Anda di halaman 1dari 32

PEREMPUAN MUSLIMAH

MENGANGKAT MARTABAT KELUARGA


Oleh : H. Mas’oed Abidin

Artinya, “Maka tegakkan wajahmu (berjuanglah) untuk agama Islam yang hanif ini.
Inilah agama fitrah yang Allah telah ciptakan manusia selaras dengannya. Tidak ada
perubahan dalam penciptaan Allah. Itulah agama (pegangan hidup) yang kekal bernilai.
Tetapi kebanyakan manusia tidak mau mengerti” (QS.ar Rum : 30)

SUDAH LAMA kita mendengar ungkapan, “jadilah kamu berilmu yang mengajarkan
ilmunya, atau belajar (muta’alliman), atau menjadi pendengar (mustami’an). Dan sekali jangan
menjadi kelompok keempat, yang tidak memiliki aktifitias keilmuan sama sekali. Yakni tidak
mengajar, tidak pula belajar, tetapi enggan untuk mendengar”.
Keluarga pada masa ini telah menjadi sasaran dan pusat perhatian semua orang
karena peranan sangat menentukan dalam membentuk generasi yang bertanggung
jawab. Peranan orang tua yang vital ini adalah pengabdian teramat mulia dan tugas
sangat berat.

Artinya, Setiap kamu adalah pemimpin – penggembala – dan setiap kamu akan ditanyai
tentang rakyatnya, maka imam adalah pemimpin dan dia ditanyai tentang rakyat yang
di pimpinnya. (HR.Muttafaq ‘alaihi).1
KETIDAKBERDAYAAN orang tua menampilkan model keteladanan ditengah rumah
tangganya akan menjadi penghalang pencapaian hasil membentuk umat yang baik dan
dapat menjadi titik lemah keluarga, ada pepatah meyebutkan :

*
Jangan lakukan perbuatan yang kamu tegah,
Perbuatan demikian aibnya amatlah parah.

1
HR.Muttafaq ‘alaihi dari Ibnu Umar R.’Anhuma.
Kemuliaan satu keluarga (masyarakat, umat, bangsa) terpancar dari keikhlasan
membentuk keluarga menjadi generasi pintar (berilmu), mengamalkan ilmunya, berbudi
luhur dalam bertindaklaku untuk kemaslahatan keliling lebih luas menciptakan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Boleh dikata, tuntutan utama kepada kita dewasa ini adalah membentuk generasi
berpribadi utuh dan unggul yang memiliki kekuatan iman dan taqwa, berpengetahuan
teknologi, berjiwa wiraswasta, berakhlak mulia sanggup hidup di tengah masyarakat
beradat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah dan sahsiah baik mengamalkan
etika Islam berkeperabadian terpuji, seperti penegasan Allah dalam firman-Nya
َ ‫ن الدّينِ مَا وَصّى بِهِ نُوحًا وَاّلذِي أَ ْو‬
َ ‫حيْنَا إِ َل ْي‬
‫ك‬ ْ ِ‫ع َل ُكمْ م‬
َ َ‫شَر‬

Artinya, “Allah telah menyari’atkan dasar hidup “ad-din” bagi kamu seperti telah
diwasiatkan kepada Nuh, dan telah dipesankan kepadamu (Muhammad). Agama yang
telah dipesankan kepada Ibrahim, Musa, Isa dengan perintah agar kalian semua
mendaulatkan agama ini dan jangan kalian berpecah dari mengikutinya…” (QS.Syura :
13).

Artinya, Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.2

MENGAJARKAN TANGGUNGJAWAB TERHADAP MASYARAKAT


a) Pengajaran akhlak mesti diarahkan kepada mengutamakan kebajikan dan
keselamatan masyarakatnya.
b) Mengajarkan sikap adil terhadap siapa saja tanpa dipengaruhi faktor-faktor
jasmani, mental, emosi, politik, ekonomi, sosial, keturunan maupun paham.
c) Menampilkan cara berpakaian, bertutur kata dan tingkah laku santun dengan
kecakapan ikhtisas Islami, meningkatan mutu profesi dalam rangkaian amaliah
sedekah, sesuai Sabda Rasulullah SAW:

2
QS.28, Al Qashash:77.
Artinya, Tidak ada bagian dari anak cucu Adam, kecuali ada sedekah padanya setiap
hari saat matahari terbit. Nabi SAW ditanya : “Wahai Rasulullah! dari mana kami
mendapatkan yang bisa kami sedekahkan?” Nabi SAW menjawab, “Sesungguhnya
pintu-pintu kebaikan itu sangatlah banyaknya. Tasbih, tahmid, takbir, tahlil, menyuruh
kepada perbuatan yang baik (amar makruf), menegah dari perbuatan salah (nahi
munkar), menyingkirkan ganguan dari jalan (seperti membuangkan duri dari jalanan),
membantu pendengaran orang tuli, menuntun orang buta, memberi petunjuk kepada
orang yang meminta petunjuk – jalan – dalam keperluannya, berusaha keras dengan
sepenuh tenagamu mebantu orang susah yang memerlukan pertolonganmu, dan
membantu dengan segala kemampuanmu kepada orang yang lemah. Ini semua adalah
bagian sedekah atas dirimu..” (H.R.Ibnu Hibban dan Baihaqi).3

Artinya, Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah, menyingkirkan batu, duri, dan
tulang dari jalanan manusia adalah sedekah, dan petunjukmu kepada orang yang
tersesat jalan – agar kembali menemui jalannya yang benar – adalah sedekah bagimu.
(HR.Baihaqi).4
d). Membudayakan saling menghormati karena yang tidak
menyangi manusia tidak akan disayangi oleh Allah5 terutama kepada orang tua,
sesuai sabda Rasul SAW. ;

3
Al Ihsan : 3377 dan al Muntaqa min at Targhib : 1805.
4
Ibid. Al Ihsan
5
HR. Muttafaq ‘alaih, sepakat perawi hadist.
Artinya, Tidak tergolong umatku, yang tidak menghormati yang tua dan tidak
mengasihi yang muda dan tidak pula mau mengarifi pandangan-pandangan orang
berilmu diantara kami.6

Orang tua ditengah keluarga sangat dituntut bertingkah laku contoh (uswah hasanah)
dengan menjauhi sikap tercela dan selalu mengajak kepada kebaikan, sesuai sabda Rasul
SAW;

Artinya, Barangsiapa yang menyunnahkan suatu sunnah yang baik di dalam Islam,
maka dia mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkan sesudahnya,
tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.7

Ingatlah pesan Rasulullah SAW ;


‫ ومن احب عبدا ل يحبه‬,‫ من كان ال ورسوله احب اليه مما سواهما‬: ‫ثلث من كن فيه وجد طعم اليمان‬
‫ ومن يكره ان يعود فى الكفر بعد ان انقذه ال منه‬,‫ال ال‬
.‫كما يكره ان يلقى فى النار‬
Artinya, Ada tiga perkara, yang barangsiapa terdapat pada dirinya, dia akan
merasakan lazatnya iman: Orang yang mencintai Allah dan RasulNya lebih daripada
selain keduanya, orang yang mencintai seorang hamba hanya karena Allah, dan orang
yang benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya
sebagaimana dia benci untuk dilempar ke dalam neraka. (H.R. Imam Bukhari, Muslim,
Tarmizi dan Nasa’I).

Maka ada kewajiban kita untuk selalu memberi ingat kepada genarasi pengganti kita
untuk selalu merebut sukses hidup di dunianya dan seiring dengan persiapan akhirat
mereka.

‫ت ِلغَد‬
ْ َ‫ظرْ نَفْسٌ مَا َقدّم‬
ُ ْ‫لّ َولْتَن‬
َ ‫ن ءَامَنُوا اتّقُوا ا‬
َ ‫يَاأَ ّيهَا اّلذِي‬
Artinya, Wahai orang yang beriman, hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah, dan
hendaklah setiap diri merenungkan apa yang telah dilakukannya untuk hari esok (hari
akhiratnya) (QS.al Hasyr : 18).

Rasul juga bersabda,


‫مثل الذي يذكر ربه والذي ليذكر ربه مثل الحي والميت‬

6
HR. Imam Ahmad.
7
HR.Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Nasa’I, dan Ibnu Majah dari Jarir (Shahih al Jami’ ash Shaghir :
6305)
Artinya, Perbandingan antara orang yang mengingat tuhan dengan yang tidak mau
mengingat tuhannya, sama seperti perumpamaan antara orang yang hidup dan yang
mati (HR. Imam Bukhari, Shahih al Bukhari, Kitab Ad Da’wat).

