan oleh klien.

D. Standar IV : Rencana asuhan

Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan.

Definisi operasional

1. Format rencana asuhan kebidanan


2. Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa, rencana
tindakan format dan evaluasi

E. Standar V : Tindakan

Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan


keadaan klien ; tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi kepada klien

Definisi operasional :
1. Format tindakan kebidanan dan evaluasi
2. Format tersebut terdiri dari tindakan dan evaluasi
3. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan
perkembangan klien
4. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan
wewenang bidan atau tugas kolaborasi
5. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan menerapkan kode etik
kebidanan, etika, serta mempertimbangkan hak klien aman dan nyaman
6. Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang tersedia.

F. Standar VI; Partisipasi Klien

Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama / partipasi klien dan keluarga


dalam rangka pemeliharan dan pemulihan kesehatan.

Definisi operasional

1. Klien dan keluarga mendapat informasi tentang


a. Status kesehatan saat ini .
b. Rencana tindakan yang akan dilakukan
c. Peranan klien / keluarga dalam tindakan kebidanan
d. Peranan petugas kesehatan dalam tindakan kebidanan
e. Sumber – sumber yang dapat dimanfaatkan
2. Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan tindakan

G. Standar VII : Pengawasan.

Monitoring atau pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus menerus


dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan klien.

Definisi operasional :
1. Format pengawasan klien
2. Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus dan sistematis,Untuk
mengetahui perkembangan klien
3. Hasil pengawasan selalau dicatat pada catatan yang telah disediakan.

H. Standar VIII : Evaluasi

Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus seiring dengan tindakan


kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah di rumuskan.

Definisi operasional

1. Evaluasi dilaksanakan setelah tindakan kebidanan terhadap klien sesuai


dengan standar yang ada.
2. Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah dirumuskan.
3. Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan.

I . Standar IX : Dokumentasi.

Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar


dokumentasi kebidanan yang diberikan.
1. Dilaksanakan untuk setiap langkah manajemen kebidanan.
2. Dokumentasi dilaksanakan secara jujur, sistematis, jelas, serta ada
yang bertanggung jawab.
3. Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan
kebidanan .

Standar praktek kebidanan di indonesia

A. STANDAR 1
a. Praktek kebidanan (midwifery practice)

Tugas dan tanggung jawab bidan berfokus pada pelayanan KIA/KB dan kesehatan
keluarga/masyarakat. Bidan memberikan asuhan paripurna kepada ibu dan anak, dan
menolong individu, keluarga dan masyarakat untuk mencapai kesehatan yang optimal.
Keadaan ini dapat dicapai dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.

Bidan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan dan tindakan, yaitu :

1. Mengintegrasikan komponen-komponen proses pemecahan masalah seperti;


pengkajian penentuan diagnosa, perencanaan implementasi/pelaksanaan, evaluasi
dan dokumentasi pada seluruh lingkup tugasnya.
2. Memberikan asuhan kepada individu sesuai dengan prioritas kebutuhannya
(fisik,psikososial,dan spiritual).
3. Mendemontrasikan dan mengabsahkan kemampuan praktek, seperti :
a. Ketetapan profesional, tekhnik asuhan yang tepat dimana bidan bertanggung
jawab dan bertanggung gugat.
b. Menggunakan teknik komunikasi dengan baik dalam membimbing dan memberikan
konseling pada klien untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam pengambilan
keputusan
c. Pendidikan kesehatan pada klien dan masyarakat khususnya dalam meningkatkan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
d. Melaksanakan superfisi pendidikan dan bimbingan pada tenaga kesehatan lain yang
dibawa tanggung jawabnya.
4. Berkomunikasi dan bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainnya, maupun
sektor lainnya.
5. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk memberikan asuhan yang
optimal.
6. Melakukan investigasi tentang masalah dan kebutuhan masyarakat, serta aspek
epidemiologis lainnya.

b. Praktek Antepartum

Masa antepartum dimulai sejak hari pertama haid terakhir dan diakhiri dengan
dimulainya persalinan.asuhan di tujukan pada ibu dan bayinya sebagai satu kesatuan
dalam konteks keluarga dan mengidentifikasikan dini dan pencegahan masalah
kesehatan baik yang aktual ataupun potensial ytng berhubungAn dengan kehamilan.

