Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 2 No.

I Januari 2002 : 19 - 24 19

KORUPSI, DEMOKRASI DAN KAPITALISME:


SEBUAH MANIFESTO BAGI GERAKAN SOSIAL ANTI KORUPSI

Donny Ardyanto

Abstract

As any article on corruption in Indonesia, this article is also in line with the idea
that corruption taken here is extremely big and having infected the society so severely.
Owing to that, the writer insists on seeing the strategic agenda of corruption
enforcement and prevention.
The writer also in favor of one element of that agenda, that ito form a
confederation of non governmental organization having specific focus on corruption
enforcement and prevention.

Pendahuluan dungi kepentingan umum) untuk


Gerakan mahasiswa 1998, kepentingan pribadi. Penyalahgunaan
sebagai sebuah titik kulminasi dari kekuasaan itu muncul karena tidak
sejarah perlawanan mahasiswa adanya atau lemahnya kontrol terhadap
terhadap rejim orde baru, melantangkan kekuasaan. Hal mana identik dengan
korupsi sebagai salah satu sumber dari ungkapan terkenal dari Lord Acton,
ketertindasan rakyat selama ini. bahwa "kekuasaan cenderung korup,
Persoalan-persoalan yang sebelumnya dan kekuasaan yang absolut dipastikan
hanya diteriakkan oleh segelintir orang korup" (power tends to corrupt, absolute
seperti pencabutan dwi fungsi ABRI, power corrupt absolutely). Untuk
penolakan terhadap 5 paket UU politik mencegah terjadinya kekuasaan yang
dan amandemen UUD 1945, kemudian otoriter dan menindas, dilakukan upaya
menjadi isu bersama dan dilemparkan kontrol terhadap kekuasaan dengan
dalam satu gagasan besar: membangun kemampuan dan kekuatan
REFORMASI! masyarakat (sistem demokrasi).
Sejak saat itu korupsi dianggap Namun dalam perkembangan-
sebagai salah satu isu penting, di nya, demokrasi hanya dipahami pada
samping isu pelanggaran HAM, sistem tingkat formal. Sebuah negara dianggap
politik dan dwi fungsi ABRI/TNI. Semua sebagai negara demokratis apabila ada
unsur masyarakat, mulai dari birokrat, pembagian kekuasaan legislatif,
tukang becak, politisi, anggota DPR, eksekutif dan yudikatif; pemilu yang
aparat penegak hukum hingga presiden dilakukan secara rutin; dan
tiba-tiba menyatakan dirinya anti korupsi diterapkannya sistem multi partai.
dan hendak menghapus segala bentuk Selama era orde baru, Indonesia
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) memang menjalankan mekanisme
dari bumi Indonesia ini. “demokrasi” tersebut. Ada lembaga
Korupsi secara umum eksekutif, ada lembaga legislatif, ada
didefinisikan sebagai penyalahgunaan lembaga yudikatif, ada pemilu setiap
kekuasaan (yang seharusnya melin- lima tahun sekali, ada pula tiga parpol
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 2 No. I Januari 2002 : 19 - 24 20

peserta pemilu. Namun apakah itu Indonesia 80 2,0 ?