Lazimkanlah selalu berdo’a dengan kalimat yang diajarkan Rasulullah SAW;

Artinya, Ya Allah, aku memohon kepada MU, kesederhanaan (hemat) baik ketika dalam
keadaan fakir ataupun keadaan kaya (HR.Nasa’I dan Hakim dari Ammar bin Yassir, lihat
Shahih ash Shaghir : 1301)

Artinya, Ya Allah, aku bermohon kepada MU petunjuk (hidayah), taqwa dan kesucian
diri dan kekayaan (HR.Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Ibnu Mas’ud RA, Shahih
Jami’ Ash Shaghir : 1301)

‫الهي انت‬ ; Ingat selalu do’a munajat


‫مقصودي ورضاك مطلوبي‬
!Ya Allah, Ya Tuhanku
Engkaulah tujuan hidup dan matiku
dan keredhaan-Mu adalah yang ku cari

PEREMPUAN (Kawi) menyimpan arti pemimpin (raja), orang pilihan, ahli, yang
pandai, pintar dengan segala sifat keutamaan yang lain (lihat:KUBI).
Alquran menyebut perempuan dengan Annisa' atau Ummahat sama dengan ibu, atau
"Ikutan Bagi Umat" dan tiang suatu negeri.8 Sunnah Nabi menyebutkan khair mata'iha al
mar’ah shalihah artinya perhiasan paling indah adalah perempuan saleh (artinya perempuan
yang tetap pada peran dan konsekwen dengan citranya). Tafsir Islam tentang kedudukan
perempuan menjadi konsep utama keyakinan Muslim bermu’amalah. Alquran
mendudukkan perempuan pada derajat sama dengan jenis laki-laki di posisi azwajan atau
pasangan hidup.9
BUDAYA MINANGKABAU menyebutkan ;
”Adopun nan di sabuik parampuan, tapakai taratik dengan sopan, mamakai baso jo
basi, tahu di ereang jo gendeang, mamakai raso jo pareso, manaruah malu dengan
sopan, manjauhi sumbang jo salah, muluik manih baso katuju, kato baiak kucindan
murah.

8
Bila Annisa'-nya baik, baiklah negeri itu, dan kalau sudah rusak, celakalah negeri itu (Al Hadits). Kaidah
Alqurani menyebutkan, Nisa'-nisa' kamu adalah perladangan (persemaian) untukmu, kamupun (para lelaki)
menjadi benih bagi Nisa'-nisa' kamu. Kamu dapat mendatangi ladang-ladangmu darimana (kapan saja).
Karena itu kamu berkewajiban menjaga anfus (diri, eksistensi dan identitas) sesuai perintah Qaddimu li
anfusikum, dengan selalu bertaqwa kepada Allah (Q.S.2:23).
9
lihat Q.S.16:72, 30:21, 42:11
Pandai bagaua samo gadang, hormat kapado ibu bapo, khidmat kapado urang tuo-
tuo, labiah kapado pihak laki-laki. Takuik kapado Allah, manuruik parentah
Rasulullah. Tahu di korong dengan kampuang, tahu di rumah dengan ranggo, tahu
manyuri mangulindan, takuik di budi katajua, malu di paham ka tagadai, tahu di
mungkin dengan patuik, malatakkan sasuatu pado tampeknyo, tahu ditinggi randah,
baying-bayang sapanjang badan, bulieh ditiru dituladan, kasuri tuladan kain, kacupak
tuladan batuang, maleleh buliaeh dipalik, manitiak bulieh ditampuang, satitiak bulieh
dilauikkan, sakapa dapek digunuangkan, iyo dek urang di nagari”, demikian tempat
perempuan pada posisi peran dengan sebutan;
orang rumah (hiduik batampek, mati bakubua, kuburan hiduik dirumah gadang, kuburan
mati ditangah padang),
induak bareh (nan lamah di tueh, nan condong di tungkek, ayam barinduak, siriah
bajunjuang),
pemimpin (tahu di mudharat jo manfaat, mangana labo jo rugi, mangatahui sumbang jo
salah, tahu di unak kamanyangkuik, tahu di rantiang ka mancucuak, ingek di dahan ka
mahimpok, tahu di angin nan basiruik, arih di ombak nan basabuang, tahu di alamat kato
sampai),
Artinya perempuan Minang sangat arif, mengerti dan tahu dengan yang pantas dan
patut, menjadi asas utama masyarakat Minang dengan sebutan bundo karena umumnya
perempuan sangat menjaga martabat nya,
(1). Hati-hati (watak Islam khauf), ingek dan jago pado adat, ingek di adat nan ka rusak, jago
limbago nan kasumbiang,
(2). Yakin kepada Allah (iman bertauhid), jantaruah bak katidiang, jan baserak bak amjalai,
kok ado rundiang ba nan batin, patuik baduo jan batigo, nak jan lahie di danga urang.
(3). Perangai berpatutan (uswah istiqamah), maha tak dapek di bali, murah tak dapek
dimintak, takuik di paham ka tagadai, takuik di budi katajua,
(4). Kaya hati (Ghinan nafs), sopan santun hemat dan khidmat,
(5). Tabah (redha), haniang ulu bicaro, naniang saribu aka, dek saba bana mandatang,
(6). Jimek (hemat tidak mubazir), dikana labo jo rugi, dalam awal akia membayang, ingek di
paham katagadai, ingek di budi katajua, mamakai malu dengan sopan.
Dalam ungkapan sehari-hari, perempuan Minang disebut pula padusi artinya padu
isi dengan lima sifat utama; (a). benar, (b).jujur lahir batin, (c). cerdik pandai, (d). fasih
mendidik dan terdidik, (e). bersifat malu (Rarak kalikih dek mindalu, tumbuah
sarumpun jo sikasek, kok hilang raso jo malu, bak kayu lungga pangabek. Anak urang
Koto Hilalang, Handak lalu ka Pakan Baso, malu jo sopan kalau lah hilang, habihlah
raso jo pareso), artinya didalam kebenaran Islam, al hayak nisful iman = malu adalah
paruhan dari Iman.
Falsafah hidup beradat mendudukkan perempuan Minang menjadi bundo
kandung, limpapeh rumah nan gadang, umbun puro pegangan kunci, umbun puruak
aluang bunian, hiasan di dalam kampuang, sumarak dalam nagari, nan gadang basa
batauah, kok hiduik tampek ba nasa, kalau mati tampek ba niaik, ka unduang-unduang
ka madinah, ka payuang panji ka sarugo.
Ungkapan ini amat jelas mendudukkan kokohnya perempuan Minang pada posisi
sentral, menjadi pemilik seluruh kekayaan, rumah, anak, suku bahkan kaum, dan
kalangan awam di nagari dan taratak menggelarinya dengan “biaiy, mandeh”,
menempatkan laki-laki pada peran pelindung, pemelihara dan penjaga harta dari
perempuan-nya dan anak turunannya. Dalam siklus ini generasi Minang lahir bernasab
ayah (laki-laki), bersuku ibu (perempuan), bergelar mamak (garis matrilineal),
memperlihatkan egaliternya suatu persenyawaan budaya dan syarak yang indah.(2)
PESAN RASULULLAH SAW menyebutkan perempuan dengan, an nisak ‘imadul
bilaad, idza shaluhat shaluhal bilaad kulluhu, wa idza fa sadat, fa-sadatil bilaad
kulluhu . Artinya kaum ibu itu adalah tiang utama dalam nagari, kalau mereka baik akan
baiklah seluruh nagari, dan kalau mereka rusak maka binasalah seluruh nagari.
Ananda Yesi, tugas seorang ibu rumah tangga tidak sekedar menyiapkan makanan
dan minuman, tetapi lebih dari itu. Menjadi sumber dari sakinah yakni bahagia dan
ketenangan. Di Ranah Minang kaum perempuan menduduki posisi yang utuh dan
mulia, seperti disebutkan dalam kata pepatah, Disini di tuntut bersifat kreatif, ulet, tabah,
sabar dan mampu menghidangkan keindahan dalam rumah tangga. Ingatlah pesan Nabi
SAW,

Allah itu indah dan sangat menyenangi keindahan


Hati-hati mengambil tempat berpijak. Setiap langkahmu selalu di intai kerikil-kerikil
tajam. Hati-hati bila bertemu yang pahit, jangan cepat-cepat di muntahkan, dan tidak
selamanya yang manis mesti segera di telan.
“Barangkali ananda tidak menyukai sesuatu, padahal sebenarnya dibalik itu ada
baiknya untukmu. Dan mungkin saja di balik yang ananda sukai ada kerugian untukmu.
Allah semata yang tahu, dan kamu tidak mengetahui rahasia sesungguhnya – di sebalik
satu kejadian--.”
Begitu satu kearifan syara’ mangato dalam Kitabullah. 10 Yang perlu di ingat, jangan
cepat berputus asa.
Riak jo galombang adolah permainan lauik.
Bagisia sampan jo pandayuang adaik nan alah biaso.
Usah rusuah jo putuih aso.
Kandalikan kamudi elok-elok nak ja-an ma-antak karang.
Kok itu nan sampai ta jadi, karam sampan karam nakodo, karamlah rumah tanggo
ananda baduo.
Yang sebaiknya dilakukan adalah, Mintalah pertolongan kepada Allah dengan
shabar dan shalat.
Sesuai pesan Rasulullah SAW, Apabila dikau memerlukan sesuatu mintalah kepada
Allah. Dan bila engkau memerlukan pertolongan mintalah pertolongan kepada Allah.
Jangan meminta kepada segala yang di keramatkan, kuburan ataupun jimat, apalagi
kepada paranormal yang banyak pula tidak normal. Akibatnya ananda berdua bisa
terseret mensyarikatkan Allah, ujung-ujungnya doamu tidak akan di kabulkan Allah.
Syaratnya, yang lima waktu jangan engkau lalaikan apalagi di tinggalkan.
Doamu akan di nilai dari sini !!!.
Allah tidak akan memperhatikan permintaan seorang hamba jika hamba itu tidak
mau memenuhi kehendak tuhannya.
“Aku tidak akan memperhatikan apa yang menjadi hak hamba-Ku, sebelum ia
memenuhi kewajibannya kepada Ku”. (Hadist Qudsi).
Ananda Yesi, dalam adat nan basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, pegangan
seorang istri muslimah adalah ;
1). Hendaklah pakaian menutup aurat bila keluar rumah dan bepergian sesuai adat
mamakai raso jo pareso, mampunyai malu dengan sopan. Kitabullah menyebutkan
perintah Allah,

