Bab 2
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
1
menggunakan 70% sampai 80% oksigen yang dihantarkan melalui arteri koroner ;
sebagai perbandingan, organ lain hanya menggunakan rata-rata seperempat oksigen
yang dihantarkan. Arteri koronaria muncul dari aorta dekat hulunya diventrikel kiri.
Dinding sisi kiri jantung disuplai dengan bagian yang lebih banyak melalui arteri
koronaria utama kiri, yang kemudian terpecah menjadi dua cabang besar ke bawah
(arteri desendens anterior sinistra) dan melintang (arteri sirkumfleksa) sisi kiri
jantung. Jantung kanan dipasok seperti itu pula dari arteri koronaria dextra. Tidak
seperti arteri lain arteri koronaria diperfusi selama diastolik. (Smeltzer, 2010 : 721)
2
Diagnosis angina tak stabil bila pasien mempunyai keluhan iskemi
sedangkan tak ada kenaikan troponin maupun CK-MB, dengan ataupun
tanpa perubahan ECG untuk iskemi, seperti adanya depresi segmen ST
ataupun elevasi sebentar atau adannya gelombang T yang negatif.
b) Infark miokard akut (IMA), yaitu
Nyeri angina yang umunya lebih berat dan lebih lama (30 menit atau
lebih). IMA bisa berupa Non ST elevasi infark miokard (NSTEMI) dan
ST elevasi miokard infark (STEMI).
1.4 Etiologi
Penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh beberapa hal :
a. Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) arteri koronaria, tetapi
penyempitan bertahap akan memungkinkan berkembangnya kolateral yang
cukup sebagai pengganti.
b. Aterosklerosis, menyebabkan sekitar 98% kasus PJK.
c. Penyempitan arteri koronaria pada sifilis, aortitis takayasu, berbagai jenis
arteritis yang mengenai arteri coronaria, dll.
Faktor resiko ada yang dapat dimodifikasi ada yang tidak dapat dimodifikasi
a. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi :
1) Merokok
Merokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena efek langsung pada
dinding arteri, karbon monoksida menyebabkan hipoksia arteri, nikotin
menyebabkan mobilisasi katekolamin yang menimbulkan reaksitrombosit,
glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksi hipersensitifitas dinding
arteri.
2) Hiperlipoproteinemia
DM, obesitas dan hiperlipoproteinemia behubungan dengan pengendapan
lemak.
3) Hiperkolesterolemia
Kolesterol, lemak dan substansi lainnya dapat menyebabkan penebalan dinding
pembuluh darah arteri, sehingga lumen dari pembuluh darah tersebut
menyempit dan proses ini disebut aterosklerosis.
3
4) Hipertensi
Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung,
sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri
(faktormiokard). Serta tekanan darah yang tinggi menimbulkan trauma
langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga
memudahkan terjadinya aterosklerosis koroner (factor koroner).
5) Diabetes mellitus
Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi
penyakit pembuluh darah.
6) Obesitas dan sindrom metabolic
Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki laki dan > 21
% pada perempuan. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan
LDL kolesterol. Resiko PJK akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20%
dari BB ideal.
a) Inaktifitas fisik
b) Perubahan keadaan sosial dan stress
Penelitian Supargo dkk (1981-1985) di FKUI menunjukkan orang yang
stress satu setengah kali lebih besar mendapatkan resiko PJK. Stress
disamping dapat menaikkan tekanan darah juga dapat meningkatkan kadar
kolesterol darah.
7) Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
Hipotiroid / hiposekresi terjadi bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret
pada waktu bayi, sehingga menyebabkan kretinisme atau terhambatnya
pertumbuhan tubuh.Pada orang dewasa mengakibatkan mixodema, proses
metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk bertambah berat dan
gerakan lamban.
b. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi :
1) Usia
Resiko PJK meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang serius
jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan
timbulnya penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya lama
paparan terhadap faktor-faktor pemicu.
4
2) Jenis kelamin laki-laki
Wanita agaknya relative kebal terhadap penyakit ini sampai menopause,
kemudian menjadi sama rentannya seperti pria; diduga karena adanya efek
perlindungan esterogen.
