Oleh :
RAUZATUL ULFA
17330721
Pembimbing : Dra. Refdanita, MSi, Apt.
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan rahmat ALLAH SWT yang telah mengilhamkan kepada kita jalan
kearifan dari kebesaran-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Interaksi Obat Dalam Dalam Proses Absorpsi”. Shalawat beriring salam penulis haturkan
kepada Nabi Muhammad saw yang telah mengubah pemikiran ummatnya menjadi manusia yang
berpendidikan.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan. Namun berkat
dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikannya.
Oleh karena itu sudah sepatutnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Refdanita, MSi, Apt. selaku dosen mata kuliah Interaksi Obat.
2. Ibunda tercinta Sitti Maryam yang telah banyak memberikan moril maupun materil dan
yang telah mendoakan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
3. Seluruh teman-teman yang telah memberikan dorongan dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak terdapat kekurangan, baik materi maupun dalam penulisannya. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata dengan segala keterbatasan dan kerendahan hati serta i’tikad baik dalam
mengemban tanggung jawab, penulis berharap semoga makalah ini dapat digunakan
sebagaimana mestinya dan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi
dan makanan dan semoga diridhai oleh ALLAH SWT.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................... 3
1.4 Manfaat Makalah ................................................................................. 3
b. Faktor Polifarmasi
Polifarmasi berarti pemakaian banyak obat sekaligus pada seorang pasien, lebih dari yang
dibutuhkan secara logis-rasional dihubungkan dengan diagnosis yang diperkirakan.
c. Faktor Penyakit
Kadang-kadang obat-obatan yang bermanfaat untuk satu penyakit bisa berbahaya untuk
penyakit lain misalnya beta-bloker yang digunakan untuk penyakit jantung atau hipertensi dapat
memperburuk pasien asma dan mempersulit penderita diabetes untuk mengetahui ketika gula
darah mereka terlalu rendah
d. Faktor Generik
Perbedaan faktor genetik (turunan) di antara individu mempengaruhi apa yang dilakukan
tubuh terhadap suatu obat dan apa yang dilakukan obat terhadap tubuh. Karena faktor genetik
sebagian orang memproses (metabolisme) obat secara lambat akibatnya suatu obat bisa
berakumulasi di dalam tubuh sehingga menyebabkan toksisitas, begitu juga sebaliknya
(Syamsudin, 2011).
2. Obat Presipitan
Obat Presipitan adalah obat yang dapat mengubah aksi/efek obat lain. Ciri-ciri obat
presipitan tersebut adalah kalau kita melihat dari segi interaksi farmakokinetika, yakni terutama
pada proses distribusi (ikatan protein), metabolisme dan ekskresi renal. Masih banyak obat-obat
lain diluar ketiga ciri ini tadi yang dapt bertindak sebagai obat presipitan dengan mekanisme
yang berbeda-beda.
Penambahan bahan yang tidak mengubah nilai terapis (seperti penambahan suatu bahan
untuk mengubah daya larut suatu agen)
Penghilangkan agen yang tidak memiliki nilai terapi atau yang dapat diberikan secara
terpisah
Perubahan bahan (misalnya penggantian bahan yang tidak dapat larut dengan bahan yang
dapat larut)
Mengubah zat pelarut
Penggunaan teknik-teknik khusus dalam pencampuran (Syamsudin, 2011).
Pembentukan Gas
Penambahan larutan obat yang bersifat asam ke suatu larutan yang mengandung karbonat
atau bikarbonat bisa menimbulkan produksi gas karbondioksida. Namun pembentukan gas
merupakan bagian normal dari penyusunan kembali beberapa jenis obat terutama setazidim
(Syamsudin, 2011).
b) Interaksi langsung
Interaksi secara fisik atau kimiawi antar obat dalam lumen saluran cerna sebelum
absorbsi dapat menggangu proses absorbsi. Sehingga pengurangan jumlah total obat yang
diabsorbsi dapat berakibat pada pengobatan yang efektif.
c) Perubahan waktu pengosongan lambung dan waktu transit dalam usus (Motilitas Saluran
Cerna)
Kecepatan pengosongan lambung biasanya hanya mempengaruhi kecepatan jumlah obat
yang diabsorbsi. Ini berarti kecepatan pengosongan lambung hanya mengubah tinggi kadar
puncak dan waktu untuk mencapai kadar tersebut tanpa mengubah bioavailabilitas obat.