10
QS.2, al Baqarah : 216.
”Wahai Nabi, sampaikan kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu serta
istri orang yang beriman, hendaklah bila mereka berpakaian menutupi seluruh
tubuh mereka”.11
2). Jangan berkata keras, apalagi bersikap kasar membangga diri, bagaikan di kacak
batih bak batih, di kacak langan bak langan yang di arahkan kepada suami
junjungan diri.
3). Apabila ingin menyampaikan sesuatu kepada suami, carilah waktu dan saat yang
tepat.
4). Jangan menolak panggilan atau suruhan suami kepada yang baik. Bahkan jangan
berpuasa sunat tanpa seizin suami (kecuali puasa yang wajib).
5). Jangan berpergian meninggalkan rumah tanpa seizin suami.
6). Jangan berhias berlebih-lebihan hanya untuk di lihat orang lain, lupa berbenah diri
bila suami pulang ke rumah.
7). Jangan menerima tamu laki-laki kalau bukan keluarga sendiri (muhrim) di saat
suami tidak di rumah.
8). Simpanlah rahasia rumah tangga ananda berdua dengan baik. Karena menceritakan
rahasia rumah tangga, sungguh satu aib besar.
Larangan-larangan ini, pertanda kuat budi dan malu. Syarak mengajarkan al hayaa-
u nisful-iman. Artinya “malu adalah setengah dari iman”.

Fatwa adat kita di Ranah Minang menyebutkan,


Dek ribuik rabahlah padi, di cupak Datuak Tumangguang.
Hiduik kalau indak ba budi, duduak tagak kumari tangguang.
Rarak kalikih dek mandalu, tumbuah sa rumpun di tapi tabek,
Kok hilang raso jo malu, bak umpamo kayu lungga pangabek.
Kuaik rumah karano sandi, rusak sandi rumah binaso,
Kuaik bangso karano budi, rusak budi hancua-lah bangso.
Seterusnya ananda Yesi, budi dan malu itulah pakaian bundo kanduang, limpapeh
rumah nan gadang, umbun puro pegangan kunci, hiasan di dalam kampuang, sumarak
dalam nagari, nan gadang basa batauah, kok hiduik tampek ba nasa, kalau mati tampek
ba niaik, ka unduang-unduang ka tanah suci, ka payuang panji ka sarugo.
Maknanya menjadi tiang rumah yang besar, menjadi umbun puro pegangan kunci,
menjadi perhiasan kampung dan semarak nagari, menjadi ikutan yang bertuah, tempat
bernazar bagi anak turunan di masa hidup, menjadi tempat berniat di kala mati telah
menjemput, menjadi teman ke tanah suci dan pengganti payung ke sorga, al jannatu
tahta aqdamil ummahaat, sorga terletak di bawah telapak kaki ibu.
Akhirnya Ananda Yesi, ingatlah selalu pesan Rasulullah SAW, “Seorang istri yang
taat melakukan shalat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga diri
(kehormatan faraj-nya), setia kepada suaminya, -- dia akan di masukkan ke dalam
sorga dari pointu mana saja yang dia ingini”.12
Alangkah mulia dan tingginya penghargaan Allah SWT bagi seorang istri, bila ia
dapat melakukan empat macam ibadah di tambah dengan ibadah-ibadah lainnya yang
cukup banyak. Bila mau mengamalkannya.

Nasihat bagi Muslimah:


Cara Memanfaatkan Waktu
11
QS. Al Ahzab, ayat 59.
12
Hadist dari Anas bin Malik.
Bila waktu tidak digunakan dengan baik maka akan terbuang untuk
perkara yang sia-sia. Semua orang merasakan hal itu. Maka jika
seseorang tidak mengisi waktunya dengan kebaikan, ia akan
menghabiskan waktunya untuk kejelekan. Orang yang tidak
mengambil faedah dari waktu mereka, menyia-nyiakannya untuk
perkara yang merugikan, maka waktunya itu akan menjadi padang
rumput bagi syetan-syetan yang senantiasa membolak-balikkannya
dalam kesesatan. Na'udzubillah.

Orang-orang yang sadar akan cepatnya waktu berlalu, mereka adalah


orang-orang yang mendapatkan taufik dari Allah sehingga waktu
mereka benar-benar bermanfaat.

Dari Abdullah Ibnu Mas'ud z bahwasanya dia berkata, "Tidaklah aku


menyesali sesuatu, seperti penyesalanku atas suatu hari yang berlalu dengan
terbenamnya matahari, semakin berkurang umurku tetapi tidak bertambah
amalanku."

Maka perlu Anda ketahui beberapa hal wahai ukhti muslimah tentang
bagaimana memanfaatkan waktumu:

1. Membaca bacaan yang bermanfaat


Wahai ukhti muslimah, hendaklah engkau memperbanyak
membaca Al-Qur'anul Karim dan menghafal serta
mendengarkannya. Rasul saw bersabda, "Orang yang
membaca Al-Qur'an sedang dia terbata-bata dalam membacanya
serta kesulitan dalam membacanya maka dia mendapatkan dua
pahala, sedangkan orang yang membaca dengan mahir maka dia
bersama para penulis kitab (malaikat) yang mulia lagi berbakti."
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
2. Berdzikir kepada Allah
Ini adalah amalan yang mudah, setiap orang mampu
melakukannya, baik orang kaya maupun miskin, orang yang
berilmu maupun jahil, orang merdeka atau budak, laki-laki
maupun wanita, besar ataupun kecil. Wahai ukhti muslimah,
hendaknya engkau berdzikir kepada Allah dalam setiap
keadaan, dan jadikanlah berdzikir sebagai amalan yang
mengisi hari-harimu, lebih-lebih lagi hal itu merupakan
amalan yang amat mudah engkau lakukan. Rasulullah saw
telah mengabarkan perbedaan antara orang yang berdzikir
kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir, seperti
perbedaan antara orang yang hidup dan orang yang mati.
Sabda Rasul, "Barangsiapa yang bangun di malam hari kemudian
mengucapkan, "Laa ilaaha wahdahu laa syariika lah, lahul mulku
wa lahul hamdu bi yadihil khair yuhyi wa yumiitu wa Hua ala
kulli syai'in qadiir, subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha
illallah wallaahu akbar wa laa haula walaa quwwata illa billah."
Kemudian dia berdo'a, "(Ya Allah ampunilah aku) niscaya akan
diterima do'anya. Dan jika dia berwudhu (untuk shalat) niscaya
diterima shalatnya". (HR. Al-Bukhari).
3. Mendidik anak-anak
Wahai ukhti muslimah, mendidik anak-anak merupakan
tanggung jawab yang agung, tugas itu merupakan tanggung
jawab yang besar bagimu. Karena laki-laki lebih banyak
kesibukannya daripada wanita dan lebih sedikit tinggal di
rumah. Adapun seorang ibu lebih dekat kepada anak-
anaknya dan lebih banyak di rumah.
4. Memerintahkan kepada yang ma'ruf dan melarang dari yang
mungkar Dari Abu Said Al-Khudri z dia berkata, "Aku telah
mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Barang-siapa di antara
kalian melihat kemungkaran hendaklah dia mengubah dengan
tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisan (nasihat).
Dan jika tidak mampu maka hendaklah meng-ubahnya dengan hati
(tidak senang dengan kemungkaran itu) dan itulah selemah-lemah
iman'." (HR. Muslim).

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan wanita muslimah dalam


menjaga waktunya:

1. Hendaklah dia senantiasa merasa diawasi Allah Ta'ala dan


takut kepadaNya. Seorang wanita muslimah yang merasa
diawasi oleh Allah I, takut kepadaNya dan merasa takut
akan hukumanNya serta mengharapkan pengampunanNya
tidak mungkin menyia-nyiakan waktunya tanpa faedah,
bahkan dia lebih semangat untuk mengoreksi dirinya setiap
saat.
2. Wanita muslimah hendaklah mengetahui waktu dan tempat
yang mempunyai keutamaan. Wanita muslimah perlu
mengambil faedah, dengan mengetahui waktu-waktu dan
tempat-tempat yang mempunyai keutamaan. Misalnya,
kapan dilipatganda-kannya pahala setiap amalan. Di
antaranya adalah sepertiga akhir malam. Ia merupakan
waktu yang utama dan waktu dikabulkannya do'a.
3. Wanita muslimah hendaknya mengetahui kewajiban-
kewajibannya. Di antaranya kewajiban kepada Rabb-nya,
kewajiban kepada orang tuanya, kewajiban kepada
suaminya, kewajiban terhadap anaknya, kewajiban terhadap
kaum kerabatnya, kewajiban terhadap tetangga, kewajiban
terhadap saudara dan temannya, dan kewajiban terhadap
masyarakatnya.