demokrasi yang kita cita-citakan? (Dirangkum dari Transparency Interantional Annual
Tulisan ini pada dasarnya Report 1999 dan International IDEA Drafts Political
merupakan manifesto dari Perhimpunan Finance Handbook yang disusun oleh International
IDEA)
Rakyat Jakarta untuk Pemberantasan
Secara mendasar, setiap orang
Korupsi (berantaS) yang dideklarasikan
punya potensi untuk melakukan
pada tanggal 18 Septemebr 2001.
kejahatan. Juga, setiap orang punya
potensi untuk haus akan kekuasaan.
Sistem politik dan korupsi
Berdasarkan itu, pemberantasan
Demokrasi memang berbanding
korupsi (dan juga kejahatan-kejahatan
lurus dengan pemberantasan korupsi.
yang lain) terbukti tidak bisa berjalan
Namun ada realitas bahwa di negara-
efektif apabila dilihat sebagai persoalan
negara yang dianggap demokratis,
yang bersifat personal seperti halnya
tingkat korupsinya relatif tinggi
bila kita melihat maling ayam atau
(contohnya: India, Jamaika dan
copet.
Columbia). Bahkan sebaliknya, di
Jika kita melihatnya sebagai
negara yang dianggap tidak
persoalan personal, maka pemberan-
demokratis/otoriter seperti Chile,
tasan dan pencegahannya cukup
Malaysia dan Taiwan misalnya, tingkat
dengan memberikan hukuman yang
korupsinya relatif rendah.
setimpal kepada mereka, bahkan
Apa yang tergambarkan dari
sampai ada yang dibakar oleh massa.
tabel di bawah ini (Transparency
Namun tetap saja muncul
International, 1999) menunjukkan
maling-maling ayam yang lain dan juga
bahwa ada faktor lain yang turut
copet-copet yang lain. Artinya, ada
memberi sumbangan bagi terbukanya
persoalan yang bersifat struktural di
peluang korupsi di suatu negara.
situ, mengingat dengan mekanisme
Faktor-faktor lain di luar otoritarianisme
penghukuman yang berat sekalipun,
yang memberi peluang bagi korupsi
mereka tetap melakukan kejahatan.
itulah yang perlu kita elaborasi lebih
Sebab mereka memang tidak punya
jauh.
pilihan lain, karena bila mereka tidak
nyopet, mereka bakal mati kelaparan.
Tabel
Sistem Politik dan Indeks Argumentasi ini tidak dalam
Persepsi Korupsi kerangka memberikan justifikasi
terhadap tindak kejahatan, namun
COUNTRY CPI Corruptio ESTABLISHED
dalam konteks melihat lebih jauh akar
Rank n DEMOCRACY dari persoalan-persoalan kejahatan
1998 Perceptio (Lijphart tersebut.
n Index Definitions) Akar dari munculnya korupsi
(CPI) 1998
sebenarnya tidak jauh berbeda. Dalam
Singapore 7 7 ? konteks korupsi yang kecil-kecilan (petty
NO corruption), mereka melakukannya
Chile 20 6,8
dalam kerangka untuk
Malaysia 29-31 5,3 NO mempertahankan diri agar bertahan
Taiwan 29-31 5,3 NO
hidup karena gaji yang pas-pasan.
Sedangkan dalam korupsi yang
Jamaica 49 3,8 YES besar (grand corruption), pelakunya
berusaha untuk terus mengakumulasi
India 66-68 2,9 YES
kekayaan, karena dengan kekayaan
Colombia 79 2,2 YES (penguasaan atas sumber daya
ekonomi) tersebut mereka dapat
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 2 No. I Januari 2002 : 19 - 24 21

mempertahankan bahkan meningkatkan melahirkan ketidaksesuaian yang


kekuasaan politik mereka. mengakibatkan korupsi ekonomi-politik.
Dalam kasus petty corruption, Pembahasan yang komprehen-
akar korupsi adalah ketidakadilan (yang sif mengenai korelasi antara korupsi,
dalam bahasa eufimisme orde baru kaptalisme dan demokrasi bisa dilihat di
disebut sebagai kesenjangan sosial) buku John Girling (1997),
dalam struktur sebuah masyarakat. Ada dua karakteristik utama dari
Sementara dalam kasus grand ekonomi-politik korupsi, yaitu adanya
corruption, korupsi terjadi karena sumbangan dana dari perusahaan
adanya intensi untuk terus melakukan (corporate funding) bagi proses-proses
akumulasi kekayaan (yang berimplikasi politik dan penetrasi nilai-nilai pasar
pula pada penguatan kekuasaan). dalam kehidupan sosial dan politik.
Namun ada benang merah di Ketidaksesuaian, bahkan kotradiksi
antara keduanya, yaitu bahwa tersebut terjadi karena sistem
persoalan-persoalan ekonomi-politik demokrasi bermaksud untuk dapat
merupakan akar terjadinya korupsi. mengakomodasi dan memperjuangkan
Ketidakadilan dan kecende- kepentingan-kepentingan umum
rungan orang untuk terus melakukan (public). Sementara itu, sistem ekonomi
akumulasi kekayaan (tanpa memper- dalam kapitalisme selalu
dulikan proses akumulasi kekayaan memperjuangkan kepentingan-
tersebut), selalu terjadi dalam struktur kepentingan pribadi (private).
masyarakat yang kapitalistik. Disitu, Artinya, struktur masyarakat
logika utama dalam persoalan ekonomi kapitalis memang melahirkan nilai-nilai
adalah bagaimana memperoleh keun- fetishism. Dalam bahasa yang
tungan yang sebesar-besarnya dengan biasa/lazim di pakai adalah masyarakat
biaya produksi yang serendah- yang materialistis, yaitu masyarakat
rendahnya. selalu mengejar materi/harta benda.
Kepentingannya jelas: untuk sehingga menimbulkan ketidakadilan
mengakumulasi modal. Sehingga dan penindasan terhadap kaum yang
menjadi tidak penting apakah dalam lemah (secara ekonomi maupun politik,
melakukan akumulasi modal tersebut seperti buruh, petani, masyarakat adat,
terjadi penindasan terhadap buruh dsb), Saat bertemu dengan sistem
(dengan dibayar semurah-murahnya) demokrasi, nilai-nilai tersebut juga
ataukah terjadi pencemaran dan melahirkan kontradiksi-kontradiksi.
perusakan lingkungan (untuk Arti selanjutnya, sebagai sebuah
menghindari biaya tambahan dalam persoalan yang sudah bersifat struktural
memproses limbah industri agar aman seperti halnya persoalan-persoalan lain
bagi lingkungan). yang menimpa rakyat Indonesia,
Struktur masyarakat ini juga pemberantasan korupsi tidak bisa
melahirkan nilai-nilai penghargaan hanya berharap kepada kalangan
terhadap orang lain berdasarkan birokrat, aparat penegak hukum bahkan
kekayaannya semata. Nilai-nilai tersebut presiden sekalipun. Adapun
yang membuat orang cenderung untuk penyebabnya adalah, korupsi sangat
terus memperkaya diri dan tidak dekat dengan kekuasaan. Orang yang
memperdulikan orang lain. berkuasa punya kecenderungan sangat
Apabila dikaitkan dengan besar untuk korup.
pembahasan-pembahasan sebelumnya Dengan pemahaman seperti itu,
mengenai korupsi dan demokrasi, pemberantasan korupsi tidak bisa
bertemunya sistem demokrasi dengan bersifat top down (dari atas ke bawah),
praktek-praktek ekonomi kapitalisme, akan tetapi harus bottom up (dari bawah
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 2 No. I Januari 2002 : 19 - 24 22