2) Interaksi fisiologik
Interaksi pada sistem fisiologik sama dapat meningkatkan atau menurunkan respon.
3.1 Pembahasan
Interaksi obat yang terjadi dalam proses absorpsi menyebabkan terjadinya interaksi
langsung secara fisik atau kimiawi, yang hasilnya mungkin terlihat sehingga pembentukan
endapan, perubahan warna, atau mungkin juga tidak terlihat. Interaksi ini biasanya berakibat
inaktivasi obat. Contoh interaksi obat dalam proses absorpsi dapat dilihat pada tabel 4.1.
10) Sulbacef (Sefoperazon Natrium 500 mg dan Sulbaktam Natrium 500 mg) dengan
Aminoglikosida, larutan Ringer Laktat atau 2% larutan Lidokain HCl.
Sulbacef dengan aminoglikosida, larutan Ringer Laktat atau 2% larutan Lidokain HCl
terjadi inkompatibilitas diantara keduanya sehingga obat-obat ini dapat diberikan melalui infus
intravena berkala secara berurutan dan terpisah dimana saluran infus harus dibilas dengan pelarut
terlebih dahulu pada saat pergantian obat. Karena jika diberikan bersamaan akan terjadi
inkompatibilitas fisik diantara keduanya sehingga Sulbacef berkurang efektifitasnya.
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1) Prinsip interaksi farmasetik yaitu interaksi langsung secara fisik atau kimiawi, yang
hasilnya mungkin terlihat sebagai pembentukan presipitan/endapan, kekeruhan,
perubahan warna, pengeluaran gas dan lain-lain, atau mungkin juga tidak terlihat.
2) Inkompatibilitas dapat terjadi dengan dua cara, interaksi secara fisik dan interaksi secara
kimia : a) inkompatibilitas fisik, b) inkompatilibilitas kimia
3) Mekanisme obat tidak tercampurkan, obat-obatan yang mengendap saat dilusi,
presipitasi obat akibat perubahan ph setelah pencampuran, denaturasi molekul-molekul
biologi, pembentukan gas
4) Meskipun hampir mustahil untuk menghilangkan seluruh agen-obat tidak tercampurkan
beberapa kombinasi dapat merespon terhadap langkah-langkah perbaikan berikut:
a) Penambahan bahan yang tidak mengubah nilai terapis (seperti penambahan suatu bahan
untuk mengubah daya larut suatu agen)
b) Penghilangkan agen yang tidak memiliki nilai terapi atau yang dapat diberikan secara
terpisah
c) Perubahan bahan (misalnya penggantian bahan yang tidak dapat larut dengan bahan yang
dapat larut)
d) Mengubah zat pelarut
e) Penggunaan teknik-teknik khusus dalam pencampuran
4.2 Saran
Karena kebanyakan interaksi obat memiliki efek yang tak dikehendaki, sebaiknya dalam
penggunaan obat yang akan dikombinasikan, dokter harus lebih memahami reaksi kimia atau
inkompatibilitas dari pada obat yang akan diberikan, terutama untuk obat injeksi dan infus.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimunthe Aminah. 2009. Interaksi Pada Obat Antimikroba. Jurnal. Universitas Sumatera
Utara.
Efmaralda Verona S. 2016. Pengaruh Drug Related Problems Terhadap Outcomes Klinik Pasien
Diabetes Melitus di Instalasi Rawat Inap RS X di Tangerang Selatan Periode Juli 2014-
2015. Skripsi.Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Gitawati Retno. 2008. Interaksi Obat Dan Beberapa Implikasinya. Artikel. Media Litbang
Kesehatan Volume XVIII Nomor 4 Tahun 2008.
.
Linnisaa, Hasanah Uswatun dan Wati Endra Susi. 2014. Rasionalitas Peresepan Obat Batuk
Ekspektoran Dan Antitusif Di Apotek Jati Medika Periode Oktober-Desember 2012.
Indonsian Journal on Medical Science – Volume 1 No 1.
Lucida Henny dkk. 2014. Kajian Kompatibilitas Sediaan Rekonstitusi Parenteral Dan
Pencampuran Sediaan Intravena Pada Tiga Rumah Sakit Pemerintah Di Sumatera Barat.
Jurnal. Universitas Andalas Padang.
Susilo Fajar A.T. 2010. Kajian Interaksi Obat Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Di Instalasi
Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi Surakarta Periode Tahun 2008. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Syamsudin. 2011. Interaksi Obat : Konsep Dasar dan Klinis. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-
Press).