Wanita muslimah harus mendirikan shalat lima waktu


tepat pada waktunya. Tidak melalaikan waktu-waktu
shalat tersebut karena disibukkan pekerjaan-pekerjaan
rumah tangga, atau tugas sebagai ibu dan istri. Sebab
shalat merupakan tiang agama, siapa yang
menegakkannya berarti dia menegakkan agama, dan siapa
yang meninggalkan-nya berarti dia telah merobohkan
agama. Shalat merupakan amal yang paling utama.
Diriwayatkan Abdullah bin Mas'ud z dia berkata, "Aku
bertanya kepada Rasulullah saw, apakah amal yang paling
utama?" Beliau menjawab, "Shalat tepat pada waktunya." Aku
bertanya, kemudian apa lagi? Beliau menjawab, "Berbakti
kepada orang tua." Aku bertanya, kemudian apa lagi? Beliau
menjawab, "Jihad di jalan Allah." (Muttafaq Alaih).

Wanita muslimah yang taat tidak merasa cukup hanya


melaksanakan shalat wajib lima waktu, tetapi juga
melaksanakan shalat-shalat sunnah rawatib dan nawafil
(sunnah secara mutlak), sesuai dengan kesempatan dan
kesanggupannya, seperti shalat dhuha dan shalat tahajud.
Sebab shalat-shalat sunah ini dapat mendekatkan hamba
kepada Rabb-nya, mendatangkan kecintaan Allah dan
ridhaNya, menjadikannya termasuk orang-orang yang
shalih, taat dan beruntung. Sabda Rasulullah saw dalam
sebuah hadist qudsy Allah berfirman, "Hambaku senantiasa
mendekatkan diri kepadaKu dengan melaksanakan shalat-shalat
nafilah hingga Aku mencintainya. Jika Aku sudah
mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya, dengannya
dia mendengar, Aku menjadi penglihatannya, dengannya dia
melihat, Aku menjadi tangannya, dengannya dia bertindak, Aku
menjadi kakinya, dengannya dia berjalan. Jika dia memohon
kepadaKu maka Aku benar-benar akan memberinya dan Jika dia
meminta perlindungan kepadaKu maka Aku benar-benar akan
melindunginya". (HR.Al-Bukhari). Dan hal-hal lain yang
merupakan kewajiban seorang wanita muslimah, dan
jangan lupa memohon taufik kepada Allah untuk
merealisasikan semua itu!

4. Hendaklah seorang wanita muslimah memilih majlis yang


baik. Seorang manusia sesuai tabiatnya tidak mungkin hidup
sendiri bahkan dia harus mempunyai teman duduk, dan
yang paling ideal adalah teman duduk yang mempunyai
akhlak yang mulia. Sebagaimana sabda Nabi, "Sesungguhnya
perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk adalah
seperti pembawa minyak wangi dengan seorang pandai besi". (HR.
Al-Bukhari dan Muslim).

Mudah-mudahan Allah Taala memberi kekuatan kepada kita agar


senantiasa dapat menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Amin
Maraji: Kaifa Taqdhi Al-Maratul Muslimah Waqtaha: Sulaiman Ibnu
Muhammad, Risalah Ila Kulli Muslim: Abdullah Ibnu Jarullah Ibrahim
Al-Jarullah, Syakhshiyah Al-Mar'ah Al-Muslimah: Dr. Muhammad Ali
Al-Hasyimy dan Hadits Arba'in An-Nawawi. (Ummu Abdillah).
"Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang
beriman
kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menuaikan
zakat
dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah
orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat
petunjuk "( QS; 9:18)

Allah -- Khaliqul 'alam -- yang telah menciptakan alam semesta dengan


sempurna, tidak ditemui di dalamnya sesuatu yang percuma (QS. 3, Ali 'Imran,
ayat 191), di didik Nya dan diaturnya alam semesta dengan satu aturan langgeng
sesuai dengan fithrah (kejadian) yang tetap (QS. 30, Ar Rum, ayat 30) dengan satu
perangkat natuur-wet (undang-undang alami) yang lebih di kenal dengan
sunnatullah. Tidak dibiarkannya alam itu berjalan sendiri-sendiri, supaya satu
sama lain tidak terjadi perbenturan. Begitulah hakekatnya kandungan nilai-nilai
pendidikan yang diikat kokoh oleh kasih dan sayang (Ar-Rahmah dan
Ar-Rahim).
Akhirnya, dari Allah semua ini datang dan terjadi, kepada Nya jua semua
akan menghadap. Maka makhluk -- terutama manusia -- dengan pengetahuan
keyakinan (haqqul yaqin) tentang Khaliq (Allah) dan makhluk (alam mayapada)
ini, akan bertumbuh menjadi pribadi-pribadi yang kokoh (exist) dalam karakter
teguh (istiqamah, konsisten) dan tegar (shabar, optimis) dalam menempuh
hidup. Rohaninya (rasa, fikiran, dan kemauan) terbimbing oleh keyakinan agama
(hidayah iman), serta jasmaninya (gerak, amal perbuatan) terbina oleh
aturan-aturan agama (syari'at Kitabullah dan Sunnah Rasulullah). Begitulah satu
perilaku kehidupan menurut mabda' (konsep) Al Qur'an, bahwa makhluk di
ciptakan dalam kerangka pengabdian kepada Khaliq (QS. 51, Adz Dzariyaat, ayat
56). Maka kehadiran Muhammad Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam
senantiasa memberi ingat manusia supaya jangan terperangkap dengan
kebodohan dan kelalaian sepanjang masa. Manusia adalah makhluk pelupa (Al
Hadist).
Manusia hidup dengan budaya, memiliki keyakinan dengan satu ajaran
(norma agama) -- Kita tidak bicarakan agama-agama dalam konsep manusia
(menurut alam fikiran semata). Tetapi, meninjau manusia dari sudut pandang
Islam --. Dengan asumsi bahwa sebagai Muslim tentu lebih berhak bicara tentang
Islam, seiring dengan pokok keyakinan Al Qur'an mendiskripsikan Islam adalah
agama disisi Allah (QS. Ali 'Imran, 19). Islam adalah agama yang kamal, sempurna
merupakan nikmat yang lengkap, dan agama yang di redhai (QS. Al Maidah, 3) mencari
agama selain Islam tidak akan diperkenankan oleh Allah, di dunia dan akhirat merugi.
(QS. Ali 'Imran, 85).
Islam sebagai agama wahyu, mengalami penyempurnaan sejak Nuh AS
terus menerus hingga Muhammad Shallallahu 'alaihi Wa Sallam, agar manusia
menegakkan Islam yang benar itu. Selalu ditemui yang tidak menerima keesaan
Allah (musyrik, paganisme atheis) sulit menerima ajaran Islam. Hanya Allah yang
bisa membimbing ummat manusia kepada hidayah Islam (QS. Asy Syu'ara, 13).
Nabi Muhammad pun menyebutkan bahwa hanya sebuah bata terakhir dari
bangunan indah yang telah disusun para rasul terdahulu, dan jika beliau tidak ada maka
bangunan indah itu tak kunjung selesai (Al Hadist). Penyempurnaan itu adalah
dengan hidayah Iman, Al Qur'an dan agama yang haq yakni Islam (QS. Al Fath,
28).
Ummat Muslim, dibekali dengan satu toleransi yang tinggi, betapapun dia
tidak boleh memaksakan keyakinannya kepada orang lain yang masih belum mau
menerima kebenaran Islam (QS. Al Baqarah, 256). Seorang Muslim diperintah
berdada-lapang dalam menerima kenyataan bahwa ada saja orang yang fanatik
dengan ajaran-ajaran yang diterimanya turun temurun (QS. Al Kafiruun,6)
Namun sebagai Muslim, dia berkewajiban menda'wahkan Islam, dengan
menerapkan amar ma'ruf dan nahi munkar (QS. Ali 'Imran,104). Walaupun pada
awalnya belum akan diterima oleh seluruh ummat manusia, tetapi setidaknya
mereka mendapatkan nilai pembanding. Islam adalah agama teruji dan terpuji.
Tindakan amar ma'ruf nahi munkar, diterapkan mulai dari diri sendiri.
Satu celaan besar bila hanya menyeru/menyuruh, kemudian mengabaikan (QS.
Al Baqarah, 44), dan (QS. Ash- Shaf, 3). Amar ma'ruf nahi munkar sebagai tiang
kemashlahatan bagi kehidupan ummat manusia, di dasari dengan Iman billah
(QS. Ali 'Imran, 110) sehingga tercipta satu bangunan ummat yang berkualitas
(khaira ummah).
Kewajiban asasi setiap insan adalah menjaga dirinya dan keluarganya
dari bencana atau api neraka (QS. At Tahrim, 6).
Alangkah sistematiknya hidayah Al Qur'an, karena tidak diturunkan
dalam bentuk pengelompokkan masalah. Tetapi tidak satu problema
kehidupanpun yang tidak terakomodasi di dalamnya. Sistematika Al Qur'an,
terlihat dalam kerangka universalitasnya (syumul), yang dengannya Al Qur'an
mampu menjawab setiap tantangan dalam sebarang zaman (QS. Al Baqarah, 2
dan 23). Namun yang berkemampuan menerima/menjalankan petunjuk Al
Qur'an hanyalah yang bertaqwa (memelihara diri) juga. Masih ragukah kita
dengan Al Qur'an sebagai hidayah Islam ?