Asuhan antepartum harus dilaksanakan, dan di dokumentasikan serta di evaluasi


berdasarkan standar praktek, policy, prosedur dan protokol. Bidan harus mampu
mengkaji kehamilan normal dan mendukung terhadap asuhan yang di berikan.

Bidan harus memberikan asuhan antepantum secara paripurna sesuai dengan


kewenangannya melakukan konsultasi, kolaborasi atau merujuk klien resiko tinggi ke
profesi kesehatan lain yang lebih kompeten

Tujuan asuhan antepartum adalah untuk mengevaluasi status kehamilan ibu,


khususnya untuk memastikan kesejateraan ibu dan janinnya, mengidentifikasi faktor
resiko tinggi dan merencanakan intervensi sedini mungkin

Kegiatan tersebut adalah untuk pengkajian awal dan pengkajian periodik Ibu
hamil dan janinnya, baik normal maupun dengan resiko tinggi melalui pendidikan
kesehatan.

c. Praktek Intrapartum

Masa persalinan di mulai dengan adanya kontraksi terus dan pembukaan


serviks yang aktif dan berakhir dengan kelahiran janin, plasenta, dan selaput
janin.
Pengawasan dan asuhan intrapartum didasarkan atas pengenalan pengalaman
unik waktu persalinan dan kelahiran pada klien dan keluarganya. Menejemen asuhan
ditujukan untuk :

1. Meningkatkan asuhan intrapartum dengan pendekatan pemecahan masalah.


2. Memantapkan dukungan emosional dan social yang memuaskan pada klien
dan keluarga sehingga memberikan pengalaman yang menyenangkan,
termasuk mendekatkan bayi secara fisik dan psikologis sedini mungkin pada
keluarga.
3. Memberikan pemahaman bersalin yang aman kepada ibu, janin dan
keluarganya.

Pengkajian awal intervensi pada klien intrapartum meliputi :

1. Pengkajian status janin dan ibu:


a. Status janin melalui palpasi dan auskultasi.
b. Status ibu melalui peninjauan dokumentasi pemeriksaan antepartum,
wawancara dengan klien, pembersihan fisik, pengkajian factor resiko dan
identifikasi dukungan klien dan keluarga.
2. Menentukan diagnosa sesuai dengan hasil pengkajian berpedoman kepada
diagnosa antepartum dengan memastikan kala persalinan.
3. Menyusun rencana intervensi sesuai dengan prioritas kebutuhan klien dengan
mempertimbangkan dukungan klien dan keluarga.
4. Melakukan intervensi berdasarkan diagnosa sesuai dengan kewenangannya.
5. Mengadakan evaluasi/tindak lanjut serta mendokumentasikan seluruh langkah
kegiatan yang telah dilaksanakan.

d. Praktek Post Partum

Masa post partum dimulai setelah 2 jam placenta lahir sampai 40 hari (6 minggu).

1. Mengkaji status kesehatan ibu meliputi :


a. Pengkajian umum
b. Pengkajian perawatan diri
c. Pengkaji kesiapan klien dalam perannya sebagai orang tua.
2. Menentukan diagnose sesuai hasil pengkajian
3. Menyusun diagnosa intrvensi berdasarkan diagnosa bersama dengan keluarga
4. Melakukan intervensi berdasarkan diagnose yang telah di susun
5. Mengadakan evaluasi/tindak lanjut serta mendokumentasikan seluruh langkah kegiatan
yang tela di laksanakan

e. Praktek Neonatal

Asuhan neonatal yang paripurna ditujukan untuk membantu bayi baru lahir dan kelarga,
dalam masa penyesuaian kehidupan di luar kandungan dan mempercepat jalinan
psikologis dengan keluarga.