ke atas). Artinya, pemberantasan yaitu pada level kebijakan dan level


korupsi sampai ke akar-akarnya, harus masyarakatnya sendiri. Di level
melibatkan peran serta langsung dari kebijakan, kita harus mengupayakan
rakyat. agar kebijakan-kebijakan yang
Dengan melihat korupsi di dikeluarkan oleh negara memperkecil
Indonesia yang sudah bersifat kesempatan orang untuk melakukan
struktural, maka secara umum kita bisa korupsi. Hukum harus diperkuat,
mengambil kesimpulan bahwa demikian juga penegakkannya harus
penyebab utama korupsi adalah: secara tegas memberikan hukuman
Pertama, tidak adanya kontrol yang setimpal kepada koruptor.
terhadap kekuasaan. Termasuk di Sistem politik juga harus
dalamnya tidak dijalankannya nilai-nilai memberikan kebebasan politik kepada
dasar demokrasi. Kedua, ketidakadilan rakyat, sehingga kekuasaan kembali ke
dan ambisi untuk mengakumulasi tangan rakyat. Pemilu harus
kekayaan, yang merupakan bagian dari dilaksanakan dengan demokratis, jujur
struktur kapitalisme. dan adil. Penguasaan dan pemanfaatan
sumber daya alam harus digunakan
Agenda besar pemberantasan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat,
korupsi dan distribusinyapun harus merata.
Oleh karena itu, agenda besar dari Untuk bisa mencapai tujuan-tujuan
upaya pemberantasan korupsi adalah: di level kebijakan di atas, biasanya kita
Pertama, mengembalikan kembali mengharapkan adanya political will dari
kekuasaan ke tangan rakyat, sehingga pemerintah. Masalahnya, realitas
mekanisme kontrol yang bersifat bottom menunjukkan bahwa itu bukanlah hal
up dapat terbangun. Kedua, menghapus yang mudah. Sebuah produk kebijakan
ketidakadilan dengan memperkuat merupakan hasil dari proses politik,
basis-basis ekonomi rakyat, sehingga artinya ada bargaining (tawar menawar)
rakyat kembali berdaya baik secara politik di situ. Apabila rakyat hendak
ekonomi maupun politik. memperjuangkan kepentingannya,
Untuk bisa memenuhi agenda besar maka rakyat harus memperkuat pula
tersebut, ada beberapa hal yang harus posisi tawarnya terhadap pemerintah.
dirubah. Perubahan-perubahan yang Secara obyektif, kita adalah bagian
harus dilakukan antara lain adalah: dari kelompok marjinal dan tidak
menjadi bagian dari kekuasaan.
1. Perubahan politik, yaitu seperti
sehingga kemampuan kita untuk
disebutkan di atas dengan
mendorong supaya ada political will dari
mengembalikan kekuasaan kembali
pemerintah untuk melaksanakan
di tangan rakyat.
agenda-agenda tersebut di atas juga
2. Perubahan ekonomi, juga sudah sangat minim. Oleh karena itu, sebagai
disebutkan di atas, yaitu memperkuat bagian dari elemen rakyat, agenda
basis-basis ekonomi rakyat. utama kita tetap pada bagaimana
memberdayakan atau memperkuat
3. Perubahan sosial-budaya, yaitu rakyat.
menghapus nilai-nilai feodalisme dan Untuk memberdayakan rakyat, kita
paternalistik yang masih berkembang harus ingat peribahasa yang sering kita
dan membangun budaya yang lebih dengar dari dulu, "Bersatu Kita Teguh,
egaliter dan demokratis. Bercerai Kita Runtuh". Untuk
memberdayakan rakyat, harus ada
Sedangkan untuk bisa melakukan
persatuan. Untuk menciptakan
perubahan tersebut, ada dua level
persatuan, harus ada sebuah organisasi
perjuangan yang perlu diupayakan,
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 2 No. I Januari 2002 : 19 - 24 23