***

KELUARGA ADALAH INTI MASYARAKAT

Kehadiran manusia kepermukaan bumi melalui satu legalitas yang


disebut "keluarga". Keluarga di bangun oleh insan berbeda jenis tapi setaraf
dalam martabat -- martabat kemanusiaan --.
Pembentukan satu keluarga di dalam Islam di mulai dengan satu
"contract sosial", di sebut "'aqad nikah", di awali dengan kesediaan dua insan
berlain jenis mengikat diri dalam kehidupan yang dikenal sebagai "mu'asyarah
bil ma'ruf" atau hidup dengan ikatan hak-hak dan penunaian
kewajiban-kewajiban secara utuh dan optimal.
Di mulai dengan timbang terima dari generasi pendahulu (orang tua,
sebagai wali nasab) kepada generasi penerus (anak dan menantu). Aqad nikah
adalah ritual dan sakral.
Kedudukan lelaki adalah pelindung bagi wanita (qawwamuuna
'alan-nisaa'), karena secara lahiriyah dan bathiniyah (fisik dan mental) lelaki
memiliki kelebihan dan keutamaan, ( kekuatan badan, kesehatan fikiran,
keluasaan penalaran, kemampuan ekonomi, kecerdasan pikiran, ketabahan,
kesigapan) dan banyak sekali kelebihan yang di anugerahkan padanya (QS. An
Nisa' 34).
Wanita di tuntut menjadi -- mar'ah shalihah (=wanita/istri yang shaleh,
yang tidak hanya sekedar hangat /warm) tapi yang mampu menjaga diri,
memelihara kehormatan dan kepatuhan (qanitaat) dengan taat kepada Allah,
dan hafidzaatun lil ghaibi bimaa hafidzallahu (yakni memelihara kesucian faraj
di pembelakangan suami karena Allah telah memelihara mereka). Islam
menempatkan wanita demikian pada derajat mulia, sebagai tiang utama satu negeri
(Al Hadist). Dalam posisi seperti itu, tiada suatu keindahan yang bisa melebihi
perhiasan / penampilan "indahnya wanita- wanita shaleh" (Al Hadist). Menurut
kodratnya, wanita memiliki peran ganda, sebagai penyejuk hati dan pendidik utama.
Kondisi ini menyebabkan sorga terhampar dibawah telapak kaki wanita (ibu).
Didalam naungan Islam, para wanita memiliki kepribadian sempurna,
pergaulan ma'ruf dan ihsan, kasih sayang dan cinta, kelembutan dan
perlindungan, kehormatan dalam perpaduan hak dan kewajiban, antara lain
penghormatan terhadap :
(1). Hak kepribadian (a). Mempergauli dengan ma'ruf (QS.An- Nisa'4), (b).
menafkahi dengan kelapangan dan kemampuan (QS. At-Thalaq, 7), (c).
Menjaga rahasia yang amat karakteristik dari kepribadian wanita yang
amat rahasia selalu tetap dirahasiakan karena istri adalah pakaian suami
dan suami adalah pakaian istri (QS. Al Baqarah, 187), (d). Menghormati
nasab yang diterima dari bapaknya.
(2). Hak kepemilikan (a). Tak boleh menguasai harta istri, karena wanita
ada hak bagian dari harta peninggalan keluarganya (QS An Nisa' 7), (b).
Kewajiban menyerahkan mahar kepada istri dengan kerelaan (nihlah) (QS.
An Nisa' 4) mahar tidak boleh diambil lagi, tidak boleh dirampas oleh
keluarga (lihat Tafsirul Khazin, I : 477), (c). Haram mengeksploitasi wanita
untuk berbuat serong/pelacuran (QS. An Nuur, 33), (d). tidak boleh
menyulitkan wanita, (e). kewajiban memberikan hak-hak wanita secara
penuh (memberi makan, pakaian) menurut kemampuan, tidak boleh
memukul wajahnya, tidak boleh mencelanya, tidak boleh memisahkan dari
tempat tidurnya kecuali dalam rumah sendiri (HR. Abu Daud).
(3). Hak kewenangan mengatur sirkulasi ekonomi rumah tangga
"Jika seorang isteri memberikan infaq dari makanan rumahnya dengan tidak
menimbulkan kerusakan, dia akan mendapatkan pahala dari infaknya, sedangkan
suaminya juga mendapatkan pahala atas usahanya, dan bagi penyimpan juga
mendapatkan pahala. Sebahagian mereka tidak mengurangi bahagian yang lainnya
(HR. Muslim). Dengan demikian seorang wanita (istri) dapat
membelanjakan harta suaminya dengan tidak berlebihan, dan dalam hal
ini suami mendapatkan pahala dari Allah.

Karena itulah Rasulullah SAW bersabda;


"Apabila seorang isteri melaksanakan shalat lima kali (waktu), shaum (Ramadhan)
satu bulan penuh, memelihara kemaluan (farajnya), dan mentaati suaminya, akan
dikatakan kepadanya "UDKHULIL JANNATA MIN AYYIL- ABWAAB" artinya
"Masuklah kamu ke dalam syorga dari segala pintu" (HR. Ahmad).

***
PROFIL CINTA NIKMAT ALLAH

Sungguh Allah telah muliakan anak cucu Adam (manusia), membimbing


hidupnya di darat dan laut, diberikan keutamaan melebihi makhluk lainnya.
Diantaranya adalah "hidup berkeluarga" dan "nikmat cinta". Cinta
menghias hati. Cinta adalah gejolak jiwa, ghairah dan kasih sayang, merupakan
fithrah manusia.
Hikmah cinta sangat besar. Cinta senantiasa menghadapi ujian dan cobaan
berat dalam perjalanannya. Tak ada cinta tanpa rintangan.
Fenomena cinta yang melekat didalam jiwa manusia menjadi pendorong
ghairah hidup mencapai cita-cita.
Fenomena cinta, menjadi faktor utama bagi kelanjutan hidup manusia,
dalam kenal mengenal sesama. Cinta menjadi pengikat yang kuat dalam
hubungan antar keluarga, kerukunan masyarakat, mengasihi sesama yang
melahirkan keamanan dan persahabatan, ketentraman dan keselamatan.
Profil cinta dalam Islam adalah "Iman", cinta inilah anugerah Allah. Cinta
yang mengandung kejujuran dan hikmat. Cinta yang mengandung keadilan dan
amanat. Cinta yang hiasannya adalah iffah kesanggupan menahan diri supaya tak
terjerembab kepada yang mudharat sanggup mengalah semenit untuk menang
seumur hidup. Cinta yang diwarnai oleh syaja'ah = berani menempuh bahaya untuk
merebut suatu kemashlahatan, sanggup berakit ke hulu berenang ketepian.
Profil cinta seperti ini yang ditanamkan Islam sebagai sumbangan bagi
peradaban ummat manusia, agar manusia tidak bertungkus lumus dalam nafsu,
amarah dan kema'shiyatan, fatamorgana dan 'asyik ma'syuk.
Cinta adalah buah yang manis dari Iman.

Iqbal melukiskannya dalam untaian indah :


Cinta adalah penuntun kepala dan hati yang prima,
Tanpa cinta, aqidah dan hukum hanyalah berwujud tumpukan konsep
belaka;

:
(1). An-Nadwi, Abul Hasan Ali Al Husni, The Glory of Iqbal, Ed Indonesia.
Percikan Kegeniusan Dr. Moh. Iqbal. Jakarta, Integrita Press, 1985,
hal.140-1).
Kebenaran Khalil adalah cinta, Keteguhan hati Husen adalah cinta.
Di medan pertempuran hidup yang bengis, Badar dan Hunain adalah
cinta.
Tali cinta (mahabbah) dengan buhulan aqidah (mawaddah) dan kasih sayang
(rahmah), mempererat kesetiaan antara sesama, ke akraban dan keintiman.
Perasaan cinta yang ditanamkan Allah pada hati seorang menjalin ikatan keluarga
yang kuat dengan kasih sayang, menumbuhkan tanggung jawab dan saling
menolong, membina hubungan sosial antar bangsa dengan saling membantu,
membangun peradaban dan saling tukar informasi, ilmu pengetahuan, serta
mewujudkan kebahagiaan/kesejahteraan ummat manusia (sakinah).
Cinta sangat perlu dalam membentuk kemashlahatan individu dan
masyarakat.

Lihat Iqbal mengungkapkan :

Seluruh cinta adalah bagi Musthafa, akal tidak berarti apa- apa selain
bagi Abu Lahab.
Kadang kala ia berbuat dengan penipuan, kadangkala dengan kekuatan.
Asing adalah awal dari cinta, asing adalah akhirnya !
Di dunia pertempuran dan pemberontakan perpisahan lebih baik daripada
pertemuan. Di saat pertemuan matinya kerinduan, disaat perpisahan
bergejolaknya kerinduan.
Tatkala bertemua aku berani melemparkan kejapan mataku,
Kendatipun mataku yang tajam berada dalam riset sebuah dalih
Perpisahan adalah hangatnya kerinduan, perpisahan adalah gemparnya
keluh kesah.
Perpisahan adalah suatu penyelidikan waktu yang sangat baik, Perpisahan
adalah besarnya suatu titik.
Islam mengakui fenomena cinta yang melekat pada fithrah manusia.
Jadikanlah cinta yang penuh kasih sayang menjadi pendorong kearah kemajuan,
membina ketinggian peradaban manusia, menuju tempat kekal (Jannatun na'im).
Jadikan cinta kepada Allah dan Rasulullah serta jihad padanya diatas segala

:
(2). Iqbal, Zauq o-Syauq, Rasa dan Rindu) Ibid, An-Nadwi, hal. 144-5)
bentuk cinta. Inilah profil cinta dalam pandangan Islam.
Rasulullah SAW bersabda ;
Ada tiga hal yang barang siapa berada didalamnya, ia akan mendapatkan
lezatnya iman, (manisnya cinta) yaitu (1). hendaknya menjadikan Allah dan
RasulNya lebih dicintai dari yang lainnya, (2). hendaknya mencintai seseorang
hanya karena Allah, (3). hendaknya membenci kembali kepada kekufuran (setelah
diselamatkan dari kekafiran melalui hidayah Allah), sebagaimana ia tak suka di
lemparkan kedalam api neraka". (HR. Bukhari Muslim).
Konsekwensi cinta adalah pengorbanan. Buah cinta adalah penghambaan.
MAN AHABBA SYAI-AN FAHUA 'ABDUHU, yang sangat mencintai sesuatu,
berkenan di perbudak oleh yang dicintai itu.
Yang diperbudak nafsu adalah yang cintakan kesenangan syahwati,
memperturutkannya lepas kendali, akan hilanglah kehormatan dan kewibawaan
diri. Profil cinta anjlok ketingkat hewani. (QS. Al A'raf, 179).