3) Riwayat keluarga : Riwayat keluarga yang positif terhadap PJK (saudara
atau orang tua yang menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun)
meningkatkan timbulnya aterosklerosis prematur. Pentingnya pengaruh
genetic dan lingkungan masih belum diketahui. Tetapi, riwayat keluarga
dapat juga mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti
misalnya gaya hidup yang menimbulkan stress atau obesitas.
1.5 Patofisiologi
Penyakit Jantung Koroner sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau
lebih faktor resiko seperti: obesitas, merokok, hipertensi, dll. Faktor-faktor ini
menyebabkan interaksi fibrin dan patelet sehingga menimbulkan cidera endotel
pembuluh darah koroner. Interaksi tersebut menyebabkan invasi dan akumulasi
lipid yang akan membentuk plak fibrosa. Timbunan plak menimbulkan lesi
komplikata yang dapat menimbulkan tekanan pada pembuluh darah dan apabila
rupture dapat terjadi thrombus. Thrombus yang menyumbat pembuluh darah
menyebabkan aliran darah berkurang, sehingga suplai O2 yang diangkut darah
kejaringan miokardium berkurang yang berakibatpenumpukan asam laktat. Asam
laktat yang meningkat menyebabkan nyeri dan perubahan PH endokardium yang
menyebabkan perubahanelektro fisiologi endokardium, yang pada akhirnya
menyebabkan perubahan sistem konduksi jantung sehingga jantung mengalami
disritmia.Iskemik yang berlangsung lebih dari 30 menit menyebabkan kerusakan
otot jantung yang ireversibel dan kematian otot jantung (infark). Miokardium yang
mengalami kerusakan otot jantung atau nekrosis tidak lagi dapat memenuhi fungsi
kontraksi dan menyebabkan keluarnya enzim dari intrasel ke pembuluh darah yang
dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium. Otot jantung yang infark
mengalami perubahan selama penyembuhan. Mula-mula otot jantung yang
mengalami infark tampak memar dan siarotik karena darah di daerah sel tersebut
berhenti.
5
Dalam jangka waktu 2-4 jam timbul oedem sel-sel dan terjadi respon
peradangan yang disertai infiltrasi leukosit. Infark miokardium akan menyebabkan
fungsi ventrikel terganggu karena otot kehilangan daya kontraksi. sedang otot yang
iskemik disekitarnya juga mengalami gangguan dalam daya kontraksi secara
fungsional infark miokardium akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada
daya kontraksi, gerakan dinding abnormal, penurunan stroke volume, pengurangan
ejeksi peningkatan volume akhir sistolik dan penurunan volume akhir diastolik
vertrikel. Keadaan tersebut diatas menyebabkan kegagalan jantung dalam
memompa darah (jatuh dalam dekompensasi kordis) dan efek jantung ke belakang
adalah terjadinya akumulasi cairan yang menyebabkan terjadinya oedem paru-paru
dengan manifestasi sesak nafas. Sedangkan efek ke depan terjadinya penurunan
COP sehingga suplay darah dan oksigen sistemik tidak adekuat sehingga
menyebabkan kelelahan. Bila terjadi peningkatan kebutuhan jaringan aliran yang
tadinya mencukupi menjadi berkurang.
Hal ini akan menyebabkan hipoksia jaringan yang akan menghasilkan
peningkatan hasil metabolisme misalnya asam laktat. Akan menimbulakan
manifestasi klinis nyeri dada, rasa berat, rasa tertekan, panas, rasa tercekik, tak enak
dada, capek kadang – kadang seperti masuk angin. Manifestasi angina yang timbul
setelah aktivitas fisik disebut effort angina.
6
1.6 Manifestasi klinis
1. Nyeri dada yang khas (seperti ditekan benda berat dan menjalar keleher, lengan
kanan dan punggung) dapat disebabkan oleh angina pectoris stabil (APS),
angina pectoris tak stabil atau IMA
2. Sesak nafas
3. Perasaan melayang dan pingsan
4. Ditemukan bising jantung dan pembesaran jantung.
7
2. Enzim jantung dan iso enzim : CPK-MB (isoenzim yang ditemukan pada
otot jantung), meningkat dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48
jam . LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 24-48 jam, dan
memakan waktu lama untuk kembali normal.
3. Elektrolit : Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat
mempengaruhi kontraktilitas, contoh, hipokalemia/ hiperkalemia.
4. Sel darah putih : Leukosit (10.000-20.000). biasanya tampak pada hari
kedua setelah IM sehubungan dengan proses inflamasi.