yang mempersatukan. Dan organisasi Pertama, adanya sebuah organisasi


tersebut dapat berjalan dengan baik, anti korupsi yang berpegang pada garis
tentunya harus ada tujuan yang jelas. gerakan sosial anti korupsi harus
Dan semua itu mensyaratkan adanya membangun basis gerakan dengan
kesadaran untuk berorganisasi dan konstituen yang jelas.
kemampuan menjalankan program- Kedua, sebuah organisasi anti
program organisasi, artinya rakyat juga korupsi harus menyusun dan
harus terdidik. Singkatnya, dasar-dasar melakukan kampanye dan
bagi penguatan rakyat adalah rakyat pengorganisasian secara massif dan
yang terdidik dan terorganisir. meluas, serta mengangkat kasus-kasus
Rakyat yang demikian dalam korupsi yang secara langsung
sebuah gerakan rakyat anti korupsi merugikan masyarakat sehingga
serta strategi pemberantasan korupsi masyarakat juga bisa secara langsung
yang bersifat bottom up akan terlibat dalam pemberantasan korupsi.
melahirkan mekanisme yang Ketiga, sebuah organisasi anti
demokratis. korupsi harus memiliki mekanisme
Mekanisme kontrol dilakukan oleh kontrol yang demokratis, baik di tingkat
rakyat secara langsung melalui internal maupun eksternal, yang akan
organisasi-organisasi anti korupsi di dilakukan oleh komunitas-komunitas
mana mereka terlibat secara aktif di anti korupsi di tingkat basis, serta
dalamnya. Dengan begitu, demokrasi anggota-anggota dari organisasi anti
sejati akan lahir dari rakyat sendiri. korupsi tersebut.
Keempat, organisasi-organisasi anti
Konfederasi organisasi anti korupsi korupsi yang ada di seluruh Indonesia di
Indonesia adalah sebuah negara masa depan hendaknya mulai
dengan wilayah yang sangat luas. memperkuat jaringan kerja samanya
Jaringan kekuasaan yang korup juga melalui pembentukan semacam
telah merasuki seluruh wilayah konfederasi organisasi anti korupsi
Indonesia, dari tingkat RT, RW, Indonesia, dengan struktur dan
Kelurahan hingga pemerintah pusat. pembagian kerja yang adil dan
Artinya, problem korupsi yang harus kita demokratis.
basmi sudah meluas ke seluruh wilayah
Indonesia. Sehingga setelah organisasi- Daftar Pustaka
organisasi rakyat anti korupsi terbentuk,
harus dipersiapkan juga agenda untuk Girling, J.
mempersatukan organisasi-organisasi 1997 Corruption, Capitalism and Demo-
rakyat anti korupsi tersebut dalam cracy, Routledge, London and New
sebuah konfederasi organisasi anti York
korupsi.
Konfederasi tersebut merupakan 1999 Transparency International Annual
Report
representasi dari organisasi-organisasi
rakyat anti korupsi di seluruh Indonesia,
International IDEA, Political Finance
yang bertugas untuk mengkoordinir Handbook, drafts
kerja-kerja penguatan rakyat untuk
pemberantasan korupsi dan menyusun
agenda-agenda strategis bagi gerakan
rakyat untuk pemberantasan korupsi.
Berdasarkan pemikiran di atas,
maka perlu dikembangkan sebagai Jurusan Kriminolo
berikut::
Program Ekstensi
Fakultas Ilmu So
Universitas Indon

Anda mungkin juga menyukai