Muslim wajib mengikatkan hatinya dengan tali cinta (mahabbah) kepada


Allah, membelenggu jiwa dengan perintah-perintah agama dan cintakan Sunnah
Rasulullah, dengan penuh ketaqwaan. Buah cinta terasa indah dan manis bermanfaat
untuk diri dan masyarakat, mendorong kepada kemajuan dan perkembangan,
menciptakan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan hidup kekal abadi di
akhirat.
Allahlah yang telah menumbuhkan cintamu dengan iman, menjadikan iman itu
indah dalam kalbumu serta dengan itu tertanam kebencianmu terhadap kekufuran,
kefasikan ataupun kedurhakaan. Itulah jalan orang- orang yang lurus (rasyidin, pintar)
sebagai karunia/keutamaan dari Allah dan ni'mat kasih sayang. Sungguh Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. Al Hujurat, 7-8).
Begitulah profil cinta dalam Islam, tanpa harus menjauhkan antara materiil
dan spirituil, tanpa memisah dunia dan akhirat, tanpa dikotomi antara aqidah dan
kehidupan. Tepat sebagaimana dinukilkan oleh seorang penyair (Syauqy Beyk) ;
QIF DUUNA RA'YIKA FIL- HAYAATI MUJAHIDAN
INNAL HAYATA AQIDATUN WA JIHAADU.
Berdirilah tegak memperjuangkan pendirian selama hidupmu, wahai para mujahid pemilih
mahabbatullah,
Sesungguhnya hayat ini, hanya berarti bila diisi, dengan pendirian dan perjuangan.
Ungkapan manis gugahan cinta. Allah turunkan wahyu Nya dengan
susunan indah menyentuh kalbu, hanya hati membatu jua tak tertembus tajamnya
mata panah cinta. INKUNTUM TUHIBBUNALLAH FATTABI'UNI
YUHBIBKUMULLAH, WAYAGHFIRLAKUM DZUNUBAKUM.
Manisnya cinta ada pada pendirian, perjuangan dana pengorbanan.
Semuanya hanya mungkin di tumbuhkan karena mahabbah kepada Allah
dan Rasulullah.
Bila Allah telah di tinggalkan,
kemanakah cinta akan dicari ??

ADA APA ABAD DUAPULUH SATU ?

Abad duapuluh satu, kata sebahagian para ahli adalah "abad yang sulit
ditebak, susah memperkirakannya, abad ditandai oleh tajamnya persaingan, dan
secara ekonomi disebut sebagai era pasar bebas, dampak logis dari meningkatnya
hasil produksi dan industri merupakan implementasi dari pengembangan iptek
dan kemajuan industri.
Islam tidak pernah menentang pengembangan iptek pada abad global,
karena ajaran Islam adalah ajaran yang global (untuk setiap orang dimana saja
dalam zaman apa saja).
Konsep dasar Islam tentang Iptek adalah konsep sikap terhadap sumber
alam sebagai ni'mat Allah yang wajib di syukuri oleh seluruh manusia penerima
ni'mat itu. Dengan sendirinya pengembangan iptek dengan seluruh
implementasinya tidak terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan yang abadi, harus
lebih integreted (terpadu) dan memihak kepada nilai-nilai ajaran Tuhan
Pengembangan iptek mengobah natural resources (hasil alam) bukan semata
pemenuhan kebutuhan materiil manusia, bahkan lebih jauh di balik itu adalah
kesejahteraan lahir dan kebahagiaan bathin. Untuk keselamatan hidup dunia dan

n
(3). Seminar Internasional ke VI - Mukjizat Al Qur'an dan Sunnah tentang
Iptek, Bandung, ICMI - IPTN - Sept 1994). Ir. AM. Luthfie, Tekhnologi
Untuk Manusia. (Makalah)
akhirat sesuai dengan motto Islam fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah, wa qinaa
'adzaban naar.
Konsep dasar Islam, merobah secara total pandangan terhadap
pengembangan iptek yang netral dan value- free dengan suatu konsep yang terang
dan indah, iptek berlandas Iman Taqwa.

Firman Allah mengingatkan ;

Tidakkah engkau perhatikan (hai manusia) bahwa telah Aku sediakan


bagimu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi !
Dan telah Aku sempurnakan ni'mat- Ku lahir dan bathin. Akan tetapi ada
diantara manusia ini yang mengingkarinya, karena tiadanya ILMU, tiadanya
HIDAYAH dan tiadanya KITAB YANG MEMBERIKAN JALAN YANG TERANG
(QS. 31, Luqman, 20).

Sebuah pertanyaan segera minta di jawab.


Apakah kita akan mengganti nilai-nilai ajaran yang kita yakini dan kita
anut (Islam) yang telah menghiasi sifat-sifat manusia beriman dan bertaqwa, dan
telah membuktikan peran laku dalam melaksanakan pembangunan
berkesinambungan (sustained growth), sepanjang sejarah yang telah dilalui, hanya
karena perubahan zaman dengan alasan "penyesuaian" ???
Wallahu a'lam bis-shawab.

Padang, Al Quds, Shafar 1418 H


Juni 1997 M
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM

TINJAUAN ISLAM
TENTANG PROFIL CINTA DAN RUMAH TANGGA
DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH
(PERSIAPAN MENGHADAPI DEKADE 2003
DAN ERA PASAR BEBAS)
Oleh : H. Mas'oed Abidin