5. Kecepatan sedimentasi : meningkat pada hari kedua – ketiga setelah IM
menunjukan inflamasi.
6. Kimia : mungkin normal tergantung abnormalitas fungsi/perfusi organ
akut/kronis.
7. GDA/Oksimetri nadi : dapat menunjukan hipoksia atau proses penyakit paru
akut/kronis.
8. Kolesterol/trregliserida serum : meningkat, menunjukan arteriosklesis
sebagai penyebab IM.
9. Foto dada : mungkin normal atau menunjukan pembesaran jantung diduga
GJK atau aneurisme ventrikuler
10. Ekokardiogram : mungkin dilakukan untuk menetukan dimensi serambi,
gerakan katup/ dinding ventrikuler, dan konfigurasi/fungsi katup.
11. Angiografi koroner : Menggambarkan penyempitan/penyumbatan arteri
koroner dan biasanya dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan
serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak
selalu dilakukan pada fase akut IM kecuali mendekati bedah jantung
angioplasti.
12. Digital Substraction Angiography (DSA) : tekhnik yang digunakan untuk
menggambarkan status penanaman arteri dan untuk mendeteksi penyakit
arteri perifer.
13. Nuclear Magnetic Resonance (NMR) : memungkinkan visualisasi aliran
darah, serambi jantung/katup ventrikel, katup, lesi veskuler, pembentukan
plak, are nekrosis/infark, dan bekuan darah.
8
14. Tes stress olahraga : menetukan respon kardiovaskuler terhadap aktivitas
(sering dilakukan sehubungan dengan pencitraan talium pada fase
penyembuhan).
.
1.9 Komplikasi
Adapun komplikasi PJK adalah :
1. Disfungsi ventrikuler
2. Aritmia pasca STEMI
3. Gangguan hemodinamik
4. Ekstrasistol ventrikel
5. Takikardi dan fibrilasi atrium dan ventrikel
6. Syok kardiogenik
7. Gagal jantung kongestif
8. Perikarditis
9. Kematian mendadak (karikaturijo, 2010).
9
1.10 Asuhan Keperawatan
1.10.1 Pengkajian
1. Anamnesa riwayat kesehatan klien dan keluarga dahulu apakah
mempunyai riwayat penyakit jantung
2. Nutrisi dan metabolic
3. Gejala: mual. Kehilangan nafsu makan, nyeri ulu hati Tanda: penurunan
turgor kulit, kulit atau berkeringat, muntah, perubahan berat badan.
4. Nyeri dan ketidaknyamanan
Gejala:
a) Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tak berhubungan
dengan aktivitas), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin.
b) Lokasi: tipikal pada dada anterior, substernal, prekordia dapat
menyebar ke tangan, rahang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti
epigastrum, siku, rahang, abdomen, punggung, leher.
c) Kualitas: chrushing, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti
dapat dilihat.
d) Intensitas: biasanya 10 pada skala 1-10, mungkin pengalaman nyeri
paling buruk yang pernah di alami. Tanda: wajah meringis,
perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang, menggeliat,
menarik diri, kehilangan kontak mata, respon otomatis perubahan
frekuensi atau irama jantung, tekanan darah, pernafasan, warna kulit
atau kelembaban, kesadaran.
5. Integritas ego
Gejala: menyangkal gejala penting atau adanya kondisi, takut mati,
perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan yang
tak perlu, kuatir tentang keluarga, kerja dan keuangan. Tanda:
menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah,
perilaku menyerang, focus pada diri sendiri atau nyeri.
6. Pernafasan
Gejala: dispnea dengan atau tanpa kerja, dispnea nocturnal, batuk
dengan atau tanpa produksi sputum, riwayat merokok, penyakit
pernafasan kronis. Tanda: peningkatan frekuensi pernafasan, nafas
10
sesak atau kuat, pucat atau sianosis, bunyi nafas bersih atau krekels atau
mengi, sputum bersih merah muda kental.
7. Aktivitas dan latihan
Gejala atau tanda: kesulitan melakukan tugas perawatan diri.
8. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau
istirahat)
9. Sirkulasi dan TTV
a) Tekanan darah: dapat normal atau tidak, perubahan postural dicatat
dari tidur sampai duduk atau berdiri.
b) Nadi: dapat normal, penuh atau tidak kuat atau lemah atau kuat
kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur (
disritmia).
c) Bunyi jantung: bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin
menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilitas atau
complain ventrikel.
d) Murmur: Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot
jantung.
e) Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
f) Edema: distensi vena juguler, esema dependent, perifer, edema
umum, krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel.
g) Warna: Pucat atau sianosis, kuku datar, pada membran mukosa dan
bibir.
11
5. Cemas b/d penyakit kritis, takut kematian atau kecacatan, perubahan peran
dalam lingkungan social atau ketidakmampuan yang permanen.
6. Intoleransi aktivitas b/d curah jantung yang rendah, ketidakmampuan
memenuhi metabolisme otot rangka, kongesti pulmonal yang menimbulkan
hipoksinia, dyspneu dan status nutrisi yang buruk selama sakit.
7. Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan
yang dilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi yang mungkin
muncul dan perubahan gaya hidup.
12
Monitor jumlah dan irama jantung
Monitor bunyi jantung
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan
abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
13
Definisi : Kelebihan atau Mendemonstrasikan Identifikasi pasien perlunya
kekurangan dalam peningkatan ventilasi dan pemasangan alat jalan nafas
oksigenasi dan atau oksigenasi yang adekuat buatan
pengeluaran Memelihara kebersihan Pasang mayo bila perlu
karbondioksida di dalam paru paru dan bebas dari Lakukan fisioterapi dada jika
membran kapiler alveoli tanda tanda distress perlu
pernafasan Keluarkan sekret dengan batuk
Mendemonstrasikan batuk atau suction
efektif dan suara nafas Auskultasi suara nafas, catat
yang bersih, tidak ada adanya suara tambahan
sianosis dan dyspneu Lakukan suction pada mayo
(mampu mengeluarkan Berika bronkodilator bial perlu
sputum, mampu bernafas Barikan pelembab udara
dengan mudah, tidak ada Atur intake untuk cairan
pursed lips) mengoptimalkan keseimbangan.
Tanda tanda vital dalam Monitor respirasi dan status O2
rentang normal
Respiratory Monitoring
AcidBase Managemen
Monitro IV line
Pertahankanjalan nafas paten
Monitor AGD, tingkat elektrolit
Monitor status
hemodinamik(CVP, MAP,
PAP)
14
Monitor adanya tanda tanda gagal
nafas
Monitor pola respirasi
Lakukan terapi oksigen
Monitor status neurologi
Tingkatkan oral hygiene
Fluid Monitoring
Tentukan riwayat jumlah dan tipe
intake cairan dan eliminaSi
Tentukan kemungkinan faktor
resiko dari ketidak seimbangan
cairan (Hipertermia, terapi
diuretik, kelainan renal, gagal
jantung, diaporesis, disfungsi
hati, dll )
Monitor berat badan
Monitor serum dan elektrolit urine
Monitor serum dan osmilalitas
urine
Monitor BP, HR, dan RR
Monitor tekanan darah orthostatik
dan perubahan irama jantung
Monitor parameter hemodinamik
infasif
15
Catat secara akutar intake dan
output
Monitor adanya distensi leher,
rinchi, eodem perifer dan
penambahan BB
Monitor tanda dan gejala dari
odema
16
menyelesaikan aktifitas Monitor pola tidur dan lamanya
yang diminta atau tidur/istirahat pasien
aktifitas sehari hari.
Activity Therapy
Kolaborasikan dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik
dalammerencanakan progran
terapi yang tepat.
Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yangsesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
social
Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
roda, krek
Bantu untu mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri
dan penguatan
Monitor respon fisik, emoi, social
dan spiritual
17
mengikuti instruksi, Sediakan informasi pada pasien
perilaku tidak sesuai. tentang kondisi, dengan cara
yang tepat
Faktor yang Sediakan bagi keluarga atau SO
berhubungan : informasi tentang kemajuan
keterbatasan kognitif, pasien dengan cara yang tepat
interpretasi terhadap Diskusikan perubahan gaya hidup
informasi yang salah, yang mungkin diperlukan untuk
kurangnya keinginan mencegah komplikasi di masa
untuk mencari yang akan datang dan atau
informasi, tidak proses pengontrolan penyakit
mengetahui sumber- Diskusikan pilihan terapi atau
sumber informasi. penanganan
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan cara
yang tepat
Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
18
DAFTAR PUSTAKA
19