1. Mengkaji status bayi baru lahir dengan dengan mengggunakan metode apgar
2. Menentukan diagnosa sesuai dengan asil pengkajian
3. Merencanakan pelaksanaan asuhan berdasarkan diagnosa sesuai perioritas
4. Melaksanakan intervensi sesuai rencana
5. Mengevaluasi/tindak lanjut dan mendokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan

f. Praktek bayi dan balita

1. Mengkaji status kesehatan bayi dan balita


2. Menentukan diagnose sesuai dengan hasil pengkajian
3. Merencanakan hasil pelaksanaan asuhan berdasarkan diagnosa sesuai dengan perioritas
4. Melaksanakan intervensi sesuai dengan rencana
5. Mengevaluasi/tindak lanjut dan mendokuumentasikan

g. Keluarga Berencana

1. Mengkaji status kesehatan klien untuk mendapatkan pelayan KB


2. Menentukan diagnose kebidanan
3. Merencanakan pelaksanaan asuhan
4. Melaksaanakan intervensi sesuai dengan rencana
5. Mengevaluasi/tindak lanjut dan mendokumentasikan.
B. STANDAR 2

Penyuluhan kesehatan dan Konseling

Penyuluhan kesehatan dan konseling di tujukan kepada


individu,keluarga,masyarakat dan keompok khusus (kader
keseatan,dukun,BKB,PKIA,pemuka masyarakat) yang merupakan bagian integral dari
asuhan paripurna.

Penyuluan kesehatan dan konseling bertujuan menigkatkan meningkatkan


partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan,peningkatan, penyembuhan dan
pemulihan kesehatan, meliputi :

a. Mengkajib kebutuhan dankemampuan klien termasuk sumber daya yang ada


b. Menentukan kebutuhan terhadap penyuluhan keseatan dan konseling
c. Merencanakan pelaksanaan penyuluhan kesehatan dan konseling sesai dengan rencana
d. Mengevaluasi/tindak lanjuti dan mendokumentaasikan setiap langkah kegiatan yeng
dilaksanakan

C. STANDAR 3
Kebijakan prosedur dan protokol

Kebijakan prosedur dan protocol menggambarkan keadaan saat ini tentang


praktek,standar nasional dan peraturan-peraturan setempat

Pada waktu kebijaksanaan di susun, harus di pertimbangkan jumlah


tenaga,pemberian izin, keterampilan tenaga yang ada,lingkungan fisik/peralatan dan
dampak biaya.

Kebijakan, prosedur dan protokol asuhan kebidanan meliputi :

 Tanggung jawab bidan


 Ruag lingkup praktek bidan
 Standar asuhan kebidanan
 Pendidikan kesehatan
 Persyaratan pemeliharaan dan penyimpangan catataan dan laporan
 Pengelolaan obat dcan pengobatan
 Interpretasi, pendokumentasian dan pelaporan hasil pemeriksaan termasuk
monitoring kesejateraan janin dan test lainnya
 indikasi dan prosedur penentuan diagnosis
 pengambilan bahan/sediaan
 transportasi kerumah sakit bilaa terjadi keadaan kegawatan

D. STANDAR 4
Etika

Prinsip etika membimbig dalam proses pengambilan keputusan teradaap asuhan


ibu dan anak setiap saat terutama bila terjadi sejawat ataupun situasi lingkungan
praktek, bidan harus menggunakan kesempatan untuk berpartisipatif dalam mengambil
keputusan yang etis.

Untuk berpartisipasi secara aktif bidan harus :

 menjelaskan nilai pribadi dan profesinya


 mengenal kesulitan dalam menentukan tindakan yang dapat di terima secara etis dan
moral oleh semua pihak
 asertiif
 menentukan pilihan untuk konsultasi
 bidan harus hati-hati dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan system nilai
dirinya

 perlu disediakan kesempatan untuk mendiskusikan masalah-masalah yang dapat terjadi


brhubungan dengan etika. Sebagai berikut :
 pertentangan kebutuhan ibu dan janin
 masala yangberubungan dengan tuga,kewajiban,kesetiaan profesi terhadap
masyarakat ataupun antar profesi
 hak akan kenyamanan , kerahaasiaan , informasi , patisipasi Dalam keputusan
dan penolakan teradap terapi
 keperdulian terhadap siklus kehidupan,kontrasepsi,pengakhirfan
keamilan,seksualitas dan pilian terhadap gaya hidup
 kondisi/ketidakmampuan

E. STANDAR 5

Jaminan mutu
Jaminan mutu asuhan di evaluasi melalui suatu program pengkajian yang telah
dirancanakan secara spesifik dengan menggunakan indkator klinis.