ALHAMDULILLAHI RABBIL 'ALAMIN


Segala Puji Teruntuk bagi Allah, Rabbul 'alamin. Yang menjadikan 'alam
dan kemudian membina, membimbing dan mendidik 'alam semesta ini.
Allah -- Khaliqul 'alam -- yang telah menciptakan alam semesta dengan
sempurna, tidak ditemui di dalamnya sesuatu yang percuma (QS. 3, Ali 'Imran,
ayat 191), di didik Nya dan diaturnya alam semesta dengan satu aturan langgeng
sesuai dengan fithrah (kejadian) yang tetap (QS. 30, Ar Rum, ayat 30) dengan satu
perangkat natuur-wet (undang-undang alami) yang lebih di kenal dengan
sunnatullah. Tidak dibiarkannya alam itu berjalan sendiri-sendiri, supaya satu
sama lain tidak terjadi perbenturan. Begitulah hakekatnya kandungan nilai-nilai
pendidikan yang diikat kokoh oleh kasih dan sayang (Ar-Rahmah dan
Ar-Rahim).
Akhirnya, dari Allah semua ini datang dan terjadi, kepada Nya jua semua
akan menghadap. Maka makhluk -- terutama manusia -- dengan pengetahuan
keyakinan (haqqul yaqin) tentang Khaliq (Allah) dan makhluk (alam mayapada)
ini, akan bertumbuh menjadi pribadi-pribadi yang kokoh (exist) dalam karakter
teguh (istiqamah, konsisten) dan tegar (shabar, optimis) dalam menempuh
hidup. Rohaninya (rasa, fikiran, dan kemauan) terbimbing oleh keyakinan agama
(hidayah iman), serta jasmaninya (gerak, amal perbuatan) terbina oleh
aturan-aturan agama (syari'at Kitabullah dan Sunnah Rasulullah). Begitulah satu
perilaku kehidupan menurut mabda' (konsep) Al Qur'an, bahwa makhluk di
ciptakan dalam kerangka pengabdian kepada Khaliq (QS. 51, Adz Dzariyaat, ayat
56). Maka kehadiran Muhammad Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam
senantiasa memberi ingat manusia supaya jangan terperangkap dengan
kebodohan dan kelalaian sepanjang masa. Manusia adalah makhluk pelupa (Al
Hadist).
Manusia hidup dengan budaya, memiliki keyakinan dengan satu ajaran
(norma agama) -- Kita tidak bicarakan agama-agama dalam konsep manusia
(menurut alam fikiran semata). Tetapi, meninjau manusia dari sudut pandang
Islam --. Dengan asumsi bahwa sebagai Muslim tentu lebih berhak bicara tentang
Islam, seiring dengan pokok keyakinan Al Qur'an mendiskripsikan Islam adalah
agama disisi Allah (QS. Ali 'Imran, 19). Islam adalah agama yang kamal, sempurna
merupakan nikmat yang lengkap, dan agama yang di redhai (QS. Al Maidah, 3) mencari
agama selain Islam tidak akan diperkenankan oleh Allah, di dunia dan akhirat merugi.
(QS. Ali 'Imran, 85).
Islam sebagai agama wahyu, mengalami penyempurnaan sejak Nuh AS
terus menerus hingga Muhammad Shallallahu 'alaihi Wa Sallam, agar manusia
menegakkan Islam yang benar itu. Selalu ditemui yang tidak menerima keesaan
Allah (musyrik, paganisme atheis) sulit menerima ajaran Islam. Hanya Allah yang
bisa membimbing ummat manusia kepada hidayah Islam (QS. Asy Syu'ara, 13).
Nabi Muhammad pun menyebutkan bahwa hanya sebuah bata terakhir dari
bangunan indah yang telah disusun para rasul terdahulu, dan jika beliau tidak ada maka
bangunan indah itu tak kunjung selesai (Al Hadist). Penyempurnaan itu adalah
dengan hidayah Iman, Al Qur'an dan agama yang haq yakni Islam (QS. Al Fath,
28).
Ummat Muslim, dibekali dengan satu toleransi yang tinggi, betapapun dia
tidak boleh memaksakan keyakinannya kepada orang lain yang masih belum mau
menerima kebenaran Islam (QS. Al Baqarah, 256). Seorang Muslim diperintah
berdada-lapang dalam menerima kenyataan bahwa ada saja orang yang fanatik
dengan ajaran-ajaran yang diterimanya turun temurun (QS. Al Kafiruun,6)
Namun sebagai Muslim, dia berkewajiban menda'wahkan Islam, dengan
menerapkan amar ma'ruf dan nahi munkar (QS. Ali 'Imran,104). Walaupun pada
awalnya belum akan diterima oleh seluruh ummat manusia, tetapi setidaknya
mereka mendapatkan nilai pembanding. Islam adalah agama teruji dan terpuji.
Tindakan amar ma'ruf nahi munkar, diterapkan mulai dari diri sendiri.
Satu celaan besar bila hanya menyeru/menyuruh, kemudian mengabaikan (QS.
Al Baqarah, 44), dan (QS. Ash- Shaf, 3). Amar ma'ruf nahi munkar sebagai tiang
kemashlahatan bagi kehidupan ummat manusia, di dasari dengan Iman billah
(QS. Ali 'Imran, 110) sehingga tercipta satu bangunan ummat yang berkualitas
(khaira ummah).
Kewajiban asasi setiap insan adalah menjaga dirinya dan keluarganya
dari bencana atau api neraka (QS. At Tahrim, 6).
Alangkah sistematiknya hidayah Al Qur'an, karena tidak diturunkan
dalam bentuk pengelompokkan masalah. Tetapi tidak satu problema
kehidupanpun yang tidak terakomodasi di dalamnya. Sistematika Al Qur'an,
terlihat dalam kerangka universalitasnya (syumul), yang dengannya Al Qur'an
mampu menjawab setiap tantangan dalam sebarang zaman (QS. Al Baqarah, 2
dan 23). Namun yang berkemampuan menerima/menjalankan petunjuk Al
Qur'an hanyalah yang bertaqwa (memelihara diri) juga. Masih ragukah kita
dengan Al Qur'an sebagai hidayah Islam ?

***
KELUARGA ADALAH INTI MASYARAKAT

Kehadiran manusia kepermukaan bumi melalui satu legalitas yang


disebut "keluarga". Keluarga di bangun oleh insan berbeda jenis tapi setaraf
dalam martabat -- martabat kemanusiaan --.
Pembentukan satu keluarga di dalam Islam di mulai dengan satu
"contract sosial", di sebut "'aqad nikah", di awali dengan kesediaan dua insan
berlain jenis mengikat diri dalam kehidupan yang dikenal sebagai "mu'asyarah
bil ma'ruf" atau hidup dengan ikatan hak-hak dan penunaian
kewajiban-kewajiban secara utuh dan optimal.
Di mulai dengan timbang terima dari generasi pendahulu (orang tua,
sebagai wali nasab) kepada generasi penerus (anak dan menantu). Aqad nikah
adalah ritual dan sakral.
Kedudukan lelaki adalah pelindung bagi wanita (qawwamuuna
'alan-nisaa'), karena secara lahiriyah dan bathiniyah (fisik dan mental) lelaki
memiliki kelebihan dan keutamaan, ( kekuatan badan, kesehatan fikiran,
keluasaan penalaran, kemampuan ekonomi, kecerdasan pikiran, ketabahan,
kesigapan) dan banyak sekali kelebihan yang di anugerahkan padanya (QS. An
Nisa' 34).
Wanita di tuntut menjadi -- mar'ah shalihah (=wanita/istri yang shaleh,
yang tidak hanya sekedar hangat /warm) tapi yang mampu menjaga diri,
memelihara kehormatan dan kepatuhan (qanitaat) dengan taat kepada Allah,
dan hafidzaatun lil ghaibi bimaa hafidzallahu (yakni memelihara kesucian faraj
di pembelakangan suami karena Allah telah memelihara mereka). Islam
menempatkan wanita demikian pada derajat mulia, sebagai tiang utama satu negeri
(Al Hadist). Dalam posisi seperti itu, tiada suatu keindahan yang bisa melebihi
perhiasan / penampilan "indahnya wanita- wanita shaleh" (Al Hadist). Menurut
kodratnya, wanita memiliki peran ganda, sebagai penyejuk hati dan pendidik utama.
Kondisi ini menyebabkan sorga terhampar dibawah telapak kaki wanita (ibu).
Didalam naungan Islam, para wanita memiliki kepribadian sempurna,
pergaulan ma'ruf dan ihsan, kasih sayang dan cinta, kelembutan dan
perlindungan, kehormatan dalam perpaduan hak dan kewajiban, antara lain
penghormatan terhadap :
(1). Hak kepribadian (a). Mempergauli dengan ma'ruf (QS.An- Nisa'4), (b).
menafkahi dengan kelapangan dan kemampuan (QS. At-Thalaq, 7), (c).
Menjaga rahasia yang amat karakteristik dari kepribadian wanita yang
amat rahasia selalu tetap dirahasiakan karena istri adalah pakaian suami
dan suami adalah pakaian istri (QS. Al Baqarah, 187), (d). Menghormati
nasab yang diterima dari bapaknya.
(2). Hak kepemilikan (a). Tak boleh menguasai harta istri, karena wanita
ada hak bagian dari harta peninggalan keluarganya (QS An Nisa' 7), (b).
Kewajiban menyerahkan mahar kepada istri dengan kerelaan (nihlah) (QS.
An Nisa' 4) mahar tidak boleh diambil lagi, tidak boleh dirampas oleh
keluarga (lihat Tafsirul Khazin, I : 477), (c). Haram mengeksploitasi wanita
untuk berbuat serong/pelacuran (QS. An Nuur, 33), (d). tidak boleh
menyulitkan wanita, (e). kewajiban memberikan hak-hak wanita secara
penuh (memberi makan, pakaian) menurut kemampuan, tidak boleh
memukul wajahnya, tidak boleh mencelanya, tidak boleh memisahkan dari
tempat tidurnya kecuali dalam rumah sendiri (HR. Abu Daud).
(3). Hak kewenangan mengatur sirkulasi ekonomi rumah tangga
"Jika seorang isteri memberikan infaq dari makanan rumahnya dengan tidak
menimbulkan kerusakan, dia akan mendapatkan pahala dari infaknya, sedangkan
suaminya juga mendapatkan pahala atas usahanya, dan bagi penyimpan juga
mendapatkan pahala. Sebahagian mereka tidak mengurangi bahagian yang lainnya
(HR. Muslim). Dengan demikian seorang wanita (istri) dapat
membelanjakan harta suaminya dengan tidak berlebihan, dan dalam hal
ini suami mendapatkan pahala dari Allah.

Karena itulah Rasulullah SAW bersabda;


"Apabila seorang isteri melaksanakan shalat lima kali (waktu), shaum (Ramadhan)
satu bulan penuh, memelihara kemaluan (farajnya), dan mentaati suaminya, akan
dikatakan kepadanya "UDKHULIL JANNATA MIN AYYIL- ABWAAB" artinya
"Masuklah kamu ke dalam syorga dari segala pintu" (HR. Ahmad).

***
PROFIL CINTA NIKMAT ALLAH

Sungguh Allah telah muliakan anak cucu Adam (manusia), membimbing


hidupnya di darat dan laut, diberikan keutamaan melebihi makhluk lainnya.
Diantaranya adalah "hidup berkeluarga" dan "nikmat cinta". Cinta
menghias hati. Cinta adalah gejolak jiwa, ghairah dan kasih sayang, merupakan
fithrah manusia.
Hikmah cinta sangat besar. Cinta senantiasa menghadapi ujian dan cobaan
berat dalam perjalanannya. Tak ada cinta tanpa rintangan.
Fenomena cinta yang melekat didalam jiwa manusia menjadi pendorong
ghairah hidup mencapai cita-cita.
Fenomena cinta, menjadi faktor utama bagi kelanjutan hidup manusia,
dalam kenal mengenal sesama. Cinta menjadi pengikat yang kuat dalam
hubungan antar keluarga, kerukunan masyarakat, mengasihi sesama yang
melahirkan keamanan dan persahabatan, ketentraman dan keselamatan.
Profil cinta dalam Islam adalah "Iman", cinta inilah anugerah Allah. Cinta
yang mengandung kejujuran dan hikmat. Cinta yang mengandung keadilan dan
amanat. Cinta yang hiasannya adalah iffah kesanggupan menahan diri supaya tak
terjerembab kepada yang mudharat sanggup mengalah semenit untuk menang
seumur hidup. Cinta yang diwarnai oleh syaja'ah = berani menempuh bahaya untuk
merebut suatu kemashlahatan, sanggup berakit ke hulu berenang ketepian.
Profil cinta seperti ini yang ditanamkan Islam sebagai sumbangan bagi
peradaban ummat manusia, agar manusia tidak bertungkus lumus dalam nafsu,
amarah dan kema'shiyatan, fatamorgana dan 'asyik ma'syuk.
Cinta adalah buah yang manis dari Iman.

Iqbal melukiskannya dalam untaian indah :


Cinta adalah penuntun kepala dan hati yang prima,
Tanpa cinta, aqidah dan hukum hanyalah berwujud tumpukan konsep
belaka;
Kebenaran Khalil adalah cinta, Keteguhan hati Husen adalah cinta.

:
(1). An-Nadwi, Abul Hasan Ali Al Husni, The Glory of Iqbal, Ed Indonesia.
Percikan Kegeniusan Dr. Moh. Iqbal. Jakarta, Integrita Press, 1985,
hal.140-1).
Di medan pertempuran hidup yang bengis, Badar dan Hunain adalah
cinta.
Tali cinta (mahabbah) dengan buhulan aqidah (mawaddah) dan kasih sayang
(rahmah), mempererat kesetiaan antara sesama, ke akraban dan keintiman.
Perasaan cinta yang ditanamkan Allah pada hati seorang menjalin ikatan keluarga
yang kuat dengan kasih sayang, menumbuhkan tanggung jawab dan saling
menolong, membina hubungan sosial antar bangsa dengan saling membantu,
membangun peradaban dan saling tukar informasi, ilmu pengetahuan, serta
mewujudkan kebahagiaan/kesejahteraan ummat manusia (sakinah).
Cinta sangat perlu dalam membentuk kemashlahatan individu dan
masyarakat.

Lihat Iqbal mengungkapkan :

Seluruh cinta adalah bagi Musthafa, akal tidak berarti apa- apa selain
bagi Abu Lahab.
Kadang kala ia berbuat dengan penipuan, kadangkala dengan kekuatan.
Asing adalah awal dari cinta, asing adalah akhirnya !
Di dunia pertempuran dan pemberontakan perpisahan lebih baik daripada
pertemuan. Di saat pertemuan matinya kerinduan, disaat perpisahan
bergejolaknya kerinduan.
Tatkala bertemua aku berani melemparkan kejapan mataku,
Kendatipun mataku yang tajam berada dalam riset sebuah dalih
Perpisahan adalah hangatnya kerinduan, perpisahan adalah gemparnya
keluh kesah.
Perpisahan adalah suatu penyelidikan waktu yang sangat baik, Perpisahan
adalah besarnya suatu titik.
Islam mengakui fenomena cinta yang melekat pada fithrah manusia.
Jadikanlah cinta yang penuh kasih sayang menjadi pendorong kearah kemajuan,
membina ketinggian peradaban manusia, menuju tempat kekal (Jannatun na'im).
Jadikan cinta kepada Allah dan Rasulullah serta jihad padanya diatas segala
bentuk cinta. Inilah profil cinta dalam pandangan Islam.

:
(2). Iqbal, Zauq o-Syauq, Rasa dan Rindu) Ibid, An-Nadwi, hal. 144-5)
Rasulullah SAW bersabda ;
Ada tiga hal yang barang siapa berada didalamnya, ia akan mendapatkan
lezatnya iman, (manisnya cinta) yaitu (1). hendaknya menjadikan Allah dan
RasulNya lebih dicintai dari yang lainnya, (2). hendaknya mencintai seseorang
hanya karena Allah, (3). hendaknya membenci kembali kepada kekufuran (setelah
diselamatkan dari kekafiran melalui hidayah Allah), sebagaimana ia tak suka di
lemparkan kedalam api neraka". (HR. Bukhari Muslim).
Konsekwensi cinta adalah pengorbanan. Buah cinta adalah penghambaan.
MAN AHABBA SYAI-AN FAHUA 'ABDUHU, yang sangat mencintai sesuatu,
berkenan di perbudak oleh yang dicintai itu.
Yang diperbudak nafsu adalah yang cintakan kesenangan syahwati,
memperturutkannya lepas kendali, akan hilanglah kehormatan dan kewibawaan
diri. Profil cinta anjlok ketingkat hewani. (QS. Al A'raf, 179).

Muslim wajib mengikatkan hatinya dengan tali cinta (mahabbah) kepada


Allah, membelenggu jiwa dengan perintah-perintah agama dan cintakan Sunnah
Rasulullah, dengan penuh ketaqwaan. Buah cinta terasa indah dan manis bermanfaat
untuk diri dan masyarakat, mendorong kepada kemajuan dan perkembangan,
menciptakan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan hidup kekal abadi di
akhirat.
Allahlah yang telah menumbuhkan cintamu dengan iman, menjadikan iman itu
indah dalam kalbumu serta dengan itu tertanam kebencianmu terhadap kekufuran,
kefasikan ataupun kedurhakaan. Itulah jalan orang- orang yang lurus (rasyidin, pintar)
sebagai karunia/keutamaan dari Allah dan ni'mat kasih sayang. Sungguh Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. Al Hujurat, 7-8).
Begitulah profil cinta dalam Islam, tanpa harus menjauhkan antara materiil
dan spirituil, tanpa memisah dunia dan akhirat, tanpa dikotomi antara aqidah dan
kehidupan. Tepat sebagaimana dinukilkan oleh seorang penyair (Syauqy Beyk) ;
QIF DUUNA RA'YIKA FIL- HAYAATI MUJAHIDAN
INNAL HAYATA AQIDATUN WA JIHAADU.
Berdirilah tegak memperjuangkan pendirian selama hidupmu, wahai para mujahid pemilih
mahabbatullah,
Sesungguhnya hayat ini, hanya berarti bila diisi, dengan pendirian dan perjuangan.
Ungkapan manis gugahan cinta. Allah turunkan wahyu Nya dengan
susunan indah menyentuh kalbu, hanya hati membatu jua tak tertembus tajamnya
mata panah cinta. INKUNTUM TUHIBBUNALLAH FATTABI'UNI
YUHBIBKUMULLAH, WAYAGHFIRLAKUM DZUNUBAKUM.
Manisnya cinta ada pada pendirian, perjuangan dana pengorbanan.
Semuanya hanya mungkin di tumbuhkan karena mahabbah kepada Allah
dan Rasulullah.
Bila Allah telah di tinggalkan,
kemanakah cinta akan dicari ??

ADA APA ABAD DUAPULUH SATU ?

Abad duapuluh satu, kata sebahagian para ahli adalah "abad yang sulit
ditebak, susah memperkirakannya, abad ditandai oleh tajamnya persaingan, dan
secara ekonomi disebut sebagai era pasar bebas, dampak logis dari meningkatnya
hasil produksi dan industri merupakan implementasi dari pengembangan iptek
dan kemajuan industri.
Islam tidak pernah menentang pengembangan iptek pada abad global,
karena ajaran Islam adalah ajaran yang global (untuk setiap orang dimana saja
dalam zaman apa saja).
Konsep dasar Islam tentang Iptek adalah konsep sikap terhadap sumber
alam sebagai ni'mat Allah yang wajib di syukuri oleh seluruh manusia penerima
ni'mat itu. Dengan sendirinya pengembangan iptek dengan seluruh
implementasinya tidak terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan yang abadi, harus
lebih integreted (terpadu) dan memihak kepada nilai-nilai ajaran Tuhan
Pengembangan iptek mengobah natural resources (hasil alam) bukan semata
pemenuhan kebutuhan materiil manusia, bahkan lebih jauh di balik itu adalah
kesejahteraan lahir dan kebahagiaan bathin. Untuk keselamatan hidup dunia dan
akhirat sesuai dengan motto Islam fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah, wa qinaa

n
(3). Seminar Internasional ke VI - Mukjizat Al Qur'an dan Sunnah tentang
Iptek, Bandung, ICMI - IPTN - Sept 1994). Ir. AM. Luthfie, Tekhnologi
Untuk Manusia. (Makalah)
'adzaban naar.
Konsep dasar Islam, merobah secara total pandangan terhadap
pengembangan iptek yang netral dan value- free dengan suatu konsep yang terang
dan indah, iptek berlandas Iman Taqwa.

Firman Allah mengingatkan ;

Tidakkah engkau perhatikan (hai manusia) bahwa telah Aku sediakan


bagimu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi !
Dan telah Aku sempurnakan ni'mat- Ku lahir dan bathin. Akan tetapi ada
diantara manusia ini yang mengingkarinya, karena tiadanya ILMU, tiadanya
HIDAYAH dan tiadanya KITAB YANG MEMBERIKAN JALAN YANG TERANG
(QS. 31, Luqman, 20).

Sebuah pertanyaan segera minta di jawab.


Apakah kita akan mengganti nilai-nilai ajaran yang kita yakini dan kita
anut (Islam) yang telah menghiasi sifat-sifat manusia beriman dan bertaqwa, dan
telah membuktikan peran laku dalam melaksanakan pembangunan
berkesinambungan (sustained growth), sepanjang sejarah yang telah dilalui, hanya
karena perubahan zaman dengan alasan "penyesuaian" ???

Anda mungkin juga menyukai