Tujuan pelayanan yang bertolak dari rencana jaminan mutu, meliputi :

a. jaminan terhadap keberhasilan asuhan


b. identifikasi dan upaya perbaikan terhadap kelemahan/penyimpangan dalam praktek
c. meningkatkan kalitas praktek sesuai dengan standar
d. pendidikan dan partisipasi staf dalam upaya mempertahankan mutu
e. pemerintah bersama dangan organisasi profesi bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan melaksanakan program tersebut sesuai dengan rencanaa :
1. tanggung jawab semua semua petugas dalam upayamempertaankan mutu
2. lingkup pelayanan yang di berikan
3. aspek-aspek enting dalam pemberian asuhan/pelayanan termasu resiko tinggi
padatnyatugas dan masalah atau kegiatan klien yang penting
4. indicator klinis atau standar terukur yang mempengarui aspek asuan dan
pelaynan yang di anggap penting dan tela di identifikasi
5. metode untuk pengumpulan dan analisa data termasuk instrument
pengumpulan data,besarnya sampel,waktu yang di gunakan dan tanggung jawab
staf .
6. menentukan tindakan-tndakan perbaikan ,organisasi atau perubahan-perubahan
perilaku
7. pengkajian lanjutan teradap masalah yang kelak akan di idetifikasi
8. pendokumentasian seluruh aspek program jaminan mutu, termasuk hasilnya
9. proses mengkimunikasikannya kepada piak-pihak yang terkait
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ‘’ standar praktek kebidanan’’
Makalah ini insyaallah memberi pengetahuan dan kemampuan kepada kami mahasiswa
kebidanan untuk memahami konsep kebidanan terutama dalam hal pemahaman tentang
standar praktek kebidanan.
Sehingga dapat membentuk sikap dan perilaku profesional dalam melakukan profesi kebidanan
dalam berkarya di pelayanan kebidanan baik kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami membuka kritik
dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 31 Oktober 2012

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebidanan merupakan ilmu terapan yang terkait dengan ilmu kedokteran, ilmu
keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu perilaku, dan ilmu sosial budaya.
Praktek kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan
kebidanan kepada klien dengan pendekatan managemen kebidanan.

Sedangkan managemen kebidanan adalah metode pelayanan kebidanan yang


merupakan suatu langkah yang sistematis, terarah dan terukur dalam pengambilan
keputusan.
Dengan menggunakan langkah; Pengkajian data,Interpretasi data,mengidentifikasi
masalah potensial,dan antisipasi tindakan segera yang bersifat mandiri,kolaborasi atau
rujukan, menentukan rencana tindakan, tindakan atau pelaksanaan dan evaluasi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian dari praktek kebidanan !
2. Sebutkan macam-macam standar praktek kebidanan menurut IBI dan standar
praktek kebidanan di Indonesia !
3. Jelaskan macam-macam dari standar praktek kebidanan menurut IBI dan standar
praktek kebidanan di indonesia !

C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui pengertian dari standar praktek kebidanan.
2. Dapat mengetahui bagian-bagian dari standar praktek kebidanan menurut IBI dan
standar praktek kebidanan di Indonesia.
3. Dapat mengetahui maksud dari standar praktek kebidanan menurut IBI dan standar
praktek kebidanan di Indonesia.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pemahaman mengenai konsep kebidanan sangat penting diketahui para mahasiswa
kebidanan,karena masyarakat semakin kritis dalam memandang kualitas pelayanan
kebidanan.

B. SARAN
Oleh karena maka konsep kebidanan harus dikuasai para mahasiswa kebidanan dan
dijadikan acuan dalam melaksanakan praktek kebidanan, sehingga profesi bidan
dapat berkarya dipelayanan kebidanan baik, kepada individu, keluarga, masyarakat
dengan sikap dan perilaku yang professional
Tugas : Etika dan profesi
Pembimbing : Dra. Hj. Rosmawati I, SST, MS

STANDAR PRAKTEK
KEBIDANAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IX

 IRMAYANTI P12.1240
 ATI MARDIKA MANGIDI P12.1227
 NUR ISTIQOMAH F P12.1257
 YESI HARLINA P12.1276
 WD. MUNARNI P12.1274
 SRI HARNIWATI M. P12.1269

AKADEMI KEBIDANAN PELITA IBU


KENDARI
T.A 2012/2013

Anda mungkin juga menyukai